1
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang “Tahun yang penuh gejolak akhirnya telah kita lalui. Menghadapi tahun baru,
para investor dihantui banyak tanda tanya besar. Akankah rupiah menguat ke tingkat Rp. 3000/$ ataukah malah merosot ke tingkat Rp. 10,000/$?. Akankah IHSG kembali menguat ke level 500, 600, 700 ataukah malah merosot ke tingkat dibawah 300?. Akankah ekonomi Indonesia pulih setelah babak belur tahun lalu?”. (Roy, 2001). Pernyataan Dr. Roy Sembel pada media cetak Kontan, pada 12 Januari 1998 ini menunjukkan betapa mengkhawatirkannya kondisi perekonomian pada masa itu, semenjak masa krisis yang terjadi di tahun 1997, dimana gejolak nilai tukar rupiah terhadap usd secara cepat terus menerus melemah, begitu juga harga-harga saham di bursa anjlok secara drastis. Dengan latar belakang masa krisis ini sesuai dengan anjuran Dr. Roy Sembel dalam artikel “Inilah Resep Investasi Terbaik di Tahun Krisis”, yaitu “harus Berpikir kritis secara positif dan konstruktif, berorientasi hasil, kepiawaian bernegosiasi dengan prinsip menang-menang, senantiasa, terbuka menerima perubahan, mengalokasi waktu dan sumberdaya lain secara optimal, dan membangun networking (memiliki jenjang bisnis yang ekstensif), dan lain-lain”. (Roy, 2001). Pada kenyataannya, ternyata bahwa kondisi perekonomian di Indonesia setelah diawalinya masa krisis yang dimulai pada Tahun 1997 ini pada akhirnya hingga akhir
2
2002 ini tidak kunjung berakhir. Para pakar ekonomi banyak menulis dan memberikan jurus-jurus yang dinilai jitu untuk menghadapi gejolak perekonomian yang semakin porak-poranda, diantaranya adalah Ir. Tedy Fardiansyah, MM dalam bukunya yang berjudul “KIAT dan STRATEGI menjadi Investor Piawai” memberikan tujuh kiat investasi yang disarikan dari kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat oleh kebanyakan investor, yaitu : 1. Jangan pernah membeli instrumen investasi yang tidak Anda mengerti. 2. Jangan pernah mengabaikan resiko suatu instrument investasi. 3. Hindari investasi yang mengenakan komisi-komisi dan biaya manajemen yang tinggi. 4. Do not put all your eggs in on basket (jangan letakkan semua telur anda dalam satu keranjang). 5. Jangan mengambil keputusan dalam kondisi panik. 6. Jangan terlalu percaya bahwa anda akan sukses jika mengikuti prediksi dan spekulasi pada pakar dan analisis. 7. Jangan mencampurkan dana investasi anda dengan dana untuk kebutuhan transaksi dan untuk berjaga-jaga, oleh karena akan mengacaukan kondisi keuangan anda. Dikala tengah dilakukannya berbagai upaya baik itu oleh pemerintah Indonesia maupun para pelaku bisnis dan para pakar untuk pemulihan ekonomi ini dimasa krisis ini. Dapat dikatakan krisis ekonomi ini sangat mempengaruhi seluruh kegiatan bisnis, termasuk bisnis properti yang merupakan salah satu kebutuhan vital. Lesunya kegiatan bisnis properti dapat dilihat dari turunnya penjualan properti selama periode
3
krisis ekonomi tersebut 1997 hingga 2002. Untuk perusahaan properti yang go public di Bursa Efek Jakarta (BEJ), lesunya bisnis properti berdampak negatif pada kinerja perusahaan termasuk harga saham properti. Hal yang menarik pada
periode masa krisis ini, yaitu disamping masalah
kondisi ekonomi mikro setiap perusahaan yang mengalami krisis, adalah diiringi pula dengan semakin ramai beredar issue-issue politik yang ternyata terbukti sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi ekonomi secara makro. Issue-issue politik, ekonomi, sosial maupun hukum yang semakin gencar beredar pada masa ini, menyebabkan kondisi ekonomi menjadi sangat memprihatinkan dengan melemahnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam dan anjloknya harga-harga saham di bursa. Namun demikian meskipun pada kenyataannya faktor rumor atau issue-issue politik, ekonomi, hukum maupun sosial ini cukup besar pengaruhnya terhadap perubahan harga-harga saham di bursa, penulis berasumsi bahwa faktor fundamental yang di indikatori oleh kinerja perusahaan tetap berperan penting untuk menjadi perhatian baik bagi investor maupun bagi emiten. Perubahan yang terjadi pada kinerja perusahaan seperti halnya kondisi ekonomi dengan melihat indikator DER, NPM, ROE, PER dan PBV seiring dengan perubahan return saham sektor properti. Sehingga diduga kelima variabel kinerja perusahaan tersebut mempengaruhi return saham properti. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja perusahaan yang diindikatori oleh DER, NPM, ROE, PER dan PBV terhadap return saham maka studi ini mencoba melakukan analisis pengaruh antara kinerja perusahaan dengan return saham, sehingga dapat menjadi tambahan informasi dan bahan pertimbangan bagi para emiten dan investor.
4
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul : “ANALISIS
PENGARUH
KINERJA
PERUSAHAAN
TERHADAP
RETURN SAHAM PADA SEKTOR PROPERTI PERIODE JANUARI 1998 DESEMBER 2002 (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG GO PUBLIC DI BEJ)”
1.2
Perumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
“ Apakah kinerja perusahaan dengan Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Equity (ROE), Price to Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) secara signifikan berpengaruh terhadap return saham sektor properti ? “
1.3
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Equity (ROE), Price to Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) sebagai variabel yang mewakili kinerja perusahaan terhadap return saham sektor properti. 1.3.2
Kegunaan Penelitian
1. Bagi emiten (dalam hal ini perusahaan properti) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan-kebijakan, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.
5
2. Bagi Masyarakat (sebagai investor maupun calon investor) Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang saham properti ketika DER terjadi kenaikan, atau ketika NPM dan ROE terjadi penurunan, atau juga ketika PER dan PBV terjadi perubahan. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk memasuki bisnis investasi pada saham properti. 3. Bagi peneliti Menambah pengetahuan peneliti dalam penggunaan beberapa rasio keuangan sebagai alat pengukuran kinerja perusahaan untuk melihat perkembangan return saham.
1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini adalah sebagai berikut : Bab I
:
PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II
:
LANDASAN TEORI Bab ini berisi uraian tentang tinjauan pustaka sebagai landasan teori dan kerangka pikir penelitian dan definisi operasional.
Bab III :
METODE PENELITIAN Bab ini berisi uraian tentang data yang dipergunakan, cara pengumpulan data serta teknik analisis data.
6
Bab IV :
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi uraian tentang analisis hasil penelitian. Analisis hasil penelitian berisi uraian tentang hasil perhitungan regresi antara variabel dependen dan variabel independen yang telah ditentukan.
Bab V
:
PENUTUP Bab ini berisi uraian tentang kesimpulan yang menjawab perumusan masalah, dan berisi saran yang diperlukan pembaca jika ingin menanamkan investasi di sektor properti di Indonesia.