BAB I PENGANTAR
1.1 Latar Belakang Teknologi informasi menggabungkan antara komputasi dan komunikasi dengan kecepatan tinggi untuk membantu manusia dalam membuat dan menyebarkan informasi (Williams, 2007). Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Williams secara jelas terdapat gambaran bahwa informasi disebarluaskan melibatkan teknologi informasi berupa perangkat keras dan lunak pada komputer sebagai alat komputasi, muatan informasi serta teknologi komunikasi. Melalui Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), individu menggunakan komputer dan komunikasi data dalam menyebarluaskan informasi bagi masyarakat. Diperlukan waktu yang tidak singkat dan pemikiran manusia sehingga kemajuan TIK dapat diterima, diterapkan dan dirasakan manfaatnya (Harlan, 2009). Membutuhkan beberapa waktu sampai manusia dapat melihat kegunaan dari TIK dan kemudian mengembangkannya. Perkembangan TIK memberikan kontribusi dalam proses sejarah yang terkait secara terus menerus, meluas, dan semakin mendalamnya ketergantungan dan keterkaitan antar manusia yang lintas batas negara sehingga muncul globalisasi sebagai konsekuensi logis (Mcgrew, 2011). Komunikasi merupakan kebutuhan utama saat ini yang memerlukan TIK sebagai sarana sehingga dapat mengatasi permasalahan ruang dan waktu (Wuryanta, 2013). Masyarakat informasi merupakan masyarakat yang selalu
1
2
membutuhkan
informasi
sehingga
memiliki
kebebasan
mengembangkan
kemampuan dengan mengakses peralatan dan teknologi serta jaringan agar dapat digunakan secara efektif. Banyak pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan sebagai dampak dari penggunaan teknologi agar terpenuhi kebutuhan secara cepat dan efisien. TIK dapat berperan sebagai sarana untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan berbagai informasi salah satunya tentang sosialisasi kesehatan untuk mewujudkan dan mempertahankan derajat kesehatan. Pemerintah dalam hal ini memiliki peran dalam mewujudkan masyarakat informasi dengan memberikan dukungan dalam pembangunan infrastruktur TIK. Keluarga sebagai bagian terkecil dari masyarakat memiliki peran dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Masing-masing anggota keluarga berperan dalam mewujudkan dan mempertahankan kesehatan dalam keluarga sehingga memberikan kontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Investasi kesehatan dalam keluarga dapat dimulai sejak dini yang merupakan modal awal awal jangka panjang bagi pembangunan yang memiliki orientasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga harus dilaksanakan secara multi dan lintas sektoral (Syafiq, 2007). Salah satu peran bagi ibu dalam investasi kesehatan sejak dini dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) selama 6 bulan sesuai dengan rekomendasi WHO sejak tahun 2001 (Fikawati dan Syafiq, 2010). Kendala muncul saat ibu menyusui mulai bekerja kembali dan tetap ingin memberikan ASI. Masa cuti melahirkan yang berlaku di Indonesia hanya selama 3 bulan sesuai dengan yang tercantum dalam peraturan UU No.13 Tahun 2003
3
Tentang Ketenagakerjaan. Masa saat ibu mulai bekerja kembali adalah pada saat usia anak masih dibawah 6 bulan sehingga pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sesuai rekomendasi tidak dapat dilakukan dengan cara langsung menyusui. Ibu bekerja yang berniat untuk tetap memberikan ASI meskipun bekerja akan berusaha mencari cara agar tujuan tersebut tercapai. Penelitian dilakukan sebagai usaha untuk meneliti pada penggunaan TIK dalam manajemen ASI bagi ibu bekerja guna menjaga ketahanan keluarga. Penelitian ini melibatkan anggota grup Facebook Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (FB AIMI) sebagai informan dalam pengumpulan data. Penelitian berusaha menggambarkan bagaimana ibu bekerja tersebut menggunakan TIK dalam membantu mendapatkan informasi mengenai cara pemberian ASI hingga dapat diterapkan dan memberikan dampak bagi ketahanan keluarga.
1.2 Permasalahan Penelitian Sosialisasi pemberian ASI secara eksklusif gencar dilakukan karena menyangkut hak anak dan Ibu. Sosialisasi tersebut dilakukan melalui berbagai media telekomunikasi, konsultasi atau pelatihan. Berbagai iklan layanan masyarakat ditayangkan melalui media telekomunikasi baik melalui televisi, radio, majalah/koran serta website. Konsultasi dan pelatihan diselenggarakan dengan melibatkan pihak medis berwenang yang mendukung dalam pemberian ASI atau konselor laktasi/menyusui yang telah memenuhi persyaratan sebagai narasumber. Pihak medis berwenang yang mendukung dalam pemberian ASI atau konselor
4
laktasi/menyusui dalam tulisan penelitian ini selanjutnya disebut sebagai narasumber laktasi. Berkat pengetahuan mengenai pentingnya ASI maka ibu bekerja memiliki keinginan untuk tetap memberikan ASI meskipun harus kembali bekerja sehingga memerlukan pengetahuan untuk menerapkan manajemen ASI. TIK dalam hal ini digunakan sebagai alat untuk mendapatkan berbagai informasi pendukung, salah satunya mengenai informasi manajemen ASI. Informasi pendukung dalam hal ini untuk mendukung keberhasilan pemberian ASI bagi bayi selama 6 bulan yang dilakukan oleh ibu saat bekerja. Permasalahan yang diajukan peneliti terkait judul yang penelitian, antara lain: 1. Bagaimana ibu bekerja yang masih menyusui mendapatkan informasi mengenai manajemen ASI menggunakan TIK. 2. Implikasi TIK dalam manajemen ASI bagi ibu bekerja guna menjaga ketahanan keluarga. Rumusan masalah tersebut dikemukakan untuk meneliti penggunaan TIK guna menjaga ketahanan keluarga. Situasi sosial dalam penelitian berfokus pada penggunaan TIK yang dilakukan oleh ibu bekerja untuk mendapatkan informasi pendukung mengenai manajemen ASI. Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dalam penelitian ini ditujukan pada penggunaan komputer atau telepon pintar (smartphone) yang memiliki fasilitas untuk menjelajah dunia maya serta memiliki akses internet.
5
1.3 Keaslian Penelitian Penelitian dengan obyek ASI telah banyak dilakukan pada berbagai bidang. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan ditinjau dari permasalahan dan tujuannya. Berikut uraian garis besar penelitian lain guna menggambarkan perbedaan dengan penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Fikawati dan Syafiq yang berjudul Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu Ibu Ekslusif dan Inisiasi Menyusu Dini Di Indonesia, membahas hubungan inisiasi menyusui dini (IMD) dengan pemberian ASI eksklusif serta mengkaji implementasi IMD terkait dengan kebijakan ASI eksklusif pada beberapa sudut analisis. Dari sudut analisis kebijakan penelitian tersebut membahas mengenai kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah hanya mendukung pemberian ASI eksklusif dan kebijakan mengenai IMD belum dimasukkan. Bahwa kebijakan pada saat penelitian tersebut dilakukan belum lengkap dan belum komprehensif. Analisis konten membahas isi dari kebijakan yang telah disebuntukan pada analisis kebijakan bahwa aspek evaluasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut belum tersedia informasinya pada saat penelitian tersebut dilakukan. Analisa konteks membahas beberapa hal terkait implementasi ASI eksklusif dan IMD di masyarakat Indonesia. Dalam analisis aktor dibahas peran aktor yang belum jelas pemetaan dalam mendukung peraturan pemerintah tentang pemberian ASI eksklusif. Sedangkan pada analisis kerangka kerja koalisi advokasi membahas norma agama dan falsafah negara yang mendukung pemberian ASI eksklusif dan IMD. Kajian tersebut
6
menemukan bahwa pemberian ASI eklusif di Indonesia masih rendah dan fasilitas IMD belum optimal (Fikawati dan Syafiq, 2010). Melasari dalam peneltian dengan judul Pengalaman Ibu Mendapatkan Informasi Menyusui Melalui Media Sosial menggali para informan terhadap penggunaan media sosial. Penelitian tersebut dilakukan dengan metode kualitatif yang menggali pengalaman informan. Informan yang terlibat dalam penelitian yang dilakukan oleh Melasari terdiri dari enam informan baik yang bekerja maupun sebagai ibu rumah tangga. Hasil penelitian yang berfokus pada informasi melalui penggunaan media sosial, antara lain: media sosial sebagai cara untuk mendapatkan informasi kesehatan tentang menyusui dan pemberian ASI eksklusif, dukungan bagi ibu terhadap penggunaan media sosial, informasi yang tidak akurat, hambatan dan solusi penggunaan media sosial, keuntungan menggunakan media sosial serta keinginan ibu terhadap informasi menyusui melalui media sosial. Penelitian yang diajukan oleh peneliti menggunakan teori yang berkaitan dengan Technology Acceptance Model (TAM). Obyek penelitian yang melibatkan TIK khususnya mengenai teori tersebut yang telah diterapkan pada beberapa bidang telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Berikut beberapa penelitian yang menggunakan teori TAM pada bidang yang berbeda dengan bidang yang diusulkan oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Oswari, dkk dengan judul Model Perilaku Penerimaan Teknologi Informasi: Pengaruh Variabel Prediktor, Moderating Effect, Dampak Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Produktivitas dan Kinerja Usaha Kecil menjelaskan bahwa penggunaan teknologi informasi dalam hal ini
7
komputer oleh pemilik UKM membantu dalam menyusun laporan keuangan meski hanya menggunakan microsoft word dan microsoft excel. Penelitian yang dilakukan oleh Oswari menggunakan model unified theory of acceptance and use of technology yang merupakan pengembangan model dari TAM yang digagas oleh Venkatesh. Pengaruh sosial sebagai salah satu variabel bebas dalam penelitian memperlihatkan adanya peranan kuat yang didasari oleh niat untuk menggunakan teknologi informasi sehingga memberi pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Dalam bidang TIK, Facebook sebagai media jejaring sosial memiliki peranan dalam penyebaran informasi. Hal ini merupakan hasil penelitian Laksono dan Ratna dengan judul Analisis Potensi Penyebaran Informasi Kesehatan Melalui Jejaring Sosial (Studi Kasus Pada ‘Forum Jejaring Peduli AIDS’) yang dipublikasikan pada tahun 2011. Penelitian tersebut menyatakan bahwa media jejaring sosial melalui internet sangat efektif sebagai media difusi informasi tanpa kendala ruang. Dalam penelitian tersebut dijelaskan beberapa proses difusi informasi yang dilalui, antara lain: knowledge merupakan tahap dimana anggota forum facebook menyadari adanya informasi, persuasion merupakan tahap dimana anggota forum memberikan reaksi antara setuju dan tidak setuju terhadap informasi yang telah diterima pada topik diskusi cara pencegahan AIDS, decision sebagai tahap bahwa informasi yang telah diunggah dalam forum diskusi mendapat respon positif, pengakuan anggota forum atas tindakan nyata yang telah dilakukan terhadap informasi yang sebelumnya diterima termasu dalam tahap implementation, peneliti tidak melakukan riset untuk confirmation sebagai tahap terakhir.
8
Peneliti melakukan penelitian mengenai penggunaan TIK oleh ibu bekerja dalam dalam manajemen ASI guna menjaga ketahanan keluarga. Pemberian ASI ekslusif yang disarankan oleh WHO adalah selama 6 bulan sedangkan masa cuti melahirkan yang berlaku di Indonesia hanya selama 3 bulan sesuai dengan yang tercantum dalam peraturan UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Oleh karena itu, ibu menyusui yang bekerja harus dapat mengatur pemberian ASI agar kebutuhan ASI selama 6 bulan tercukupi. Penelitian dilakukan untuk meneliti bagaimana peranan TIK dalam penerapan manajemen ASI yang dilakukan oleh ibu bekerja sebagai usaha untuk menjaga ketahanan keluarga.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang diajukan oleh peneliti terkait dengan judul, antara lain : 1. Mengetahui bagaimana ibu bekerja melihat kegunaan dan menggunakan
TIK
untuk
mendapatkan
informasi
dalam
manajemen ASI. 2. Mengetahui implikasi TIK dalam manajemen ASI bagi ibu bekerja guna menjaga ketahanan keluarga.
1.5 Manfaat Penelitian Hasil penulisan penelitian diharapkan memberikan manfaat dalam ilmu pengetahuan dan pembangunan dengan rincian sebagai berikut:
9
1. manfaat ilmu pengetahuan, melalui penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan yang berkaitan dengan penggunaan TIK dalam manajemen ASI bagi ibu bekerja guna menjaga ketahanan keluarga. 2. manfaat
pembangunan,
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan gambaran penggunaan TIK sebagai media sosialisasi informasi pendukung tentang manajemen ASI bagi ibu bekerja.
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis yang diajukan oleh peneliti terdiri dari beberapa bab diaman setiap bab akan berisi uraian yang berhubungan dengan subsub, dengan mekanisme penulisan sebagai berikut: 1. bab pertama berisi latar belakang permasalahan, perumusan masalah, keaslian penelitian, manfaat dan tujuan penelitian, serta sistematika penulisan. 2. bab kedua berisi uraian tinjauan pustaka serta landasan teori yang digunakan dalam penelitian sebagai referensi. 3. bab ketiga menguraikan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. 4. bab keempat berisi uraian mengenai kondisi dari lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian. 5. bab kelima berisi uraian terhadap data kuantitatif dan kualitatif yang dihasilkan pada pengumpulan data.
10
6. bab keenam menguraikan penggunaan TIK sebagai media penyebarluasan informasi pendukung manajemen ASI dengan menggunakan pendekatan Teori Terpadu Penerimaan dan Penggunaan Teknologi hasil pengembangan Model Penerimaan Teknologi oleh Venkatesh. 7. bab ketujuh menguraikan upaya, implikasi serta hambatan penggunaan TIK dalam manajemen ASI bagi ibu bekerja guna menjaga ketahanan keluarga. 8. bab kedelapan menguraikan menyimpulkan dari uraian yang telah dibahas pada bab sebelumnya serta memberikan saran mengenai penggunaan TIK dalam manajemen ASI bagi ibu bekerja guna menjaga ketahanan keluarga. 9. bab daftar pustaka berisi daftar referensi yang digunakan dan berkaitan dengan penelitian ini. 10. bab lampiran berisi dokumentasi hasil penelitian yang mendukung penulisan penelitian ini.