1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai pengungkap baku dari apa yang telah disaksikan orang dalam kehidupan, apa yang telah dialami orang tentang kehidupan, apa yang telah diperenungkan, dan dirasakan orang mengenai segi- segi kehidupan yang paling menarik minat secara langsung lagi kuat, pada hakekatnya adalah sebagai pengungkap kehidupan melalui bahasa.1 Novel novel Ayat- Ayat Cinta sebagai novel
best seller
yang di
dalamnya kental akan bahasa Arab fusha (formal) maupun Amiyah (informal) serta bahasa Inggris, dialek Jawa bahkan bahasa Perancis menjadikan novel tersebut sebagai novel aneka bahasa. selain itu dalam novel Ayat- Ayat Cinta penulis novel membawa pembaca ke dalam setting Mesir. Sebuah novel yang multibahasa tak lepas dari kemampuan berbahasa penulisnya dalam hal ini linguistik menyebutnya sebagai seseorang multilingual. Masyarakat aneka bahasa atau masyarakat multilingual (multilingual society) adalah masyarakat yang mempunyai beberapa bahasa. Masyarakat demikian terjadi karena beberapa etnik ikut membentuk masyarakat, sehingga dari segi etnik bisa dikatakan sebagai masyarakat majemuk (prural society). Demikian pula masyarakat ini menggejala di dunia, menjadi universal. Kebanyakan bangsa di dunia memiliki lebih dari satu bahasa yang digunakan 1
Andre Hardjana, Kritik Sastra: Sebuah Pengantar, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1991) hlm. 10
1
2
sebagai bahasa ibu dalam wilayah yang dihuni bangsa itu, bahkan Indonesia memiliki lebih dari 500 bahasa, sehingga kita lebih mudah mencari Negara yang memiliki banyak bahasa dari pada Negara yang ekabahasa (monolingual nation).2 Pada masyarakat multilingual yang mobilitas geraknya tinggi, maka anggota-anggota masyarakatnya akan cenderung mengunakan dua bahasa atau lebih, baik sepenuhnya maupun sebagian, sesuai dengan kebutuhanya. Namun banyak pula yang menguasai satu bahasa. Kemampuan menguasai satu bahasa disebut monolingual, unilingual, atau monoglot, yang menguasai dua bahasa disebut bilingual, sedangkan yang menguasai lebih dari dua bahasa disebut multilingual, plurilingual, atau poligot. 3 Hampir semua negara Eropa mempunyai kelompok minoritas bahasa (linguistik minority), yaitu sekelompok penutur yang mempunya satu ragam bahasa asli melainkan bukan bahasa resmi yang tidak dominan atau menjadi guyub di negara mereka tinggal. Jika jumlah minoritas itu relatif besar, ada kemungkinan di negara itu muncul lebih dari sebuah bahasa resmi, seperti terjadi misalnya di Belgia (ada bahasa Belanda, yang disebut bahasa Flam, dan bahasa Prancis). Jika minoritas itu kecil atau kurang berpengaruh, bahasa minoritas itu kecil kemungkinanya menjadi bahasa resmi. Dan para penuturnya, demi keperluan praktis, akan cenderung menjadi dwibahasawan (bilingual).4
2
Sumarsono, Sosiolinguistik, (Jakarta: SABDA, 2002) hlm. 76 Abdul Chaer, Linguistik Umum,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003) hlm. 65. 4 Sumarsono, op, cit, hlm. 69 3
3
Fenomena penguasaan dua bahasa atau lebih (bilingualism) yaitu bahasa negara asal, bahasa daerah serta bahasa asing yang dipelajari menjadi sebuah gaya bahasa yang sangat marak dijumpai di seluruh lembaga pendidikan tinggi. Seorang bilingual sub-ordinat masih cenderung mencampur-adukkan konsepkonsep bahasa pertama kedalam bahasa kedua atau bahasa asing yang dipelajari.5 Berikut contoh penggunaan campur kode yang dituturkan oleh penutur Fahri kepada lawan tutur Nurul dalam cuplikan Novel Ayat- Ayat Cinta6: : “Jangan Suudhan pada saya dan teman- teman kak. Keberadaan
Nurul
Noura di sini tidak ada masalah kok. Kenapa sih Kakak terlalu berprasangka begitu?” Fahri
:“Ya aku kuatir saja kalian merasa terganggu dan direpotkan”
Nurul
:“Nggak apa-apa. Sure nggak apa- apa. Jangan kuatir!”
Fahri
:“Syukran kalau begitu”
Nurul
:“Afwan” Diantara sesama penutur yang bilingual atau multilingual, sering
dijumpai suatu gejala yang dapat dipandang sebagai kekacauan atau interferensi berbahasa. Fenomena ini berbentuk penggunaan unsur-unsur dari suatu bahasa tertentu dalam satu kalimat atau wacana bahasa lain, daan gejala ini dinamai dengan istilah campur kode (code mixing).7 Peristiwa campur kode, peristiwa itu terjadi dengan disadari oleh pembicara. Pembicara memasukan unsur bahasa lain kedalam bahasa yang sedang digunakannya karena sebab yang lain misalnya, karena ingin santai atau 5
Paul Ohoiwutun, sosiolinguistik, (Jakarta: KBI,2007) hlm.67. Habiburrahman El Shirazy, Ayat- Ayat Cinta, (Jakarta: Republika, 2008) hlm. 88. 7 Ibid, hlm. 69. 6
4
karena bahasa yang digunakannya tidak memiliki ungkapan untuk konsep yang akan dikemukakanya.8 Peristiwa permainan bahasa serta penggunaan bahasa yang unik sangat marak dijumpai dalam novel atau pun karya sastra sebagai variasi untuk menambah wawasan yang ditujukan kepada para pembaca agar tidak monoton, tak lain di novel Ayat- ayat cinta karya Habiburrahman EL Shirazy, didapati dalam novel tersebut peristiwa campur kode bahkan alih kode yang menarik serta perlu untuk di kaji serta di analisis secara mendalam sehingga dapat menjelaskan tentang fenomena campur kode dalam bentuk deskripsi penjelasan penulis serta dialog (percakapan yang tertulis) antar tokoh dalam novel ayatayat cinta tersebut. Peneliti memilih novel Ayat- Ayat Cinta sebagai objek penelitian karena beberapa alasan. Pertama, novel Ayat- Ayat Cinta dikarang oleh seseorang yang memiliki wawasan kebahasaan yang lebih dari satu yaitu bahasa Indonesia, bahasa jawa, bahasa inggris dan bahasa Arab dalam ilmu linguistik dikenal sebagai mulitingual. Yang notabene penulis adalah seorang sastrawan sekaligus sarjana lulusan Al Azhar University Cairo Mesir. Kedua novel AyatAyat Cinta tersebut adalah sebuah novel pembangun jiwa , sebuah novel berisi muatan motivasi bernuansa islami meskipun dalam novel Ayat- Ayat cinta sebagai novel kisah percintaan namun dalam novel tersebut sangat erat dengan tata aturan fiqih dalam Islam sehingga sangat layak sebagai bahan bacaan yang menuntun. Ketiga, berdasarkan penemuan peneliti dalam novel Ayat- Ayat
8
Abdul Chaer, op, cit, hlm. 69
5
Cinta terdapat peristiwa kebahasaan yang dipengaruhi latar
tempat dan
masyarakat terjadinya interaksi yaitu penggunaan percampuran kode seperti bahasa asing Arab dan Inggris
yang dicampur adukkan ke dalam bahasa
Indonesia maupun Indonesia kedalam bahasa Jawa dalam bentuk deskripsi penjelasan penulis serta dialog (percakapan antar tokoh dalam novel). Mengingat wacana yang telah dipaparkan diatas, peneliti ingin fokus menganalisis peristiwa campur kode dalam novel Ayat- Ayat Cinta yang berupa deskripsi cerita dan campur kode dalam dialog antar tokoh yang meliputi penyisipan unsur meliputi kata, frasa, klausa dan pengulangan kata campur kode bahasa asing Arab dan Inggris maupun campur kode bahasa jawa. Sehingga peneliti mengambil judul “ANALISIS CAMPUR KODE DALAM NOVEL AYAT- AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY”.
B. Rumusan Masalah Dari pemaparan latar belakang masalah di atas peneliti menarik rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk campur kode dalam novel Ayat- Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy? 2. Bagaimana fungsi campur kode dalam novel Ayat- Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy?
6
Agar tidak terjadi kerancauan dalam memahami judul di atas serta untuk membatasi masalah yang akan dibahas maka perlu adanya penegasan istilahistilah- istilah penting yang tertulis pada judul, sebagai berikut:
1. Analisis “Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, pembuatan) orang yang mencari dan mengumpulkan data untuk penilaian”9 2. Campur Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata campur diartikan berkumpul (beraduk, berbaur, berkacau, menjadi satu).10 3. Kode Kode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan, tanda(katakata atau tulisan).11 4. Campur kode Sedangkan yang lebih jelas mengenai definisi campur kode menurut Fatur Rokhman adalah gejala pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukan unsur- unsur bahasa satu kedalam bahasa lain, dimana unsur- unsur bahasa atau variasinya yang menyisip di dalam bahasa lain tak lagi mempunyai tersendiri.12
9
Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990),
10
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa. hlm.
hlm. 32 293 11
Ibid, hlm. 711 Fatur Rokhman, Sosiolinguistik, Suatu Pendekatan Pembelajaran Bahasa Dalam Masyarakat Multilingual, (Jakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 39 12
7
5. Novel Ayat- Ayat Cinta Novel Ayat- Ayat Cinta adalah sebuah novel pembangun jiwa karya Habiburrahman El Shirazy, sarjana Al Azhar University Cairo. Dari pemaparan tersebut sehingga bisa disimpulkan bahwa peneliti akan meneliti mengenai bentuk-bentuk campur kode dalam novel Ayat- Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy baik bentuk deskripsi maupun dalam bentuk dialog
C. Tujuaun Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendiskripsikan bentuk- bentuk campur kode dalam novel AyatAyat
Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy.
2. Untuk mengetahui fungsi campur kode dalam novel Ayat- Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy.
D. Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini ada 2 (dua), yaitu : 1. Kegunaan Teoritis Untuk menambah wacana pemikiran linguistik serta sosiolinguistik terkait fenomena campur kode dalam karya sastra bagi dunia pendidikan khususnya untuk pendidikan Perguruan Tinggi. 2. Kegunaan Praktis
8
Untuk me-review penggunaan campur kode dalam novel Ayat- Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy sebagai sarana pembelajaran langsung serta wahana motivasi bagi mahasiswa khususnya Pendidikan Bahasa Arab yang notabene berada dalam lingkungan multilingual.
E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teori Karya sastra mengandung berbagai unsur yang kompleks, dan mengandung unsur kebahasan, struktur, wacana, signifikasi sastra, keindahan, sosial budaya, nilai, dan latar kesejarahanya.13 Seorang sastrawan mengeluarkan ide dan gagasanya dalam bentuk tulisan yang di sajikan dalam sebuah dunia rekaan, latar tempat serta masyarakatnya digambarkan seperti aslinya yang didalamnya mengandung pesan- pesan moral yang termuat serta nilai-nilai kehidupan, tak lain pesan dan nilai tersebut
disampaikan
melalui
bahasa
yang menarik
bahkan
bisa
menggunakan permainan- permainan bahasa seperti campur kode dan alih kode. Menurut Thelander sebagaimana dikutip oleh Abdul Chaer dan Leoni Agustina, campur kode yaitu apabila dalam suatu peristiwa tutur, klausaklausa maupun frase-frase yang digunakan terdiri dari klausa dan frase
13
hlm. 51
Aminudin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1995),
9
campuran (hybrid clauses, hybrid phrases), dan masing-masing klausa atau frase tersebut tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri.14 Sedangkan menurut Fathur Rohman dalam bukunya yang berjudul Sosioliguistik,
“Suatu
Pendekatan
Pembelajaran
Bahasa”
dalam
masyarakat multilingual menyimpulkan berdasarkan uraian para ahli, bahwa campur kode merupakan pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukan unsur-unsur bahasa atau variasi-variasinya yang menyisip di dalam bahasa lain tidak lagi mempunyai tersendiri.15 Di masa orde lama orang yang memiliki latar belakang pendidikan Belanda bercampur kode dalam komunikasi mereka dengan menggunakan campur bahasa Indonesia dan Belanda. Dewasa ini campur kode dilakukan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang di campur dengan bahasa Inggris maupun bahasa Arab. Menurut Suwito sebagaimana telah dijelaskan oleh Fathur Rokhman, penyebab terjadinya campur kode ada dua yaitu campur kode yang bersifat ke luar dan campur kode yang bersifat ke dalam. Penyebab terjadinya campur kode ke luar antara lain (a) identitifikasi peranan, (b) identifikasi ragam, (c) keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan. Dalam hal ini ketiganya saling bergantungan dan tidak jarang saling bertumpang tindih. Ukuran untuk identifikasi peranan adalah sosial, registral dan edukasional. Identifikasi ragam ditentukan oleh bahasa dimana seorang penutur melakukan campur kode yang akan menempatkan hierarki sosialnya. 14
Abdul Chaer & Leoni Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2010), hlm. 114 15 Fathur Rokhman, op, ci, hlm. 39
10
Keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan, nampak karena campur kode juga menandi sikap hubunganya terhadap orang lain dan hubungan orang lain terhadapnya.16 Campur kode ke dalam misalnya apabila seseorang penutur menyisipkan unsur- unsur bahasa daerah kedalam bahasa nasional, unsurunsur dialeknya kedalam bahasa daerahnya atau unsure-unsur ragam dan gayannya ke dalam dialeknya. Selain itu campur kode terjadi karena adanya timbal balik antara penutur, bentuk bahasa dan fungsi bahasa. Artinya penutur yang memiliki latar belakang sosial tertentu, cenderung memilih bentuk campur kode tertentu untuk mendukung fungsi-fungsi tertentu. 2. Penelitian yang Relevan Sebagai acuan lebih lanjut peneliti juga mengkaji penelitian terdahulu yang mempunyai keterkaitan dengan judul penelitian yang ditulis oleh peneliti, penelitian terdahulu yang dikaji penulis diantaranya : Dalam Skripsi yang ditulis oleh Raisa Shahrestani Mahasiswa Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Program Studi Rusia yang berjudul Campur Kode Dalam Buku Kampus Kabelnaya Karya Koesalah Subagyo Toer bahwa penelitian ini mengupas tipe pembentukan campur kode dalam buku Kampus Kabelnaya. Dan analisisnya faktor pemicu terjadinya campur kode yang tidak pernah muncul dalam buku yang diteliti selain menurut peneliti dalam penelitianya pengarang buku tersebut ingin
16
Ibid, hlm 38, 39
11
menunjukkan ke-khas-an bahasa Rusia yang tidak ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia.17 Penelitian tersebut tentunya berbeda dengan penelitian tersebut karena penelitian ini akan meneliti bentuk campur kode dalam novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy yang tidak hanya berbahasa Arab saja melainkan bahasa Inggris, Jawa, serta Perancis lalu menganalisis fungsinya. Adapun penelitian yang relevan lainya yaitu Skripsi yang ditulis oleh Achmad Hindi Assyakir Mahasiswa S1 jurusan Adab dan Ilmu Budaya/Bahasa dan Sastra Arab Universitas Sunan Kalijaga yang berjudul :
إختالط اللغة ىف احملادثه اليومية عند سكان العرب اإلندونيسني ىف قريةأمبيل سورابايا )(دراسة اجتماعية لغوية Penelitian tersebut membahas tentang bentuk campur kode ArabIndonesia maupun Arab- Jawa yang digunakan oleh masyarakat keturunan Arab di Kelurahan Ampel Surabaya, serta faktor adanya campur kode yang terjadi pada masyarakat tersebut.18
17
Raisa Shahrestani, Campur Kode Dalam Buku Kampus Kabelnaya Karya Koesalah Subagyo Toer, 2011, http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&ved=0CEwQF jAH&url=http%3A%2F%2Flib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F20232951-S238Campur%2520kode.pdf&ei=87DVVNuLBs2KuASss4Eg&usg=AFQjCNEZt4XHop0PefsU8sbGZpHF7EEdA&bvm=bv.85464276,d.c2E, diaksesTanggal 17 Desember 2014, pukul 09.00 WIB 18
Achmad Hindi Assyakir,
إختالط اللغة ىف احملادثه اليومية عند سكان العرب اإلندونيسني ىف قرية
)أمبيل سورابايا (دراسة اجتماعية لغوية, 2013, http://digilib.uin-suka.ac.id/9435/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf, diaksestanggal 18 Desember 2014, pukul 10.15 WIB
12
Penelitian ini tentunya berbeda dengan penelitian yang lain karena obyek penelitian ini adalah naskah novel Ayat- Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy yang penelelitian ini mengupas bentuk-bentuk campur kode serta tak hanya mendeskripsikan melainkan menganalisis fungsi campur kode yang digunakan dalam novel tersebut.
3. Kerangka Berpikir Dalam proses mempelajari bahasa kedua atau bahasa asing, bahasa pertama dan bahasa kedua sering digunakan dalam sebuah frase atau kalimat meskipun yang dipelajari bahasa kedua atau bahasa asing, hal tersebut tidak bisa dipungkiri karena terdapat berbagai alasan misalnya penutur belum menguasai bahasa yang dipelajari atau mungkin karena tuntutan style atau gaya bahasa, meskipun terkadang terkesan unik bahkan terdengar aneh karena menggunakan potongan-potongan kata yang disisipkan oleh penutur tidak merubah arah dan susunan kata yang berlaku. Hal semacam ini yang menjadi sangat penting dilakukan analisa secara mendalam mengenai percampuran kode (code mixing) tersebut yang menimbulkan sebuah pertanyaan apakah percampuran kode dari dua bahasa atau lebih menjadi sebuah keharusan bagi para penutur yang masih dalam tahap belajar bahasa kedua atau bahasa asing atau bahkan menjadi sebuah tuntutan yang memang lazim sebagai penutur yang mempelajari suatu bahasa tertentu.
13
Setelah dilakukan analisis deskriptif tentang lingkup sosiolinguistik sesama penutur yang bilingual atau multilingual, sering dijumpai suatu gejala yang dapat dipandang sebagai kekacauan atau interfensi dalam berbahasa yang dalam hal ini kekacauan yang dimaksud karena penggunaan unsur- unsur suatu bahasa tertentu dalam kalimat bahasa lain. Dari fenomena percampuran kode (kode mixing) pasti ada hal-hal yang mendukung terjadinya pecampuran kode tersebut sehingga akan menjawab sebuah percampuran kode sebagai hal yang lazim yang terjadi dalam proses pembelajaran bahasa atau sebagai style.
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala holistik, kontekstual, melalui pengumpulan dan latar alami.19 Serta metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudia disusul dengan analisis.20 Menurut Bo Dan Taylor Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku 19
Bachdian Nur Tanjung&Ardial, Pedoman penulisan karya imiah(proosal, skripsi, dan tesis)dan mempersiapkan diri menjadi penulis artikel karya ilmiah, (kencana Prenada Media grup, 2007) hlm.17. 20 Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, (Yogykarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 53.
14
yang diamati.21 Adapun yang di deskripsikan serta dianalisis adalah penggunaan campur kode baik berupa dialog maupun deskripsi penulis dalam Novel Ayat- Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. Karya ilmiah ini termasuk penelitian Library Research, menurut Sutrisno Hadi adalah suatu riset kepustakaan atau penelitian murni. 22 Dalam penelitian ini mengkaji dokumen atau sumber- sumber tertulis seperti bukubuku, majalah dan artikel. Dalam hal ini peneliti mencari data dengan membaca dan menulusuri dari sejumlah buku dan sejumlah metode tertentu. 2. Sumber data Peneitian ini menggunakan dua sumber data terkait, diantaranya : a. Sumber data primer Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber obyek penelitian dengan menggunakan alat pengukur atau alat pengambil yang langsung dari obyek informasi yang dicari.23 Sumber data primer dalam penelitian ini adalah novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy terbitan Basmala Jakarta Januari tahun 2008 cetakan ke dua puluh empat dan film. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber pendukung untuk mempelajari sumber data primer berupa data
21
Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.3. 22 Sutrisno Hadi, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1981), hlm. 9. 23 Saeful Azwar, Metodologi Penelitian , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001) hlm. 91
15
kepustkaan yang berkorelasi dengan pembahasan obyek.24 Yang dijadikan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku serta sumber lain yang relevan. 3. Metode Pengumpulan Data Karena penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan(Library Reseach) maka data yang dihasilkan dengan menggunakan metode study pustaka adalah dengan cara membaca memahami dan menelaah sumber data.25 Hal ini dilakukan dengan membaca, menelaah, novel Ayat- Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy kemudian dikelompokan kedalam sub- sub bab serta dikaitkan dengan buku- buku yang ada kaitanya dengan materi pembahasan. Buku- buku tersebut digunakan untuk mencari teori- teori yang dijadikan sebagai landasan pemikiran operasionalnya. 4. Metode Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang mendeskripsikan mengintepretasikan apa yang ada baik mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau kecenderungan berkembang.26 Dalam menggunakan metode ini peneliti mengguakan metode penalaran sebagai berikut: a. Conten Analisis
24
Ibid, hlm. 92. 25 M. Nizar, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), hlm. 61 26 Sanapiah Faisal, Metodologi Peneitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hlm. 119.
16
Yaitu data-data yang peneliti kumpulkan sebagian adalah data-data yang bersifat deskripsi tekstual, maka dalam mengolah data peneliti menggunakan analisis menurut isinya.27 Metode ini digunakan untuk menganalisis bentuk dan fungsi percakapan campur kode tokoh maupun penulis dalam novel Ayat-Ayat Cinta yang dikaitkan dengan teori-teori kebahasaan.
b. Analisis Induksi Analisis Induksi yaitu Metode yang mempelajari kaidah-kaidah atau data yang bersifat khusus kemudian mengadakan analisa untuk mengambil kesimpulan bersifat umum.28 Metode ini digunakan untuk mengorganisasikan fakta-fakta hasil pengamatan mengenai bentuk dan fungsi campur kode dalam novel Ayat-Ayat Cinta yang terpisah menjadi rangkaian yang berhubungan.
G. Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun dalam 5 (lima) bab pembahasan, dimana masingmasing bab berisi sub judul sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah membahas tentang kondisi masalah yang layak diteliti. Setelah latar belakang masalah adalah rumusan yang berisi batasan-batasan masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah untuk meneliti fenomena 27
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Pres, 1988), hlm. 14 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 2001), hlm. 231 28
17
campur kode dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sehingga mengetahui bentuk-bentuk serta menganalisis fungsi dari campur kode dalam novel tersebut. Kegunaan Penelitian, kegunaan penelitian yang diharapkan dalam penelitian, yaitu: kegunaan teoritis dan kegunaan praktis Tinjauan Pustaka, yaitu analisis teori yang berisi tentang landasan teori yang dikaji sebagai bahan dasar penelitian ini dan kajian penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Kerangka berpikir yang mengkaji konsep penelitian, Metode Penelitian, dalam metode penelitian terdapat pembahasan pendekatan dan jenis penelitian, dan pembahasan terakhir adalah sistematika penulisan, dalam sistematika penulisan dijabarkan tentan gambaran umum laporan penelitian yang akan dibahas. BAB II: Bahasa, Campur Kode, dan Novel. Dalam bab ini penulis menerangkan berupa landasan teori- teori yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data yang pertama teori tentang bahasa meliputi pengertian bahasa, lalu fungsi bahasa setelah itu teori mengenai kedwibahasaan (billingalism)
yang meliputi
pengertian kedwibahasaan, lalu
tipologi
bilingualsm, dan tipe-tipe bilingualism, dan interferensi bahasa selanjutnya teori tentang konsep kode , teori tentang alih kode, dan teori mengenai campur kode yang menjelaskan konsep alih kode selanjutnya teori mengenai interferensi bahasa yang didalamnya mnenjelaskan konsep kerancauan penggunaan bahasa, lalu selanjutnya teori mengenai ragam yang di dalamnya terdapat pengertian ragam, lalu jenis dan fungsi ragam, pembahasan selanjutnya mengenai teori tentang campur kode yang didalamnya berisi
18
tentang pengertian, bentuk-bentuk campur kode dan faktor terjadinya campur kode . Selanjutnya teori mengenai novel yang di dalamnya terdapat pengertian novel, ciri-ciri novel, jenis novel, unsur-unsur novel dan teori mengenai ragam bahasa. BAB III: Campur Kode Dalam Novel Ayat- Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy berupa biografi penulis novel Ayat- Ayat Cinta, yang mengulas riwayat hidup secara singkat penulis novel. Lalu sinopsis novel Ayat- ayat Cinta, selanjutnya data bentuk- bentuk campur kode yang ada dalam novel ayat- ayat cinta BAB IV: Analisis Campur Kode Pada Novel Ayat- Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy berisi tentang analisis bentuk- bentuk campur kode pertama analisis campur kode kata kedua analisisi campur kode frasa ketiga analisis campur kode klausa keempat analisis campur kode baster dan tertakhir analisis campur kode pengulangan kata dalam novel Ayat- Ayat Cinta dan Fungsi campur kode dalam novel Ayat- Ayat Cinta. BAB V: Penutup berisi tentang kesimpulan yang menguraikan secara singkat dan sederhana tentang pembahasan skripsi ini. Selain itu berisi saransaran yang kiranya perlu untuk disampaikan. Halaman terakir berisi tentang Daftar Pustaka dan Lampiran.