BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Tubuh manusia terdiri dari berbagai anggota gerak yang saling menopang
untuk menghasilkan suatu gerakan, salah satunya adalah gerakan tangan.Tangan adalah bagian tubuh yang memiliki peran penting dalam melakukan berbagai aktivitas dari yang paling ringan sampai berat, seperti menulis, mencuci, mengangkat barang berat dan aktivitas lainnya. Jika terjadi gangguan pada tangan maka kita akan sangat kesulitan untuk beraktivitas. Salah satu penyakit maupun gangguan yang dapat timbul pada tangan adalah De Quervain’s syndrome. De Quervain syndrome adalah suatu sindrom penyakit yang diakibatkan oleh adanya peradangan pada tendon m. abductor pollicis longus dan m.extensor pollicis brevis, yang bersama-sama masuk ke dalam satu selubung tendon (Parry, 2004).
De Quervain’s syndrome dapat disebabkan oleh penggunaan serta
pembebanan kerja yang berlebih pada daerah sendi carpometacarpal I maupun trauma yang terjadi pada daerah tersebut serta inflamasi sekitar selubung tendon abductor pollicis longus dan extensor pollicis brevis (Richardson & Iglarsh, 2009).
Gejala dan keluhan yang dapat ditimbulkan oleh sindrom ini antara lain
rasa nyeri saat menggerakkan pergelangan tangan, timbulnya bengkak sekitar pergelangan tangan, spasme m. abductor pollicis longus, m.extensor pollicis brevis, adanya nyeri tekan sekitar processus styloideus radii serta kekakuan (Salter, 2008).
1
2
Sindrom ini lebih sering ditemukan pada wanita yang berusia antara 30 sampai 50 tahun. Di antara jenis penyakit yang mengenai daerah pergelangan tangan, sindrom ini menempati urutan kedua setelah Carpal Tunnel syndrome. De Quervain’s syndrome menunjukkan jumlah yang signifikan dimana lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Beberapa sumber bahkan memperlihatkan rasio yang sangat tinggi pada wanita dibandingkan pada pria, yaitu 8 : 1. Belum ditemukan adanya korelasi yang nyata antara insiden De Quervain’s syndrome dengan sejumlah ras tertentu (Syukri, 2012). Pengobatan
De
Quervain
syndrom
dilakukan
dengan
pemberian
medikamentosa atau farmakologis, seperti pemberian analgetik sederhana atau pemberian preparat anti inflamasi non steroid/OAINS oleh tim medis dan pemberian non farmakologis salah satunya dengan penanganan fisioterapi. Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi (KepMenKes No.1363/ MenKes/SK XII 2001). Gangguan pada muskuloskeletal seperti De Quervain syndrome merupakan salah satu masalah yang dapat ditangani oleh fisioterapis guna mengurangi nyeri, memperbaiki dan memelihara gerak dan kemampuan fungsional dengan pemberian modalitas seperti: Ultrasound, MWD, SWD,TENS dan dikombinasi dengan Terapi Latihan, Massage, Kinesiotapping dll.
3
Di Badan Rumah Sakit Umum Tabanan, umumnya pasien dengan diagnose De Quervain’s syndrome diterapi dengan intervensi MWD dan TENS. Pada penelitian ini peneliti tertarik untuk mengkombinasikan intervensi MWD, TENS di satu sisi dengan kinesiotapping, di sisi lain dengan transverse friction, untuk mengetahui masing-masing intervensi dalam menurunkan nyeri pada De Quervain’s
syndrom.
Adapun
judul
penelitiannya
menjadi
“Perbedaan
Penambahan Kombinasi Kinesiotapping dengan Transverse Friction pada Intervensi MWD dan TENS Terhadap Penurunan Nyeri Penderita De Quervain’s syndrome”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian ini sebagai berikut; 1.
Apakah penambahan kombinasi kinesiotapping pada intervensi MWD dan TENS dapat menurunkan nyeri pada penderita De Quervain’s syndrome?
2.
Apakah penambahan kombinasi transverse friction pada intervensi MWD dan TENS dapat menurunkan nyeri pada penderita De Quervain’s syndrome?
3.
Adakah perbedaan kombinasi kinesiotapping dengan transverse friction pada intervensi MWD dan TENS dalam menurunkan nyeri penderita Dequervain’s syndrome ?
4
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui gambaran umum mengenai fungsi Kinesiotapping, Transverse friction MWD, TENS dan pengaruhnya terhadap nyeri pada penderita De Quervain’s syndrome. 1.3.2
Tujuan Khusus a.
Untuk membuktikan bahwa penambahan kombinasi Kinesiotapping pada intervensi MWD dan TENS dapat menurunkan nyeri pada penderita De Quervain’s syndrome.
b.
Untuk membuktikan bahwa penambahan Transverse Friction pada intervensi MWD dan TENS dapat menurunkan nyeri pada penderita De Quervain’s syndrome.
c.
Untuk membuktikan bahwa perbedaan penambahan kombinasi Kinesiotapping dengan Transverse Friction pada intervensi MWD dan TENS terhadap penurunan nyeri pada penderita De Quervain’s syndrome.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Praktisi Fisioterapis Sebagai pembanding untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan acuan dasar dalam melakukan assesmen, pemilihan modalitas serta pemilihan skala pengukur nyeri pada De Quervain’s syndrome.
5
1.4.2
Bagi Institusi Pendidikan Memiliki nilai ilmiah, yakni memberikan kontribusi kepada pengetahuan
di bidang kedokteran, fisioterapi atau dunia kesehatan pada umumnya, untuk dapat dijadikan bahan penelitian tahap lanjutan, sebagai bahan bacaan dan masukan bagi para mahasiswa, staf pengajar dan lainnya. 1.4.3
Manfaat bagi Peneliti Memperoleh pengalaman sehingga lebih mendalami dan meningkatkan
pelayanan fisioterapi kepada masyarakat tentang penanganan pada De Quervain’s syndrome. Dapat memberi gambaran informasi bagi peneliti berikutnya. 1.4.4
Manfaat bagi Institusi Sebagai masukan bagi Rumah Sakit maupun bagi Klinik Fisioterapi
swasta tentang pemberian kombinasi kinesiotapping dengan transverse friction pada intervensi MWD dan TENS terhadap penurunan rasa nyeri penderita De Quervain’s syndrome.