BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan pada periode akuntansi suatu organisasi yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari suatu kegiatan usaha. Laporan keuangan merupakan elemen penting bagi setiap perusahaan, hal ini disebabkan karena laporan keuangan dijadikan sebagai sumber informasi keuangan dalam pengambilan keputusan dan sebagai indikator pengukuran kinerja perusahaan. Dalam penyusunan laporan keuangan, terdapat perusahaan yang meyusun laporan dengan megandalkan keahlian pihak managemen internal dan ada pula yang menggunakan jasa konsultan sebagai problem solving oleh perusahaan yang mengalami masalah keuangan. Namun, seringkali akuntan bersifat subjektif dan terdapat pula hubungan yang erat konsultan dengan klienya. Dengan demikian timbulnya keraguan mengenai kebenaran informasi laporan keuangan yang disajikan, sehingga di butuhkan pihak ketiga yang mampu memeriksa keakuratan laporan keuangan yang telah disusun
dengan
menjunjung
sifat
independensi
dalam
melakukan
pemeriksaan secara objektif. Auditor sebagai seorang yang ahli di bidang akuntansi melaksanakan pemeriksaan keuangan laporan keuangan untuk mencapai keyakinan guna mendeteksi salah saji yang diyakini dalam jumlah yang besar, baik secara
1
2
individual maupun keseluruhan, yang secara kuantitatif berdampak pada laporan keuangan. Dengan demikian, peranan auditor dalam pertimbangan memberikan opini dan menentukan kewajaran suatu laporan keuangan apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan akuntansi berlaku umum. Laporan keuangan yang wajar merupakan laporan keuangan yang bebas dari keragu-raguan dan ketidakjujuran serta lengkap informasinya (Halim, 2008 : 75). Terdapat lima jenis pendapat atau opini yang dapat diberikan oleh auditor diantaranya pendapat wajar tanpa pengecualian, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, penyataan tidak memberikan pendapat. Pengambilan keputusan yang baik dan benar dalam memerikan opini yang tepat terhadap laporan keuangan yang telah di audit, bagi seorang auditor tidaklah mudah karena hasil menyangkut kepentingan publik, maka auditor harus mengusahakan agar keputusan yang di keluarkan tidak menguntungkan bagi pihak-pihak tertentu. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam pemberian opini. Beberapa peniliti terdahulu mengungkapkan bahwa lingkungan gender, tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengetahuan dan pengalaman
audit
merupakan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pertimbangan audit. Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh peneliti berbeda, menghasilkan kesimpulan bahwa interaksi gender tidak dapat dijadikan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap sikap auditor karena menyinggung mengenai kodrat manusia.
3
Asyriah (2009) Teori ketaatan dan pengalaman auditor berpengaruh secara signifakan terhadap audit judgement . didalam penelitianya menyatakan bahwa individu yang memiliki kekuasaan merupakan suatu sumber yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain dengan perintah yang diberikannya. Hal ini disebabkan oleh keberadaan kekuasaan atau otoritas yang merupakan bentuk dari legitimate power. Tekanan ketaatan biasanya dihasilkan oleh auditor senior terhadap auditor junior untuk melakukan kegiatan yang menyimpang dari standar etika dan profesionalisme. Pada keadaan ini, terkadang auditor junior menaati segala perintah dari auditor senior atau atasannya dan mengalami dilema etika penerapan standar karena adanya unsur pemaksaan sehingga auditor junior memilih jalan yang aman dengan mematuhi perintah atasan dan mengakibatkan ia bersikap tidak independen. Seorang auditor yang mempunyai pengalaman kerja di bidang auditing yang cukup lama, memiliki pengetahuan yang lebih atas pekerjaannya dan memiliki berbagai penemuan-penemuan dalam setiap pemeriksaannya, sehingga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan untuk memberikan opini yang tepat. Hasil penelitian Josoprijonggo (2005) menjelaskan bahwa kompleksitas tugas, tekanan ketaatan dan pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian opini auditor. Agar auditor mampu menghasilkan laporan yang berkualitas, maka ia harus menjalankan pekerjaannya secara professional. Termasuk saat menghadapi persoalan audit yang kompleks.
4
Auditor harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien, walaupun seberapa tinggi tingkat kompleksitas yang diberikan agar klien merasa puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasa auditor yang sama diwaktu yang akan datang. Dengan melihat bahwa masalah psikologis dan serta pengalaman kerja yang dimiliki oleh seorang auditor memiliki pengaruh besar terhadap pengambilan pertimbangan-pertimbangan audit, maka peneliti termotivasi untuk mengetahui dan menganalisa secara empiris sejauh mana pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, dan Pengalaman Kerja terhadap Pertimbangan Auditor dalam pemberian opini.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah tekanan ketaatan mempengaruhi pertimbangan auditor dalam pemberian opini ? 2. Apakah kompleksitas tugas mempengaruhi pertimbangan auditor dalam pemberian opini ? 3. Apakah pengalaman mempengaruhi pertimbangan auditor dalam pemberian opini ? 4. Apakah Tekanan Ketaatan , Kompleksitas Tugas dan Pengalaman Mempengaruhi auditor dalam pemberian opini ?
5
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh tekanan ketaatan, kompleksitas tugas dan pengalaman terhadap pertimbangan auditor dalam penyampaian.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1.
Memberikan informasi kepada klien atau pihak yang berkepentingan terhadap audit mengenai pengaruh tekanan ketaatan ,kompleksitas tugas dan pengalaman dalam pertimbangan auditor dalam penyampaian opini
2.
Memberikan kontribusi untuk Kantor Akuntan Publik agar menjadi lebih baik lagi dalam pengambilan keputusan kewajaran suatu laporan keuangan yang tidak bertentangan dengan standart.