BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Mempersiapkan dana pendidikan anak merupakan suatu kewajiban yang tidak bisa dihindari oleh setiap orang tua yang memiliki anak, mengingat tingginya biaya pendidikan saat ini. Ketakutan akan ketidakcukupan dana karena tingginya biaya pendidikan dan ketidakpastian fisik orang tua merupakan alasan orang tua untuk mempersiapkan tabungan pendidikan anak sedini mungkin.1 Menabung merupakan kegiatan menyisihkan sebagian uang atau pendapatan yang dimiliki untuk disimpan dengan tujuan untuk mengelola uang tersebut. Manfaat menabung bisa diperoleh hasilnya ketika kita menjalani kegiatan menabung ini secara rutin dan tekun. Hal tersebut bertujuan untuk menjalankan pola hidup hemat dan juga merupakan pembangunan karakteristik untuk tidak menghamburkan uang yang semestinya diterapkan sejak dini. Manfaat menabung memang tidak bisa dipungkiri kegunaannya bagi kehidupan, terlebih pada bidang keuangan. Tidak jarang orang yang berpenghasilan tinggi namun tidak terlihat hasilnya. Hal tersebut bisa saja terjadi karena cara mengatur keuangannya yang belum benar dan ditambah pula dengan kebiasaan tidak menabung. Kegiatan menabung memang sering dirasakan sulit
1
Ratih Rahmawati, Aplikasi Model Anuitas Dalam Menentukan Premi Tabungan Pendidikan, Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia (2010),(diunduh tanggal 20 Oktober 2014) hlm. 1
1
2
untuk dilakukan oleh sebagian orang, padahal jika mengetahui manfaat menabung, maka tidak ada alasan untuk tidak melakukannya.2 Ada banyak hal yang mempengaruhi seseorang dalam menentukan jumlah atau proporsi dari pendapatan yang akan dialokasikan untuk menabung. Hal tersebut selain dipengaruhi oleh perbedaan kebutuhan yang harus dipenuhi pada saat sekarang, perbedaan kondisi tak terduga (darurat) dari tiap rumah tangga, perbedaan tingkat pendidikan, dapat juga dipengaruhi oleh pendapatan yang dimiliki oleh sebuah rumah tangga. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi proporsi tabungan sebuah rumah tangga adalah pendapatan yang dimiliki rumah tangga tersebut. Selain faktor pendapatan, salah satu bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam keputusan untuk
melakukan tindakan menabung adalah
seberapa besar pengalokasian pendapatan rumah tangganya untuk konsumsi. Hal ini terjadi karena dalam berbagai level pendapatan, keputusan untuk konsumsi secara langsung berhubungan pula dengan keputusan untuk menabung. 3 Setiap rumah tangga akan memutuskan berapa banyak dari jumlah pendapatan yang akan dikonsumsi dan yang akan ditabung untuk masa depan. Secara umum dapat dikatakan bahwa persoalan yang dihadapi masyarakat adalah bersumber dari jumlah kebutuhan yang tidak terbatas. Biasanya manusia merasa tidak pernah merasa puas dengan benda yang mereka peroleh dan prestasi yang mereka capai. Apabila keinginan dan kebutuhan masa lalu sudah dipenuhi 2
Sukma, Liska Beliawati, Tinjauan Strategi Pemasaran Produk Consumer Banking Tabungan Tandamata My First Bank Bjb Cabang Majalengka, Skripsi Fakultas Bisnis Manajemen Universitas Widyatama, Bandung (2014), (diunduh tanggal 20 Oktober 2014) hlm. 2. 3 Intha Alice Muskananfola, Pengaruh Pendapatan, Konsumsi, dan Pemahaman Perencanaan Keuangan terhadap Proporsi Tabungan Rumah Tangga Kelurahan Tenggilis, Jurnal Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Surabaya, FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013), (diunduh tanggal 14 September 2014) hlm. 61.
3
maka keinginan yang baru akan muncul. Di negara miskin, hal seperti itu memang lumrah. Konsumsi makanan yang masih rendah dan perumahan yang kurang memadai telah mendorong masyarakat untuk mencapai taraf hidup yang lebih tinggi. Di negara kaya sekalipun, seperti Jepang dan Amerika serikat masyarakat masih mempunyai keinginan untuk mencapai kemakmuran yang lebih tinggi dari yang telah mereka capai sekarang ini.4 Studi perbandingan yang dilakukan terhadap pola konsumsi rumah tangga kaya dan miskin di Kota Makassar menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah konsumsi masing-masing kelompok objek penelitian. Hal lain yang mempengaruhi proporsi menabung sebuah rumah tangga adalah tingkat pemahaman finansialnya.5 Banyak produk yang ditawarkan oleh lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah, untuk perencanaan keuangan baik untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Semua itu ditunjukan agar masyarakat mudah dalam mengelola keuangan dan membantu dalam perencanaan keuangan yang diingikannya. Selain itu, sekarang ini banyak masyarakat yang belum benar-benar mengerti bahwa penempatan dana di bank dan lembaga keuangan pada instrumen keuangan yang tepat sudah merupakan perencanaan keuangan. Perencanaan keuangan keluarga banyak dilakukan oleh masyarakat di Indonesia tanpa terkecuali masyarakat Kelurahan Medono Pekalongan, adapun
4
Sukirno, Sadono. Pengantar Teori Mikroekonomi. (Jakarta, PT. Raja grafindo Persada, 2008). Hlm. 6 5 Rahma A. Studi Perbandingan Pola Konsumsi Pangan dan Non Pangan Rumah Tangga Kaya dan Miskin di Kota Makassar,(Makassar: Universitas Hasanuddin. 2011) Skripsi tidak diterbitkan, (diunduh tanggal 14 September 2014) hlm. 75.
4
manfaat dari perencanaan keuangan keluarga dalam menentukan proporsi tabungan pendidikan dapat dilihat dari banyaknya anak yang mengeyam pendidikan sampai perguruan tinggi. Kenyataan tersebut didukung oleh pernyataan salah satu warganya, bahwa setelah beliau menyisihkan pendapatannya untuk tabungan pendidikan anaknya, sekarang beliau dapat menyekolahkan 3 anaknya sampai ke perguruan tinggi walaupun beliau hanya berjualan di pasar. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati pada tahun 2013 yang menunjukan bahwa pendapatan berpengaruh signifikan terhadap terhadap proporsi tabungan pendidikan di Kelurahan Tenggilis Mejoyo, Meskipun ada yang berbanding terbalik seperti penelitian Yohnson tahun 2004 yang menyatakan bahwa Ibu rumah tangga yang pendapatan dalam keluarga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kurang tertarik untuk membuat perencanaan keuangan jangka panjang, karena para responden ibu rumah tangga cenderung untuk lebih memikirkan mengatur keuangan sehari-harinya dan kurang memikirkan untuk merencanakan keuangan masa yang akan datang. Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas. Maka penulis ingin meneliti tentang Pengaruh Pendapatan, Konsumsi dan Pemahaman Instrumen keuangan syariah terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam memilih tabungan pendidikan pada masyarakat Kelurahan Medono Pekalongan. Penelitian tersebut dilakukan di Kelurahan Medono dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat Medono mayoritas berpendidikan terakhir SD/sederajat dengan total 3.741 jiwa
5
dan tingkat kelompok kerja anak dengan usia 10 sampai 14 tahun mencapai 608 jiwa. B. Perumusan Masalah Berdasarkan penerapan latar belakang di atas, penulis perlu merumuskan masalah supaya arah penelitian ini menjadi lebih terfokus. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Apakah pendapatan masyarakat berpengaruh terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam memilih tabungan pendidikan di Kelurahan Medono?
2.
Apakah konsumsi masyarakat berpengaruh terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam memilih tabungan pendidikan di Kelurahan Medono?
3.
Apakah pemahaman instrumen keuangan syariah berpengaruh terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam memilih tabungan pendidikan di Kelurahan Medono ?
4.
Apakah pendapatan, konsumsi dan pemahaman instrumen keuangan syariah berpengaruh terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam memilih tabungan pendidikan di Kelurahan Medono ?
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan untuk menghindari meluasnya penelitian dan agar penelitian lebih terarah mengenai pengaruh pendapatan, konsumsi dan pemahaman instrumen keuangan syariah berpengaruh terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam memilih tabungan pendidikan. Pada penelitian ini penulis membatasi masalah pada tingkat pendapatan dan pemahaman instrumen keuangan syariah. Instrumen keuangan syariah yang dimaksud
6
meliputi produk iB tabungan perencanaan (iB Tabungan Pendidikan). Pada masyarakat Kelurahan Medono Pekalongan yang diwakili oleh Masyarakat Medono Pekalongan. D. Tujuan Penelitian 1.
Untuk mengetahui pengaruh pendapatan terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam memilih tabungan pendidikan pada Masyarakat Kelurahan Medono.
2.
Untuk mengetahui pengaruh konsumsi terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam memilih tabungan pendidikan pada Masyarakat Kelurahan Medono.
3.
Untuk mengetahui pengaruh pemahaman instrumen keuangan syariah terhadap
perencanaan
keuangan
keluarga
dalam
memilih
tabungan
pendidikan pada Masyarakat Kelurahan Medono. 4.
Untuk mengetahui pengaruh pendapatan, konsumsi dan pemahaman instrumen keuangan syariah terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam memilih tabungan pendidikan di Kelurahan Medono.
E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara lain: 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan kepustakaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, dan secara khusus menambah pemahaman terhadap perencanaan keuangan keluarga khususnya dibidang pendidikan.
7
2. Kegunaan Praktisi a. Bagi Stakeholder
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai perancanaan keuangan keluarga. b. Bagi Lembaga Keuangan
Melalui penelitian ini diharapkan dapat mensosialisasikan instrumen keuangan agar dapat mebantu masyarakat dalam mengatur perencanaan keuangan keluarga. c. Bagi Keluarga
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai perencanaan keuangan keluarga agar setiap keluarga dapat mengelola keuangannya dengan lebih baik lagi. F. Tinjauan Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Suatu penelitian membutuhkan banyak masukan dari beberapa penelitian terdahulu yang dapat mempermudah arahan kerja dari suatu penelitian. Masukan tersebut berupa teori yang digunakan oleh para peneliti terdahulu, maupun pendapat dari peneliti yang telah teruji untuk mendukung pendefinisian suatu istilah yang digunakan dalam suatu penelitian, dan juga dukungan atau alat analisis yang digunakan oleh para peneliti. Begitu juga dengan penelitian ini yang membutuhkan masukan dari penelitian terdahulu, hal ini bertujuan agar dapat memberi arahan kinerja dan
8
perkuatan definitif dalam penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu yang memberikan masukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati Dian Pratiwi dengan penelitian mengenai Tingkat kesadaran masyarakat dalam perencanaan keuangan keluarga perspektif ekonomi Islam, hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan, pemahaman instrumen keuangan dan pemahaman perencanaan keuangan keluarga masyarakat adalah tinggi. Sehingga tingkat kesadaran masyarakat terhadap perencanaan keuangan keluarga menempati tingkat tinggi, karena menurut data yang diperoleh walaupun rata-rata pendidikan mereka tidak mencapai
perguruan tinggi,
tapi masyarakat
ini
mendapatkan
pengetahuan dari luar, seperti membaca dan mendengar dari orang lain. Selain itu baik sadar atau tidak, masyarakat umumnya sudah merencanakan dengan mengalokasikan atau mempercayai untuk dikelola oleh lembaga keuangan, meskipun pada instrumen-instrumen tertentu seperti tabungan, tabungan pendidikan dan tabungan pensiun. Ini membuktikan kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keuangan keluarga.6 Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Ida dan Henky Lisan S tentang Pengaruh tingkat pendidikan dan pendapatan pasangan suami istri terhadap pengambilan keputusan keuangan keluarga, hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh positif tingkat pendidikan dan pendapatan terhadap pengambilan keputusan keuangan keluarga. Hal ini memberikan gambaran
6
Rahmawati Dian, Tingkat Kesadaran Masyarakat Dalam Perencanaan Keuangan Keluarga Perspektif Ekonomi Islam (studi pada masyarakat kelurahan cempaka putih ciputat), skripsi sarjana ekonomi syariah, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2010). Skripsi tidak diterbitkan, (diunduh tanggal 6 September 2014).
9
adanya peningkatan kontribusi wanita terhadap pengambilan keputusan keuangan keluarga, secara lebih spesifik data hasil penelitian menunjukan bahwa dari 90 responden, 60 responden menyatakan bahwa keputusan keuangan keluarga mereka putuskan secara bersama-sama. Artinya laki-laki (suami) bukan merupakan pihak yang paling mendominasi lagi dalam pengambilan keputusan keuangan keluarga. Semua keputusan keuangan keluarga dilakukan dengan diskusi antara suami dan istri secara bersama-sama juga.7 Penelitian yang dilakukan oleh Istikhamah tentang pengaruh motivasi, kebutuhan, dan akses informasi terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam memilih pembelian asuransi jiwa. Hasil penelitian ini menunjukan Agen asuransi jiwa menjadi sumber informasi paling dipercaya yang banyak dipilih oleh responden. Sebanyak 42.9 persen responden menyatakan tidak setuju pada pernyataan pembelian asuransi jiwa direncanakan sejak lama. Namun sebanyak 53.6 persen responden menyatakan setuju pada pernyataan mengalokasikan sebagian uang untuk perencanaan hari tua. Sebagian besar responden memiliki motivasi pada kategori sedang. Sebanyak 13.1 persen responden memiliki motivasi pada kategori tinggi dan hanya 4.8 persen responden yang memiliki motivasi pada kategori rendah. Kebutuhan asuransi jiwa untuk menjamin kehidupan keluarga di masa mendatang mendapat pilihan terbanyak sebagai urutan pertama sebesar 25.0 persen. Kemudian urutan kedua yaitu pernyataan kebutuhan asuransi jiwa untuk mendapatkan keamanan dalam hidup yang 7
Ida dan Hengki Lisan S, Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pendapatan Pasangan Suami-Istri Terhadap Pengambilan Keputusan Keuangan Keluarga, Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha Bandung. (diunduh tanngal 5 Juli 2014)
10
dipilih sebanyak 21.4 persen. Motivasi dan kebutuhan rasa aman memengaruhi perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa secara positif.8 Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Huda tentang Pengaruh persepsi risiko, persepsi manfaat, dan Akses informasi terhadap perencanaan keuangan Keluarga dalam pembelian asuransi jiwa. Hasil penelitian ini menunjukan persepsi risiko responden terhadap asuransi jiwa tergolong cukup berisiko. Responden memandang asuransi jiwa sebagai produk yang berisiko, namun belum tentu responden tidak akan membeli asuransi jiwa. Begitu pula pada persepsi manfaat responden yang berada pada kategori cukup bermanfaat. Responden memandang asuransi jiwa sebagai produk yang bermanfaat bagi kehidupannya, namun belum tentu responden akan membeli asuransi jiwa. Jumlah sumber informasi asuransi jiwa yang dimiliki oleh responden hanya berkisar antara 1-3 sumber saja, namun terdapat pula responden yang memiliki sumber informasi yang berkisar antara 7-10 sumber meskipun persentasenya tidak besar. Sumber informasi yang dipercaya oleh responden sebagian besar merupakan kelompok acuan, yaitu agen asuransi jiwa, keluarga, serta teman atau tetangga. Namun yang paling dipercaya oleh responden adalah agen asuransi jiwa. Perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa menunjukkan
bahwa
responden
sudah
mengalokasikan
uang
untuk
perencanaan hari tua, namun tidak merencanakan pembelian asuransi sejak lama. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa persepsi manfaat
8
Istikhamah, Pengaruh Motivasi, Kebutuhan, Dan Akses Informasi Terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga Dalam Memilih Pembelian Asuransi Jiwa, Fakultas Ekologi Manusia, (Bogor, Institut Pertanian Bogor, 2013), skripsi tidak diterbitkan.
11
berpengaruh terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa. 9 Penelitian yang dilakukan oleh Intha Alice Muskananfola tentang Pengaruh Pendapatan, Konsumsi, dan Pemahaman Perencanaan Keuangan terhadap Proporsi Tabungan Rumah Tangga Kelurahan Tenggilis. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan berdasarkan tujuan hipotesis dengan Analisis BLUE dan Analisis Regresi Berganda maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel pendapatan rumah tangga, konsumsi rumah tangga dan pemahaman perencanaan
keuangan secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap proporsi tabungan rumah tangga di Kelurahan Tenggilis Mejoyo. Dan variabel pendapatan rumah tangga, konsumsi rumah tangga dan pemahaman perencanaan keuangan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap proporsi tabungan rumah tangga di Kelurahan Tenggilis Mejoyo.10 Penelitian yang dilakukan oleh Agus Joko tentang Pola konsumsi, investasi dan proteksi sebagai indikator perencanaan keuangan keluarga (studi pada masyarakat kabupaten sidoarjo), hasil dari penelitian ini adalah kecenderungan pola perencanaan keuangan yang dilakukan berdasarkan urutan sebagai berikut: pemenuhan kebutuhan konsumsi merupakan prioritas utama, setelah ada sisa baru untuk pos kebutuhan lain seperti menabung, investasi dan proteksi, tidak dibiasakan membagi penghasilan dalam pos konsumsi, 9
Nurul Huda, Pengaruh Persepsi Risiko, Persepsi Manfaat, Dan Akses Informasi Terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga Dalam Pembelian Asuransi Jiwa, Fakultas Ekologi Manusia (Bagor, Institut Pertanian Bogor, 2013), skripsi tidak diterbitkan. 10 Intha Alice Muskananfola, Pengaruh Pendapatan, Konsumsi, dan Pemahaman Perencanaan Keuangan terhadap Proporsi Tabungan Rumah Tangga Kelurahan Tenggilis, Jurnal Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Surabaya, FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013), (diunduh tanggal 14 September 2014)
12
investasi, proteksi, dan cadangan dana hari tua. Sedangkan pola investasi yang dilakukan masih tertuju pada instrumen investasi tradisional seperti: menabung/memiliki deposito bank, membeli perhiasan, ikut arisan di rumah, atau membeli tanah. Sebagian besar keluarga kurang mengerti instrumen investasi lain (saham, obligasi, reksadana, valuta asing, derivatif dan koleksi barang antik/kuno). Proteksi yang dilakukan bergantung pada program yang diberikan perusahaan tempat bekerja, apabila setelah tidak bekerja
terjadi
kondisi yang tidak diharapkan (sakit kritis, kecelakaan, cacat tetap, dll) dari sisi keuangan sangat berat karena tidak dicover perusahaan.11 Jurnal penelitian oleh Yonhson tentang Peran Universitas di Surabaya dalam Meningkatkan Jumlah Keluarga Mapan di Surabaya. Hasil penelitian ini adalah Ada perbedaan minat membuat perencanaan keuangan keluarga antara ibu rumah tangga yang SMU dan Sarjana S1. dan Minat Ibu rumah tangga Sarjana S1 lebih besar dibandingkan dengan SMU, dimana rasa ingin tahu, pencurahan waktu untuk melakukan, kesadaran akan manfaat dan kekecewaan apabila tidak merencanakan keuangan keluarga pada ibu rumah tangga. Namun Ibu rumah tangga yang pendapatan dalam keluarga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kurang tertarik untuk membuat perencanaan keuangan jangka panjang, karena para responden ibu rumah tangga cenderung untuk lebih memikirkan mengatur keuangan sehari-harinya
11
Agus Joko, Pola Konsumsi, Investasi dan Proteksi Sebagai Indikator Perencanaan Keuangan Keluarga (Studi Pada Masyarakat Kabupaten Sidoarjo), Vol 10. No 2 Januario 2012. (diunduh tanggal 6 September 2014)
13
dan kurang memikirkan untuk merencanakan keuangan masa yang akan datang.12 Posisi penelitian dalam penelitian ini yaitu peneliti bermaksud melakukan studi lebih lanjut melalui pengujian ulang (replication) atas penelitian terdahulu. Peneliti ingin mengetahui apakah jika dilakukan penelitian ulang dengan menggunakan objek sampel dan data yang berbeda dapat diketahui hasil yang konsisten. Penelitian ini hanya membahas pendapatan, konsumsi dan pemahaman instrumen keuangan syariah terhadap perencanaan keuangan keluarga dengan menggunakan pendekatan maupun lokasi penelitian yang berbeda. Dengan menggunakan metode kuantitatif, alat analisis uji instrumen, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji hipotesis dan uji koefisien determinasi melalui SPSS.
12
Yohnson, Peran Universitas di Surabaya dalam Meningkatkan Jumlah Keluarga Mapan di Surabaya(Seri Penelitian Keuangan Keluarga), jurnal manajemen dan kewirausahaan, Universitas Kristen Petra Surabaya, Vol.6,No. 1, Maret 2004: 54 – 71, http://puslit.petra.ac.id/journals/management/ (diunduh tanggal 6 September 2014)
14
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu No
Nama/Tahun
Judul
Metode penelitian
1
Rahmawati
Tingkat kesadaran
Kuantitatif, dengan
Dian
Masyarakat dalam
teknik analisis data
Pratiwi,
Perencanaan keuangan bersifat dekriptif analitis,
2010
keluarga prespektif
variabel
penelitian,
ekonomi Islam)
Y= Perencanaan
variabel
keuangan keluarga, X1 =
penelitian, serta
Pemahaman dan
alat analisis
pengetahuan instrumen
yang digunakan.
keuangan syariah, X2=Pemahaman dan pengetahuan
Hasil 1. Tingkat kesadaran masyarakat
Perbedaan 2. Perbedaan
terhadap perencanaan keuangan
terletak pada
menempati tingkat tinggi
lokasi
15
perencanaan keuangan, X3 = Sikap, X4 = Perilaku, X5=Kesadaran. 2
Ida dan
Pengaruh Tingkat
Pengujian Hipotesis
3. Hasil penelitian menunjukkan
Henky Lisan
Pendidikan dan
dengan variabel
S, 2007
Pendapatan Pasangan
Y=Pengambilan
Suami- Istri Terhadap
Keputusan Keuangan
pendapatan dan tingkat pendidikan
penelitian,
Pengambilan
Keluarga, X1=
istri yang bekerja terhadap perilaku
variabel
Keputusan Keuangan
Pendidikan, X2=
pengambilan keputusan keuangan
penelitian, serta
Keluarga
Pendapatan
keluarga.
alat analisis
adanya 4. pengaruh yang signifikan tingkat
5. Perbedaan terletak pada lokasi
yang digunakan 3
Istikhamah,
Pengaruh Motivasi,
Analisis statistika
2013
Kebutuhan, Dan
deskriptif, dengan
6. Motivasi dan kebutuhan rasa aman7. Perbedaan memengaruhi perencanaan
terletak pada
16
Akses Informasi
menggunakan uji
keuangan keluarga dalam
lokasi
Terhadap Perencanaan deskriptif dan uji regresi
pembelian asuransi jiwa secara
penelitian,
Keuangan
linear berganda, variabel
positif.
variabel
Keluarga Dalam
Y= Perencanaan
penelitian, serta
Pembelian Asuransi
Keuangan
alat analisis
Jiwa
Keluarga, X1=Motivasi,
yang digunakan
X2=Kebutuhan, X3=akses informasi. 4
Nurul huda,
Pengaruh Persepsi
Analisis statistika
8. Hasil uji regresi linier berganda
2013
Risiko, Persepsi
deskriptif, dengan
menunjukkan bahwa persepsi
terletak pada
Manfaat, Dan
menggunakan uji
manfaat berpengaruh terhadap
lokasi
Akses Informasi
deskriptif dan uji regresi
perencanaan keuangan keluarga
penelitian,
Terhadap Perencanaan linear berganda, variabel
dalam pembelian asuransi jiwa.
variabel
Keuangan
Y= Perencanaan
9. Perbedaan
penelitian, serta
17
Keluarga Dalam
Keuangan
alat analisis
Pembelian Asuransi
Keluarga, X1=Persepsi
yang digunakan
Jiwa
resiko, X2=Persepsi manfaat, X3=akses informasi.
5
Intha Alice
Pengaruh Pendapatan,
Kuantitatif. teknik
10. Variabel pendapatan rumah tangga,11. Perbedaan
Muskananfol Konsumsi, dan
analisa data regresi
konsumsi rumah tangga dan
terletak pada
a, 2013
Pemahaman
linear berganda, variabel
pemahaman perencanaan keuangan
lokasi
Perencanaan
Y= Proporsi Tabungan
secara bersama-sama berpengaruh
penelitian, dan
Keuangan terhadap
Rumah Tangga,
signifikan terhadap proporsi tabungan
variabel
Proporsi Tabungan
X1=Pendapatan,
rumah tangga di Kelurahan Tenggilis
penelitian.
Rumah Tangga
X2=Konsumsi,
Mejoyo.
Kelurahan Tenggilis
X3=Pemahaman Perencanaan Keuangan
18
6
Agus Joko,
Pola konsumsi,
Kualitatif, analisis data
Kecenderungan pola perencanaan
Perbedaan
2012
investasi dan proteksi
menggunakan analisis
keuangan yang dilakukan
terletak pada
sebagai indikator
naratif, dengan indikator
berdasarkan urutan sebagai berikut:
lokasi
perencanaan keuangan Pola konsumsi yang
pemenuhan kebutuhan konsumsi
penelitian, dan
keluarga (studi pada
dilakukan keluarga, Pola
merupakan prioritas utama, setelah
variabel
masyarakat kabupaten
investasi yang dilakukan
ada sisa baru untuk pos kebutuhan
penelitian. serta
sidoarjo
keluarga. Pola proteksi
lain seperti menabung, investasi dan alat penguji.
yang dilakukan keluarga.
proteksi, tidak dibiasakan membagi
Perencanaan hari tua
penghasilan dalam pos konsumsi,
yang dilakukan keluarga.
investasi, proteksi, dan cadangan
Perencanaan distribusi
dana hari tua.
kekayaan yang dilakukan keluarga.
19
7
Yohnson,
Peran Universitas di
Pengujian hipotesis
Ada perbedaan minat membuat
Perbedaan
2004
Surabaya dalam
dilakukan dengan uji
perencanaan keuangan keluarga
terletak pada
Meningkatkan Jumlah
beda dua rata-rata untuk
antara ibu rumah tangga yang SMU
lokasi
Keluarga Mapan di
dua kelompok sampel
dan Sarjana S1. dan Minat Ibu rumah
penelitian, dan
Surabaya (Seri
yang bebas (independen) tangga Sarjana S1 lebih besar
variabel
Penelitian Keuangan
dengan menggunakan
dibandingkan dengan SMU, dimana
penelitian. serta
Keluarga)
tabel t. Uji hipotesis
rasaingin tahu, pencurahan waktu
alat penguji.
tersebut menggunakan
untuk melakukan, kesadaran akan
two tailed test dengan
manfaat dan kekecewaan apabila
level of significant ( a)
tidak merencanakan keuangan
sebesar 5 %.
keluarga pada ibu rumah tangga.
20
2. Kerangka Teori A. Pendapatan Tujuan pokok dijalankannya suatu usaha perdagangan adalah untuk memperoleh pendapatan, dimana pendapatan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup usaha perdagangannya. Pendapatan yang diterima adalah dalam bentuk uang dimana uang adalah merupakan alat pembayaran atau alat pertukaran.13 Pendapatan juga dapat diartikan sebagai hasil dari penjualan baik itu berupa uang atau barang yang diterima dan merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi.14 Upaya peningkatan pendapatan itu ditepuh melalui usaha produktivitas seluruh sumber daya manusia yang ada dalam keluarga. Pendapatan rumah tangga adalah penghasilan dari keseluruhan rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga ataupun perorangan anggota rumah tangga. Pendapatan seseorang dapat berubahubah dari waktu ke waktu sesuai kemampuan mereka. Oleh sebab itu dengan berubahnya pendapatan seseorang akan berubah pula besarnya pengeluaran mereka untuk konsumsi suatu barang. Jadi pendapatan merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi konsumsi seseorang atau masyarakat terhadap suatu barang.15 13
Rachmawati Malik dan Hotniar Siringoringo, Analisis Pengaruh Kredit dan Jumlah Pegawai Terhadap Pendapatan Usaha Kecil Menengah (UKM) Penerima Kredit Bank Perkreditan Rakyat. Jurnal, (Jakarta: Universitas Gunadarma, 2009). (diunduh tanggal 11 januari 2015), hlm. 3. 14 Ni Wayan Ana Purnamayanti, I Wayan Suwendra, dan Ni Nyoman Yulianthini. Pengaruh Pemberian Kredit Dan Modal Terhadap Pendapatan UKM. Jurnal, (Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, 2014), (diunduh tanggal 20 Desember 2014), hlm. 4. 15 Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan, (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2002), hlm.
21
B. Konsumsi Konsumsi dalam ilmu ekonomi dipahami sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia untuk mencapai kepuasan optimal.16 Sedangkan dalam ekonomi Islam pengertian konsumsi sama dengan konvensional akan tetapi konsumsi dalam Islam harus berpedoman dengan pada ajaran Islam.17 Ekonomi Islam memandang perilaku konsumsi mempunyai dua karakter18 yaitu karakter yang pertama, menganggap perilaku konsumsi merupakan sarana dan bukan tujuan dari konsumsi itu sendiri. Intinya bahwa hakikat perilaku konsumsi adalah untuk menghasilkan sesuatu yang produktif, sehingga setiap orang yang melakukan kegiatan konsumsi akan selalu dituntut untuk berproduksi. Sedangkan karakter yang kedua yaitu antara unsur materi dan immateri. Unsur materi berupa barang-barang kebutuhan konsumsi yang bisa memenuhi kebutuhan jasmani sedangkan unsur immateri berupa nilai keberkahan dan kebahagian yang bersifat abstak namun bisa dirasakan oleh setiap manusia. C. Pemahaman Instrumen Keuangan Jika diartikan secara terpisah, instrumen adalah alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, sarana penting untuk mengumpulkan data sebagai
16
Misbahul Munir, “Ajaran-Ajaran Ekonomi Rasulullah-Kajian Hadist Nabi dalam Prespektif Ekonomi, (Malang:UIN Press, 2007), hlm. 69. 17 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), hlm. 128. 18 Misbahul Munir, “Ajaran-Ajaran Ekonomi Rasulullah-Kajian Hadist Nabi dalam Prespektif Ekonomi, (Malang:UIN Press, 2007), hlm. 70
22
bahan pengolahan. Sedangkan keuangan atau financial mempunyai arti segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah keuangan. Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen keuangan adalah alatalat yang digunakan untuk mengelola keperluan yang berhubungan dengan masalah uang. Dan instrumen keuangan yang digunakan untuk membantu dalam merencanakan keuangan ditawarkan dari berbagai lembaga keuangan, baik lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non-bank. Produk keuangan bank terdiri dari produk untuk pendanaan, pembiayaan, dan jasa perbankan. Produk pendanaan yang ditawarkan perbankan syariah di Indonesia berbeda dengan produk perbankan pada umumnya yang meliputi giro, tabungan, investasi (deposito umum), invensitas khusus, dan obligasi. Pembiayaan yang ditawarkan oleh perbankan syariah indonesia cukup banyak dan bervariasi untuk memenuhi kebutuhan usaha maupun pribadi. Akad yang digunakan oleh produk-produk pembiayaan sebagian besar menggunakan akad mudharabah, murabahah, dan musyarakah. Jasa perbankan terbagi menjadi dua yaitu: jasa produk dan jasa operasional. Pada umumnya jasa produk yang ditawarkan oleh bank syariah tidak berbeda dengan jasa produk yang ditawarkan oleh bank konvensional, tapi dengan menggunakan akad-akad syariah. Akad yang digunakan adalah Ujr, wakalah, dan kafalah. Begitu juga dengan jasa operasional, dengan sebagian besar menggunakan akad wakalah. Dari produk-produk perbankan
23
yang telah dipaparkan diatas, penulis hanya berfokus pada produk penempatan dana tabungan, tabungan rencana. D. Perencanaan Keuangan Keluarga Perencanaan keuangan adalah proses merencanakan keuangan sedini mugkin untuk mencapai kepuasan ekonomi tertentu dalam hidup. Banyak orang yang belum mengetahui tentang perencanaan keuangan, dari studi pendahuluan yang saya lakukan kebanyakan masyarakat mengetahui bahwa perencanaan keuangan hanya untuk perusahaan besar dan orang-orang yang mempunyai banyak uang. Padahal perencanaan keuangan bisa dilakukan oleh semua orang asal ada kemauan yang kuat untuk dapat menggapai tujuan keuangannya, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyusun dan merencanakan keuangan yang masuk dan keluar. Karena justru dengan perencanaan yang baik kita dapat mengkontrol kondisi keuangan, baik sekarang maupun hari esok.19 Perencanaan keuangan mempunyai beberapa tujuan yaitu: tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek dimaksudkan untuk menanggulangi risiko-risiko atau untuk dana darurat yang tidak disangka-sangka, tujuan jangka menengah ditunjukan untuk keinginan-keinginan kita seperti tujuan pembelian rumah, dan jangka panjang adalah untuk kebutuhan-kebutuhan jangka panjang seperti tujuan pendidikan anak dan lain sebagainya. Selain itu juga tujuan perencanaan
19
Rahmawati Dian, Tingkat Kesadaran Masyarakat Dalam Perencanaan Keuangan Keluarga Perspektif Ekonomi Islam (studi pada masyarakat kelurahan cempaka putih ciputat), skripsi sarjana ekonomi syariah, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2010). Skripsi tidak diterbitkan, (diunduh tanggal 6 September 2014) hlm. 25.
24
keuangan adalah untuk meminimalisir risiko-risiko yang timbul dimasa yang akan datang yang tidak direncanakan. Terdapat beberapa alasan semua keluarga memerlukan perencanaan keuangan, baik yang merasa cukup dengan penghasilannya maupun yang merasa kurang dengan penghasilannya. Karena dengan perencanaan keuangan yang baik akan membantu permasalahan kekurangan uang dan tidak memiliki apapun, dan bagi yang merasa mempunyai cukup uang agar penggunaan uang tidak sia-sia terbuang begitu saja untuk hal yang tidak penting.
E. Perencanaan Tabungan Pendidikan a. Karakteristik Pendidikan Pendidikan adalah investasi utama untuk masa depan. Rencana pendidikan yang dipersiapkan sejak dini menjadi langkah bijak menyiasati biaya pendidikan yang cenderung meningkat. Kebutuhan dana pendidikan setiap tahun semakin meningkat karena adanya inflasi. Biaya sekolah tahun ini bisa meningkat 5 kali lipat dalam lima tahun lagi. Untuk menyiapkan dana pendidikan anak,
bisa berinvestasi lewat
tabungan pendidikan, asuransi pendidikan, atau instrumen lainnya. Tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan, merupakan produk investasi yang hampir sama, namun mempunyai karakteristik yang berbeda. Dalam tabungan pendidikan, anda secara berkala menabung dan mendapat bunga dari tabungan sampai target terpenuhi. Sedang dalam
25
asuransi pendidikan, anda membayar premi setiap bulan, pihak asuransi akan mengelola premi, memberikan proteksi dan memberikan dana pendidikan
sesuai
perjanjian
polis.
Dimanapun
anda
mau
menginvestasikan uang anda, baik di tabungan pendidikan, asuransi pendidikan, ataupun berinvestasi mandiri, anda perlu mengetahui terlebih dahulu perkiraan kebutuhan dana di masa depan.20
b. Mekanisme Perencanaan Pendidikan Mekanisme perencanaan pendidikan terdiri atas beberapa jenis, tergantung dari sisi mana dilihatnya. Dari tinjauan tataran dan cakupannya, perencanaan pendidikan ada yang bersifat nasional, regional, lokal, dan ada pula yang bersifat kelembagaan atau institusional. Perencanaan pendidikan pada tingkat nasional mencangkup seluruh usaha pendidikan untuk mencerdaskan atau membangun bangsa termasuk seluruh jenjang, jenis, dan isinya. Pembangunan sektor pendidikan di Indonesia diatur dalam perencanaan pendidikan yang bersifat nasional ini. G. Kerangka Berpikir Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu maka dapat disusun sebuah kerangka pemikiran teoritis seperti yang tersaji dalam gambar sebagai berikut:
20
http://www.simulasideposito.com/simulasi_tabungan_pendidikan.php di akses tanggal 12 januari 2015, Pukul.22.00 Wib.
26
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir
Pendapatan X1
Konsumsi
Perencanaan Keuangan Keluarga
X2
Y
Pemahaman X3
Pendapatan yang diperoleh pada dasarnya akan mempengaruhi kegiatan perencanaan keuangan keluarga, perencanaan yang akan dilakukan tergantung ada berapa pendapatan yang akan diperoleh. Semakin banyak pendapatan yang diperoleh maka semakin tinggi pula tingkat perencanaan keuangan keluarganya. Konsumsi sangat mempengaruhi tingkat perencanaan keuangan keluarga, konsumsi yang dilakukan akan berakibat pada tingkat perencanaan keuangan yang akan diambil nantinya. Semakin tinggi tingkat konsumsi yang dilakukan semakin sedikit pula peluang untuk melakukan perencanaan keuangan keluarga. Pemahaman instrument keuangan syariah juga sangat mempengaruhi tingkat perencanaan keuangan keluarga, pemahaman mengenai instrument keuangan seseorang akan membantu dalam mengalokasikan dana keuangannya.
27
H. Hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. 21 Atau Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti “di bawah” dan “thesa” yang berarti “kebenaran”. Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya masih harus diuji, atau rangkuman kesimpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka.22 Untuk memberikan pedoman atau arahan yang jelas dalam melakukan penelitian dan pembahasan masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini, maka diperlukan suatu hipotesis yang dapat dijadikan sebagai alat penunjuk kemana nantinya penelitian ini akan dilakukan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Tabel 1.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis a. H01 : H01: pendapatan (X1) tidak berpengaruh
Teori yang mendukung Yohnson (2004)
terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam memilih tabungan pendidikan. Ha1: pendapatan (X1) berpengaruh terhadap
Intha alice (2013)
perencanaan keuangan keluarga dalam
Ida dan hengky (2010)
memilih tabungan pendidikan.
21
Sudjana, Metode Penelitian, Cet. 1 (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 219. Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder Edisi Revisi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011), hlm. 63. 22
28
H02i
H02: Konsumsi (X2) tidak berpengaruh terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam memilih tabungan pendidikan. Ha2: Konsumsi (X2) berpengaruh terhadap
Intha alice (2013)
perencanaan keuangan keluarga dalam
Joko (2012)
memilih tabungan pendidikan. H03 :
H03: Pemahaman instrumen keuangan (X3) tidak berpengaruh terhadap perencanaan keuangan keluarga syariah dalam memilih tabungan pendidikan. Ha3: Pemahaman instrumen keuangan (X3)
Rahmawati (2010)
tidak berpengaruh terhadap perencanaan keuangan keluarga syariah dalam memilih tabungan pendidikan.
I.
Metode Penelitian 1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional a. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dalam
29
kelompok tersebut.23 Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel independen atau bebas (X) dan variabel dependen atau terikat (Y). 1) Variabel Independent atau Bebas (X) Variabel independen atau bebas (X) adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya/terpengaruhnya variabel dependent.24 X1
: Pendapatan
X2
: Konsumsi
X3
: Pemahaman Instrumen Keuangan Syariah
2) Variabel Dependent atau Terikat (Y) Variabel Dependent atau Terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Y
: Perencanaan Keuangan Keluarga
b. Definisi Operasional Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti kegiatan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah pendapatan, konsumsi dan pemahaman instrumen keuangan syariah. Pendapatan dapat didefinisikan sebagai pendapatan dari seluruh anggota rumah tangga yang diperoleh. Hal-hal yang dapat diklasifikasikan sebagai pendapatan rumah tangga antara lain.
23
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis edisi kedua (Rajawali Pers, 2009), hlm 47. 24 Husein Umar. hlm 48.
30
1.
Upah atau gaji bagi anggota rumah tangga yang bekerja sebagai buruh atau karyawan.
2.
Pendapatan dari usaha anggota rumah tangga yang berusaha.
3.
Penerimaan lainnya yang diperoleh anggota rumah tangga sebagai pendapatan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah nilai belanja yang dilakukan
oleh rumah tangga untuk membeli jenis kebutuhannya dalam waktu tertentu.25 Pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk membeli makanan, membiayai jasa angkutan, membayar pendidikan anak, membayar sewa rumah anak dan membeli kendaraan, barang-barang tersebut dibeli rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya, dan pembelanjaan tersebut dinamakan konsumsi.26
Pendapatan rumah tangga yang dimaksud adalah arus uang yang mengalir dari pihak dunia usaha kepada rumah tangga, dalam bentuk upah, gaji, bunga, sewa, dan laba. Indikator empirik: Total pendapatan rumah tangga per bulan = Pendapatan suami per bulan + pendapatan istri per bulan.
Tindakan konsumsi yang dimaksud adalah tindakan konsumsi akhir yang langsung memberikan kepuasan kepada rumah tangga
25
Sukirno, S. Pengantar Teori Makroekonomi, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada),
hlm. 38 26
Rahma A. Studi Perbandingan Pola Konsumsi Pangan dan Non Pangan Rumah Tangga Kaya dan Miskin di Kota Makassar,(Makassar: Universitas Hasanuddin. 2011) Skripsi tidak diterbitkan, (diunduh tanggal 14 September 2014), hlm. 8
31
yang bersangkutan, dan merupakan total dari penggunaan uang untuk barang dan jasa. Indikator empirik : Konsumsi rumah tangga = Konsumsi makanan + konsumsi non makanan rumah tangga (per bulan). Tabel 1.3 Operasional Variabel No
Variabel
Definisi
1
X1
Pendapatan
Skala Interval
indikator Upah,
Sumber Kuesioner
pendapatan lainnya. 2
X2
Konsumsi
Interval
Rumah tangga, Kuesioner pendidikan, cicilan lainnya
3
X3
Pemahaman
Interval
Sejauhmana
Instrumen
pemahaman
Keuangan
masyarakat
syariah
tentang
Kuesioner
instrumen keuanan syariah 4
Y
Perencanaa
Interval
Jangka pendek, Kuesioner
n Keuangan
jangka
kaluarga
menengah, jangka panjang
32
2. Jenis penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Dengan metode analisis deskriptif. Metode deskriptif ini dimaksudkan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta sifatsifat dari suatu fenomena yang diselidiki.27 Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh varibel independent yaitu pendapatan, konsumsi dan pemahaman instrumen keuangan syariah terhadap variabel dependent yaitu perencanaan keuangan keluarga dalam memilih tabungan pendidikan. 3. Waktu dan lokasi penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober 2014, sedangkan lokasi yang akan diteliti adalah di Kelurahan Medono Pekalongan dengan alasan Kelurahan Medono terletak didaerah pusat kota pekalongan dan berdasarkan jumlah data keluarga sejahtera yang terbanyak yaitu 5.359 Kepala Keluarga. 4. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.28 yaitu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.29 Adapun populasinya dalam penelitian ini adalah masyarakat kelurahan Medono Pekalongan yang diwakili oleh Kepala Keluarga masingmasing rumah tangga dan jumlah populasinya adalah 5.359 Kepala Keluarga.
27
Masyhuri dan Zainuddin, Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), hlm. 40. 28 Hadi Sutrisno, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, Hal. 12 29 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (bandung: alfabeta,2005) hlm 11.
33
b. Sampel Sampel adalah populasi yang akan diteliti. jika subjek penelitian kurang dari 50, lebih baik diambil semuanya dan jika subjeknya lebih dari 50 maka dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.30 Sampel yang diambil adalah sekitar 98 orang, sampel tersebut didapat dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut:
Dimana
n = Jumlah sampel = 98,16 dibulatkan menjadi 98 N = Populasi = 5.359 d = derajat kesalahan 10%
5. Jenis Data Menurut Sumbernya a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang melakukannya.31 Data primer biasanya diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner, yaitu karakteristik responden (usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan), karakteristik keluarga (jumlah anggota keluarga, total pendapatan per bulan).
30
Suharsimi Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian suatu Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.hlm. 120 31 Husein Umar, metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, hlm 22
Pendekatan
34
b. Data sekunder Data sekunder adalah data penunjang penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber untuk membantu menyimpulkan hasil penelitian.32 Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah referensi yang diperoleh melalui studi kepustakaan, untuk memperoleh informasi dari buku-bulu referensi dokumentasi dan sumber lainnya yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, data keluarga kelurahan medono, data penduduk lokasi penelitian dan data yang berhubungan dengan penelitian ini. 6. Metode pengumpulan data Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode antara lain : a. Metode kuisioner (Angket) Metode
angket
adalah
suatu
pengumpulan
data
dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.33 Angket digunakan untuk diberikan kepada para responden yang digunakan untuk memperoleh data. Kuesioner dalam penelitian ini diberikan kepada kepala keluarga masyarakat kelurahan Medono. Indikator-indikatoryang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dengan skala yang jawaban masing-masing mempunyai skor 1-4 dengan rincian sebagai berikut:
32 33
Husein Umar, metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, hlm 23 Husein Umar, metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, hlm 49.
35
1 untuk pertanyaan dengan jawaban a 2 untuk pertanyaan dengan jawaban b 3 untuk pertanyaan dengan jawaban c 4 untuk pertanyaan dengan jawaban d b. Metode dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barangbarang tertulis. Di dalam melaksanakan dokumentasi penulis meneliti benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan, notulen rapat, catatan harian dan lain sebagainya.34 Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dari kelurahan Medono Pekalongan. 7. Metode Analisis Data Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Adapun metode analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut: a.
Uji Validitas Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang/ diganti karena dianggap tidak relevan.35 Pengukuran ini akan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Package for Social Science). Untuk menentukan nomor-nomor
34
Suharsiwi Arikunto, prosedur penelitian pendekatan suatu praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006) hlm. 231. 35 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009), hlm. 166.
36
item yang valid dan yang gugur, perlu dikonsultasikan dengan tabel product moment. Kriteria penilaian uji validitas adalah: 1) Apabila r hitung > r tabel maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut valid. 2) Apabila r hitung < r tabel maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid. b.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama.36 Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Rumus Koefisien Cronbach Alpha, dimana suatu instrumen penelitian mengindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70.
c. Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representative maka model tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik. Ada empat pengujian dalam uji asumsi klasik yaitu: 1) Uji Normalitas Uji Normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel
36
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009), hlm. 168.
37
terikat dan variabel bebas memiliki distribusi yang normal atau tidak. 37 Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan histrogram, grafik normal probability plot serta pengujian one sample kolmogorov smirnov untuk membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distributor normal. 2) Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji Multikolinieritas dilakukan dengan menghitung nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dari tiap-tiap variabel independen. Jika nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi multikolinieritas, atau dengan melihat nilai VIF, jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas38 3) Uji Heteroskedastisitas Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Secara grafis dapat dilihat dari multivariate standardized scatterplot. Namun dalam penelitian ini menggunakan uji glejser yaitu dengan melakukan regresi pada nilai absolut residual terhadap variabel bebas.39 Dalam uji glejser jika variabel independen tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen hal itu berarti tidak ada indikasi terjadinya heterokedastisitas. 37
Ghazali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam IBM SPSS,. 110 Ibid 205 39 Ghazali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam IBM SPSS, hlm.142
38
38
d. Analisis Regresi linier berganda Analisis regresi linier berganda adalah suatu metode analisa yang digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dari pengaruh yang terjadi antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Adapun persamaan regresi linier yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + e Keterangan : Y
: perencanaan keuangan keluarga
a
: konstanta
b1, b2, b3
: koefisien
X1
: Pendapatan
X2
: Konsumsi
X3
: Pemahaman instrumen keuangan syariah
e
: Variabel pengganggu
Regresi
e. Uji t (parsial) Uji ini bertujuan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independent secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependent.40 Untuk menilai t hitung digunakan rumus : t hitung =
koefisien regresi b1 standar deviasi b1
40
Mudrajad Kuncoro, Metode riset untuk bisnis dan ekonomi (bagaimana meneliti dan menulis tesis?) hlm. 218.
39
1.
Model Hipotesis yang digunakan a) H0: b1 = 0, artinya variabel pendapatan tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas. H0: b1 ≠ 0, artinya variabel pendapatan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas. b) H0: b2 = 0, artinya variabel konsumsi tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas. H0: b2 ≠ 0, artinya variabel konsumsi terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas. c) H0: b3 = 0, artinya variabel pemahaman instrument keuangan syariah tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas. H0: b3 ≠ 0, artinya variabel pemahaman instrument keuangan syariah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas.
2.
Kriteria Pengambilan keputusan: a)
Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak, berarti masing-masing variabel bebas secara parsial/individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
b) Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima, berarti masing-masing variabel bebas secara parsial/individu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
40
f. Uji F (simultan) Uji ini bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel independent yang terdapat di dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependent.41 Penentuan besarnya F-hitung menggunakan rumus : R2 / (k-1)
F hitung =
(1- R2) / (N-k) Keterangan : R = koefisien determinan n = jumlah observasi k = jumlah variabel 2) Model Hipotesis yang digunakan: a) H0: b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas. b) H0: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas. 3) Kriteria Pengambilan Keputusan : a) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak, berarti masing-masing variabel bebas secara parsial/individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
41
Mudrajad Kuncoro, Metode riset untuk bisnis dan ekonomi (bagaimana meneliti dan menulis tesis?) hlm. 219.
41
b) Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima, berarti masing-masing variabel bebas secara parsial/individu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. g. Uji Koefisien Determinasi Pengujian ini untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Nilai koefisien determinasi antara 0 sampai 1. Besarnya R2 jika semakin mendekati 0 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
42
Besarnya R2 jika semakin mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen. Dengan kata lain semakin besar pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen.
42
Imam Ghozali, 2011, hal. 97.
42
J. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini diawali dengan Bab I yang merupakan pendahuluan yang diharapkan dapat mengantarkan pembaca pada isi yang dimaksud. Bab ini terbagi menjadi beberapa sub-bab yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka berpikir, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Selanjutnya, Bab II memuat uraian teoritis tentang pendapatan, konsumsi, instrumen keuangan syariah dan perencanaan keuangan keluarga. diharapkan pembaca dapat memahami maksud dari permasalahan pada penelitian ini. Bab III akan membahas mengenai Berisi tentang kondisi geografis, batas wilayah, kondisi sosial ekonomis dan kondisi pendidikan masyarakat kelurahan Medono Pekalongan. Kemudian, Bab IV berupa analisis hasil penelitian yang terdiri dari pengaruh pendapatan, konsumsi, dan pemahaman instrument keuangan syariah terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam memilih tabungan pendidikan. Dan yang terakhir, Bab V adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran yang dapat dijadikan sebagai masukan mengenai perencanaan keuangan keluarga yang baik.