BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ditandai dengan persaingan yang tajam, pertumbuhan ekonomi yang pesat secara tidak langsung berdampak pada kehidupan masyarakat Indonesia yang memimpikan kesejahteraan. Awal Januari 2010, saat Indonesia memasuki China-ASEAN Free Trade Agreement kita semua terperangah. Indonesia nampaknya tidak menyadari dan tidak bersiap diri atas berlakunya ACFTA yang mengakibatkan data akhir menyebutkan perdagangan Indonesia – China mengalami deficit hingga US$ 2 Miliar. Berbagai produk Cina dengan pesat menggeser produk lokal Indonesia Indonesia memiliki potensi bisnis yang tinggi dalam beragam sektor. Iklim , lingkungan, kondisi tanah, budaya serta sejarah masyarakat Indonesia sangatlah mendukung Negara kita untuk memiliki sektor industri yang besar dan sukses baik secara lokal maupun International. Namun seringkali mimpi tersebut memiliki banyak kendala dikarenakan minimnya pengetahuan masyarakat tentang manajemen, teknologi, distribusi, pemasaran dan kualitas produk yang memenuhi standar sehingga menyebabkan jatuhnya harga pasar dan hasil produk yang jauh dari kata memuaskan. Minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk berinovasi guna mengembangkan kegiatan ekonomi dalam sektor industri kecil menengah 1
2
menyebabkan rendahkan kesejahteraan masyarakat khususnya para petani , pengrajin dan pengusaha agribisnis kelas kecil. Oleh karena itulah Kementrian Koperasi dan UKM Indonesia bekerja sama dengan JETRO (Japan External Trade Organization) dalam rangka mengalakkan program OVOP (one village one product) atau dalam bahasa Indonesia disebut “satu desa satu produk” Program OVOP merupakan salah satu langkah menuju klasterisasi usaha kecil menengah yang bertujuan untuk mengangkat produk produk unggulan daerah agar dapat berkembang dan masuk ke pasar yang lebih luas. Melalui program OVOP diharapkan sektor industri Indonesia yang selama ini banyak terkubur begitu saja di pedesaan dapat bangkit dan menjadi salah satu motor ekonomi dunia. Program OVOP inilah yang merupakan perwujudan mimpi kesejahteraan masyarakat pedesaan, para pelopor konsep OVOP pun telah menilai bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat berkembang melihat berbagai aspek alam dan budaya yang dimiliki serta produk yang dihasilkan memiliki nilai ekonomis dan daya saing yang tinggi di pasar global. Pertumbuhan volume ekspor komoditi di Indonesia menurut sumber yang telah diolah mencapai 133% dari tahun 2004 ke tahun 2008 dan semakin meningkat hingga sekarang, oleh karena itu kementrian Koperasi dan UKM Indonesia
berencana
untuk
menggalakan
program
OVOP
agar
dapat
ditumbuhkembangkan di 100 titik daerah hingga tahun 2014 mendatang. Namun, beragam faktor yang menjadi kunci sukses bagi program OVOP menjadikan program ini sulit untuk dikaji keberlanjutannya dalam pengelolaan
3
yang bersifat multidimensi. Hal tersebut berdampak pada penilaian pengelolaan OVOP di masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukanlah suatu kajian yang terpadu dan komprehensif agar pengelolaan program OVOP dapat menjadi salah satu keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bagi sentra industri di masa depan. Maka, penelitian yang berjudul “ Rekomendasi Kebijakan Keberlanjutan Program Ovop Dan Prospektifnya Dengan Metode Rap-Fiovop. Studi Kasus : Sentra Industri Cianjur. Koperasi Mitra Tani Parahyangan, Jawa Barat ” dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai dimensi pengelolaan OVOP yang sesuai dengan kondisi saat ini.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka fokus penelitian ini tertuju pada beberapa rumusan berikut ini : 1. Bagaimana status keberlanjutan program OVOP ini ditinjau dari dimensi ekonomi, sosial, lingkungan dan lingkungan fisik, teknologi, leadership? 2. Apa saja yang menjadi faktor kunci dalam menentukan keberlanjutan program OVOP pada sentra industri Cianjur, KMTP, Jawa Barat? 3. Bagaimana hasil rekomendasi simulasi keberlanjutan program OVOP pada sentra industri Cianjur, KMTP, Jawa Barat? 4. Bagaimana rekomendasi kebijakan keberlanjutan program OVOP pada sentra industri Cianjur, KMTP, Jawa Barat?
4
1.3 Tujuan Penelitian Secara garis besar penelitian ini bertujuan untuk merumuskan alternatif kebijakan pengelolaan OVOP secara berkelanjutan. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui status keberlanjutan program OVOP saat ini ditinjau dari dimensi ekonomi, sosial, lingkungan dan lingkungan fisik, teknologi, leadership 2. Menganalisis faktor faktor kunci yang menentukan keberlanjutan program OVOP pada sentra industri Cianjur, KMTP, Jawa Barat 3. Simulasi model untuk menentukan skenario ideal keberlanjutan program OVOP pada sentra industri Cianjur, KMTP, Jawa Barat 4. Menentukan rumusan kebijakan keberlanjutan program OVOP pada sentra industri Cianjut, KMTP, Jawa Barat
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu : 1. Bagi sentra industri, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai rekomendasi pengelolaan OVOP secara berkelanjutan agar dapat semakin berkembang dan menjadi market leader di Indonesia maupun global. 2. Bagi Kementrian Koperasi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran mengenai OVOP di sentra industri Cianjur, Koperasi Mitra Tani Parahyangan dan menjadi bahan pertimbangan mengenai pengelolaan OVOP secara berkelanjutan.
5
3. Bagi para pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dan menyebarluaskan keunggulan OVOP Indonesia. 4. Bagi akademis, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1
One Village One Product One Village One product yang bila dibahasa indonesiakan adalah “satu
desa satu produk” merupakan gerakan pemerintah guna meningkatkan daya saing produk produk unggulan tanah air Indonesia. Definisi desa menurut Undang Undang Republik Indonesia No.5 tahun 1979 adalah Suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsng dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Sugiharto dan Syamsul Rizal (2008,p1) Gerakan OVOP adalah suatu gerakan revitalisasi daerah di propinsi Oita, Pulau Kyushu di Jepang, untuk mencari atau menciptakan apa yang menjadi keunggulan daerah atau apa yang dirasakan dan menjadi kebanggaan daerah, untuk kemudian dilakukan peningkatan keunggulan produk atau jasa yang dihasilkan serta kualitas dan pemasarannya, sehingga akhirnya dapat diterima dan diakui nilainya oleh
masyarakat
secara nasional,
internasional.
6
regional
maupun
secara