BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pengembangan terhadap dunia kepariwisataan di Indonesia menjadi salah satu komoditas dan sumber pendapatan devisa negara yang cukup besar dan usaha untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat dilaksanakan dengan segala macam usaha untuk kemajuan di bidang kepariwisataan. Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan budaya (cultural heritage). Indonesia memang dipenuhi peninggalan budaya masa lampau, semua masa yang terbagi dalam pembabakan sejarah, klasik, islami, kolonial, dan revolusi, bahkan warisan dunia ada disini Candi Prambanan, Candi Borobudur, dan Sangiran. Belum lagi yang ada di laut sampai sebelum abad XX telah terdeteksi sekitar 463 kapal yang diduga memuat benda berharga tenggelam di perairan nusantara. Ratu Boko merupakan situs arkeologi berupa keraton kerajaan Mataram Kuno dari abad ke-8, merupakan cikal bakal pendiri Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Ratu boko terletak 18 km arah timur kota Yogyakarta dan letaknya berada di atas bukit yang merupakan kelanjutan pegunungan seribu seluas ±250.000 m2 dengan ketinggian ±195.97m. Sumber prasati yang dikeluarkan oleh Rakai Panangkaran tahun 746 – 784 M, kawasan situs Ratu Boko disebut Abayagiri Wihara. Abaya berarti tidak ada bahaya, giri berarti bukit, wihara berarti berarti asrama para biksu yang
1
terletak di atas bukit penuh kedamaian. Tahun 1970 Van Boeckholtz menemukan adanya reruntuhan kepurbakalaan di atas bukit Ratu Boko. Seratus tahun kemudian FDK Bosch mengadakan penelitian yang diberi judul Keraton Van Ratoe Boko, maka situs kepurbakalaan yang ada di Bukit Ratu Boko dikenal dengan nama Keraton Ratu Boko. Nama Keraton berasal dari kata KA-DA-TUAn yang artinya tempat istana raja, Ratu berasal dari Raja, Boko berarti bangau. Pengertian ini kemudian meniimbulkan pertanyaan, siapa yang disebut raja bangau itu, apakah nama seorang penguasa atau nama burung yang sering hinggap dikawasan perbukitan Ratu Boko. Keraton Ratu Boko merupakan bagian dari PT. Wisata Candi Prambanan, Borobudur, dan Ratu Boko. Menurut penelitian saya selama 3 bulan Praktek Kerja Lapangan di Keraton Ratu Boko masih ada wisatawan yang belum mengenal situs yang menjadi cikal bakal pendiri Candi Borobudur dan Prambanan. Kebanyakan wisatawan hanya mengetahui Candi Prambanan dan Borobudur saja, sehingga terjadi perbedaan jumlah pengunjung.
B. Perumusan Masalah Masih kurangnya pengetahuan para wisatawan tentang situs Keraton Ratu Boko, ini yang menjadikan saya tertarik untuk mengambil judul “Upaya Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Keraton Ratu Boko”. Promosi apa saja yang dilakukan kantor unit Ratu Boko untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di Ratu Boko, serta fasilitas apa yang di sediakan sehingga bisa menarik wisatawan untuk mengunjungi obyek tersebut. Apa saja fasilitas pendukung yang menjadi daya tarik di Keraton Ratu Boko. 2
C. Tujuan Pariwisata sebagai suatu kegiatan usaha membutuhkan banyak hal yang saling mengkait utamanya peran masyarakat. Minat wisatawan baik wisatawan domestik maupun asing untuk mengunjungi daerah wisata sangat dipengaruhi oleh keadaan politik, keamanan, sosial dan budaya. Adanya gangguan dan situasi yang tidak menentu menyebabkan kunjungan wisatawan menurun. Tujuan penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai bukti ilmu yang diperoleh selama perkuliahan serta selama praktek kerja lapangan dan juga sebagai syarat untuk lulus kuliah dengan gelar Ahli Madya. Untuk lebih mengenalkan ke masyarakat banyak tentang situs Ratu Boko, sehingga masyarakat tertarik untuk berwisata ke obyek tersebut. Mengetahui usaha yang dilakukan PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Ratu Boko.
D. Manfaat Tugas akhir kuliah adalah titik puncak pembelajaran diperkuliahan untuk mencapai gelar Ahli Madya. Serta menjadi bukti hasil pembelajaran selama diperkuliahan. Menambah pengetahuan dan menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa kuliah. Menjadi refrensi pembuatan Tugas Akhir.
E. Tinjauan Pustaka 1. Pariwisata Pariwisata umumnya telah menjadi kebutuhaan pokok saat ini, oleh karena itu pariwisata tidak dianggap fenomena yang langka lagi. Karena setiap
3
manusia memerlukan refresing yaitu dengan melakukan wisata ke tempat yang diinginkan. Jika ditinjau dari segi ilmu kepariwisataan beberapa ahli memaparkan definsi pariwisata Menurut H. Kodhyat (1983: 4) “Pariwisata adalah perjalanan satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dlakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi social, budaya, alam dan ilmu”. Menurut Pendapat dari James J. Spillane (1982: 20) “Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan
kenikmatan,
mencari
kepuasan,
mengetahui
sesuatu,
memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain”. 2. Wisatawan Dalam dunia pariwisata hal yang paling pokok, karena wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan untuk berlibur, berobat, berolahraga, dan berziarah. Karena pariwisata adalah suatu kegiatan industri jasa yang menjual daya tarik suatu obyek wisata wisatawan mempunyai cirri yaitu: a. Perjalanan dilakukan lebih dari 24 jam b. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu c. Orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di tempat atau di negara yang dikunjungi. 3. Promosi Dalam
pariwisata
promosi
berperan
sangat
penting
dalam
mengenalkan destinasi wisata ke wisatawan. Dalam promosi untuk
4
mengenalkan suatu destinasi wisata ke wisatawan disebutkan juga fasilitas yang ada di obyek, sejarah obyek wisata tersebut, dan apa saja yang bisa dinikmat wisatawan di obyek wisata tersebut. Promosi adalah proses bagaimana suatu perusahaan menyampaikan informasi kepada target pasar tentang hal-hal yang menyangkut produk, harga, tempat sehingga terjadi porses jual beli. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pemasangan iklan, promosi penjualan, melakukan persuasif, personal selling, dan dibantu public relations sehingga promosi yang dilakukan menjadi efektif (Oka A Yoeti, 2003: 34). 4. Wisata Budaya Wisata Budaya dilakukan untuk mengenali atau memberi pengetahuan tentang budaya suatu tempat seperti upacara adat, ritual adat, seni pertunjukan adat serta mengetahui peninggalan nenek moyang (Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia). Menurut R.S. Damardjati (1989: 19) Wisata Budaya adalah gerak atau kegiatan wisata yang dirangsang oleh adanya obyek-obyek wisata yang berwujud hasil-hasil seni budaya setempat berupa adat istiadat, upacara agama, tata hidup masyarakat, peninggalan sejarah, hasil seni, kerajinan rakyat dan sebagainya. 5. Pengertian pemasaran Menurut lembaga pemasaran kerajaan Inggris defisinisi dari pemasaran adalah fungsi menejemen, yang mengorganisasi dan memimpin suatu kegiatan usaha yang meliputi kegiatan penilaian dan penentuan daya beli para pelanggan sehingga, target keuntungan yang telah ditetapkan oleh
5
perusahaan oleh perusahan dapat tercapai (Salah Wahab, 1992: 22). Menurut Krippendorf dalam bukunya Marketing et Tourism, pemasaran wisata adalah penyesuaian dengan sistematis dan terkordinasi mengenai kebijakan dari badan-badan usaha wisata maupun kebijakan dalam sektor pariwisata pada tingkat pemerintah, local,regional nasional dan internasional guna mencapai satu titik kepuasan optimal bagi kebutuhan-kebutuhan ppelanggan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya sekaligus untuk mencapai tingkat keuntungan yang memadai (Salah Wahab1997: 127). Pemasaran Wisata adalah proses menejemen dimana organisasi pariwisata
nasional
dan
atau
badan-badan
usaha
wisata
dapat
mengidentifikasikan wisata pilihannya baik yang aktual maupun potensial, dapat berkomunikasi dengan mereka untuk meyakinkan dan mempengaruhi kehendak kebutuhan, motivasi, kesukaan dan hal yang tidak disukai baik pada tingkat lokal, regional, nasional atau internasional serta merumuskan dan menyesuaikan produk wisata mereka secara tepat, dengan maksud mencapai kepuasan optimal wisatawan. Sehingga dengan begitu mereka dapat meraih saran-sarannya (Oka A. Yoeti 1985:105).
F. Potensi Candi Sebagai Obyek Wisata Dalam perkembangannya candi tidak lagi difungsikan seperti pengertian semula yaitu sebagai bangunan seperti tempat pemujaan. Bangunan candi memiliki unsure sejarah filosofi dan karya seni arsitektur sehingga candi saat ini dapat dijdikan tempat study observasi.
6
Seiring berjalannya waktu, candi cenderung dijadikan obyek wisata atau sebagai sarana kunjungan wisata karena bangunan candi merupakan salah satu obyek wisata budaya yang potensial di Indonesia, baik candi bercorak agama Budha maupun Hindu. Bangunan percandian hampir tersebar di seluruh Indonesia. Kemegahan dan keunikan yang dimiliki oleh suatu candi dalam segi fisik keagungannya menjadi daya tarik bagi wisatawan, yang berminat untuk mengunjungi candi sebagai obyek wisata. Dalam kunjungannya wisatawan bertujuan untuk menyaksikan secara langsung keagungan, keunikan dan keindahan serta untuk mengetahui sejarah dan cerita dibalik keberadaan suatu candi. Seluruh unsur yang menjadi daya tarik tersebut membuktikan bahwa candi dapat menjadi obyek wisata budaya yang sangat potensial untuk dikembangkan.
G. Metode Penelitian Teknik Pengumpulan data dalam Tugas Akhir ini anatara lain yaitu: 1. Observasi Observasi dilakukan secara langsung selama kegatan PKL di Keraton Ratu Boko, dengan tujuan memenuhi data yang saya perlukan dalam menyusun Tugas akhir sehingga dapat mengetahui permasalahan yang saya bahas dalam penyusunan Tugas Akhir. 2. Wawancara “Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan secara langsung kepada orang atau pihak yang terkait dan kompeten dalam permasalahan, disertai dengan kegiatan pencatatan atau merekam hasil 7
pertanyaan (jawaban) selama proses wawancara (Soehartono, 1998: 67)”. Wawancara bertujuan mengumpulkan data dari orang atau pihak terkait dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang diperlukan dalam penyusunan Tugas akhir yang saya buat. Narasumber bisa dari Kasi Operasional Kantor Unit Ratu Boko maupun penanggung jawab pelaksana unit operasional. 3. Studi Pustaka Digunakan untuk melengkapi data yang saya butuhkan dengan bantuan buku referensi, media masa atau karya tulis yang relevan dengan permasalahan yang saya angkat dalam Tugas Akhir. 4. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian adalah selama 3 Bulan bersamaan dengan Praktek Kerja Lapangan yaitu dimulai pada tanggal 3 Februari- 3 Mei 2014, yang bertempat di Kantor Unit Ratu Boko Jl. Raya Prambanan – Piyungan KM 2 Yogyakarta. 5. Teknik Analisis data Oleh (Erna Febru Aries S. / 8 Febuari 2008) “Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto dan sebagainya.
8