BAB I PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG Perkembangan dunia usaha dalam dekade terakhir semakin meningkat
terutama dengan adanya globalisasi bisnis, yang semakin mempermudah transaksi bisnis dan memperluas pangsa pasar serta dengan ditemukannya teknologi manufaktur baru. Perkembangan dalam dunia bisnis ini menjadi salah satu faktor semakin banyak usaha-usaha baru dirintis. Perusahaan-perusahaan ini pada umumnya menawarkan produk atau jasa dengan variasi bentuk dan kualitas serta harga yang bersaing. Indonesia merupakan salah satu Negara yang mengalami perkembangan dalam dunia usaha, ditinjau dari semakin meningkatnya jumlah investor asing maupun lokal yang menanamkan modal di Indonesia. Perkembangan dunia usaha yang meningkat ini menuntut perusahaan untuk tetap beroperasi dan berkembang sesuai dengan kemajuan zaman dan tujuan perusahaan yang semakin kompleks. Persaingan dalam dunia usaha menjadi meningkat dan penuh risiko. Selain persaingan antar perusahaan, perusahaan juga harus memperhatikan faktor-faktor lain seperti peningkatan beban pajak, inflasi dan kebijakan-kebijakan atau deregulasi-deregulasi baru dari pemerintah. Hal-hal tersebut tentu menjadi pertimbangan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Persaingan yang semakin meningkat, menuntut perusahaan untuk merancang perencanaan dan strategi yang lebih unggul dari perusahaan lain. Bagi perusahaan manufaktur yang kegiatan utamanya adalah produksi, biaya produksi merupakan komponen biaya yang paling besar. Bila perusahaan dapat 12
memanfaatkan biaya produksinya dengan efisien, hal ini merupakan salah satu keunggulan penting. Dalam mencapai efisiensi penggunaan biaya produksi ini diperlukan perencanaan biaya yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Perencanaan merupakan suatu proses yang akan membuat perusahaan peka, dalam pengertian
mampu
menyesuaikan
diri
terhadap
ancaman-ancaman
dan
kesempatan-kesempatan yang ada. Salah satu bentuk perencanaan adalah anggaran. Anggaran sebagai alat perencanaan serta pengendalian jangka pendek, merupakan bagian dari bagian dari perencanaan jangka panjang. Terdapat beberapa jenis anggaran, salah satunya anggaran biaya produksi yang merupakan salah satu alat yang dapat digunakan perusahaan dalam merencanakan biayanya. Dalam menyusun anggaran biaya produksi ini, sebelumnya harus ditentukan dahulu sasaran perusahaan, kemudian dapat dilakukan estimasi biaya untuk mencapai sasaran tersebut. Estimasi biaya ini membantu perusahaan agar mampu menghasilkan satu unit produk sesuai biaya yang telah direncanakan, sehingga dapat dicapai efisiensi penggunaan biaya. Apabila terjadi perbedaan antara biaya dalam anggaran dengan realisasinya, maka selisih (varians) ini perlu dianalisis lebih lanjut, untuk menemukan penyebab terjadinya selisih dan pihak yang bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut. Hal ini akan membantu perusahaan dalam merencanakan biayanya di periode selanjutnya sehingga efisiensi penggunaan biaya produksi dapat dicapai. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, atau disingkat PTPN IV, merupakan salah satu dari 14 BUMN perkebunan yang bergerak dalam bidang 13
usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan. PTPN IV memiliki total 33 kebun, dimana 30 kebun menghasilkan sawit dan 3 kebun menghasilkan teh. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis varians dari biaya produksi untuk kebun teh pada PTPN IV. Berdasarkan laporan anggaran produksi komoditi teh PTPN IV diketahui terdapat penyimpangan sebagai berikut: Tabel 1.1 TAHUN ANGGARAN 2007 114.166.027.000 2008 119.600.918.000 2009 115.150.916.000 Sumber: PT Perkebunan Nusantara IV
(dalam rupiah)
REALISASI 125.792.030.072 131.101.107.574 133.700.805.522
SELISIH 11.626.003.072 11.500.189.574 18.549.889.552
Penggunaan biaya produksi secara efisien merupakan hal yang sangat penting bagi PTPN IV, sebagai salah satu BUMN yang telah dikenal baik di pasar lokal
maupun
pasar
internasional.
Berdasarkan
data
diatas
terdapat
penyimpangan, yang mengindikasikan adanya kenaikan biaya. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis terhadap penyimpangan biaya produksi yang terjadi pada dua kebun sawit diatas, agar dapat dilakukan perbaikan untuk mencapai efisiensi penggunaan biaya produksi. Selanjutnya penulis akan membandingkan tingkat efisiensi dari dua kebun ini dengan mempertimbangkan varians biaya produksinya. Dengan demikian perusahaan akan mampu merencanakan anggaran yang lebih baik lagi pada periode selanjutnya. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini menggunakan kebun teh sebagai objek penelitian. Berdasarkan pada uraian tersebut, penulis tertarik untuk menyusun suatu tulisan dalam bentuk skripsi dengan judul: Analisis Varians Biaya Produksi sebagai Alat untuk 14
Mengukur Tingkat Efisiensi Biaya Produksi pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.
B.
Batasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Batasan Masalah Beberapa batasan dalam penelitian ini, antara lain: a. Analisis varians dilakukan atas biaya produksi komoditi teh. b. Penelitian ini menggunakan data anggaran biaya produksi selama 3 tahun, dari tahun 2007-2009. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan agar penelitian lebih terfokus serta sistematis maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas adalah bagaimanakah tingkat efisiensi biaya produksi pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) dengan menggunakan varians biaya produksi sebagai tolok ukurnya?
C.
Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat efisiensi biaya produksi pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan dengan menggunakan varians biaya produksi sebagai tolok ukurnya.
15
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan wawasan dan pemahaman mendalam mengenai penyimpangan biaya produksi dan akuntansi biaya. 2. Bagi pihak PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, penelitian ini
bermanfaat
sebagai
bahan
referensi
dalam
hal
analisis
penyimpangan bahan biaya produksi. 3. Bagi akademisi, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
16