Bab I Pendahuluan
1.1
Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Polda Metro Jaya tingkat kejahatan di Indonesia masih cukup
tinggi khususnya DKI Jakarta., terdapat 47 lokasi rawan kriminalitas di Jakarta dan sekitarnya. Di Jakarta Utara tercatat ada 6 lokasi, seperti di Pelabuhan Tanjung Priok dan Kelapa Gading.Di Jakarta Timur terdapat 7 lokasi, salah satunya di Terminal Pulo Gadung. Di Jakarta Pusat 6 lokasi, seperti perempatan Coca-Cola, Stasiun Senen, Johar Baru, dan Kemayoran.Sedangkan di Jakarta Selatan terdapat 5 lokasi rawan kejahatan, seperti di Terminal Lebak Bulus dan Pasar Kebayoran Lama. Di Jakarta Barat terdapat 10 lokasi rawan, seperti di Taman Sari, Tambora dan kolong jembatan Grogol. Dilaporkan bahwa pada operasi Sikat Jaya yang dilaksanakan pada tanggal 1-30 Oktober 2011, Polda Metro Jaya mengungkap 63 kasus dari 65 target operasi yang telah ditetapkan. Selain kasus-kasus yang telah ditargetkan, terdapat 832 kasus yang bukan target operasi aparat kepolisian."Dari hasil yang kami peroleh, dari target operasi ada 96,92 persen yang berhasil kita ungkap. Kasus yang banyak terungkap yakni pencurian dengan pemberatan sampai 302 kasus. Selanjutnya, yakni penganiayaan berat sebanyak 66 kasus, dan judi sebanyak 59 kasus. Sedangkan jumlah tersangka yang ditahan mencapai 958 orang dari 1.662 orang yang ditangkap.Dari keseluruhan kasus yang dapat diungkap, maka DKI Jakarta selaku Ibu kota Negara masih tergolong rawan kriminal 1
2
dan belum aman. Dalam kesempatan kemarin dihadirkan juga ratusan pelaku kejahatan dari berbagai kepolisian resor dan kepolisian sektor yang ada di Jakarta. Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Erlangga Masdiana melihat perlunya peningkatan patroli untuk mencegah kejahatan, termasuk mengintensifkan razia kendaraan roda dua. Alasannya, para pelaku kejahatan biasanya menggunakan sepeda motor, mengingat mobilitasnya yang cepat dan sulit diburu petugas. Selain itu, peningkatan kewaspadaan terhadap masyarakat juga perlu ditingkatkan.
Dalam rangka peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap tindak kriminal, Bareskrim Polri melakukan pengolahan data titik rawan kriminal. Penentuan lokasilokasi titik rawan kriminal dan penyedian data dalam menentukan sejumlah titik rawan kriminal masih belum efektif, karena masih menggunakan monitoring secara manual terhadap titik-titik yang telah ada. Oleh karena itu dibutuhkan aplikasi pendukung sistem informasi geografi yang mampu menganalisis dan memberikan informasi lebih lengkap guna memudahkan monitoring terhadap wilayah rawan criminal pada DKI Jakarta yang memiliki nilai tingkat kriminal yang tinggi dan untuk memberikan pelayanan yang lebih maksimal.
Maka Bareskrim Polri dalam mengerjakan hal tersebut memerlukan suatu aplikasi
sistem
informasi
geografi
terkomputerisasi
yang mampu
membantu
menganalisis dan memberikan informasi secara spasial untuk persebaran titik rawan kriminal di wilayah DKI Jakarta. Sistem informasi terkomputerisasi diharapkan juga berguna untuk membantu BareskrimPolri, divisi pengamanan, manajemen dan operasional agar dapat mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara cepat dan tepat.
3
Dengan memakai bantuan dari sistem ini, diharapkan Bareskrim Polri dapat meningkatkan pelayanan dan memudahkan penyampaian informasi untuk POLRI terutama dalam urusan pengamanan, manajemen dan operasional keamanan daerah.
Skripsi ini menampilkan informasi geografi yang berkaitan dengan informasi dan persebaran titik rawan kriminal di wilayah DKI Jakarta agar dapat mengetahui wilayah potensial yang sering terjadi tindak kriminal. Selain itu informasi yang didapat antara lain mengetahui tingginya tingkat kriminal pada daerah tersebut, kemudian mengetahui dan menentukan status aman, siaga dan sigap pada wilayah tersebut.
1.2
Ruang Lingkup Batasan dalam ruang lingkup perancangan skripsi ini adalah :
1.
SIG yang memberikan informasi tentang letak titik rawan kriminal pada daerah DKI Jakarta.
2.
Data kriminal yang ada didalam SIG ini merupakan inventarisasi dari data Kepolisian Republik Indonesia.
3.
Dalam proses pembuatan SIG ini penulis menggunakan software XAMPP, Dreamweaver dan Google Chrome.
4.
SIG yang dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk memperoleh informasi tindak kriminal di DKI Jakarta khususnya pembunuhan, pencurian, penculikan dan sebagainya.
4
1.3
Tujuan dan Manfaat Tujuan yang ingin dicapai melalui analisis dan perancangan system ini adalah sebagai berikut :
1.
Melakukan perancangan basis data sistem informasi geografi (SIG) dari pemetaan wilayah DKI Jakarta guna mendeteksi daerah – daerah rawan kriminal.
2.
Melakukan
rancangan
aplikasi
sistem
informasi
geografi
(SIG)
persebaran dan statistik kriminal pada DKI Jakarta.
Manfaat yang diperoleh melalui analisis dan perancangan system ini sebagai berikut:
1.
Mengetahui informasi tentang persebaran dan data-data kirminal yang terjadi di Jakarta dalam kurun waktu 12 bulan terakhir secara akurat.
2.
Memudahkan masyarakat dalam mengetahui persebaran titik criminal di DKI Jakarta.
3.
Dapat menunjukkan lokasi titik kriminal yang baru terjadi dalam kurun waktu 12 bulan terakhir di DKI Jakarta.
1.4
Metodologi 1.4.1
Metode Pencarian Fakta 1.
Wawancara
5
Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan yaitu dengan melakukan wawancara dengan Drs. Bambang Prasetyo di Jakarta yang menangani tentang kriminalitas dengan sistem yang sudah berjalan. Guna mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan. Hasil wawancara dapat dilihat pada halaman lampiran.
2.
Studi Kepustakaan
Dengan menggali informasi sesuai dengan literatur yang berkaitan dengan SIG, sistem basis data, dan pemetaan digital. Sumber pustaka tersebut dapat berupa literatur kuliah, karya ilmiah, artikel-artikel tertulis, dan sumber-sumber lainnya yang bersangkutan dengan pembuatan skripsi ini. Karya ilmiah diciptakan agar tidak menyimpang dari teori dan aturan yang telah ada.
3.
Dokumentasi
Melakukan
pengumpulan
data
dari
perusahaan
tentang
kriminalitas yang terjadi di DKI Jakarta pada sistem POLDA yang sedang berjalan.
1.4.2
Metode Perancangan Database Metode perancangan Database menggunakan metode DBLC, yang meliputi:
1.
Perancangan Conceptual Database.
6
1.4.3
2.
Perancangan Logical Database.
3.
Perancangan Physical Database.
Metode Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Geografi Metode
perancangan
aplikasi
Sistem
Informasi
Geografi
menggunakan metode SDLC (Waterfall) :
1.
Definisi kebutuhan.
2.
Desain sistem dan software.
3.
Implementasi dan testing unit.
4.
Integrasi dan testing sistem.
5.
Operasi dan maintenance.
Selain itu metode SDLC lainnya meliputi :
1.5
1.
Data Flow Diagram(DFD).
2.
State Transition Diagram (STD).
3.
Perancangan layar.
Sistematika Penulisan Dalam penulisan laporan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu :
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, ruang lingkup penelitian yang berisi batasan, tujuan dan manfaat, metodologi yang digunakan
7
dan sistematika penulisan yang menjadikan langkah awal, serta sistematika penulisan didalam penulisan skripsi ini.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori Dasar/Umum, Teori-teori yang berhubungan dengan SIG, Peta, Data, Basis Data, State Transition Diagram (STD), Metode Perancangan Aplikasi.
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang Gambaran Umum POLDA METRO JAYA, Sistem yang sedang berjalan, Diagram Aliran data, Permasalahan, Alternatif pemecahan masalah, Perancangan Database, dan Perancangan Proses.
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada bab ini merupakan perancangan Spesifikasi Sistem, Prosedur Operasional Aplikasi, dan Evaluasi.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini adalah pembahasan terakhir tentang kesimpulan dan saran dari pembahasan kriminalitas di DKI Jakarta