BAB I PENDAHULUHAN 1. LATAR BELAKANG Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak dapat diulang kembali. Lansia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan. Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologik yang terdiri dari tiga fase, fase progresif, fase stabil, fase regresif (Depkes RI, 2010). Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memprerbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita(Nugroho, 2000). Perkiraan bertambahnya jumlah lansia Indonesia, dalam kurunwaktu tahun 1990 – 2025, tergolong tercepat di dunia. Jumlah pada tahun2002 sebanyak 16 juta dan diperkirakan akan menjadi 25,5 juta pada tahun2020 atau sebesar 11,37 % penduduk dan ini merupakan peringkat keempat dunia, di bawah Cina, India dan Amerika Serikat. Menurut kajianWHO (2001), usia harapan hidup orang Indonesia rata-rata adalah 59,7tahun dan menempati urutan ke 103 dunia,dan
Universitas Sumatera Utara
nomor satu adalah Jepangdengan usia harapan hidup rata-rata 74,5 tahun (Kuntjoro, 2002). Proses menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations), ketidakmampuan
(disability), dan keterhambatan
(handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lanjut usia (Constantinides, 1994) dalam Darmojo dan Mastono , 2006) Lanjut usia dapat mengalami perubahan fisik, mental dan emosional seiring dengan bertambahnya usia mereka. Tetapi dengan adanya bantuan dan dukungan dari keluarga, teman-teman, dan pemberian pelayanan perawatan kesehatan, maka sebagian besar masalah mental dan emosional yang berat dapat dicegah. Agar lajut usia dapat menikmati kehidupan dihari tua sehingga dapat bergembira atau merasa bahagia, diperlukan dukungan dari orang-orang yang dekat dengan mereka.
Dukungan tersebut bertujuan agar lansia tetap dapat menjalankan
kegiatan sehari-hari secara teratur dan tidak berlebihan. Dukungan dari keluarga terdekat dapat saja berupa anjuran yang besifat mengingatkan si lanjut usia untuk tidak bekerja secata berlebihan (jika lansia masih berlebihan) memberikan kesempatan kepada lansia untuk melakukan aktivitas yang menjadi hobinya, memberi kesempatan kepada lansia untuk menjalankan ibadah dengan baik, dan memberikan waktu istirahat yang cukup kepadanya sehingga lanjut usia tidak mudah setres atau cemas (Ismayadi, 2004).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Friedman (1998) dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga dengan penderitaan yang sakit. Keluarga juga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotannya dan anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Panti werdha adalah organisasi sosial atau lembaga sosial masyarakat yang membantu pemerintah dalam menampung dan merawat lansia. Sesuai ketentuan dari pemerintah, dalam hal ini Departemen Sosial, untuk menjadi anggota atau penghuni panti werdha, maka hanya lanjut usia yang lemah dan tak mampu mengurus dirinya sendiri serta mempuyai ketergantungan dan dapat diterima atau dirawat (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999). Fenomena yang terjadi pada Lanjut Usia di Panti Werdha menimbulkan masalah tersendiri, masalah yang biasa dihadapi pada Lanjut Usia di Panti Werdha adalah tidak ada yang perduli, memperhatikan, kurang kasih sayang dari keluarga, kekosongan, rasa tidak dibutuhkan lagi, dan kesepian. Lanjut usia yang tinggal di panti werdha ditampung dan disantuni oleh pemerintah baik itu panti pemerintah maupun swasta. Mereka tinggal di panti karena berbagai alasan, diantaranya menghadapi anak-anak yang sudah selesai pendidikannya dan mulai mandiri sehingga mulai meninggalkan rumah dan berdiri sendiri, kehilangan suami, istri, anak maupun keluarga lain (sebatang kara), memiliki keluarga tetapi tidak ada yang perduli, memperhatikan, kurang kasih sayang dan tidak adanya waktu luang untuk bercengkraman dan berbagi rasa, sering bermasalah dengan keluarga sehingga tidak mau bergabung dengan anak dan keluarga lain, ada yang
Universitas Sumatera Utara
ingin hidup menyendiri, menjauhkan diri dari keluarga bahkan ada yang ingin melupakan keluarga (suami, istri, anak cucu dan menantu). 2. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Dukungan Keluarga Kepada Lansia diYayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola
Kab. Tapanuli Selatan.
3. TUJUAN PENELITIAN 3.1 Tujuan umum Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Dukungan Keluarga Kepada Lansia di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec.
Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan. 3.2 Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui dukungan emosional yang diberikan keluarga kepada lansia yang berada dipanti 2. Untuk mengetahui dukungan penghargaan yang diberikan keluarga kepada lansia yang berada dipanti 3. Untuk mengetahui dukungan informasi yang diberikan keluarga kepada lansia yang berda dipanti 4. Untuk mengetahui dukungan instrumental yang diberikan keluarga kepada lansia yang berada dipanti
Universitas Sumatera Utara
4. Manfaat Penelitian 4.1 Bagi Pendidikan keperawatan Penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi informasi yang berguna untuk
meningkatkan
kualitas
pendidikan
terutama
pada
bagian
keperawatan keluarga yang berkaitan dengan dukungan keluarga terhadap lansia. 4.2 Bagi pelayanan keperawatan Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan perawat dalam praktik keperawatan yang berhubungan dengan keluarga dan lansia. 4.3 Bagi masyarakat Diharapkan penelitian ini dapat menambah informasi kepada masyarakat tentang gambaran kepuasan lansia pada peran keluarga dalam merawat lansia sehingga masyarakat dapat memberikan pelayanan yang lebih berkualitas kepada lansia di panti sehingga dapat meningkatkan kulaitas hidup lansia. .
Universitas Sumatera Utara