BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dilihat dan digolongkan secara langsung dalam perkembangan kehidupan masyarakat, kehidupan kelompok dan kehidupan individu. Hal ini
juga disebabkan karena pendidikan secara langsung
berkaitan dengan pembentukan manusia, pendidikan menentukan watak pembentukan manusia yang akan dihasilkannya, pendidikan juga memberikan kontribusi
yang sangat besar terhadap kemajuan bangsa dan merupakan
wahana dalam menerjemahkan dalam pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa.1 Proses belajar pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Proses belajar hendaknya memperhatikan kondisi individu anak didik karena merekalah yang akan belajar. Apabila hal ini diabaikan maka prestasi anak didik dalam mempelajari materi pelajaran juga akan kurang maksimal. Karena salah satu tujuan dari hasil belajar adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa dalam memahami materi tertentu dan pada waktu pembelajaran tertentu. Anak didik merupakan individu yang berbeda, memiliki keunikan dan karakteristik masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu proses belajar hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak didik tersebut, sehingga proses belajar benar-benar dapat merubah
1
Mulyasa. E, Menjadi Guru Professional Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006. 3.
1
kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak secara perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan setiap anak didik kurang mendapat perhatian. Gejala yang lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang menggunakan metode belajar yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas berlangsung dan kemungkinan besar menimbulkan kejenuhan bagi anak didik. Proses belajar yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan pendidik, akan menjadi penghambat untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan belajar itu sendiri. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang signifikan antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar, sehingga tujuan belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses belajar mengajar. Menyadari kenyataan seperti ini maka yang diperlukan untuk mencari dan merumuskan metode belajar yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik. Metode belajar yang ditawarkan adalah metode belajar aktif (active learning). Yang salah satu tujuannya untuk mengatasi
2
kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajar siswa dapat suasana baru dalam dunia belajar dan dapat menarik ketekunan, keantusiasan serta siswa dapat berperan secara aktif. Penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu suatu penelitian yang dilakukan oleh pendidik di kelasnya tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan dan peningkatan proses belajar mengajar. Metode-metode yang beragam dapat membantu pendidik dalam melaksnakan tugasnya terkait proses belajar mengajar, guna memberikan stimulus terhadap anak didik dalam efektif belajar. Sehingga semangat belajar anak didik dalam proses belajar dapat meningkat. Disini anak didik diharapkan
mempunyai
sikap
mempertanyakan
(questioning).
Sikap
questioning ini perlu untuk mendorong keingintahuan anak didik di dalam proses belajar. Sikap questioning perlu untuk mendapatkan jawaban yang kreatif dari guru maupun dari siswa.2 Metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar di atas adalah group resume, yakni suatu metode belajar yang membentuk suatu kelompok belajar yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mendiskusikan, meresume materi yang dibagikan kesetiap kelompok yang berbeda, kemudian hasil yang didapat dipresentasikan di depan kelas melalui perwakilan satu dari setiap kelompok. Kemudian guru memberikan refleksi dan klarifikasi dari hasil diskusi. Dan metode index card match adalah salah satu metode belajar active learning, anak didik diberi poin-poin materi dari pendidik berupa potonganpotongan kertas berisi materi yang ingin disampaikan. Kemudian anak didik
2
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), 233.
3
satu persatu menempelkan atau mencari jodoh materi di papan tulis yang telah ditempelkan oleh temannya. Berdasarkan dari fenomena di atas pengunaan metode yang dapat menghidupkan suasana proses belajar mengajar di kelas mutlak diperlukan. Pada kenyataannya menunjukan bahwa setelah adanya metode baru yang diterapkan di kelas, dapat menghidupkan suasana belajar dan dapat meningkatkan minat anak didik dalam mata pelajaran
pendidikan agama
Islam. Mengingat pentingnya efektivitas dan kreativitas belajar siswa, dengan melalui Metode group resume dan index card match dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berbasis penelitian tindakan kelas di SMA BAKTI Ponorogo dengan judul: Upaya Peningkatan Pemahaman Siswa Pokok Bahasan Mu’amalah Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan Menggunakan Metode Group Resume Dan Index Card Match Di Kelas XI IPS I SMA Bakti Ponorogo Tahun Pelajaran 2008-2009.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka metode belajar aktif dilakukan dalam upaya peningkatan pemahaman siswa pokok bahasan mu’amalah dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan metode group resume dan index card match yang mana harus memuat kecakapan berfikir (thinking skill). Dan dengan pembelajaran yang menggunakan satu metode untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di
4
sekolah tentu akan membosankan bahkan membuat jenuh siswa, sehingga semangat dan ketertarikan anak didik dalam belajar berkurang. Untuk mengatasi kebosanan dan permasalahan belajar tersebut dapat diatasi dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu sarana yang mudah untuk meneliti, menyempurnakan, meningkatkan proses belajar melalui metode belajar active learning. Metode pembelajaran menggunakan active learning bertujuan untuk anak didik agar berperan aktif dalam belajar bukan hanya dari pihak pendidik saja, sehingga menjadikan anak didik lebih aktif dan tujuan dari pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Dari permasalah di atas dapat di identifikasi sebagai berikut: 1. Apakah
penggunaan metode group resume dan index card match
berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman belajar siswa? 2. Apakah penerapan metode group resume dan index card match dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar pendidikan agama Islam? 3. Apakah metode group resume dan index card match dapat meningkatkan pemahaman siswa? Penerapan metode pembelajaran active learning pada mata pelajaran PAI bagi Siswa Kelas XI IPS I di SMA Bakti Ponorogo adalah dengan menggunakan beberapa metode diantaranya; ceramah, inquiring minds to know, group resume, every one is teacher here, jigsaw learning dan index card match.
5
C. Batasan Masalah Untuk menghindari kesalahpahaman serta terjadinya penyimpangan terhadap obyek penelitian. Maka perlu adanya pembatasan ruang lingkup penelitian untuk mendapat hasil yang baik dan sempurna. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah upaya peningkatan pemahaman siswa terhadap pokok bahasan mu’amalah dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan metode group resume dan index card match. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penerapan metode group resume dan index card match pokok bahasan mu’malah di kelas XI IPS I SMA Bakti Ponorogo? 2. Bagaimanakah
peningkatran
prestasi
belajar
siswa
dengan
menggunakan metode group resume dan index card match pokok bahasan mu’malah di kelas XI IPS I SMA Bakti Ponorogo?
6
D. Hipotesis Tindakan Kelas Sebagai pelaksana dari kegiatan dalam mengatasi masalah belajar seperti yang ada dalam batasan masalah, maka hipotesis-hipotesis tindakan kelas yang akan dipakai adalah: 1. Pemahaman siswa kelas XI IPS I SMA Bakti Ponorogo akan meningkat terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam pokok bahasan mu’malah dengan menggunakan metode group resume dan index card match. 2. Aktifitas belajar siswa kelas XI IPS I di SMA Bakti Ponorogo akan meningkat terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam pokok bahasan mu’malah dengan menggunakan metode group resume dan index card match. 3. Pemahaman belajar siswa kelas XI IPS I SMA Bakti Ponorogo akan meningkat terhadap terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam pokok bahasan mu’malah dengan menggunakan metode group resume dan index card match. Dalam penelitian tindakan kelas ini berlangsung dengan empat siklus, pendidik di kelas menggunakan beberapa metode dalam belajar, yakni metode active learning, sebagai berikut: 1. Metode ceramah Metode ceramah atau metode khutbah, yang oleh sebagian para ahli, metode ini disebut one man show method adalah cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan, oleh guru di depan kelas atau kelompok.3
3
Mahfudz,dkk, Salahuddin,Metodologi Pendidikan Agama, Surabaya : Bina Ilmu 1987, hal 43
7
2. Tanya jawab. Metode tanya jawab adalah salah satu cara mengajar yang dapat menum,buhkan sikap kritis dan keingintahuan anak didik terhadap materi pelajaran yang belum dipahaminya dengan cara bertanya kepada pendidik. 3. Diskusi. Metode diskusi adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana pendidik menberi kesempatan kepada siswa untuk mengadakan perbincangan guna mngumpulkan pandapat, menggunakan kesimpulan, atau menyusun berbagai altretnatif pemecahan atas suatu masalah.4 4. Inquiring want to know Metode inquiring want to know adalah cara untuk mengetahui pemahaman dari siswa sendiri terkait materi yang akan diajarkan yang kemudian sebagai jembatan apa yang akan disampaikan. 5. Group resume Group resume adalah metode belajar yang disitu dibentuk kelompok belajar yang beranggotakan siswa untuk mengidentifikasi dan meresume materi yang dibagikan yang kemudian dipresentasikan didepan kelas 6. Every one is teacher here Every one is teacher here adalah metode belajar yang di mana setiap siswa membuat pertanyaan satu atau lebih yang kemudian
4
Hasibuan,JJ,Dan Moedjiono, Proses Belejar Mengajar Siswa Active, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1995, H.107
8
pertanyaan tersebut ditukar kepada temannya untuk dijawab. 7. Jigsaw learning Jigsaw learning yaitu metode belajar yang membentuk beberapa kelompok terdiri dari beberapa siswa dan diberi tugas untuk mendiskusikan materi yang telah ditentukan. Kemudian masing-masing kelompok mengirimkan perwakilan anggotanya kekelompok lain untuk mempresentasikan atau menerangkan hasil diskusi dari materi yang di dapat oleh masing-masing kelompok. 8. Index card match Index card match adalah salah satu metode belajar aktif, siswa diberi poin-poin materi oleh pendidik kemudian kemudian siswa tersebut berkeliling atau mencari pasangan dari poin-poin atau potongan materi yang telah dibagikan. Dari beberapa metode belajar diatas ada beberapa metode yang ditekankan di dalam penelitian tindakan kelas ini, yakni metode group resume dan index card match. Menurut Zuhairini, metode adalah suatu cara yang harus dilalui untuk menyampaikan bahan pengajaran agar tercapai tujuan pengajaran.5 Dalam pelaksanaannya, seorang pendidik memakai berbagai metode dalam penyampaian meteri pembalajarannya. Hal ini bertujuan agar kegiatan belajar mengajar menjadi efektif, sehingga tujuan belajar dapat dicapai.
5
Zuhairi Dkk, Metodologi Pendidikan Agama (Solo: Ramadhani, 1993), 66.
9
E. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas Mengingat tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Maka berdasarkan dari hipotesis dan batasan masalah di atas, penelitian ini khusus bertujuan untuk mendiskripsikan : 1.
Untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam dengan pokok bahasan mu’malah menggunakan metode group resume dan index card match terhadap kelas XI IPS I SMA Bakti Ponorogo.
2. Untuk mengetahui penerapan metode group resume dan index card match terhadap kemampuan pemahaman siswa di kelas XI IPS I SMA Bakti Ponorogo. 3. Untuk mengetahui pemahaman belajar siswa menggunakan metode group resume dan index card match terhadap pokok bahasan mu’malah di kelas XI IPS I SMA Bakti Ponorogo.
F. Manfaat Hasil Penelitian Tindakan Kelas Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritik, sebagai wahana dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. 2. Secara Praktis: a. Bagi siswa. 1. Siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran 2. Membantu dalam menguasai materi pelajaran dengan baik. 3. Metode yang
berfariasi tidak membuat siswa bosan dalam
10
mengikuti pelajaran. 4. Membantu siswa dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar. 5. Siswa semakin aktif dan kritis dalam belajar di kelas. 6. Membangkitkan minat belajar siswa dalam memahami materi pelajaran. 7. Membiasakan disiplin dalam belajar di kelas. 8. Siswa dapat memahami materi yang dipelajari dan dibahas guru di kelas dengan mudah. b. Bagi Guru. 1. Meningkatkan mutu pembelajaran. 2. Mengetahui tentang kemampuan dan karakteristik setiap siswa. 3. Dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar, mendorong, dan membimbing siswa dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran. 4. Mempermudah penyampaian materi pelajaran. 5. Memperoleh
seperangkat
pembelajaran
pendidikan
pengalaman agama
Islam
dalam (PAI)
inovasi untuk
meningkatkan profesionalisme guru. 6. Meningkatkan kemampuan guru untuk memecahkan masalah. 7. Mendapatkan informasi kemajuan siswa.
11
c. Bagi Sekolah. 1. Diharapkan dapat meningkatkan prestasi sekolah. 2. Mendapatkan informasi tentang metode belajar ini yang nantinya dapat diterapkan. 3. Dengan diadakannya penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menambah kemajuan di bidang akademis bagi sekolah.
G. Tahapan dan Rancangan Jadwal Penelitian Tahap-tahap penelitian ada tiga tahapan dan ditambah dengan tahapan terakhir dari penelitian, yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah: 1. Tahap pra lapangan, yang meliputi: menyusun rancangan penelitian, memilih laporan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan yang menyangkut persoalan etika penelitian. 2. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi: memahami latar penelitian dan persiapan diri memasuki lapangan dan berperan serta mengumpulkan data. 3. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi: memahami latar penelitian dan persiapan
diri,
memasuki
lapangan,
dan
berperan
serta
sambil
mengumpulkan data. 4. Tahap analisis data, yang meliputi: analisis selama dan setelah pengumpulan data. 5. Tahap penulisan hasil penelitian.
12
H. Sistematika Pembahahasan Dalam rangka mempermudah penulisan skripsi, maka pembahasan dalam laporan penelitian ini penulis membagi dalam empat bab, yang masingmasing bab terdiri dari sub-sub yang berkaitan. Adapun sistematika pembahasan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I. Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, hipotesis tindakan kelas, tujuan penelitian tindakan kelas, manfaat hasil penelitian tindakan kelas, metodologi penelitian tindakan kelas dan sistematika pembahasan. BAB II. Menguraikan landasan teoritis tentang penelitian tindakan kelas, tinjauan tentang efektifitas belajar siswa, tinjauan tentang kreatifitas belajar siswa, dan tinjauan tentang metode metode group resume dan index card match serta tinjauan tentang upaya peningkatan pemahaman siswa dengan menggunakan metode group resume dan index card match dalam pembelajaran PAI. BAB III. Pembahasan yang mendeskripsikan dan menjelaskan tentang hasil penelitian tindakan kelas, gambaran penelitian, penjelasan persiklus, proses analisa data persiklus, dan pembahasan dan pengambilan kesimpulan. BAB IV. Penutup merupakan bab terakhir dalam skripsi ini berisi kesimpulan dan saran.
13
BAB II PTK DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR POKOK BAHASAN MU’AMALAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROUP RESUME DAN INDEX CARD MATCH A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classrrom Action Research, yaitu suatu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya (sekolah) tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktek pembelajaran. Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga
meningkatkan
keterampilan
guru,
mutu
hasil
meningkatkan
instruksional,
relevansi,
mengembangkan
meningkatkan
efesiensi
pengelolaan instrusional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru. Penelitian tindakan kelas (PTK) digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis, meliputi aspek perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang merupakan langkah berurutan dalam satu siklus atau daur yang berhubungan dengan siklus berikutnya. Karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebagai berikut: 1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional. 2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya. 3. Peneliti sekaligus praktisi dalam melakukan refleksi. 4. Bertujuan memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktik instruksional. 5. Dilakasanakan dalam rangkaian langkah dalam beberapa siklus. 14
6. Pihak yng melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang melakukan tindakan.6 Menurut Jhon Eliot PTK adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas didalamnya. Dilakukannya penelitian tindakan kelas adalah dalam rangka guru bersedia menginstropeksi, merefleksi atau mengevaluasi dirinya sendiri sehingga kemampuannya sebagai guru diharapkan mampu meningkatkan kualifikasi profesional. Dilakukannya PTK, berarti guru juga berkedudukan sebagai peneliti yang senantiasa menggembangkan dan meningkatkan kemampuannya, sehingga gejala-gejala yang timbul pada saat pembelajaran berlangsung dapat segera diatasi, dan menyiapkan langkah atau strategi, untuk menanggulangi gejala-gejala yang timbul pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
B. Penerapan Metode Group resume Dan Index Card Match Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Menurut Zuhairini, metode adalah suatu cara yang harus dilalui untuk menyampaikan bahan pengajaran agar tercapai tujuan pengajaran.7 Menurut Syaiful Bahri Djamah dan Aswar Zain, dalam bukunya strategi belajar mengajar, mengatakan secara umum strategi atau metode mempunyai pengertian suatu garis-besar besar haluan untuk bertindak dalam mencapai
6
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: Irama Widya, 2006), 87-89.
7
Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama (Solo: Ramadhani, 1993), 66.
15
sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar strategi atau metode bisa diartikan sebagai pola-pola kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.8 Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri, mengemukakan tentang strategi atau metode adalah suatu teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar agar pelajaran itu dapat dipahami oleh siswa dengan baik, dan makin efektif pula pencapaian tujuan.9 Dalam
pelaksanaan
mengkolaborasikan
berbagai
dilapangan, metode
seornag dalam
guru
seringkali
penyampaian
materi
pembelajarannya. Hal ini bertujuan agar kegiatan belajar mengajar menjadi efektif dan efesien serta kreatif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Adapun metode yang digunakan sebagai berikut: 1. Metode Index Card Match Metode ini dapat membantu siswa dalam berkonsentrasi, langkahlangkah pelaksanaan metode Index Card Match ini adalah: a. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada di kelas. b. Bagi jumlah potongan kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. c. Tulis pertayaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan, setiap kertas berisi satu pertayaan.
8
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, 5.
9
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengalar (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 52.
16
d. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertayaan-pertayaan yang tadi dibuat. e. Kocoklah semua kertas, sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban. f. Beri setiap siswa satu kertas. (Jelaskan ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan, separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban) g. Minta siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika sudah ketemu pasanganya, minta mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain. h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah setiap pasangan secara bergantian untuk membaca soal dan jawaban dengan keras kepada teman-teman yang lain. i. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.10 2. Metode Group resume Group resume adalah model belajar yang disitu dibentuk kelompok belajar yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan meresume materi yang dibagikan yang kemudian dipresentasikan didepan kelas. 1. Kelebihannya : a. Setiap siswa ikut aktif didalam kegiatan diskusi.
10
Modul-2 Pembekalan Mahasiswa PPLK II Tentang Pembelajaran Berbasis Active Learning Program Studi pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo Oktober 2008.
17
b. Merangsang semangat untuk belajar kelompok. c. Merangsang perhatian siswa dalam belajar.
2. Kekurangannya : a. Siswa dapat informasi yang terbatas. b. Memberi kesempatan bagi siswa yang malas untuk tidak belajar. c. Didominasi oleh siswa yang vokal. C. Tinjauan Tentang Metode Active Learning Salah satu tugas guru adalah mendidik yang didalamnya terdapat interaksi antara guru dan murid, serta transfer of knowledge, dalam proses transfer of knowledge guru harus memahami keadaan siswa, agar materi yang diterimanya bisa maksimal, dan pembelajaranya tidak monoton maka di perlukanlan pembelajaran yang bervariasi sehingga tidak hanya guru saja yang aktif melainkan juga peserta didik. Untuk mengatasi hal itu maka diperlukan pembelajaran active learning. 1. Active learning Active learning adalah salah satu model pembelajaran yang menjadikan siswanya untuk lebih aktif didalam proses pembelajaran. Karena mengajar adalah salah satu perbuatan yang kompleks (a highly complextion proses) disebut kompleks karena dituntut mempunyai kemampuan personal, professional dan sosio kultural secara terpadu didalam kegiatan belajar mengajar, selain itu dikatakan kompleks karena dituntut dari padanya integrasi penguasaan materi dan metode, teori dan praktek dalam interaksi siswa.
18
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subyek dan obyek dari kegiatan pengajaran, karena itu inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar mangajar, inti pengajaran tidak lain adalah anak didik dapat mancapai tujuan pembelajaran akan tercapai jika anak didik acktif. Disini keaktifan anak dituntut baik dari segi fisik maupun kejiwaan agar anak didik merasakan perubahan didalam dirinya. Karena hakikat belajar adalah perubahan didalam dirinya setelah berakhirnya aktifitas pembelajaran.11 Dalam
melakukan
pembelajaran
keaktifan
siswa
perlu
ditanamkan sejak awal, sehingga anak terbiasa dalam berinteraksi dalam pembelajaran yang mandiri. Misalnya, menyusun kegiatan yang menjadikan siswa lebih mengenal satu sama lain, dari kegiatan aktif, ada tujuan penting yang ingin dicapai, yaitu : a. Pembentukan kelompok-kelompok belajar yang membantu siswa untuk lebih mengenal satu sama lain. Dan menciptakan semangat dan interdependensi. b. Penelitian sederhana : pelajarilah sikap pengetahuan, dan pengalaman siswa c. Keterlibatan belajar langsung ciptakan minat awal terhadap pelajaran. Ketika tujuan di atas sudah tercapai akan membantu menciptakan lingkungan belajar yang melibatkan siswa, meningkatkan kemaauan mereka untuk ambil bagian dalam ambil bagian dalam kegiatan aktif dan
11
Saiful Bahri Jamarah, Aswan Zain, Stategi Belajar Mengajar.(Jakarta: rineka cipta. 1995), h, 44
19
menciptakan norma kelas yang positif.12 Sebagai pusat belajar, siswa harus lebih aktif kegiatan belajar untuk membangun suatu pemahaman, keterampilan dan sikap atau perilaku tertentu (active learning). Aktivitas siswa dianggap penting ditekankan karena belajar itu pada hakikatnya adalah proses yang aktif dimana siswa menggunakan pikirannya untuk membangun pemahaman (contructivition approach).13 Oleh sebab itu guru berperan sebagi fasilitator yang merancang serangkaian kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan kemudian memberi pengantar, mengarahankan, mendampingi dan mengawasi siswa dalam kegiatan belajar, memberikan stimulus dan memanfaatkan sumber belajar yang tersedia disekitar siswa dan menciptakan kegiatan belajar yang baru, menyenangkan yang sesuai dengan karakteristik anak atau lingkungan sekitar. Dengan kata lain mengajar siswa harus selalu memberikan ruang gerak bagi kebebasan berfikir siswa (memerdekakan anak). Yang kemudian bertujuan untuk digunakan sendiri oleh siswa dalam berkreasi dan menggembangkan kemampuannya, konseptualisasinya melalui proses percobaan dan kegagalan(trial and error).14 Kesalahan dapat menjadi prosedur untuk memperoleh kebenaran sehingga menjadikan semangat
12
Melvin,L,Siberman. Active Learning 101 Cara Siswa Belajar Active, Bandung : Nusa Media, 2006. h31
13
Nasar,Merancang Pembelajaran Actif Dan Konstektual Berdasarkan Sisko 2006: Panduan Praktis, Silabus Dan RPP, (Jakarta : grasindo,2006) h 31
14
Ibid., h 35
20
siswa dalam keingintauan yang sebenarnya. Dari
beberapa
metode
pembelajaran
active
learning
yang
mendominasi dalam upaya peningkatan pemahaman siswa pokok bahasan mu’amalah dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan metode group resume dan index card match di kelas. Adapun metode pendukung yang diterapakan dikelas antara lain, sebagai berikut: A. Metode ceramah Metode ceramah atau metode khutbah, yang oleh sebagian para ahli, metode ini disebut one man show method adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan, oleh guru di depan kelas atau kelompok.15 b. Kelebihanya :
Guru dapat menguasai seluruh arah kelas
Organisasi kelas sederhana
2. Kelemahanya: a. Guru sukar mengetahui sampai dimana siswa telah mengerti arah pembicaraanya. b. Siswa seringkali memberi pengertian lain dari hal yang dimaksudkan guru.16 Salah satu cara untuk mengefektifkan pengajaran dengan metode ceramah yaitu terlebih dahulu membangkitkan minat siswa dalam proses belajar, memaksimalkan pemahaman,dan pengingatan,
15
Mahfudz,dkk, Salahuddin,Metodologi Pendidikan Agama, Surabaya :Bina Ilmu 1987, hal 43
16
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta : rineka cipta, 1997. h 166-167
21
melibatkan yang telah disajikan. Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan hal itu : 1) Membangkitkan minat, antara lain : a. Memaparkan kisah atau gambaran pelajaran lalu. b. Mengajukan soal cerita. c. Mengajukan pertanyaan singkat. 2) Mamaksimalkan pemahaman, antara lain : a. Menyusun materi pelajaran semenarik mungkin. b. Memberikan contoh dari materi pelajaran yang mudah dipahami siswa. c. Menggunakan metode active learning yang dapat menarik minat belajar siswa. 3) Melibatkan siswa selama penceramahan, antara lain : a. Lakukan interupsi dan buatkan tantangan kecil. b. Menyajikan materi secara jelas. B. Tanya jawab. Metode Tanya jawab adalah salah satu cara mengajar yang dapat membantu kekurangan-kekurangan pada metode ceramah.17 1) Kelebihanya : a.
Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa dalam materi pelajaran.
b. Mengembangkan keberanian dan keterampilan berfikir siswa. c.
17
Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya
Melvin,L,Siberman, Active Learning101 Cara Belajar Active.h 46-47
22
fikir dan daya ingatan. 2) Kekurangannya.: a. Siswa merasa takut(tertekan). b. Waktu sering banyak terbuang. c. Kesulitan membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami oleh siswa.18 Metode Tanya jawab tepat digunakan untuk mata pelajaran pendidikan agama islam. Oleh karena itu memiliki keistimewaankeistimewaan sebagai berikut : 19 Pertanyaan membangkitkan minat belajar siswa. Pertanyaan yang bersifat reproduktif. Jawaban yang salah langsung dapat dikoreksi. Pertanyaan dapat membangkitkan semagat ingin tahu siswa. C. Diskusi. Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru menberi kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan
perbincangan
guna
mngumpulkan
pandapat,
menggunakan kesimpulan, atau menyusun berbagai altretnatif pemecahan atas suatu masalah.20 1) Kelebihanya :
18
Syaiful Bahri Jamarah Dan Anwar Zain, Stategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta 1995. h 307
19
Mahfudz,dkk,shalahuddin.,Metodologi Pendidikan Agama. 107
20
Hasibuan,JJ,Dan Moedjiono,Proses Belejar Mengajar Siswa Active, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1995, H.107
23
a. Dapat merangsang kreatifitas anak. b. Pembelajaran menghargai pendapat orang lain. c. Memperluas wawasan d. Belajar bermusyawarah 2) Kekuranganya: a. Pembicaraanya kadang menyimpang dari materi. b. Kurang efektif dipakai pada kelompok besar. c. Siswa mendapat informasi yang terbatas d. Didominasi oleh siswa yang suka berbicara. 21 Diskusi yang dimaksud adalah diskusi belajar di kelas, dalam kegiatan diskusi di kelas siswa memainkan peran penting dengan mendengarkan beragam pendapat, sehingga siswa akan berfikir dengan apa yang didapatnya dari diskusi tersebut. Setelah mengetahui kekurangan dan kelebihan strategi diskusi, upaya untuk lebih efektifnya metode diskusi maka diperlukan :22 1. Mengemukakan kembali pendapat siswa. 2. Memahami pendapat yang disampaikan oleh siswa. 3. Berikan apresiasi kepada pendapat yang menarik dan mendalam. 4. Memberikan semangat agar diskusi berjalan lacar dan terarah. 5. Menjadi fasilitator 6. Menampung semua pendapat yang diutarakan siswa kemudian
21
Syaiful Bahri Jamarah Dan Anwar Zain, Stategi Belajar Mengajar, Jakarta : rineka cipta 1995. h 99
22
Melvin,L,Siberman, Active Learning101 Cara Belajar Active.h 52-54
24
mengklarifikasi. 7. Menjadi penengah perbadaan pendapat antar siswa. E. Inquiring want to know Metode inquiring want to know adalah suatu cara untuk mengetahui pemahaman dari siswa sendiri terkait materi yang akan diajarkan
yang kemudian
sebagai
jembatan
apa
yang akan
disampaikan. 1) Kelebihannya : a. Dapat merangsang siswa untuk berfikir kreatif. b. Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dalam lingkup materi pelajaran. c. Belajar mengemukakan pendapat sendiri didepan umum. 2) Kekurangannya : a. Siswa kadang bingung untuk menjawab b. Pembicaraan kadang menyimpang dari materi c. Didominasi oleh siswa tertentu F. Group resume Group resume adalah model belajar yang disitu dibentuk kelompok belajar yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan meresume materi yang dibagikan yang kemudian dipresentasikan didepan kelas. 1. Kelebihannya : d. Setiap siswa ikut aktif didalam kegiatan diskusi. e. Merangsang semangat untuk belajar kelompok.
25
f. Merangsang perhatian siswa dalam belajar. 2. Kekurangannya : a. Siswa dapat informasi yang terbatas. b. Memberi kesempatan bagi siswa yang malas untuk tidak belajar. c. Didominasi oleh siswa yang vokal. G. Every one is teacher here Every one is teacher here adalah sautu model belajar yang dimana setiap siswa membuat pertanyaan satu atau lebih yang kemudian pertanyaan tersebut ditukar kepada temannya untuk dijawab. 1. Kelebihannya : a. Merangsang siswa untuk berkopetisi dalam belajar di kelas. b. Meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan belajar di kelas. c. Siswa dapat belajar berfikir kritis. d. Siswa dapat belajar mengutarakan pendapatnya didepan kelas. 2. Kekurangannya : a. Pembicaraan atau jawaban biasanya menyimpang dari materi b. Siswa banyak yang tidak bisa menjawab. H. Jigsaw learning Jigsaw learning yaitu kegiatan pembelajaran yang mana guru membentuk beberapa kelompok belajar yang terdiri dari beberapa siswa yang telah ditentukan dan diberi tugas untuk mendiskusikan materi yang telah ditentukan. Kemudian masing-masing kelompok mengirimkan
perwakilan
anggotanya
kekelompok
lain
untuk
mempresentasikan atau menerangkan hasil diskusi dari materi yang di
26
dapatkannya. 1. Kelebihannya : a. Setiap siswa terlibat didalamnya. b.
Setiap siswa ikut aktif didalam diskusi.
c.
Dapat bertukar fikiran dengan temannya.
d.
Membangkitkan gairah belajar setiap siswa.
e.
Mendorong setiap siswa untuk memahami materi.
f.
pembelajaran bagi siswa untuk mengutarakan pendapatnya didepan temannya.
2. Kekurangannya : a. Situasi kelas berubah gaduh. b. Banyak siswa yang tidak memperhatikan. c. Kurang tepat bila diterapkan di kelas bersiswa banyak. d. Kurang tepat dikondisikan dikelas model tempat duduk bermeja. I. Index Card Match Card short adalah salah satu model pembelajaran aktive learning yang dimana siswa diberi poin-poin materi dari fasilitator yang kemudian siswa tersebut berkeliling atau mencari pasangan dari poin-poin atau potongan materi yang telah dibagikan. 1. Kelebihannya : a. Siswa dapat belajar sambil bermain. b. Menarik minat siswa dalam belajar. c. Adanya suasana baru dalam belajar. d. Menghilangkan kebosanan siswa terhadap pelajaran.
27
e. Siswa cepat bisa menangkap materi yang disampaikan. 2. Kelemahannya : a.
Suasana
kelas
berubah
gaduh. b.
Siswa
asal-asalan
menjodohkan c.
Guru
sedikit
sulit
mengondisikan kelas. d.
Siswa yang malas akan sulit memahami materi.
D. Hubungan Antara Metode Group Resume Dan Index Card Match Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Dalam hasil belajar sering disebut juga prestasi belajar. Menurut saifulbahri jamarah prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang dikerjakan atau diciptakan secara individu maupun secara kelompok.23 Pendapat ini berarti presrasi tidak akan pernah dihasilkan apabila seseorang tidak pernah melakukan kegiatan. Hasil belajar atau prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu prestasi belajar bukan ukuran melainkan dapat diukur setelah terjadi kegiatan pembelajaran. Keberhasilan seseorang dalam mengikuti program pembelajaran dapat dilihat dari
23
Syaiful Bahri Jamarah, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru, (Jakarta : Rineka Cipta ,1994) .h 19
28
prestasi belajar seseorang tersebut. Prestasi belajar diatas hampir sama dengan pendapat bloom, menurut bloom prestasi belajar adalah prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.24 Menurut bloom aspek koqnitif berkaitan dengan perilaku berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Sedangkan aspek selanjutnya adalah aspek afektif yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interes, dan apresiasi, dan menyesuaikan perasaan sosial. aspek terakhir adalah aspek psikomotorik yang berkaitan dengan persepsi, kesiapan mengerjakan sesuatu, mekanisme, respon terbimbing, kemahiran, dan adaptasi. Sehingga dari hasil belajar itu dapat diketahui apakah pembelajaran itu efektif, atau perlu diadakannya remidi, sehingga fungsi evaluasi yang salah satunya adalah suatu ukuran untuk menentukan lulus tidaknya siswa dan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program remedial teaching dapat dijalankan sebagaimana mestinya.
24
Benyamin s bloom,op.cit. h 95
29
BAB III Metodologi Penelitian Tindakan Kelas 2. Obyek tindakan kelas. Obyek tindakan kelas ini meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, kedisiplinan dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Upaya guru untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan metode group resume dan index card match pokok bahasan mu’malah. Siswa dituntut aktif dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas dengan guru sebagai fasilitator dan penyampai materi belajar. Kedisiplinan siswa juga harus diperhatikan secara seksama, agar proses belajar berlangsung seperti yang diharapkan. Apabila keadaan atau kondisi kelas dan siswa kurang kondusif, maka kegiatan belajar juga tidak dapat berlangsung seperti yang diharapkan. Tahapan akhir dalam kegiatan belajar adalah test, ini diberikan kepada siswa, yaitu seputar pelajaran yang disampaikan guru di kelas. Dapat berupa pertanyaan lisan, tulisan, atau ulangan harian. Tujuannya untuk melihat tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran yang telah dibahas di kelas. 3. Lokasi dan waktu penelitian tindakan kelas.
30
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menegah Atas (SMA) BAKTI Ponorogo yang berada di Jl. Batoro Katong No. 24 Ponorogo. Obyek penelitian ini adalah kelas XI IPS I dengan jumlah 34 siswa mata pelajaran pendidikan agama Islam dengan pokok bahasan muamalah semester gasal tahun pelajaran 2008/2009. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tanggal 27 Oktober 2008 sampai dengan 27 November 2008 dengan prosedur sebagai berikut: 1) Persiapan 2) Pelaksanaan penelitian 3) Penyusunan laporan penelitian •
Mengumpulkan dan menilai setiap pertemuan
•
Menganalisis hasil penelitian
•
Menyusun hasil laporan penelitian
a. Gambaran umum penelitian Prosedur
tindakan
yang
dilakukan
untuk
meningkatakan
pemahaman belajar siswa melalui metode group resume dan index card match dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini melalui empat tahap, yaittu: 1) Menyusun perencanaan (planning) 2) Melaksanakan tindakan ( acting) 3) Melaksanakan pengamatan ( observing) 4) Melakukan refleksi (reflecting) b. Rincian prosedur penelitian Setelah judul perencanaan kegiatan belajar berbasis PTK
31
dirumuskan, langkah berikutnya adalah: 1) Menyusun perencanaan (planning) a. Penetapan materi pembelajarn PAI, b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). c. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas d. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan manganalisis data terkait proses dan hasil tindakan. 2) Melaksanakan tindakan (acting ) Pada tahap ini meliputi seluruh proses kegiatan belajar menggunakan metode active learning atau melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 3) Melaksanakan pengamatan (observing) Adapun dalam tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran dan sikap yang harus dilakukan meliputi: a. Mengamati aktifitas atau perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. b. Mengamati pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. 4) Melakukan refleksi (reflecting) Dalam tahap ini, sikap yang harus dilakukan meliputi :
32
a. Kegiatan mencatat hasil observasi. b. Mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan menyusun rencana dan memperbaiki siklus selanjutnya. c. Analisis hasil pembelajaran d. Mengevaluasi hasil observasi
C. Logika pelaksanaan penelitian berbasis PTK Penelitian tindakan kelas (PTK), dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan(acting), observasi(observing) dan refleksi(reflecting). Logika 4 (empat) tahap tersebut adalah sebagai berikut:
Identifikasi Masalah
Perencanaan
Refleksi
Tindakan
(reflekting)
(acting)
Observasi (observing)
33
Siklus I
Siklus II
Perencanaan
dst
dst D. Langkah-langkah penelitian berbasis PTK Sebelum melakukan penelitian berbasis PTK, peneliti harus melakukan observasi awal untuk: 1. Menemukan masalah 2. Melakukan identifikasi masalah 3. Menentukan batasan masalah 4. Menganalisis masalah dengan faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab pertama terjadinya masalah. 5. Merumuskan
gagasan-gagasan
pemecahan
masalah
dengan
merumuskan hipotesis-hipotesis tindakan sebagai pemecahan. 6. Menentukan pilihan hipotesis tindakan sebagai pemecahan masalah. 7. Merumuskan judul perencanaan penelitian berbasis PTK. 8. Setelah judul perencanaan penelitian berbasis PTK dirumuskan, langkah berikutnya adalah: 2)
Menyusun
perencanaan
(planning) Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan peneliti adalah : 1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas.
34
3) Mempersiapkan
instrumen
untuk
merekam
dan
menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan. 3)
Melaksanakan
tindakan
(Akting) Pada tahap ini, peneliti harus melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
4)
Melaksanakan
pengamatan (observing) Pada tahap ini, yang harus dilakukan peneliti adalah: 1) Mengamati perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 2) Memantau kegiatan diskusi atau kerjasama antar siswa dalam kelompok. 3) Mengamati pemahaman masing-masing anak terhadap penguasaan materi pembelajaran. 5)
Melakukan
(reflekting) Pada tahap ini, yang harus dilakukan peneliti adalah: 1) Mencatat hasil observasi.
35
refleksi
2) Mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan memperbaiki siklus berikutnya. 3) Menganalisis hasil pembelajaran. 4) Mengevaluasi hasil observasi. E. Teknik pengumpulan data Di dalam penelitian berbasis PTK tugas guru tidak hanya mengajar saja melainkan juga harus meneliti. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa metode yang relevan dengan penelitian ini yaitu: a. Wawancara Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dengan dua orang atau lebih, bertatap muka, mendengarkan langsung informasi atau keterangan.25 Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan tentang upaya peningkatan pemahaman pada mata pelajaran pendidikan agama islam dengan metode active learning bagi siswa kelas XI IPS I SMA Bakti Ponorogo. Obyek yang diwawancarai adalah siswa kelas XI IPS I SMA Bakti Ponorogo. Pertanyaan yang diajukan adalah seputar metode pembelajaran active learning yang digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas. b. Tekhnik observasi Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala
25
Cholid Narbuko, Abu ahmadi.,metodologi penelitian (Jakarta : Bumi aksara 2006), h83
36
yang diselidiki. Dalam hal ini peneliti mengamati tentang kondisi dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam menggunakan metode group resume, every one is teacher here, jigsaw learning dan index card match di kelas. 3. Teknik dokumentasi Teknik dokumentasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data dari sumber noninsani, sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman.26 Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi berupa gambar kegiatan belajar mengajar berlangsung.
F. Teknik analisis data . Analisis data adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematik transkip wawancara dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan bahan-bahan tersebut agar dapat dipresentasikan semuanya kepada orang lain. Analisis data melibatkan pengerjaan analisis data, pemilahan menjadi satuan tertentu sistesis data, pelacakan pola, penemuan hal-hal yang penting dan dipelajari dan penentuan apa yang harus dikemukakan kepada orang lain. Proses mengorganisasi dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian sehingga dapat ditemukan
26
Sutrisno Hadi. Metodologi researchYogyakarta : fakultas psikologi1991), 226
37
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.27 Jadi pekerjaan analisis data dalam penelitian tindakan kelas adalah bergerak dari penulisan deskripsi kasar catatan observasi, wawancara dan dokumentasi kegiatan siswa siswi selama pembelajaran di kelas sampai pada penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas data dianalisis pada saat pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data yaitu dengan melakukan refleksi.
27
Suhairi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 202.
38
BAB IV HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Gambaran Penelitian Penelitian tindakan kelas yang mengambil setting di SMA BAKTI Ponorogo, khususnya kelas XI IPS, dalam pelaksanaanya mengikuti alur sebagai berikut : 1. Perencanaan Yaitu meliputi penetapan materi pembelajaran PAI aspek fiqih muamalah dengan alokasi waktu 2x45 menit. 2. Tindakan Peningkatan prestasi belajar PAI dengan menggunakan model pembelajaran active learning dengan beberapa metode yang ada di dalamnya. 3. Observasi Dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran meliputi: aktivitas siswa, pengembangan materi, dan hasil belajar siswa. 4. Refleksi Refleksi Yaitu meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran, dan
39
sekaligus menyusun rencana pada siklus selanjutnya. Alur penelitian tindakan kelas tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Rincian Prosedur Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut: 1. Perencanaan Dalam kegiatan ini, guru mengadakan kegiatan sebagai berikut: a. Mengamati metode pembelajaran yang digunakan guru pada pembelajaran pendidikan agama islam sebelumnya. b. Mengidentifikasi faktor-faktor hambatan dan kemudahan yang ditemui guru dalam pembelajaran pendidikan agama islam sebelumnya.
40
c. Merumuskan alternatif tindakan yang akan dilaksnakan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa. d. Menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama islam dengan metode group resume dan index card match. Meliputi: 1) Materi muamalah yang relevan dengan kehidupan sekitar siswa, menarik perhatian siswa dan memberi wawasan serta pengetahuan
baru
yang
menjdikan
efektivitas
dan
kreatifitas berfikir. 2) Pemilihan prosedur penyampaian metode group resume dan index card match yang benar-benar efektif dan kreatif. Pada tahap perencanaan penelitian tindakan kelas (PTK) peneliti melakukan observasi tentang metode pembelajaran pada materi muamalah yang dilakukan oleh guru di dalam kelas XI IPS 1 SMA Bakti Ponorogo, hasil menunjukan bahwa: a) Materi dan urutan pembelajaran pada buku paket Pendidikan Agama Islam (PAI). b) Jumlah siswa 34 orang dengan penataan secara tradisional, yakni duduk berderet empat baris, yang terdapat 5 bangku berderet kebelakang dan tiap bangku ditempati 2 orang siswa.
41
c) Teknik Rencana
pembelajaran Pelaksanaan
dilaksanakan Pembelajaran
berdasarkan (RPP),
yang
memuat metode pembelajaran group resume, yakni siswa dibagi 4 kelompok untuk mendiskusikan materi pembelajaran muamalah. d) Antusias siswa terhadap metode group resume sangat kurang. e) Siswa belum mengerti tata cara pelaksanaan metode group resume. f) Siswa cendrung pasif dan hanya ditemukan beberapa siswa yang aktif
dalam pelaksanaan metode group
resume. 2. Tindakan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas XI IPS 1 SMA Bakti Ponorogo mendapatkan jadwal pelajaran Pendidikan Agama Islam pada hari senin jam ke 7 sampai ke jam 8. dalam tahap tindakan, peran peneliti adalah: a. Merancang intervestasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan dengan metode reading aload sehingga diperoleh kesempatan tentang rancangan tindakan yang direncanakan. b. Melaksanakan tindakan yang direncanakan. c. Peneliti melaksanakan perannya berdasarkan rencana. 3. Observasi
42
Observasi secara menyeluruh tehadap pelaksanaan tindakan dengan mengunakan instrument pengumpul data yang telah dibuat sehingga diperoleh data yang empirik dalam pelaksanaan tindakan dan kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang berkaitan dengan pengunaan metode group resume dan index card match dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, khususya kemampuan kreatifitas dan efektifitas belajar siswa. Data tersebut dijadikan sebagai bahan melakukan refleksi. 4. Refleksi Peneliti menganalisis hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan. Hal-hal yang dianalisa adalah: a. Menganalisis tentang perbedaan rencana dengan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. b. Menganalisis tentang tindakan yang dilakukan. c. Melakukan intervensi, pemahaman dan penyimpulan data yang telah diproses, serta melihat hubungan dengan teori dan rencana yang telah ditetapkan.
43
B. Penjelasan Persiklus Penelitian tindakan kelas (PTK) dengan alur/tahapan perencanaan , tindakan, observasi dan refleksi, dihasilkan dalam siklus sebagai berikut.
Siklus I (pertama) Menggunakan Metode Group Resume No
Perencanaan
Tindakan
44
Observasi
Refleksi
1
- Menyusun rencana - Menjelaskan KBM program pengajaran
perilaku siswa
secara umum -
observasi.
tehadap
Menjelaskan indikator
Mengamati - Mencatat hasil
penggunaan
yang
ingin dicapai
metode
group
resume
dalam
kegiatan belajar
-
Menyiapkan, - Membentuk dan kelompok besar
kkm, soal/resitasi
3 -
Memantau -
diskusi kerjasama
Mengevaluasi
atau hasil kelompok antar
kelompok.
-
-
Menyiapkan - Memberikan hand -Mengamati
Menganalisis
blanko observasi, out materi
proses transfer Of proses
wawancara,
knowledge antar pembelajaran.
angket.
kelompok
dan
sikap siswa pada saat menanggapi pendapat lain.
45
orang
-
-Memperbaiki
Menyiapkan - Tiap kelompok -Mengamati
blanko evaluasi
mendiskusikan materinya
pemahaman dan masing-masing
mengklarifikasi
kelemahan
–
kelemahan
yang
ada
anggota
sebagai
dari hasil diskusi kelompok
rujukan
serta
selanjutnya.
menarik
siklus
kesimpulan bersama-sama kemudian dipresentasikan
Siklus II (kedua) Menggunakan Metode Everyone Is Teacher Here No 2
Perencanaan -
Menyusun -
Tindakan
Observasi
Refleksi
Menjelaskan - Mengamati perilaku - Mencatat hasil
rencana
KBM
perbaikan
informasi
dan hasil
siswa
tehadap
penggunaan metode everyone is teacher
pada siklus 1
here pembelajaran.
46
dalam
observasi.
-
Memadukan -
Menjelaskan -
jalanya -
Memantau
Mengevaluasi setiap
hasil refleksi
indikator
yang
menjawab
pada siklus I
ingin dicapai dan
pertanyaan
yang
pertanyaan
agar siklus II
menberi
tugas
dibuat
oleh
dan
lebih efektif
kepada
setiap
temannya
jawaban
setiap
siswa
siswa
agar
mengemukakn
membuat
satu
hasil observasi
pertanyaan yang kemudian untuk dikumpulkan dan dijawab
oleh
temannya.
-
Menyiapkan -
Memberikan -
Mengamati -
blanko
penjelasan
keseriusan
bservasi,
materi.
dalam
siswa membuat
wawancara,
pertanyaan
dan
angket.
menjawab
serta
mengamati
sikap
siswa
pada
saat
menanggapi pertanyaan lain.
47
orang
Menganalisis hasil kegiatan belajar mengajar.
- Menjawab satu persatu
secara
acak
dan
bergantian
atas
Mengoptimalkan -
Menganalisis
peran aktif seluruh
hasil
siswa
pembelajaran
pertanyaan yang telah di buat oleh setiap siswa di depan kelas.
-
Memberikan -
Mengamati -
pertanyaan
pemahaman masing-
mengenai materi
masing siswa
yang diterimanya, baik materinya sendiri maupun
yang
didapat
dari
temannya.
48
Menyusun laporan
-
Mengklarifikasi jawaban siswa
-
Mengamati pemahaman
Menarik
siswa
dengan
kesimpulan
menggunakan lembar
transkrip
refleksi
KBM
berbasis PTK
Siklus III (ketiga) Menggunakan Metode Jigsaw Larning No 3
Perencanaan
Tindakan
- Menyusun rencana perbaikan
Observasi
Menjelaskan KBM
dan
informasi
hasil
-
Menjelaskan indikator
yang
ingin dicapai 49
Mengamati - Mencatat hasil perilaku siswa tehadap penggunaan
pada siklus 2
Refleksi
metode jigsaw learning dalam kegiatan belajar
observasi.
- Memadukan hasil - Membentuk refleksi
pada
4 -
kelompok besar
setiap
siklus I dan II agar -
Memantau -
hasil kelompok
kelompok
siklus III Menyiapkan - Tiap kelompok -Mengamati
blanko evaluasi
Mengevaluasi
-Memperbaiki
mendiskusikan
pemahaman
kelemahan
materi
masing-masing
kalemahan yang
menarik
anggota setiap
ada
kesimpulan
kelompok
rujukan
dan
–
sebagai siklus
selanjutnya.
Bbersama-sama Kemudian dipresentasikan kesetiap kelompok Siklus VI (keempat) Menggunakan Metode Index Card Match Perencanaan
No 4
-
Menyusun -
Tindakan
Observasi
Refleksi
Menjelaskan - Mengamati perilaku - Mencatat hasil
rencana
KBM
perbaikan
informasi
dan hasil
pada siklus 3
siswa
tehadap
penggunaan metode index card match
50
observasi.
-
Memadukan -
Menjelaskan -
hasil refleksi
indikator
pada
siklus
ingin dicapai dan
I,II,II
agar
siklus
IV
lebih efektif
yang
Memantau mencari
jalanya jodoh
potongan materi
Mengevaluasi hasil dan mengemu-
menberi
tugas
kakan
kepada
setiap
observasi
siswa mencari
hasil
agar jodoh
potongan materi yang diberikan -
Menyiapkan blanko
Memberikan potongan materi.
Mengamati keseriusan
siswa
Menganalisis hasil kegiatan
observasi,
dalam mencari jodoh
elajar
wawancara,
potongan
mengajar.
angket.
yang diberikan serta mengamati siswa mencari
materi
sikap
pada
saat jodoh
potongan materi.
51
Memberikan -
-
Mengoptimalkan -
Menganalisis
potongan materi
peran aktif seluruh
hasil
kepada
siswa
pembelajaran
siswa
satu
persatu
secara acak. -
Memberikan -
Mengamati
pertanyaan
pemahaman masing-
mengenai materi
masing siswa -
yang
laporan
diterimanya, baik materinya sendiri maupun
yang
didapat
dari
temannya.
-
Mengklarifikasi -
Mengamati
hasil
pemahaman
pembelajaran
dengan
siswa
menggunakan -
Menarik lembar
transkrip
refleksi
KBM
kesimpulan berbasis PTK
52
Menyusun
C. Proses Analisis Data Persiklus Proses analisis data, sebagai hasil dari penelitian yang diperoleh secara sistematis yang meliputi, antusiame siswa (minat), dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, keaktifan siswa, dan prestasi belajarnya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran PAI yang tersaji dalam 2 siklus sebagai berikut. a. Siklus I . Dalam pembelajaran pada siklus pertama pengenalan materi dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan metode Inquiring minds to know dan Group resume yang mana siswa dibagi menjadi tiga kelompok besar dan diberikan hand out materi yang kemudian mendiskusikannya. Setelah itu setiap kelompok menunjuk satu perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusi kedepan kelas. Hand out materi tersebut berisi tentang pengertian jual beli, dalil jual beli, hukum jual beli dan rukun jual beli, selain dari LKS hand out materi tersebut merupakan penggembangan dari kumpulan materi-materi PAI SMA kelas XI Untuk mengetahui pemahaman kelompok maka perlu adanya presentasi dari masing-masing kelompok, dengan cara menunjuk satu
53
perwakilan pada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Sehingga setiap kelompok dapat mengetahui hasil diskusi kelompok lain. Setiap kelompok tidak hanya mendapatkan materi pengertian jual beli saja, akan tetapi materi yang didiskusikan kelompok lain juga dapat mengetahuinya. Untuk mengetahui antusiasme, keaktifan siswa, maka dibukalah termin pertanyaan, dari sini dapat terlihat bahwa : Dalam
menggunakan
metode
group
resume
terlihat
ada
peningkatan prestasi siswa dengan hasil sebagai berikut : Siswa aktif kelompok I
:
10
siswa
Siswa aktif kelompok II
:
9
siswa
Siswa aktif kelompok III
:
7
siswa
Siswa minat Kelompok I
:
10
siswa
Siswa minat Kelompok II
:
9
siswa
Siswa minat Kelompok III
:
7
siswa
Siswa semangat kelompok I
:
10
siswa
Siswa semangat kelompok II
:
9
siswa
Siswa semangat kelompok III
:
7
siswa
Selain itu untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menangkap materi selama kegiatan pembelajaran berlangsung, maka siswa harus mengerjakan evaluasi (resitasi) dengan hasil yang cukup memuaskan (lihat lampiran evaluasi siswa) Interprestasi Karena siklus ini adalah yang pertama kali, siswa maupun guru belum maksimal dalam beradaptasi, sehingga hasil pembelajaran cukup
54
maksimal, penggenalan strategi-strategi yang aktif, karena materi belum dikuasai hal ini disebabkan karena metode group resume membutuhkan waktu yang banyak sehingga siswa kurang maksimal dalam menerima materi, dan guru harus menyelesaikan materi, bukan didasarkan pemahaman siswa tetapi karna target materi harus selesai. sehingga ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. b. Siklus II. Dalam proses pembelajaran pada siklus yang ke II ini, dan belajar dari pengalaman kemarin (pada siklus 1) maka pembelajaran pada kali ini, materi yang diberikan menggunakan metode avery one is teacher here dan ceramah. Materi berasal dari LKS dan penggembangan dari buku paket PAI kelas XI semester 1 (satu) serta buku penunjang lainnya yang terangkum dalam hand out materi, walaupun pada kenyataanya pada pembelajaran kali ini belum sesuai dengan apa yang tercantum dalam RPP. Akan tetapi metode every one is teacher here dan ceramah tetap berjalan seperti yang diharapkan dan ada peningkatan pada pemahaman siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam, hal ini dibuktikan dengan : a. Siswa dapat menjawab pertanyaan tertulis
: 18 siswa dari 33
siswa. b. Siswa semangat dalam memahami materi
: 27 siswa dari 33
siswa c. Siswa semangat dalam menjawab pertanyaan siswa Interpretasi :
55
: 18 siswa dari 33
Pada penyampaian siklus yang kedua ini hasil pembelajarannya berjalan sebagaimana mestinya, dapat dilihat dari semangat dan pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan. c. Siklus III Pada siklus ke III ini dengan memperbaiki sedikit-demi sedikit dan menyempurnakan kekurangan pada siklus ke I dan II kemarin. Dengan menggunakan metode jigsaw learning kegiatan pembelajaran berlangsung hingga akhir. Dapat dibuktikan dengan adanya antusias siswa dalam mengikuti pelajaran tersebut, dan di dukung dengan bukti-bukti terlampir serta dokumentasi seadanya. Terlihat para siswa menunjukkan kemajuan, yang biasanya jam terakhir semangat siswa dan minat siswa dalam belajar kurang, sekarang menunjukkan perubahan, sikap siswa yang antusias mengikuti pelajaran, mengikutinya dengan semangat dan mengikuti perintah pengajar. Dalam menggunakan metode ini terlihat jelas semangat siswa, kerjasama, dan perhatian siswa pada pelajaran, hal ini dibuktikan dengan : Siswa aktif kelompok I
:
5
siswa
Siswa aktif kelompok II
:
7
siswa
Siswa aktif kelompok III
:
6
siswa
Siswa aktif kelompok IV
:
7
siswa
Siswa minat Kelompok I
:
5
siswa
Siswa minat Kelompok II
:
7
siswa
Siswa minat Kelompok III
:
6
siswa
Siswa minat Kelompok IV
:
7
siswa
56
Siswa semangat kelompok I
:
5
siswa
Siswa semangat kelompok II
:
7
siswa
Siswa semangat kelompok III
:
6
siswa
Siswa semangat kelompok IV
:
7
siswa
Interprestasi : Pada penyampaian siklus yang ketiga ini hasil pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya, dapat dilihat dari semangat dan perhatian siswa tentang materi yang dibahas. d. Siklus IV Dalam siklus yang keempat ini dengan memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan dari siklus I, II dan III. Dengan menggunakan
metode
index
card
match
kegiatan
pembelajaran
berlangsung, hingga jam pelajaran habis. Terlihat para siswa menunjukkan kemajuan, yang biasanya jam terakhir semangat siswa dan minat siswa dalam belajar kurang, sekarang menunjukkan perubahan, sikap siswa yang antusias mengikuti pelajaran, mengikutinya dengan semangat, melihat pemahaman siswa dan mengikuti perintah pengajar. Dalam menggunakan metode ini terlihat semangat siswa karena dalam pembelajaran iniseperti permainan yang mengasyikkan, akan tetapi masih dalam lingkup pembelajaran, sehingga minat siswa dalam mengikuti pelajaran sangat besar, hal ini dapat dibuktikan dengan : a.
Siswa dapat menjodohkan dengan tepat : 18 siswa dari 33 siswa.
b.
Siswa semangat mencari jodoh potongan materi : 27 siswa dari 33 siswa
57
c.
Siswa semangat dalam menjawab pertanyaan lisan : 18 siswa dari 33 siswa
D. Pembahasan Dan Pengambilan Kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalm memahami materi dengan menggunakan model pembelajaran active learning adalah sangat memuaskan. Secara keseluruhan hasilnya menunjukkan adanya peningkatan, baik aktivitas, semangat, kerjasama maupun prestasi siswa. Semakin bervariasi metode belajarnya maka siswa semakin bervariasi dalam memahami materi serta semakin eksis dalam kelompoknya Aktifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) diawali dengan peningkatan efektifitas dan kreatifitas belajar siswa sesuai dengan prinsipprinsip metode pembelajaran yang telah diterapkan pada siklus I sampai dengan siklus IV hingga di peroleh hal-hal sebagaimana yang ditugaskan, misalnya melakukan hubungan yang bermakna, melakukan kegiatan-kegiatan signifikan, belajar yang diatur sendiri, bekerja sama, berfikir kritis dan kreatif, mengasuh atau memelihara pribadi siswa, mencapai standart yang tinggi, menggunakan penelitian autentik dan sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian siswa dan pengamatan guru menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode group resume dan Index Card Match dapat membantu siswa dalam meningkatkan efektifitas dan kreatifitas belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. .
58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengamatan bahwa Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Pokok Bahasan Mu’amalah Dengan Menggunakan Metode group resume dan index card match Di Kelas XI IPS I SMA Bakti Ponorogo Tahun Pelajaran 2008-2009. Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa proses penerapan metode Group Resume dan Index Card Match pokok bahasan mu’malah di kelas XI IPS I SMA Bakti Ponorogo berlangsung baik selama kegiatan belajar mengajar. 2. Hasil prestasi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam PAI khususnya materi muamalah menagalami peningkatan yang signifikan setelah adanya pembelajaran dengan menggunakan metode Group Resume dan Index Card Match, dan menggunakan beberapa metode pembelajaran active learning lainnya.
B. Saran-saran
59
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah kami laksanakan, maka disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam PAI yang selama ini hanya menggunakan metode kofensional sudah saatnya diganti dengan menggunakan teknik pembelajaran yang kreatif, inofatif, seperti halnya model pembelajaran active learning. 2. Dengan melihat hasil pembelajaran model active leaning ini, tentunya bisa dikembangkan dengan pendekatan model atau variasi(inovasi) pembelajaran lainnya. 3. Penelitian tindakan Kelas (PTK) ini. dapat dipakai sebagai wahana pengembangan profesionalisme guru dalm pembelajaran.
60