BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Di dalam persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan di tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain tuntutan akan bersaing, perusahaan juga di tuntut untuk memiliki keunggulan yang membedakan dengan perusahaan lainnya. Hanya perusahaan yang mempunyai keunggulan yang mampu memuaskan atau memenuhi kebutuhan konsumen, mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective (Srimindarti, 2004). Perubahan-perubahan tersebut mendorong perusahaan untuk mempersiapkan diri agar bisa diterima di lingkungan global. Kunci persaingan dalam pasar global adalah kualitas total yang mencakup penekanan-penekanan pada kualitas produk, kualitas biaya atau harga, kualitas pelayanan, kualitas penyerahan tepat waktu, dan kepuasankepuasan lain yang terus berkembang guna memberikan kepuasan terus menerus kepada pelanggan. Dengan adanya persaingan global, perusahaan dihadapkan pada penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya. Penentuan strategi akan dijadikan sebagai landasan dan kerangka kerja untuk mewujudkan sasaran-sasaran kerja yang telah ditentukan oleh manajemen. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja sehingga dapat diketahui sejauh mana strategi dan sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Penilaian kinerja memegang peranan penting dalam dunia usaha, dikarenakan dengan dilakukanya penilaian kinerja dapat diketahui efektivitas dari penetapan suatu 1
strategi dan penerapannya dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja dapat mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih terdapat dalam perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan perbaikan dimasa mendatang. Masalah Pengukuran kinerja merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan pengukuran kinerja suatu perusahaan dapat memanfaatkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan operasional, sebagai dasar pendistribusian penghargaan, membantu dalam upaya pertimbangan dan pengambilan keputusan serta mengidentifikasikan berbagai kebutuhan pelatihan dan pengembangan sumber daya personel (Mulyadi dan Setyawan,1997). Ada prinsip yang menyatakan “ if you can’t measure it, you can’t manage it” sistem pengukuran yang di terapkan perusahaan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku manusia di dalam maupun di luar organisasi. Untuk berhasil dan tumbuh dalam persaingan abad informasi, perusahaan harus menggunakan sistem pengukuran manajemen yang di turunkan dari strategi dan kapabilitas yang di miliki perusahaan. Lingkungan operasi baru (New Operating Environment) perusahaan abad informasi dibangun dengan seperangkat asumsi operasi yang baru, yaitu (Kaplan & Norton, 2000) : a) Lintas Fungsi (Cross Function), para manajer tidak semata-mata memperhatikan fungsinya, tetapi menerapkan integrasi fungsi yang bertujuan untuk mengurangi friksi dan konflik, mempercepat proses produksi, cepat menanggapi dan mengatasi keluhan pelanggan. b) Hubungan Pelanggan dan Pemasok (Links to Customer and Supplier), perusahaan berhubungan dengan pelanggan dan pemasok melalui transaksi bisnis yang wajar.
2
c) Segmentasi
Pelanggan
(Customer
Segmentation),
perusahaan
harus
belajar
menyediakan produk dan jasa yang sesuai dengan pesanan segmen pelanggan yang berbeda, tanpa harus dibebani pengeluaran biaya operasi perusahaan yang tinggi, karena produksi yang sangat bervariasi dan bervolume rendah. d) Skala Global (Global Scale), persaingan pokok antara perusahaan domestik dengan perusahaan internasional adalah pada sistem informasi. e) Inovasi (Inovation), penemuan baru dan pembaharuan merupakan faktor yang sangat penting bai perusahaan. Penelitian dan pengembangan menjadi sangat penting untuk mewujudkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). f) Knowledge Worker, semua pekerja harus memberikan kontribusi nilai sesuai dengan apa yang mereka ketahui. Melakukan investasi, mengelola dan mengembangkan pengetahuan setiap pekerja menjadi sangat penting bagi keberhasilan perusahaan.
Selama ini pengukuran yang sering di gunakan oleh perusahaan adalah sistem pengukuran tradisional, yang hanya menitik beratkan pada sektor keuangan saja. Tekanan pengukuran kinerja pada ukuran finansial, yang merupakan “language of business” ternyata tidak mampu mengukur kinerja harta-harta tidak tampak (intangible asset) dan harta-harta intelektual (sumber daya manusia) perusahaan (Kaplan & Norton, 2000). Oleh karena itu di perlukan pengukuran kinerja terpadu, yaitu ukuran keuangan dan non keuangan. Salah satu pengukuran kinerja terpadu adalah balanced scorecard. Pearson & Robinson (2007) mendefinisikan balanced scorecard sebagai salah satu kumpulan dari empat ukuran yang berkaitan langsung dengan strategi suatu perusahaan yaitu kinerja keuangan, pengetahuan mengenai pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
3
Keunggulan Balanced Scorecard Menurut Mulyadi (2007) adalah : 1. Meningkatkan secara Signifikan Kualitas Perencanaan Kualitas perencanaan mempunyai korelasi positif dengan manajemen. Semakin baik perencanaan yang di buat, maka tercermin juga manajemen yang mampu menghasilkan output yang baik juga. Keunggulan pendekatan balanced scorecard dalam menghasilkan rencana strategik yang mempunyai karakteristik :
1) Komprehensif Balanced Scorecard memperluas perspektif yang di cakup dalam perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan dan meluas ketiga perspektif yang lain (pelanggan, proses internal bisnis, pembelajaran dan pertumbuhan).
Manfaat dari perluasan perspektif keuangan ke perspektif non-keuangan, yaitu : a) Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipatganda dan berkesinambungan. b) Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.
2) Koheren Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab-akibat (causal relationship) di antara berbagai sasaran strategik yang di hasilkan dalam perencanaan strategik.
3) Berimbang Keseimbangan sasaran strategik yang di hasilkan oleh sistem perencanaan strategik penting untuk menghasilkan kinerja keungan yang berkesinambungan.
4
4) Terukur Keterukuran sasaran strategik yang di hasilkan oleh sistem perencanaan strategik menjajikan pencapaian berbagai sasaran strategik yang di hasilkan oleh sistem tersebut.
2. Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Kinerja Personel Pengelolaan kinerja personel di tunukan untuk meningkatkan akuntabilitas personel dalam memanfaatkan berbagai sumber daya dalam mewujudkan visi perusahaan melalui misi pemilihan. Pengeloloaan kinerja personel terdiri dari 5 tahap, yaitu : 1) Perencanaan kinerja yang hendak di capai perusahaan. 2) Penetapan peran dan kompetensi inti personel dalam mewujudkan kinerja perusahaan. 3) Pendesainan sistem penghargaan berbasis kinerja. 4) Pengukuran dan penilaian kinerja personel. 5) Pendistribusian penghargaan berbasis hasil pengukuran dan penilaian kinerja personel.
Dalam penelitian ini yang di gunakan sebagai obyek penelitian adalah organisasi jasa yang bergerak di bidang keuangan yaitu perbankan. Sesuai dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan undang-undang tersebut, lembaga keuangan bank dibedakan menjadi dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Adapun kegiatan Bank di Indonesia terutama kegiatan Bank
5
Umum adalah menghimpun dana dari masyarakat (funding), menyalurkan dana ke masyarakat (lending), serta memberikan jasa-jasa bank lainnya (services). Sedangkan Kegiatan Bank BPR pada dasarnya sama dengan kegiatan Bank umum, hanya yang menjadi perbedaan adalah jumlah jasa Bank yang dilakukan BPR jauh lebih sempit.
PD BPR Bank Sleman Yogyakarta sebagai bank perkreditan rakyat memiliki visi “Mewujudkan bank yang sehat, profesional dan berdaya saing”, menjadi kebanggaan masyarakat, dan mampu menunjang pembangunan daerah”. Sedangkan misinya adalah “Meningkatkan kesehatan bank dengan cara meningkatkan kesehatan bank dan mengurangi resiko likuiditas dan kredit, meningkatkan kualitas pengelolaan dengan cara meningkatkan tingkat sumber daya manusia, meningkatkan sarana dan prasarana operasional dan meningkatkan kapasitas pengelolaan yang optimal dan efisien, serta meningkatkan daya saing dengan cara meningkatkan peran dalam perekonomian daerah, meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta dalam aktivitas perbankan, dan meningkatkan jangkauan pemasaran”. Pelayanan tersebut harus didasarkan pada azas kepercayaan sehingga masalah kualitas pelayanan terhadap pelanggan menjadi faktor yang sangat menentukan keberhasilan bisnis perbankan ini. Dari latar belakang dan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil
judul
“ANALISIS
PENILAIAN
KINERJA
ORGANISASI
MENGGUNAKAN KONSEP BALANCED SCORECARD PADA PD BPR BANK SLEMAN YOGYAKARTA”
6
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan masalah yaitu Bagaimana penilaian kinerja organisasi pada PD BPR Bank Sleman Yogyakarta bila diukur dengan menggunakan konsep balanced scorecard dengan menggunakan keempat perspektifnya ( finansial, konsumen, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan).
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan dan melihat gambaran mengenai penilaian kinerja organisasi secara keseluruhan dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard pada PD BPR Bank Sleman Yogyakarta.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi mahasiswa diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya akuntansi manajemen mengenai pemahaman peneraparan konsep balanced scorecard pada suatu perusahaan. 2. Bagi praktisi dapat dijadikan acuan sebagai referensi dalam pemanfaatan informasi akuntansi manajemen dalam mengukur kinerja perusahaan. 3. Bagi PD BPR Bank Sleman Yogyakarta, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja yang telah ada untuk mendorong tercapainya tujuan perusahaan secara keseluruhan.
7
4. Bagi masyarakat umum diharapkan dapat memberikan informasi secara rinci terkait dengan produk dan jasa perbankan yang ditawarkan. Hal ini dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan berinvestasi baik di bank konvensional maupun syariah.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN Untuk memperoleh gambaran singkat, penelitian ini dibagi lima bab yang secara garis besarnya bab demi bab disusun secara berurutan yaitu: Bab I menjelaskan secara singkat mengenai pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang dibahas dalam penelitian, perumusan masalah untuk mengungkapkan permasalahan obyek yang diteliti, tujuan penelitian dan manfaat penelitian dilakukan, yang terakhir adalah sistematika penulisan. Bab II berisi tinjauan pustaka yang memaparkan teori-teori yang telah diperoleh melalui studi pustaka dari berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian, yang selanjutnya digunakan dalam landasan pembahasan dan pemecahan masalah, serta berisi penelitian terdahulu. Bab III berisi metode penelitian terdiri dari jenis penelitian, populasi dan sampel, jenis data, sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Bab IV merupakan bab inti penelitian yang terdiri dari deskripsi obyek penelitian, hasil analisis data yang membahas tentang penggunaan konsep balanced scorecard dalam penilaian kinerja organisasi PD BPR Bank Sleman Yogyakarta. Pada bab ini data-data yang telah dikumpulkan di analisis dengan alat-alat yang telah dipersiapkan.
8
Bab V memaparkan kesimpulan yang didapat dari masalah yang sedang diteliti, serta saran-saran kepada pihak perusahaan untuk membantu penyempurnaan penggunaan balanced scorecard berdasarkan penerapan teori yang digunakan.
9