BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada saat ini minat masyarakat luas terhadap suatu hiburan begitu tinggi, di karenakan kesibukan setiap orang untuk menjalani aktivitas yang padat setiap harinya membuat mereka membutuhkan suatu refreshing atau hiburan untuk menenangkan hati dan pikiran setelah bergelut dengan kesibukan mereka seharihari. Terkadang setiap orang menyiapkan waktu untuk berlibur ke suatu tempat rekreasi untuk memanjakan atau menenangkan diri mereka dari segala aktivitas di hari kerja. Namun ada juga sebagian orang yang menghabiskan waktu bersantai hanya dengan menonoton tv dirumah. Mereka menikmati program-program tv yang di tayangkan oleh stasiun tv contohnya seperti film. Terdapat sebuah film yang di alur ceritanya terdapat representasi atau gambaran dari komunikasi transendental, film yang berasal dari luar Indonesia ini berjudul “Stigmata”. Film ini menerangkan beberapa hal seperti apakah stigmata itu yang menjadi tradisi Roma katolik. Dan apakah stigmata juga bisa dialami oleh orang yang tidak percaya pada Tuhan, stigmata berasal dari kata yunani yang berarti ‘stigma’ yang artinya ‘tanda’. Dalam tradisi kristen stigmata menunjuk pada luka-luka yang dialami Yesus dalam proses penyaliban.
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Dimana komunikasi transendental itu sendiri adalah komunikasi yang berlansung di dalam diri dengan sesuatu di luar diri yang keberadaannya disadari oleh individu. Atau komunikasi yang berlansung antara diri kita dengan sesuatu yang gaib, bisa Tuhan-Allah, malaikat, jin, atau iblis. Adapun sasaran (komunikasi) dalam komunikasi transendental apakah Tuhan, malaikat, jin atau setan, jika yang dimaksud di luar diri itu Tuhan hal itu sudah sering dilakukan oleh orang-orang yang saleh ketika ia mendirikan sholat dan berdoa kepada Allah. Ketika mendirikan sholat kita sedang berkomunikasi dengan Allah, yang berarti kita sedang berkomunikasi dengan sesuatu di luar diri kita. Dalam tradisi katolik beberapa orang dinyatakan sebagai memiliki tandatanda (stigmata) yang sama yang dialami oleh Francis dari Asisi dan Teresa de Avila. Sekalipun dianggap bahwa tanda-tanda yang di alami orang kristen katolik itu bisa terjadi sebagai gejala supranatural, biasanya para ahli medis dan psikologi maupun teologia berpendapat bahwa ‘tanda-tanda’ itu bisa di alami oleh penganut kristen yang sangat beremosi dan tekun dalam membayangkan penyaliban Yesus sehingga mereka mengalami beberapa tanda seperti luka-luka Yesus.1 Berawal saat Frankie sedang berada di bak mandi dia di datangkan oleh roh yang kemudian merasukinya dan ia pun menerima luka Yesus di paku di kayu salib, kedua pergelangan tangan nya terdapat luka bekas tusukan benda tajam, ini merupakan stigma-1. Kemudian datanglah seorang pastor ilmuwan Andrew Kiernan yang hendak mnyelidiki keanehan yang dialami oleh Frankie. Pastor Andrew merupakan seorang pastor ilmuwan sebagai penyelidik mujizat-mujizat. 1
http://yabina.org
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Pada hari berikutnya Frankie mengalami stigma yang ke-2 yaitu ia mengalami ‘punggungnya di cambuk’ seperti saat peristiwa yang dialami Yesus sebelum di salib. Ketika itu Frankie menganggap bahwa ini merupakan hukuman yang di berikan oleh Tuhan karena dia tidak mempercayai nya, setelah itu Frankie kembali menerima stigma yang ke-3 yaitu ‘kepalanya berdarah di pasangi mahkota berduri’ ini merupakan luka yang di alami Yesus sebelum di salib. Kemudian ia kembali menerima stigma yang ke-4 yaitu berupa ‘di paku di kaki’ seperti Yesus yang di paku kaki nya sebelum di salib. Dan pada hari berikutnya Frankie kembali menerima stigma yang ke-5 yaitu ‘di tusuk lambung nya’ sama seperti saat Yesus di salib dan kemudian matanya mengeluarkan air mata darah. Menarik di sini ketika seorang ateis yang sering di pandang sebelah mata dapat menerima sebuah “stigmata” dengan tanda yang lengkap, dan seseorang di lingkungan gereja hanya mendapat satu dan dua tanda saja. Di film ini juga peneliti mencoba untuk melihat bagaimana kedekatan spiritual seseorang dengan Tuhan dengan cara yang di tunjukkan dalam film ini yaitu melalui “stigmata” dan tanda-tanda lain nya yang terdapat dalam film yang menunjukkan kedekatan dengan Tuhan. Yang pada akhirnya dapat mengubah seorang Frankie Paige menjadi lebih mengerti dan merasakan akan keberadaan dan penderitaan Tuhan dalam diri nya. Karena film yang mengandung unsur ini memiliki sebuah daya tarik tersendiri dan juga memiliki sebuah hal yang sensitif apabila di kemas dengan cara yang kurang benar, karena film yang mengandung proses “Komunikasi Transendental” ini berlatar belakang keagamaan yang sangat menarik dan juga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
merupakan suatu film yang jalan ceritanya memiliki karakter tersendiri. Kepercayaan serta paham yang kadang berbeda dari setiap film yang dibuat. Berbeda dengan film yang bertemakan cinta terkadang cerita yang di angkat tidak jauh beda dengan film-film yang bertemakan cinta lain nya. Saat ini banyak sutradara atau film maker yang membuat film dengan cerita keagamaan atau menunjukkan suatu keterikatan serta kedekatan yang di gambarkan dalam sebuah adegan cerita di film tersebut. Ini bisa di katakan dengan sebuah proses komunikasi seseorang terhadap Sang Pencipta (Tuhan). Banyak film yang menggambarkan “Komunikasi Transendental” ini khususnya di negara Indonesia hampir semua film maker latah membuat film yang berlatar belakang keagamaan seperti ini dan juga tidak sedikit pula film-film ini sukses di pasaran dan dapat menarik minat penonton nya. Dalam film yang berlatar belakang agama biasanya menyorot pada sebuah aspek spiritual dari seseorang dengan tuhan, bagaimana seseorang menjalankan sebuah “Hablu minnaAllah” dalam ajaran agama islam ini berarti hubungan antara manusia dengan Allah S.W.T. Atau dapat dikatakan dengan “Komunikasi Transendental”
yaitu
hubungan seseorang dengan Tuhan,
bagaimana caranya seseorang merasa dirinya sedang berhubungan lansung dengan Tuhan. Kalau dilihat dari aspek budaya biasanya mengenai adat istiadat dari suatu budaya tertentu, kebiasaan-kebiasaan, dan atuaran dalam suatu kelompok adat tertentu. Begitu pun tentang aspek-aspek lainnya pasti anda telah mampu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
memahami dan mengertinya. Namun saat ini juga sedang populer dan maraknya film-film yang berlatar belakang agama ada beberapa film yang mengangkat cerita berlandaskan keagamaan seperti : sang pencerah, Soegija, 3 hati, 2 dunia, 1 cinta, Davinci Code, Ayat-ayat Cinta, Angel and Demons, Stigmata dan yang baru liris tahun ini Son of God. Dan saat ini film tidak lagi begitu memperhatikan sebuah nilai art dan estetika nya, tapi lebih kepada bagaimana film yang diciptakan dapat menghasilkan keuntungan yang sangat besar tanpa memperhatikan aspek-aspek nilai yang nantinya dapat dipetik atau diambil setelah menonoton film tersebut. Film biasanya dibuat berdasarkan beberapa aspek seperti budaya, sosial, ekonomi, agama, bahkan aspek politik. Seperti halnya film di lihat dari aspek sosial biasanya menceritakan mengenai realitas sosial yang ada kalau di Indonesia mengenai kemiskinan yang biasanya diangkat dalam cerita film tersebut atau mengenai percintaan sepasang insan manusia. Saat ini banyak sekali film yang dibuat sebagai alat propaganda terhadap sesuatu kepentingan kelompok, melalui media film mereka menyajikan cerita dan unsur-unsur yang terkandung di dalam nya sebagai suatu alat atau gencatan senjata terhadap suatu tujuan yang akan di capai. Dalam hal ini propaganda tersebut bisa bernilai positif bagi masyarakat yang menonton nya juga dapat berakibat negatif untuk mereka. Film yang di sajikan dapat berbau politik, agama, budaya, dan juga mengenai jiwa nasionalisme.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Film hampir menjadi media massa yang sesungguhnya dalam artian bahwa film mampu menjangkau populasi dalam jumlah besar dengan cepat, bahkan di wilayah pedesaan. Sebagai media massa, film merupakan bagian dari respons terhadap penemuan waktu luang, waktu libur dari kerja, dan sebuah jawaban atas tuntutan sebagai cara menghabiskan waktu luang keluarga yang sifatnya terjangkau dan (biasanya) terhormat. Pertumbuhan yang pesat terjadi dalam dunia film, karena film menawarkan mereka yang kabur dari realitas yang membosankan ke dunia yang glamour, keinginan yang kuat untuk terjebak di dalamnya, pencarian tokoh idola dan pahlawan, keinginan untuk mengisi waktu luang dengan aman, murah, dan dengan bersosialisasi. Film merupakan salah satu media hiburan yang sangat dan banyak di minati oleh masyarakat luas. Dengan menonton film terkadang seseorang memiliki kepuasan tersendiri dalam dirinya karena film menampilkan sebuah cerita yang di angkat dengan alur-alur yang telah di sesuaikan oleh para pembuat film agar terciptanya harmonisasi antara cerita yang disajikan dengan dukungan suara latar yang juga menjadi sebuah unsur yang penting dalam pembuatan sebuah film. Saat menonton film para penonton diajak untuk dapat bisa ikut dan larut dengan cerita yang disajikan di dalam film tersebut. ini merupakan salah satu tujuan dari para pembuat film untuk menilai apakah film yang dibuat telah berhasil memberikan pesan yang dapat diterima oleh penontonnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis semiotika model Charles S Pierce semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tentang suatu tanda (sign). dalam teori nya pierce mengemukakan bahwa ia membagi tanda-tanda
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
dalam gambar dan dapat di lihat dari jenis tanda yang di golongkan dalam semiotik. Pierce memiliki sebuah model yang disebut dengan Triangle Meaning atau segitiga makna dalam segitiga makna milik pierce tersebut memiliki beberapa komponen yaitu sign, object dan interpretant. Sign (tanda) sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (mempresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Object merupakan konteks sosial yang menjadi refrensi dari tanda atau sesuatu yang di rujuk tanda. Sedangkan interpretant konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkan nya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang di rujuk sebuah tanda.2 Di sini peneliti menggunakan semiotika milik Charles S Pierce karena dalam film yang akan diteliti terdapat beberapa unsur-unsur yang sesuai dalam model Charles S Pierce ini yaitu terdapat tanda (sign), object, dan juga interpretant. Dan semiotik milik Charles S Pierce juga memiliki keunggulan dari model semiotik yang lain karena di sini pierce memiliki triangle meaning atau segitiga makna yang mana bisa menjadi sebuah patokan peneliti terhadap penelitian nya dan juga dengan model ini peneliti dapat lebih mudah mengkaji dan menginterpretasikan makna yang terkandung dalam film yang akan diteliti nantinya.
2
Alex, sobur. Analisis Teks Media. Rosdakarya : Bandung. 2012. Hal : 114.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
1.2 Fokus Penelitian Penelitian ini di fokuskan untuk menganalisa makna Komunikasi Transendental baik itu berupa ikon, indeks, maupun simbol yang ada dalam film stigmata. Mengungkap makna yang tersembunyi dibalik tanda atau simbol yang di gunakan dalam film tersebut berupa gambar atau teks. 1.3 Identifikasi Masalah Peneliti ingin melihat dan juga mengamati bagaimana representasi tandatanda atau simbol mengenai pemaknaan komunikasi transendental yang tergambar dalam film stigmata ? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat tanda atau simbol yang mempresentasikan makna komunikasi transendental dalam film stigmata pada setiap adegan dalam film tersebut. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Akademis Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu komunikasi khususnya dalam bidang komunikasi massa. Penelitian ini juga dapat di jadikan sebuah refrensi dalam perkembangan ilmu teologi dan ilmu keagamaan khususnya yang berkaitan dengan nilai komunikasi transendental. Serta dalam perkembangan ilmu komunikasi yang berhubungan dengan ilmu semiologi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
1.5.2 Manfaat Praktis Penelitian ini bermanfaat bagi para praktisi film serta penikmat untuk lebih memahami setiap kajian simbol atau tanda yang terdapat dalam setiap elemen atau tubuh film. 1. Manfaat untuk praktisi film yaitu agar mereka dapat membuat sebuah film dengan adegan yang dapat penonton pahami dengan menerapkan sebuah tanda atau simbol dari setiap adegan yang mereka buat. Agar penonton lebih mengerti dan mencerna alur dari cerita yang dibuat. 2. Manfaat untuk masyarakat yaitu ketika masyarkat menonton film ini dan mengetahui makna dari isi film yang mengandung komunikasi transendetal ini mereka bisa lebih mendekatkan diri mereka kepada Tuhan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/