1
BAB I PENGANTAR
1.1 Latar Belakang Keberadaan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah tentu saja memberi peluang bagi daerah untuk menunjukkan potensi diri dalam melakukan pengelolaan segala asset yang dimiliki oleh daerah. Dalam UndangUndang tersebut terkandung syarat teknis meliputi faktor yang menjadi dasar pembentukan daerah yang mencakup faktor kemampuan ekonomi, potensi, sosial budaya, sosial politik, kependudukan, luas daerah, pertahanan, keamanan, dan faktor lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah. Hal tersebut jelas memberikan tantangan bagi daerah-daerah untuk memaksimalkan potensi guna menyongsong otonomi daerah yang lebih luas dan nyata. Potensi memiliki keunggulan tersendiri tergantung bagaimana daerah tersebut mengolahnya. Keunggulan yang dimaksud di sini dibagi menjadi dua yaitu pertama adalah keunggulan komparatif yang menekankan pada kepemilikan sumber ekonomi, sosial, politik, dan kelembagaan suatu daerah seperti kepemilikan sumber daya manusia, infrastruktur, dan lain-lain.
Kedua
keunggulan kompetitif lebih menekankan pada efisiensi pengelolaan (manajemen, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan) penggunaan sumber sumber tersebut dalam produksi, konsumsi maupun distribusi (Widodo, 2006:111). Salah satu potensi unggulan yang dapat digunakan sebagai mesin penggerak ekonomi daerah adalah sektor pariwisata. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan 1
2
daerah.
Usaha
memperbesar
pendapatan
asli
daerah,
maka
program
pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian
suatu
proses
pembangunan.
Pembangunan
sektor
pariwisata
menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik (Spillane, 1994 : 14). Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan Kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan
memeratakan
kesempatan
dan
kemakmuran
berusaha
dan
rakyat,
lapangan
memperluas kerja,
dan
mendorong
pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa. Industri pariwisata pada umumnya menjual potensi alam dan keunikan hasil karya manusia yang bernilai indah serta menakjubkan. Potensi alam merupakan salah satu sumber daya bagi industri pariwisata, potensi-potensi tersebut diantaranya adalah keindahan pesona ciptaan Tuhan, seperti bentang alam di laut, pesisir dan daratan. Sudah sejak lama potensi alam menjadi primadona pariwisata, keberadaannya di suatu kawasan memberikan keuntungan bagi masyarakat, pengusaha, dan pemerintah di sekitar kawasan tersebut. Indonesia merupakan salah satu Negara yang terkenal dengan pariwisata yang berbasis keindahan alam yang beragam dari lautan, pesisir, daratan serta pegunungannya.
3
Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa. Selama berwisata, wisatawan akan melakukan belanjaannya, sehingga secara langsung menimbulkan permintaan (Tourism Final Demand) pasar barang dan jasa. Selanjutnya Final Demand wisatawan secara tidak langsung menimbulkan permintaan akan barang modal dan bahan baku (Investment Derived Demand) untuk berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan jasa tersebut. Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan diperlukan investasi di bidang transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan industri produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan lain-lain (Spillane, 1994 : 20) Pengembangan sektor pariwisata yang dilakukan dengan baik dan maksimal akan mampu menarik wisatawan domestik maupun wisatawan asing untuk datang lebih lama tinggal dan membelanjakan uangnya dalam kegiatan berwisatanya. Dari transaksi itulah masyarakat daerah wisata akan terangkat taraf hidupnya serta negara akan mendapat devisa dari wisatawan asing yang menukar mata uang negaranya dengan rupiah.
Menurut Yoeti (2001:2) pengembangan
pariwisata disuatu daerah
diharapkan dapat menambah jumlah kunjungan wisatawan yang selanjutnya akan menimbulkan permintaan baru terhadap hasil-hasil pertanian, peternakan, perkebunan, kerajinan maupun industri rumah tangga, sebagai akibat dari pengeluaran uang yang dibelanjakan didaerah tujuan wisata tersebut. Dengan
4
demikian upaya pengembangan pariwisata itu tidak berdiri sendiri akan tetapi berkaitan erat dengan sektor ekonomi, sosial dan budaya. Berkembang atau tidaknya
pembangunan sektor
pariwisata memang
sangat tergantung bagaimana penyelenggara pariwisata tersebut baik pemerintah maupun swasta atau masyarakat dalam melaksanakan manajemennya, menurut Musanef (1995: 117) : “Manajemen pada hakikatnya merupakan alat atau sarana untuk menggerakkan unsur-unsur manusia, bahan-bahan, uang, metode, sistem dan pasar, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan penerapan fungsi-fungsi dan prinsip-prinsip manajemen secara efektif dan efisien” Dengan demikian jelaslah bahwa tanpa manajemen yang baik maka kemungkinan peluang untuk berhasilnya suatu organisasi akan sulit dicapai secara optimal. Kesemuanya menuntut kesiapan seluruh stakeholder pariwisata. Tuntutan kesiapan yang diisyaratkan tersebut, hendaknya direspon dengan upaya pemberdayaan sistem pariwisata nasional Indonesia melalui berbagai upaya terencana untuk meningkatkan kemampuan memenuhi segala tuntutan persaingan global yang semakin keras di satu sisi, dan menguatkan sistem pariwisata nasional pada sisi yang lain. Dalam konteks inilah maka harus dipahami bahwa penguatan peran daerah (Kota/Kabupaten) dalam upaya mengembangkan sumber daya wisata yang dimilikinya menjadi perlu adanya. Bersamaan dengan berhembusnya otonomi daerah yang memberikan keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri secara nyata dan bertanggungjawab, sebagaimana diamanatkan dalam Undang – Undang No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah menjadi “pekerjaan rumah” tersendiri bagi pemerintahan daerah agar dapat lebih optimal dalam
5
mengembangkan sektor pariwisata di daerahnya. Pemberian kewenangan kepada daerah ini, tentu saja menjadikan setiap daerah berupaya mengemas potensipotensi pariwisata yang ada di daerahnya untuk dikembangkan secara optimal. Adanya pemberian kewenangan kepada pemerintah daerah ini merupakan suatu keputusan yang cukup bijak. Di satu sisi selaras dengan tujuan pembangunan pariwisata yang diperuntukkan bagi kesejahteraan masyarakat luas dan di sisi lain menyangkut konsekuensi logis dari “multiplier effect” pembangunan pariwisata itu sendiri yakni, pariwisata daerah terkait dengan sumber daya yang dimiliki oleh daerah dan masyarakat setempat yang merupakan pihak yang secara langsung akan menerima segala akibat dan dampak kepariwisataan. Peran pemerintah daerah yang dituntut dalam perencanaan, implementasi dan pengelolaan pariwisata, tentu saja berimplikasi luas, terutama pada kesiapan birokrasi di daerah dalam mengimplementasikan kewenangan tersebut. Implikasi lainnya adalah keberhasilan pembangunan pariwisata nasional pada akhirnya sangat tergantung pada kemampuan birokrasi di daerah untuk mengelola sumber daya pariwisatanya (Kusworo, Hendrie A. & Damanik, J, 2002). Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sragen adalah satu-satunya lembaga yang menggerakkan Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Sragen. Sebagai lembaga yang mendorong proses pengembangan pariwisata, pemahaman lembaga terhadap lingkungannya bergantung dari kepada kapasitas yang dimiliki lembaga apakah mampu untuk menghadapi dan
6
beradaptasi terhadap situasi lingkungannya dan sejauh mana lembaga ini dapat melakukan inovasi yang menuju ke arah pembaharuan dan peningkatan. Pariwisata adalah kegiatan yang multi Dimensional sektoral, gabungan perwujudan unjuk kerja dari berbagai sektor dan unsur perlakuan yang menciptakan suasana kenyamanan di suatu wilayah tertentu. Oleh sebab itu Dinas pariwisata Kabupaten Sragen harus mempunyai kemampuan untuk menggerakkan lembaga-lembaga tersebut secara terpadu. Untuk itu diperlukan birokrasi yang lincah dan inovatif. Kualitas Sumber daya manusia sebagai penyelenggara kepariwisataan daerah juga harus memiliki kualifikasi profesional untuk mengahadapi tantangan pariwisata internasional. Kabupaten Sragen memiliki potensi wisata yang bersifat alam, budaya, maupun buatan yang tersebar di seluruh wilayah. Di antaranya wisata alam pegunungan dan hutan yang berada di Kawasan Obyek Wisata Pemandian Air Panas Bayanan, taman rekreasi air di Kolam Renang Kartika, Waduk Kedungombo, ada juga wisata minat khusus yaitu rekreasi berkuda di Arena Balap Kuda “Nyi Ageng Serang, dan wisata rekreasi/buatan Taman Dayu Alam Asri yang berada di Desa Dayu. Selain wisata alam Kabupaten Sragen juga memiliki wisata budaya yaitu sebagai penghasil produk batik tulis dan printing, yang berada di Desa Wisata Batik Kliwonan di Kecamatan Masaran. Di Desa wisata Kliwonan ini pula para wisatawan juga dapat menikmati paket belajar membatik mulai proses awal sampai akhir. Produk cenderamata khas lainnya yang dapat dibeli di Kab. Sragen misalnya batik tulis halus, kerajinan tiruan fosil dari Sangiran, wayang beber dan lain-lain. Dari sekian banyak obyek wisata yang
7
berada di Kabupaten Sragen terdapat obyek wisata yang sangat terkenal dengan cerita yang melatar belakangi keberadaannya yaitu Wisata Religi Makam Pangeran Samudro Gunung Kemukus, dan Museum Manusia purba Sangiran yang merupakan salah satu warisan Budaya Dunia (World Heritage List) nomor 593 (Disparbudpor Kab Sragen, 2013). Adanya potensi pariwisata Kabupaten Sragen tersebut, maka sangat diharapkan dukungan dan kinerja aparat Dinas pariwisata kabupaten Sragen untuk mengembangkan sarana dan prasarana agar dapat lebih menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke daerah Kabupaten Sragen sehingga dapat menstimulisasi peningkatan PAD. Meskipun tidak ada satu sektor pun yang menjadi kunci ajaib, namun dengan memberdayakan sektor tertentu yang dianggap sebagai ciri khas suatu daerah tersebut tentunya akan memberikan cukup kontribusi kepada pendapatan daerah yang bersangkutan dan tentunya masih memerlukan dukungan dari beberapa sektor terkait. Melalui kegiatan promosi dan mengelola sumber-sumber wisata dengan baik akan meningkatkan jumlah kunjungan wisata
kedaerah
tujuan wisata
sehingga akan meningkatkan
pendapatan daerah dan kehidupan masyarakat lokal lebih terangkat. Berdasarkan analisis situasi ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Peran Dinas Pariwisata Kab. Sragen dalam pengembangan sektor pariwisata dan bagaimana implikasinya dalam konteks ketahanan ekonomi wilayah”.
8
1.2
Rumusan Masalah
Untuk lebih memfokuskan kajian ini, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana Peran Dinas Pariwisata Kab. Sragen dalam pengembangan sektor pariwisata ? 2. Kendala-kendala apa yang dihadapi Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen dalam pengembangan sektor pariwisata ? 3.
Bagaimana upaya peran Dinas Pariwisata dalam
pengembangan
sektor pariwisata guna mendukung ketahanan ekonomi wilayah?
1.3
Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai pariwisata sebelumnya sudah pernah dilakukan, tetapi judul “ Peran Dinas Pariwisata dalam Pengembangan Sektor Pariwisata dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Ekonomi Wilayah; Studi di Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah”, belum pernah dilakukan. Oleh karena itu diyakini bahwa penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya. Adapun perbandingan penelitian dengan penelitian lain dapat dilihat sesuai di dalam tabel
NO (1) 1
Tabel 1.3 Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian Kepariwisataan Lain NAMA JUDUL LOKASI TUJUAN PENELITIAN PENELITIAN (2) (3) (4) (5) Taman - Mengetahui potensi Hendrowati Pengembangan sumber daya alam dan Kawasan Taman Hutan Raya Arahan Ngargoyoso wisata alam Hutan Raya (2006)
HASIL PENELITIAN (6) Prioritas perlindungan kawasan dan
9
Lanjutan.........
1
2
2
Wina Marta Yeni (2008)
3
4
5
Ngargoyoso sebagai Obyek Wisata Alam Berdasarkan Potensi dan Prioritas Pengembangan
Kab. Karanganyar
- Prioritas unsur dan elemen pengembangan Kawasan
Strategi Pengembangan Pariwisata
Kabupaten Tanah Datar Prop.
- Menganalisis berbagai faktor secara sistematis baik yang menyangkut kekuatan, kelemahan, maupun peluang dan ancaman dalam pengembangan sektor pariwisata - merumuskan strategi yang tepat bagi pengembangan sektor pariwisata di Kab. Tanah Datar
6 Sarana pengelolaan wisata alam adalah menjaga kelestarian alam - Prioritas tindakan pengembangannya adalah pemantapan kawasan, pembangunan Sarana dan Prasarana, dan pengelolaan potensi kawasan - Flavel dan williams ( 1996) mengindikasikan bahwa posisi kepariwisataan di kabupaten Tanah datar saat ini berada pada skor 040, artinya memiliki beberapa keunggulan kompetitif.. - Strategi umum yang direkomendasikan untuk pengembangan pariwisata di Kab. Tanah Datar yaitu Strategi Diferensiasi potensi wisata yang ada di Los Palos sangat besar akan tetapi belum seluruhnya dikelola secara profesional karena terkendala dana dan SDM
10
Lanjutan.......
1
2
3
4
5
6
Kawasan Wisata Pulau Jaco Distric Lospalos Timor Leste
-Mengetahui Potensi pariwisata di Kawasan Pulau Jaco Lospalos - Mengetahui strategi Kebijakan untuk meningkatkan daya tarik wisata di kawasan pulau Jaco Lospalos
Strategi pengembangan yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan komitmen pemerintah dalam pengelolaan obyek wisata pulau jaco dengan menetapkan kebijakn pemerintah dalam pengembangn obyek wisata di Timor leste yaitu wisata konvensional, eko wisata, agro wisata dan wisata etnik -strategi yang dilakukan yaitu dengan menciptakan wahana baru seperti permainan air berupa waterboom maupun kolam renang, penguatan jati diri dan keunikan lokal. - Strategi promosi untuk meningkatkan jumlah kunjungan Yaitu mengacu pada marketing mix
3
Amancio Marques (2011)
Kajian Potensi dan Strategi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Kawasan Wisata Pulau Jaco Distric Lospalos Timor leste
4
Fernando Marpaung (2009)
Pasarr Seni - Merumuskan dan Strategi Gabusan mendiskripsikan pengembangan strategi pengelolan kawasan sebagai Kab. Bantul objek yang tepat sebuah tujuan dalam wisata meningkatkan daya tarik - Merumuskan strategi promosi objek, guna meningkatkan jumlah kunjungan wisata .
11
Lanjutan......... 1
5
2
Wiwik Vitrianingsih
3
Peran Dinas pariwisata dalam pengembangan sektor pariwisata dan Implikasinya terhadap ketahanan ekonomi wilayah
4
5
- Mengetahui peran Dinas Pariwisata Kab Sragen dalam pengembangan sektor Priwisata - Mengetahui kendala yang dihadapi Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen dalam pengembangan sektor wisata - Mengetahui Upaya Dinas Pariwisata dalam pengembangan sektor pariwisata guna mendukung ketahanan ekonomi wilayah
Studi di Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kab Sragen
-
6 Melakukan standarisasi produk dan Modifikasi motif dan corak, sebagai nilai keunikan lokal danperbaikan sarana prasarana - Peran dinas pariwisata diantaranya yaitu mengelola destinasi pariwisata, melakukan promosi, kerjasama dengan instansi terkait, mengembangkan nilai budaya - Kendala yang dihadapi yaitu SDM, lemahnya koordinasi, terbatasnya anggaran, kurangnya partisipasi masyarakat -Upaya yang dilakukan Pengembangan SDM, Peningkatan Koordinasi, Pengembangan kemitraan, Membentuk kelompok sadar wisata
12
1.4
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui Peran Dinas Pariwisata Kab. Sragen dalam pengembangan sektor pariwisata. 2. Mengetahui kendala yang dihadapi Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen dalam pengembangan sektor wisata. 3. Mengetahui upaya Dinas Pariwisata dalam pengembangan sektor pariwisata guna mendukung ketahanan ekonomi wilayah.
1.5
Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.
Memberikan manfaat teoritis yaitu untuk menambah wawasan, pemahaman
dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang studi kebijakan kepariwisataan tentang pengembangan sektor wisata di Kabupaten Sragen. 2.
Memberikan manfaat praktis yaitu Bagi para peneliti membantu memecahkan
dan mengantisipasi masalah yang ada pada pengembangan sektor wisata di Kab.Sragen. 3.
Bagi para pengambil kebijakan sebagai saran dan bahan pertimbangan
dalam membuat keputusan pengembangan sektor pariwisata di Propinsi Jawa tengah pada umumnya dan di Kabupaten Sragen pada khususnya.