BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kompartemen Museum Bank Indonesia merupakan kawasan yang masuk dalam
wilayah sistem polder Pluit yang pernah mengalami banjir pada tahun 2002. Berdasarkan data dari Puslitbang Sumber Daya Air, tinggi genangan banjir di sekitar kawasan Kompartemen Museum Bank Indonesia pada tahun 2002 tersebut diperkirakan setinggi 30-100 cm dari permukaan tanah. Banjir tersebut disebabkan karena besarnya limpasan atau banjir kiriman dari hulu, curah hujan tinggi, tata guna lahan yang tidak terkendali dan kondisi topografi di wilayah Utara Jakarta yang relatif rendah (-0,5 sampai +1,2 m) akibat penurunan tanah, khususnya di kawasan pantai dimana elevasi muka tanahnya di bawah permukaan laut. Oleh karena itu, diperlukan suatu penanganan limpasan permukaan yang sesuai untuk lokasi yang bertopografi rendah dan rawan banjir dimana salah satunya adalah melalui sistem polder. Sebenarnya sistem polder ini, menurut Master Plan sistem drainase Jakarta tahun 1973, sistem polder untuk Wilayah Utara Jakarta telah dibangun dan dibagi menjadi beberapa sistem, Kompartemen Museum Bank Indonesia termasuk di dalam wilayah sistem polder Pluit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Master Plan Jakarta gambar 1.1.
2
(Sumber : Puslitbang SDA, 2007)
Gambar 1.1 Master Plan Sistem Drainase Jakarta Tahun 1973 Pelaksanaan pembangunan Master Plan sistem drainase hasil rancangan peninggalan pihak Belanda ini sebagian besar sudah selesai dibangun, salah satunya adalah sistem polder Pluit (lihat gambar 1.2). Namun, kinerja dari sistem polder Pluit terus menurun seiring dengan perkembangan jaman. Hal ini disebabkan karena minimnya pemeliharaan dan pengelolaan oleh pemegang kepentingan (stakeholder) terhadap sistem pengendalian dan penanggulangan banjir di Jakarta ini. Dengan demikian, bencana banjir selalu terjadi setiap musim penghujan yang terus meningkat limpasannya.
3
(Sumber : Puslitbang SDA, 2007)
Gambar 1.2 Polder Eksisting di DKI Jakarta Tahun 2007 Oleh karena itu, diperlukan adanya evaluasi atau analisa kinerja dari sistem polder Pluit, sehingga dimasa yang akan datang dapat dilakukan perbaikan sistem polder dalam rangka memanfaatkan polder yang sudah ada yang bertujuan untuk meminimalkan terjadinya genangan banjir.
1.2
Identifikasi Permasalahan Terjadinya banjir pada wilayah Kompartemen Museum Bank Indonesia pada tahun
2002 lalu menjadi tolak ukur perencanaan sistem polder di kawasan ini. Secara umum penyebab terjadinya banjir pada tahun 2002 adalah : 1. Curah hujan tinggi dalam waktu yang cukup lama.
4 2. Limpasan dari hulu yang melebihi kapasitas tampungan sungai. 3. Pengembangan tata guna lahan kawasan yang tidak terkendali di wilayah sistem polder Pluit. 4. Terjadinya penurunan tanah pada sebagian wilayah Utara Jakarta sekitar 50-70 cm dalam kurun waktu 10 tahunan. Gambar dapat dilihat pada gambar 1.3 di bawah ini.
(Sumber : Basin Water Resources (Management) Planning Twinning Cooperation, 2007)
Gambar 1.3 Peta Penurunan Tanah dan Banjir Februari 2002
1.3
Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah melakukan analisa kinerja sistem polder Pluit
dengan melihat neraca keseimbangan air (water balance) untuk curah hujan rencana 25, 50, 100 tahun, kecepatan aliran di Sungai Besar, kinerja pompa di Waduk Pluit, elevasi
5 muka air Waduk Pluit, elevasi muka air Sungai Besar dan pengaruh analisa kinerja sistem polder Pluit terhadap Kompartemen Museum Bank Indonesia. Dan tujuan dari penelitian ini adalah dari hasil analisa kinerja sistem polder Pluit tersebut dapat dilakukan suatu solusi untuk mengurangi atau meminimalkan genangan banjir di kawasan Kompartemen Museum Bank Indonesia.
1.4
Lingkup Penelitian Lingkup penelitian pada penelitian ini difokuskan pada topik yang dibahas, yaitu :
1. Lokasi penelitian dengan batasan wilayah sebagai berikut :
Batas Utara : Laut Jawa
Batas Timur : Ancol-Mangga Dua
Batas Selatan : Angke-Harmoni
Batas Barat : Banjir Kanal Barat-Sungai Karang
Sistem Drainase Utama Pada Sistem Polder Pluit
(Sumber : Google Earth, 2007)
Gambar 1.4 Fokus Area Pemodelan dengan Foto Udara
6 2. Pembahasan difokuskan pada kinerja sistem polder Pluit berupa neraca keseimbangan air (water balance), kecepatan aliran di Sungai Besar, kinerja pompa di Waduk Pluit, elevasi muka air di Waduk Pluit, elevasi muka air di Sungai Besar, dan pengaruh kinerja sistem polder Pluit terhadap Kompartemen Museum Bank Indonesia yang merupakan bagian dari sistem polder Pluit. 3. Program yang digunakan pada penelitian ini adalah kombinasi antara Arcview GIS 3.3 dengan MIKE URBAN SWMM untuk membantu pemodelan dan simulasi sistem drainase utama (makro) yang diteliti hingga ke Waduk Pluit. 4. Tipe saluran yang dipilih pada program adalah tipe saluran alami (irregular shape), untuk memodelkan sistem drainase utama (makro) pada sistem polder Pluit dan tipe saluran terbuka (rectangular open) untuk memodelkan Waduk Pluit. 5. Tipe pompa yang dipilih pada program adalah pompa dengan besar debit aliran tergantung dari elevasi muka air di waduk terhadap head pompa. 6. Data yang perlu dilakukan validasi hanya data profil sungai (cross section). 7. Sistem drainase utama pada sistem polder Pluit yang ditinjau pada analisa kinerja sistem polder Pluit hanya pada Sungai Besar karena paling dekat dan berpengaruh terhadap Kompartemen Museum Bank Indonesia.
1.5
Sistematika Penulisan Adapun garis besar susunan penulisan dijelaskan di bawah ini : Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan
tujuan, lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Kepustakaan, membahas sistem polder, hidrologi, hidraulik dan gambaran umum program MIKE URBAN SWMM.
7 Bab III Metodologi, bab ini akan menjelaskan mengenai pendekatan penelitian dan teknik pengumpulan data, yaitu pengumpulan data sekunder dan pengumpulan data primer. Bab IV Hasil dan Pembahasan, bab ini akan membahas pemodelan sistem polder Pluit, nilai parameter yang diambil dalam pemodelan, validasi data, dan pengujian model yang terdiri dari kalibrasi dan simulasi model. Bab ini juga membahas hasil analisa kinerja sistem polder Pluit terhadap perbedaan distribusi hujan rencana dan kondisi pompa yang dibantu dengan program MIKE URBAN SWMM. Dari hasil analisa diperoleh adanya tinggi genangan dari Sungai Besar sehingga perlu dilakukan suatu solusi untuk meminimalkan genangan tersebut terhadap Kompartemen Museum Bank Indonesia. Bab V Kesimpulan dan Saran, bab ini merangkum hasil analisa program dan menyimpulkannya sebagai bahan evaluasi serta solusi yang dipilih untuk meminimalkan genangan di kawasan Kompartemen Museum Bank Indonesia. Saran diberikan sebagai masukan untuk pemecahan masalah terhadap kinerja sistem polder Pluit yang lebih baik sebagai sistem pengendalian banjir di kawasan sistem polder Pluit maupun di kawasan Kompartemen Museum Bank Indonesia.