< >, < >, < >, <m> < >, < >, dan < >. Berikut ini uraian bentuk grafem bI yang memiliki kesamaan titik artikulasi dengan bA yang terdapat dalam majalah AI.
A. Representasi Grafem Grafem < > Grafem dapat direpresentasikan dengan grafem < >. Kedua konsonan ini memiliki kesamaan karakteristik fonologis sehingga dapat dikatakan sebagai konsonan sepadan. Fonem /b/ dalam bI bersifat bilabial, hambat, dan
39
40
bersuara. Adapun fonem konsonan / / dalam bA bersifat bilabial, hambat, dan bersuara. Berikut ini adalah bentuk representasi grafem yang dilambangkan menjadi grafem < > dalam majalah AI.
Grafem di Awal Silabel No.
bI
6
bA
Transliterasi
Sumber
Bantul
Ba>ntu>l
E.106h.16
7
Buru
Bu>ru>
E.106h.7
8
Bintaro
Bi>nta>ru>
E.110h.62
Grafem di Tengah Silabel No.
bI
bA
9
Sukabumi
Transliterasi
Sumber
Su>ka>bu>mi>
E.113h.26
Grafem di Akhir Silabel No.
bI
10
bA
Transliterasi
Sumber
Sumba
Su>mba>
E.111h.12
Sumba
Sumba>
E.107h.6
Tabel 13. Grafem Grafem < > Grafem yang terdapat pada tabel 13 menunjukkan representasi penulisan grafem < >. Representasi grafem menjadi < > ini sesuai dengan pedoman transliterasi Arab-Latin MAMPK. Penulisan grafem < > dalam bA dapat dilafalkan menjadi bunyi [b] dalam bI. Bunyi [b] dalam tabel 13 yang berada di awal, tengah, dan akhir silabel selalu diikuti bunyi mad. Bunyi [b] yang diikuti bunyi mad [i:] terdapat pada contoh 8 ‘Bintaro’ <
>. Bunyi [b] yang
41
diikuti bunyi mad [u:] terdapat pada kata ‘Buru’ < <
> dan ‘Sukabumi’
>. Adapun bunyi [b] yang diikuti bunyi mad [a:] terdapat pada kata
‘Bantul’ <
> dan ‘Sumba’ <
>.
B. Representasi Grafem Grafem < > Grafem digunakan untuk merepresentasikan grafem < >. Kedua konsonan ini memiliki sifat bunyi yang sama. Fonem / / dan fonem /h/ adalah konsonan frikatif (geser), faringal, dan tidak bersuara. Berikut adalah contoh yang menunjukkan representasi grafem dengan grafem < >.
Grafemdi Tengah Silabel No. 11
bI
bA
Transliterasi
Yohanna
Yu>chna>n
Yembise
Ya>mbi>si>
Sumber E.110h.11
Tabel 14. Grafem Grafem < > Pada tabel 14 menunjukkan bahwa grafem direpresentasikan dengan grafem < >. Penulisan grafem < > yang diubah menjadi grafem ini sudah lazim digunakan orang Indonesia. Hal ini dikarenakan pelafalan fonem / / dan /h/ bagi penutur nonArab itu sama (Kharusi, Nafla S. dan Amel Salman, 2011: 19). Menurut Hadi (2015: 69) pelafalan fonem / / ini berubah menjadi /h/ setelah terserap ke dalam bI. Pada penelitian ini, bentuk representasi fonem /h/ dengan / / hanya ditemukan di posisi tengah silabel.
42
C. Representasi Grafem Grafem < > Grafem dapat direpresentasikan menjadi grafem < >. Fonem /r/ selalu direpresentasikan dengan bunyi [r] di semua posisi pada kosakata. Fonem / / dan fonem /r/ memiliki kesamaan karakteristik bunyi. Kedua fonem ini merupakan konsonan apiko-alveolar, getar, dan bersuara. Berikut ini adalah contoh yang menunjukkan adanya representasi grafem dengan grafem < > dalam majalah AI. Grafem di Awal Silabel No. 12 13
bI
bA
Transliterasi
Sumber
Rambitan
Ra>mbi>ta>n
E.107h.7
Roro Kidul
Ru>ru> Ki>du>l
E.109h.16
Grafemdi Tengah Silabel No. 14
bI
bA
Transliterasi
Ku>riya>
Korea
Sumber E.106h.57; E.107h.19
Grafemdi Akhir Silabel No. 15
bI Tidore
bA
Transliterasi
Sumber
Ti>du>ra>
E.106h.6
Tabel 15. Grafem Grafem < > Pada tabel 15 menunjukkan bahwa grafem direpresentasikan dengan grafem < > ditemukan di semua posisi, baik di awal, tengah, dan akhir silabel. Penggunaan grafem menjadi grafem < > telah sesuai dengan pedoman transliterasi MAMPK. Penulisan fonem / / selalu diikuti bunyi vokal panjang bA (mad). Bunyi [r] yang diikuti bunyi mad [a:] terdapat pada contoh 12 ‘Rambitan’
43
<
>. Bunyi vokal [o] dalam bA direpresentasikan dengan bunyi [u:] dan
ditulis dengan huruf / /. Sebagai contoh yaitu pada contoh 13 ‘Roro’ <
>.
Bunyi vokal [e] dalam bA direpresentasikan dengan bunyi [i:] dan ditulis dengan huruf / /. Adapun contoh bunyi [r] yang diikuti bunyi mad [i:] terdapat pada kata ‘Korea’ <
> dan ‘Tidore’ <
>.
D. Representasi Grafem Grafem < > Grafem secara umum direpresentasikan dengan bunyi [f]. Fonem /f/ dan fonem / / merupakan fonem konsonan sama-sama bersifat labio-dental, frikatif, dan tidak bersuara. Berikut ini adalah bentuk representasi grafem dengan grafem < > dalam majalah AI. Grafem di Awal Silabel No. 16
17
bI
bA
Ferry Mursyidan
Transliterasi
Sumber
Fi>ri> Mursyida>n
E.110h.11
Flu>ri>s
Flores
E.107h.6; E.111h.12
Grafemdi Tengah Silabel No.
bI
18 19
bA
Transliterasi
Sumber
Martafons
Ma>rta>fu>ns
E.106h.6
Afrika
Afri>qiya>
E.106h.10
Tabel 16. Grafem Grafem < > Tabel 16 menunjukkan bahwa grafem dapat direpresentasikan menjadi grafem < >. Representasi grafem menjadi grafem < > sesuai dengan pedoman transliterasi MAMPK. Menurut Hadi (2015: 58) fonem /f/ merupakan
44
fonem pinjaman dan bukan fonem asli bI. Penggunaan fonem ini dapat ditemukan pada posisi awal dan tengah silabel. Kedua fonem ini memiliki titik artikulasi yang sama sehingga pelafalan kosakata pada tabel 16 dapat terbaca dengan jelas.
E. Representasi Grafem Grafem < > Fonem /q/ merupakan fonem konsonan serapan dari bahasa asing. Fonem /q/ jarang digunakan dalam penyebutan sebuah kosakata asli bI. Fonem /q/ dalam bI termasuk konsonan pungutan dari bA sehingga sifat bunyi yang dimiliki sama dengan fonem / /. Fonem tersebut termasuk konsonan dorso-uvular, hambat, dan tidak bersuara. Berikut ini contoh kasus penulisan grafemyang direpresentasikan dengan grafem < > dalam majalah AI. Grafemdi Akhir Silabel No. 20
bI
bA
Gendang Beleq
Transliterasi
Sumber
Ji>nda>nj Bi>li>q
E.106h.14
Tabel 17. Grafem Grafem < > Tabel 17 menunjukkan contoh grafemyang direpresentasikan dengan grafem < >. Penulisan grafemmenjadi grafem < > pada penelitian ini sudah sesuai dengan pedoman transliterasi MAMPK. Pada contoh 20 tersebut merupakan salah satu istilah kebudayaan yang terdapat di pulau Lombok. Penulisan fonem /q/ pada kata ‘Beleq’ merupakan bentuk penggunaan dialek khas masyarakat Lombok. Hal ini menyebabkan kata ‘Beleq’ dalam bA ditulis <
>.
45
F. Representasi Grafem Grafem < > Grafem dapat direpresentasikan menjadi grafem < >. Grafem /k/ dan fonem / / adalah konsonan yang bersifat dorso-velar, hambat, dan tidak bersuara. Berikut ini contoh yang menunjukkan grafem yang direpresentasikan dengan grafem < >. Grafem di Awal Silabel bA Transliterasi
No.
bI
Sumber
21
Kalimantan
Ka>li>mantan
E.110h.22
22
Kauman
Ka>wma>n
E.113h.16
Grafemdi Tengah Silabel No.
bI
bA
23
Pekalongan
Transliterasi
Sumber
Bi>ka>lu>nja>n
E.110h.17
Grafemdi Akhir Silabel No.
bI
24 25
bA
Transliterasi
Sumber
Maluku
Ma>lu>ku>
E.106h.6
Demak
Di>ma>k
E.113h.18
Tabel 18. Grafem Grafem < > Tabel 18 menunjukkan bahwa penulisan grafem direpresentasikan dengan grafem < >. Penggunaan grafem tersebut sesuai dengan pedoman transliterasi MAMPK. Penggunaan fonem ini dapat ditemukan di semua posisi, baik di awal, tengah, maupun akhir silabel. Penggunaan grafem < > pada tabel 18 tersebut merupakan bunyi [k] asli, bukan merupakan bunyi [k] yang berasal dari fonem /q/. Fonem konsonan / / yang berada di akhir silabel terdapat pada kata ‘Demak’ <
>. Adapun penulisan fonem konsonan / / di awal dan tengah
silabel selalu diikuti vokal panjang bA (mad). Bunyi [k] yang diikuti bunyi mad
46
[a:] terdapat pada kata ‘Kalimantan’ < ‘Pekalongan’ <
>, ‘Kauman’ <
>, dan
>. Bunyi fonem [k] yang diikuti mad [u:] terdapat pada
contoh 24 ‘Maluku’ <
>.
G. Representasi Grafem Grafem < > Grafem dapat direpresentasikan dengan grafem < >. Grafem selalu direpresentasikan dengan bunyi [l] di semua posisi pada kosakata. Fonem /l/ dan fonem / / memiliki kesamaan karakteristik bunyi, yaitu sebagai konsonan apiko-alveolar, lateral, dan bersuara. Menurut Verhaar (2006: 35) fonem /l/ termasuk konsonan sampingan. Tempat artikulasi konsonan sampingan adalah antara ujung lidah dan lengkung kaki gigi. Berikut ini adalah contoh representasi grafem dengan grafem < > dalam majalah AI. Grafem di Awal Silabel bA Transliterasi
No.
bI
26
Lampung
La>mbu>nj
27
Legon
Li>ju>n
E.109h.8
Lu>mbu>k
E.107h.6; E.111h.12, h.13, h.14
28
Lombok
Sumber E.107h.19; E.110h.23
Grafemdi Tengah Silabel No.
bI
29
Sulawesi
Su>la>wi>si>
30
Jusuf Kalla
Yu>su>f Ka>la>
31
Yasonna Laoly
bA
Transliterasi
Ya>su>na> Lau>li>
Sumber E.110h.19, h.20, h.22; E.113h.32 E.110h.6, h.8, h.21, h.36 E.110h.11
47
Grafemdi Akhir Silabel No. 32 33
bI
bA
Sunan Ampel Bedugul
Transliterasi
Sumber
Su>na>n Ambi>l
E.113h.18
Bidu>ju>l
E.110h.18
Tabel 19. Grafem Grafem < > Pada tabel 19 menunjukkan bahwa grafem direpresentasikan dengan grafem < > dapat ditemukan di semua posisi, baik awal, tengah, maupun akhir silabel. Representasi grafem menjadi grafem < > dalam penelitian ini sudah sesuai dengan pedoman transliterasi MAMPK. Penulisan grafem < > di awal dan tengah silabel selalu diikuti bunyi vokal panjang bA (mad). Bunyi fonem [l] yang diikuti bunyi mad [i:] terdapat pada kata ‘Legon’ <
> dan ‘Laoly’ <
>.
Bunyi fonem /l/ yang diikuti bunyi mad [u:] terdapat pada contoh 28 ‘Lombok’ <
>. Adapun bunyi fonem [l] yang diikuti oleh bunyi mad [a:] terdapat pada
kata ‘Lampung’ <
>, ‘Sulawesi’ <
>, dan ‘Kalla’ <
yang berada di akhir silabel terdapat pada kata ‘Ampel’ < <
>. Grafem < > > dan ‘Bedugul’
>.
H. Representasi Grafem <m> Grafem < > Grafem <m> dapat digunakan untuk merepresentasikan grafem < >. Grafem <m> selalu direpresentasikan dengan bunyi [m] di semua posisi pada kosakata. Fonem /m/ dan fonem / / memiliki kesamaan karakteristik bunyi. Keduanya termasuk konsonan bilabial, nasal, dan bersuara. Berikut ini adalah
48
contoh yang menunjukkan adanya representasi grafem <m> dengan grafem < > dalam majalah AI. Grafem <m> di Awal Silabel No.
bI
bA
Transliterasi
Sumber E.107h.16;
34
Ma>du>ra>
Madura
E.109h.13; E.113h.32
35
Mu>ra>mu>
Moramo
E.108h.14
Grafem <m> di Tengah Silabel No.
bI
bA
36
Sudirman
Transliterasi
Sumber
Su>di>rma>n
E.110h.9
Grafem <m> di Akhir Silabel No.
bI
bA
37
Batam
Transliterasi
Sumber
Ba>ta>m
E.109h.21
Tabel 20. Grafem <m> Grafem < > Pada tabel 20 menunjukkan bahwa grafem <m> direpresentasikan dengan grafem < > dapat ditemukan di semua posisi, baik awal, tengah, maupun akhir silabel. Penggunaan grafem <m> menjadi grafem < > ini sesuai dengan pedoman transliterasi MAMPK. Penulisan grafem < > di awal dan tengah silabel selalu diikuti bunyi vokal bA (mad). Bunyi [m] yang diikuti bunyi mad [a:] terdapat pada contoh 34 ‘Madura’ <
> dan contoh 36 ‘Sudirman’ <
>. Bunyi
[m] yang diikuti bunyi mad [u:] terdapat pada contoh contoh 35 ‘Moramo’ <
>. Adapun grafem < > yang berada di akhir silabel terdapat pada contoh 37
‘Batam’<
>.
49
I. Representasi Grafem Grafem < > Grafem < > dapat digunakan untuk merepresentasikan grafem . Fonem /n/ selalu direpresentasikan dengan bunyi [n] di semua posisi pada kosakata. Fonem /n/ dan fonem / / memiliki kesamaan karakteristik bunyi sebagai konsonan apiko-alveolar, sengau (nasal), dan bersuara. Bunyi sengau dihasilkan dari proses penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut yang terjadi antara ujung lidah dan ceruk (Verhaar, 2006: 35). Berikut ini adalah contoh representasi grafem dengan grafem < > dalam majalah AI. Grafem di Awal Silabel BA Transliterasi
No.
BI
38
Banda Neira
Ba>nda> Ni>ra>
E.106h.6
39
Narmada
Na>rma>da>
E.107h.7; E.111h.12
Grafemdi Tengah Silabel BA Transliterasi
Sumber
No.
BI
40
Senayan City
Sina>ya>n Si>ti>
E.112h.21
41
Kartini
Ka>rti>ni>
E.109h.10
42
Konawe
Ku>na>wi>
E.108h.14
Grafemdi Akhir Silabel BA Transliterasi
No.
BI
43
Jimbaran
Ji>mba>ra>n
Sumber
Sumber E.110h.17
Tabel 21. Grafem Grafem < > Pada tabel 21 menunjukkan bahwa grafem direpresentasikan menjadi grafem < >. Representasi grafem menjadi grafem < > tersebut sudah sesuai dengan pedoman transliterasi MAMPK. Penulisan grafem menjadi grafem < > ini ditemukan di semua posisi, baik di awal, tengah maupun akhir silabel. Penulisan fonem / / di awal dan tengah silabel selalu diikuti bunyi vokal panjang
50
bA (mad). Bunyi [n] yang diikuti bunyi mad [a:] terdapat pada kata ‘Narmada’ <
>, ‘Senayan’ <
>, dan ‘Konawe’ <
>. Adapun bunyi [n] yang
diikuti bunyi mad [i:] terdapat pada contoh 38 ‘Neira’ / / dan contoh 41 ‘Kartini’ <
>. Grafem < > yang berada di akhir silabel terdapat pada contoh 43
‘Jimbaran’ <
>.
Representasi Grafem Grafem < >
J.
Grafem <
> digunakan untuk merepresentasikan grafem. Fonem /h/
selalu direpresentasikan dengan bunyi [h] di semua posisi pada kosakata. Fonem /h/ dan fonem /
/ termasuk sebagai konsonan glotal, frikatif, dan tidak bersuara.
Berikut ini adalah contoh yang menunjukkan adanya representasi grafemdengan grafem <
> dalam majalah AI.
Grafemdi Awal Silabel bA Transliterasi
No.
bI
Sumber
44
Hangawera
Ha>nja>wi>ra>
E.106h.8
45
Halmahera
Ha>lma>hi>ra>
E.106h.6
46
Dani Hilan
Da>ni> Hi>la>n
E.109h.15
Grafemdi Tengah Silabel bA Transliterasi
No.
bI
47
Soeharto
Sumber E.107h.28; E.108h.9
Su>ha>rtu> Grafemdi Akhir Silabel bA Transliterasi
No.
bI
48
Tanah Lot
Ta>na>h Lu>t
E.110h.18
49
Muaralabuh
Muwa>ra>la>bu>h
E.109h.13
Tabel 22. Grafem Grafem <
Sumber
>
51
Pada tabel 22 menunjukkan bahwa grafemdirepresentasikan dengan grafem <
>. Representasi grafemmenjadi grafem <
> tersebut sudah
sesuai dengan pedoman transliterasi MAMPK. Penulisan grafemmenjadi grafem <
> ini ditemukan di semua posisi, baik di awal, tengah, maupun akhir
silabel. Penulisan grafem <
> di awal dan tengah silabel selalu diikuti bunyi
vokal bA (mad). Bunyi fonem [h] yang diikuti bunyi mad [a:] terdapat pada kata ‘Hangawera’ <
>, ‘Halmahera’ <
>, dan ‘Soeharto’ <
>. Adapun
bunyi fonem [h] yang diikuti bunyi mad [i:] terdapat pada contoh 46 ‘Hilan’ < <
>. Grafem <
> yang berada di akhir silabel terdapat pada kata ‘Tanah’
> dan ‘Muaralabuh’ <
>.
Konsonan sepadan pada penelitian ini tidak mengalami adanya perubahan bunyi dalam pelafalannya. Hal ini terjadi karena bunyi konsonan-konsonan sepadan antara bI dan bA memiliki karakteristik bunyi yang sama. Representasi bunyi konsonan dari bI ke bA dalam penelitian ini juga sesuai dengan pedoman transliterasi MAMPK, meskipun pedoman transliterasi MAMPK merujuk pada pola tranliterasi Arab-Latin, sedangkan pada penelitian ini merujuk pada pola transliterasi Latin-Arab.
52
BAB III ALIH AKSARA BUNYI KONSONAN BERDEKATAN
Analisis kedua yaitu mengenai alih aksara konsonan yang memiliki kemiripan titik artikulasi. Kemiripan bunyi konsonan ini telah disesuaikan menurut karakteristik yang dimilikinya. Kategori mirip dalam hal ini dianggap sama dengan istilah berdekatan. Pemilihan kata berdekatan dianggap lebih cocok pada pembahasan ihwal ini. Berikut ini uraian bentuk variasi bunyi fonem konsonan bI yang memiliki kedekatan titik artikulasi dengan bA yang terdapat dalam majalah AI. Konsonan bI memiliki titik artikulasi yang berdekatan dengan beberapa konsonan bA. Hal ini menyebabkan konsonan bI yang direpresentasikan ke grafem bA menjadi bervariasi. Konsonan bI yang titik artikulasinya berdekatan dengan bA yaitu < >,
< >, <j> < >, < >, < >, <s> < >, <s> < >, < >, < >, dan
< >. Konsonan yang berdekatan dalam hal ini, maksudnya apabila suatu konsonan yang memiliki titik artikulasi sama tetapi cara artikulasi dan keadaan pita suaranya berbeda, begitu pula sebaliknya. Berikut ini pemaparan analisis masingmasing konsonan tersebut.
53
A. Representasi Grafem Grafem < > Grafem
dapat direpresentasikan dengan grafem < >. Representasi fonem /p/ dengan fonem / / dalam hal ini terjadi proses pergeseran bunyi konsonan. Menurut Zuvara (2008: 55) bergesernya konsonan tersebut adalah konsonan yang mirip dengan konsonan yang digantinya. Pergeseran yang terjadi pada fenomena ini termasuk pergeseran konsonan bilabial tidak bersuara /p/ menjadi bilabial bersuara / /. Ihwal perubahan bunyi konsonan tidak bersuara menjadi bersuara ini sesuai dengan perubahan bunyi Crowley, yaitu terjadi penguatan bunyi. Berikut ini adalah bentuk representasi grafem
yang dilambangkan dengan grafem < > dalam majalah AI. Grafem
di Awal Silabel No.
bI
50
Pawon
51 52
bA
Puan Maharani Papua
Transliterasi
Sumber
Ba>wun
E.113h.9
Bu>wa>n Maharani>
E.110h.11
Ba>buwa>
E.111h.7, h.49
Grafemdi Tengah Silabel No. 53 54
bI
bA
Purba Hutapea Jepara
Transliterasi
Sumber
Bu>rba> Hu>ta>biya>
E.112h.23
Ji>ba>ra>
E.106h.57
Tabel 23. Grafem Grafem < >
Berdasarkan tabel 23, terjadi kasus penguatan bunyi konsonan tidak bersuara /p/ menjadi bunyi konsonan bersuara / /. Penguatan bunyi merupakan
54
perubahan dari bunyi-bunyi yang lemah menjadi bunyi yang kuat (Hadi, 2015: 57). Hal ini terjadi karena di dalam bA tidak terdapat konsonan yang mewakili grafem. Untuk itu, penggunaan grafem < > dalam kasus ini dijadikan sebagai representasi grafem
dalam bI. Penulisan fonem / / ini dapat dibaca menjadi bunyi [p] di posisi awal dan tengah silabel. Pada kasus ini, grafem
yang dilambangkan dengan grafem < > selalu diikuti fonem vokal panjang (mad) dalam bA. Bunyi [p] yang diikuti bunyi mad [a:] terdapat pada contoh 50 ‘Pawon’ <
> dan contoh 54 ‘Jepara’ <
terdapat pada contoh 53 ‘Hutapea’ <
>. Bunyi [p] yang diikuti bunyi mad [i:] >. Adapun bunyi [p] yang diikuti bunyi
mad [u:] terdapat pada contoh 51 ‘Puan’ <
> dan contoh 52 ‘Papua’ <
>.
B. Representasi Grafem Grafem < > Grafem dapat direpresentasikan dengan grafem < >. Fonem konsonan / / dalam bA bersifat apiko-alveolar, hambat, dan tidak bersuara. Adapun Fonem /t/ dalam bI bersifat apiko-dental, hambat, dan tidak bersuara. Berikut ini adalah bentuk representasi grafem yang dilambangkan dengan grafem < > dalam majalah AI.
Grafemdi Awal Silabel No.
bI
55 56 57
Transliterasi
Sumber
Timor
Ti>mu>r
E.107h.6, h.8
Tambora
Ta>mbu>ra>
E.107h.6, h.8
Tu>ti> ‘alawiyah
E.113h.28
Tuti Alawiyah
bA
55
Grafemdi Tengah Silabel No.
bI
bA
Transliterasi
58
Mataram
Ma>ta>ra>m
59
Pattimura
Ba>ti>mu>ra>
Sumber E.107h.6; E.113h.14 E.106h.6 E.107h.19;
60
Ba>ntin
Banten
E.110h.16, h.17; E.112h.8, h.9, h.21, h.33
Tabel 24. Grafem Grafem < > Pada tabel 24 menunjukkan adanya bentuk representasi grafem yang dilambangkan dengan grafem < >. Fonem / / dapat dilafalkan menjadi bunyi [t] di posisi awal dan tengah silabel. Bunyi [t] yang diikuti bunyi mad [a:] terdapat pada contoh 56 ‘Tambora’ <
> dan 58 ‘Mataram’ <
diikuti mad [i:] terdapat pada kata ‘Timor’ <
/ dan ‘Pattimura’
>. Adapun bunyi [t] yang diikuti mad [u:] terdapat pada contoh 57 ‘Tuti’
< <
>, ‘Banten’ /
>. Bunyi [t] yang
>.
C. Representasi Grafem <j> dan Grafem < > Fonem /j/ dalam bI selalu direpresentasikan dengan bunyi [j]. Penulisan grafem <j> dapat direpresentasikan dengan grafem < >. Fonem /j/ memiliki sifat medio-palatal, hambat, dan bersuara. Adapun fonem / / memiliki sifat apikopalatal, afrikatif, dan bersuara. Menurut Muslich (2014: 109) ejaan fonemik /dj/ digunakan untuk melambangkan fonem konsonan /j/. Berikut ini merupakan
56
bentuk representasi grafem <j> danyang dilambangkan dengan grafem < > dalam majalah AI. Grafem <j> di Awal Silabel bA Transliterasi
No.
bI
61
Jayabaya
Ja>ya>ba>ya>
E.112h.23
Jawa
Ja>wa>
E.110h.16, h.23; E.111h.21; E.112h.27;
Jawa
Ja>wa>
E.113h.8
Jokowi
Ju>kuwi>
E.110h.13
Jokowi
Ju>ku>wi>
E.110h.9; E.112h.17
62
63
Sumber
Grafem <j> di Tengah Silabel No.
64
No. 65
bI
Transliterasi
Sumber
Rinjani
Rinja>ni>
E.107h.6
Rinjani
Ri>nja>ni>
E.107h.7
Rinjani
Ri>nja>ni>
E.107h.7; E.111h.2
bI Djangga Lubis
bA
Grafemdi Awal Silabel bA Transliterasi
Janjgha Lu>bi>s
Sumber E.112h.60
Grafemdi Tengah Silabel No.
bI
66
bA
Transliterasi
Sumber
Susi Pudjiastuti
Su>si> Bu>ji>astu>ti>
E.110h.11
67
Bambang Brodjonegoro
Ba>mba>nj Bu>ru>ju>ni>ju>ru>
E.110h.11
68
Padjadjaran
Ba>ja>ja>ra>n
E.111h.22; E.112h.23
69
Tedjo Edhy Purdjianto
Ti>ju> i>di> Bu>rjiya>ntu>
E.110h.11
Tabel 25. Grafem <j> dan Grafem < >
57
Pada tabel 25 menunjukkan bentuk representasi grafem <j> danyang dilambangkan dengan grafem < >. Bunyi [j] hanya dapat menduduki di posisi awal dan tengah kata saja. Bunyi [j] tidak dapat menduduki di posisi akhir kata. Seperti contoh dalam tabel 25, bahwa setiap bunyi fonem [ ] selalu diikuti vokal panjang dalam bA (mad), baik di awal maupun tengah kata. Bunyi [j] yang diikuti oleh bunyi mad [a:] terdapat pada kata ‘Jayabaya’ < ‘Rinjani’ <
>, ‘Jawa’ <
>, dan
>. Adapun bunyi [j] yang diikuti oleh bunyi mad [u:] terdapat
pada contoh 63 ‘Jokowi’ <
>.
Bunyi fonem [dj] memiliki perkembangan sejarah yang sama dengan bunyi fonem [tj]. Penggunaan ejaan fonem konsonan [dj] dan [tj] dalam bI diresmikan pada tahun 1947 (Kurniawan, 2010: 8). Penulisan grafemyang berada di awal silabel tidak serta merta diikuti oleh fonem vokal panjang bA (mad), seperti pada contoh 65 ‘Djangga’ <
>. Adapun grafemyang
berada di tengah silabel selalu diikuti oleh fonem vokal panjang bA (mad). Bunyi [j] yang diikuti bunyi mad [i:] terdapat pada contoh 66 ‘Pudjiastuti’ < dan contoh 69 ‘Purdjianto’ <
>
>, bunyi [j] yang diikuti bunyi mad [u:]
terdapat pada contoh 67 ‘Brodjonegoro’ <
>, dan bunyi [j] yang diikuti
bunyi mad [a:] terdapat pada contoh 68 ‘Padjadjaran’ <
>.
D. Representasi Grafem Grafem < > Grafem dapat dilambangkan dengan grafem < >. Fonem / / adalah konsonan apiko-alveolar, hambat, dan bersuara. Adapun fonem /d/ adalah konsonan apiko-palatal, hambat, dan bersuara. Fonem /d/ dapat direpresentasikan
58
dengan bunyi [d] apabila berposisi di awal dan tengah silabel. Fonem /d/ juga dapat direpresentasikan dengan bunyi [d] dan [t] apabila berposisi di akhir silabel (Chaer, 2009: 79). Perubahan yang terjadi pada kasus bunyi [d] dan [t] tersebut dipengaruhi oleh lingkungan, Verhaar (2006: 85) menyebutnya dengan netralisasi. Berikut adalah contoh yang menunjukkan representasi grafemdengan grafem < >. Grafem di Awal Silabel bA Transliterasi
No.
bI
70
Diponegoro
Di>bu>ni>ju>ru>
E.108h.10
71
Dompu
Du>mbu>
E.106h.7; E.111h.13, h.15
72
Denpasar
Di>nba>sa>r
E.111h.18
Grafemdi Tengah Silabel bA Transliterasi
No.
bI
73
Udayana
74
Medan
Sumber
Sumber
U>da>ya>na>
E. 111h.17
Mi>da>n
E.106h.10; E.110h.16; E.112h.55
Grafemdi Akhir Silabel bA Transliterasi
No.
bI
Sumber
75
Ubud
‘U>bu>d
E.110h.17
Ubud
Ubu>d
E.110h.17
Tabel 26. Grafem Grafem < > Fonem / / dalam bI dapat digunakan untuk merepresentasikan bunyi [d] apabila fonem / / berada di posisi awal dan tengah silabel. Pada tabel 26 tersebut menunjukkan bahwa setiap fonem / / yang berada di posisi awal dan tengal silabel selalu diikuti oleh vokal panjang (mad(. Bunyi [d] yang diikuti bunyi mad [a:] terdapat pada contoh 73 ‘Udayana’ <
> dan contoh 74 ‘Medan’ <
>.
59
Bunyi [d] yang diikuti bunyi mad [i:] terdapat pada contoh 70 ‘Diponegoro’ <
>. Bunyi vokal [e] dalam bA direpresentasikan dengan bunyi vokal [i:],
dapat dilihat pada contoh 72 ‘Denpasar’ <
>. Bunyi [d] yang diikuti bunyi
mad [u:] terdapat pada contoh 71 ‘Dompu’ <
>.
Fonem / / dalam bA juga dapat direpresentasikan dengan bunyi [t] apabila fonem / / berada di akhir silabel. Hal ini seperti yang terdapat pada contoh 75 ‘Ubud’ <
> diakhiri dengan fonem / / dan pelafalan katanya adalah [ubut].
Fonem / / dalam bA yang direpresentasikan dengan bunyi [d] di akhir kata pada penelitian ini tidak ditemukan. Ihwal perubahan bunyi akhir fonem pada kata ‘Ubud’ termasuk bentuk netralisasi.
E. Representasi Grafem Grafem < > Grafem merupakan fonem yang dimiliki oleh bI. Grafem dapat direpresentasikan dengan grafem < >. Menurut Verhaar (2006: 48) fonem konsonan /dh/ termasuk konsonan apiko-palatal, hambat, dan bersuara. Hadi (2015: 77) menyebutkan bahwa fonem konsonan /dh/ bersifat nonempatik setelah terserap ke bI. Penggunaan grafem ini ditemukan dalam nama diri orang Indonesia. Berikut ini adalah contoh yang menunjukkan adanya representasi grafem dengan grafem < > dalam majalah AI.
Grafemdi Awal Silabel No.
bI
76
Dewa Dharu
bA
Transliterasi
Sumber
Di>wa> Da>ru>
E.109h.10
60
Grafemdi Tengah Silabel No.
bI
bA
Susilo 77
Bambang Yudhoyono
Transliterasi
Su>si>lu> Ba>mba>nj Yu>du>yu>nu>
Sumber E.108h.21, h.22; E.110h.9; E.112h.34
Tabel 27. Grafem Grafem < >
Pada tabel 27 menunjukkan bahwa representasi grafemyang dilambangkan dengan grafem < >. Bunyi [dh] termasuk bunyi konsonan letupan. Konsonan letupan fonem [dh] ini dihasilkan pada artikulasi antara ujung lidah dan langit-langit keras (Verhaar, 2006: 34). Fonem / / yang berposisi di awal dan tengah silabel sama-sama diikuti oleh huruf vokal dalam bA (mad). Bunyi [dh] yang diikuti bunyi mad [a:] terdapat pada contoh 76 ‘Dharu’ <
>. Adapun
bunyi [dh] yang diikuti bunyi mad [u:] terdapat pada contoh 77 ‘Yudhoyono’ <
>. Bunyi [u:] dalam bA digunakan sebagai bentuk representasi bunyi
vokal [o] dalam bI. Sebagaimana penggunaan fonem /dh/ pada kata ‘Dharu’ dan ‘Yudhoyono’ merupakan pengaruh bahasa asalnya, yaitu bahasa Jawa. Hal ini menyebabkan sifat fonem /dh/ termasuk konsonan letupan.
F. Representasi Grafem <s> Grafem < > Grafem <s> yang terdapat dalam majalah AI direpresentasikan dengan grafem < >. Fonem /s/ memiliki sifat sebagai konsonan lamino-alveolar, frikatif, dan tidak bersuara. Adapun fonem / / termasuk konsonan apiko-alveolar, frikatif,
61
dan tidak bersuara. Berikut ini merupakan bentuk representasi grafem <s> dengan grafem < > dalam majalah AI. Grafem <s> di Awal Silabel No.
bI
78 79
bA
Transliterasi
Sumber
Sanur
Sa>nu>r
E.110h.17
Soeharto
Su>ha>rtu>
E.107h.28; E.108h.9 E.110h.17,
80
Su>ra>ba>ya>
Surabaya
h.36; E.112h.40; E.113h.29
Grafem <s> di Tengah Silabel No.
bI
bA
Transliterasi
Sumber E.107h.26;
81
Maka>sa>r
Makassar
E.108h.22; E.109h.18
Grafem <s> di Akhir Silabel No.
bI
82 83
bA
Transliterasi
Sumber
Sunan Kudus
Su>na>n Ku>du>s
E.113h.18
Andalas
Anda>la>s
E.111h.8
Tabel 28. Grafem <s> Grafem < > Pada tabel 28 menunjukkan bahwa grafem < > dapat ditemukan di semua posisi, baik di awal, tengah, dan akhir silabel. Bunyi [s] yang diikuti bunyi mad [a:] terdapat pada contoh 78 ‘Sanur’ <
> dan 81 ‘Makassar’ <
[s] yang diikuti bunyi mad [u:] terdapat pada contoh 79 ‘Soeharto’ <
>. Bunyi > dan
62
80 ‘Surabaya’ < kata ‘Kudus’ <
>. Grafem < > yang berada di akhir silabel terdapat pada > dan ‘Andalas’ <
>.
G. Representasi Grafem <s> Grafem < > Grafem <s> dapat direpresentasikan dengan grafem < >. Pada majalah AI ditemukan bahwa grafem <s> direpresentasikan dengan grafem < > pada posisi awal silabel. Menurut Junanah (2010: 47) fonem / / berubah menjadi fonem /s/ karena daerah artikulasi keduanya sama-sama frikatif. Fonem konsonan / / termasuk konsonan apiko-alveolar, frikatif, tidak bersuara, dan konsonan empatik (Hadi, 2015: 74). Setelah terserap ke dalam bI, konsonan / / berubah menjadi konsonan /s/ yang bersifat kebalikan dari konsonan / /. Konsonan empatik juga sering disebut konsonan faringal (Chacra, 2007: 6). Berikut ini contoh yang menunjukkan grafem <s> yang direpresentasikan dengan grafem < >. Grafem <s> di Awal Silabel No.
bI
84
Solo
bA
Transliterasi
Sumber E.108h.22;
Shu>lu>
E.110h.13
Tabel 29. Grafem <s> Grafem < > Pada tabel 29, penulisan grafem <s> direpresentasikan dengan grafem < > dapat ditemukan di awal silabel.
Penulisan
grafem
<s>
yang
direpresentasikan dengan grafem < > pada contoh tersebut diikuti oleh vokal panjang bA (mad). Bunyi vokal [o] dalam bI direpresentasikan dengan bunyi [u:] dalam bA dan dilambangkan dengan fonem / /. Sebagai contoh seperti yang terlihat pada kata 84 ‘Solo’ <
>.
63
H. Representasi Grafem Grafem < > Grafem < > dapat digunakan untuk merepresentasikan grafem . Pada majalah AI ditemukan bahwa grafem direpresentasikan dengan grafem < > di semua posisi. Fonem / / dalam bA termasuk fonem konsonan empatik, hambat, pangkal gigi, dan tidak bersuara (Hadi, 2015: 77). Setelah terserap ke dalam bI, fonem / / berubah menjadi fonem konsonan /t/ dengan sifat yang berkebalikan dengan fonem / /. Konsonan empatik merupakan konsonan yang ditemukan dalam bahasa-bahasa Semit yang bersifat apikal tetapi memiliki artikulasi sekunder, sering terjadi di daerah faring (Carr, 2008: 49). Berikut ini contoh yang menunjukkan grafem direpresentasikan dengan grafem < >.
No.
bI
85
Tokyo
No.
bI
86
Sumatera
Grafemdi Awal Silabel bA Transliterasi
Thu>ki>yu> Grafemdi Tengah Silabel bA Transliterasi
Su>mathirah
Sumber E.109h.20 Sumber E.107h.19; E.108h.12; E.110h.16, h.22
Grafemdi Akhir Silabel No.
bI
87
Haryadi Suyuti
bA
Transliterasi
Sumber
Ha>rya>di> Su>yu>thi>
E.113h.15
Tabel 30. Grafem Grafem < > Pada tabel 30 menunjukkan bahwa grafem dapat direpresentasikan dengan grafem < >. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya kedekatan artikulasi antara fonem /t/ dan fonem / /. Contoh 85 ‘Tokyo’, pada dasarnya grafem dapat direpresentasikan dengan grafem < >. Akan tetapi, karena grafem
64
tersebut terpengaruh oleh vokal setelahnya yaitu vokal /o/, maka konsonan yang terdekat dengan konsonan tersebut adalah fonem / /. Hal ini menyebabkan penulisan kata ‘Tokyo’ dalam bA ditulis menjadi <
>. Bunyi fonem / / yang
diikuti bunyi vokal [e] yang direpresentasikan dengan vokal [i] terdapat pada contoh 86 ‘Sumatera’ <
>. Adapun bunyi fonem / / yang diikuti bunyi vokal
[i] terdapat pada contoh 87 ‘Suyuti’ <
>.
I. Representasi Grafem Grafem < > Grafem < > ini dapat mewakili penggunaan grafem
. Hal ini dikarenakan dalam bA tidak memiliki konsonan bunyi [p]. Fonem /p/ merupakan fonem asli yang dimiliki bI (Hadi, 2015: 58). Fonem /p/ memiliki sifat sebagai konsonan bilabial, hambat, dan tidak bersuara. Adapun fonem / / termasuk konsonan labio-dental, frikatif, dan tidak bersuara. Berikut ini adalah bentuk representasi grafem
yang direpresentasikan dengan grafem < > dalam majalah AI. Grafem
di Awal Silabel No.
bI
88 89
bA
Transliterasi
Sumber
Pontianak
Fu>ntiya>nak
E.113h.26
Praya
Fra>ya>
E.111h.19
Tabel 31. Grafem Grafem < > Tabel 31 menunjukkan bahwa grafem
dapat direpresentasikan dengan grafem < > di posisi awal silabel. Pada kasus ini terjadi pergeseran konsonan /p/ menjadi fonem / / dalam bA (Zuvara, 2008: 57). Bergesernya konsonan tersebut
65
dikarenakan adanya kedekatan daerah artikulasi. Hal inilah yang menyebabkan konsonan hambat bilabial /p/ bergeser menjadi / / konsonan frikatif labio-dental. Sebagai contoh yaitu pada ‘Pontianak’ dalam bA ditulis menjadi < ‘Praya’ ditulis menjadi <
> dan
>.
J. Representasi Grafem Grafem < > Grafem dapat direalisaikan dengan fonem / /. Grafem merupakan konsonan dorso-velar, hambat, dan tidak bersuara. Adapun fonem / / memiliki sifat dorso-uvular, hambat, dan tidak bersuara. Berikut ini adalah bentuk representasi grafem yang direpresentasikan dengan grafem < > dalam majalah AI. Grafem di Tengah Silabel No.
bI
90
91
bA
Transliterasi
Sumber
Afrika
Afri>qiya>
E.106h.10
Edi Marzuki
I>di> Marzu>qi>
Nalapraya
Na>la>bra>ya>
E.112h.25
Grafemdi Akhir Silabel No. 92
bI
bA
Transliterasi
Pondok
Funduq Indah
Indah Mall
Mu>l
Sumber E.112h.21
Tabel 32. Grafem Grafem < >
Tabel 32 menunjukkan bahwa grafemdapat direpresentasikan dengan grafem < >. Penulisan grafem dengan grafem < > dalam bA dapat
66
ditemukan dalam penulisan nama diri dan nama tempat. Fonem / / yang telah diserap ke dalam bI berubah menjadi fonem /k/ menimbulkan terjadinya variasi pengucapan dan penulisan (Hadi, 2015: 85). Penggunaan fonem ini dapat ditemukan pada posisi tengah dan akhir silabel. Penggunaan fonem / / dalam merepresentasikan grafempada contoh 90 ‘Afrika’ <
> dipengaruhi oleh
lingkungan bahasa Inggris. Kata ‘Afrika’ dalam bahasa Inggris ditulis Africa. Sementara itu, fonem / / yang terdapat pada contoh 92 ‘Pondok’ merupakan pengaruh dari bahasa Arab sehingga ditulis menjadi Funduqun. Adapun kata
funduqun dalam bahasa Indonesia berarti pondok atau hotel (Baalbaki, Munir dan Rohi Baalbaki , 2006: 695).
67
BAB IV ALIH AKSARA BUNYI KONSONAN BERBEDA
A. Konsonan Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab yang Berbeda Kategori bunyi konsonan selanjutnya yaitu konsonan yang memiliki titik artikulasi berbeda. Titik artikulasi yang dimiliki konsonan bI tentunya tidak sama atau tidak sepadan dengan konsonan yang dimiliki bA. Perbedaan titik artikulasi tersebut dikarenakan karakteristik kedua sifat bahasa yang berbeda. Bahasa Indonesia memiliki jumlah konsonan yang lebih sedikit dari pada bA. Terlebih lagi, dalam bI terdapat beberapa konsonan khas yang dalam bA tidak ditemukan bunyi konsonan tersebut. Berikut ini pemaparan analisis bunyi konsonan bI dan bA yang berbeda titik artikulasinya dalam majalah AI. Perbedaan titik artikulasi fonem konsonan bI dan bA terlihat mencolok manakala digunakan dalam sebuah kosakata. Titik artikulasi pada bunyi konsonan menjadi penentu utama dalam hal perbedaan antara konsonan bI dan bA. Penggunaan fonem konsonan bA dalam merepresentasikan konsonan bI juga dapat mengakibatkan perubahan bunyi fonem konsonan menjadi bunyi fonem vokal. Bentuk pengalihaksaraan bunyi konsonan berbeda yang ditemukan dalam penelitian ini ada empat (4), yaitu < >, < >, < >, dan < >. Perbedaan konsonan-konsonan tersebut akan diuraikan lebih rinci pada pembahasan berikut ini.
68
1. Representasi Grafem Grafem < > Pada majalah AI ditemukan adanya penggunaan grafem dengan grafem < >. Fonem / / termasuk konsonan apiko-alveolar, hambat, dan tidak bersuara. Menurut Verhaar (2006: 70) fonem [t] dan [th] disebut alofon-alofon dari fonem /t/. Perbedaan alofonemis yang terjadi pada fonem /t/ dipengaruhi oleh lingkungan alofon tersebut. Berikut ini adalah bentuk representasi grafem yang dilambangkan menjadi grafem < > dalam majalah AI. Grafem di Awal Silabel No.
bI
bA
Transliterasi
93
Thamrin
Ta>mri>n
94
Thailand
Ta>ila>nd
Sumber E.108h.10; E.112h.15, h.13 E.113h.9
Grafemdi Tengah Silabel No. 95
bI
bA
Artha Gading Mall
Transliterasi
Sumber
Arta> Ja>di>nj Mu>l
E.112h.21
Tabel 33. Grafem Grafem < > Pada tabel 33 menunjukkan adanya representasi grafem yang dilambangkan dengan grafem < >. Berdasarkan pengaruh lingkungan yang terjadi pada fonem /t/, bunyi [t] di awal kata yang diikuti vokal pelafalannya seperti mengandung bunyi /h/, sehingga pelafalan bunyinya menjadi [th]. Hal itu seperti yang terlihat pada contoh 93 ‘Thamrin’ < ‘Thailand’ <
> dan contoh 94
>. Sementara itu, fonem /t/ yang tidak di awal kata
pelafalannya menjadi bunyi [t], seperti pada contoh 95 ‘Artha’ <
>.
69
2. Representasi Grafem Grafem < > Grafem < > dapat digunakan untuk merepresentasikan grafem . Grafem yang dimaksudkan pada pembahasan ini bukan konsonan bA asli. Representasi grafem dengan grafem < > biasanya disesuaikan dengan cara pelafalan kosakata tersebut. Penggunaan grafem < > ini dapat dilihat pada tabel berikut. Grafem di Awal Silabel No.
96
bI
bA
Transliterasi
Andrinof
Anadiri>nu>fu
Chaniago
Sya>niya>ghu>
Sumber
E.110h.11, h.22
Tabel 34. Grafem Grafem < > Pada tabel 34 menunjukkan bahwa grafem yang direpresentasikan dengan grafem < > hanya berposisi di awal silabel. Fonem / / dalam contoh tersebut diikuti oleh bunyi vokal panjang bA (mad). Penulisan fonem /ch/ dengan / / disesuaikan pada pelafalan kosakata tersebut. Menurut Gazali (2014b) huruf / / memiliki kedekatan fonetis dengan fonem /c/. Fonem / / tersebut merupakan bunyi dari langit-langit keras dengan sifat geseran tidak bersuara (Ryding, 2005: 14). Penggunaan fonem / / dalam melambangkan grafem ini dipengaruhi oleh fonem /c/ dalam bahasa Inggris. Bahasa Inggris melafalkan bunyi /c/ dengan [si:]. Representasi fonem /c/ dalam bahasa Inggris kuno dilambangkan dengan /ch/ (Wikipedia.org, 18 Mei 2016).
70
3. Representasi Grafem Grafem < > Grafem < > dapat digunakan untuk merepresentasikan grafem . Fonem / / ini bersifat faringal, frikatif, dan bersuara. Pada ihwal ini terjadi perubahan status dari fonem konsonan / / berubah menjadi fonem vokal /a/. Penyesuaian fonem vokal ke fonem konsonan dalam bA terjadi karena disesuaikan dengan pengucapan orang Arab (Zuvara, 2008: 88). Berikut adalah contoh yang menunjukkan representasi grafem dengan grafem < > dalam majalah AI. Grafem di Awal Silabel No.
bI
bA
97
Pagar Alam
Transliterasi
Sumber
Ba>ja>r ‘A>lam
E.108h.12
Tabel 35. Grafem Grafem < > Tabel 35 menunjukkan adanya kasus penulisan grafem yang direpresentasikan dengan grafem < >. Contoh 97 merupakan bentuk proper name yang berupa kosakata sebuah tempat. Penulisan kata ‘Alam’ dalam bA diwujudkan dengan menggunakan fonem / /, bukan menggunakan huruf alif sehingga kata ‘Alam ‘ dalam bA ditulis menjadi <
>.
4. Representasi Grafem Grafem < > Grafem < > dapat digunakan untuk merepresentasikan grafem . Pada majalah AI ditemukan bahwa grafem yang direpresentasikan dengan grafem < > pada posisi awal silabel. Berikut ini contoh yang menunjukkan grafem direpresentasikan dengan grafem < >.
71
Grafemdi Awal Silabel No. 98
bI
bA
Yuddy Chrisnandi
Transliterasi
Sumber
Yu>di> Kri>sna>dzi>
E.110h.11
Tabel 36. Grafem Grafem < >
Tabel 36 menunjukkan bahwa grafemdapat direpresentasikan dengan grafem < >. Penggunaan fonem / / ini dikarenakan pelafalan fonem /ch/ mirip dengan fonem / /. Hal ini menyebabkan grafem pada contoh 98 ‘Chrisnandi’ dalam bA ditulis dengan fonem < > menjadi <
>.
Grafemini jarang ditemukan dalam penggunaan kosakata asli bI.
B. Konsonan Bahasa Indonesia yang Tidak Dimiliki Bahasa Arab Jumlah huruf konsonan dalam bI lebih sedikit daripada konsonan dalam bA. Bahasa Indonesia memiliki dua puluh dua fonem konsonan. Sementara itu, jumlah fonem konsonan dalam bA ada dua puluh delapan (Chacra, 2007: 1). Bahasa Indonesia memiliki beberapa konsonan yang tidak dimiliki oleh bA. Konsonan-konsonan tersebut di antaranya adalah grafem, , , dan . Grafem-grafem yang dimiliki bI tersebut akan diuraikan lebih lanjut pada pembahasan berikut ini.
1. GrafemGrafem merupakan salah satu fonem yang tidak dimiliki bA. Untuk merepresentasikan dalam bA, grafem dapat diwakili dengan beberapa
72
huruf konsonan dalam bA. Huruf-huruf bA tersebut di antaranya seperti grafem < >, < >, < >, dan <
>. Berikut adalah uraian masing-masing konsonan
tersebut. a. Representasi Grafem Grafem < > Grafem dapat direpresentasikan dengan grafem < >. Fonem /c/ dalam bI memiliki karakteristik sebagai konsonan medio-palatal, hambat, dan tidak bersuara. Adapun fonem konsonan / / termasuk konsonan apikodental, frikatif, dan bersuara. Kedua fonem tersebut memiliki perbedaan karakteristik yang sangat mencolok. Berikut ini adalah contoh yang menunjukkan representasi grafem dengan grafem < >. Grafem di Tengah Silabel No.
bI
bA
99
Pecatu
Transliterasi
Sumber
Bi>tsa>tu>
E.111h.11
Tabel 37. Grafem Grafem < > Pada
tabel
37
menunjukkan
bahwa
grafem
dapat
direpresentasikan dengan grafem < >. Penggunaan grafem < > ini hanya ditemukan dalam posisi di tengah silabel. Penulisan grafemdengan grafem < > pada contoh 99 ‘Pecatu’ <
> merupakan pengaruh dari
bahasa Bali. Bunyi /ca/ dalam penulisan aksara Bali digunakan untuk melambangkan bunyi /c/ dan /t∫/ (Wikipedia.com, 10 Mei 2016). b. Representasi Grafem Grafem < > Grafem dapat direpresentasikan dengan grafem < >. Fonem /c/ dalam bI merupakan konsonan medio-palatal, hambat, dan tidak bersuara.
73
Adapun fonem konsonan / / dalam bA termasuk konsonan apiko-alveolar, frikatif, dan tidak bersuara. Kedua fonem tersebut sama-sama sebagai konsonan tidak bersuara. Berikut ini adalah contoh yang menunjukkan representasi grafemdengan grafem < >. Grafem di Awal Silabel No.
bI
bA
100
Cisarua
Transliterasi
Sumber
Si>sarwa>
E.113h.52
Tabel 38. Grafem Grafem < > Pada
tabel
38
menunjukkan
bahwa
grafem
dapat
direpresentasikan dengan grafem < >. Penulisan grafemdengan grafem < > pada kata ‘Cisarua’ <
> dipengaruhi oleh bahasa Sunda.
Cisarua merupakan salah satu kota yang terletak di kawasan Jawa Barat. Berdasarkan tabel 38, representasi grafemdengan grafem < > hanya ditemukan di posisi awal silabel. c. Representasi Grafem Grafem < > Grafem dalam bA juga dapat direpresentasikan dengan grafem < >. Fonem /c/ dalam bI merupakan konsonan medio-palatal, hambat, dan tidak bersuara. Fonem / / memiliki karakteristik sebagai konsonan konsonan apiko-palatal, frikatif, dan tidak bersuara. Berikut ini adalah contoh yang menunjukkan representasi grafem dengan grafem < > pada majalah AI.
74
Grafemdi Awal Silabel No.
bI
101 102
bA
Transliterasi
Sumber
Cibubur
Syi>bu>bu>r
E.110h.9
Cianjur
Syi>anju>r
E.109h.11, h.15
Grafemdi Akhir Silabel No.
bI
bA
Transliterasi
Sumber E.112h.12, h.13,
103
Ancol
Ansyu>l
h.21; E.113h.56
104
Puncak
Bu>nsya>k
E.110h.17, h.56
105
Kerinci
Kiri>nsyi>
E.109h.12, h.14
Tabel 39. Grafem Grafem < > Pada tabel 39 menunjukkan bahwa grafem dalam bA dapat direpresentasikan dengan grafem < >. Penulisan grafem dengan grafem < > dapat ditemukan di posisi awal dan akhir silabel. Adanya representasi fonem /c/ dalam bA pada kasus ini disebabkan oleh cara pelafalan kosakata tersebut (Ridwan, Muhammad dan Haryati, 2015: 145). Pelafalan fonem /c/ cenderung dipengaruhi oleh fonetis bahasa Inggris yang terdengar dengan bunyi [si] (Gazali, 2014b). Hal ini menjadikan representasi grafem pada kasus ini diwakili dengan fonem / /. Bunyi [c] yang diikuti bunyi mad [a:] terdapat pada contoh 104 ‘Puncak’ < ‘Ancol’ < ‘Cibubur’ <
>. Bunyi [c] yang diikuti mad [u:] terdapat pada contoh 103 >. Bunyi [c] yang diikuti bunyi mad [i:] terdapat pada kata >, ‘Cianjur’ <
>, dan ‘Kerinci’ <
>.
75
d. Representasi Grafem Grafem <
>
Grafemdalam bA juga direpresentasikan dengan grafem < Menurut Gazali (2014b) silabel /
>.
/ terdiri dari fonem / / dan / / yang
secara umum untuk mentransliterasikan silabel /ch/ bukan /c/ tunggal. Berikut ini adalah contoh yang menunjukkan representasi grafemdengan grafem <
>. Grafemdi Awal Silabel
No.
bI
106
bA
Transliterasi
Sumber
Cengkareng
Tsyi>nka>ri>nj
E.108h.8
107
Cirebon
Tsyi>ri>bu>n
E.109h.19
108
Carangsari
Tsya>ranjsa>ri>
E.111h.11
Grafemdi Tengah Silabel No.
109
bI
bA
Aceh
Transliterasi
Sumber
Atsyi>h
E.111h.9
Atsyi>h
E.111h.9
A>tsyi>h
E.111h.9
Grafemdi Akhir Silabel No.
bI
bA
110
Kerinci
Transliterasi
Sumber
Ki>ri>ntsya>
E.109h.13
Tabel 40. Grafem Grafem <
>
Tabel 40 menunjukkan bentuk representasi grafemdengan grafem <
>. Penelitian ini menemukan adanya grafem <
> yang berada
di semua posisi, baik awal, tengah, maupun akhir silabel. Penggunaan grafem <
> pada kasus ini disesuaikan dengan bahasa asalnya. Hal itu
76
terlihat pada contoh 109 ‘Aceh’ <
> dan contoh 110 ‘Kerinci’
>. Kata ‘Aceh’ berasal dari bahasa Persia dan dieja ‘Achei’
<
(Rosmanuddin, 2015). Adapun kata ‘Kerinci’ berasal dari bahasa Tamil, yaitu ‘Kurintji’ yang berarti bunga kurinji (anak-qinchi.blogspot.com, 11 Mei 2016). Hal ini menjadikan penulisan grafemdalam bA direpresentasikan dengan grafem <
>. Bunyi [c] yang diikuti mad [i:]
terdapat pada contoh 106 ‘Cengkareng’ < ‘Cirebon’ <
> dan contoh 107
>. Adapun bunyi [c] yang diikuti mad [a:] terdapat pada
contoh 108 ‘Carangsari’ <
>.
2. GrafemGrafem merupakan salah satu fonem yang tidak dimiliki bA. Untuk merepresentasikan dalam bA, grafem dapat diwakili dengan grafem < > dan < >. Berikut adalah uraian masing-masing konsonan tersebut. a. Representasi Grafem Grafem < > Grafem dalam bA dapat direpresentasikan dengan grafem < >. Fonem /g/ dalam bI memiliki karakteristik sebagai fonem konsonan dorsovelar, hambat, dan bersuara. Adapun fonem / / merupakan konsonan apikopalatal, afrikatif, dan bersuara. Berikut ini adalah contoh yang menunjukkan representasi grafem dengan grafem < >.
77
Grafemdi Awal Silabel No.
bI
111
bA
Transliterasi
Sumber
Garut
Ja>ru>t
E.106h.12, h.24; E.110h.62
112
Gambir
Ja>mbi>r
E.108h.9
113
Gresik
Jri>si>k
E.108h.33
Grafemdi Tengah Silabel No.
bI
bA
Transliterasi
114
Bogor
Bu>ju>r
115
Legian
Li>jiya>n
116
Legon
Li>ju>n
Sumber E.107h.14; E.109h.15; E.110h.17 E.110h.17; E.111h.10 E.109h.10
Grafemdi Akhir Silabel No.
bI
bA
117
Salatiga
118
Berastagi
Transliterasi
Sumber
Sa>la>ti>ja>
E.106h.57
Bira>sta>ji>
E.106h.11
Bira>sta>ja>
E.110h.16
Tabel 41. Grafem Grafem < > Tabel 41 menunjukkan bahwa grafem dapat direpresentasikan dengan grafem < >. Penggunaan grafem < > pada kasus ini ditemukan di semua posisi dalam suatu kosakata. Penggunaan fonem / / dalam merepresentasikan grafem dipengaruhi oleh penggunaan dialek (Gazali, 2014a). Fonem / / dapat dilafalkan menjadi bunyi /ga/ apabila setelah fonem / / diikuti huruf mad alif <
>, ‘Garut’ <
/ / /a:/ seperti pada kata ‘Salatiga’
>, dan ‘Gambir’ <
>. Fonem / / dapat
78
dilafalkan menjadi bunyi /gi/ apabila setelah fonem / / diikuti huruf / / /i:/ seperti pada contoh 115 ‘Legian’ < <
> dan contoh 118 ‘Berastagi’
>. Fonem / / dapat dilafalkan menjadi bunyi /gu/ apabila setelah
fonem / / diikuti huruf / / seperti pada contoh 114 ‘Bogor’ < contoh 116 ‘Legon’ <
> dan
>. Adapun contoh bunyi [g] di awal silabel
terdapat pada kata ‘Gresik’ <
>.
b. Representasi Grafem Grafem < > Grafem dalam bA dapat direpresentasikan dengan grafem < >. Fonem /g/ dalam bI memiliki karakteristik sebagai fonem konsonan dorsovelar, hambat, dan bersuara. Adapun fonem / / merupakan konsonan dorsovelar, frikatif, dan bersuara. Berikut ini adalah contoh yang menunjukkan representasi grafem dengan grafem < >. Grafem di Awal Silabel No.
bI
119 120
bA
Transliterasi
Sumber
Gili Air
Ghi>li> A>ir
E.107h.6
Gamelan
Gha>mi>la>n
E.109h.10
Grafemdi Tengah Silabel No.
bI
bA
Transliterasi
Sumber
121
Bogor
Bu>ghu>r
E.110h.56; E.112h.34, h.50; E.113h.52
122
Agung Nugroho
Aju>nj Nu>ghru>hu>
E.109h.30
Tabel 42. Grafem Grafem < > Tabel 42 menunjukkan bentuk representasi grafem menjadi grafem < >. Titik artikulasi kedua fonem ini sama-sama dorso-velar.
79
Menurut Junanah (2010: 85) fonem /g/ memiliki alofon [gh] apabila berposisi di awal dan tengah silabel yang diikuti vokal. Adanya alofon [gh] tersebut dikarenakan pengaruh dari bahasa Jawa. Sebagai contoh yaitu pada contoh 120 ‘Gamelan’ <
> dan contoh 121 ‘Bogor’ <
>. Pelafalan
bunyi /ga/ dalam bahasa Jawa termasuk bunyi /ga/ tebal sehingga pelafalan vokal /a/ seperti berbunyi vokal /o/. Fonem / / diikuti bunyi mad [i:] terdapat pada contoh 119 ‘Gili’ <
>. Bunyi fonem /g/ pada contoh 112
‘Nugroho’ dilafalkan tebal sehingga dalam bA ditulis menjadi <
>.
3. GrafemGrafem merupakan salah satu fonem yang tidak dimiliki bA. Untuk merepresentasikan dalam bA, grafem dapat diwakili dengan beberapa grafem bA. Grafem tersebut adalah < >, < >, < >, dan <
>.
Berikut adalah uraian masing-masing konsonan bA tersebut. a. Representasi Grafem Grafem < > Grafem termasuk konsonan nasal (sengau). Fonem /ŋ/ dalam bI memiliki karakteristik sebagai fonem konsonan dorso-velar, nasal, dan bersuara. Adapun konsonan / / merupakan konsonan dorso-velar, frikatif, dan bersuara. Berikut ini adalah contoh yang menunjukkan representasi grafem dengan grafem < >.
80
Grafemdi Akhir Silabel No.
bI
123 124
bA
Transliterasi
Sumber
Walisongo
Wa>li>su>ghu>
E.112h.10, h.27
Kadilangu
Ka>di>la>ghu>
E.113h.18
Tabel 43. Grafem Grafem < > Penggunaan grafem < > untuk merepresentasikan grafem didasari adanya kesamaan titik artikulasi kedua fonem tersebut. Kedua fonem ini sama-sama konsonan dorso-velar. Pada tabel 43 menunjukkan adanya representasi grafem dengan grafem < > ditemukan di posisi akhir silabel. Contoh 123 ‘Walisongo’ < ‘Kadilangu’ <
> dan contoh 124
> merupakan kosakata yang berasal dari kawasan Jawa
Tengah. Penulisan grafemyang terdiri dari grafem dan dalam bA diwakili dengan grafem
< > ini dimaksudkan untuk
mempermudah penulisannya dalam teks Arab. Hal ini mengingat bahwa grafemsecara fonetis dilambangkan dengan /ŋ/ sehingga penulisannya dalam bA dapat diwakili dengan satu fonem yaitu fonem / /. b. Representasi Grafem Grafem < > Fonem /ŋ/ dalam bI memiliki karakteristik sebagai fonem konsonan dorso-velar, nasal, dan bersuara. Fonem / / terdiri dari fonem / / dan / /. Fonem / / memiliki karakteristik sebagai konsonan apiko-alveolar, nasal, dan bersuara. Fonem / / termasuk konsonan apiko-palatal, afrikatif, dan bersuara. Berikut ini adalah contoh yang menunjukkan representasi grafem dengan grafem < >.
81
Grafemdi Awal Silabel No.