BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Anggaran Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi menurut M. Munandar (2001 : 1) mengemukakan pengertian anggaran sebagai berikut : ”Bussines budget/budget adalah suatu rencana menyeluruh secara sistematis, yang akan meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”. Sedangkan menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003/2004 : 6) menyatakan bahwa definisi anggaran adalah sebagai berikut : ”Bussines budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pada pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan”. Dari pendapat para ahli ekonomi diatas jelaslah bahwa anggaran memang bisa dipisahkan dari fungsi manajemen. Karena anggaran merupakan alat Bantu bagi manajemen dalam melakukan fungsinya, juga merupakan pedoman didalam usaha pencapaian tujuan dimasa yang akan datang. Sebagai rencana dengan sasaran tertentu, anggaran membandingkan hasil yang dicapai dengan rencana yang merupakan dasar pengendalian, pengkoordinasian kegiatan-kegiatan dari seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya suatu rencana maka seluruh kegiatan yang ada saling menunjang dan secara bersama menuju sasaran yang telah ditetapkan. Dapat pula disimpulkan bahwa anggaran adalah suatu rencana yang terinci dan sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam satuan moneter dan rencana tersebut merupakan rencan masa depan untuk jangka waktu tertentu dan disusun secara formal, artinya
7
bahwa anggaran tersebut disususn dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis. Anggaran juga harus bersifat sistematis, maksudnya anggaran harus disusun secara berurutan. 2.1.1
Kegunaan Anggaran Mengenai besarnya peranan anggaran dalam suatu bidang usaha berikut
ini diuraikan tentang kegunaannya antara lain menurut M. Munandar (2001: 10), kegunaan anggaran mempunyai 3 tujuan pokok yaitu : 1. Sebagai Pedoman Kerja Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatankegiatan yang akan datang. 2. Sebagai Alat Pengkoordinasian Kerja Anggaran berfungsi sebagai pengkoordinasian kerja agar semua bagianbagian yang terdapat didalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerjasama dengan baik untuk menuju sasaran yang telah ditetapkan. 3. Sebagai Alat Pengawasan Kerja Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-rencana (anggaran) selanjutnya secara lebih matang dan akurat. Dapat pula disimpulkan bahwa kegunaan anggaran adalah sebagai pedoman dan pengkoordinasian kerja yang berfungsi sebagai tolak ukur, dan sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan, sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna
8
untuk menyusun rencana-rencana (anggaran) selanjutnya secara lebih matang dan akurat. 2.1.2
Jenis-Jenis Anggaran Anggaran dalam suatu perusahaan menurut M Nafarin (2000 : 17) dapat
dikelompokan dari beberapa sudut pandangan berikut ini : 1. Menurut dasar panyusunan, anggaran terdiri dari : a. Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kaisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas yang berbeda. Anggaran Variabel disebut juga dengan anggaran fleksibel. b. Anggaran Tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga anggaran statis. 2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari : a. Anggaran Periodik, adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. b. Anggaran Kontinu, adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan. Sehingga anggaran yang dibuat dalam satu tahun mengalami perubahan. 3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran Jangka Pendek (Anggaran Taktis), adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu yang paling lama satu tahun.
9
b. Anggaran Jangka Panjang (Anggaran Strategis), adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek. 4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari Anggaran Operasional dan Anggaran Keuangan. Kedua anggaran ini disebut Anggaran Induk (Master Budget). Anggaran induk yang mengkoordinasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi Anggaran Triwulan dan Anggaran Bulanan. a. Anggaran Operasional adalah anggaran untuk menyusun laporan Laba Rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari : 1. Anggaran Penjualan 2. Anggaran Biaya Pabrik, dibagi menjadi tiga yaitu : a. Anggaran Biaya Bahan Baku b. Anggaran BIaya Tenaga Kerja Langsung c. Anggaran Biaya Overhead 3. Anggaran Beban Usaha 4. Anggaran Laporan Rugi – Laba b. Anggaran Keuangan adalah anggaran untuk menyusun neraca. Anggaran keuangan terdiri dari : 1. Anggaran Kas 2. Anggaran Piutang 3. Anggaran Persediaan 4. Anggaran Utang 5. Anggaran Neraca
10
2.1.3
Metode dan Prosedur Penyusunan Anggaran Menurut Sofyian Syafri Harahap (2001 : 182) dalam buku “Budgeting
Peranggaran Perencanaan Lengkap” bahwa Penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara : 1. Top Down Anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan perusahaan. Dengan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Bawahan tidak diminta keikutsertaan dalam penyusunan anggaran. 2. Bottom Up Anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai atasan, bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya dimasa yang akan datang 3. Top Down dan Bottom Up Penyusunan anggaran dengan memulainya dari atas dan kemudian selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan untuk karyawan bawahan. Dalam penyusunan anggaran yang berwenang dan bertanggung jawab adalah pimpinan perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaan yang paling berwenang dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan. Dengan demikian tugas menyiapkan dan menyusun anggaran kas tidak harus
ditangani
sendiri
oleh
pimpinan
perusahaan,
melainkan
dapat
didelegasikan pada bagian lain dalam perusahaan, menurut M. Munandar (2001 : 17) dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian yaitu :
11
1. Bagian Administrasi Kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan anggaran kas dapat diserahkan pada bagian administrasi perusahaan. Penujukan bagian administrasi ini (dan bukan bagian pemasaran, bagian produksi, atau bagian yang lain dalam perusahaan) dilakukan dengan pertimbangan bahwa dari bagian administrasi inilah terkumpul semua data-data dan informasi yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, baik kegiatan dibidang pemasaran, bidang produksi, bidang pembelanjaan, maupun bidang personalia. 2. Panitia Anggaran Kegiatan perusahaan cukup kompleks, beraneka ragam, dengan ruang lingkup yang cukup luas sehingga bagian administrasi tidak mungkin menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi bagian lain yang ada di perusahaan.
Panitia
anggaran
ini
biasanya
diketuai
oleh
pimpinan
perusahaan dengan anggota-anggotanya yang mewakili bagian pemasaran, bagian produksi, bagian pembelanjaan, serta bagian personalia, dengan demikian maka dalam pelaksanaan anggaran seluruh bagian yang ada dapat diwakili oleh panitia anggaran.
Anggaran Kas Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan baik untuk operasional perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang dan dituangkan dalam bentuk anggaran kas guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
12
Besar kecilnya persediaan kas yang harus dimiliki perusahaan tidak terdapat patokan yang tepat tetapi tergantung pada jenis bentuk atau luas kegiatan perusahaan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut maka setiap perusahaan perlu membuat apa yang dinamakan anggaran kas. Dengan menyusun anggaran kas akan dapat diketahui kapan perusahaan dalam keadaan surplus kas atau deficit kas. Dengan mengetahui adanya defisit kas
maka dapatlah direncanakan
sebelumnya penentuan sumber dana yang akan digunakan untuk menutup defisit kas tersebut. Sebaliknya dengan mengetahui adanya surplus kas yang besar, maka dapat direncanakan bagaimana menggunakan kelebihan dan tersebut secara efisien. 2.2.1
Pengertian Anggaran Kas Kas adalah uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan atau disimpan di
bank dalam bentuk giro. Kas digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari menghadapi hal-hal yang tidak terduga dalam memaksimalkan pendapatan bunga dari rekening giro. Berikut ini terdapat beberapa pengertian tentang anggaran kas yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi diantaranya menurut
Any Agus Kana
(2001 : 225) dalam buku Anggaran Perusahaan yang mengemukakan bahwa : “Anggaran kas adalah perencanaan posisi kas untuk jangka waktu tertentu terdiri dari dua bagian yaitu perencanaan penerimaan kas (aliran kas masuk) dan perencanaan pengeluaran kas (aliran kas keluar)”. Menurut M. Munandar (2001 : 331) dalam buku Budgeting, menyatakan bahwa : “Anggaran kas adalah budget yang mencerminkan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari
13
waktu ke wktu selama periode yang akan datang baik perubahan yang berupa penerimaan kas maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas”. Dari semua pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran kas merupakan rencana terperinci mengenai perputaran kas yang ada dalam perusahaan, yaitu perkiraan serta jumlah uang yang diterima oleh perusahaan akibat suatu aktivitas pada masa yang akan datang atau estimasi yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (1995 : 97) Adapun hal-hal yang terkandung dalam anggaran kas itu sendiri, yaitu : 1. Estimasi penerimaan kas dari beberapa sumber 2. Estimasi pengeluaran kas untuk berbagai tujuan 3. Estimasi meliputi periode tertentu dimasa yang akan datang 4. Estrimasi posisi kas pada suatu periode. Adapun estimasi penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi akan memungkinkan manajemen untuk dapat memperkirakan posisi kas dalam suatu periode anggaran sehingga dapat menentukan : 1. Kebutuhan perencanaan untuk menetapkan kelebihan kas yang mungkin terjadi 2. Kebutuhan pembelanjaan untuk menutupi kekurangan Sedangkan sumber penerimaan dan pengeluaran ka situ sendiri terdiri dari dua sektor, yaitu : 1. Sektor penerimaan kas, yang pada umumnya berasal dari : a. Penjualan tunai barang jadi yang diproduksi
14
Dari budget penjualan ini dapat mengetahui jumlah penjualan tunai dan jumlah penjualan kredit (piutang) beserta tahap-tahap pelunasannya dari waktu kewaktu selama periode yang akan dating. b. Penagihan piutang Dapat
mengetahui besarnya penerimaan kas dari sumber penagihan
piutang dari bulan kebulan selama periode yang akan datang. c. Penjualan aktiva tetap Dapat mengetahui besarnya penerimaan kas dari sumber pengurangan aktiva tetap dari bulan-kebulan selama periode yang akan datang. d. Penerimaan lain-lain (non operating) seperti penghasilan bunga, sewa, penghasilan deviden,dsb. 2. Sektor pengeluaran kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran induk biaya-biaya bukan utama (non operating) misalnya : a. Pembelian Tunai Bahan Mentah Dapat mengetahui jumlah pembelian tunai bahan mentah dan pembelian kredit (utang) bahan mentah beserta tahap-tahap pelunasannya dari waktu-kewaktu selama periode yang akan datang. b. Pembayaran Hutang Dapat mengetahui besarnya pengeluaran kas untuk pembayaran utang dari bulan-kebulan selama periode yang akan datang. c. Pembayaran Upah Tenaga Kerja Langsung Dapat mengetahui besarnya pengeluaran kas untuk pembayaran Upah Tenaga kerja Langsung dari bulan-kebulan selama periode yang akan datang. d. Pembayaran Biaya Pabrik Tak Langsung
15
Dapat mengetahui besarnya pengeluaran kas untuk membayar Biaya Pabrik Tidak Langsung dari bulan kebulan selama periode yang akan datang. e. Pembayaran Biaya Administrasi Dapat mengetahui besarnya pengeluaran kas untuk membayar biaya administrasi dari bulan-kebulan selama periode yang akan datang. f.
Pembayaran Biaya Penjualan Dapat mengetahui besarnya pengeluaran kas untuk membayar biaya penjualan dari bulan-kebulan selama periode yang akan datang.
g. Pembelian Aktiva Tetap Dapat mengetahui besarnya pengeluaran kas untuk penambahan aktiva tetap dari bulan-kebulan selama periode yang akan datang. h. Pembayaran Lain-lain (non operating, misalnya pembayaran biaya bunga, sewa, dan lain-lain)
2.2.2
Kegunaan Penyusunan Anggaran Kas Menurut Syafarudin Alwi dalam buku Alat-alat
Analisis dalam
Pembelanjaan, mengemukakan secara umum hubungan anggaran kas adalah : 1. Dapat dipergunakan untuk mengantisipasi kebutuhan dana apakah defisit atau surplus 2. Dapat
dipergunakan
sebagai
alat
mengkoordinasikan kegiatan.
16
untuk
mengintegrasikan
dan
Menurut
M.
Munandar
(2001
:
312),
dalam
buku
Budgeting,
perencanaan kerja, pengkoordinasian kerja, pengawasan kerja, membagi dua kegunaan anggaran kas, antara lain : 1. Secara umum semua anggaran termasuk anggaran kas mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai pengkoordinasian kerja, dan pengawasan kerja dalam membantu manajemen memimpin jalannya perusahaan. 2. Secara khusus anggaran kas berguna sebagai dasar untuk menyusun master sheet budget (anggaran induk neraca). Berdasarkan uraian di atas, anggaran kas akan dapat diketahui bilamana perusahaan akan keadaan defisit dan keadaan surplus sebagai akibat operasi perusahaan. Maka anggaran kas disusun untuk dapat mengendalikan uang kas yang seimbang antara penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi dengan tujuan memperoleh laba serta likuiditas perusahaan. Metode dan Prosedur Penyusunan Anggaran Kas Menurut Sofyan Syafri Harahap ( 2001 : 182) dalam buku Budgeting Penganggaran Perencanaan Lengkap, metode penyusunan anggaran kas adalah : 1. Metode Perkiraan Kas atau Metode Langsung Metode ini didasarkan pada analisis peningkatan dan pengurangan secara rinci atas rekening kas yang dianggarkan yang akan mencerminkan semua arus kas masuk dan keluar dari anggaran, seperti penjualan biaya dan pengeluaran
untuk
penambahan
barang
modal.
Metode
ini
sering
dipergunakan untuk perencanaan kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana laba tahunan.
17
2. Metoda Ikhtisar Rugi – Laba atau Metode Tidak Langsung Titik tolak dalam metode ini adalah laba bersih yang direncanakan yang terlihat pada ikhtisar rugi – laba yang dianggarkan. Pada dasarnya laba bersih yang direncanakan diubah dari dasar akural menjadi dasar kas artinya, disesuaikan dengan perubahan rekening modal kerja non kas seperti persediaan piutang biaya yang dibayar dimuka, akural dan penundaan. Selanjutnyya sumber kas lainnya dicari. Pendekatan ini lebih sedikit rincian pendukung dan lebih sedikit rinciannya tentang arus kas masuk dan arus kas keluar. Metode ini lebih cocok untuk proyeksi kas dalam jangka panjang untuk sejumlah perencanaan. Kedua pendekatan akan memberikan arus kas yang sama hanya berbeda dalam junlah rincian yang diberikan. Untuk menyusun anggaran kas diperlukan : 1. Laporan Rugi-Laba lengkap yang digunakan khusus untuk menyusun arus kas. 2. Neraca perbandingan yang memuat informasi tentang kegiatan investasi, keuangan dan oprasional. 3. Analisis atas perkiraan yang menggambarkan bernagai jenis transaksi dan kejadian yang mempengaruhi kas baik langsung maupun tidak langsung. Anggaran kas dapat disusun untuk periode bulanan atau tahunan, penyusunan anggaran kas biasanya dilakukan beberapa tahap, yaitu : 1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana oprasional perusahaan. Transaksi-transaksi disini merupakan transaksi
18
oprasi. Pada tahap ini dapat diketahui adanya surplus defisit karena rencana operasi perusahaan. 2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup deficit kas, karena
rencana
operasinya
perusahaan.
Juga
disusun
estimasi
pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayaran kembali. 3. menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial, dan anggaran kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasionil dan transaksi financial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan. Contoh Direct method (metode langsung) : PT. Ezly Bazliyah Budget Arus Kas-Metode Langsung Untuk Tahun yang Berakhir per 31 Desember 2000 A
Arus kas dari kegiatan operasional: Kas masuk
Rp
Rp
600.000
Kas keluar Pembayaran tenaga kerja
(180.000)
Pembayaran kepada supplier
(100.000)
Pembayaran operasi
(120.000)
Arus kas masuk (keluar) bersih 200.000
dari kegiatan operasi B
Arus kas dari kegiatan investasi: Arus kas masuk Diterima dari penjualan aktiva
210.000
Arus kas keluar Dibayar untuk pembelian aktiva
(300.000)
Arus kas masuk (keluar) bersih dari kegiatan investasi C
(900.000)
Arus kas dari kegiatan pembiayaan Arus kas masuk
19
Diterima dari penjualan saham
480.000
Diterima dana obligasi J. panjang
400.000
Arus kas keluar Dibayar pokok utang J. panjang
(460.000)
Dibayar treasury stock
(80.000)
Dibayar dividen
(110.000)
Arus kas masuk (keluar) dari kegiatan pembiayaan D
230.000
Saldo kas awal akhir: Kenaikan (penurunan) kas periode ini
340.000
Saldo kas awal periode
420.000
Saldo kas akhir periode
760.000
Sumber:”Sofyan Syafri Harahap “Budgeting Peranggaran Perencanaan Lengkap” Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Anggaran Kas Menurut M. Munandar (2001 : 312) dalam buku “Budgeting” menyatakan bahwa Agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik, maka transaksitransaksi yang termuat didalamnya harus cukup akurat, sehingga tidak jauh dengan realisasinya. Untuk bias melakukan penaksiran secara lebih akurat diperlukan data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertinbangkan didalam menyusunan anggaran kas, antara lain : 1. Faktor ysng mempengaruhi penerimaan kas, antara lain : a. Anggaran Penjualan, khususnya rencana tentang jenis dan jumlah barang yang akan dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Semakin besar jumlah pengeluaran akan cenderung semakin besar pula transaksi penjualan secara tunai dilakukan, sehingga akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, semakin jumlah penjualan akan cenderung semakin kecil pula transaksi penjualan secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperkecil penerimaan kas.
20
b. Keadaan Persaingan di Pasar. Persaingan yang lebih keras akan memaksa perusahaan untuk lebuh banyak melakukan transaksi penjualan secara tunai. Akibatnya akan memperkecil penerimaan kas. Sebaliknya persaingan yang lebih lunak akan
memungkinkan
perusahaan
memperkecil
transaksi-transaksi
penjualan secara kredit, sehingga memperbesar transaksi penjualan secara tunai. Akibatnya akan memperbesar penerimaan kas. c. Posisi Perusahaan dalam Persaingan Apabila posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan akan lebih dapat memaksakan penjualan tunai, sehingga akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, posisi perusahaan yang lemah dalam persaingan kurang memungkinkan untuk memaksakan penjualan secara tunai, sehingga akan memperkecil penerimaan kas. d. Syarat Pembayaran yang ditawarkan Perusahaan Apabila potongan penjualan yang ditawarkan cukup menarik para calon pembeli, maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian secara tunai, sehingga akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, apabila potongan penjualan ditawarkan perusahaan kurang menarik para calon pembeli, maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil penerimaan kas. e. Kebijakan Perusahaan dalam Penagihan Piutang Penagihan piutang yang lebih aktif akan mempercepat penerimaan kas. Sebaliknya penagihan piutang yang kurang aktif akan memperlambat penerimaan kas.
21
f.
Anggaran Perubahan Aktiva Tetap Khususnya rencana tentang pengurangan (penjualan)
aktiva tetap.
Apabila selama periode yang akan datang perusahaan merencanakan penjualan aktiva tetap, maka memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, apabila
selama
merencanakan
periode
yang
akan
datang
penjualan
aktiva
tetap,
maka
perusahaan akan
tidak
memperkecil
penerimaan kas. g. Rencana-rencana Perusahaan Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan kas dari sumber lain (non operating), misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan deviden, dan sebagainya. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas antara lain : a. Anggaran pembelian bahan mentah. Khususnya rencana tentang jenis dan jumlah bahan mentah yang akan dibeli perusahaan. Semakin besar jumlah pembelian bahan mentah maka semakin besar pula transaksi pembelian secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperbesar pengeluaran kas. Sebaliknya, semkin kecil jumlah pembelian maka semakin kecil pula transaksi pembelian
secara
tunai
yang
akan
dilakukan.
Sehingga
akan
memperkecil pengeluaran kas. b. Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar Persaingan yang lebih keras akan memaksa supplier melakukan transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperkecil transaksi pembelian bahan mentah oleh perusahaan. Akibatnya akan memperkecil pengeluaran kas. Sebaliknya, persaingaingan yang lebih
22
lunak akan memungkinkan supplier memperkecil transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperbesar transaksi pembelian tunai bahan mentah oleh perusahaan. Akibatnya akan memperbesar pengeluaran kas. c. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah d. Posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat mentah Apabila potongan pembayaran yang ditawarkan supplier cukup menarik, akan mendorong perusahaan untuk melakukan pembelian secara tunai. Sehingga akan memperbesar pengeluaran kas. Sebaliknya, apabila potongan pembelian yang ditawarkan kurang menarik, maka mendorong perusahaan untuk melakukan pembelian secara kredit. Sehingga akan memperkecil pengeluaran kas. e. Anggaran upah tenaga kerja langsung Semakin besar upah tenaga kerja langsung yang akan dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. f.
Anggaran biaya pabrik tenaga kerja tidak langsung Semakin besar biaya pabrik tenaga kerja tidak langsung yang harus dibayar, maka semakin besar pengeluaran kas yang akan dilakukan. Sebaliknya, semakin kecil biaya pabrik tidak langsung, akan semakin kecil pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
g. Anggaran biaya administrasi Semakin besar biaya administrasi yang harus dibayar, maka akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. Sebaliknya, semakin kecil biaya administrasi yang harus dibayar maka akan semakin kecil pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
23
h. Anggaran perusahaan active tetap Khususnya rencana tentang penambahan aktiva tetap. Apabila selama periode yang akan datang perusahaan merencanakan penambaha aktiva tetap, maka memperbesar pengeluaran kas. Sebaliknya, apabila selama periode yang akan datang perusahaan tidak merencanakan penambahan aktiva tetap maka akan memperkecil pengeluaran kas. i.
Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan lain-lain (non operating). Misalkan untuk biaya bunga, biaya sewa, dan sebagainya.
24