BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Majas atau gaya bahasa salah satu cara untuk menyatakan sesuatu dengan maksud tertentu. Majas lebih sering digunakan didalam karya sastra walaupun tidak menutup kemungkinan penggunaannya dalam percakapan sehari – hari. Pada awalnya majas hanya terbatas pada prosa yang ditulis oleh sastrawan terdahulu, namun dewasa ini penggunaan majas atau gaya bahasa dalam karya sastra semakin berkembang. Salah satu karya sastra yang banyak menggunakan majas adalah puisi termasuk syair – syair lagu, sehingga majas memiliki kajian yang cukup menarik untuk dibahas ketika berhadapan dengan sebuah fenomena bahasa didalam karya sastra termasuk syair lagu dan puisi dengan pemaknaan konsep tersendiri berdasarkan teori yang ada. Dengan adanya fenomena bahasa tersebut, penulis menemukan beberapa penggunaan gaya bahasa dalam syair – syair lagu yang memiliki majas atau gaya bahasa metafora dalam hasil karya sastranya. Pada dasarnya syair – syair lagu mengandung berbagai macam jenis majas, salah satu diantaranya majas metafora yaitu majas yang memindahkan konsep suatu benda ke ke benda yang lain. Penggunaan majas metafora lazim digunakan pada syair lagu seperti pada contoh berikut: [1] Just take my heart when you go
1
2
I don't have the need for it anymore I'll always love you, but you're hard to hold Just take my heart when you go Pada contoh [1] makna heart secara leksikal adalah suatu organ vital manusia yang berfungsi untuk memompa darah namun pada contoh tersebut konsep heart dianggap sebagai suatu benda yang dapat dipindahkan atau dapat digenggam. Memahami metafora bukan hal yang mudah karena berkaitan dengan suatu pemahaman konsep yang bersifat abstrak terutama bagi penutur yang bukan penutur asli, walaupun demikian tidak menutup kemungkinan metafora dapat dipahami secara jelas. Berdasarkan pemindahan konsep tersebut dari teori mengenai majas metafora yang dibagi menjadi 3 jenis oleh Lakoff dan Johnson sebagai berikut: 1. Metafora Struktural 2. Metafora Orientasional 3. Metafora Ontologi Berdasarkan pengamatan penulis, teori tersebut memiliki keterkaitan dari sudut pandang metafora ontologi karena penulis menemukan beberapa majas metafora ontologi yang bisa diklasifikasikan dan dianalisa konsep dasarnya secara semantik berdasarkan pemahaman penulis mengenai majas metafora ontologi, oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti dari sudut pandang teori ini karena memiliki keterkaitan dengan judul penelitian yang penulis pilih. Dengan demikian
3
penelitian ini dapat dilakukan karena kajian ini memiliki teori sebagai dasar untuk menganalisis, penulis melakukannya berdasarkan teori yang relevan. Penelitian mengenai mengenai majas metafora ontologi ini pernah dilakukan sebelumnya oleh Mila Puspitasari salah satu mahasiswa Universitas Widyatama dari jurusan Bahasa Inggris yang ditulis pada tahun 2013 dengan judul “ Metafora Ontologi Dalam Novel The Twilight New Moon dan The Twilight Eclipse Karya Stephanie Meyer: Kajian Semantik”. Pada penelitian tugas akhir ini, penulis mencoba menganalisis syair lagu yang ditulis oleh Copeland. Syair lagu merupakan karya sastra dalam bentuk puisi yang dinyanyikan, syairnya menarik, terdapat unsur metafora ontologi didalamnya dengan tujuan estetika, dan sebagai media untuk menuangkan imajinasi serta kreatifitas penutur dari syair lagu tertentu. Syair lagu yang ditulis oleh grup musik Copeland merupakan salah satu syair lagu yang memiliki unsur majas yang cukup kental dalam setiap baitnya termasuk majas metafora ontologi. Dalam penelitian tugas akhir ini, penulis menjadikan syair lagu yang ditulis oleh Copeland sebagai sumber data dalam proses penelitian dari sudut pandang majas metafora ontologi. Adapun data untuk penelitian tugas akhir ini diambil dari syair lagu – lagu Copeland didalam album yang mereka miliki sebagai berikut: 1. A Beautiful Theme 2. Pacifico 3. Beneath The Medicine Tree 4. Know Nothing Stay The Same 5. In Motion 6. Eat, sleep, repeat
4
7. You Are My Sunshine 8. The Grey Man 9. Ixora Keseluruhan lagu tersebut merupakan hasil karya grup musik Copeland sepenuhnya, namun penulis hanya mengambil dan menganalisis bagian – bagian syair lagu yang tertulis dari sembilan album yang dimiliki oleh grup musik Copeland tersebut. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penulisan penelitian yang penulis miliki, penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Termasuk ke dalam kategori apa saja majas metafora ontologi yang terdapat di dalam syair lagu Copeland? 2. Apakah terdapat hubungan antara makna leksikal dengan makna metaforik yang muncul pada majas metafora ontologi tersebut? 1.3 Batasan Masalah Untuk menjaga agar penelitian ini tetap fokus, penulis membatasi penelitian ini hanya pada majas metafora ontologi yang dikaji dari sudut pandang semantik sesuai dengan judul penelitian “Majas Metafora Ontologi dalam syair lagu Grup Musik Copeland: Kajian Semantis”. Penulis menganalisis metafora ontologi dari jenisnya meliputi entities dan container. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dibuatnya penelitian ini berdasarkan identifikasi masalah yang telah dirumuskan antara lain sebagai berikut:
5
1. Mengidentifikasi jenis majas metafora ontologi yang terkandung dalam syair lagu grup musik Copeland. 2. Mendeskripsikan hubungan antara makna leksikal dan makna metaforik yang muncul dari majas metafora ontologi yang terkandung dalam syair lagu grup musik Copeland. Dengan tujuan tersebut penulis berharap penelitian ini akan memberikan manfaat terutama bagi penulis serta pembaca untuk menambah pengetahuan mengenai majas metafora sesuai dengan studi linguistik. 1.5 Objek dan Metode Penelitian Objek penelitian yang diteliti penulis adalah majas metafora ontologi dalam syair lagu yang ditulis oleh grup musik Copeland. Penelitian ini mengacu pada teori William M. K (2006: 3) yang menyatakan: “Descriptive analysis is used to describe the basic features of data in a study. They provide simple summaries about the sample and measures, together with simple graphics analysis. They form the basis of virtually every quantitative analysis of data. With descriptive analysis you are simply describing what is, what the data show” Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan ciri-ciri dasar data dalam pokok permasalahan. Sejalan dengan teori William M. K (2006:3), Djadjasudarma (1993:8) menyampaikan. “Metode deskriptif adalah metode yang bertujuan membuat deskripsi. Maksudnya membuat gambaran lukisan secara faktual, dan akurat mengenai data sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diteliti”. Kedua
6
pernyataan tersebut memperkuat definisi metode analisis deskriptif itu sendiri yang digunakan penulis untuk meneliti. Metode tersebut membentuk dasar dari setiap analisis kuantitatif data sebenarnya, dengan analisis data deskriptif kita dapat menjelaskan data dengan mudah dan apa yang data tunjukkan. Maka dari itu penulis lebih memilih metode deskriptif untuk proses penelitian ini berdasarkan rekomendasi kerabat terdekat maupun dosen yang memiliki pengetahuan mengenai hal ini dari sudut pandang linguistik. Dalam proses pengumpulan data, penulis mengambil sumber data dari syair lagu grup musik Copeland dengan langkah – langkah sebagai berikut: 1. Mendengarkan sampel lagu yang akan penulis teliti. 2. Mencari transkrip syair lagu dari grup musik Copeland. 3. Mempelajari transkrip syair lagu tersebut untuk menentukan majas metafora ontologi dalam syair tersebut. 4. Melakukan rekonsiliasi antara data transkrip dengan kajian teori utama yang penulis tentukan untuk pengumpulan data yang akurat 5. Mengumpulkan data dari syair lagu yang ditemukan dalam sebuah tabel. 6. Mengklasifikasikan jenis majas metafora ontologi yang ditemukan penulis didalam tabel yang sudah penulis buat. 7. Menganalisis data temuan penulis berdasarkan klasifikasi data yang telah penulis sajikan dalam tabel. 8. Membuat kesimpulan dari hasil analisis penulis berdasarkan analisa data temuan dalam tabel klasifikasi data
7
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini dimulai dengan penyusunan Bab I, yang membahas tentang pendahuluan, latar belakang penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Pada Bab II diuraikan mengenai kajian teori yang berisi seluruh teori yang dijadikan landasan pendukung atas pembahasan masalah yang akan diteliti. Pada bab kajian teori ini penulis mengutip beberapa pernyataan dari para ahli linguistik sebagai bukti bahwa tulisan tersebut bersifat ilmiah. Mengenai penulisan kutipan tersebut disesuaikan berdasarkan jenis-jenis kutipan dan teknik-teknik pengutipan yang ada. Penulis menganalisis seluruh data yang diperoleh dari syair lagu yang ditulis oleh grup musik Copeland mengenai majas metafora ontologi yang terdapat di dalam syair – syair lagu tersebut pada Bab III. Dari seluruh data
yang ada kemudian penulis mencoba
mengklasifikasikan data ke dalam jenis-jenis majas metafora ontologi sesuai teori dari Lakoff, kemudian analisis data tersebut diambil kesimpulan dan saran yang lalu dikaji dalam Bab IV.