BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Tingginya tuntutan akan hidup sehat disaat sekarang ini, membuat banyak orang lebih memilih hanya mengkonsumsi pil- pil diet, meminum multivitamin daripada berolahraga, selain dikarenakan waktu yang tidak ada fasilitas- fasilitas yang ada pun secara fisik dan visual tidak mampu menarik minat masyarakat untuk berolahraga. Seiring dengan semakin berkembangnya suatu kota maka semakin bertambah pula kegiatan atau aktivitas orang didalamnya, sehingga kondisi fisik dan mental pun banyak tereksploitasi yang akhirnya mengganggu keseimbangan dalam hidup. Untuk itu diperlukan suatu sarana yang dapat mengembalikan kondisi seimbang dalam tubuh salah satunya adalah dengan adanya pusat kebugaran yang berfungsi tidak hanya sebagai sarana untuk meningkatkan kebugaran tubuh tetapi juga sebagai sarana sosialisasi dan relaksasi. 1.1.1 Yogyakarta sebagai lokasi pusat pelatihan kebugaran Guna menyikapi kebutuhan akan kesehatan yang semakin meningkat seiring dengan semakin berkembangnya zaman dan aktivitas yang terus semakin bertambah maka dapat kita temukan banyak berdiri berbagai fasilitas kebugaran yang menawarkan pelayanan menjaga kebugaran dengan cara- cara yang cukup beragam misal dengan
1
memberikan fasilitas mandi uap, kolam renang, free Aerobik, tenis dan banyak lagi. Yogyakarta
memiliki
potensi
yang
cukup
besar
untuk
pengembangan fasilitas kebugaran selain memiliki jumlah atlet berprestasi yang cukup besar, yogyakarta yang terkenal dengan kota pendidikan sendiri terus berkembang kearah sentra bisnis, dimana aktivitas yang terjadipun akan semakin terus bertambah. Seiring dengan hal ini dapat kita lihat juga berbagai health center yang menawarkan layanan untuk menjaga kondisi tubuh dan penampilan juga mulai banyak berdiri. Fenomena ini menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hidup sehat sangat tinggi, sehingga diperlukan adanya pusat pelatihan kebugaran yang mampu memfasilitasi kebutuhan masyarakat dalam menjaga kebugaran tubuh. 1.1.2 Perlunya penerapan Arsitektur High tech sebagai citra penampilan bangunan Istilah Arsitektur high tech timbul dari ekspresi terhadap gaya bangunan yang menerapkan unsur-unsur teknologi tinggi. Unsur- unsur ini diantaranya adalah penggunaan material, pemanfaatan teknologi hemat energi, ekspos struktur, pendekatan sistem komputerisasi pada sistem bangunan, misalnya pengaturan lebar bukaan, pintu otomatis dsb. Citra adalah suatu gambaran/ suatu kesan penghayatam yang ditangkap oleh seseorang. Dengan suatu gambaran atau citra visual pada
2
bangunan maka orang dapat lebih mudah menangkap fungsi yang ada dalam bangunan.
Penggunanaan Arsitektur high tech pada bangunan
pusat pelatihan kebugaran merupakan wujud dari citra visual yang ingin disampaikan, image yang terpancar dari bangunan akan merangsang imajinasi seseorang tentang teknologi yang disesuaikan dengan kegiatan Pelatihan kebugaran dan peralatan modern yang ada didalamnya. 1.2 Rumusan masalah Bagaimana merancang Pusat pelatihan Kebugaran yang dapat mewadahi berbagai jenis kegiatan olahraga kebugaran dalam satu bangunan, dengan perancangan penampilan bangunan yang bercitra Arsitektur High tech 1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1
Tujuan Merancang Pusat Pelatihan Kebugaran yang dapat mewadahi berbagai jenis kegiatan olahraga kebugaran dalam satu bangunan, dengan perancangan penampilan bangunan yang bercitra Arsitektur High tech
1.3.2
Sasaran -
Melakukan studi tentang Yogyakarta
-
Melakukan Studi pada pusat kebugaran dengan batasan pada Pusat pelatihan Olahraga
-
Melakukan Studi tentang Struktur yang bercitra Arsitektur High tech
-
Melakukan studi mengenai olahraga kebugaran
3
1.4 Lingkup pembahasan -
Olahraga kebugaran dibatasi pada olahraga fitness, renang, joging, basket, Futsal, beserta fasilitas lainnya sebagai pendukung kegiatan utama.
-
Yogyakarta dibatasi pada pemilihan Site untuk pusat pelatihan kebugaran
-
Arsitektur High tech dibatasi pada pendekatan sistem struktur yang memberi citra arsitektur High tech pada bangunan
1.5 Metode 1.5.1
Metode mencari data A.
Wawancara Ditujukan kepada KONI Yogyakarta, Pengelola pusatpusat kebugaran yang ada di Yogyakarta.
B.
Obsevasi Pengamatan langsung pada pusat- pusat kebugaran yang ada diantaranya Bahtera Fitness center, Max Gym, Lembah Fitness center Dan FPOK UNY fitness center.
C.
Studi Literatur Mencari dan mempelajari data dari buku- buku tentang pusat kebugaran dan arsitektur High Tech
D.
Studi banding Melakukan studi banding secara langsung Pada bangunan sejenis pada survey dilapangan maupun pada literatur/ sumber- sumber lain.
4
1.5.2
Metode Menganalisa data Menggunakan metode kualitatif berdasarkan apa yang terjadi dilapangan sekarang.
1.5.3
Metode perancangan Menggunakan prisip- prinsip standart perancangan yang mengacu pada kebutuhan kegiatan dalam ruang
1.6 Sistematika penulisan Bab I
: Pendahuluan Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran lingkup metode dan sistematika penulisan.
Bab II : Pusat Pelatihan Kebugaran Mengungkapkan Tinjauan Umum Pusat pelatihan kebugaran pengertiannya, Bangunan,
Tujuan,
Sistem
sistem
pendidikan
pengelolaan, dan
pembinaan,
kepemilikan Spesifikasi
kegiatan, Fasilitas yang menyertai serta pemilihan lokasi Dan Kondisi dan potensi perkembangannya di Yogyakarta dan studi kasus terhadap beberapa bangunan pusat Pelatihan olahraga dan kebugaran yang ada. Bab III : Tinjauan Teoritis Citra Arsitektur high tech pada bangunan Mengungkapkan Secara spesifik pengertian Citra, Arsitektur High tech, hal- hal spesifik pada arsitektur High tech, bentuk struktur dan material pembentuk Citra arsitektur High tech
5
Bab IV: Analisis menuju konsep perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Kebugaran di Yogyakarta Mengungkapkan proses menemukan ide- ide konsep perencanaan dan
perancangan
melalui
metode-
metode
tertentu,
yang
diaplikasikan pada site tertentu. Bab VI: Konsep perencanaan dan perancangan Pusat Kebugaran di Yogyakarta Mengungkapkan
konsep- konsep yang akan ditransformasikan
dalam rancangan fisik arsitektural.
6