187
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 23, No. 2, Juni 2013: 109 - 209
Nirmana Nada Bertautan: Alih Wahana Rupa menjadi Bunyi Siswadi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Jalan Parangtritis KM 6,5 Sewon, Yogyakarta - 55001 E-mail:
[email protected] ABSTRACT This musical composition is a medium change of nirmana fine art into sound. Nirmana is a basic composition of fine art which organizing visual language in a form of level, color, line, dot, and texture. Nirmana means something not meaningful or meaningless. This composition work, therefore, does not mean to convey a message or story, but simply to compose the musical elements including rhythm, melody, and harmony. As the expression media, the composition uses Javanese gamelan combined with saxophone, violin, and cello. The gamelan here just acts as a vehicle or medium of expression. The conventional patterns of gamelan music play covering form, scales, and pathet are not used in this composition. Key words: nirmana, medium change ABSTRAK Komposisi musik ini merupakan alih wahana dari seni rupa nirmana menjadi bunyi. Nirmana merupakan komposisi dasar seni rupa yang mengorganisasikan bahasa rupa berupa bidang, warna, garis, titik dan tekstur. Nirmana artinya tidak berarti atau tidak bermakna. Dengan demikian karya komposisi ini tidak bermaksud menyampaikan pesan atau cerita, tetapi semata-mata menyusun unsur musik yang meliputi ritme, melodi dan harmoni. Sebagai media ungkap, komposisi ini menggunakan gamelan Jawa yang digabung saxophone, biola dan cello. Gamelan di sini hanya perperan sebagai wahana atau media ekspresi. Aturan bermain gamelan secara konvensional yang meliputi bentuk, tangga nada, dan pathet tidak digunakan dalam komposisi ini. Kata kunci: nirmana, alih wahana
PENDAHULUAN Karya seni apapun pada hakikatnya merupakan teks. Teks-teks artistik yang dimaksud menggunakan bahasa sesuai dengan bidangnya. Dengan demikian ada teks yang menggunakan bahasa verbal, bahasa musik, bahasa gerak, bahasa rupa dan lain-lain. Suminto A. Sayuti (2000: 2)
memandang bahasa musik, rupa, dan ge rak tersebut sebagai bahasa seni yang cara mengomunikasikannya dalam dunia semiotik disebut sebagai bahasa kode yaitu suatu sistem yang diatur untuk berpe ran sebagai sarana komunikasi dan yang memakai tanda. Dengan demikian dapat dipahami bahwa seni merupakan suatu jenis bahasa sekunder dan oleh karena itu
Siswadi: Nirmana Nada Bertautan
karya seni dapat dipandang sebagai teks. Jacqueline Smith (1985: 20-22) menggunakan istilah rangsang awal sebagai langkah awal pijakan dalam berkarya. Rangsang awal yang dimaksud meliputi rangsang dengar, rangsang visual, rangsang kinestetik, rangsang raba, dan rangsang idesional. Rangsang-rangsang tersebut biasanya mampu membangkitkan pikir, semangat, mendorong kegiatan atau memberi inspirasi. Apabila diamati pro ses ini secara tersirat sesungguhnya telah menggunakan prinsip dasar intertekstualitas yaitu rangsang awal sebagai hipotext dan karya yang dihasilkan sebagai hipertext (Sri Djoharnurani, 1999: 10). Sri Djoharnurani (1999: 4) mencontohkan intertekstualitas seni terjadi pada catatan sejarah dipentaskan menjadi kethoprak, relief Ramayana di Candi Prambanan mempunyai padanan dengan sendratari Ramayana, novel divisualkan dalam sinetron, dan lain-lain. Sapardi Djoko Damono (2012) melihat peristiwa seperti ini dikenal dengan istilah alih wahana. Apabila diperhatikan penciptaan dalam dunia musik pun telah menggunakan prinsip alih wahana. Beberapa contoh proses alih wahana telah dilakukan oleh Ki Cakrawasita ketika ia membuat komposisi Jaya Manggala Gita. Komposisi ini menceritakan sejarah Indonesia dari jaman Majapahit sampai Indonesia merdeka. Di sini catatan sejarah dan relief candi Penataran yang melukiskan perkembang an instrumen gamelan dialihwahanakan menjadi komposisi Jaya Manggala Gita. Begitu juga yang telah dilakukan oleh Ki Narto Sabdo dalam membuat komposisi gending Kidang Telangkas. Komposisi ini mengisahkan tentang Jaka Tarub. Semua dialog dalam cerita ini dikemas dalam bentuk melodrama Jawa. Di sini cerita Jaka
188 Tarub dialihwahanakan menjadi melodrama berjudul Kidang Telangkas. Beberapa referensi mengenai alih wahana di atas membangkitkan pikir serta mengingatkan pengalaman penulis ketika melihat gambar nirmana karya Aris Widyasmara. Nirmana artinya tak berarti, nirmana tidak menggambarkan bentuk tertentu seperti gunung, pohon, manusia, hewan dan lain-lain, tetapi semata-mata berupa komposisi dasar seni rupa yang mengorganisasikan warna, garis, titik, bidang, dan tekstur, namun demikian kandungan estetisnya sudah dapat dinikmati. Fadjar Sidik dan Aming Prayitno (tt: 4-17) menjelaskan adanya unsur seni rupa yang meliputi: garis, warna, value yaitu dimensi kedua mengenai terang gelapnya warna, intensitas atau chroma yaitu cerah atau terangnya warna dan ruang. Dari unsur-unsur tersebut selanjutnya dikomposisikan dengan prinsip-prinsip tertentu yang meliputi: kesatuan, kontras, irama, klimaks, seimbang, dan proporsional. Namun pada kenyataannya para seniman sering tidak tunduk mengikuti prinsip-prinsip tersebut, akan tetapi le bih mengikuti rasa hatinya. Dari pengalaman melihat karya nirmana tersebut, saya merasa bahwa bahasa rupa yang meliputi warna, garis, titik, value, intensity dapat diaplikasikan pada bahasa musik menjadi nada, lagu, timbre, harmoni, intensity atau keras lemah. Komposisi Nirmada Nada Bertautan ini menggunakan media gamelan Jawa ditambah saxophone dan biola. Meskipun menggunakan gamelan Jawa sebagai media ekspresi tetapi tidak berpijak pada konvensi-konvensi yang ada seperti laras, struktur (tidak ada buka, merong, dan inggah), bentuk (tidak menggunakan bentuk
4
yang mengikat, namun dijadikan sumber inspirasi. Komposisi ini akan memberikan pengalaman baru dalam mencari tangga nada alternatif, alih fungsi instrumen gamelan,
189
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 23, No. 2, Juni 2013: 109 - 209
pengembangan beat pada gamelan, pengembangan ritme, pengolahan dinamika, serta
lancaran, ladrang, ketawang dan lain-lain), pathet (tidak menggunakan pathet nem, sanga, lima, barang dan manyura) serta meninggalkan teknik tabuhan dan fungsi instrumen secara tradisi (tidak ada pamurba lagu, irama, cengkok dua lolo, ayu kuning, teknik gembyang, mipil, nguthik, dan lainlain). Hal ini dilakukan untuk mencari nuansa baru dari gamelan. Dimasukkannya saxophone dan biola ke dalam komposisi ini dengan pertimbangan bahwa instrumen tersebut tidak menggunakan sistem krip dan lubang, sehingga instrumen ini akan mampu menjelajah semua nada. Di sam ping itu kedua instrumen tersebut diharapkan mampu memberi warna baru komposisi ini. Komposisi musik ini menggunakan medium lama dengan idiom baru serta memandang bahwa waton, pakem, serta konvensi-konvensi tidak lagi dijadikan pedoman yang mengikat, namun dijadi kan sumber inspirasi. Komposisi ini akan memberikan pengalaman baru dalam mencari tangga nada alternatif, alih fungsi instrumen gamelan, pengembangan beat pada gamelan, pengembangan ritme, pengolahan dinamika, serta pemaduan instrumen diatonis dengan instrumen pentatonis. Komposisi musik ini memungkin kan masyarakat dapat menikmati nuansa baru dari gamelan Jawa dan mengetahui bahwa gamelan Jawa bukan merupakan seni tradisi yang sudah mencapai puncaknya tetapi masih bisa dicari altematifnya.
PEMBAHASAN Penciptaan musik ini dirancang berdasarkan sumber dari karya seni rupa nirmana rupa karya Aris Widyasmara (Gambar 1 dan 2). Pencipta mengamati susunan
pemaduan instrumen diatonis dengan instrumen pentatonis. Komposisi musik ini
warna, bidang-bidang serta struktur. Dari hasil amatan itu pencipta berimajinasi puncaknya tetapi masih bisa dicari altematifnya. bahwa unsur-unsur yang ada dalam nirMetode dan Landasan PenciptaanPEMBAHASAN mana sepertinya dapat dialihwahanakan Penciptaan musik ini dirancang sumber dari karya seni rupa nirmana dalam seni musik. berdasarkan Pencipta menyetarakan rupa karya Aris Widyasmara (Gambar 1 dan 2). Pencipta mengamati susunan warna, warna dengan nada, susunan dengan kalibidang-bidang serta struktur. Dari hasil amatan itu pencipta berimajinasi bahwa unsurjarak bidang dengan dalam ritme unsurmat yang lagu, ada dalam nirmanaantar sepertinya dapat dialihwahanakan seni musik. Pencipta menyetarakan warna dengan nada, susunan dengan kalimat lagu, dan terang gelap dengan intensitas bunyi.jarak antar
memungkinkan masyarakat dapat menikmati nuansa baru dari gamelan Jawa dan mengetahui bahwa gamelan Jawa bukan merupakan seni tradisi yang sudah mencapai
bidang dengan ritme dan terang gelap dengan intensitas bunyi.
Gambar 1 Nirmana ‚Tumpang Tindih‛ karya Aris Widyasmara (Foto: Siswadi, 2012)
Gambar 1. Nirmana “Tumpang Tindih” Sapardi Djoko Damono (2012) menjelaskan bahwa pada dasarnya karya seni dapat karya Aris Widyasmara (Foto: Siswadi, 2012) Sapardi Djoko Damono (2012) menjelaskan bahwa pada dasarnya karya seni dapat dialihwahanakan dari wahana yang satu menjadi wahana yang lain. Prinsip alihwahana ini diacu dalam membuat karya nirmana nada ini. Ada beberapa komposisi yang telah dibuat oleh seniman terdahulu dengan berbagai inovasinya mampu memberikan dasar serta membangun semangat untuk menciptakan komposisi yang inovatif. Misalnya terkait dengan: (1) Perkembang an bentuk. Secara konvensi bentuk gen ding seperti kethuk loro kerep setiap empat kenongan satu gongan. Tetapi hal ini telah dikembangkan oleh para empu karawi tan seperti pada gending Majemuk (lima kenongan satu gongan) dan gending Loroloro Topeng (tiga kenongan satu gongan; (2) Perkembangan susunan balungan. Banyak macam susunan balungan dalam karawi-
Formatted: Font: C (U.S.)
Formatted: Norma
Siswadi: Nirmana Nada Bertautan
tan seperti balungan nibani, mlampah, nga dhal, nyeceg, ngencot, pin maju (sincope) dan balungan pin mundur. Salah satu susunan balungan seperti tersebut terdapat pada gending Ela Ela Kali Beber, Ladrang Pakumpulan, Ladrang Gadhung Mlathi dan lain-lain; (3) Perkembangan matra atau beat. Pada umumnya matra atau beat dalam karawitan 4/4. Namun banyak empu karawitan telah mencoba menyusun balungan gending dengan matra 3/4 yang biasanya disebut dengan lampah tiga. Pembaharuan matra ini dilakukan oleh R.C. Hardjosubroto saat mencipta Langensekar, Ki Cakrawasita dengan lagu Sakura dan Martopangrawit dengan Parisuka; (4) Perkembangan garap vokal. Martopang rawit telah membuat kejutan masyarakat karawitan karena membuat lagu balungan laras slendro dengan vokal pelog seperti Keta wang Yitmo dan Ladrang Asmaradana. Begitu juga Ki Cakrawasita membuat Lancaran Penghijauan dan Ki Narto Sabdo membuat Lancaran Sapangira. Di dalam mengolah vokal Ki Cakrawasita telah memasukkan idiom-idiom musik Barat ke dalam dunia karawitan (sistem canon dan tri suara) se perti pada Ketawang Basanta, Api Revolusi, Lancaran Pawaka dan Dahana.
190
Martopangrawit (1975) dan Karl-Edmund Prier (1996) memberikan pengertian yang identik mengenai prinsip padhangulihan. Padhang dalam dunia musik Barat biasa disebut dengan anteseden sedangkan ulihan disebut konsekuen. Padhang berfungsi untuk mengawali kalimat lagu atau kalimat tanya dan ulihan merupakan kalimat yang berfungsi untuk mengakhiri kalimat lagu atau kalimat jawab. Musik dirasa enak bila tersusun teratur dalam keseimbangan atau ‘nafas’ atau bagian-bagian yang sama panjangnya. Hal ini berlaku pada kalimat pertanyaan atau padhang dan kalimat jawaban atau ulihan. Prinsip dasar padhang-ulihan beserta konstruksi nya ini memberikan pengertian yang sa ngat berharga dalam menyusun komposisi Nirmana Nada Bertautan. I Wayan Senen (2011) mengatakan bahwa hidup dan tidaknya penyajian musik tergantung pengolahan dinamikanya. Kurangnya pengolahan dinamika dalam sajian musik bisa berdampak statis, se hingga sajian itu sendiri menjadi tidak atau kurang menarik. Prinsip dasar peng olahan dinamika adalah kontras, misalnya 6 kontras pada bahannya seperti yang ada pada musik gamelan Jawa (bahan dari kayu, logam, dawai, kulit), kontras pada bentuknya (bilah, mangkok, kawat), kontras pada penyajian irama misalnya dari penyajian irama rangkep tiba-tiba dipindah menjadi irama wiled seperti yang lazim dilakukan oleh Ki Narto Sabdo. Bahkan, kontras tangga nada misalnya instrumen ber-laras slendro sedangkan vokal ber-laras pelog seperti pada gending Ketawang Yitmo, Lancaran Penghijauan, dan Lancaran Gambar 2 Nirmana ‚Bertusukan‛ karya Aris Widyasmara (Foto: Siswadi, 2012) Sapangira. Komposisi musik ini semaGambar 2. Nirmana “Bertusukan” karya Martopangrawit (1975) dan Karl-Edmund Prier (1996) memberikan pengertian yang ta-mata diolah berdasarkan penjelajahan Aris Widyasmara (Foto: Siswadi, identik mengenai prinsip padhang-ulihan. Padhang dalam dunia 2012) musik Barat biasa disebut dengan anteseden sedangkan ulihan disebut konsekuen. Padhang berfungsi untuk mengawali dan penggarapan keindahan unsur-unsur kalimat lagu atau kalimat tanya dan ulihan merupakan kalimat yang berfungsi untuk musik seperti ritme, melodi, dan harmoni. mengakhiri kalimat lagu atau kalimat jawab. Musik dirasa enak bila tersusun teratur dalam keseimbangan atau ‘nafas’ atau bagian-bagian yang sama panjangnya. Hal ini berlaku pada kalimat pertanyaan atau padhang dan kalimat jawaban atau ulihan. Prinsip dasar padhang-ulihan beserta konstruksinya ini memberikan pengertian yang sangat berharga dalam menyusun komposisi Nirmana Nada Bertautan. I Wayan Senen (2011) mengatakan bahwa hidup dan tidaknya penyajian musik
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 23, No. 2, Juni 2013: 109 - 209
191
1. Eksplorasi Eksplorasi adalah penjelajahan, penyelidikan, atau penjajagan terhadap objek tertentu dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak. Materi dasar yang dikumpulkan meliputi aspek media, melodi, ritme dan harmoni. Dengan melakukan cara seperti ini maka perbendaharaan mengenai aspek musik menjadi lebih kaya.
penyajian gending dan karakter pada setiap bagian gending itu sendiri, se perti misalnya tenang, gembira, sedih, enerjik, nikmat dan lain sebagainya. Data sejenis juga didapatkan melalui sisi auditif, yaitu dengan mendengarkan kaset dari grup karawitan Condong Raos pimpinan Ki Narto Sabdo dalam sajian gending Srepeg Mataraman laras slendro pathet sanga.
a. Materi musikal. Materi ini sesungguhnya diperoleh ketika seseorang menjadi pelaku seni yaitu sebagai pengrawit gamelan Jawa. Di dalam memainkan gamelan Jawa biasanya para pengrawit bermain dalam tangga nada dan laras yang sangat mapan. Namun ada pengalaman baru bagi pencipta ketika terlibat dalam garapan tari ciptaan Loli yang musik nya digarap oleh Gandung Jatmika. Pada waktu itu Gandung Jatmika dalam menata iringan tidak mempedulikan masalah laras dan pathet. Di sini gamelan hanya dipandang sebagai sumber bunyi. Pengalaman ini memberikan stimulasi bagi pencipta tentang kemungkinan adanya modus atau tangga nada alternatif. Ketika menjadi pengrawit, terutama saat bergabung dengan grup karawitan Sekar Tunjung pimpinan Djoko Walujo, banyak pengalaman yang pencipta dapatkan, terutama cara pengolahan dinamika irama dalam sajian karawi tan, yaitu dengan cara melebarkan dan menyempitkan gatra. Cara ini dalam musik Barat biasa disebut dengan augmentasi dan diminusi. Di samping itu juga mendapat pengalaman teknik cecegan dalam tabuhan gender penerus serta pengalaman mengenai struktur
b. Materi auditif. Sewaktu masih menjadi mahasiswa ASTI Jurusan Karawitan, pencipta banyak melakukan aktivitas untuk menunjang perkuliahan antara lain mendengarkan siaran uyon-uyon melalui RRI Nusantara II Yogyakarta. Dari hasil mendengar dan menghayati itu pencipta pernah tergelitik dengan adanya perpaduan musik Barat (tiup) dan gamelan Jawa yang disajikan oleh Kridha Mardawa Kraton Yogyakarta. Selain mendengarkan uyon-uyon seperti di atas, pencipta juga mende ngarkan kaset musik Kitarou The Essential Collection II dengan judul repertoar Bodhisattua, Ecoing Wall Title, Aqua, Lord Of Wind, Satobiki, Cing Ling Goes to Rusia, dan Silent Night. Dari hasil mendengar dan menghayati repertoar ini ada beberapa ritme yang sangat menggelitik. Selain itu, secara tidak dise ngaja, ketika berada di sebuah bandara internasional pencipta mendengar nada lagu yang berbunyi do-mi-sol-do (1 3 5 i) dari operator dalam memberi informasi tentang kedatangan dan keberangkatan pesawat, juga panggilan terhadap penumpang. Lagu tersebut sangat mengesankan. Kegiatan melihat dan mendengar adalah kegemaran pencipta. Salah satu
Siswadi: Nirmana Nada Bertautan
pementasan yang mengesankan adalah pementasan musik perkusi Many Skins One Rhythm yang merupakan kolaborasi Indonesia, Malaysia dan India di Gedung Purnabudaya Yogyakarta. Pada waktu itu India diwakili oleh Kirubakaran dengan satu unit ta bla-nya, Malaysia diwakili oleh Mohd Kamarul Bahri Hussin dengan rebana-nya, dan Indonesia diwakili oleh Djaduk Ferianto beserta KUA ETNIKA dengan berbagai instrumen kebuk-nya. Pencipta tergelitik oleh instrumen jenis rebana yang mempunyai warna suara nyaring dan melengking, juga suara tabla dengan kekayaan warna suara nya, dari yang besar sampai yang kecil beserta aneka ritme yang disajikan. Pengalaman melihat dan mendengar ini juga dialami ketika menyaksikan pentas orkes keroncong Wijayanada dari Prambanan. Dari hasil melihat dan mendengar ini pencipta terkesan oleh petikan Cukulele dan Bas yang saling bersahutan. 2. Improvisasi Menurut Jacqueline Smith (1985) improvisasi merupakan kreasi sementara, tidak tetap dan tidak berbentuk selesai. Pencipta melakukan uji coba, pencari an unsur musik seperti ritme, modus, melodi, dinamika, dan struktur yang dilakukan di studio. Langkah awal yang dilakukan di sini adalah mencari tangga nada atau modus altematif dari gamelan, tema, motif, pengembangan motif, tabuhan instrumen, karakter atau suasana dan dialog musik. Dalam mengimprovisasi tangga nada ini se sungguhnya pencipta telah mempunyai inner melodi atau lagu batin, ya itu daya atau kemampuan mengetahui
192 atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari karena semua berdasarkan atas bisikan dan gerak hati (Sumarsam, 2002: 73). a. Improvisasi modus Inner melodi yang penulis miliki selanjutnya diekspresikan menjadi rengeng-rengeng. Rengeng-rengeng ini selanjutnya ditransformasikan ke dalam gamelan laras pelog, ternyata tidak cocok. Kemudian dicoba dengan laras slendro, juga tidak cocok. Akhir nya dicoba menggabungkan antara laras pelog dan slendro dan ternyata cocok. Urutan nada atau modus alternatif yang ditemukan adalah Nem (6), barang (7), penunggul (1), jangga (2), dhadha (3), dhadha slendro (3), dan ma (5). Setelah ditemukan tangga nada atau modus ini selanjutnya dipilih empat nada yang akan dijadikan tema dari garapan musik ini. Tema yang dimaksud adalah nada- nada yang difungsikan sebagai pembatas atau frame dari garapan musik. Nada yang diangkat menjadi tema dari komposisi musik ini adalah: Nem (6), dhadha (3), Dhadha slendro (3), dan jangga (2). Dasar pemilihan tema empat nada ini mengacu pada jumlah nada dalam gamelan cara balen yang hanya terdiri dari empat nada yaitu 6 5 3 2 dalam laras pe log. Pemilihan nada nem (6), dhadha (3), dhadha slendro (3), jangga (2) didasarkan atas intuisi pencipta dan mengimprovisasi penyetaraan nada yang ada pada gamelan dengan instrumen musik Barat (saxophone, biola dan cello). 2. lmprovisasi karakter. Karakter atau suasana musik meliputi tenang, gembira, lincah, dan sepi.
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 23, No. 2, Juni 2013: 109 - 209
Dalam berimprovisasi sesungguhnya pencipta telah memiliki dasar pembuat an kalimat lagu yaitu dengan konsep padhang-ulihan. Dalam berimprovisasi ada beberapa cara yang dilakukan, ya itu: variasi dan repetisi. Dalam pengembangan motif dilakukan dengan cara menambah nada dan mengulang motif sebelumnya, yaitu (1) motif satu (motif dasar) 6/6 1 3 3/6. Nada 6 sebagai awal musik dasar diambil dari tema, sedang nada 1 3 6 diambil dari sebagian lagu pemberi informasi pada sebuah bandara, sehingga secara keseluruhan bunyi motif dasar ini mirip dengan lagu pemberi informasi dari bandara tersebut. Motif ini selanjutnya dikembangkan dengan cara variasi dan repetisi menjadi (2) Motif dua 3 6/6 1 3 3/6; (3) Motif tiga merupakan repetisi dari motif satu: 6/6 1 3 3/6; (4) motif empat merupakan repetisi dan sequent turun dari motif dua sehingga menjadi 3 1 6/6 3/6 3/5 1/5; (5) Motif lima dengan dasar nada awai 1/3 divariasi dan diakhiri dengan nada 1/3 lagi sehingga menjadi: 1/35 6 1/3; (6) Motif enam pada dasarnya pengembangan dari gatra lima dengan cara elise yaitu menghilangkan nada dan kemudian divariasi sehingga menjadi 6 5 6 1/3; (7) Motif tujuh merupakan pengembangan dari motif enam dengan cara repetisi dan variasi menjadi: 6 5 6 1/3 5 1/3; (8) Motif delapan adalah 1/3 5/1 1/3. Motif ini merupakan pengembangan motif sebelumnya dengan cara repetisi nada akhir menjadi nada awal dan akhir dan variasi di tengahnya. (9) Motif sembilan adalah 1/3 5/1 1/3 5/1 1/3 1/3 6/6. Motif ini merupakan repetisi dan variasi dari motif delapan. (10) Motif sepuluh adalah 6 3 2 6 3 2 6/2. Motif ini
193 disusun tanpa mengembangkan motif sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar mendapatkan suasana baru. (11) Motif sebelas adalah 3 3 2 . . 6/6. Motif ini pada dasarnya di susun seperti pada motif sepuluh ya itu tidak mengembangkan motif sebe lumnya. Susunan nada didasarkan atas pertimbangan untuk menjembatani menuju motif satu. b. Improvisasi tabuhan instrumen Improvisasi tabuhan instrumen ini dimaksudkan untuk mengembangkan tabuhan gender penerus. Tabuhan instrumen ini biasanya hanya nikeli tabuhan bonang barung serta menjadi partner imbal dengan bonang barung. Di sini dicoba alternatif pengembang annya. Ide awal pengembangannya mengacu dari motif tabuhan instrumen .676 gender penerus seperti berikut........ 3.3. (motif dasar). Motif ini dicoba dengan instrumen gender penerus laras pelog, ternyata suaranya tidak cocok. Setelah itu dicoba dipadu dengan laras slendro dan ternyata setelah nada dhadha (3) diganti dengan laras slendro suaranya menjadi enak. Motif tersebut kemudian dikembangkan dengan cara (a) elise, yaitu nada akhir (6) diganti dengan nada kempyung-nya menjadi nada 2 (ro) se hingga menjadi .672 3.3. , selanjutnya motif ini disebut sebagai motif 1; (b) variasi, yaitu nada awal ditambah dengan 7676 nada barang (7) sehingga menjadi ......., 3.3. selanjutnya disebut sebagai motif 2; (c) Dari hasil pengembangan motif dua selanjutnya di-elise (dihilangkan nada 7 urutan ketiga dari depan) sehingga 76.6 menjadi motif 3 seperti berikut .......; 3.3. (d) Motif 3 selanjutnya dikembangkan
Selain mengimprovisasi tabuhan bonang di kendang sini juga atau diimprovisasi tabuhan instrumen kebuk. Dasar tabuhan instr mendengar pentas musik perkusi Many skins penerus, one rhythm. Kalimat lagunya adalah seperti (dibaca dang tak pulung ndang) instrumen kendang atau kebuk. Dasar tabuhan instrumen diperoleh ketika melihat mendengarinipentas musik perkusi Manydan skins one rh (dibaca dang taksemua pulungunsur ndang) Kalimat lagu tersebut berikut: selanjutnya dicoba dikembangkan, bunyi dijadikan mendengar pentas musik perkusi Many skins one rhythm. Kalimat lagunya adalah seperti berikut: (dibacabunyi dang tak pulung ndang) Kalimat lagu tersebut dicoba semua unsur dijadikan awal lagu. Dengan demikian bunyi t menduduki di awalselanjutnya lagu, sedang bunyidikembangkan, b menjadi di akhir berikut: (dibacabunyi dang tak pulung ndang) Kalimat lagu tersebut dicoba dikem awal lagu. Dengan demikian t menduduki di awal lagu, sedang bunyi bselanjutnya menjadi di akhir Siswadi: Nirmana Nada Bertautan 194 lagu sehingga menjadi (dibaca tak pulung ndang ndang) Selanjutnya bunyi pl Kalimat lagu tersebut selanjutnya dicoba dikembangkan, semua unsur bunyi tdijadikan awal lagu. Dengan demikian menduduki di aw lagu sehingga menjadi (dibaca tak pulung ndang ndang) Selanjutnya bunyi pl awal lagu. Denganmotif demikian bunyi dilakukan, t menduduki di awal lagu, sedang bunyi b menjadi di akhir digeser di awal lagu sedang bunyi t menjadi di akhir lagu (dibaca pulung ndang lagi dengan cara di-elise menjadi tetapi setelah dipraktikkan lagu sehingga menjadi (dibaca tak pul digeser dibawal lagu bunyi t bunyi menjadi akhir lagu (dibaca pulung ndang 4, yaitu nadaberikutnya 6 urutan keempat dari ada beberapa kesulitan. Ini disebabkan ndang tak). Urutan bunyi digeser disedang awal lagu dan pl di menjadi di akhir lagu lagu sehingga menjadi (dibaca tak pulung ndang ndang) Selanjutnya bunyi pl di dan awal lagu setiap sedang bunyi t menjadi ndang tak). Urutan berikutnya bunyi b digeser di digeser awal lagu bunyi pl menjadi lagu di akhir depan diganti dengan nada 3 menjadi karena perpindahan pada ba-di akhir sehingga menjadi (dibaca ndang ndang tak pulung) Sebagai urutan yang terakhir 76.3 digeser di awal lagulagi sedang bunyi gian t menjadi di akhir (dibacabunyi pulung ndang di awal ndanglagu tak). Urutan berikutnya b digeser ........; (e) Motif 4 dikembangkan tidak begitu terlihat. Di samping 3.3. sehingga menjadi (dibaca ndang ndang tak pulung) Sebagai urutan yang terakhir bunyi b menjadi awal lagu sedang bunyi b berada pada posisi akhir seperti berikut: dengan cara elise yaitu nada 7 dan 6 hasil percobaan menunjukkan bahndang tak). Urutan berikutnya bunyiitu b digeser di awal lagu dan bunyi pl menjadi di akhir lagu menjadi (dibaca ndang ndang bunyi b menjadi awal lagu sedang bunyi b sehingga berada pada posisi akhir seperti berikut: urutan satu dan dua depan wa lagu tersebut seolah-olah tidak ada (dibaca ndang takdari pulung ndang).digansehingga menjadi (dibaca ndang ndang tak bpulung) Sebagai terakhir bunyi menjadi awalurutan lagu yang sedang bunyi b bera ndang tak pulung ndang). ti dengan nada lagu 2 dan 3 sehingga nafasnya. kalimat, tidak Pengembangan dengan cara(dibaca ataumenmodel di atas secara teoritisIbarat mudahsebuah dilakukan, bunyi b menjadi awal lagu sedang bunyi b berada pada posisi akhir seperti berikut: 23.3 (dibaca ndang tak pulungdilakukan, ndang). Pengembangan lagu dengan caratitik atau model di atas karena secara mudah jadi setelah ........(motif 5). (f) Motif 5 tersebut ada komanya. Atasteoritis dasar kentetapi dipraktikkan mengalami ada beberapa kesulitan. Inidan disebabkan 3.3. (dibaca ndang tak pulung ndang). dikembangkan menjadi motif 6 dengan dala ituada maka percobaan dilakukan lagi carakarena Pengembangan lagudisebabkan dengan atau model d dipraktikkan kesulitan. Ini perpindahan pada setiap tetapi bagiansetelah tidak begitu terlihat.mengalami Di samping itubeberapa hasil percobaan 11 cara elise yaitu nada 2 dan 3 urutan dengan cara pengulangan setiap bagian Pengembangan lagu dengan cara atau model di atas secara teoritisitu mudah dilakukan, tetapi setelah dipraktikkan mengalami ada beber padasatu setiap tidak begitu Di samping hasil percobaan menunjukkan bahwa lagu perpindahan tersebut seolah-olah tidak bagian ada nafasnya. Ibarat terlihat. sebuah kalimat, dan dua dihilangkan, selanjutnya nadalagu tersebut sebanyak kaliada dengan mengurangi tetapi setelah bahwa dipraktikkan mengalami ada tiga beberapa kesulitan. disebabkan karena perpindahan pada Ini setiap bagian begitu terl menunjukkan seolah-olah tidak lagi nafasnya. Ibarat sebuah tidak kalimat, tidak ada titik dan komanya. Atas dasar kendala itu maka percobaan dilakukan dengan kedua diganti dengan nada kempyung bunyi paling akhir. Secara keseluruhan perpindahan setiap bagian tidak begitu menunjukkan terlihat. samping itu tersebut hasil lagi percobaan bahwa dilakukan lagu seolah-olah tida tidak ada titikpada dan Atasmengurangi dasar kendala itu paling makaDipercobaan dengan cara pengulangan setiap bagian sebanyak tigakomanya. kali dengan bunyi atasnya yaitu nada 6 sehingga menjadi susunannya menjadiakhir. seperti11berikut menunjukkan lagubagian tersebut seolah-olah tidak ada nafasnya. Ibarat sebuah kalimat, ada titik komanya. Atas dasar kendala itu caranada pengulangan setiap sebanyak tiga kali dengan mengurangi bunyi paling akhir. 2 danbahwa 3 sehingga menjadi (motif 5). (f) Motif 5 dan tersebut .6.3 depan diganti dengan berikut:
(dibaca ndang
.........
........................................
peroleh ketika melihat dan mendengar
ndang tak pulung ndang-ndang tak). ( di-
3.3. Secara keseluruhan susunannya menjadi seperti berikut tidak ada titik dan komanya. Atas dasar kendalacara itu maka percobaan dilakukan dengantiga kali d pengulangan setiap bagian lagi sebanyak dikembangkan menjadi motif 6 dengan cara elise yaitu 2 dan 3ndang-ndang urutan satu dantak dua pulung) Selain mengimprovisasi tabuhan taknada pulung Secara keseluruhan susunannya menjadi seperti berikut (dibaca ndang tak pulung ndang-ndang dilakukan kali. tiga kali dengan mengurangi bunyi paling akhir. cara pengulangan setiap bagiantiga sebanyak 11tak pulung) bonang penerus, di sini nada juga diimprotigaatasnya kali. yaitu nada 6 dihilangkan, selanjutnya kedua diganti dengan dilakukan nada kempyung 11 Secara keseluruhan (dibaca ndang tak pulung ndang-ndang tak pulung) dilakukan tiga kali. susunannya menjadi seperti b depan diganti dengan nada 2 dan 3atau sehingga menjadi Motif 5 tersebut visasi tabuhan instrumen kendang Transisi(motifke5). (f)bagian berikutnya sehingga menjadi . Secara keseluruhan susunannya menjadi(dibaca seperti berikut (dibaca ndang tak pulung ndang-ndang tak pulung) dilaku Transisi ke bagian berikutnya ndang tak pulung kebuk. Dasar tabuhan instrumen ini di-cara elise yaitu ...................... ..dua(dibaca 12 dikembangkan menjadi motif 6bagian dengan nada 2 dan 3................... urutan satu dan(dibaca Transisi ke berikutnya ndang tak pulung Selain mengimprovisasi tabuhan bonang penerus, tak di pulung) sini juga diimprovisasi tabuhan (dibaca ndang tak pulung ndang-ndang dilakukan tiga kali.
12 dihilangkan, selanjutnya nada kedua dengan nada atasnya yaitu dan 3 sehingga menjadindang-ndang (motif 5). Motif 5atau tersebut Transisi ke pulung bagiannada berikutnya tak).(f)kendang ( dibaca tak pulung ndang-ndang tak instrumen kebuk. Dasar diganti tabuhan instrumen inikempyung diperoleh ketika melihat dan 6 diganti dengan nada 2 dan 3 sehingga menjadi (motif 5). (f) Motif 5 tersebut pentas musikdepan perkusi Many skins one baca tak pulung ndang-ndang tak pulung 12 ndang-ndang tak). berikutnya ( dibaca tak pulung ndang-ndang tak pulung pulung ke bagian (dibaca ndang tak sehingga menjadi . ndang) dilakukan tigaseperti kali. 6 dengan cara elise yaitu nada 2mendengar dan 3 urutan satuTransisi dan dua ndang) dilakukan tiga kali.adalah pentas musik perkusi Many skins one rhythm. Kalimat lagunya rhythm. Kalimat lagunya adalah seperndang) dilakukan tiga kali. ..................... dikembangkan menjadi motif 6 dengan cara elise yaitu nada 2 dan 3 urutan satu dan dua depan 3 sehingga menjadi (motif 5). (f) Motif 5 (terse tak). dib ndang) tiga kali.diganti dengan nada 2 dan ndang-ndang kedua diganti dengan nada atasnya yaitu dilakukan nada 6 tabuhan Selain mengimprovisasi bonang penerus, di sini juga diimprovisasi tabuhan ndang) dilakukan tiga kali. ndangti kempyung berikut: (dibaca dang tak .................... (dibaca tak pulung berikut: .................. (dibaca dang tak pulung ndang) dihilangkan, selanjutnya nada kedua diganti dengan nada kempyung atasnya yaitu nadatak 6 pulung ndang-ndang tak). ( dibaca takelise pulung ndang-ndang ndang) dilakukan tiga kali. (2 dibaca tak ndang-n dikembangkan menjadi motif 6 dengan cara dan 3ndang-ndang urutan satu (yaitu dibaca tak pulung takdan pulud dilakukan kali.nada instrumen atau kebuk. Dasar tabuhan instrumen diperoleh ketika melihat dan ndang) dilakukan tiga kali. pulung ndang)kendang ndangini takndang) pulung ndang)tiga dilakukan tiga Kalimatsehingga lagu tersebut selanjutnya dicoba( dibaca dikembangkan, semua unsur bunyi dijadikan menjadi .dihilangkan, tak pulung ndang-ndang takdengan pulung ndang) dilakukanatasnya yaitu nad tiga kali. selanjutnya nada kedua diganti nada kempyung tiga kali. ndang) dilakukan tiga kali. Kalimat lagu tersebut selanjutnya kali. mendengar pentas musik perkusi Many skins one rhythm. Kalimat lagunya adalah seperti ( dibaca tak pulung ndangabuhan bonang penerus, di sini juga diimprovisasi tabuhan ( dibaca tak pulung ndang-ndang tak pulu awal lagu. Dengan demikian bunyi t menduduki di awal lagu, sedang bunyi b menjadi di akhir tiga kali. mengimprovisasi tabuhan bonang penerus, di sini juga diimprovisasi Selain tabuhan ( dibaca tak pulung ndang-nd ( dibaca tak pulungke ndang-ndang tak pulung ndang) dilakukan sehingga menjadi dicoba dikembangkan, semua unsur .Transisi bagian ................ tiga kali. berikutnya Dasar tabuhan instrumen ini diperoleh dan dang tak pulung ndang) tiga kali. Transisi ke bagian berikutnya berikut: ketika melihat (dibaca Transisi ke bagian berikutnya (dibaca tak p kendang kebuk. ( Dasar tabuhan instrumen ini diperoleh ketika melihat dan dibaca tak pulung ndang-ndang tak pulung ndang) dilakukan tiga kali. bunyi awal lagu. atau Dengan ......................... (dibaca tak pulung ndang lagu dijadikan sehinggainstrumen menjadi (dibaca tak pulung ndang ndang) Selanjutnya bunyi tiga kali. Selain mengimprovisasi tabuhan bonang penerus, diplsini juga diimprovisasi tabuh usi Many skins one rhythm. Kalimat Kalimat lagunya lagu adalah seperti Transisi ke bagian berikutnyadicoba dikembangkan, (dibaca tak pulung ndang ndang tak tersebut selanjutnya semua bunyi dijadikan pulung)unsur mendengar perkusi Many pulung) skins onetak rhythm. adalah seperti tiga kali. pentas musik TransisiKalimat ke bagianlagunya berikutnya demikian bunyi t menduduki di awal ndang pulung) atau kebuk. Dasar tabuhan instrumen ini diperoleh ketika(dibaca melihat digeser di awal pulung) lagu sedang bunyiinstrumen t menjadikendang di akhir lagu (dibaca pulung ndang Transisi ke bagian berikutnya takd lagu. Dengan demikian bunyi t menduduki di awal lagu, sedang bunyi b menjadi di akhir Transisi ke bagian berikutnya ang tak pulung ndang) lagu,awal sedang bunyi b menjadi di akhir ........................................(dibaca pulung pulung) Transisi ke bagian berikutnya (dibaca tak pulung ndang ndang tak (dibaca pulungadalah ndang-nda (dibaca ndang-ndang tak pulung mendengar pentas musik perkusi skins one rhythm. Kalimat lagunya sep berikut: (dibaca dang pulung ndang) pulung) ndang tak). Urutan berikutnya bunyi b digeser ditak awal lagu dan bunyiMany pl menjadi di akhir lagu pulung pulung)tak(dibaca Transisi ke bagian berikutnya tak pulung ndang ndang tak lagusemua sehingga menjadi ....................(di ndang-ndang pulung) dilakukan tiga pulung) njutnya dicoba dikembangkan, unsur bunyi dijadikan (dibaca pulung ndang-ndang tak pulung) dilakukan tiga kali lagu sehingga menjadi tak pulung ndang) Selanjutnya bunyi pl dijadikan Kalimat lagu tersebut(dibaca selanjutnya dicoba ndang dikembangkan, semua unsur bunyi (dibaca pulung ndang-nd Transisi ke bagian berikutnya berikut: (dibaca takberikutnya pulung ndang) pulung) sehingga menjadi ndang ndang tak pulung) Sebagai urutan yang terakhir Transisi kedang bagian (dibaca p baca tak bunyi pulung ndangdindang) Selanjut kali (dibaca pulung ndang-ndang tak pulun nyi t menduduki di awal lagu, sedang b menjadi akhir (dibaca (dibaca pulung ndang-ndan (dibaca pulung ndang-ndang tak pulung) dilakukan tiga kali awal lagu. Dengan demikian bunyi t menduduki di awal lagu, sedang bunyi b menjadi di akhir digeser diplawal lagu sedang bunyi t menjadi akhir lagu ndang)ke (dibaca pulung Transisi bagian berikutnya (dibaca pulungndang ndang-ndang tak unsur bunyi dijadi pulung ndang) pulung nyabunyi bunyi digeser dilagu awal lagu se- di tersebut Transisi bagian berikutnya .............. Kalimat selanjutnya dicoba dikembangkan, semua b menjadi awalke sedang bunyi blagu berada pada posisi akhir seperti berikut: Transisi ke bagian berikutnya (dibaca pulung ndang-ndang tak pulung) dilakukan tiga kali ke bagian berikutnya (dibaca p (dibaca tak pulung ndang ndang) Selanjutnya bunyi pulung ndang) tak). Urutan berikutnya bunyi blagu digeser di awalTransisi lagu dan bunyi pl menjadi di akhir lagu ndangdangndang bunyi t menjadi diplakhir ............................. (dibaca pulung Transisi ke bagian berikutnya awal lagu. Dengan(dibaca demikian t menduduki di awal lagu, sedang bunyi menjadi dind ak pulung ndang) Transisi kemenjadi (dibaca pulung ndang-ndang tak lagu sehingga takbunyi pulung ndang ndang) Selanjutnya bunyi pl bndang-ndang (dibaca t (dibaca ndang-ndang tak pulung (dibaca ndang takbagian pulungberikutnya ndang).
pulung ndang) ................... (dibaca pulung ndang ndang ndang takpulung pulung ndang) ndang) Transisi kendang) bagian berikutnya (dibacayang pulung ndang-ndang pulung ndang pulung sehingga(dibaca menjadi (dibaca ndang ndang tak pulung) Sebagai terakhir (dibaca ndang-ndang takurutan pulung ndang ndang tak) tak dilakukan tiga kali dilakukan tiga kali(dibaca Pengembangan cara atau model di atas secara teoritis mudah dilakukan, (dibaca ndang-ndang digeser dilagu awaldengan lagulagu sedang bunyi t menjadi di akhir lagu (dibaca pulung ndang sehingga menjadi tak pulung ndang ndang) Selanjutnya buny tak). Urutan berikutnya bunyi b digeser .............................................(dibaca pulung ndang) (dibaca ndang-ndang tak pulung nd unyi b digeser di awal lagu dan bunyi di awal akhir lagukali bunyiplbmenjadi menjadi sedang bunyi b berada pada posisi akhir seperti berikut: dilakukan tiga (dibaca ndang-ndang ta (dibaca ndang-ndang tak pulung ndang ndang tak) tetapi lagu setelah dipraktikkan ada beberapa kesulitan. Ini disebabkan karena ndang tak). Urutan berikutnyadi bunyi b digeser di awal Transisi lagu dan bunyi plndang menjadi di akhir dilakukan tiga kali ke bagian lagu awal: di awal dan bunyi pl mengalami menjadi ndang-ndang tak pulung ndang tak)lagu(dibaca pulung Transisi ke tiga bagian lagu awal: (dibac digeser di awal lagu sedang bunyi t kali menjadi di akhir lagu nd dilakukan (dibaca ndang-ndang takitu pulung ndang ndang tak) dilakukan tiga kali (dibaca ndang ndang tak pulung)perpindahan urutan yang terakhir (dibaca ndang pulung ndang). dilakukan tiga kali pada setiap bagian tidak begitu terlihat. Di samping hasil percobaan Transisi ke tak bagian lagu awal: (dibaca ndang-ndang tak pulung akhirSebagai lagu sehingga menjadi .................... dilakukan tiga kali ndang ndang) sehingga menjadi (dibacaberikutnya ndang ndang tak pulung) urutan yang terakhir ndang ndang) ndang tak). Urutan bunyi b digeser di awallagu laguawal: dan bunyi pl menjadi di akhir l Transisi keSebagai bagian dilakukan tiga kali Sebagai edang bunyi b berada pada posisi akhirndang seperti berikut: Transisi ke bagian lagumudah awal: (diba Pengembangan lagu dengan cara atau model di atasnafasnya. secara teoritis dilakukan, menunjukkan bahwa lagu tersebut seolah-olah tidak ada Ibarat sebuah kalimat, (dibaca ndang tak pulung) Transisi ke bagian lagu awal:................ ndang ndang) Transisi ke bagian lagu awal: Model tabuhan dengan dasar menghilangkan bunyiTransisi b menjadi awal lagu laguawal: sedang bunyi bModel berada pada posisi(dibaca akhir seperti berikut: tabuhan dengan dasarndang-ndang menghilangkan satu tabuhansatu ini ke bagian tak pulung ndang ndang) sehingga menjadi (dibaca ndang ndang tak pulung) Sebagai urutan yang terak urutan yang terakhir bunyi b menjadi ................................(dibaca ndang-ndang ndang ndang) tetapi setelah dipraktikkan mengalami ada beberapa kesulitan. Ini disebabkan karena tidak ada titik dan komanya. Atas dasar kendala itu maka percobaan dilakukan lagi dengan Model tabuhan dengan dasar menghilangkan satu tabuhan ini setelah dicoba beberapa ung ndang). Transisi bagian lagu awal: ndang-ndang tak ndang ndang) kali ternyata terasa lebih cocok. Pada tahapan ini jugaimpr dila kali ternyata terasa lebih (dibaca cocok. Pada tahapan inipulung juga dilakukan ndangke ndang) Model dasar menghilangkan satu (dibaca ndang takb pulung ndang). bunyipada menjadi awal lagu sedang bunyi btabuhan berada dengan pada posisi akhir seperti beri awal lagu sedang bunyi b berada tak pulung ndang ndang) Model tabuhan dengan dasar menghilangkan satu tabuhan in perpindahan pada setiap bagian tidak begitu terlihat. Di samping itu hasil percobaan cara pengulangan setiap bagian sebanyak tiga kali dengan mengurangi bunyi paling akhir. kali dilakukan, ternyata terasa lebih cocok. Pada tahapan ini juga dilakukan improvisasi pada bagian lagu an cara atau model di atas secara teoritis mudah ndang ndang) dasar. Setelah dilakukan beberapa kali kemudian satu dt Model tabuhan dengan dasar menghilangkan satu dasar. Setelah dilakukan beberapa kali kemudian satu demi bu Model tabuhan dengan cara dasaratau menghilangkan satu tabuhan inilebih setelah dicoba beberapa kali ternyata terasa cocok. Pada tahapan inisatu juga di Pengembangan lagu dengan model di atas secara teoritis mudah dilakukan, posisi akhir seperti berikut: ............... Model tabuhan dengan dasar meng(dibaca ndang tak pulung ndang). kali ternyata terasa lebih cocok. Pada tahapan ini juga dilakukan imp menunjukkan bahwa lagu tersebut seolah-olah tidak ada nafasnya. Ibarat sebuah kalimat, dasar.Model Setelah dilakukan beberapa kali kemudian satu demi satu bunyi tersebut dihilangkan engalami ada beberapa kesulitan. Ini disebabkan karena tabuhan dasarPada menghilangkan satu tabuhan ini setelah dicoba beberapa sehingga tinggal bunyi .b serta tabuhan dasar beat. Selanj kali ternyata terasa lebih cocok. Pada tahapan juga dila sehingga tinggal bunyi .b serta tabuhan dasar beat. Selanjutnya dicoba kali ternyata terasadengan lebih cocok. tahapan ini juga dilakukan improvisasi pada bagian laguini dasar. Setelah dilakukan beberapa kali kemudian satu tetapi setelah dipraktikkan ada beberapa kesulitan. Ini disebabkan karena Secarandang keseluruhan susunannya menjadi mengalami seperti berikut (dibaca tak pulung ndang). hilangkan satu tabuhan ini setelah diPengembangan lagu dengan cara atau model di atas secara teoritis mudah dilakuk dasar. Setelah dilakukan beberapa kali kemudian satu demi satu bu tidak ada titik dan komanya. Atas dasar kendala itu maka percobaan dilakukan lagi dengan sehingga tinggal bunyi serta Pada tabuhan dasarini beat. Selanjutnya dicoba dialog instrumen kebuk, an tidak begitu terlihat. Di samping itu hasil percobaan kali ternyata terasadilakukan lebih.b cocok. tahapan juga dilakukan improvisasi pada bagian lagu artinya setiap pemusik pemegang instrumen memb dasar. Setelah dilakukan beberapa kali kemudian satu deb artinya setiap pemusik pemegang instrumen kebuk memberi respon dasar. Setelah beberapa kemudian satu demi satu bunyi tersebut dihilangkan tinggal bunyi .b serta tabuhan dasarkebuk beat. Selan Pengembangan lagu dengan coba ternyata lebih pada setiap bagian tidak kali begitu terlihat. Dikali samping itu terasa hasil percobaan (dibaca ndangperpindahan tak pulung ndang-ndang takcara pulung) dilakukan tigabeberapa kali. sehingga tetapi setelah mengalami ada beberapa kesulitan. Ini Selanjutnya disebabkandicob kar sehingga tinggal bunyi .b serta tabuhan dasar.bbeat. cara pengulangan setiap bagian sebanyak tiga dipraktikkan kali dengan mengurangi bunyi paling akhir. artinya setiap pemusik pemegang instrumen kebuk memberi respon bunyi tabuhan dengan ebut seolah-olah tidak adaatau nafasnya. Ibarat sebuah kalimat, dasar. Setelah dilakukan beberapa kali kemudian satu demi satu bunyi tersebut dihilangkan sehingga tinggal bunyi .bkonstan. serta tabuhan dasar Selanju tempo bebas berirama Pada bagian ini pencipt tempo bebas berirama konstan. Pada bagian iniinstrumen pencipta memberi k sehingga tinggal bunyitersebut .b serta seolah-olah tabuhan dasar beat. Selanjutnya dicoba dialog instrumen kebuk,beat. model dimenunjukkan atas secara teoritis mudah cocok. Pada tahapan ini juga dilakukan artinya setiap pemusik pemegang kebuk mem bahwa lagu tidak ada nafasnya. Ibarat sebuah kalimat,
nyi t menjadi di akhir lagu
perpindahan pada tidak begitu terlihat. Di pada samping itu hasil respon percob artinyabagian setiap pemusik pemegang instrumen kebuk memberi tempo bebas berirama Padasetiap bagian ini pencipta memberi kebebasan pemusik tas dasar kendala itu maka percobaan dilakukan lagi dengan sehingga tinggal bunyi .bkonstan. serta tabuhan dasar berekspresi beat. Selanjutnya dicoba dialog instrumen artinya setiap pemusik pemegang instrumen kebuk memb untuk berekspresi sesuai dengan tingkat musikalitasnya. untuk sesuai dengan tingkat musikalitasnya. Transisi bagian berikutnya (dibaca ndang tak pulung artinya pemusik pemegang kebuk memberi respon bunyi tabuhan .bkebuk, dengan tempo bebas berirama konstan. Pada bagian ini pencip Secara ke keseluruhan susunannya menjadi seperti berikut tidak ada titiksetiap dan komanya. Atas dasarinstrumen kendala itu maka percobaan dilakukan lagi dengan menunjukkan bahwa lagu tersebut seolah-olah tidak ada nafasnya. Ibarat sebuah kalim tempo bebas berirama konstan. Pada bagian ini pencipta memberi untuk berekspresi sesuai dengan tingkat musikalitasnya. artinya setiap pemusik pemegang instrumen kebuk memberi respon bunyi tabuhan .b dengan sebanyak tiga kali dengan mengurangi bunyi paling akhir. Pada tahapan improvisasi tabuhan instrumen jug tempo bebas berirama konstan. Pada bagian inidilakukan pencipta Pada tahapan improvisasi tabuhan instrumen juga tempo bebas berirama konstan. Pada tiga bagian ini pencipta memberi kebebasan pada pemusik untuk berekspresi sesuai tingkat musikalitasnya. (dibaca ndang takpengulangan pulung ndang-ndang tak pulung) dilakukan tiga cara setiap bagian sebanyak kalikali. dengan mengurangi bunyi dengan paling akhir. tidak ada titik dan komanya. Atas dasar kendala itu maka percobaan dilakukan lagi den untuk berekspresi sesuai dengan tingkat musikalitasnya. Pada tahapan improvisasi tabuhan instrumen juga dilakukan uji coba pengembangan ndang-ndang tak). ( dibaca tak pulung ndang-ndang tak pulung tempo bebas beriramasesuai konstan. Pada bagian ini pencipta memberi kebebasan pada pemusik tabuhan bonang barung yang berpasangan dengan tabuh untuk berekspresi sesuai dengan tingkat musikalitasnya. tabuhan bonang barung yang berpasangan dengan tabuhan slenthem untuk berekspresi dengan tingkat musikalitasnya. Pada tahapan improvisasi tabuhan instrumen ju a menjadi seperti berikut cara pengulangan setiap bagian sebanyak tiga kali dengan mengurangi bunyi paling ak Pada tahapan improvisasi tabuhan instrumen juga dilakukan tabuhan bonang barung yang berpasangan dengan tabuhan slenthem. Ide pengembangannya untuk berekspresi sesuai dengan tingkat musikalitasnya. Secara keseluruhan susunannya menjadi seperti berikut mengacu pada keroncong, yaitu pada petikan Pada tahapan improvisasi tabuhan instrumen juga mengacu pada musik keroncong, yaitu petikan cukulele ya Transisi ke bagian berikutnya (dibaca ndangmusik tak pulung Pada tahapan improvisasi tabuhan instrumen jugabonang dilakukan uji coba pengembangan tabuhan barung yangpada berpasangan dengan tabu dang tak pulung) dilakukan tiga kali.
235 233 213 231 Hasil dari uji coba
13
6 3 3 2 195 tersebut ternyata tidak seperti yang
235 6 22 3 33 5 3 6 Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 23, No. 2, 22 1 33 3 3Juni3 2013: 109 - 209 6 231 2 2 1pada 3 3 improvisasi bagian lagu dasar. dicobaseperti lagi dan akhirnya menemukan kecocokan. 3 Hasil dari uji coba tersebut ternyata tidak yang diharapkan. Selanjutnya dicariAdapu dan 2 3 1 beberapa kali kemu2 Setelah dilakukan Tabuhan bonang Tabuhan slentem 3 ini. tidak seperti lagi menemukan kecocokan. Adapunyang susunan nadanya seperti di bawah Hasil satu daridan ujiakhirnya coba tersebut diharapkan. Selanjutnya dicar dian satudicoba demi bunyi tersebut di- ternyata 6 3 6 6 2 hilangkan sehingga tinggal bunyi .b Tabuhan ini. Tabuhan 6 3bonang 6 dicari 3 slentem dicoba danyang akhirnya menemukan kecocokan. Adapun susunan nadanya seperti di b uji coba tersebut ternyata tidak lagi seperti diharapkan. Selanjutnya dan serta tabuhan dasar beat. Selanjutnya 6 3 6 6 3 1 3 3 Tabuhan bonang Tabuhan slentem ini. gi dan akhirnya menemukan kecocokan. susunan nadanya seperti di bawah dicoba dialog instrumenAdapun kebuk, artinya 6 3 6 3 2 3 1 2 636 6 setiap pemusik pemegang instrumen 3 1 3 3 bonang 3 Tabuhan slentem 6 Tabuhan 36 kebuk memberi respon bunyi tabuhan 2 3Selain 1 2 tabuhan bonang yang berpa 36 136 3 6 bonang Tabuhan slentem .b dengan tempo bebas berirama konSelain tabuhan bonang yang berpasangan denga sangan dengan tabuhan slenthem, di 26 3 13 6 2 3 6 stan. Pada bagian ini pencipta memberi sini juga diimprovisasi tiupanslenthem, saxo diimprovisasi tiupan tabuhan saxophone untuk menyertai tabuh yang berpasangan dengan di sini juga 3 1 3Selain tabuhan bonang 3 kebebasan pada pemusik untuk bereks 3 phone untuk menyertai tabuhan 231 2 Sebelumnya intuisi pencipta terbayang bahw diimprovisasi tiupanmusikalisaxophone untuk menyertai dalam tabuhan bonang dan telah slenthem tersebut. presi sesuai dengan tingkat 3 bonang dan slenthem tersebut. Sebel-slenthem, di sini Selain tabuhan bonang yang berpasangan dengan tabuhan tasnya. Sebelumnya dalam intuisi pencipta telah 2 diimprovisasi bernuansa musik Barat. terbayang bahwa kalimat lagu Jawa saxophone yang akan umnya dalam intuisi pencipta telah dan musik improvisasi diimprovisasi tiupantabuh saxophone untuk menyertai bonang dan slenthem ters in tabuhan bonang Pada yang tahapan berpasangan dengan tabuhan slenthem, dibahwa sini tabuhan juga kalimatlagu lagu saxoseleh musik (konsekuen) didasarkan atas tabuhan s diimprovisasi bernuansa musik Jawa terbayang dan Barat.kalimat Dalam mengimprovisasi saxophone an instrumen juga dilakukan uji phone yang akan diimprovisasi berSebelumnya dalam intuisi pencipta telah terbayang bahwa kalimat lagu saxophone yang sasi tiupan saxophone untuk menyertai tabuhan bonang dan slenthem tersebut. dariatas sebagian lagu keroncong sebagai siaran coba pengembangan tabuhan bonang seleh (konsekuen) kalimat lagu didasarkan tabuhan slenthem. Awal kalimatpenutup lagu diambil nuansa musik Jawa dan musik Barat. diimprovisasi bernuansa musik Jawa dan musik Dalam mengimprovisasi saxop barung telah yang berpasangan dengan ya dalam intuisi pencipta terbayang bahwa kalimat lagu saxophone yangBarat. akan mengimprovisasi tersebut berbunyi: . 62Nusantara .6 3.saxophone Dari lagu awal ini selanjutn dari sebagian lagu keroncong sebagaiDalam penutup siaran RRI II Yogyakarta. Lagu tabuh an slenthem. Ide pengembang seleh (konsekuen) kalimat laguAwal di- kalimat lagu di seleh didasarkan tabuhan slenthem. sasi bernuansa musik Jawa dan(konsekuen) musik Barat. mengimprovisasi saxophone sehingga secara keseluruhan susunan kalimat lagunya tersebut berbunyi: .kalimat 62 Dalam .6 3. lagu Dari lagu awal iniatas selanjutnya dialirkan menuju nada jangga (2)me annya mengacu pada musik kerondasarkan atas tabuhan slenthem. Awal daripada sebagian lagucukulele keroncong sebagai penutup siaran RRI Nusantara II Yogyakarta. cong, yaitu petikan ekuen) kalimat lagu didasarkan atas tabuhan slenthem. Awal kalimat lagu diambil sehingga secara keseluruhan susunan kalimat menjadi: kalimatlagunya lagu diambil dari sebagian lagu yang berpasangan dengan petikan bas. keroncong sebagai penutupdialirkan siaran RRImenuju nada jang tersebut berbunyi: 62 .6Nusantara 3. Dari lagu awal ini selanjutnya gian lagu keroncong sebagai penutup siaran .RRI II Yogyakarta. Lagu Lagu tersebut merupakan lagu yang belum selesai Pada bagian ini pencipta bermaksud Nusantara II Yogyakarta. Lagu tersesecara keseluruhan susunan kalimat menjadi: berbunyi: . 62 .6 3.mengembangkan Dari lagusehingga awal ini selanjutnya dialirkan menuju nadalagunya jangga (2) tema (6 3 3 2) sebagai tetapi kalimat jawabannya boleh meninggalk Lagu tersebut merupakan lagu yang belum selesai perlutidak dibuat jawabannya, but berbunyi: . lagu 62 .6sehingga 3. Dari lagu awal nada seleh (konsekuen) yang dilakukan selanjutnya dia lirkan menuju nada dari secara keseluruhan susunan kalimat lagunya menjadi: sesungguhnya juga merupakan tema tetapi kalimat lagu jawabannya tidak ini boleh meninggalkan tabuhan slenthem 6 3komposisi 3 2 yang in oleh instrumen slenthem. Dengan dejangga (2) sehingga secara keseluruhan mikian di sini Lagu mencari kalimat lagu tema berikut. sesungguhnya juga merupakan dariyang komposisi ini. Kalimat lagu perlu jawabannya tersebut merupakan lagu belum lagu selesai dibuatseperti jawaban susunan kalimat nya sehingga menjadi: padhang (antiseden) yang dilakukan oleh berikut. tetapi kalimat lagupertama jawabannya tidak bolehjawabannya, meninggalkan tabuhan slenthem 6 3 3 2 u tersebut merupakan lagu yang belum selesai sehingga perlu dibuat instrumen bonang. Uji coba sepertitidak berikut. sesungguhnya juga merupakan tema darisudah ini. Kalimat lagukalimat jawabannya imat lagu jawabannya boleh meninggalkan tabuhan slenthem 6 komposisi 3 3 selesai. 2 yang tersebut Dengan demikian lagu se
Lagu tersebut merupakan yang beberikut. Agar lagu tersebutlagu banyak variasinya maka di tersebut selesai. hnya juga merupakan tema dari sudah komposisi ini. Kalimat lagu jawabannya seperti Tabuhan bonang Tabuhan slentem
lum selesai sehingga perlu dibuat jawakesemuanya didasarkan atas jawaban tabuhan slenthem 3 3 2 ya Agar lagu tersebut banyak variasinya maka dibuat lagu beberapa kalimat lagu6 yang 2 3 5 6 bannya, tetapi kalimat Dengan demikian kalimat 2 3 kesemuanya 3 3 nya tidak 6boleh tabuhan didasarkan atas tabuhan slenthem 3 3 2meninggalkan yang merupakan tema dari komposisi ini. Kalimat lagu tersebut adalah: tersebut sudah selesai. Dengan demikian kalimat lagu 2 1 3 3 slenthem 6 3 3 2 yang sesungguhnya Seperti halnyamaka pada kalimat lagu pertama,kalimat lagu tersebut 2 3 ini. 1 Kalimat 2 tersebut merupakan tema dari komposisi tersebut adalah: . Agarlagu lagu banyakjuga variasinya dibuat beberapa lagu udah selesai. ini. Kalimat lagu jawaban nya seperti sehingga dibuatkan jawabannya seperti berikut: Seperti halnya pada kalimat lagu pertama, lagu perlu tersebut merupakan lagu yang belum selesai, kesemuanya didasarkan atas tabuhan slenthem 6 3 3 2 yang merupakan tema dari komp r lagu tersebut banyak variasinya maka dibuat beberapa kalimat lagu yang Hasil dari uji coba tersebut ternyaberikut. perludiharapkan. dibuatkan jawabannya seperti berikut: ta tabuhan tidak sehingga seperti yang ya didasarkan atas slenthem 6 3 3 2 yang Semerupakan tema dari komposisi Kalimat lagu tersebut lanjutnya ini. dicari dan dicoba lagi danadalah: akhirnya mene mukan kecocokan. Ada- lagu pertama, lagu tersebut. merupakan lagu yang belum se Seperti halnya pada kalimat at lagu tersebut adalah: pun susunan nadanya seperti di bawah Dengan demikian kalimat lagu tersebut sehingga dibuatkan jawabannya seperti berikut: lnya pada kalimatini. lagu pertama, laguperlu tersebut merupakan lagu yang belum selesai, sudah selesai.
perlu dibuatkan jawabannya seperti berikut:
rsebut merupakan lagu yang belum selesai sehingga perlu dibuat jawabannya,
lagu jawabannya tidak boleh meninggalkan tabuhan slenthem 6 3 3 2 yang selesai sehingga perlu dibuat jawabannya, a juga merupakan tema dari komposisi ini. Kalimat lagu jawabannya seperti nggalkan tabuhan slenthem 6 3 3 2 yang
Siswadi: Nirmana Nada Bertautan 196 osisi ini. Kalimat lagu jawabannya seperti Agar lagu tersebut banyak varitu 30 menit, estimasi waktu setiap bagian Dengan demikian kalimat lagu asinya maka dibuat beberapa kalimat lima menit sehingga secara keseluruhan h selesai. lagu yang kesemuanya didasarkan atas komposisi ini berdurasi waktu 35 menit. Dengan demikian kalimat lagu tabuhan slenthem 6 3 3 2 yang merupaPertimbangan lain dibaginya komposisi gu tersebut banyak variasinya maka dibuat beberapa kalimat lagu yang kan tema dari komposisi ini. Kalimat ini menjadi enam bagian adalah agar sajididasarkan atas tabuhan slenthem 6 3 3 2 yang merupakan tema komposisidan tidak monoton. tersebut adalah: andari ini bervariasi aka dibuat beberapalagu kalimat lagu yang
adalah: tema dari komposisi 3agu 3 2tersebut yang merupakan
Bagian pertama. . Bagian selesai, ini adalah bagian awal dari a pada kalimat lagu pertama, lagu tersebut merupakan lagu yang belum . penyajian. Di sini dipilih instrumen genu dibuatkan jawabannya seperti berikut: 14 Seperti kalimat lagu perder barung tunggal disertai dengan rebab sebut merupakan lagu yanghalnya belum pada selesai, tama, lagu tersebut merupakan lagu 14 dan suling. Dasar pemilihan instrumen ut: yang belum selesai, sehingga perlu di mengacu pada penyajian karawitan 14 Jawa. buatkan jawabannya seperti berikut: Sebelum disajikan gending-gending Jawa 14 biasanya diawali dengan lagu pathetan . Kalimat lagu 14 berikutnya yang dilakukan oleh instrumen gender . Kalimat lagu berikutnya barung, rebab, gambang dan suling 14 adalah . Jawaban kalimatyang lagu . Kalimat lagu berikutnya Kalimat lagu berikutnya adalah disajikan dengan irama ritmis. Penyajian . Jawaban kalimat lagu ini adalah . Pada lagu pathetan dimaksudkan untuktahapan men. Kalimat lagu berikutnya adalah . Jawaban kalimat lagu pathet atau suasana musikaldicoba atau improvisasi ini tabuhan bonang berpasangan dengan tabuhan .genalkan Kalimat lagu berikutnya 14 slenthem . Padayang tahapan . Jawaban kalimat lagu atmosfer lagu yang akan disajikan. Lagu 14 ini berpasangan adalah . Pada tahapan disempitkan atau didiminusi sehingga menjadi an bonang yang dengan tabuhan slenthem dicobaseperti berikut. . Kalimat lagu berikutnya adalah Jawabandisajikan kalimat lagu Jawaban kalimat lagu ini adalah bagian .pertama oleh instrumen 14 improvisasi ini tabuhan bonang yang berpasangan dengan tabuhan slenthem . Pada tahapan gender (Prasetya, 2012: 76).dicoba Tabuhan bonang nusi sehingga menjadi seperti berikut. Hal ini se14 . Jawaban kalimat lagu ini adalah . Pada tahapan Tabuhan disempitkan atau didiminusi sehingga menjadi seperti berikut. n bonang yang berpasangan dengan tabuhan slenthem dicoba sungguhnya juga dimaksudkan untuk slentem Kalimat lagu slenthem berikutnya improvisasi ini tabuhan bonang . yang tabuhan dicoba mengenalkan tema musik yang akan disaPadaberpasangan tahapan . dengan Tabuhan bonang usi sehingga menjadi seperti berikut. Pada tahapan improvisasi iniseperti tabuhan jikan, karena alur lagunya bermuara pada .atau Kalimat lagu berikutnya didiminusi sehingga menjadi Tabuhan nangadalah yangdisempitkan berpasangan dengan tabuhan slenthem dicobaberikut. . Jawaban kalimat lagu . Kalimat berikutnya Komposisi Nirmana Nada Bertautan nadalagu nem (6), dhada pelog (3), dhadha slenslentembonang yang berpasangan dengan Tabuhan bonang hingga menjadi seperti berikut. . Jawaban kalimat lagu . tabuhan Kalimat lagu berikutnya slenthem dicoba disempitkan droBertautan (3) dan jangga (2). Nada-nada tersebut Pada dasarnmya komposisi Nirmana Nada ini struktur penyajiannya dibagi ada Bertautan ini adalah . kalimat Pada tahapan adalah . Jawaban lagu Tabuhan atauNirmana didiminusi sehingga menjadi se merupakan tema dari komposisi musik Komposisi Bertautan .Nada Pada tahapan menjadi enam bagian. Pembagian inidengan didasarkan atas pertimbangan durasi waktu 30 menit, slentem a komposisi Nirmana Nada Bertautan ini struktur penyajiannya dibagitabuhan . bonang Jawaban kalimat lagu improvisasi ini tabuhan yang berpasangan slenthem dicoba perti berikut. ini. Lagu tabuhan gender seperti berikut: ini adalah . Pada tahapan
15
Pada dasarnmya komposisi Nirmana Nada Bertautansecara ini struktur penyajiannya ng berpasangan dengan tabuhan slenthem dicoba da Bertautan estimasi waktu setiap bagian lima menit sehingga keseluruhan komposisidibagi ini berdurasi Pembagian ini didasarkan atas pertimbangan durasi waktu 30 menit, disempitkan atau didiminusi sehingga menjadi seperti berikut. Tabuhan bonang . Pada tahapan improvisasi ini tabuhan bonang yang berpasangan dengan tabuhan slenthem dicoba Komposisi Nirmana Nada Bertautan menjadi enam bagian. ini didasarkan ataskomposisi pertimbangan durasi enam waktubagian 30 menit, enjadi seperti berikut. komposisi Nadawaktu Bertautan ini Pembagian struktur penyajiannya dibagi 35 menit. Pertimbangan laininidibaginya ini menjadi adalah agar bagian lima Nirmana menit sehingga secara keseluruhan komposisi berdurasi Tabuhan bonang ngdisempitkan berpasangan dengan tabuhan slenthem dicoba atau didiminusi sehingga menjadi seperti berikut. Pada dasarnmya komposisi Nirmana Nada Bertautan ini struktur penyajiannya dibagi tautan estimasikomposisi waktu setiap bagiandan lima menit sehingga secara keseluruhan komposisi ini berdurasi embagian inidibaginya didasarkan atas ini pertimbangan durasi waktu 30 menit, Tabuhan bervariasi tidak monoton. sajian mbangan lain ini menjadi enam bagian adalah agar enjadi seperti berikut. slentem Tabuhan bonang menjadi enam bagian. Pembagian inilain didasarkan atas pertimbangan durasi waktu 30 menit, Tabuhan slentem osisi Nirmana Nada Bertautan ini struktur penyajiannya dibagi waktu 35 menit. Pertimbangan dibaginya komposisi ini menjadi enam bagian adalah agar lima menit sehingga secara keseluruhan komposisi ini berdurasi Bagian pertama. ngian tidak monoton. Tabuhanestimasi waktu setiap bagian lima menit sehingga secara keseluruhan komposisi ini berdurasi gian inilain didasarkan atas durasi waktu 30 awal menit, sajian inipertimbangan bervariasi danini tidak monoton. angan dibaginya komposisi ini menjadi enam bagian adalah agar Bagian adalah bagian dari penyajian. Di sini dipilih instrumen gender barung slentem Komposisi Nirmana Nada Bertautan waktu 35 menit. Pertimbangankomposisi lain dibaginya komposisi ini menjadi enam bagian adalah agar ima menit sehingga secara keseluruhan ini berdurasi Bagian pertama. tidak monoton. tunggal dengan rebab dan suling. Dasar pemilihan instrumen mengacu pada h bagian awal penyajian. Di disertai sini dipilih instrumen gender barung Padadari dasarnmya komposisi Nirmana Nada Bertautan ini struktur penyajiannya dibagi sajian ini bervariasi dan tidakenam monoton. lain dibaginya komposisi iniBertautan menjadi bagian adalah agar Komposisi Nirmana Nada Bagian inipemilihan adalah bagian awal dari penyajian. Di sini dipilih instrumen gender diawali barung dengan Komposisi Nirmana Nada Bertautan karawitan Jawa. Sebelum disajikan gending-gending Jawaulihan biasanya an rebab dan suling. Dasar instrumen mengacu pada mana Nada Bertautan inipenyajian struktur penyajiannya dibagi Bagian ini disajikan tiga ulihan. Pada dan ketiga disertai instrumen rebab. Kalimat lagu menjadi enam bagian. Pembagian ini didasarkan atas pertimbangan durasiini waktu 30 menit, Bagian disajikan tigakedua ulihan. Pada ulihan Pada dasarnya komposisi Nirmana Nada Bagian pertama. monoton. Pada dasarnmya komposisi Nirmana Nada Bertautan ini struktur penyajiannya dibagi rebab diberi kebebasan dengan catatan pada nada-nada seleh menyesuaikan seleh tabuhan gender. tunggal disertai dengan rebab dan suling. Dasar pemilihan instrumen mengacu bagian awal dari penyajian. Di sini dipilih instrumen gender barung lagu pathetan yang dilakukan instrumen gender barung, rebab,disertai gambang danpada suling yang wa. Sebelum disajikan gending-gending Jawa biasanya diawali dengan kedua dan ketiga instrumen rebab. didasarkan pertimbangan durasi waktu 30 menit,oleh estimasiatas waktu setiap bagian lima menit sehingga secara keseluruhan komposisi inipertama berdurasi Bertautan ini struktur penyajiannya dibagi Transisi dari bagian ke bagian kedua dilakukan dengan cara nada akhir bagian mana Nada enam Bertautan ini ini struktur dibagi Bagian adalahpenyajiannya bagian awal dari penyajian. Di sini dipilih instrumen gender barung menjadi bagian. Pembagian ini didasarkan atas pertimbangan durasi waktu 30 menit, penyajian karawitan Jawa. Sebelum disajikan gending-gending Jawa biasanya diawali dengan Kalimat lagu rebab diberi kebebasan denn rebab dan suling. Dasar pemilihan instrumen mengacu pada disajikan dengan irama ritmis. Penyajian lagu pathetan dimaksudkan untuk mengenalkan kukan oleh instrumen gender barung, rebab, gambang dan suling yang t sehingga keseluruhan komposisi ini berdurasi menjadi enam bagian. Pembagian iniinidisatu ditabuh bergetar yaituadalah 6/6……….. disambung dengan tabuhan bonang barung imbal al waktu secara 35 menit. Pertimbangan lain dibaginya komposisi menjadi enam bagian agar didasarkan atas pertimbangan durasi waktu 30 menit, gan catatan pada nada-nada seleh tunggal disertai dengan rebab dan suling. Dasar pemilihan instrumen mengacu pada na.estimasi awal dari penyajian. Di sini dipilih instrumen gender barung waktu setiap bagian lima menit sehingga secara keseluruhan komposisi ini berdurasi lagu pathetan yang dilakukan oleh instrumen gender barung, rebab, gambang dan suling yangmenyeBali yaitu:yang akan disajikan. Lagu Sebelum disajikan gending-gending Jawa biasanya diawali dengan pathet atau suasana musikal atau atmosfer lagu bagian pertama dasarkan atasbagian pertimbangan durasi wakma ritmis. Penyajian lagu pathetan dimaksudkan untuk mengenalkan aginya komposisi ini menjadi enam adalah agar sajian ini bervariasi dan tidak monoton. suaikan seleh tabuhan gender. t sehingga secara keseluruhan komposisi ini berdurasi penyajian karawitan Jawa. Sebelum disajikan gending-gending Jawa biasanya diawali dengan abwaktu dan suling. Dasar pemilihan instrumen mengacu pada 35 menit. Pertimbangan lain dibaginya komposisi ini menjadi enam bagian agar mengenalkan disajikan dengan irama ritmis. Penyajian lagu pathetan dimaksudkan untuk ukan oleh gender barung, rebab, gambang dan suling yang disajikan oleh instrumen gender (Prasetya, 2012: 76). Hal iniadalah sesungguhnya juga dimaksudkan usikal atauinstrumen atmosfer lagu yang akan disajikan. Lagu bagian pertama Bagian pertama. aginya komposisi ini menjadi enam bagian adalah agar pathetan yang dilakukan oleh instrumen gender barung, rebab, gambang dan suling yang elum disajikan gending-gending Jawa biasanya diawali dengan sajian inilagu bervariasi dan tidak monoton. pathet atau suasana musikal atau atmosfer lagu yangdisajikan, akan disajikan. bagian pertama lagu pathetan dimaksudkan untuk untuk mengenalkan tema musik yang akan karena Lagu alur lagunya bermuara pada enritmis. genderPenyajian (Prasetya, 76). Hal iniawal sesungguhnya jugamengenalkan dimaksudkan Bagian ini2012: adalah bagian dari penyajian. Di sini dipilih instrumen gender barung selanjutnya disambung tabuhan bonang penembung, barung, dan penerus seperti berikut. disajikan dengan ritmis. Penyajian lagu yang pathetan dimaksudkan untuk mengenalkan oleh instrumen gender barung, rebab, gambang dan Bagian disajikan olehirama instrumen gender (Prasetya, 2012: 76). Hal inijangga sesungguhnya juga dimaksudkan sikal ataupertama. atmosfer yang akan Lagu bagian pertama nada nem (6),disajikan. dhada pelog (3),suling dhadha slendro (3) dan (2). Nada-nada tersebut merupakan ma penyajian. musik yang disajikan, karena alur lagunya bermuara pada ari Di akan sinilagu dipilih instrumen gender barung tunggal disertai dengan rebab dan suling. Dasar pemilihan instrumen mengacu pada pathet atau suasana musikal atauuntuk atmosfer lagu yang akaninstrumen disajikan. Lagu bagian pertama pada s.gender Penyajian lagu pathetan dimaksudkan mengenalkan Bagian ini adalah bagian awal dari penyajian. sini dipilih gender barungbermuara untuk tema musik yang akan disajikan, karena alur lagunya (Prasetya, 2012: 76). Hal sesungguhnya juga dimaksudkan tema dariini komposisi musik ini. Di Lagu tabuhan gender seperti berikut: og (3), dhadha (3)mengenalkan dan jangga (2). Nada-nada tersebut merupakan suling. Dasarslendro pemilihan instrumen mengacu pada
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 23, No. 2, Juni 2013: 109 - 209
197
Transisi dari bagian pertama ke bab enam kali, diselingi bonang penembung gian kedua dilakukan dengan cara nada dua kali di ikuti bonang barung b dan rebab diberi kebebasan dengan catatan pada nada-nada seleh menyesuaikan seleh tabuhan gender. akhir bagian satu ditabuh bergetar yaitu bonang penerus b satu kali diikuti saxoTransisi dari bagian pertama ke bagian kedua dilakukan dengan cara nada akhir bagian 6/6……….. disambung dengan tabuhan phone 6 7 1 2 1 7 6. Nada akhir lagu ini bersatu ditabuh bergetar yaitu 6/6……….. disambung dengan tabuhan bonang barung imbal ala bonang barung imbal ala Bali yaitu: samaan dengan bunyi gong suwukan laras Bali yaitu: nem (6) selanjutnya masuk bagian kedua. Kalimat lagu rebab dan suling sepenuh nya diserahkan pada pemain. Hanya pada selanjutnya disambung tabuhan bonang penembung, barung, dan penerus seperti berikut. selanjutnya disambung tabuhan bonang seleh kalimat 16 lagu gender, lagu rebab ha16 penembung, barung, dan penerus seperti rus menyesuaikan. 16 16 16 berikut. Bagian Kedua Bonang Penembung Bagian kedua ini merupakan lanjutan dari bagian pertama. Oleh karena bagian Bonang Barung a pertama yang berbunyi hanya instrumen gender dan rebab dan disajikan dalam irama yang ritmis, maka suasana yang Bonang Penerus a ditimbulkan adalah tenang. Atas dasar pertimbangan tersebut maka pada bagian Bonang Barung b kedua ini suasananya diangkat sedikit menjadi dinamis atau lebih hangat. Cara mengubah ritme dari ritmis menjadi meBonang Penerus b Cara penyajiannya adalah, bonang penembung ditabuh dua kali diikuti bonang barung a dan Cara penyajiannya adalah, bonang penembung ditabuh dua kali diikuti bonang a dan trisbarung dilakukan dengan cara menghadirkan bonang Cara penerus a empat kali. Setelah itu dilanjutkan bonang barung dandiikuti bonangbonang penerus b enam kali penyajiannya adalah, bonang penembung ditabuh dua bkali barung a dan Cara penyajiannya adalah, bonang penembung ditabuh dua kali diikuti bonang barung a dan bonang Cara penerus a empat kali. Setelah itu dilanjutkan bonang barung b dan bonang penerus b enam kali tabuhan yang berpasangan yaipenyajiannya adalah, bonang penembung ditabuh dua diikuti barung ainstrumen dan diselingipenerus bonang dua kali, lalu bonang barung b dan bonang bpenerus enam kali, diselingi bonang apenembung empat kali. Setelah itu dilanjutkan bonang barung bkali danpenerus bonangbonang b enam kali bonang penerus a empat kali. Setelah itu dilanjutkan bonang barung b dan bonang penerus b enam kali diselingi bonang penembung dua kali, lalu bonang barung b dan bonang penerus b enam kali, diselingi bonang penerus empat kali.diikuti Setelah itu dilanjutkan barung b dan bsaxophone enam kali tu bonang barung dengan slenthem, saxoCara penyajiannya adalah, bonang pe bonang penembung dua kali bonang barung bbonang dan bonang penerus bbonang satu kali diikuti diselingi bonang apenembung dua kali, lalu bonang barung b dan bonang penerus bpenerus enam kali, diselingi diselingi bonang penembung dua kali, lalu bonang barung b dan bonang penerus b enam kali, diselingi bonang penembung dua kali diikuti bonang barung b dan bonang penerus b satu kali diikuti saxophone diselingi bonang penembung dua kali, lalu bonang barung b dan bonang penerus b enam kali, diselingi phonesaxophone berpasangan dengan cello dan biola. ditabuh dua bonang 6 7 1 2 1 penembung 7 6. Nadanembung akhir ini bersamaan bunyi gong suwukan laras nemkali (6) selanjutnya masuk bonang dualagu kali diikuti bonangdengan barungkali b dandiikuti bonang penerus b satu diikuti bonang penembung dua kali diikuti bonang barung b dan bonang penerus b satu kali diikuti saxophone 6 7 1 2 1 penembung 7 6. Nadabarung akhir lagu ini bersamaan dengan bunyi gong suwukan laras nem (6) selanjutnya masuk bonang dua kali diikuti bonang barung b dan bonang penerus b satu kali diikuti saxophone Kalimat lagu a bersamaan dan bonang penerus a empat 6bagian 7 1 2 1kedua. 7 6. Nada akhirlagu lagu rebab ini dengan bunyi gong suwukan laraspemain. nem (6) selanjutnya Kalimat dan suling sepenuhnya diserahkan pada Hanya padamasuk seleh yang dilantunkan oleh sax6 7 1 2 1 7 6. Nada akhir lagu ini bersamaan dengan bunyi gong suwukan laras nem (6) selanjutnya masuk Kalimat lagu rebab dan suling sepenuhnya diserahkan pada pemain. Hanya pada seleh menjelajah dari nada yang 6bagian 7 1 2 1kedua. 7 6. Nada akhir lagu ini bersamaan dengan bunyi gong suwukan laras nem (6) selanjutnya masuk ophone dibuat kali. Setelah itu dilanjutkan bonangpada ba-pemain. Hanya bagian Kalimat lagu rebab dan suling sepenuhnya diserahkan pada seleh kalimatkedua. lagu gender, lagu rebab harus menyesuaikan. bagian kedua. Kalimat lagu rebab dan suling sepenuhnya diserahkan pada pemain. Hanya pada seleh kalimatkedua. lagu gender, lagu rebab harus menyesuaikan. bagian Kalimat lagu rebab dan suling sepenuhnya diserahkan pada pemain. Hanya pada seleh rendah, tengah sampai nada tinggi kemrung b dan bonang penerus b enam kali kalimat gender, lagu rebab harus menyesuaikan. Bagian lagu Kedua kalimat lagu gender, lagu rebab harus menyesuaikan. Bagian lagu Kedua kalimat gender, lagu rebab harus menyesuaikan. tengah diselingi bonang penembung dua kali, Bagian Keduakedua Bagian ini merupakan lanjutan dari bagian pertama. Oleh karena bali bagian pertamadan rendah. Bagian kedua ini Bagian Kedua Bagian Keduakedua Bagian ini merupakan lanjutan dari bagian pertama. Oleh karena bagian pertama dapat dilihat seperti berikut ini. laluinibonang barung b dari dan bonang penerus kedua merupakan lanjutan bagian Oleh karena bagian yang Bagian berbunyi hanya instrumen gender dan rebab danpertama. disajikan dalam irama yangpertama ritmis, Bagian ini disajikan tiga ulihan. Pada ulihan kedua dan ketiga disertai instrumen rebab. Kalimat lagu
Bagian kedua ini merupakan lanjutan dari bagian pertama. Oleh karena bagian pertama kedua ini instrumen merupakangender lanjutan dari bagian Oleh karena bagian yang Bagian berbunyi hanya dan rebab danpertama. disajikan dalam irama yangpertama ritmis, yang hanya instrumen adalah gendertenang. dan rebab dalam tersebut irama yang maka berbunyi suasana yang ditimbulkan Atas dan dasardisajikan pertimbangan makaritmis, pada yang berbunyi hanya instrumen gender dan rebab dan disajikan dalam irama yang ritmis, yang hanya instrumen adalah gendertenang. dan rebab dalam tersebut irama yang maka berbunyi suasana yang ditimbulkan Atas dan dasardisajikan pertimbangan makaritmis, pada maka ditimbulkandiangkat adalah tenang. dasar dinamis pertimbangan maka pada bagiansuasana kedua yang ini suasananya sedikitAtas menjadi atau tersebut lebih hangat. Cara maka suasana yang ditimbulkan adalah tenang. Atas dasar pertimbangan tersebut maka pada maka ditimbulkandiangkat adalah tenang. dasar dinamis pertimbangan maka pada bagiansuasana kedua yang ini suasananya sedikitAtas menjadi atau tersebut lebih hangat. Cara bagian kedua inidari suasananya diangkat sedikit menjadi dinamis lebih hangat. Cara mengubah ritme ritmis menjadi metris dilakukan dengan caraatau menghadirkan tabuhan bagian kedua ini suasananya diangkat sedikit menjadi dinamis atau lebih hangat. Cara bagian kedua inidari suasananya diangkat sedikit menjadi dinamis lebih hangat. Cara mengubah ritme ritmis menjadi metris dilakukan dengan caraatau menghadirkan tabuhan mengubah ritmeberpasangan dari ritmis menjadi metrisbarung dilakukan dengan cara saxophone menghadirkan tabuhan instrumen yang yaitu bonang dengan slenthem, berpasangan mengubah ritme dari ritmis menjadi metris dilakukan dengan cara menghadirkan tabuhan mengubah ritmeberpasangan dari ritmis menjadi metrisbarung dilakukan dengan cara saxophone menghadirkan tabuhan instrumen yang yaitu bonang dengan slenthem, berpasangan instrumen yang yaitu barung dengan berpasangan dengan cello danberpasangan biola. Kalimat lagubonang yang dilantunkan olehslenthem, saxophonesaxophone dibuat menjelajah dari instrumen yang berpasangan yaitu bonang barung dengan slenthem, saxophone berpasangan instrumen yang yaitu barung dengan berpasangan dengan cello danberpasangan biola. Kalimat lagubonang yang dilantunkan olehslenthem, saxophonesaxophone dibuat menjelajah dari dengan cello dan biola. Kalimat lagu yang dilantunkan saxophone dibuat menjelajah nada yang rendah, tengah sampai nada tinggi kembalioleh tengah dan rendah. Bagian keduadari ini dengan cello dan biola. Kalimat lagu yang dilantunkan oleh saxophone dibuat menjelajah dari dengan cello dan biola. Kalimat lagu yang dilantunkan saxophone dibuat menjelajah nada yang rendah, tengah sampai nada tinggi kembalioleh tengah dan rendah. Bagian keduadari ini nada rendah, sampai dapat yang dilihat sepertitengah di berikut ini. nada tinggi kembali tengah dan rendah. Bagian kedua ini nada yang rendah, tengah sampai nada tinggi kembali tengah dan rendah. Bagian kedua ini nada rendah, sampai dapat yang dilihat sepertitengah di berikut ini. nada tinggi kembali tengah dan rendah. Bagian kedua ini dapat dilihat seperti di berikut ini. dapat dilihat seperti di berikut ini. dapat dilihat seperti di berikut ini.
17
Siswadi: Nirmana Nada Bertautan
198
18
Transisi dari bagian kedua menuju bagian ketiga dikomando oleh instrumen ketipung
Transisi dari bagian kedua menuju baketipung diikuti oleh instrumen saron diikuti oleh instrumen berikut. seperti berikut. gian ketiga dikomandosaron oleh seperti instrumen
Transisi dari bagian kedua menuju bagian ketiga dikomando oleh instrumen ketipung
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 23, No. 2, Juni 2013: 109 - 209
diikuti oleh instrumen saron seperti berikut.
Formatted: Font: 11 pt
199
dengan cara mengolah dinamika. Dinamika pada dasarnya adalah kontras, baik kontras pada bahan, irama atau tempo, register atau ambah-ambahan. Pada bagian Font: 11 pt Formatted: Keterangan: P dibaca pung. ketiga ini irama dipersempit atau tempo Keterangan: P dibaca pung. Nada akhir tabuhan saron diikuti dengan gong suwukan laras 6 (nem) selanjutnya masuk bagian dimajukan menggunakan instrumen yang Nada akhir tabuhan saron diikuti dengan ketiga dengan intensitas tabuhan lembut berangsur-angsur menjadi tabuhan seperti biasa. bernada tinggi yaitu bonang penerus. gong suwukan laras 6 (nem) selanjutnya Bagian ketiga Intensitas tepuk tangan dan tabuhan masuk bagian ketiga dengan intensitas Apabila pada bagian kedua suasanannya sudah mulai hangat, maka kehangatan ini akan yang lain saling bergantian. Apabila tepuk tabuhan lembut berangsur-angsur menjaditingkatkan lagi di bagian ketiga dengan cara mengolah dinamika. Dinamika pada dasarnya tangan intensitasnya keras maka instrudi tabuhan seperti biasa. adalah kontras, baik kontras pada bahan, irama atau tempo, register atau ambah-ambahan. Pada diperlembut. men yang lain intensitasnya 19 bagian ketiga ini irama dipersempit atau tempo dimajukanDemikian menggunakan instrumen yang sebaliknya, apabila instrumen Bagian ketiga bernada tinggi pada yaitu bonang penerus. intensitasnya keras maka tepuk tangan Apabila bagian kedua suasananya diperlembut. ketiga ini disajikan sudahIntensitas mulai hangat, maka inisaling bergantian. tepuk tangan dan kehangatan tabuhan yang lain ApabilaBagian tepuk tangan kurang lebih empat menit. akan ditingkatkan lagi di bagian ketiga intensitasnya keras maka instrumen yang lain intensitasnya diperlembut. Demikian sebaliknya, apabila instrumen intensitasnya keras maka tepuk tangan diperlembut. Bagian ketiga ini disajikan kurang lebih empat menit.
200
Siswadi: Nirmana Nada Bertautan
20
Pada bagian ketiga ini diberi variasi tepuk tangan dengan menggunakan k notasi seperti berikut.
Pada bagian ini diberi variasi Pada bagian ketigaketiga ini diberi variasi tepuktepuk tangan dengan menggunakan konsep cak dengan tangannotasi dengan menggunakan konsep cak seperti berikut. dengan notasi seperti berikut.
Keterangan p dibaca Keterangan p dibaca plak
Keterangan p dibaca plak
plak
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 23, No. 2, Juni 2013: 109 - 209
Transisi dari bagian ketiga menuju keempat dilakukan dengan cara mempercepat tempo pada akhir bagian ketiga. Intensitas tabuhan diperkeras dan selanjutnya ditabuh bergetar, kemudian disambung 21 gesekan biola dengan nada tinggi disusul dengan pukulan perkusi kayu satu yang mirip dengan pukulan kentongan diikuti Transisi dari kayu bagiandua ketiga menuju pukulan perkusi yang miripkeempat den- dilakukan dengan cara mempercepat tempo pada akhir bagian ketiga. Intensitas tabuhan diperkeras dan selanjutnya ditabuh gan kentongan juga. Selanjutnya pukul bergetar, kemudian disambung gesekan biola dengan nada tinggi disusul dengan pukulan an kedua perkusi kayu secara bergantian membuat Pada hitungan kedelapan perkusi kayuritme. satu yang mirip dengan pukulan kentongan diikuti pukulan perkusi kayu dua diikuti kempul nada tinggi. dasar yang mirip dengan kentongan juga.Dengan Selanjutnya pukulan kedua perkusi kayu secara bergantian ritme tersebut bagian keempat masuk. membuat ritme. Pada hitungan kedelapan diikuti kempul nada tinggi. Dengan dasar ritme Transisi yang dimaksud seperti berikut. 21
201
22
tersebut bagian keempat masuk. Transisi yang dimaksud seperti berikut.
Bagian ini ini disajikan disajikantiga tigaulihan. ulihan.
Bagian ini disajikan tiga ulihan. Transisi dengan cara mengulang Transisi dari dari bagian bagian empat empatmenuju menujubagian bagianlima limadilakukan dilakukan dengan cara mengula empat menuju baulang akhir bagian keempat pada baris pertama. Setelah itu satu per satu tabuhan instrumen akhir bagian keempat pada baris pertama. Setelah itu satu per satu tabuhan instrum tempo pada akhir bagian ketiga. Intensitas tabuhan diperkerasgian dan selanjutnya ditabuh lima dilakukan dengan cara meng kebuk dan menyajikan ritme serts kebuk dan kempul kempul menghilang, menghilang,tinggal tinggalpukulan pukulanperkusi perkusikayu kayuyang yang menyajikan ritme bergetar, kemudian disambung gesekan biola dengan nada tinggi disusul dengan pukulan ulang-ulang akhir bagian keempat pada Font: 11 pt Formatted: tabuhan kendang masuk bagian kelima yaitu dialog musik Keterangan: t dibaca thok thok tabuhan kendangageng agengyang yangberbunyi berbunyib.b.Selanjutnya Selanjutnya masuk bagian kelima yaitu dialog mu Keterangan: t dibaca perkusi kayu satu yang mirip dengan pukulan kentongan diikuti baris pukulanpertama. perkusi kayuSetelah dua itu satu per satu Bagian kelima Bagian kelima Bagian keempat yang mirip dengan kentongan juga. Selanjutnya pukulan kedua perkusi kayu secara bergantian tabuhan kebuk daninstrumen kempul Bagian instrumen kelima menggunakan kebuk kelima masih menggunakan instrumen kebukseperti sepertibagian bagiankeempat keem Bagian keempat Pada bagian keempat ini dihadirkan instrumen kendang Bagian atau kebuk. Inimasih dimaksudkan membuat ritme. Pada hitungan kedelapan diikuti kempul nada tinggi. Dengan dasar ritme Perbedaannya pada bagian keempat, semua penabuh bermain berdasarkan notasi atau partitu menghilang, pukulan kayuberdasarkan notasi Perbedaannya padatinggal bagian keempat, semuaperkusi penabuh bermain atau part Pada bagian dinamika keempat ini dihadirkan untuk dengan cara mengkontraskan bahan dari logam dengan kulit. diberi kebebasan untuk berekspresi dengan tersebutmembangun bagian keempat masuk. Transisi yang dimaksud seperti berikut . sedangkan pada bagian kelima pemain yang menyajikan ken- untuk berekspresi den sedangkan pada bagian ritme kelima serta pemaintabuhan diberi kebebasan instrumen kendang atau kebuk. Ini dimakUntuk menghindari ritme yang monoton, setiap tabuhan instrumen menjadi awal dengan instrumennya. Oleh nada sebab itu pada bagian ini disebut dengan dialog musik. Dalam bermain instrumennya. Oleh sebab berbunyi itu pada bagian disebut dengan dialog musik. Dalam berm dang ageng yang b.iniSelanjutnya sudkan untuk membangun dinamika de kadang-kadang bertanya dan kadang-kadang menjawab, begitu sebaliknya. Rasa musikalita cara tabuhan awal bergeser ke tabuhan akhir, tabuahan kedua menjadi tabuhan awal. Dengan kadang-kadang bertanya dan kadang-kadang menjawab, begitu sebaliknya. Rasa musika masuk bagian kelima yaitu dialog musik. ngan cara mengkontraskan bahan dari pada bagian ini dibangun dengan cara saling merespons sesama instrumen. pada bagian ini dibangun dengan saling merespons sesama instrumen. cara seperti ini suasana yang ditimbulkan menjadi sangat dinamis. Susunan tabuhan di cara bagian logam dengan kulit. Untuk menghindari Dialog musik disajikan kurang lebih selama empat menit. Setelah itu instrumen kebuk Dialog musik disajikan kurang lebih selama empat menit. Setelah itu instrumen kebu Bagian kelima keempat seperti berikut. (kendang) membuat ritme ¾ yang selanjutnya disusul tabuhan bonang barung, dan ritme yang monoton, setiap tabuhan inFont: dengan 11 pt Formatted: Keterangan: t dibaca thok (kendang) membuat ritme ¾ yang selanjutnya disusul dengan tabuhan bonang barung, dan Bagian kelima masih menggunakan indiikuti semua instrumen menyesuaikan menjadi ritme ¾. strumen menjadi nada awal dengan cara Bagian keempat diikuti semua instrumen menyesuaikan menjadi ritme ¾. strumen kebuk seperti bagian keempat. PerBagian keenam tabuhan awal keempat bergeser ke tabuhan akhir, Pada bagian ini dihadirkan instrumen kendang atau kebuk. Ini dimaksudkan Bagian keenam bedaannya pada bagian keempat, semua tabuahan kedua menjadi awal. bahan dari logam dengan kulit. untuk membangun dinamika dengan tabuhan cara mengkontraskan penabuh bermain berdasarkan notasi atau Dengan cara ritme seperti ini suasana yang Untuk menghindari yang monoton, setiap tabuhan instrumen menjadi nada awal dengan partitur sedangkan pada bagian kelima ditimbulkan menjadi sangat dinamis. cara tabuhan awal bergeser ke tabuhan akhir, tabuahan kedua menjadi tabuhan awal. Dengan pemain diberi kebebasan untuk bereks Susunan diditimbulkan bagian keempat sedinamis. Susunan tabuhan di bagian cara seperti initabuhan suasana yang menjadi sangat presi dengan instrumennya. Oleh sebab perti berikut. keempat seperti berikut. itu pada bagian ini disebut dengan dialog musik. Dalam bermain kadang-kadang bertanya dan kadang-kadang menjawab, begitu sebaliknya. Rasa musikalitas pada bagian ini dibangun dengan cara saling merespons sesama instrumen. Dialog musik disajikan kurang lebih Transisi dari bagian ketiga menuju keempat dilakukan dengan cara mempercepat Transisi dari bagian
202
Siswadi: Nirmana Nada Bertautan
selama empat menit. Setelah itu instrumen kebuk (kendang) membuat ritme ¾ yang selanjutnya disusul dengan tabuhan bonang barung, dan diikuti semua instrumen menyesuaikan menjadi ritme ¾. Bagian keenam Bagian keenam merupakan bagian ending. Setelah para pemain diberi kebe23 basan pada bagian kelima, pada bagian ini dikembalikan dengan bermain berdasarkan notasi. Untuk meningkatkan dinamika penyajian dibuat ritme ¾. Selain itu Bagian keenam merupakan bagian ending. Setelah para pemain diberi kebebasan pada juga disajikan instrumen bonang barung bagian kelima, pada bagian ini dikembalikan dengan bermain berdasarkan notasi. Untuk yang berpasangan dengan slenthem, sameningkatkan dinamika penyajian dibuat ritme ¾. Selain itu juga disajikan instrumen bonang ron imbal, instrumen kebuk untuk membarung yang berpasangan dengan slenthem, saron imbal, instrumen kebuk untuk memperkuat perkuat jalannya ritme. Bagian keenam seperti ritme. berikut. jalannya Bagian keenam seperti berikut. Keterangan: J dibaca tangtang Keterangan: J dibaca
Saxophone, biola dan cellopada pada bagian bagian ini masih diberi Saxophone, biola dan cello ini masih diberi membuat lagu, seleh nada nem (6) hanya muara lagu kebebasan tersebut harus menyesuaikan Keterangan: J dibaca tang hanya lagutang tersebut harus menyeKeterangan: pelog (3) muara danJ dibaca jangga (2). Waktu penyajian bagian keenam ritme ¾ Saxophone, biola dan(6), cello pada slendro bagian ini masih diberi k suaikan seleh nada nem dhadha Saxophone, biola dan bagian ini genjring masih diberi menit. Pada bagian keenam inicello diberipada variasi tabuhan dengak (3), dhadha (3) danharus jangga (2). Wak- seleh nada nem (6) hanya muara pelog lagu tersebut menyesuaikan hanya muara lagu tersebut Notasi tabuhan genjring model 1harus menyesuaikan seleh nada nem (6) tu penyajian bagian ritme ¾bagian ku- keenam ritme ¾ pelog (3) dan jangga (2). keenam Waktu penyajian pelog (3) dan jangga (2). Waktu penyajian bagian keenam ritme ¾ rang lebih selama tiga menit. Pada bagian menit. Pada bagian keenam ini diberi variasi tabuhan genjring denga menit. Pada keenam initabuhan diberi variasi tabuhan genjring denga keenam inibagian diberi variasi genjring Notasi tabuhan genjring model 1 Notasi tabuhan genjring model 1 dengan notasi seperti berikut.
Notasi tabuhan genjring model 2
Notasi tabuhan genjring model 2model Notasi tabuhan genjring Notasi tabuhan genjring model 2
1
Notasi tabuhan genjring model 3
Notasi tabuhan genjring model 2
Notasi tabuhan genjring model 3 Notasi tabuhan genjring model 3
Notasi tabuhan genjring model 2
203
Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 23, No. 2, Juni 2013: 109 - 209 Notasi tabuhan genjring model 3
Pada bagian ini semua instrumen memberi tekanan dengan menyesuaikan ritme di atas.
PENUTUP 25 Komposisi Nirmana Nada Bertautan ini 25 penyajiannya menggunakan kolaborasi inSelanjutnya ritme ¾ diubah menjadi ritme strumen musik Barat (saxophone, viola/bio2/4 yang dikomando oleh instrumen kebuk. la dan cello) dengan gamelan Jawa (rebab, Pada saat ini instrumen bonang, kenong, 25 kebuk. Pada 25 dikomando oleh instrumen Form Selanjutnya ritme ¾ diubah menjadi ritme 2/4 yang bonang, slenthem, kempul, kenong, gong, slenthem dan gong berhenti. Instrumen Font: 11 pt Formatted: Selanjutnya ritme ¾ diubah menjadi ritme 2/4 yang dikomando oleh instrumen kebuk. Pada saron, danditabuh bedug) lagi de setelah saat ini instrumen bonang, dan gongdemung, berhenti.kendang Instrumen ditabuh lagi setelah ritmekenong, menjadislenthem 2/4. saat ini instrumen bonang, kenong, slenthem dan gong berhenti. Instrumen ditabuh lagi setelah ngan instrumen dari etnis yang lain yaitu Transisi perubahan ritme seperti berikut. ritme menjadi Transisi perubahan ritmeberikut. seperti berikut. ritme menjadi 2/4.2/4. Transisi perubahan ritme seperti genjring, marakas serta perkusi kayu. Proses Font: 11 ptPada Formatted: Font: 11 pt Selanjutnya ritmedikomando ¾ diubah menjadi ritme 2/4 yangPada dikomando olehFormatted: instrumen kebuk. me ¾ diubah menjadi ritme 2/4 yang oleh instrumen kebuk. penciptaan musik ini diawali dengan menini instrumen bonang, kenong, slenthem danlagi gong berhenti. Instrumen ditabuh lagi setelah en bonang, kenong,saat slenthem dan gong berhenti. Instrumen ditabuh setelah cari tangga nada alternatif dari gamelan, Tabuhan bonang dan slentem ritme 2/4 Tabuhan bonang dan slentem ritme 2/4 ritme menjadi 2/4. Transisi perubahan ritme2/4 seperti berikut. 4. Transisi perubahan ritme seperti berikut. 25 tangga Tabuhan bonang dan slentem ritme yaitu dengan cara menga winkan nada pelog dengan tangga nada slendro. Tangga nada atau modus baru hasil pengbonang dan slentem ritme 2/4 g dan slentem ritmeTabuhan 2/4 gabungan dua tangga nada tersebut adalah 11 pt Formatted: Font: Sebelum menuju ritme 2/42/4 disajikan kurang lebih selama dua menit. Formatted: Font: 11 pt Selanjutnya ritmeke¾bagian diubahending, menjadi ritme yang dikomando kebuk. tersebut Pada 6 7 1 2 3oleh 3 5 instrumen 6. Dari modus selanjutForm Sebelum menuju ke bagian ending, ritme 2/4 disajikan kurang lebih selamasetelah dua menit.Formatted: Font: 11 pt, Italic Bagian Ending saat ini instrumen bonang, kenong, slenthem dan gong berhenti. Instrumen ditabuh nya dipilih empat nada lagi dengan urutan Formatted: 35 Font: 11 pt Form Ending dikomando oleh salah satu pemain wa, ga, pada 6 i.memberi Urutanhitungan nada initu, diangkat menjadi tema Bagian Ending ritme menjadi 2/4. Transisi perubahan ritme sepertidengan berikut. Sebelum menuju ke bagian ending, 11 pt Formatted: Font: 11 pt Form Formatted: Sebelum kekurang bagian ending, ritmedua 2/4ritme disajikan kurang lebih selama duaFont: menit. u ke bagian ending, ritme 2/4 menuju disajikan lebih selama menit. garapan ini. nada seleh jangga (2). Setelah satu ulihan menuju urutandalam 1, kemudian satumusik ulihan lagi menuju Font: 11 pt, Italic Font: 11 pt, Italic Formatted: 2/4 disajikan lebiholeh selama Ending kurang dikomando salah dua satu pemain dengan memberi hitungan tu, wa,Formatted: ga, pada Bagian Ending Komposisi iniFont:membuktikan bah11 pt Formatted: Font: 11 pt Formatted: pt, Italic urutan adalah: menit.2, satu ulihan lagi menuju urutan 3. Urutan-urutan tersebut Ending dikomando oleh salah satu ulihan pemain dengan memberi hitungan tu, wa, ga, pada ikomando oleh salah satuseleh pemain dengan memberi hitungan tu, wa,menuju ga, pada Tabuhan bonang dan (2). slentem ritme 2/4 nada jangga Setelah satu urutan 1, kemudian satu ulihan lagi menuju wa dengan sentuhan kreativitas maka Formatted: Font: 11 pt jangga (2). Setelah satu ulihan menuju urutan 1, kemudian satu ulihan lagi menuju a (2). Setelah satu nada ulihanseleh menuju urutan 1, kemudian satu ulihan lagi menuju gamelan Jawa sesungguhnya Form urutan satu ulihan lagi menuju urutan 3. Urutan-urutan tersebut adalah: masih dapat Bagian 2, Ending dicari alternatifnya untuk dikembangkan 11 pt, Italic Formatted: Font: 11 pt, Italic Formatted: Font: urutan 2, satu ulihan lagi menuju urutan 3. Urutan-urutan tersebut adalah: ihan lagi menuju urutan 3. Urutan-urutan tersebut adalah: Form Ending dikomando oleh salah satu pe11 pt kondisi jaman Formatted: Font: 11 pt Formatted: Font: dan disesuaikan dengan main dengan memberi hitungan tu, wa, Formatted: Font: 11 pt Sebelum menuju ke bagian ending, ritme 2/4 disajikan kurang selama dua menit. dan lebih lingkungannya. Hal ini sekaligus mega, pada nada seleh jangga (2). Setelah satu Formatted: Font: 11 pt, Italic nepis suatu pernyataan beberapa orang Bagian Ending ulihan menuju urutan 1, kemudian satu uliFormatted: Font: 11 pt bahwa gamelan adalah mahakarya yang Ending dikomando oleh salah satu pemain dengan memberi hitungan tu, wa, ga, pada han lagi menuju urutan 2, satu ulihan lagi sudah sampai pada sehingga Formatted: Font: 11 pt Pada bagian ini semua instrumen tekananurutan dengan ritme dipuncaknya atas. menuju 3. Setelah Urutan-urutan nada seleh urutan jangga (2). satumemberi ulihantersebut menuju 1,menyesuaikan kemudian satu ulihan lagi menuju tidak mungkin diutak-atik lagi. adalah: Notasi tabuhan genjring model 3
Penutup urutan 2, satu ulihan lagi menuju urutan 3. Urutan-urutan tersebut adalah:
Formatted: Font: 11 pt, Italic
Formatted: Font: 11 pt Sri Hastanto (1997) mengklasifikasikan dasar penciptaan musik karawitan menjadi tiga Font: pt Formatted: Font: 11 pt Formatted: Pada bagian ini semua instrumen memberi tekanan ritme di11 atas. semua instrumen memberi tekanan dengan menyesuaikan ritme di atas.dengan menyesuaikan tingkatan, yaitu: penciptaan musik dengan menggunakan medium menyesuaikan dan idiom tradisi, b) di atas. Form Pada bagian inia)semua instrumen memberi tekanan dengan ritme Penutup penciptaan musik dengan menggunakan medium tradisi tetapi dengan idiom baru, c) Penutup Sri Hastanto (1997) mengklasifikasikan penciptaan musik karawitan menjadi tiga nto (1997) mengklasifikasikan dasar penciptaan musik karawitandasar menjadi tiga penciptaan musik dengan medium baru dan idiom baru. Di sini sumber tidak lagi tingkatan, yaitu: a) penciptaan musikdan dengan medium dan musik idiom tradisi, b) : a) penciptaan musik dengan menggunakan medium idiommenggunakan tradisi,dasar b) Sri Hastanto (1997) mengklasifikasikan penciptaan karawitan menjadi tiga menggunakan gamelan, tetapi bunyi apapun dapat diangkat menjadi media ekspresi. penciptaanmedium musik tradisi dengan tetapi menggunakan medium tradisi sik dengan menggunakan dengan idiom baru, c) tetapi dengan idiom baru, c) tingkatan, a) ini, penciptaan menggunakan medium Berdasarkan yaitu: klasifikasi komposisi musik Nirmanadengan Nada Bertautan ini tergolong sebagai dan karyaidiom tradisi, b) penciptaan musik dengan dantidak idiom sik dengan medium baru dan idiom baru. medium Di sini baru sumber lagibaru. Di sini sumber tidak lagi komposisi media tradisi dengan idiom baru. Pada bagianmenggunakan inimusik semua instrumen memberi tekanan dengan menyesuaikan di atas. penciptaan dengan menggunakan medium tradisi ritme tetapi dengan idiom Formatted: baru, c)Font: 11 pt menggunakan gamelan, tetapi menjadi bunyi apapun diangkat menjadi media ekspresi. gamelan, tetapi bunyi apapun dapat diangkat media dapat ekspresi. Rustopo (1991) mencatat bahwa para seniman tradisi sekarang memandang bahwa Penutup penciptaan musik dengan medium baru dan idiom baru. Di sini karya sumber tidak lagi Berdasarkan ini, komposisi Nirmana Nadakarya Bertautan ini tergolong sebagai asifikasi ini, komposisi Nirmanaklasifikasi Nada Bertautan ini tergolong sebagai waton,Sri pakem dan konvensi-konvensi tidak lagi dipandang sebagai pedoman yang mengikat, Hastanto (1997) mengklasifikasikan dasar penciptaan musik karawitan menjadi tiga menggunakan gamelan, bunyiidiom apapun komposisi media tetapi tradisi dengan baru. dapat diangkat menjadi media ekspresi. ggunakan media tradisi denganmenggunakan idiom baru. melainkan yaitu: dijadikan sumber inspirasi untuk menggunakan diolah dan dikembangkan sesuaitradisi, dengan tingkatan, a) penciptaan musik dengan medium dan idiom b) Rustopo (1991) mencatat para seniman tradisi sekarang memandang bahwa sebagai karya 1991) mencatat bahwa para seniman tradisi sekarang memandang bahwa Berdasarkan klasifikasi ini,bahwa komposisi Nirmana Nada Bertautan ini tergolong penciptaan musik dengan menggunakan medium tradisi tetapi dengan idiom baru, c) waton, pakem dan konvensi-konvensi tidak yang lagi dipandang n konvensi-konvensi tidak lagi dipandang sebagai pedoman mengikat, sebagai pedoman yang mengikat, komposisi musik menggunakan media tradisi dengan penciptaan dengan medium baru dan idiomidiom baru. baru. Di sini sumber tidak lagi
Siswadi: Nirmana Nada Bertautan
DAFTAR PUSTAKA A. M. Djelantik, 1990 Pengantar Dasar llmu Estetika, Estetika Instrumental. Denpasar: STSI Press,. Fajar Sidik dan Aming Prayitna. (tt) Disain Elementer 1. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia. Hanggar Budi Prasetya 2012 “Pathet: Ruang Bunyi dalam Karawitan Gaya Yogyakarta” dalam Panggung Jurnal Ilmiah Seni & Budaya Volume 22 No. 1 Januari-Maret 2012. Martopangrawit. 1975 Pengetahuan Karawitan II. Surakarta: Akademi Seni Karawitan Indonesia. Prier, Karl Edmund 1996 llmu Bentuk Musik, Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Sapardi Djoko Damono 2012 Alih Wahana. Jakarta: Editum. Suminto A. Sayuti 2000 “Membangun dan Mencari Ruang Gaung dalam teks Artistik”, pemikiran ulang atas pointers yang disampaikan pada acara dis kusi tari yang diselenggarakan oleh Saraswati Dance Company pada tanggai 13 Mei 2000 di Gedung Societet Yogyakarta. Smith, Jacqueline 1985 Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru (terjemahan Ben
204 Suharto). Yogyakarta: Ikalasti. Sri Djoharnurani 1999 “Seni dan Intertekstualitas Sebuah Perspektif’, Pidato Ilmiah pada Dies Natalis XV Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 23 Juli. Sri Hastanto 1991 “Karawitan: Serba-serbi Karya Ciptaannya” dalam SENI Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Seni, Vol 1/01, Mei. Sumarsam 2002 Hayatan Gamelan. Surakarta: STSI Press