BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Peningkatan kebutuhan, ekspansi teknologi, perubahan secara radikal dalam
tugas pelajaran, dan tantangan yang semakin signifikan membuat aplikasi elearning berkembang dengan semakin pesat (Zaharias dan Poulymenakou, 2006). Namun, untuk menjadi e-learning yang baik dan efektif, suatu e-learning harus memiliki kesesuaian persyaratan terhadap fitur-fitur yang ada. E-learning yang baik harus memenuhi aspek dari segi learnability, memorability, efisiensi dan reliabilitas dalam penggunaan, serta kepuasan pengguna (Constantine dan Lockwood, 1999). Tabel 1.1 menunjukkan perbedaan e-learning dengn website secara umum. Tabel 1.1 Perbandingan antara Website dan E-learning (Hartley, 2001) Website E-learning Tidak ada LMS (Learning Management Ada LMS System) Terdiri dari hanya developer dan Terdiri atas: pengguna a. Developer atau admin (Infrastructure) b. Pengguna: i. Pengajar (e-learning content) ii. Peserta didik (e-learning system) Fitur : tidak ada yang khusus Fitur: Ada fitur khusus, seperti kuis dan tugas Gambar 1.1 menunjukkan model penilaian untuk LMS dengan 47 kriteria yang ada di dalam 6 dimensi, yaitu isu sosial pada faktor pendukung, perspektif peserta didik sikap pengajar serta pada isu teknis pada kualitas sistem, informasi (konten), dan pelayanan. Dalam merancang dan mengembangkan e-learning yang efektif, diperlukan integrasi antara elemen-elemen, seperti akses pada konten, komunikasi yang efektif, pembelajaran manusia dan kognitifnya, serta representasi grafis dari 1
2
informasi (Ozkan dan Koseler, 2009). Tampilan (interface) sebagai perantara antara manusia dan komputer untuk berinteraksi (Qureshi dan Irfan, 2009) adalah elemen paling penting yang dapat mewadahi semua elemen tersebut dalam kesatuan e-learning (Edwards, 2011).
Gambar 1.1 HELAM (Hexagonal E-learning Assessment Model) Terkait pada tampilan, usabilitas suatu e-learning sangat penting untuk pembelajaran online yang efektif (Triacca dkk., 2004). Usabilitas dilakukan untuk mendeteksi sebagian besar permasalahan, kendala, dan gangguan pengguna saat berinteraksi dengan
aplikasi web berdasarkan tingkat efektif, efisien, dan
kepuasan (ISO 9241-11, 1995). Usabilitas dilakukan dengan memperhitungkan karakteristik dari pengguna, seperti preferensi, bahasa, dan budaya dengan konteks penggunaan, seperti aksesibilitas mudah dan luminositas yang baik dari lingkungan, sehingga untuk setiap
e-learning
dengan
karakteristik
pengguna
yang
berbeda-beda,
2
3
membutuhkan penilaian usabilitas yang berbeda-beda pula untuk mengevaluasi permasalahan yang dialami pengguna pada interface (tampilan) suatu e-learning. Di Indonesia, dengan karakteristik pengguna e-learning yang berbeda juga, membutuhkan UEM yang dikembangkan khusus sesuai dengan e-learning yang ada di Indonesia. Pengembangan suatu e-learning harus dilakukan dengan biaya yang minimal dan waktu yang cepat (Rayson, 2007), sehingga dibutuhkan suatu alat evaluasi usabilitas (UEM) yang praktis dan dapat menunjang pengembangan dari tampilan e-learning agar berkembang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kuesioner merupakan alat evaluasi yang paling banyak digunakan (Bernérus dan Zhang, 2010) karena memiliki keunggulan, yaitu efisiensi, pada segi waktu, efektivitas biaya, kemudahan aplikasi, dan keahlian evaluator (Gray dan Salzman, 1998). Kuesioner terbukti efisien dengan pertanyaan pertanyaan tertutup, namun akan sangat sulit menemukan masalah pada pertanyaan tertutup, seperti penelitian Kiswandari (2013) yang hanya menemukan masalah usabilitas dari pertanyaan terbuka kuesioner. Di Indonesia, belum ada alat ukur dalam mengevaluasi usabilitas untuk elearning secara general. Dengan demikian, diperlukan suatu penelitian mengenai pengembangan alat ukur usabilitas e-learning. Tidak hanya yang dapat sesuai dengan kebutuhan pengguna e-learning di Indonesia, namun juga dapat menangkap permasalahan usabilitas dengan bentuk pertanyaan tertutu, sehingga lebih praktis.
1.2
Rumusan Masalah Tampilan (interface) pada e-learning merupakan bagian terpenting dalam
menjamin kemudahan interaksi pengguna dengan sistem dan usabilitas merupakan alat yang dapat mengukur interaksi antara pengguna dengan tampilan pada elearning. Dengan perkembangan e-learning yang cepat, dibutuhkan suatu alat ukur evaluasi usabilitas yang dapat menangkap permasalahan e-learning dengan memperhitungkan karakteristik dari pengguna, seperti preferensi, bahasa, dan
3
4
budaya dengan konteks penggunaan, khususnya e-learning secara general di Indonesia dalam bentuk kuesioner.
1.3
Asumsi dan Batasan Adapun asumsi dan batasan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Pengguna adalah peserta kuliah mahasiswa Universitas Gadjah Mada tahun akademik 2013/2014 yang terdiri dari angkatan 2009-2013. 2. Analisis studi kasus dilakukan pada e-learning Universitas Gadjah Mada, yaitu: a.
E-learning Universitas Gadjah Mada (elisa.ugm.ac.id)
b.
E-learning Jurusan Teknik Elektro dan Teknik Informasi (http://papirus2.te.ugm.ac.id/)
c.
E-learning Fakultas Kedokeran (http://gamel.fk.ugm.ac.id/)
d.
E-learning
Fakultas
Ekonomika
dan
Bisnis
(academics.feb.ugm.ac.id).
1.4
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1.
Mengetahui dimensi usabilitas yang mempengaruhi usabilitas elearning dari sudut pandang pengguna dengan metode factor analysis.
2.
Mengembangkan alat ukur kuesioner yang dapat menangkap masalah usabilitas pada e-learning.
3.
Mengevaluasi usabilitas pada studi kasus empat e-learning dengan kuesioner yang telah dikembangkan.
4.
Membandingkan dengan kuesioner lain yang ada di Indnesia dalam meengevaluasi usabilitas e-learning.
1.5
Keaslian Penelitian Hal baru dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dikembangkan untuk
mengukur usabilitas e-learning dengan pengembangan atribut usabilitas yang
4
5
digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan kebutuhan pengguna pada evaluasi usabilitas e-learning yang dianalisis dari penelitian Kiswandari (2013) dengan sumber dari output kuesioner dan usability testing serta studi pustaka lainnya untuk dimensi usabilitas yang digunakan. Pengembangan dimensi usabilitas baru, sehingga dapat sesuai dengan atribut pertanyaan yang ada.
1.6
Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah mengembangkan suatu
kuesioner yang dapat digunakan untuk mengevaluasi usabilitas pada e-learning secara umum dengan dimensi usabilitas dan atribut-atribut (variabel) pertanyaan terhadap e-learning.
5