15
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bisnis franchise atau waralaba merupakan bisnis yang sangat menarik untuk era abad ini. Usaha rumahan hingga industri skala besar secara massif /ramai-ramai di-franchise-kan. Salah satu bisnis yang di-franchise-kan tersebut adalah bimbingan belajar primagama. Perkembangan bisnis franchise primagama dari hasil pengamatan penulis dimulai dari tahun 2002 sampai saat ini telah mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut meliputi perkembangan jumlah outlet/cabang, jumlah owner/pembeli franchisee, dibentuknya master franchise, serta berbagai perkembangan layanan utama dan tambahan kepada siswa-siswi bimbingan belajar primagama. Upaya mengikuti perkembangan teknologi dan dalam layanan ataupun mutu produk jasa utamanya, primagama selalu berusaha menjadi yang pertama dalam berinovasi dan berkreasi dalam layanan lembaga bimbingan belajar. Faktor kompetisi dalam bisnis bimbingan belajar inilah yang mendorong primagama untuk memenangkan persaingan usaha bimbingan belajar di indonesia melalui inovasi di bidang pelayanan. Pengembangan produk jasa utama primagama adalah pengembangan mutu layanan akademik meliputi berbagai unsur mata pelajaran dalam lingkup pendidikan tingkat SD, SMP dan SMA. Pengembangan produk utama keakademikan tersebut meliputi SDM keakademikan, modul belajar, soal-soal
15
16
tes rutin, soal-soal tes prediksi, metode smart solution dan berbagai hal layanan terbaru yang dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan usaha bimbingan belajar terkini5. Pengembangan yang dilakukan di luar produk layanan jasa utama primagama adalah pengembangan layanan tambahan bagi siswa. Layanan tambahan ini ditujukan untuk memberikan nilai tambah bagi peserta bimbingan belajar primagama. Layanan tambahan ini juga memiliki sasaran lain yaitu untuk lebih memikat pengguna jasa bimbingan belajar. Kelebihan layanan ini diharapkan akan menarik konsumen untuk memutuskan membeli produk jasa primagama dengan berbagai keunggulan yang diberikan. Perkembangannya saat ini, beberapa layanan tambahan primagama menjadi layanan wajib yang harus diberikan kepada siswa-siswi peserta bimbingan belajar primagama. Kebijakan franchisor ini selain memberikan keunggulan jasa layanan, namun juga mempunyai dampak negatif bagi cabang franchise. Dampak negatif yang dirasakan cabang/franchisee yaitu berupa timbulnya biaya-biaya baru yang harus dibayarkan cabang kepada franchisor. Biaya-biaya utama yang harus dibayarkan cabang adalah biaya bergabung (Joining fee) dan fee manajemen yang sifatnya memang sebagai biaya tetap. Adanya biaya baru yang timbul dari layanan tambahan yang diwajibkan tersebut ternyata pada akhirnya memunculkan berbagai bentuk ketidakpatuhan
5
Tim Primagama, Panduan Akademik Primagama Tahun Ajaran 201002011, 2010, hal 1.
17
cabang. Ketidakpatuhan tersebut berupa, tidak diberikannya layanan tambahan bagi siswa-siswa peserta bimbingan belajar di cabang-cabang tertentu. Salah satu layanan tambahan yang berkembang menjadi layanan yang wajib adalah layanan Tes Dermatologisphic Multiple Intelligence atau disingkat Tes DMI. Tes DMI saat ini muncul ketidakpatuhan cabang-cabang franchise primagama kepada pihak franchisor dengan tidak memberikan layanan tambahan Tes DMI bagi peserta bimbingan belajar dicabangnya. Alasan utama tindakan cabang karena Tes Dmi tersebut menambah beban biaya yang cukup besar bagi cabang/franchisee.
B. Rumusan Masalah Bertolak dari paparan latar belakang masalah dapat dirumuskan sebagai isu sentral dalam penelitian penulisan hukum ini yaitu berbagai bentuk respon cabang/franchisee terhadap pengembangan layanan tambahan Tes DMI (Dermatogliphic Multiple Intelligence) bagi siswa-siswi bimbingan belajar Primagama. Kemudian diungkapkan dalam judul penelitian tesis yakni, “PELAKSANAAN FASILITAS DMI (DERMATOGLIPHIC MULTIPLE INTELLIGENCE)
SEBAGAI
LAYANAN
TAMBAHAN
PADA
PERJANJIAN WARALABA DI PRIMAGAMA.” Isu utama tersebut mengandung berbagai permasalahan yaitu permasalahan hukum empiris dan permasalahan hukum normatif, baik permasalahan pada lapisan dogmatik hukum maupun pada lapisan teori hukum. Dengan demikian dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :
18
1. Bagaimanakah pelaksanaan fasilitas DMI (Dermatologisphic Multiple Intelligence) sebagai layanan tambahan pada perjanjian waralaba di primagama? 2. Bagaimanakah franchisor mengatasi permasalahan wanprestasi yang muncul pada pelaksanaan fasilitas DMI (Dermatogliphic Multiple Intelligence)
sebagai layanan tambahan pada perjanjian waralaba di
primagama?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh penulis setelah melakukan penelitian ini adalah : 1. Untuk
mengetahui
pelaksanaan
pelaksanaan
fasilitas
DMI
(Dermatogliphic Multiple Intelligence) sebagai layanan tambahan pada perjanjian waralaba di primagama. 2. Untuk mengetahui cara franchisor mengatasi permasalahan wanprestasi dalam pelaksanaan fasilitas DMI (Dermatologisphic Multiple Intelligence) sebagai layanan tambahan pada perjanjian waralaba di primagama.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi kepentingan akademis maupun dalam kepentingan praktisi dalam hal ini frainchisor dan franchisee Primagama selaku
penentu kebijakan dan
pelaksanaan aturan franchise Primagama, serta pelaku usaha waralaba dan
19
praktisi hukum. 1. Kegunaan praktis Bagi para franchisor pada umumnya, kegunaannya adalah sebagai bahan referensi untuk mengembangkan layanan tambahan dalam usaha jasa franchise_nya. 2. Kegunaan teoritis Dengan adanya hasil penelitian ini akan menambah referensi di bidang hukum perdata khususnya yang berkaitan dengan franchise atau waralaba. 3. Kegunaan akademis a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan melalui kegiatan penelitian. b. Untuk menguji kebenaran pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah sehingga diketahui adanya perbedaan dan persamaan antara teori dengan kenyataan di lapangan dalam kaitannya dengan perjanjian franchise.
E. Keaslian Penelitian Keaslian penelitian ini telah dibuktikan dengan dilakukan penelusuran penelitian pada berbagai referensi dan hasil penelitian serta dalam media baik cetak maupun elektronik. Penelitian yang terkait dengan franchise primagama ada beberapa judul yang telah diteliti yaitu PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA
(FRANCHISE)
PADA
LEMBAGA
PENDIDIKAN
PRIMAGAMA DI YOGYAKARTA oleh Ratnawati Mahasiswa Magister