BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu lingkungan
utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi. Peningkatan suhu permukaan bumi ini dihasilkan oleh adanya radiasi sinar matahari menuju ke atmosfer bumi, kemudian sebagian sinar ini berubah menjadi energi panas dalam bentuk sinar infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi. Sebagian sinar infra merah dipantulkan kembali ke atmosfer dan ditangkap oleh gas-gas rumah kaca yang kemudian menyebabkan suhu bumi meningkat. Gas-gas rumah kaca terutama berupa karbondioksida, metana dan nitrogen oksida. Kontribusi besar yang mengakibatkan akumulasi gas-gas kimia ini di atmosfer adalah aktivitas manusia (Anonim, 2004). Pemanasan global disebabkan karena adanya efek rumah kaca yang terjadi akibat panas yang dipantulkan ke permukaan bumi terperangkap oleh gas-gas di atmosfer, sehingga tidak dapat diteruskan ke luar angkasa melainkan dipantulkan kembali ke permukaan bumi. Efek rumah kaca memiliki manfaat bagi makhluk hidup di bumi, namun jika berlebihan berbahaya karena dapat mempengaruhi kondisi iklim. Penyebab kedua bisa karena peningkatan gas-gas rumah kaca seperti karbondioksida yang memiliki sifat memerangkap panas, sehingga panas yang
terpantul
dari
permukaan
bumi
1
dapat
doteruskan
ke
cahaya.
2
Peningkatan karbondioksida bisa karena pembakaran bahan bakar batu bara, pembakaran minyak bumi, pembakaran gas alam. Kemudian, adanya polusi kendaraan berbahan bakar bensin juga bisa menjadi penyebab, dimana dari hasil pembuangannya menghasilkan gas karbondioksida yang berlebihan. Gas karbondioksida merupakan penyebab terjadinya pemanasan global karena gas tersebut bisa memerangkap panas sehingga tidak dapat keluar ke angkasa. Penyebab ketiga adalah pengrusakan hutan. Hutan berfungsi menyerap karbondioksida dan mengeluarkan oksigen, apabila suatu hutan terjadi pembakaran dan penebangan maka hutan tersebut akan rusak. Yang akan terjadi adalah jumlah karbondioksida yang diserap oleh hutan sedikit dan semakin banyak karbondioksida yang terkumpul di atmosfer (Anonim, 2014). Peristiwa diatas akan mempengaruhi pada kehidupan di bumi, terutama kehidupan manusia. Curah hujan akan meningkat dan badai sering terjadi, air tanah cepat menguap yang mengakibatkan kekeringan, cuaca menjadi sulit diprediksi dan lebih ekstrim, menyebabkan kekeringan padawilayah pertanian sehingga tanaman-tanaman juga akan rusak, meluasnya berbagai penyakit pada manusia, populasi hewan dan tumbuhan akan menurun dan Meningkatnya kasus orang meninggal akibat dari cuaca yang panas seperti jantung, stroke, dehidrasi, dan stres (Anonim, 2014). Dampak tersebut akan merugikan masyarakat Indonesia pada umumnya, sehingga untuk mengantisipasinya bisa dilakukan upaya mitigasi pengurangan kandungan karbon pada atmosfer melalui penanaman pohon, yang mana pohon
3
melakukan proses fotosintesis dengan tujuan pohon tersebut akan menyimpan karbondioksida. Secara fisiologis, pohon terdiri dari bagian daun, batang dan akar yang tumbuh menopang. Pohon tersebut juga menghasilkan hasil hutan kayu maupun non kayu. Hasil hutan kayu sudah banyak yang memanfaatkan ataupun mengembangkannya. Namun untuk pemanfaatan hasil hutan kayu tiap tahun semakin meningkat seiring dengan penambahan jumlah penduduk Indonesia. Masyarakat sudah terlalu banyak memanfaatkan kayu untuk membuat perabot rumah tangga ataupun yang lainnya. Keadaan seperti ini nantinya akan menyebabkan kurangnya kelestarian hasil hutan dan ketersediaannya juga semakin sedikit. Untuk mengurangi peningkatan penggunaan kayu, bisa dicari alternatif lain sebagai pengganti agar kelestarian hasil hutan tetap seimbang dan juga ramah lingkungan. Alternatiflainnya yaitu pemanfaatan hasil hutan non kayu berupa bambu. Bambu merupakan salah satu produk hasil hutan non kayu yang telah dikenal bahkan sangat dekat dengan kehidupan masyarakat umum karena pertumbuhannya ada di sekeliling kehidupan masyarakat. Bambu banyak digunakan oleh masyarakat dalam memenuhi kehidupan sehari-hari seperti kebutuhan pangan, rumah tangga, kerajinan, konstruksi dan adat istiadat. Selain itu, bambu ternyata juga memiliki fungsi sebagai penyerap karbon. Manfaat bambu sebagai penyerap karbon belum banyak dibicarakan, padahal menurut Sutiyono (2010), bambu memiliki daya serap karbondioksida (CO2) yang besar. Hal ini karena bambu memiliki mekanisme fotosintesis C4, sedangkan pohon
4
jenis lainnya adalah C3. Artinya, fotosintesis bambu lebih efisien, yaitu menyerap kembali sebagian karbondioksida yang dihasilkan. Jenis bambu yang belum banyak dilakukan peneiltian adalah pada bambu ori. Bambu ini merupakan bambu berduri yang persebarannya itu hanya ada di beberapa tempat saja. Padahal sebenarnya bambu ini memiliki potensi pemanfaatan yang besar seperti pada batang kayunya, rebung dan sebagainya. Sehingga dari survei lapangan, ternyata bambu ini banyak terdapat di Dusun Petir, Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Keberadaan bambu ori di Dusun Petir ini, banyak tersebar pada pekarangan (tanah disekitar rumah yang ditumbuhi oleh tanaman berkayu) dan atau tegalan (lahan yang ditanami dengan tanaman semusim dan buah-buahan yang dikombinasikan dengan tanaman berkayu) masyarakat di desa ini. Berdasarkan kepemilikan lahan dari pola tanam itu bisa dikategorikan bahwa bambu ori tersebut berada pada hutan rakyat Dusun Petir. Hutan rakyat Dusun Petir terletak di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Hutan rakyat ini berada pada lahan miliki rakyat yang memiliki komposisi jenis tegakan yang beragam. Di hutan rakyat ini, untuk penelitian dalam hal kandungan biomassa dan karbonnya bambu ori belum ada yang melakukan penelitian. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan bambu ori bagian above ground (daun, pelepah, cabang dan ranting, batang) untuk menyimpan biomassa dan karbon dalam rangka pemanfaatan fungsi hutan sebagai penyerap karbon. Dimana pada bagian below ground(akar) dilakukan penelitian oleh saudara Novita Kristanti.
5
Bambu ori di hutan rakyat Dusun Petir ini banyak juga dijumpai di pinggir sungai dengan lahan yang basah. Masyarakat setempat belum banyak yang mengetahui akan manfaat bambu ori, maka mereka cenderung membiarkan keberadaannya untuk tumbuh secara terus menerus di pinggir sungai atau di lahan mereka. Seharusnya bambu ori ini bisa dimanfaatkan masyarakat dari aspek sosial ekonomi untuk membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat. 1.2
Permasalahan Dalam penelitian ini, permasalahan yang diajukan adalah:
1. Seberapa besar biomassa dan kandungan karbon above ground meliputi organ daun, pelepah, cabang dan ranting, batang pada bambu ori di hutan rakyat Dusun Petir? 2.
Bagaimana persamaan allometrik bambu ori?
3.
Berapa potensi biomassa, karbon dan serapan gas CO2 above ground dari bambu ori?
4. 1.3
Apa manfaat bambu ori dari aspek sosial ekonomi masyarakat? Batasan Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan rakyat Dusun Petir, Desa Srimartani,
Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul,Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini memungkinkan dapat diterapkan di daerah lain yang kondisinya hampir sama dengan kondisi hutan rakyat di Dusun Petir. Pada Penelitian ini yang dimaksud dengan above ground adalah organ yang berada di atas permukaan tanah meliputi batang, cabang dan ranting,pelepah dan daun.
6
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:
1.
Mengetahui biomassa dan kandungan karbon above ground meliputi organ daun, pelepah, cabang dan ranting, batang pada bambu ori di hutan rakyat
2.
Mengetahui persamaan allometrik bambu ori
3.
Mengetahui potensi biomassa, karbon dan serapan gas CO2 above ground dari bambu ori
4. 1.5
Mengetahui manfaat bambu ori dari aspek sosial ekonomi masyarakat Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini, adalah:
1.
Memberikan kontribusi masyarakat tentang bambu ori agar dilakukan pemeliharaan bambu ori dan pemanfaatan sebagaimana mestinya
2.
Memberikan informasi mengenai potensi biomassa dan karbon yang tersimpan di bagian above ground serta serapan CO2 bambu ori di hutan rakyat Dusun Petir
3.
Dengan adanya model allometrik bambu ori bisa sebagai perangkat kuantifikasi pihak lain yang membutuhkan
4.
Memberikan peluang bagi pemilik hutan rakyat Dusun Petir dalam era perdagangan karbon