1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dilihat dan dirasakan secara langsung dalam perkembangan kehidupan masyarakat, kehidupan kelompok dan kehidupan individu. Hal ini juga disebabkan karena pendidikan langsung berurusan dengan pembentukan manusia, pendidikan menentukan mode pembentukan manusia yang akan dihasilkannya, pendidikan juga memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan dalam pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa.1 Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa “Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan intruksional khusus (TIK) nya dapat tercapai”.2 Jika dahulu diutamakan soal mengajar, maka akhir-akhir ini ditonjolkan soal belajar, setidaknya dalam teori. Selain itu diketahui bahwa belajar akan lebih berhasil,
1 2
E, Mulyasa, Menjadi Guru Profesional,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), 3 Syiful Bahri, Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), 119
1
2
bila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik.3 Sehingga dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi, agar peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.4 Jadi seorang guru tidak hanya memakai satu strategi untuk mencapai keberhasilan peserta didiknya. Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Istimewa/maksimal
:Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh peserta didik.
2. Baik sekali/optimal
:Apabila sebagian besar 76 % s.d 99 % bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh peserta didik.
3. Baik/minimal
:Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60 % s.d 75 % saja dikuasai oleh peserta didik.
4. Kurang
:Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh peserta didik.5
3
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Balajar dan Mengajar (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),23 4 Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), 1 5 Syiful Bahri, Aswan Zaini, Strategi Belajar……121, 122
3
Meski pencapaian prestasi itu penuh dengan rintangan dan tantangan yang harus dihadapi oleh peserta didik, namun peserta didik harus tetap semangat untuk meningkatkan prestasi belajar menjadi lebih baik. Lembaga pendidikan SMA Negeri 2 Ponorogo tidak ingin anak didiknya kurang dalam mengetahui wawasan pendidikan agama, jadi lembagai ini berusaha memberikan pengajaran agama dengan semaksimal mungkin, bahkan tidak hanya pada peserta didik saja tetapi juga diterapkan melalui guru-guru dan staf SMA 2 Ponorogo. Akan tetapi, fenomena yang terjadi memperlihatkan bahwa banyak hal yang mesti diperbaiki dalam proses pembelajaran di SMA Negeri 2 Ponorogo terutama di kelas XI IPS 1.6 Seperti pada waktu proses pembelajaran berlangsung terdapat siswa yang banyak terlambat, ketika masuk belum dipiketi, malu untuk bertanya, tidak memperhatikan penjelasan guru (ramai sendiri), bermain-main dengan temannya. Selama pembelajaran berlangsung, jarang peserta didik yang mengajukan pertanyaan meskipun mereka belum menguasai materi, peserta didik masih nampak pasif , hal ini terlihat dari jarangnya peserta didik dalam memberi tanggapan terhadap penjelasan guru terhadap materi, dan juga kurang aktif dalam kerja kelompok, sehingga dapat mempengarui terhadap menurunnya prestasi belajar peserta didik.7
6 7
Lihat Transkrip Observasi Kode 03/O/F-3/13-XI/2009 di lampiran skripsi. Lihat Transkip Observasi Kode 03/O/F-3/13-IX/2009 di lampiran sekripsi
4
Berangkat dari masalah di atas, maka peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas mengambil judul “UPAYA PENINGKATAN
PRESTASI
BELAJAR
PADA
MATA
PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH MELALUI METODE CERITA DAN GROUP RESUME DI KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 PONOROGO TAHUN AJARAN 2009/2010”.
B. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah upaya guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Ponorogo melalui metode cerita dan strategi group resume.
C. Rumusan Masalah Berawal dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah metode cerita dan group resume dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran pendidikan agama islam di kelas XI IPS 1 SMA N 2 Ponorogo?
5
D. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas Tujuan PTK ini adalah sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Ponorogo.
E. Hipotesis Tindakan Kelas Hipotesis tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah: 1. Metode cerita dan group resume dapat meningkatkan prestasi belajar PAI peserta didik kelas XI IPS 1 SMA N 2 Ponorogo.
F. Manfaat Hasil Penelitian Tindakan Kelas Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan memberikan manfaat bagi proses pembelajaran, baik secara teoritis maupun praktis antara lain sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai kontribusi bagi khasanah ilmiah dalam bidang pendidikan. 2. Secara Praktis a. Bagi Penulis Sarana belajar atau pengalaman dalam menyelesaikan suatu masalah dalam kegiatan pembelajaran.
6
b. Bagi Guru 1. Memberikan pengalaman bagi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran terutama yang berkaitan dengan ketidakberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). 2. Membantu guru untuk berkembang menjadi guru yang profesional. 3. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi guru tentang strategi pembelajaran yang aktif dan efektif, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). 4. Menyempurnakan sistem pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi dan pemahaman peserta didik. 5. Mendapatkan informasi kemajuan peserta didik. 6.
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar, membimbing dan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
c. Bagi Peserta didik 1. Meningkatkan prestasi dan motivasi belajar peserta didik. 2. Meningkatkan intrapersonal skill peserta didik. 3. Mengatasi kejenuhan peserta didik. 4. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. 5. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi. 6. Malatih peserta didik untuk saling menghargai sesamanya.
7
7. Dapat mengaplikasikan materi pelajaran dalam persoalan kehidupan sehari-hari. d. Bagi Sekolah 1. Meningkatkan prestasi akademik peserta didik yang mana akan berpengaruh juga terhadap mutu pembelajaran di lembaga pendidikan atau sekolah yang bersangkutan. 2. Sebagai sumbangan pemikiran dan untuk menambah referensi perpustakaan berupa hasil penelitian. 3. Meningkatkan mutu pendidikan sekolah. 4. Sarana pemberdayaan untuk meningkatkan kerjasama kreatifitas guru. e. Bagi Masyarakat Dapat dijadikan pengetahuan dalam bidang pendidikan sebagai bahan pertimbangan untuk memilih lembaga yang berkualitas.
G. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas 1. Objek Tindakan Kelas Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Ponorogo, dengan mengambil kelas eksperimen di kelas XI IPS 1. Penelitian
ini
merupakan
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK)
yang
memfokuskan pada pengembangan kemampuan peserta didik. Adapun jenis
8
tindakan yang diteliti adalah prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI.
2. Setting/ Lokasi/ Subjek Penelitian Tindakan Kelas 1. Setting/ Lokasi PTK Setting atau lokasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini di SMA N 2 Ponorogo yang berada di jalan Pacar No. 24 Tonatan Ponorogo, yaitu di kelas XI IPS 1, dengan jumlah peserta didik 34. Mata pelajaran pendidikan agama Islam pokok bahasan iman kepada rasul-rasul Allah semester gasal tahun ajaran 2009/2010. 2. Subjek PTK Subjek pelaku PTK ini adalah mahasiswa PPLK II, sedangkan subjek penerima PTK adalah 34 peserta didik kelas XI IPS 1 terdiri dari 19 peserta didik perempuan dan 15 peserta idik laki-laki.
3. Prosedur Pelaksanaan PTK Metode penelitian yang akan digunakan untuk memecahkan masalah di atas adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun PTK yang digunakan adalah PTK model Kurt Lewin. Kurt Lewin menjelaskan bahwa ada empat hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan yakni
9
perencanaan (planning), tindakan (acting) observasi(observing) dan refleksi (reflecting).8 Dapat dilihat sebagaimana pada gambar 1.1 berikut:9 Identifikasi Masalah
Perencanaan (Planning) Refleksi (Reflecting)
Tindakan (Acting)
Siklus I
Observasi (Observing)
Perencanaan Ulang
Siklus II
Gambar 1.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin Secara keseluruhan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua, dilaksanakan jika masih ada hal-halyang kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus ketiga,
8 9
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Kencana, 2009), 49. Basuki As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis PTK (Ponorogo: STAIN Po Press, 2009), 5-6.
10
dilaksanakan karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga siklus-siklus berikutnya. Sebelum melakukan pembelajaran berbasis PTK, peneliti melakukan observasi awal untuk: 1. Menemukan masalah. 2. Melakukan identifikasi masalah. 3. Menentukan batasan masalah. 4. Menganalisis masalah dengan menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama terjadinya masalah. 5. Merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan merumuskan hipotesis-hipotesis tindakan sebagai pemecahan. 6. Menentukan pilihan hipotesis tindakan pemecahan masalah. 7. Merumuskan judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis PTK. Setelah judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis PTK dirumuskan, langkah berikutnya adalah: 1. Menyusun perencanaan (planning). Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilaksanakan adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di kelas, dan mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.
11
2. Melaksanakan tindakan (acting). Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilaksanakan adalah melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. 3. Melaksanakan pengamatan (observing). Pada tahap ini, yang harus dilaksanakan adalah mengamati perilaku peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, memantau kegiatan diskusi atau kerjasama antar peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan mengamati pemahaman masing-masing peserta didik terhadap penguasaan materi pembelajaran. 4. Melakukan refleksi (reflecting). Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah
mencatat
hasil
observasi,
mengevaluasi
hasil
observasi,
menganalisis hasil pembelajaran, dan mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan memperbaiki siklus berikutnya. Empat langkah tersebut ketika diterapkan di kelas akan berubah menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah perencanaan. Tahap kedua adalah melakukan tindakan dan pengamatan secara bersamaan. Tahap ketiga adalah refleksi, sebagaimana pada gambar 1.2 berikut:10
10
Ibid., 7.
12
SIKLUS (1) Perencanaan
Tindakan dan Observasi (1)
Refleksi (1)
SIKLUS (2) Refleksi
Tindakan dan Observasi
Perencanaan (2)
SIKLUS 3, dst
SELESAI Gambar 1.2 Prosedur Pelaksanaan PTK
4. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan tidak hanya satu, tetapi menggunakan multi teknik atau multi instrumen.
11
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam pembelajaran berbasis PTK, guru tidak hanya mengajar saja melainkan juga harus meneliti. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa metode yang relevan dengan penelitian ini, yaitu:
11
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 151.
13
a. Teknik Observasi Observasi dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti pengamatan atau peninjauan secara cermat. Sedangkan menurut para ahli memberikan pemahaman seperti menurut Margono observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek peneliti.12 Dalam penelitian ini, observasi yang digunakan adalah observasi langsung atau partisipasi aktif yaitu mengamati atau menatap kejadian, gerak/ proses dari data lapangan dan ikut serta kegiatan-kegiatan didalamnya. Jadi, peneliti bertindak aktif sebagai seorang peneliti. Observasi aktif ini digunakan untuk mengetahui keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dalam kelas, dan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI serta kendala yang dihadapi saat diterapkannya metode cerita dan strategi group resume dalam proses pembelajaran. b. Teknik Dokumentasi Tekhnik dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang berasal dari bahasa Latin yaitu docere, yang berarti mengajar. Secara bebas dapat diterjemahkan bahwa dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupa catatan anekdotal, surat, buku harian dan dokumen-dokumen. Demi kepentingan penelitian, orang 12
Djam’an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009), 104-105
14
membutuhkan dokumen sebagai bukti otentik dan mungkin juga menjadi pendukung suatu kebenaran.13 Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi tentang gambaran umum peningkatan prestasi peserta didik dengan menggunakan metode cerita dan strategi group resume dikelas XI IPS 1 SMA N 2 Ponorogo 5. Metode Analisis Data Untuk mengetahui hasil dari suatu penelitian, perlu diadakan analisis data. Menurut Patton sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong menyatakan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.14 Data yang dikumpulkan melalui observasi, dan dokumentasi dianalisis sejak siklus I sampai siklus II, Data yang telah terkumpul diedit, dipilih, dan dikategorikan untuk menjawab permasalahan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model alur. Sebagaimana menurut Milles dan Huberman dalam bukunya Zainal Aqib yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, disebutkan bahwa teknik analisis data model alur meliputi reduksi data, penyajian data,
13 14
Djam’an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian………146-147 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian…, 103.
15
dan penarikan kesimpulan.15 Adapun langkah-langkah analisis dapat dilihat pada gambar 1.3 di bawah ini:
Pengumpulan Data Penyajian Data
Reduksi Data Kesimpulankesimpulan: Penarikan/verivikasi Gambar 1.3 Langkah-langkah Analisis Data
H. Sistematika Pembahasan Dalam rangka mempermudah penulisan skripsi,maka pembahasan dalam laporan penelitian ini, penulis membagi ke dalam lima bab, yang masing-masing terdiri dari sub-sub bab yang berkaitan. Adapun sistematika pembahasan dalam penulisan skripsi ini adalah: BAB I pendahuluan memuat latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan PTK, hipotesis tindakan kelas, manfaat hasil PTK , Metodologi Penelitian Tindakan Kelas dan sistematika pembahasan.
15
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru (Bandung: Yrama Widya, 2008), 106.
16
BAB II menguraikan landasan teoritik tentang prestasi belajar, pendidikan agama Islam dan tinjauan tentang metode cerita dan group resume BAB III menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya yang meliputi gambaran setting penelitian, penjelasan per-siklus, proses analisis data per-siklus, serta pembahasan dan pengambilan kesimpulan. BAB IV penutup merupakan bab terakhir dalam skripsi ini berisi kesimpulan dan saran.
17
BAB II PRESTASI BELAJAR, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Disamping tinjauan dari proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Asumsi dasar dalam proses belajar-mengajar diperlukan hasil belajar yang optimal, yaitu bagaimana dapat meningkatkan prestasi belajar anak didik sehingga mencapai tujuan yang diinginkan. Prestasi belajar adalah kalimat yang terdiri dari dua kata, prestasi dan belajar, antara kata “prestasi” dan “belajar” mempunyai arti yang berbeda. Prestasi sendiri berdasarkan Kamus Ilmiah Populer adalah hasil yang telah dicapai.16 Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorangtidak melakukan suatu kegiatan.17 Sedangkan belajar menurut pengertian psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
16
Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Alkola,1994), 623. Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), 19-20 17
17
18
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.18 Menurut Musthofa Fahmi belajar ialah:
ةSTUNك أو اYKZN^] \[ اY_` أوSaab` caKde fe رةhTe JKLMNإن ا (Sesungguhnya belajar adalah (ungkapan yang menunjuk) aktivitas (yang menghasilkan) perubahan-perubahan tingkah laku atau pengalaman). Sementara
prestasi
belajar
menurut
WJS.
19
Poerwadarminta
berbendapat, bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).sedangkan menurut Mas’ud Khasan Abdul Qahar, prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.20 Prestasi belajar juga diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh matapelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hal itu, prestasi belajar peserta didik dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Prestasi belajar peserta didik adalah hasil belajar yang dicapai peserta didik ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.
2
18
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1995),
19
Mustaqim, Psikologi Pendidikan (Yokyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2001), 34 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan….20-21
20
19
b. Prestasi belajar peserta didik tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena
bersangkutan
dengan
kemampuan
peserta
didik
dalam
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi. c. Prestasi belajar peserta didik dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas peserta didik dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya. Jadi, prestasi belajar peserta didik terfokus pada nilai dan angka yang dicapai peserta didik dalam proses pembelajaran disekolah. Nilai tersebut terutama dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar peserta didik.21 Jadi hasil belajar dapat dilihat setelah mengikuti dan mengerjakan tugas dalam proses belajar mengajar. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu yang bersumber dari dalam diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor internal, dan faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor eksternal.
21
75-76
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa (Jakarta: PT Grasindo, 2004),
20
1. Faktor-faktor
yang
bersumber
dari
dalam
diri
manusia
dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktor biologis dan faktor psikolgis. Yang dapat dikategorikan sebagai faktor biologis antara lain usia, kematangan, dan kesehatan, sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati,kecerdasan, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar. 2. Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusiayang belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktor manusia seperti keluarga, sekolah, masyarakat. Dan faktor non manusia seperti udara, suara, dan bau-bauan.22
B. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada term al-tarbiyah al-ta;dib dan al-ta’lim. Dari ketiga istilah tadi yang sering digunakan ialah al-tarbiyah. Sedangkan al-ta’dib dan al-ta’lim jarang digunakan.23 Sedangkan pendidikan agama islam berdasarkan UUSPN No. 2/1989 pasal 39 ayat (2) ditegaskan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur, dan
22
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), 21 23 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 25
21
jenjang pendidikan wajib memuat, antara lain pendidikan agama. Dan dalam penjelasannya pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar uamt beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.24 Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar uamt beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.25 Jadii pendidikan agama Islam diharapkan dapat menumbuhkan insan-insan yang saleh dan salihah suatu pribadi sekaligus pribadi sosial yang mampu mengamalkan ajaran yang telah dibawa Nabi Muhammad S.A.W dan saling menghormati antar beragama. 2.
Tujuan dan Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Agama Islam Secara
umum,
pendidikan
agama
Islam
bertujuan
untuk
“meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman 24 25
Muhaimin, Paradikma Pendidikan Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002),75 Ibid…75-76
22
dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berakhlah mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara” (GBPP PAI, 1994).26 Tujuan pendidikan yang universal dalam seminar pendidika Islam sedunia di Islamabad pada tahun 1980 yang disepakati oleh seluruh ulama ahli pendidikan Islam dari negara-negara Islam, yaitu sebagaimana yang tersirat dalam ayat berikut: 27
∩⊇∉⊄∪ tÏΗs>≈yèø9$# Éb>u‘ ¬! †ÎA$yϑtΒuρ y“$u‹øtxΧuρ ’Å5Ý¡èΣuρ ’ÎAŸξ|¹ ¨βÎ) ö≅è%
Artinya:“ Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. al-An’am:162) Dari tujuan tersebut dapat ditarik kebeberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu (1) Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; (2) Dimensi pemahaman atau penalaran serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; (3) Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran agam Islam; dan (4) Dimensi pengamalannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati bisa diaktualisasisak atau diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.28
26
1bid…78 Basuki, Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam (Stain Po Pres, 2007),22 28 Muhaimin, Paradikma Pendidikan…78 27
23
Ruang lingkup Ilmu Pendidikan Agama Islam (IPI) adalah sebagai berikut:29 Tabel 2.1 No
Ruang Lingkup
1
Tujuan pendidikan Islam
2
Anak didik dalam Islam
a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. f.
3
Pendidikan dalam Islam
a. b. c.
4
Alat-alat Islam
d. e. pendidikan a. b.
29
Pokok-pokok pembahasan Ilmu Pendidikan Islam Kedudukan tujuan pendidikan Islam Tujuan pendidikan Islam Al-tarbiyah al-aqliyah Al-tarbiyah al-jismiyah Al-tarbiyah al-khuluqiyah Fitrah manusia sebagai makhluk yang bisa dididik Proses kejadian manusia dan nilainilai pendidikan Hakekat pendidikan dalam konteks penciptaan manusia Pandangan Islam tentang aliran Nativisme, Empirisme, dan Konvergensi Sifat-sifat pelajar dalam pendidikan Islam Keutamaan belajar dalam pandangan Islam Hakekat pendidikan dalam Islam Fitrah manusia sebagai makhluk yang bisa mendidik Tugas dan tanggung jawab pendidik dalam Islam Sifat-sifat pendidik dalam Islam Keutamaan pendidik dalam Islam Alat-alat pendidikan lahiriyah (sarana dan prasarana pendidikan) Alat-alat pendidikan batiniyah, yaitu: 1) Kurikulum yang meliputi tujuan, materi, metode/strategi/pendekatan,dan evaluasi;
Basuki, Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu….20-21
24
5
Lingkungan Islam
2) Disiplin yang meliputi disiplin preventif dan kuratif pendidikan a. Pendidikan Islam di lingkungan pendidikan keluarga b. Pendidikan Islam di lingkungan pendidikan sekolah c. Pendidikan Islam di lingkungan pendidikan masyarakat.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen utama yang saling bepengaruh dalam proses pembelajaran pendidikan agama. Ketiga komponen tersebut adalah (1) kondisi pembelajaran pendidikan agama; (2) metode pembelajaran pendidikan agama; (3) hasil pembelajaran pendidikan agama.30 Kondisi pembelajaran PAI adalah faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran PAI. Faktor kondisi ini berinteraksi dengan pemilihan, penetapan,dan pengembangan metode pembelajaran PAI. Pada dasarnya, komponen ini sudah ada dan tidak dapat dimanipulasi. Ditinjau dari faktor kendala sumber belajar yang tersedia, ada lembaga pendidikan yang memiliki sumber belajar manusia (dalam hal ini GPAI) yang memenuhi standar professional, namun ada yang kurang professional, bahkan ada yang tidak professional;ada yang memiliki laboratorium lengkap, ada yang kurang lengkap, bahkan ada yang tidak 30
Ibid…146
25
memilikinya; ada yang sudah memiliki sarana-prasarana lengkap, dan ada yang memiliki seadanya. Faktor-faktor tersebut merupakan kondisi yang sudah given yang tidak dapat dimanipulasi dan harus diupayakan dapat terwujud melalui metode pembelajaran yang efektif. Faktor pembelajaran PAI yang ketiga adalah hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran PAI adalah mencakup semua akibat yang dapat dijadikan indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran PAI dibawah kondisi pembelajaran yang berbeda.31
C. Metode Pendidikan Islam 1. Pengertian Metode a. Secara Etimologi Metode dalam bahasa Arab, dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik.
31
Ibid…146-148
26
b. Secara Terminologi Para ahli mendefinisikan metode sebagai berikut: 1. Hasan Langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan. 2. Abd. al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.32 3. Ahmad Tafsir, secara umum membatasi bahwa metode pendidikan ialah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. 4. Kemudian Abdul Munir Mulkan, mengemukakan bahwa metode pendidikan
adalah
suatu
cara
yang
dipergunakan
untuk
menyampaikan atau mentransformasikan isi atau bahan pendidikan kepada peserta didik. 5. Sementara itu al-Syaibany, menjelaskan bahwa metode pendidikan adalah segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkan, cirri-ciri perkembangan peserta didik untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.33 Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulakan bahwa metode adalah suatu cara atau teknik yang digunakan oleh pendidik untuk 32 33
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Radar Jaya Offset, 2006),184 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan …66
27
menyampaikan
suatu
informasi
atau
mentransformasikan
bahan
pendidikan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajara. 2. Dasar Metode Pendidikan Agama Islam Dasar metode pendidikan Islam dalam penerapannya banyak menyangkut permasalahan individual atau sosial peserta didik dan pendidikan itu sendiri, sehingga dalam mengunakan metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan Islam.34 Secara umum, asas-asas metode pendidikan Islam menurut alSyaibani, adalah: a. Asas Agama, yaitu prinsisp-prinsip, asas-asas dan faktor-faktor umum ynag diambil dari sumber asasi Islam, yakni Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. b. Asas Biologis, yaitu dasar yang mempertimbangkan kebutuhan jasmani dan tingkat perkembangan usia peserta didik. c. Asas psikologis, yaitu prinsip yang lahir di atas pertimbangan kekuatan psikologis, seperti motivasi, kebutuhan, emosi, minat, sikap, keinginan, kesedihan, bakat dan kecakapan akal atau kapasitas intelektual.
34
Ramayulis, Ilmu Pendidikan… 185
28
d. Asas Sosial, yaitu asas yang bersumber dari kehidupan sosial manusia seperti tradisi, kebutuhan-kebutuhan, harapan-harapan dan tuntutan kehidupan yang senantiasa maju dan berkembang.35 3. Metode Mengajar dalam Pendidikan Agama Islam Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik pertama, pada masa awal pertumbuhan Islam telah menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan Islam disamping sunah beliau sendiri. Dibawah ini dikemukakan beberapa metode mengajar dalam pendidikan Islam yang prinsip dasarnya Al-Qur’an dan hadis.36 a. Metode Ceramah Metode ceramah adalah, suatu cara pengajian atau penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik. Prinsip dasar metode ini dalam Al-Qur’an
$yϑ‾ΡÎ) â¨$¨Ζ9$# $pκš‰r'‾≈tƒ 3 Èd,ysø9$# ÎötóÎ/ ÇÚö‘F{$# ’Îû tβθäóö7tƒ öΝèδ #sŒÎ) öΝßγ8pgΥr& !$£ϑn=sù Νä3ã⁄Îm7t⊥ãΖsù öΝä3ãèÅ_ótΒ $uΖø‹s9Î) ¢ΟèO ( $u‹÷Ρ‘‰9$# Íο4θu‹ysø9$# yì≈tG¨Β ( Νä3Å¡àΡr& #’n?tã öΝä3ãŠøót/ ∩⊄⊂∪ šχθè=yϑ÷ès? óΟçFΖä. $yϑÎ/ Artinya:“
Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, Sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami
35 36
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan …68 Ramayulis, Ilmu Pendidikan…192-198
29
kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Yunus : 23)
b. Metode Tannya jawab Metode Tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca. Sedangkan murid memberikan jawaban berdasarkan fakta. Prinsip dasar ini adalah hadis. Pada suatu hari datanglah seorang laki-laki dari dusun, lalu ia bertanya: Ya, Muhammad, telah dating kepada kami utusan engkau, ia mengatakan bahwa Allah mengutus engkau menjadi Rasul. Nabi
: “Benar demikian”
Laki-laki : “Siapa yang menjadikan langit?” Nabi
: “Allah”
Laki-laki : “Siapa yang menjadikan bumi?” Nabi
: “Allah”
Laki-laki : “Siapa yang menjadikan gunung dengan segala sisinya?” Laki-laki : “Demi yang menjadikan langit dan bumi menegakkan gunung-gunung adalah Allah mengutus engkau menjadi rasul” Nabi
: “Ya”
Laki-laki : “Utusan engkau mengatakan bahwa kewajiban kami mengerjakan sembahyang lima waktu sehari semalam”
30
Nabi
: “Benar demikian”
Laki-laki : “Demi yang mengutus engkau adalah Allah menyuruh engkau mengerjakan sembahyang itu” Nabi
: “Ya”
Laki-laki : “Utusan engkau mengatakan bahwa kewajiban kami membayar zakat” Nabi
: “Benar demikian”
Laki-laki : “Demi yang mengutus engkau adalah Allah yang menyuruh memberikan Zakat” Nabi
: “Ya”. Dan seterusnya…(H.R. Muslim)
c. Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu cara penyajian atau menyampaikan bahan pembelajaran dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik/membicarakan dan menganalisis secara ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun bebagai alternative pemecahan atas suatu masalah. Prinsip dasar metode ini terdapat dalam Al-Qur’a surat Assafat dimana telah terjadi dialok antara tuhan dengan penghuni neraka.
31
ϵÎ/ ΟçGΨä. “Ï%©!$# È≅óÁxø9$# ãΠöθtƒ #x‹≈yδ ∩⊄⊃∪ ÈÏd‰9$# ãΠöθtƒ #x‹≈yδ $uΖn=÷ƒuθ≈tƒ (#θä9$s%uρ tβρ߉ç7÷ètƒ (#θçΡ%x. $tΒuρ öΝßγy_≡uρø—r&uρ (#θçΗs>sß tÏ%©!$# (#ρçà³ôm$# * ∩⊄⊇∪ šχθç/Éj‹s3è? ∩⊄⊂∪ ËΛÅspgø:$# ÅÞ≡uÅÀ 4’n<Î) öΝèδρ߉÷δ$$sù «!$# Èβρߊ ÏΒ ∩⊄⊄∪ Artinya:“ Dan mereka berkata:"Aduhai celakalah kita!" Inilah hari pembalasan ”. “ Inilah hari keputusan[1274] yang kamu selalu mendustakannya” “ (kepada Malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orangorang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahansembahan yang selalu mereka sembah ” “ Selain Allah; Maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka” (QS. Assafat 20-23) d. Metode Eksperimen Yang dimaksud metode eksperimen ialah suatu cara mengajar dengen menyuruh murid melakukan sesuatu percobaan, dan setiap proses dan hasil percobaan itu diamati oleh setiap murid, sedangkan guru memperhatikan
yang dilakukan oleh murid sambil memberikan
arahan.prinsip dasr metode ini tedapat dalam hadis. e. Metode Kisah Metode kisah ialah suatau cara mengajar dimana guru membeerikan materi pembelajaran melalui kisah atau cerita. Prinsip dasar metode ini diambilkan dalam al-aqur’an.37
37
Ramayulis, Ilmu Pendidikan…196
32
βÎ)uρ tβ#uöà)ø9$# #x‹≈yδ y7ø‹s9Î) !$uΖø‹ym÷ρr& !$yϑÎ/ ÄÈ|Ás)ø9$# z|¡ômr& y7ø‹n=tã Èà)tΡ ßøtwΥ ∩⊂∪ šÎ=Ï≈tóø9$# zÏϑs9 Ï&Î#ö7s% ÏΒ |MΨà2 Artinya:“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui.” (QS. Yusuf:4) Cerita tentang kejadian, terutama peristiwa sejarah, merupakan metode yang banyak ditemukan di dalam Al-Qur’an. Banyak bagianbagian Al-Qur’an yang berisi kisah-kisah kesejarahan atau peristiwaperistiwa yang pernah terjadi, atau setidak-tidaknya merupakan bagian yang bisa dianggap cerita. Di samping itu,banyak pulan kisah-kisah kesejarahan yang diabadikan dalam nama-nama surat Al-Qur,an, misalnya Ali Imran, Al-Maidah, Yunus, Hud, Nuh, Al-Kahfi, al-Naml, alNur, al-Jinn, dan sebagainya.38 Pengujian tentang cerita Al-Qur’an ini telah banyak memberikan kesaksian terhadap keabsahan metodologi cerita atau metode histories. Walaupun kisah Dzul al-QurNain hanya ada pada surat al-Kahfi saja, namun cerita kejadian yang merusak kehidupan bangsa terdahulu itu begitu bervareasi. Tujuan yang lebih khusus tentang metode cerita dalam Al-Qur’an adalah untuk memberi dorongan psikologis kepada Nabi SAW
38
Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), 205-206
33
dalam perjuangannya melawan orang-orang kafir. Relevansi metode cerita di lingkungan sekolah seolah-olah seperti benar-benar terjadi dengan sesungguhnya. Cerita-cerita yang dimaksudkan merupakan metode yang sangat bermanfaat pendidikan muslim adalah berkehendak merealisasikan
peranannya
untuk
membentuk
sikap-sikap
yang
merupakan bagian integral dari tujuan Pendidikan Agama Islam.39 f. Metode Amsal Metode
amsal
yaitu,
suatu
cara
mengajar,
dimana
guru
menyampaikan materi pembelajaran dengan membuat/melalui contoh dan perumpamaan. Prinsip dasr metode ini adalah al-Qr’an.
ª!$# |=yδsŒ …ã&s!öθym $tΒ ôNu!$|Êr& !$£ϑn=sù #Y‘$tΡ y‰s%öθtGó™$# “Ï%©!$# È≅sVyϑx. öΝßγè=sVtΒ ∩⊇∠∪ tβρçÅÇö6ムāω ;M≈yϑè=àß ’Îû öΝßγx.ts?uρ öΝÏδÍ‘θãΖÎ/ Artinya:“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api[26], Maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.” (QS.AlBaqarah: 17) g. Metode Targhib dan Tarhib Metode targhib dan tarhib, adalah cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar peserta didik
39
Ibid; 206-209.
34
melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan. Prinsip dasar metode ini dalam Al-Qur’an. D. Strategi Pembelajaran Aktif 1. Pengertian Strategi Pembelajara Aktif Secara umum sterategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang digariskan.40 Strategi belajar-mengajar adalah pola umum perbuatan guru-peserta didik didalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.41 Strategi aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategistrategi pembelajaran yang komprehensif.42Adapun pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan
40
11.
41
Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Pustaka Setia, 2005),
J.J. Hasibuan, Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), 3 . Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif terj. Sarjuli dkk. (Yogyakarta: Yappendis, t.t.), xxii. 42
35
persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru dipelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.43 2. Macam-macam Strategi Pembelajaran Aktif Dari beberapa strategi dalam srategi pembelajaran aktif (active learning) dalam meningkatkan prestasi peserta didik dalam pembelajaran adalah: a. Teknik
resume secara khusus menggambarkan sebuah prestasi,
kecakapan, dan pencapaian individual, sedangkan “resume kelompok” merupakan cara yang menyenangkan untuk membantu para peserta lebih mengenal atau melakukan kegiatan membangun tim pada kelompok yang anggotanya telah saling mengenal satu sama lain. Kegiatan ini bisa sangat efektif jika resume tersebut dicocokkan dengan mata pelajaran yang anda ajarkan.44 Prosedurnya sebagai berikut: 1. Peserta didik dibagi kedalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3 sampai 6 anggota. 2. Mmemberitahukan pada peserta didik bahwa kelas memiliki kesatuan bakat dan pengalaman yang sangat hebat
43
Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi (Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002), xii-xiii. 44 Mel Silberman, Active Learning 101….49-50
36
3. Menyarankan
bahwa
salah
satu
cara
untuk
mengenal
dan
menyampaikan sumber mata pelajaran adalah dengan membuat sebuah resume kelompok. 4. Beri kelompok-kelompok tersebut catatan berita dan penilaian untuk menunjukkan resume mereka. Resume tersebut harus memasukkan beberapa informasi yang bisa mengenalkan kelompok tersebut secara keseluruhan. 5. Mengajak
setiap
kelompok
menyampaikan
ringkasannya
dan
menanyakan semua sumber yang ada dalam seluruh kelompok tersebut. b. Inquiring Minds Want To Know Teknik sederhana ini merangsang rasa ingin tahu peserta didik dengan mendorong spekulasi mengenai topik atau persoalan para peserta didik lebih mungkin menyimpan pengetahuan tentang materi pelajaran yang tidak tercakup sebelumnya jika mereka terlibat sejak awal dalam sebuah pengalaman pengajaran kelas penuh. Prosedurnya adalah:45 1. Tanyakan ke kelas pertanyaan pembangkit minat untuk merangsang keingin tahuan tentang sebuah persoalan yang ingin anda diskusikan. 2. Doronglah untuk berspekulasi dan menebak dengan bebas.
45
Mel Silberman, Active Learning 101…104-105
37
3. Jangan memberi umpan balik dengan segera. Terimalah semua tebakan . bentuklah keingin tahuan tentang jawaban yang sebenarnya. 4. Gunakan pertanyaan sebagai petunjuk kearah yang apa sekiranya anda ajarkan. c. Reading A load Kegiatan ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu komplek. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan namun kurang formal dan berjalan dengan lebih cepat. Prosedurnya adalah:46 1. Pilihlah sebuah masalah yang mempunyai dua sisi/prespektif atau lebih. 2. Bagilah kelas kedalam kelompok-kelompok menurut jumlah posisi yang
telah
anda
mengungkapkan
tetapkan,
argumennya
dan untuk
mintaalah
tiap
mendukung
kelompok bidangnya.
Doronglah mereka bekerja dengan patner tempat duduk atau kelompok-kelompok inti yang kecil. 3. Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para anggota dari tiap kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara sub-sub kelompok itu.
46
Mel Silberman, Active Learning 101…139-140
38
4. Jelaskan bahwa peserta didik bisa memulai perdebatan setelah itu peserta didik mempunyai kesempatan menyampaikan suatu argumen yang sesuai dengan posisi yang telah ditentukan. Teruskan diskusi tersebut, dengan bergerak secara cepat maju mundur antara kelompok-kelompok itu. 5. Simpulkan kegiatan tersebut dangan membandingkan isu-isu bagai mana anda melihatnya. Berikan reaksi dan diskusi lanjutan.
39
BAB III HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Gambaran setting penelitian. Penelitian Tindakan Kelas Yang Mengambil Setting Di SMA N 2 Ponorogo, khususnya kelas XI IPS 1 , dalam pelaksanaanya mengikuti alur sebagai berikut : 1. Perencanaan Yaitu meliputi penetapan materi pembelajaran PAI aspek Akidah Akhlak Meningkatkan keimanan kepada Rasul-rasul Allah dengan alokasi waktu 2x 40 menit. 2. Tindakan Peningkatan
prestasi
belajar
PAI
dengan
menggunakan
model
pembelajaran cerita dan group resume dengan beberapa metode yang ada di dalamnya.. 3. Observasi Dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran meliputi: peserta didik memperhatikan penjelasan guru, peserta didik aktif, dan hasil belajar siswa.
38
40
4. Refleksi Refleksi Yaitu meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran, dan sekaligus menyusun rencana pada siklus selanjutnya . B. Proses Belajar Mengajar PAI Proses belajar mengajar sebelumnya di ketahui hasil belajar peserta didik ada yang masih belum mencapai KKM, dan kurang aktif dalam proses belajar mengajar . Sehingga dibutuhkan perbaikan pembelajaran untuk selanjutnya, yang mana pada pertemuan sebelumnya guru menggunakan strategi numbered heads together dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Guru menjelaskan gambaran tentang iman kepada Rasul-rasul Allah 2. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, setiap peserta didik dalam satu kelompok mendapat nomor 3. Guru memberi tugas masing-masing kelompok mengerjakannya 4. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya 5. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik, kemudian nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka 6. Kelompok lain memberi tanggapan 7. Guru melanjutkan memanggil nomor yang lain hingga soal-soal terjawab semua
41
Data pengamatan peserta didik memperhatikan penjelasan guru dan partisipasi aktif peserta didik dapat dilihat di lembar observasi terstruktur. Adapun data nilai hasil belajar untuk tes individu dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini Data Nilai Kemampuan Kognitif Pada Materi Aqidah Akhlak Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Ponorogo Tahun Pelajaran 2009-2010 Tabel 3.1 KKM: 71,6 No
Nama
Nilai
KKM
Keterangan
1
Agam Wilmana A
91
71,6
Tuntas
2
Agustiar Rivaldi
95
71,6
Tuntas
3
Agustina Ekayanti
100
71,6
Tuntas
4
Alfi mufaidah
90
71,6
Tuntas
5
Alif Kurniawan
89
71,6
Tuntas
6
Auwalia zaldiana D
100
71,6
Tuntas
7
Baskara Yuda Prawira
60
71,6
Remedi
8
Bella Amanda A
100
71,6
Tuntas
9
Dian Angela Saputra
89
71,6
Tuntas
10
Dian Rusvita Riyanti
79
71,6
Tuntas
11
Dimas Djuang Satria
95
71,6
Tuntas
12
Diya Mahenda W S
97
71,6
Tuntas
13
Dwi Wicaksono N P
94
71,6
Tuntas
14
Erlin Rahmawati
91
71,6
Tuntas
42
15
Evrida Mayasari
-
-
-
16
Faris Arwin Abdullah
89
71,6
Tuntas
17
Firdan Fitra Maora
100
71,6
Tuntas
18
Ginanjar Setyo P
68
71,6
Remidi
19
Hardina Kartika W S
100
71,6
Tuntas
20
Hety Siria Sofa
100
71,6
Tuntas
21
Intan Ayu Pratiwi J
100
71,6
Tuntas
22
Lintang Mahari
79
71,6
Tuntas
23
Luluk Tri cahyani
100
71,6
Tuntas
24
Mega Citra D
100
71,6
Tuntas
25
Nindiar Mahardika
93
71,6
Tuntas
26
Prayogamriski W
95
71,6
Tuntas
27
Radhita Mahardian A
60
71,6
Remedi
28
Riki Subangkit
100
71,6
Tuntas
29
Saka Pradana Putra
100
71,6
Tuntas
30
Tri Rahayu
100
71,6
Tuntas
31
Tunjung Bimo Nugroho 60
71,6
Remedi
32
Vindi Haninda
90
71,6
Tuntas
33
Youdha Firman Dianti
67
71,6
Remedi
34
Yulia Nasrul
100
71,6
Tuntas
Jumlah
2999
Rata –rata
90,87
Rata-rata = 2999 = 88.20 34
43
Tabel Observasi Afektif Tabel 3.2 Unsur Pengamatan No
Juml
Nama 1
2
3
4
Rata-
ah rata
1
Agam Wilmana A
2
1
3
3
10
2.25
2
Agustiar Rivaldi
1
2
3
3
10
2.25
3
Agustina Ekayanti
2
2
3
3
10
2.50
4
Alfi mufaidah
2
2
3
3
10
2.50
5
Alif Kurniawan
1
1
3
3
8
20
6
Auwalia zaldiana D
2
2
3
3
10
2.50
7
Baskara
1
2
3
3
9
2,25
Yuda
Prawira 8
Bella Amanda A
2
2
3
3
10
2.50
9
Dian Angela Saputra
2
2
3
3
10
2.50
10
Dian Rusvita Riyanti
2
2
3
3
10
2.50
11
Dimas Djuang Satria
1
2
3
3
10
2.25
12
Diya Mahenda W S
2
2
3
3
10
2.50
13
Dwi Wicaksono N P
2
2
3
3
10
2.50
14
Erlin Rahmawati
2
2
3
3
10
2.50
15
Evrida Mayasari
-
-
-
-
-
-
44
16
Faris Arwin Abdullah
2
2
3
3
10
2.50
17
Firdan Fitra Maora
2
2
3
3
10
2.50
18
Ginanjar Setyo P
2
2
3
3
10
2.50
19
Hardina Kartika W S
2
2
3
3
10
2.50
20
Hety Siria Sofa
2
2
3
3
10
2.50
21
Intan Ayu Pratiwi J
2
2
3
3
10
2.50
22
Lintang Mahari
2
2
3
3
10
2.50
23
Luluk Tri cahyani
2
2
3
3
10
2.50
24
Mega Citra D
2
2
3
3
10
2.50
25
Nindiar Mahardika
1
2
3
3
10
2.25
26
Prayogamriski W
1
2
3
3
9
2,25
27
Radhita Mahardian A
2
2
3
3
10
2.50
28
Riki Subangkit
2
1
3
3
9
2,25
29
Saka Pradana Putra
2
2
3
3
10
2.50
30
Tri Rahayu
2
2
3
3
10
2.50
31
Tunjung
2
2
3
3
10
2.50
2
2
3
3
10
2.50
2
2
3
3
10
2.50
2
2
3
3
10
2.50
Bimo
Nugroho 32
Vindi Haninda
33
Youdha
Firman
Dianti 34
Yulia Nasrul
Jumlah
325
45
Rata-rata
9.84
Rata-rata = 325 = 9.84 34 Keterangan 1. Kedisiplinan 2. Keaktifan 3. Kerapian 4. Kesopanan Keterangan penilaian 4.: Sangat Baik 3: Baik 2: Cukup 1: Kurang Dari hasil diatas dan beberapa observasi yang dilakukan dibuthkan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode PTK.
46
C. Penjelasan Siklus 1 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi disajikan dalam 1 (satu) siklus dapat dilihat seperti pada gambar 3.1 berikut: Refleksi I
Observasi
Rencana Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Gambar 3.1 Alur PTK Adapun perincian dari penjelasan 1 (satu) siklus tersebut jika disajikan dalam bentuk tabel dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut: Tabel 3.3 SIKLUS I PERENCANAA N 1. Menyiapkan rencana tindakan. 2. Mengatur waktu. 3. Menyiapkan soal/masalah. 4. Menyiapkan lembar rekaman data (observasi dan dokumentasi).
TINDAKAN
OBSERVASI
REFLEKSI
1 . Menjelaskan skenario 1. Mengamati pembelajaran dan perilaku dan mengantarkan sedikit aktifitas materi sebagai peserta gambaran awal. didik 2 . Memberikan cerita terhadap yang berkaitan dengan penggunaan materi strategi 3 . Mengambil kesimpulan belajar. dari isi cerita 2. Mengamati 4 . Membagi siswa dalam dan beberapa kelompok memantau
1. Mencatat hasil observasi. 2. Mengeval uasi hasil observasi. 3. Menganal isis hasil pembelaj aran 4. Menyusu n laporan
47
5. Menyiapkan lembar evaluasi.
5 . Memberikan lembaranlembaran untuk meresume 6 . Mempresntasikan hasil resume 7 . Memberikan klarifikasi
kerjasama antar peserta didik. 3. Mengamati jalannya presentasi dan diskusi peserta didik.
selama proses PTK.
1. Siklus I a. Perencanaan Pada proses rencana tindakan ini, mula-mula guru mengidentifikasi konsep-konsep pada prestasi belajar yang sukar dilakukan siswa. Berdasarkan masalah tersebut, sebagai acuan implementasi tindakan yang dipilih pada konsep tersebut dipelajari dan diidentifikasi, maka guru menyusun rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran ini memuat: 1. Menceritakan beberapa kisah Nabi 2. Mengambil kesimpulan dari isi cerita berkaitan dengan materi 3. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok 4. Guru memberi tugas masing-masing kelompok untuk mengidentifikasi dan membuat resum kelompok 5. Guru membagikan kertas kepada kelompok untuk menilis resume 6. Tiap kelompok mempresentasikan hasil resume 7. Guru memberi klarifikasi
48
b. Pelaksanaan Tindakan utama pada siklus ke I adalah pemberian penjelasan awal dengan contoh apa yang ada pada cerita tentang Nabi. Agar dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi. Yang setelah itu dilanjutkan dengan model meresum materi, sehigga siswa dapat membaca dan benar-benar memahami materi dengan membaca, karena seseorang tidak akan dapat meresum materi tanpa membaca isi materi tersebut. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah kelas XI IPS 1 mendapat jadwal Pendidikan Agama Islam pada hari sabtu jam ke-1 dan ke-2.
Data Nilai Kemampuan Kognitif Pada Materi Aqidah Akhlak Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Ponorogo Tahun Pelajaran 2009-2010 Tabel 3.4 KKM: 70 No
Nama
Nilai
KKM
Keterangan
1
Agam Wilmana A
100
70
Tuntas
2
Agustiar Rivaldi
100
70
Tuntas
3
Agustina Ekayanti
100
70
Tuntas
4
Alfi mufaidah
95
70
Tuntas
49
5
Alif Kurniawan
94
70
Tuntas
6
Auwalia zaldiana D
100
70
Tuntas
7
Baskara Yuda Prawira
85
70
Tuntas
8
Bella Amanda A
100
70
Tuntas
9
Dian Angela Saputra
100
70
Tuntas
10
Dian Rusvita Riyanti
100
70
Tuntas
11
Dimas Djuang Satria
100
70
Tuntas
12
Diya Mahenda W S
100
70
Tuntas
13
Dwi Wicaksono N P
96
70
Tuntas
14
Erlin Rahmawati
100
70
Tuntas
15
Evrida Mayasari
75
70
Tuntas
16
Faris Arwin Abdullah
95
70
Tuntas
17
Firdan Fitra Maora
100
70
Tuntas
18
Ginanjar Setyo P
100
70
Tuntas
19
Hardina Kartika W S
100
70
Tuntas
20
Hety Siria Sofa
-
-
-
21
Intan Ayu Pratiwi J
100
70
Tuntas
22
Lintang Mahari
80
70
Tuntas
23
Luluk Tri cahyani
100
70
Tuntas
24
Mega Citra D
100
70
Tuntas
50
25
Nindiar Mahardika
100
70
Tuntas
26
Prayogamriski W
100
70
Tuntas
27
Radhita Mahardian A
95
70
Tuntas
28
Riki Subangkit
100
70
Tuntas
29
Saka Pradana Putra
-
-
-
30
Tri Rahayu
-
-
-
31
Tunjung Bimo Nugroho 72
70
Tuntas
32
Vindi Haninda
100
70
Tuntas
33
Youdha Firman Dianti
95
70
Tuntas
34
Yulia Nasrul
100
70
Tuntas
Jumlah
2982
Rata-rata
96,19
c. Observasi Teknik observasi dilakukan secara continue atau terus menerus dalam proses pembelajaran maupun pada hasil belajar. dengan mengamati keaktifan peserta didik dalam metode cerita dalam pemberian tanggapan-tanggapan terhadap cerita yang disampaikan. Mengamati keaktifan dalam strategi group resume, dan mengamati pemahaman masing-masing peserta didik.
51
b. Refleksi Pada siklus ke I proses kegiatan belajar mengajar sudah baik dari proses belajar sebelumnya, hal ini disebabkan kelemahan-kelemahan pembelajaran sebelumnya diperbaiki antara lain: 1. Pemberian cerita yang dapat memudahkan peserta didik dalam mempelajari materi dengan mengambil kesimpulan. 2. Dengan group resume membuat peserta didik lebih aktif, karena peserta didik ketika akan meresume materi harus membaca terlebih dahulu, jadi pemahan juga lebih mudah. Jadi ada yang belum jelas mereka bertanya. Jadi, tidah memerlukan siklus berikutnya yaitu siklus ke II, atau III dan setrusnya, karena pada sisklus pertama proses pembelajaran sudah berhasail, atau dapat meningkatkan prestasi siswa. D. Proses Analisis Data Siklus Penelitian Proses analisis data, sebagai hasil dari penelitian yang diperoleh secar sistematis
yang meliputi, antusiasme peserta didik (minat), dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar, keaktifan peserta didik, dan prestasi belajarnya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran PAI yang tersaji dalam siklus sebagai berikut.
52
Siklus I . Dalam kegiatan pembelajaran siklus pertama, kegiatan yang dilakukan adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan telah diperoleh dua jenis data, yaitu data hasil pengamatan selama diskusi kelompok dan data nilai tes akhir PAI pokok bahasan hukum taklifi. Strategi yang dipilih adalah metode cerita dan strategi group resume guna pengenalan materi. Hasil penelitian siklus I dapat dilihat sebagaimana pada tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3.5 Hasil Penelitian Siklus I47 Aspek yang Diamati
Jumlah Pencapaian
Prosentase
Memperhatikan penjelasan guru
31 peserta didik
100%
Peserta didik Keaktifan
31 peserta didik
Peserta didik memahami materi
30 peserta didik
100% 96,77%
. Interpretasi: Pada penyampaian siklus yang ini hasil pembelajarannya sangat memuaskan, dan semua indikator dapat dikuasai oleh peserta didik hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan tabel diatas dan dapat dikatakan jika pembelajaran kali ini dinyatakan maksimal, sehingga cukup dengan satu siklus. 47
Lihat Transkrip Observasi Terstruktur di Lampiran Skripsi pada RPP siklus 1.
53
E. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan. Hasil PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang dilakukan selama 1 siklus, menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi dengan menggunakan model pembelajaran cerita dan group resume menunjukkan hasil yang
memuaskan.
Secara
keseluruhan
hasilnya
menunjukkan
adanya
peningkatan, baik aktivitas, semangat, kerjasama maupun prestasi siswa. Semakin bervariasi metode belajarnya maka peserta didik semakin bervariasi dalam memahami materi serta semakin eksis dalam tugas kelompoknya. Tabel 3.6 Profil Hasil Penelitian Peserta didik
Siklus
I
31 peserta didik
100%
Peserta didik aktif
Siklus
I
31 peserta didik
100%
Peserta didik
Siklus
I
30 peserta didik
96.10%
memperhatikan penjelasan guru
memahami materi
Jika disajikan dalam bentuk diagram, maka profil hasil penelitian pada tabel 3.5 di atas dapat dilihat pada gambar 3.2 sebagai berikut:
54
31 30.8 30.6 30.4 30.2 30 29.8 29.6 29.4
peserta didik memperhatika n penjelasan guru peserta didik aktif
siklus 1
peserta didk emahami materi
Gambar 3.2 Diagram Profil Hasil Penelitian
55
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian
dan pembahasan diatas, maka peneliti dapat
menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : Model pembelajaran cerita dan group resume dapat memberikan motivasi bagi peserta didik, suasana yang
menyenangkan, santai tetapi tetap serius
sehingga minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran cenderung meningkat, sehingga tidak merasa jenuh dan akan lebih memiliki rasa tanggung jawab, apabila minat dan kesadaran siswa meningkat, maka semakin meningkat pula membelajari materi PAI, apabila dalam pembelajaran PAI meningkat maka semakin meningkat pula prestasi siswa. Pada PTK kali ini cukup menggunakan 1 siklus, karena dengan 1 siklus sudah berhasil, bisa dilihat dalam tabel: Profil Hasil Penelitian Peserta
didik Siklus
I
31 peserta didik
100%
Siklus
I
31 peserta didik
100%
didik Siklus
I
30 peserta didik
96.10%
memperhatikan penjelasan guru Peserta didik aktif Peserta
memahami materi
55
56
B. Saran. 1. Pembelajaran PAI yang selama ini hanya menggunakan cara-cara konvensional, sudah saatnya diaganti dengan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan secara utuh dan di implementasikan kedalam pembelajaran sehari-hari. 2. Dengan melihat peningkatan prestasi belajar dan pemahaman peserta didik sejak menggunakan model pembelajaran cerita dan group resume, tentunya dapat dikembangkan dengan metode-metode lain yang dapat lebih menghidupkan kelas 3. Memposisikan peserta didik sebagai subjek agar mereka menjadi aktif
57
DAFTAR RUJUKAN As’adie, Basuki, Desain Pembelajaran Berbasis PTK Ponorogo: STAIN Po Press, 2009 Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru Bandung: Yrama Widya, 2008 A Partanto, Pius, Al Barry,Dahlan, Muhammad, Kamus Ilmiah Populer Surabaya: Alkola,1994 Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993 Ahmadi,Abu, Prasetya, Tri, Joko, , Strategi Belajar Mengajar Bandung: Pustaka Setia, 200 Basuki, Ulum, Miftahul, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam Stain Po Pres, 2007 Bahri, Syiful, Zaini, Aswan, Strategi Belajar Mengajar Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996 Djamarah, Bahri, Syaiful, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru Surabaya: Usaha Nasional, 1994 Hasibuan, J.J, Moedjiono, Proses Belajar Mengajar Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995 Mulyasa,E, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006 Moleong, Lexy Z. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Mustaqim, Psikologi Pendidikan Yokyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2001 Muhaimin, Paradikma Pendidikan Islam Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002 Nasution, S, Berbagai Pendekatan dalam Proses Balajar dan Mengajar Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008 N.K,Roestiyah , Strategi Belajar Mengajar Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001
58
Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam Jakarta: Ciputat Pers, 2002 Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Kencana, 2009. Sukmadinata, Syaodih, Nana, Metodologi Penelitian Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Satori,Djam’an, Komariah, Aan, Metodologi Penelitian Kualitatif Alfabeta, 2009
Bandung:
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1995 Saleh Abdullah Abdurrahman, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an (Jakarta: Rineka Cipta, 1994 Silberman, Mell, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif terj. Sarjuli dkk. Yogyakarta: Yappendis, t.t.. Tu’u, Tulus, Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa Jakarta: PT Grasindo, 2004 Zaini, Hisyam , dkk., Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002.