BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di tengah krisis ekonomi global saat ini semua negara merasakan imbasnya, termasuk Indonesia, ini disebabkan karena penurunan kinerja ekspor-impor. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, jumlah ekspor Indonesia di tahun 2007 adalah $114,10 miliar dan jumlah impor Indonesia di tahun 2007 adalah $74,47 miliar. Kinerja ekspor-impor Indonesia sepanjang tahun 2007 mengalami surplus sebesar $39,63 miliar. Sedangkan pada tahun 2008 jumlah ekspor Indonesia meningkat menjadi $136,76 miliar dan jumlah impor Indonesia juga meningkat
menjadi
$128,79 miliar, sehingga hal ini berdampak menurunnya kinerja ekspor-impor Indonesa karena surplus ekspor-impor di tahun 2008 adalah $7,97 miliar. Terjadi penurunan kinerja ekspor impor Indonesia sebesar $31,66 miliar atau sebesar 80%. Selain itu krisis ekonomi menyebabkan ketakutan terjadinya kredit macet, sehingga pihak perbankan semakin berhati-hati dalam memberikan pinjaman. Kehatian-hatian bank dalam memberikan kredit memiliki sinyal yang sedikit baik pada data rasio Non Performing Loan (NPL), tetapi menyulitkan pihak perusahaan untuk mendapatkan dana kredit dari bank.
1
2
Menurut sumber Bank Indonesia, pada tahun 2007 rasio NPL 11,85% sedangkan pada tahun 2008 rasio NPL 10,92%. Walaupun rasio NPL menjadi lebih baik tetapi masih mengkhawatirkan, karena rasio NPL yang baik adalah dibawah 10%. Sulitnya perusahaan mendapatkan kredit akan memperburuk keadaan finansial perusahaan, karena perusahaan kesulitan dalam mendapatkan pinjaman modal usaha sehingga perusahaan menurunkan biaya operasional usahanya yang pada akhirnya mengakibatkan
penurunan
pendapatan
perusahaan
secara
umum
sehingga
meningkatkan risiko terjadinya kebangkrutan. Ancaman penurunan pendapatan maupun kebangkrutan tersebut mendorong perusahaan untuk melakukan penyesuaian agar dapat mempertahankan bisnisnya, seperti perampingan dan penghematan biaya melalui perubahan proses bisnis menjadi lebih efektif dan efisien, antara lain penghematan listrik, pengecekan biaya telepon yang disalahgunakan, tingkah laku karyawan yang tidak produktif, dan sebagainya. Dalam usaha meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses bisnis, perusahaan sering kesulitan karena tidak adanya suatu tolok ukur yang jelas sehingga perusahaan hanya mengukur melalui performa finansial tanpa mempertimbangkan performa nonfinansial dengan kata lain melihat profit jangka pendek. Dengan melihat sisi finansial saja, maka perusahaan tidak melihat faktor-faktor non-finansial yang menyebabkan hal-hal finansial tersebut terealisir. Apabila perusahaan ingin tetap tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, maka perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor non-finansial tersebut.
3
Agar perusahaan dapat memonitor perfoma faktor-faktor non-finansial dan finansial maka perusahaan dapat menggunakan Balanced Scorecard yang dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasionalnya. Balanced Scorecard menurut Yuwono dalam bukunya Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard (2007, p. 8) adalah sistem manajemen, pengukuran dan pengendalian yang secara cepat, tepat dan komprehensif dapat memberikan pemahaman pada manajer tentang performance bisnis. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis melakukan Group Field Project (GFP) untuk menganalisa lebih lanjut penggunaan Balanced Scorecard dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proyek pengolahan lahan gambut untuk CV. Jawara Kasih Sejati dengan judul ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM PROYEK PENGOLAHAN LAHAN GAMBUT CV. JAWARA KASIH SEJATI. CV. Jawara Kasih Sejati (Perusahaan) bergerak dalam bidang perdagangan barang dan jasa, di mana bidang usahanya adalah perdagangan bahan konstruksi hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, percetakan, furniture, dan jasa angkutan. Kantor perusahaan beralamat di Jl. Cempaka no. 88, Pekanbaru.
4
1.2 Perumusan Masalah
Ada beberapa permasalahan dalam pelaksanaan proyek pengolahan lahan gambut yang dapat dianalisa melalui GFP ini, yaitu sebagai berikut: 1. Apakah perusahaan memiliki standarisasi penilaian kinerja untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi aktivitas operasional pengolahan lahan gambut? 2. Apabila memiliki, apakah standar penilaian kinerja tersebut dapat memastikan efektifitas dan efisiensi pelakasanaan operasional pengolahan lahan gambut? 3. Apakah perusahaan memiliki standarisasi performa dengan menggunakan Balanced Scorecard dalam menjalankan proyek lahan gambut? 4. Apabila belum memiliki, apakah perusahaan siap untuk menerapkan Balanced Scorecard sebagai alat monitoring untuk memastikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan operasional pengolahan lahan gambut?
1.3 Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang permasalahan tersebut, penulis melakukan GFP dengan menggunakan Balanced Scorecard sebagai metode untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasional pelaksanaan pengolahan lahan gambut pada CV. Jawara Kasih Sejati. Karena luasnya ruang lingkup pembahasan dan agar lebih fokus dalam pelaksanaan, maka penulis membatasi ruang lingkup GFP sebagai berikut: 1. Studi lapangan dilakukan pada perusahaan CV. Jawara Kasih Sejati.
5
2. Proyek ini dibatasi untuk lebih fokus pada proyek lahan gambut. 3. Metode yang digunakan adalah Balanced Scorecard. 4. Mengidentifikasi Key Performance Indicator (KPI) pada 4 dimensi, yaitu: Financial, Customer, Internal Business Process, dan Learning and Growth. 5. Memantau realisasi pencapaian KPI dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja maupun realisasi pencapaian KPI. 6. Melaporkan tingkat kesiapan Perusahaan untuk mengimplementasikan Balanced Scorecard.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian
Berikut adalah tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis: 1. Mengevaluasi efektifitas dan efisiensi operasional pelaksanaan pengolahan lahan gambut. 2. Mendeskripsikan konsep Balanced Scorecard. 3. Memformulasikan dan mengusulkan sebuah Balanced Scorecard framework dengan seluruh perangkatnya kepada manajemen Perusahaan. 4. Menganalisis kesiapan Perusahaan dalam menerapkan Balanced Scorecard. 5. Mengobservasi penerapan Balanced Scorecard pada Perusahaan berdasarkan teori dan literatur.
6
6. Memberi rekomendasi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasional pelaksanaan pengolahan lahan gambut Perusahaan.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Berikut adalah manfaat dari penelitian yang dilakukan penulis: 1. Perusahaan Memberi masukkan bagi manajemen Perusahaan agar perusahaan dapat mengukur performa dan memiliki sistem pengendalian kinerja dalam menyelesaikan proyek. 2. Tim GFP selaku Penulis Mengerti konsep Balanced Scorecard dan menerapkannya sebagai alat ukur performa modern yang dapat membantu perusahaan. 3. Mahasiswa Binus Business School dan pembaca lainnya Menggunakan thesis ini sebagai sumber referensi dalam menerapkan Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja perusahaan.
7
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab, yaitu : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini berisi penjelasan mengenai teori Performance Measurement, teori Balanced Scorecard, teori Key Performance Indicator, dan teori lahan gambut.
BAB III
GAMBARAN PERUSAHAAN Bab ini menguraikan sejarah Perusahaan secara singkat, visi dan misi Perusahaan, visi proyek, struktur organisasi, proses bisnis, detail proyek yang sedang dikerjakan, dan standarisasi penilaian kinerja yang saat ini diterapkan oleh Perusahaan.
BAB IV
ANALISIS DAN HASIL Bab ini berisi efektifitas dan efisiensi penilaian kinerja, data yang telah didapatkan selama penelitian dan dianalisis menggunakan metode Balanced Scorecard. Hasil dari analisis data berupa Strategy Map dan Key Performance Indicator yang telah dievaluasi dan disarankan kepada pihak Perusahaan.
8
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang didapat berdasarkan analisis yang telah dilakukan serta saran-saran yang perlu mendapat prioritas untuk diimplementasikan terlebih dahulu untuk kemajuan perusahaan.