BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur–unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air, vegetasi serta sumberdaya manusia.DAS dipandang sebagai unit pengelolaan yang melibatkan satu kesatuan sistem hidrologi dan memiliki peran sebagai pengatur fungsi tata air.Sub DAS Katingan hulu merupakan bagian dari DAS Katingan yang berada di Kalimantan Tengah. DAS katingan hulu adalah salah satu DAS terbesar di Kalimantan Tengah yang mempunyai luas total sebesar 1.908.297 hektar (Suryatmojo, 2014).Pengelolaan di DAS Katingan hulu harus dilakukan secara menyeluruh mulai dari daerah hulu sampai daerah hilir, karena kegiatan apapun yang dilakukan di hulu DAS akan mempengaruhi hilir DAS. Salah satu upaya dalam pengelolaan DAS yang dilakukan untuk mencapai kondisi tata air yang optimal adalah menghindari banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau. Vegetasi hutan menjadi salah satu komponen DAS yang dapat mempengaruhi kondisi suatu DAS.Pengaruh pertama yang diberikan oleh vegetasi hutan terhadap tata air adalah menahan air hujan melalui vegetasi (intersepsi kanopi) untuk selanjutnya dievaporasikan kembali ke atmosfer. Intersepsi kanopi berperan penting sebagai pengurang air hujan dan distributor curah hujan untuk proses lainnya di dalam siklus hidrologi. Intersepsi kanopi dapat meredam
1
kecepatan jatuhnya air hujan ke permukaan lantai hutan, sehingga berpotensi mengurangi surface runoff dan erosi. PT. Sari Bumi Kusumamerupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang diberi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) dalam mengelola hutan alam yang bertumpu pada pengelolaan hutan yang lestari berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 201/Kpts-II/1998 tanggal 27 Februari 1998.Hutan alam yang dikelola oleh PT. Sari Bumi Kusuma berada di wilayah Sub DAS Katingan Hulu, DAS Katingan.Areal hutan tersebut berada di wilayah bagian hulu, sehingga semua aktivitas pengelolaan hutan yang dilakukan oleh PT. Sari Bumi Kusuma akan berpengaruh pada wilayah bagian hilir.IUPHHK-HA PT. Sari Bumi Kusuma menjadi salah satu perusahan pelopor yang menerapan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) dalam mengelola areal hutan alam secara lestari. Sistem Silvikultur TPTJ merupakan pola pengelolaan hutan yang menitikberatkan pada peningkatan produktivitas hutan alam tegakan tidak seumur melalui kegiatan tebang pilih dan penanaman dalam bentuk jalur.Penebangan dilakukan pada limit diameter 40 cm dan diikuti dengan penanaman jenis pohon komersial dengan jarak tanam 2,5 m pada jalur selebar 3 meter. Hutan pada petak 13 SS merupakan salah satu petak blok tebangan tahun 2011 yang dikelola dengan menerapkan sistem silvikultur TPTJ. Penerapan sistem silvikultur TPTJ telah menyebabkan berubahnya prosentase penutupan kanopi hutan. Berdasarkan penelitian Suryatmojo,dkk (2011), penerapan TPTJ pada hutan alam tropis telah mengurangi prosentase penutupan kanopi sebesar 38,5 %. Penelitian ini dilakukan 2
pada dua lokasi yang berbeda yaitu hutan alam yang tidak dilakukan penebangan sebagai kontrol (hutan alam petak 13 QQ) dan hutan bekas tebangan yang dikelola dengan sistem silvikultur TPTJ (hutan petak 13 SS). Penerapan sistem silvikultur pada hutan petak 13 SS diduga menyebabkan perbedaan penutupan kanopi dengan hutan alam yang berada di petak 13 QQ dan dijadikan sebagai kontrol. Perbedaan prosentase penutupan kanopi diduga berpotensi
mempengaruhi
kemampuan
kedua
hutan
tersebut
dalam
mengintersepsikan curah hujan.Areal IUPHHK-HA PT. Sari Bumi Kusuma berada di dekat garis khatulistiwa dan mempunyai kondisi iklim tipe iklim A berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson. Sehubungan dengan hal tersebut, maka curah hujan di wilayah IUPHHK-HA PT. Sari Bumi Kusuma termasuk tinggi. Curah hujan yang tinggi berpotensi akan mempengaruhi intersepsi kanopi yang dilakukan oleh hutan. Kajian fungsi hutan yang berkaitan dengan proses intersepsi kanopi masih belum banyak dilakukan (Penelitiam Suryatmojo, 2011; Losdy 2010). Olehkarena itu, diperlukan penelitian untuk mengetahui besarnya intersepsi kanopi pada hutan alam dan hutan dengan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di PT. Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah. 1.2.Rumusan Masalah IUPHHK-HA PT Sari Bumi Kusuma adalah salah satu perusahan yang menerapkan pengelolaan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ). Hutan pada petak 13 SS merupakan salah satu petak blok tebangan tahun 2011 yang dikelola dengan sistem silvikultur TPTJ. Sistem silvikultur TPTJ adalah 3
salah satu bentuk pengelolaan hutan berbasis kelestarian yang tujuannya meningkatkan produktivitas kawasan. Bentuk pengelolaan sistem silvikultur TPTJ yang diterapkan di PT. Sari Bumi Kusuma adalah melakukan tebang pilih dengan limit diameter 40 cm dan diikuti dengan pembukaan jalur selebar 3 meter untuk kemudian ditanami dengan jenis pohon komersial. Kegiatan pembukaan jalur tersebut justru telah mengakibatkan berubahnya prosentase penutupan kanopi. Menurut Suryatmojo et al. (2014), penerapan sistem silvikultur TPTJ pada hutan alam tropis mengurangi penutupan kanopi sekitar 38,5%. Perbedaan penutupan kanopi antara hutan alam Petak 13 QQ yang memang tidak dilakukan penebangan dan hutan sistem silvikultur TPTJ petak 13 SS diduga berpotensi mengakibatkan perbedaan kemampuan hutan dalam mengintersepsi curah hujan. Curah hujan di wilayah PT Sari Bumi Kusuma juga tinggi sehingga diduga mempengaruhi besarnya intersepsi kanopi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penting untuk dilakukan penelitian mengenai berapa intersepsi kanopi pada hutan alam dan hutan dengan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ), serta bagaimana hubungan tebal hujan dengan intersepsi kanopi pada kedua hutan tersebut.
1.3.Tujuan Tujuan penelitian ini adalah : 1. Menghitung berapa intersepsi kanopi pada hutan alam dan hutan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di PT Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah
4
2. Menganalisis hubungan tebal hujan dengan intersepsi kanopi pada Hutan Alam dan Hutan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur
1.4.Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini antara lain: 1. Memberikan informasi di bidang ilmu hidrologi hutan tentang data aktual intersepsi kanopi di hutan alam dan hutan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) bagi semua pihak yang terlibat pada pengelolaan hutan 2. Memberikan informasi terkait perubahan intersepsi kanopi pada hutan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) Petak 13 SS 3. Memberikan masukan bagi pengelola tentang informasi intersepsi kanopi sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan hutan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur.
5
1.5. Keaslian Penelitian Keaslian penelitian ini ditunjukan dengan membandingkan penelitian intersepsi terdahulu yang pernah dilakukan di PT Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai pembanding meliputi seperti yang disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Penelitian Intersepsi Terdahulu di PT. Sari Bumi Kusuma
No
1
Nama Peneliti
Suryatmojo H., Dkk
Jenis Penelitian, Tahun Terbit
2011
Lokasi
Briliana Losdy
2012
Hasil Penelitian
Hutan Alam Petak 13 QQ,
Impact of Canopy Cover Changes to
Hutan TPTJ Petak 13 PP,
Rainfall Interception in The Intensive
Intersepsi kanopi di Hutan Alam dan Hutan TPTJ
dan Hutan TPTJ Sistem
Forest Management System in a
sebesar 23,7% dan 19%.
Kontur Petak 13 SS
Tropical Indonesia Rainforest
Hutan Alam Petak 13 QQ, 2
Judul Penelitian
Hutan TPTJ Petak 13 PP, dan Hutan TPTJ Sistem Kontur Petak 13 SS
Hubungan Tebal Hujan dengan
Intersepsi tajuk rata - rata pada Hutan Alam, Hutan
Intersepsi Tajuk di Hutan Alam, Hutan
TPTJ, dan Hutan TPTJ searah kontur sebesar
TPTJ dan Hutan TPTJ Sistem Kontur
19,3%, 18%, 17,4% dari total tebal hujan yang turun
IUPHHK-HA PT Sari Bumi Kusuma
selama penelitian. Penelitian tersebut dilaksanakan
Kalimantan Tengah
setelah satu tahun diterapkannya sistem silvikultur
6