1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini terjadi fenomena masyarakat yang semangat untuk kembali pada ajaran agama terutama dalam bidang lembaga keuangan, ini terbukti dengan adanya pertumbuhan lembaga keuangan syariah di negara tercinta ini. Jumlah lembaga keuangan berbasis syariah semakin hari semakin bertambah. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya lembagalembaaga keuangan yang menganut sistem syariah, misalnya penggadaian syariah, asuransi syariah, dan juga makin maraknya bank-bank konvensional yang membuka cabang syariah (bank mandiri syariah, BNI syariah, BPD syariah dan lainnya), serta munculnya Baitul Maal wat Tamwil (BMT)/ Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS) hingga ke pelosok desa. Kegiatan
jasa
keuangan
yang
dikembangkan
oleh
BMT
penghimpunan dana dan menyalurkannya melalui kegiatan salah satunya prinsip yang digunakan bank syariah dalam memobilisasi dana adalah dengan menggunakan prinsip titipan. Adapun akad yang sesuai dengan prinsip ini adalah al-wadiah. Al-wadiah merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki. Secara umum
1 http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
2
terdapat dua jenis wadiah: wadiah yad al-amanah dan wadiah yad adhdhamanah.1 Wadiah dapat diartikan sebagai titipan dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja penyimpan menghendakinya. Tujuan dari perjanjian tersebut adalah untuk menjaga keselamatan barang itu dari kehilangan, kemusnahan, kecurian dan sebagainya, yang dimaksud dengan “barang” disini adalah suatu yang berharga seperti uang, dokumen, surat berharga, dan barang lain yang berharga di sisi Islam. Bank sebagai penerima titipan tidak ada kewajiban untuk memberikan imbalan dan bank syariah dapat mengenakan biaya penitipan barang tersebut. Namun, atas kebijaksanaannya bank syariah dapat memberikan “bonus” kepada penitip dengan syarat sebagai berikut: Bonus merupakan kebijakan hak prerogatif dari bank sebagai penerima titipan. Bonus tidak disyaratkan sebelumnya dan jumlah yang diberikan, baik dalam prosentase maupun nominal (tidak ditetapkan di muka). Jadi, bank syariah tidak pernah berbagi hasil dengan pemilik dana prinsip wadiah dan pemberian bonus atau imbalan kepada pemilik dana wadiah merupakan kebijakan bank syariah itu sendiri, sehingga dalam praktik bank syariah yang satu tidak sama dengan bank syariah yang lain.
1
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 148.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
3
Ada bank syariah yang memberikan bonus dan ada bank syariah yang tidak memberikan bonus. 2 KJKS BMT Bahtera Pekalongan merupakan lembaga keuangan syariah dengan menggunakan sistem bagi hasil. Walaupun menggunakan sistem bagi hasil yang menguntungkan kedua belah pihak antara BMT dan anggota. KJKS BMT Bahtera Pekalongan ini mempunyai beberapa produk yang menggunakan akad wadiah, antara lain: Simpanan Miladia (hari lahir bahtera), Simpanan Wadiah (titipan), Sahara (simpanan hari raya), Saqura (simpanan qurban dan aqiqah bahtera). Masing-masing produk tersebut akan memperoleh bonus tergantung kebijakan KJKS BMT Bahtera itu sendiri. Nisbah antara 35% untuk Anggota dan 65% untuk BMT. Sehubungan dengan produk-produk yang menggunakan akad wadiah sebelumnya yang tadinya ada 4 produk, data tahun 2011 KJKS BMT Bahtera mempunyai produk baru yang menggunakan akad wadiah yaitu: Safira (simpanan musafir bahtera), yang mempunyai beberapa keuntungan seperti berwisata gratis dengan berbagai macam hadiah. KJKS BMT Bahtera dapat memberikan bonus atas penitipan tersebut sesuai kebijakannya. 3 Data pada bulan Januari tanggal 15, A menabung Simpanan Hari Raya sebesar Rp 500.000.000 total saldo rata-rata dana anggota pada bulan tersebut Rp 26 miliar. Ditetapkan nisbah 35% untuk
2
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah (Jakarta: PT Grasindo, 2005), hlm. 20-21. 3 Wawancara dengan Ibu Rosa Norita, SE., selaku bagian Manajer Operasional di KJKS BMT Bahtera Pekalongan, 2 Maret 2011, pukul 14.15 WIB
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
4
anggota maka pada tanggal 31 Januari akan didapat perhitungan bonus seperti : Diketahui :
saldo Akhir
=
Rp. 75.000
N
=
15 Hari
H
=
31 Hari
Pendpatan/keuntungan
=
Rp 500 Juta
Total Saldo Dana
=
26 Miliar
Keterangan: N
: Lama dana mengendap
H
: Jumlah hari dalam bulan tersebut . Atas dasar penelitian tersebut maka penulis ingin meneliti dengan
menemukannya judul “ MEKANISME PENENTUAN BONUS PADA AKAD WADIAH DI KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN “
B. Perumusan Masalah Bagaimana mekanisme penentuan bonus pada akad wadiah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui mekanisme penentuan bonus pada akad wadiah di KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
5
2. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah : (1) Untuk
menambah
pengetahuan
bagi
pembaca
tentang
mekanisme penentuan bonus pada akad wadiah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan. (2) Tambahan
informasi
dan
sebagai
bahan referensi
bagi
mahasiswa dan semua pihak yang membutuhkan serta sebagai pembanding antara ilmu yang dipelajari dengan penerapan dalam dunia kerja yang sebenarnya.
D. Penegasan Istilah Adapun penjelasan tentang penegasan istilahnya adalah sebagai berikut: 1. Mekanisme Cara kerja suatu Organisasi (perkumpulan), pembaharuan disegala bidang berarti peningkatan pembangunan.4 2. Bonus Bank dapat memberikan bonus atas penitipan dana wadiah, yang dimaksud bonus merupakan kewenangan bank dan tidak boleh diperjanjikan dimuka. 5
4
Departemen Pendidikan Nasional, kamus Besar Indonesia, Edisi 3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm. 728. 5 Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 293.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
6
3. Akad Mengikat kedua belah pihak yang saling bersepakat, yakni masingmasing pihak terikat untuk melaksanakan kewajiban mereka masingmasing pihak terikat untuk melaksanakan kewajiban mereka masingmasing yang telah disepakati terlebih dahulu. Dalam akad terms and condition-nya sudah ditetapkan secara rinci dan spesifik (sudah welldefined). Bila salah satu atau kedua pihak yang terikat dalam kontrak itu tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka ia/mereka menerima sanksi seperti yang sudah disepakati dalam akad. 6 4. Wadiah Pada prinsipnya, wadiah adalah titipan murni dari suatu pihak ke pihak lain dengan motivasi utama orang menitipkan uang atau barang tersebut adalah untuk keamanan.7 E. Tinjauan Pustaka Di dalam penelitian ini penulis mengumpulkan beberapa referansi guna menghasilkan sebuah karya ilmiah. Pada proses pembuatan tugas akhir, penulis menemukan karya ilmiah serta sumber lain yang membahas mengenai penentuan bonus di BMT Bahtera Pekalongan. Penulis menjadikan sumber-sumber itu sebagai referensi dalam membuat penelitian ini. Dalam Tugas Akhir yang disusun oleh Umi Mahmudah yang berjudul Perkembangan Giro Wadiah pada Bank Muamalat Indonesia 6 7
Ibid., hlm. 57. Ibid., hlm. 293.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
7
Kantor Cabang Kota Pekalongan, menyatakan bahwa pada prinsipnya wadiah adalah titipan murni dari suatu pihak ke pihak lain dengan motivasi utama orang menitipkan uang atau barang tersebut untuk keamanan.
Yad–dhamanah pihak
memanfaatkan dana tersebut
yang dititipi/pihak
bank
boleh
menjadi milik bank tetapi dengan
kebijaksanaannya bank dapat memberikan bonus kepada nasabahnya. Besarnya
saldo
giro
yang
mendapatkan
bonus
wadiah
dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok : Rp 1 juta sampai dengan Rp 50 juta Diatas Rp 50 juta sampai dengan Rp 100 juta Diatas Rp 100 juta Sedangkan rumus yang digunakan dalam memperhitungkan bonus giro wadiah ada 3 macam yakni : 8 1. Bonus wadiah atas dasar saldo terendah x tarif bonus wadiah x saldo terendah bukan yang bersangkutan. 2. Bonus wadiah atas dasar saldo rata-rata x tarif bonus wadiah x saldo rata-rata harian bukan yang bersangkutan. 3. Bonus wadiah atas dasar saldo harian x tarif bonus wadiah x saldo harian bukan yang bersangkutan x hari efektif. Dalam Tugas Akhir yang disusun oleh Abdul Ghofar yang berjudul Penghimpunan Dana dengan Prinsip Wadiah di UJKS Mittra Umat Pekalongan, menjelaskan bahwa contoh perhitungan rekening sifitri : 8
Umi Mahmudah,Perkembangan Giro Waadiah pada Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang kota Pekalongan (Pekalongan : STAIN ,2008), TA Tidak diterbitkan, hlm. 48-49.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
8
Bapak Abdullah memiliki tabungan sifitri dengan saldo rata-rata pada bulan Agustus 2008 adalah Rp 1.514.416,-. Bonus yang diberikan UJKS Mitra Umat adalah 40%. Saldo rata-rata keseluruhan tabungan sifitri perbulan adalah Rp 1.927.410.125,-. Aset rata-rata UJKS Mitra Umat adalah Rp 2.762.248.922,-, kemudian pendapatan Mitra Umat dalam satu bulan adalah Rp 39.413.154,Pertanyaan, berapa bonus yang diterima oleh Bapak Abdullah pada akhir bulan? Jawab :
Saldo rata rata tabungan x Pendapa tan UJKS per bulan x Nisbah Asset rata rata UJKS Rp 1. 927. 410 . 125 x Rp 39. 413. 153 x 40% Rp11. 000. 501, 72 Rp 2 .762 . 248 . 922 Bonus Bapak Abdullah
Rp 1.514.416 x Rp 11.000.501,72 Rp 1.927.410.125
= Rp. 8.643,-
Dalam penelitian yang dilakukan Abdul Ghofar ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Contoh dalam perhitungannya tersebut Bapak Abdullah memperoleh bonus sebesar, Rp 8.643,Dengan cara perhitungan : 9 Saldo rata rata tabungan x Pendapa tan UJKS per bulan x nisbah Asset rata rata UJKS
9
Abdul Ghofar, Penghimpunan Dana dengan Prinsip Wadiah di UJKS MITRA UMAT Pekalongan ( Pekalongan : STAIN, 2008 ), TA Tidak diterbitkan, hlm. 53.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
9
F. Kerangka Teori Dalam perbankan syariah menerapkan akan berupa titipan (wadiah) ada dua, yaitu wadiah yad-amanah dan wadiah yad-dhamanah. Pada awalnya, wadiah muncul dalam bentuk yad al-amanah, ‘tangan amanah’ yang kemudian dalam perbankannya memunculkan yad-dhamanah ‘tangan penanggung’ akad wadiah yadh-dhamanah ini yang akhirnya banyak dipergunakan dalam aplikasi perbankan syariah dalam produkproduk pendanaan. Dengan prinsip ini, penyimpan boleh mencampur aset penitip dengan aset penyimpan atau aset penitip yang lain, dan kemudian digunakan untuk tujuan produktif mencari keuntungan. Pihak penyimpan berhak atas keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan aset titipan dan bertanggung jawab penuh atas resiko kerugian yang mungkin timbul. Selain itu, penyimpan diperbolehkan juga, atau kehendak sendiri, memberikan bonus kepada pemilik aset tanpa akad perjanjian yang mengikat sebelumnya. Dengan menggunakan prinsip Yad-dhamanah, akad titipan seperti ini biasanya disebut wadiah Yad-dhamanah. Rukun dari akad titipan wadiah (yad-amanah maupun yaddhamanah) yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa hal berikut: 1.
Pelaku Akad, yaitu penitip (mudi’/muwaddi’) dan penyimpan atau penerima titipan (muda’/mustawda’)
2.
Objek akad, yaitu barang yang dititipkan, dan
3.
Shighat, yaitu ijab dan Qobul
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
10
Sementara itu, syarat wadiah yang harus dipenuhi adalah syarat bonus sebagai berikut: 1.
Bonus merupakan kebijakan (hak prerogatif) penyimpan; dan
2.
Bonus tidak disyaratkan sebelumnya. Sebagai salah satu contoh bagaimana perhitungan giro wadiah
sebagai berikut: saldo rata-rata rekening giro wadiah tuan C di Bank Islam sebesar Rp 1.000.000,- (saldo minimum untuk mendapatkan bonus). Bonus yang akan diberikan oleh bank kepada nasabah giro wadiah adalah 25% diasumsikan total saldo rata-rata dana giro di Bank Islam sebesar Rp 200.000.000’- dan keuntungan yang diperoleh untuk dana giro wadiah adalah sebesar Rp 6.000.000,-. Maka pada akhir bulan nasabah akan memperoleh bonus dari bank sebesar : Rp1.000.000, x Rp 6.000.000, x 25% Rp 7.500 Rp 200.000.000
Demikian dengan konsep al-wadiah yad adh-dhamanah, pihak yang menerima titipan boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan. Tentunya, pihak bank dalam hal ini mendapatkan bagi hasil dari pengguna dan bank dapat memberikan insentif kepada penitip dalam bentuk bonus. 10
G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian 10
Muhammad Syafi’i Antonio, op. Cit., , cet. 1,hlm. 89.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
11
Jenis penelitian Tugas Akhir ini adalah penelitian lapangan ( Field Research ) dilakukan dalam kehidupan atau keadaan yang sebenarnya yaitu dengan cara mencatat dengan mengumpulkan berbagai data dan informasi yang ditemukan di lapangan.11 Penelitian lapangan ini perlu dilakukan guna membandingkan teori yang ada dengan praktiknya. Dengan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.12 2. Sumber Data a.
Sumber Data Primer Data yang diperoleh langsung dari sumber-sumber primer, yakni sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut13, yaitu informasi tentang mekanisme penentuan bonus pada akad wadiah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan.
b. Sumber Data Sekunder Data yang diperoleh dari sumber yang bukan asli, yang memuat informasi atau data tersebut,14 antara lain literatur buku penunjang, karya ilmiah, brosur, buku pedoman
11
Drs. Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 1989), hlm. 28. 12 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998), hlm. 3. 13 Tatang M Amirin, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1999), hlm. 132. 14 Ibid., hlm. 132.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
12
penilaian ataupun yang lainnya berkaitan dengan penelitian ini. 3. Lokasi Dalam tugas akhir ini penulis menjadikan KJKS BMT Bahtera Pekalongan sebagai lokasi penelitian. Adapun objek penelitiannya adalah pihak menejemen KJKS BMT Bahtera Pekalongan dan kebijakan yang dikeluarkan. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Yaitu pengamatan dan pencatatan secara sisitematis dari objek yang diteliti. Dalam metode ini penulis mengadakan pengamatan dan pencatatan guna mengetahui secara jelas tentang mekanisme penentuan bonus pada akad wadiah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan. c. Wawancara Yaitu proses memperoleh keterangan tujuan penelitian dengan cara tanya jawab langsung dengan bertatap muka antara penanya dengan penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).15 Tanya jawab secara langsung ini bertujuan untuk memperoleh informasi terkait permasalahan tentang bagaimana penentuan
15
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Cet. 3 (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1988), hlm. 234.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
13
bonus pada akad wadiah di BMT Bahtera Pekalongan. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan Ibu Rosa Norita, SE. d. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah data cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk dengan buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. 16 5. Metode Analisis Data Metode analisis data ini bertolak dari dasar-dasar pengetahuan yang bersifat umum berupa teori-teori, hukumhukum, prinsip-prinsip dalam bentuk preposisi-preposisi yang berlaku secara umum. Dasar itu dipergunakan untuk memikirkan dan menarik kesimpulan mengenai sesuatu
yang
bersifat
khusus/tertentu atau individual. 17
H. Sistematika Penulisan Untuk dapat mempermudah dalam memahami Tugas Akhir ini dan mendapatkan gambaran secara umum,
maka perlu dikemukakan
sistematika pembahasan yang berisikan tentang ikhtisar dari bab per bab secara keseluruhan.
16
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial University Press, 1995), hlm. 133. 17 Ibid., hlm. 17.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
(Yogyakarta: Gajah Mada
14
Selanjutnya bab demi bab secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut : Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penegasan istilah, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan umum tentang akad wadiah dan bonus wadiah yang berisi tentang pengertian wadiah, dasar hukum wadiah, rukun dan syarat wadiah, macam wadiah, aplikasi wadiah pada produk lembaga keuangan syariah, pengertian bonus wadiah dan contoh mekanisme penentuan bonus. Bab III Gambaran umum BMT Bahtera Pekalongan berisi tentang sejarah berdirinya KJKS BMT Bahtera Pekalongan, visi dan misi KJKS BMT Bahtera Pekalongan, struktur organisasi KJKS BMT Bahtera Pekalongan, macam-macam produk yang menggunakan akad wadiah. Bab IV Analisis mekanisme penentuan bonus pada akad wadiah, yang berisi tentang mekanisme penentuan bonus pada akad wadiah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan. Bab V Penutup, meliputi kesimpulan dari hasil pembahasan serta saran-saran yang diberikan.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
15
BAB II LANDASAN TEORI
A. WADIAH 1. Pengertian Wadiah Dalam tradisi fiqih Islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan prinsip al-wadiah. Al-wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. 18 Menurut Drs. Zainal Arifin, MBA dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar manajemen Bank Syariah, wadiah menurut bahasa adalah sesuatu yang diletakkan pada yang bukan pada pemiliknya untuk dijaga. Barang yang dititipkan disebut Ida’, yang menitipkan disebut Mudi’ dan yang menerima titipan disebut Wadi’. Dengan demikian maka pengertian istilah wadiah adalah akad antara pemilik barang (mudi’) dengan penerima titipan (wadi’) untuk menjaga harta/modal (ida’) dari kerusakan atau kerugian dan keamanan harta.19 2. Dasar Hukum Wadiah Dasar hukum wadiah berdasarkan Al-Qur’an, hadist, dan ijma’, seperti yang dikutip oleh Muhammad Syafi’i Antonio, yaitu: 20
18
Muhammad syafi’i Antonio, Bank Syaiah Dari Teori ke praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 85. 19 Zaenal Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustaka alvabet, 2005), hlm. 26. 20 Ibid., hlm. 85-86.
15 http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
16
a. Al-Qur’an
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat (titipan) kepada yang berhak menerimanya...”(An-Nisa’: 58)
“... Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya”(Al-Baqarah: 283)
Maksud dari ayat di atas yaitu, bahwa jika orang diamanati (dititipi) sesuatu maka ia harus melakukan tugasnya yaitu menjaga barang titipan itu, dan wajib mengembalikannya pada waktu pemilik meminta kembali barang titipan itu. b. Hadist
قال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص (اداالمانة إىل من ائتمنك والختن: عن اىب هريرة هنع هللا يضر قال
من خانك ) رواه ابوداود
Abu Hurairah R.A meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sampaikanlah (tunaikanlah) amanat kepada yang berhak menerimanya, dan jangan membalas khianat kepada yang telah mengkhianatimu”. (HR. Abu Dawud)21
c. Ijma’
21
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syaiah Dari Teori ke praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 85.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
17
Para tokoh ulama Islam sepanjang zaman telah melakukan ijma’ (konsensus) terhadap legitimasi al-wadiah karena kebutuhan manusia terhadap hal ini jelas terlihat, seperti dikutip oleh Dr. Azzuhaily dalam alfiqh al-islami wa adillatuhu dari kitab al-mughni wa syarh kabir li ibni qudhamah dan mabsuth li imam sarakhsy. Pada dasarnya, penerima simpanan adalah yad-al-amanah (tangan amanah), artinya tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan selama hal ini bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan (karena faktor-faktor di luar batas kemampuan). 22 Akan tetapi, dalam aktivitas perekonomian moderen, penerima simpanan tidak mungkin akan meng-idle-kan aset tersebut, tetapi mempergunakannya dalam aktivitas perekonomian tertentu. Karenanya, ia harus meminta izin dari pemberi titipan untuk kemudian mempergunakan hartanya tersebut dengan catatan ia menjamin akan mengembalikan aset tersebut secara utuh. Dengan demikian, ia bukan lagi yad-al-amanah, tetapi yad-al-dhomanah (tangan penanggung) yang bertanggung jawab atas segala kehilangan kerusakan yang terjadi pada barang tersebut. 3. Rukun dan Syarat Wadiah Menurut Hanafiyah seperti yang dikutip oleh Hendi Suhendi rukun al-wadiah ada satu, yaitu ijab dan qabul, sedangkan yang lainnya termasuk syarat dan tidak termasuk rukun. Menurut Hanafiyah dalam shighat, ijab 22
Hendi Suhendi dan Dr. Azzuhaily, Fiqih Muamalah (Jakarta: Grafindo persada, 2002), hlm. 183.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
18
dianggap sah apabila ijab tersebut dilakukan dengan perkataan yang jelas (sharih) maupun dengan perkataan samaran (kinayah). Hal ini berlaku juga untuk qabul, disyaratkan bagi yang menitipkan dan yang dititipi barang dengan mukalaf. Tidak sah apabila yang menitipkan dan yang menerima benda titipan adalah orang gila atau anak yang belum dewasa (shaby).23 Menurut Syafi’iyah seperti yang dikutip oleh Hendi Suhendi alwadiah memiliki tiga rukun, yaitu: 24 a. Barang yang dititipkan, syarat barang dititipkan adalah barang atau benda itu merupakan sesuatu yang dapat dimiliki menurut syara’. b. Bagi orang yang menitipkan dan yang menerima titipan, disyaratkan bagi penitip dan penerima titipan sudah baligh, berakal, serta syaratsyarat lain yang sesuai dengan syarat-syarat berwakil. c. Sighat ijab dan qabul al-wadiah, disyaratkan pada ijab qabul ini dimengerti oleh kedua belah pihak, baik dengan jelas maupun samar. 4. Macam Wadiah Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat apabila nasabah yang bersangkutan menghendaki. Bank bertanggung jawab atas pengembalian titipan. Wadiah dibagi dua (2) yaitu, wadiah yad-dhamanah dan wadiah yad-amanah.
23 24
Ibid., hlm. 183. Ibid., hlm. 183.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
19
a. Wadiah
yad-dhamanah
adalah
titipan
yang
selama
belum
dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. Apabila dari hasil pemanfaatan tersebut diperoleh keuntungan maka seluruhnya menjadi hak penerima titipan. 25 Gambar. 1. 1 Skema Al-wadiah Yad Adh-Dhamanah
Titip Dana
1
Nasabah (penitip) 4
Bank mustawda’ (penyimpan)
Beri Bonus 3
Bagi Hasil (Margin)
Pemanfaatan 2
Dana
USERS OF FURUD (nasabah pengguna dana) Keterangan: Dengan konsep al-wadiah yad adh-dhamanah pihak yang menerima titipan boleh menggunakan dana memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan. Tentu pihak bank dalam hal ini mendapatkan hasil dari pengguna dana. Bank dapat memberikan insentif kepada penitip dalam bentuk bonus. 25
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah. Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani,2001),hlm. 148-150
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
20
b. Wadiah
yad-amanah
adalah
penerima
titipan
tidak
boleh
memanfaatkan barang titipan tersebut sampai diambil kembali oleh penitip. Gambar. 1. 2 Skema Al-wadiah Yad Al-Amanah
1
Titipan Barang Bank mustawda’ (penyimpan)
Nasabah muwaddi’ (penitip)
2 Bebankan Biaya Penitipan
Keterangan: Dengan konsep al-wadiah yad al-amanah pihak yang menerima titipan tidak boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan pihak penerima titipan dapat membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan. 26 5. Aplikasi akad wadiah pada produk Lembaga Keuangan Syariah a. Aplikasi produk dalam perbankan syariah 1) Giro ( Current account ) Giro (menurut UU pokok perbankan No.21 tahun 2008 Bab I pasal I ayat 23) adalah:27
26
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah. Dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani,2001), hlm. 148-150. 27 Di unduh dari http:google/uu perbankan syariah no.21 tahun 2008. Diambil pada tanggal 28 Oktober hari Jumat . Pukul 11.30
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
21
Simpanan berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah
pembayaran
lainnya,
atau
dengan
perintah
pemindahbukuan. 2) Tabungan berjangka ( Saving account ) Tabungan berjangka adalah sebuah produk tabungan dari bank, di mana nasabah menyetorkan sejumlah dana yang jumlahnya tetap tiap bulan, selama periode yang sudah ditetapkan. Sedikit
mirip asuransi,
hanya kalau tabungan berjangka,
periodenya relatif singkat, lamanya menabung dan jumlah dana yang rutin disetorkan bisa diatur sesuka hati, sesuai dengan yang ditawarkan pihak bank. Setelah jatuh tempo, tabungan baru bisa diambil, tentunya dengan bunga yang lebih tinggi dari tabungan biasa.28 3) Save Deposit Box Yang dimaksud dengan kotak pengaman (save deposit box) adalah salah satu sistem pelayanan bank kepada masyarakat, dalam bentuk bank menyewakan box dengan ukuran tertentu untuk menyimpan barang-barang berharga dengan jangka waktu tertentu dan nasabah menyimpan sendiri kunci kotak pengaman tersebut.
28
Ikatan Alumnni Yayasan Soposurung, “Tabungan Berjangka: Lagi Ngetrend dan bermanfaat untuk investasi Bernilai kecil”, 21 November 2010,
, (19 September 2011).
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
22
Kotak pengaman (safe deposit box) adalah simpanan dalam bentuk tertutup,
dalam
arti,
pejabat
bank
tidak
boleh
memeriksa/menyaksikan wujud/bentuk barang yang disimpan. 29 4) TabunganKu TabunganKu adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.30 b. Aplikasi produk dalam BMT 1) Tabungan Wadiah Tabungan wadiah adalah titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati dengan kuitansi, kartu ATM, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. 31 Tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya. berkaitan dengan produk tabungan
wadiah,
bank syariah
menggunakan akad wadiah yad adh-dhamanah. Dalam hal ini, nasabah bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada bank syariah untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau 29
http://artikelterbaru.com/ekonomi/perbankan/penghimpunan-dana-prinsip-wadiah20111923.html. diambil tanggal. 11 September 2011. pukul 19.30 WIB 30 Ibid., 31 Ibid.,
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
23
barang titipan sedangkan bank syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi dana atau barang yang disertai hak untuk menggunakan atau memanfaatkan dana atau barang tersebut.32 2) Tabungan Berjangka Tabungan berjangka adalah sebuah produk tabungan dari bank, di mana nasabah menyetorkan sejumlah dana yang jumlahnya tetap tiap bulan, selama periode yang sudah ditetapkan. Sedikit
mirip
asuransi,
hanya
kalau
tabungan
berjangka,
periodenya relatif singkat, lamanya menabung dan jumlah dana yang rutin disetorkan bisa diatur sesuka hati, sesuai dengan yang ditawarkan pihak bank. Setelah jatuh tempo, tabungan baru bisa diambil, tentunya dengan bunga yang lebih tinggi dari tabungan biasa.33 6. Pengertian Bonus Wadiah Bank dapat memberikan bonus atas penitipan dana Wadiah, yang dimaksud
bonus merupakan kewenangan bank dan tidak boleh
diperjanjikan di muka. Adapun contoh penentuan bonus yaitu: Contoh mekanisme penentuan bonus Bapak Agus memiliki tabungan sifitri dengan saldo rata-rata pada bulan agustus 2008 adalah Rp 1.514.416,- bonus yang diberikan bank adalah 40%. Saldo rata-rata keseluruhan tabungan sifitri perbulan adalah
32
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi 2 (Jakarata: PT Grafindo Persada, 2004), hlm. 271-273. 33 Ibid.,
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
24
Rp 1.927.410. 125,- aset rata-rata bank adalah Rp 2.762.248.922,kemudian pendapatan bank dalam satu bulan adalah Rp 39.413.154,Pertanyaan, beberapa bonus yang diterima oleh Bapak Agus pada Akhir bulan? Jawab :34
Saldo rata rata tabungan x Pendapa tan Bank per bulan x Nisbah Asset rata rata Bank Rp 1.927.410.125 x Rp 39.413.153 x 40% Rp 11.000.501,72 Rp 2.762.248.922
Bonus Bapak Agus
Rp 1.514.416 x Rp 11.000.501,72 Rp 1.927.410.125 = Rp 8.643,
7. Perbedaan Antara Jasa Giro dan Bonus Terdapat
perbedaan
antara
jasa
giro
dalam
lembaga
keuangan
konvensional dengan bonus dalam lembaga keuangan syariah yang dalam hal ini dalam lingkup BMT yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: 35
34
Abdul Ghofar, Penghimpunan Dana dengan Prinsip Wadiah di UJKS MITRA UMAT Pekalongan ( Pekalongan : STAIN, 2008 ), TA Tidak diterbitkan, hlm. 53. 35 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik ( Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 148-150.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
25
Gambar. 1. 3 Tabel Perbedaan Antara Jasa Giro Dan Bonus No.
Jasa Giro
Bonus
1.
Diperjanjikan
Tidak diperjanjikan
2.
Disebutkan dalam akad
Benar-benar merupakan budi baik bank
3.
Ditentukan dalam persentase
Ditentukan sesuai dengan
yang tetap
keuntungan riil bank
Hal ini sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No: 01/DSNMUI/IV/2000, yang menyatakan bahwa ketentuan umum giro berdasarkan wadiah ialah: 1. Bersifat titipan 2. Titipan bisa diambil kapan saja (on call), dan 3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian (‘athiya) yang bersifat sukarela dari pihak bank. Demikian juga dalam bentuk tabungan, bahwa ketentuan umum tabungan berdasarkan wadiah adalah : 1. Bersifat simpanan, 2. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call ) atau berdasarkan kesepakatan, 3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian (‘athiya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
26
Tetapi dewasa ini, banyak bank Islam yang telah berhasil mengkombinasikan prinsip al-wadi’ah dengan prinsip al-mudharabah. Akibatnya pihak bank dapat menetapkan besarnya bonus yang diterima oleh penitip dengan menetapkan persentase.36 Bank sebagai penerima titipan tidak ada kewajiban untuk memberikan imbalan dan bank syariah dapat mengenakan biaya penitipan barang tersebut. Namun, atas kebijakannya bank syariah dapat memberikan “bonus” kepada penitip dengan syarat sebagai berikut. 1. Bonus merupakan kebijakan hak prerogatif dari bank sebagai penerima titipan. 2. Bonus tidak disyaratkan sebelumnya dan jumlah yang diberikan, baik dalam presentase maupun nominal (tidak ditetapkan di muka). Jadi, bank syariah tidak pernah berbagi hasil dengan pemilik dana prinsip wadiah dan pemberian bonus atau imbalan kepada pemilik dana wadiah merupakan kebijakan bank syariah itu sendiri, sehingga dalam praktik bank syariah yang satu tidak sama dengan bank syariah yang lain. Ada bank syariah yang memberi bonus dan ada bank syariah yang tidak memberikan bonus.37
36
Darmansyah Hsb, “Wadiah dalam Perbankan Syariah”. http://www.papandan.net/index.php?view=article&catid=39%3Ahotnews&id=65%3Awdps&format=html&opti on=com. Di ambil tanggal 25 September 2011. Pikul 19.30 WIB 37 http://artikelterbaru.com/ekonomi/perbankan/penghimpunan-dana-prinsip-wadiah20111923.html, di ambil tanggal 25 September 2011. Pukul 19.30 WIB
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
27
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Profil KJKS BMT Bahtera Pekalongan 1. Latar Belakang KJKS BMT Bahtera Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Bahtera adalah Lembaga Keuangan Ekonomi Mikro Syariah (LKMS) Unit Sistem Pinjam Syariah Koperasi Serba Usaha (KSU) “BINA SEJAHTERA” yang berbadan hukum koperasi dan bergerak dalam bisnis (profit oriented) dan sosial. KSU Bina Sejahtera berdiri pada tanggal 01 Oktober 1995 yang mana pendiriannya diprakarsai oleh para tokoh cendikiawan, pengusaha, ulama dan tokoh masyarakat kota Pekalongan. Pendirian KJKS BMT Bahtera dilatarbelakangi pula demi memperkenalkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada ekonomi syariah telah menyediakan sarana mediasi keuangan antara warga muslim lainnya yang kekurangan likuiditas dan guna memecahkan persoalan kebutuhan akan permodalan umat Islam golongan lemah, serta menyediakan sarana penyimpanan dana yang bersistem bagi hasil. 38 Pengelola operasional KJKS BMT Bahtera Pekalongan pada saat berdiri, ditangani oleh 5 orang pengelola. Tetapi pada perkembangan berikutnya ketika aktivitas BMT Bahtera meningkat, mulai tahun 2005
38
Dokumen KJKS BMT Bahtera Pekalongan
27 http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
28
KJKS BMT Bahtera Pekalongan dipimpin langsung oleh Manajer Umum Eksekutif Unit Simpan Pinjam KJKS BMT Bahtera Pekalongan. Dalam perkembangannya KJKS BMT Bahtera dapat merekrut dan semua lapisan masyarakat dan pengusaha kecil, menengah bahkan sampai ekonomi kelas atas terutama dalam bidang pemupukan modal atau dana. Sejak tahun berdirinya pada tahun 1995 sampai sekarang, perkembangan aset yang dialami begitu pesat. Hal ini seiring dengan tumbuhnya kepercayaan masyarakat Pekalongan kepada KJKS BMT Bahtera yang mengedepankan amanah dan profesionalitas. Hingga saat ini KJKS BMT Bahtera telah memiliki beberapa kantor. KJKS BMT Bahtera berkantor pusat di Jl. DR. Sutomo Mega Grosir MM Blok A 10 Pekalongan (0285) 423 134. Mempunyai beberapa kantor cabang yaitu, di Jl. DR. Sutomo Mega Grosir MM Blok A 10 Pekalongan (0285) 427 12, lalu di Jl. Gatot Subroto 47 Banyuurip Alit Buaran (0285) 427 876, di Jl. Gajah Mada Batang (0285) 392 399 dan di Jl. Raya warungasem no.63 Warungasem Batang. Telp/fax. (0285) 441 7684. KJKS BMT Bahtera juga memiliki 2 kantor kas yaitu di Kompleks Pasar Banjarsari Lt. I Blok B No. 43 (0285) 434 711 dan di Kompleks Masjid Agung Darul Muttaqin Kauman Batang (0285) 392009.39 Pada tanggal 12 Pebruari 2008 KSU Bina Sejahtera telah berubah menjadi sebuah Koperasi Jasa Keuangan Syariah lebih tepatnya KJKS BMT
39
Dokumen KJKS BMT Bahtera Pekalongan
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
29
Bahtera, agar lebih sesuai dengan jenis kegiatannya yaitu sebagai lembaga di bidang jasa keuangan yang mengacu pada perbankan syariah. KJKS BMT Bahtera telah mendapatkan legalitas usaha yang sah secara hukum, yakni pada tanggal 31 Desember 1996 dengan nama Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Bina Sejahtera dan Nomor Badan Hukum : 12949/BH/KWK.II/ XII/1996. Namun, pada tanggal 12 Februari 2008 terjadi perubahan anggaran dasar, yaitu legalitas kegiatan usahanya adalah simpan pinjam syariah dengan Nomor
Badan Hukum
:
02/PAD/KDK.I1/1112008 dan Nomor SIUP: 118/II.03/ SIUP/XII998. KJKS BMT Bahtera beralamat di Jl. DR. Sutomo Blok A 10 Mega Grosir MM Pekalongan dengan ketua koperasi Budi Hardyansyah. SE.MM40. BMT Bahtera didirikan dengan modal awal sebesar Rp 26.000.000,- dengan satu kantor dan 3 pengelola. Namun, seiring dengan tumbuh kembangnya serta kepercayaan dan masyarakat, KJKS BMT Bahtera mencapai aset sebesar 31 Miliar (per September 2010) dengan omset pembiayaan sebesar 6 Miliar/bulan. Sementara itu untuk óperasional KJKS BMT Bahtera yang pada tahun pertama berdiri memiliki 5 karyawan dan saat ini September 2010 memiliki 45 karyawan (karyawan tetap, karyawan kontrak, cleaning service dan satpam) 41.
40
Dokumen KJKS BMT Bahtera Pekalongan Wawancara dengan Ibu. Rosa Norita, SE, selaku Bagian Manajer Operasional di KJKS BMT Bahtera Pekalongan pada tanggal 2 Maret 2011, pukul 14.15 WIB 41
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
30
Anggota KJKS BMT Bahtera Pekalongan berasal dari berbagai kalangan seperti diantaranya :42 1) Lembaga Pendidikan (TK, SD, MI, SMP, SMA, dan TPQ). 2) Perorangan (Pedagang, Ibu rumah tangga, dan pengusaha). 3) Instansi Pemerintah (Balai desa, kecamatan, dan Puskesmas). 2. Motto, Visi dan Misi KJKS BMT Bahtera Pekalongan a. Motto “Amanah Dalam Bermuamalah” Adapun maksud yang terkandung dalam motto tersebut yaitu jangan pernah ada setitik keraguan untuk menjadi mitra KJKS BMT Bahtera, karena “tidak ada iman kecuali dengan amanah”. Niscaya keberkahan akan berwujud dengan praktik ekonomi syariah. b. Visi Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang dikelola secara profesional dan amanah, bermanfaat bagi umat menuju kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, adil, dan diridhoi Allah SWT. c. Misi 1.
Mewujudkan lembaga keuangan mikro syariah yang dikelola dengan syariah secara murni dan konsekuen.
2.
Mewujudkan KJKS BMT Bahtera Pekalongan sebagai media dakwah dalam penguatan ekonomi kuat.
42
Dokumen KJKS BMT Bahtera Pekalongan
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
31
3.
Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang mandiri dan tidak bergantung pada pihak lain.
4.
Menumbuh kembangkan budaya kerja yang berprinsip jujur, amanah, adil, profesional, kreatif dan inovatif serta sanggup menghadapi tantangan yang ada.
5.
Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang mengedepankan aspek kemanfaatan jangka panjang.
B. Struktur Organisasi Dalam menjalankan suatu lembaga atau organisasi untuk mencapai target yang diharapkan dan sesuai dengan tugas serta tanggung jawab yang jelas maka diperlukan sebuah struktur yang mengatur semua ini atau bagianbagian dari organisasi. KJKS BMT Bahtera menggunakan struktur organisasi garis di mana wewenang dan puncak mengalir lansung ke pimpinan yang berada di bawahnya. Berikut ini adalah gambaran pola dalam struktur organisasi di KJKS BMT Bahtera:43
43
Dokumentasi KJKS BMT Bahtera Pekalongan
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
32
Gambar. 1. 4 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
33
C. Fungsi dan Tanggung Jawab IC pengurusan KJKS BMT Bahtera Pekalongan 1. Pengurus Merupakan pengelolaan dari KSU Bina Sejahtera yang bertugas menyusun atau merumuskan kebijakan umum untuk mendapatkan persetujuan rapat anggota, mengawasi kegiatan KSU Bina Sejahtera. 2.
Pengawas Syariah dan Manajemen Salah satu yang membedakan dengan lembaga konvensional lain adalah adanya pengawas syariah, hal ini untuk memformat dan meneliti segala kebijakan agar sesuai dengan kaidah atau pinsip syariah serta tidak melanggar demi ketentuan-ketentuan kaidah tersebut.
3.
Manajer Umum Bertanggung jawab memimpin BMT Bahtera, merealisasikan visi dan misi BMT Bahtera, dan mewakili BMT Bahtera kepada pihak luar, dalam pertemuan, negosiasi, penandatanganan kerjasama atau undangan.
4.
Manajer Marketing Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pemasaran, pembiayaan dan pendanaan di KJKS BMT Bahtera.44
5.
Manajer Personalia dan Umum a. Bertanggung jawab atas Operasional, Keuangan dan Umum KJKS BMT Bahtera secara keseluruhan.
44
Dokumentasi KJKS BMT Bahtera Pekalongan
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
34
b. Melakukan pelaksanaan dan pelayanan kepegawaian sejak proses perencanaan kebutuhan pegawai, pegawai rekruitmen dan seleksi penempatan dan kesejahteraan karyawan peningkatan kualitas dengan pendidikan dan pelatihan, permasalahan, pemutusan hubungan kerja dan akibat hukumnya. c. Pelaksana dan penyedia kebutuhan sarana dan prasarana pendukung operasional perusahaan. 6.
Remedial a. Menyempurnakan panduan kerja guna penyesuaian perkembangan permasalahan yang timbul b. Menertibkan administrasi remidial (SP I, II, III, Somasi) atau berkasberkas akad pembiayaan bermasalah dan menekan angka NPF c. Mempercepat proses penanganan pembiayaan bermasalah dengan cara preventif
(pencegahan)
dan
kuratif
(penyelesaian)
dengan
pertimbangan savety, efektif, dan efisien. 7.
Legal dan Jaminan Menangani
dan
mengelola
administrasi
dan
segi
penyaringan
pengamanan dan penyimpangan dokumen proses pembiayaan dan aspek legal, penilaian jaminan dan laporan pembiayaan yang diberikan. 8.
Manajer Unit Mengelola dan menangani unit yang dipimpinnya mengenai pendanaan dan pembiayaan nasabah secana keseluruhan yang didukung kepala bagian (kabag) marketing dan staff.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
35
9.
Kepala Bagian (Kabag) Marketing Menangani dan mengelola proses pendanaan dan pembiayaan sejak proses solisitasi nasabah, permohonan, pembinaan, pengawasan serta penyelesaiannya.
10. Staff Teller Mengendalikan catatan transaksi keuangan (tunai maupun non tunai) dan pembukuan perusahaan. 11. Staff Accounting Mengendalikan
kinerja
pengelolaan
informasi
akuntansi
dan
pengendalian keuangan agar dapat diandalkan, bebas dan kesalahan yang material, sesuai kebutuhan dan laporan keuangan dapat disajikan tepat waktu. 12. Staff Account Officer (A/O) Menangani dan mengelola proses pembiayaan sejak proses solisitasi nasabah, permohonan analisis, pengikatan, pencairan sampai dengan pembinaan, pengawasan serta penyelesaiannya. 13. Staff Funding Officer (F/O) Menangani dan mengelola proses pendanaan (tabungan dan deposito) dengan sistem jemput bola. 14. Costumer Service (CS) Menangani dalam penerimaan pengajuan pembiayaan, pembukaan rekening simpanan dan memberikan semua laporan BMT Bahtera kepada nasabah yang datang atau telepon.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
36
D. Produk – Produk di KJKS BMT Bahtera Pekalongan 1.
Produk Penghimpunan Dana ( Funding ) a.
Simpanan / Tabungan Simpanan yaitu simpanan anggota/calon anggota kepada KJKS BMT yang dapat diambil sewaktu-waktu, dengan besarnya tiap setoran disesuaikan dengan kebutuhan anggota. Simpanan atau tabungan ini biasanya mendapatkan bagi hasil setiap periode yang besarnya disesuaikan dengan tingkat saldo yang mengendap di KJKS BMT Bahtera. Karakteristik simpanan atau tabungan KJKS BMT yang membedakan dengan lembaga lainnya adalah prinsip dan akad yang digunakan dalam pengelolanya, yakni berbasis pada prinsip kaidah Islam dan bagi hasil antara lembaga dengan anggota yang disesuaikan dengan tingkat keuntungan hasil yang dicapai dan pembiayaan. Prinsip ini biasa digunakan dan dikembangkan dengan pola mudharabah yakni akad kerja sama antara anggota (shahibul maal) dengan KJKS BMT (mudharib). Sekarang ada peraturan baru dari Dinas Perkoperasian Indonesia, bahwa simpanan atau tabungan ini setiap nasabah atau anggota dikenai biaya simpanan pokok sebesar Rp 10.000,- dan akan dikembalikan nanti setelah tutup rekening. Simpanan pokok anggota KJKS BMT Bahtera ini berlaku sejak tahun 2009 kemarin. 45
45
Dokumentasi KJKS BMT Bahtera Pekalongan
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
37
Simpanan/tabungan yang dikelola oleh KJKS BMT Bahtera sebagai berikut : 1) Simpanan Mudharabah (SAMUDERA) SAMUDERA yaitu suatu jenis simpanan pihak ketiga (perorangan/badan hukum) yang setoran dan penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu, dengan mendapatkan bagi hasil simpanan sesuai kesepakatan. Untuk menjembatani masyarakat ekonomi lemah agar dapat menabung sebagai bekal hari esok dan menjadikan hidup lebih terarah. Maka KJKS BMT dapat memfasilitasi hal ini, dengan ketentuan: • Penyimpanan adalah perorangan atau badan hukum • Mengisi dan menandatangani aplikasi pembukuan rekening simpanan • Menyerahkan
fotocopy
tanda
pengenal
yang
sah
(KTP/SIM) • Mengisi slip setoran awal simpanan minimal Rp 10.000 dan storan selanjutnya minimal Rp 10.000 • Simpanan mendapatkan bagi hasil tiap bulan dihitung berdasarkan saldo rata-rata harian, adapun saldo di bawah Rp 10.000 tidak mendapatkan bagi hasil • Setoran dapat secara tunai maupun non tunai (berupa cek/BG, dan lain-lain), dengan dikenakan biaya yang
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
38
ditetapkan KJKS BMT dan dibukukan efektif satu hari setelah tanggal pencairan. Biaya administrasi simpanan yang sangat ringan yakni Rp 3.000 per triwulan (3 bulan) sekali kecuali simpanan di bawah saldo minimal. 2) Simpanan Hari Raya (SAHARA) SAHARA yaitu suatu jenis simpanan kolektif maupun individu yang jumlah setoran dan saat penarikannya telah ditentukan (jatuh tempo simpanan) untuk mempersiapkan kebutuhan hari raya dengan mendapatkan bonus pada saat jatuh tempo simpanan. Ketentuan simpanan ini adalah sebagai berikut :46 • Calon penyimpan adalah perorangan atau badan hukum. • Menyetorkan awal simpanan yang besarnya ditentukan oleh KJKS BMT dengan setoran perminggu disesuaikan dengan kondisi harga kebutuhan pokok di pasar. • Jenis setoran yang diberlakukan adalah setoran tunai. • Biaya administrasi yang ringan Rp 1000 per triwulan sekali. • Jangka waktu simpanan adalah satu tahun dimulai pada bulan Syawal dan berakhir menjelang lebaran tahun berikutnya.
46
Brosur KJKS BMT Bahtera Pekalongan
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
39
• Bagi hasil yang diberikan kepada anggota berupa bonus pada waktu jatuh tempo simpanan. 3) Simpanan Qurban dan Aqiqah (SAQURA) SAQURA adalah suatu jenis simpanan yang jumlah setoran dan jangka waktunya dapat ditetapkan sendiri oleh penyimpan untuk membantu mewujudkan kebutuhan berkurban dan aqiqah dengan mendapatkan bonus pada saat jatuh tempo simpanan, sebelum jatuh tempo simpanan tidak boleh diambil. Untuk jenis simpanan ini ketentuan yang ditetapkan adalah sebagai berikut : • Calon penyimpan adalah perorangan atau badan hukum. • Menyetorkan awal simpanan yang besarnya ditentukan oleh KJKS BMT dengan setoran per minggu disesuaikan dengan kondisi harga hewan qurban, saat ini setoran per minggunya Rp 30.000,-. • Jenis setoran yang diberlakukan adalah setoran tunai. • Biaya administrasi yang ringan Rp 1000,- per triwulan sekali. • Jangka waktu simpanan adalah 1 tahun (tepatnya 45 minggu) dimulai pada bulan Muharram dan berakhir bulan Dzulhijjah tahun berikutnya.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
40
• Bagi hasil yang diberikan kepada anggota yang rutin menabung, berupa bonus biaya penyembelihan pada saat jatuh tempo simpanan. 4) Simpanan Kiat Naik Haji (SAKINAH) SAKINAH
yaitu
suatu
jenis
simpanan
untuk
mempersiapkan keberangkatan naik haji, dengan jumlah setoran dan jangka waktunya dapat ditetapkan sendiri oleh anggota. Untuk menjamin penyimpan mendapatkan sheet pada siskohat dan dana talangan, KJKS BMT Bahtera menjalin kerjasama dengan bank syariah yang ada. Ketentuan untuk jenis Simpanan Sakinah ini adalah : • Simpanan awal Sakinah ditentukan sebesar Rp 500.000,dan selanjutnya disesuaikan dengan kemampuan anggota dan waktu untuk pemberangkatan ibadah haji. • Setoran secara tunai dan non tunai dengan kenaikan biaya yang ditetapkan oleh KJKS BMT Bahtera dan dibukukan efektif satu hari setelah tanggal pencairan. • Biaya administrasi simpanan Sakinah ini sebesar Rp 3.000,per enam bulan sekali. • Jangka waktu simpanan 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun atau disesuaikan dengan rencana keberangkatan ibadah haji yang bersangkutan.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
41
5) Simpanan/Arisan Miladia Bahtera Arisan Miladia Bahtera yaitu suatu jenis simpanan berupa arisan yang jumlah setorannya tiap satu bulan sekali dan diundi berupa uang tunai dan hadiah hiburan (Barokah Miladia maupun Rizqi Miladia) tiap bulannya. Peserta yang keluar nomor rekeningnya pada saat undian berhak mendapatkan arisan dan tidak setor lagi. Arisan Miladia Bahtera ini merupakan produk terbaru dari KJKS BMT Bahtera Pekalongan. 6) Simpanan Tarbiyah Simpanan tarbiyah yaitu suatu jenis simpanan untuk merencanakan biaya pendidikan anak yang jangka waktu dan besar setorannya disesuaikan dengan kebutuhan. Simpanan ini tidak dapat diambil kecuali pada saat jatuh tempo simpanan tarbiyah ini. Simpanan Tarbiyah ini dimulai pada saat tahun ajaran baru dan diakhiri ajaran baru tahun berikutnya. Anggota akan mendapatkan souvenir berupa seperangkat alat tulis sekolah bagi yang rutin setoran dan melebihi saldo yang ditentukan. 7). Simpanan Musafir Bahtera ( SAFIRA) Produk ini adalah produk baru yang diluncurkan KJKS BMT Bahtera pada tahun 2011, dan produk ini salah satu produk
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
42
yang menggunakan akad wadiah. Produk tersebut memiliki beberapa keuntungan diantaranya: 47 1). Solusi menabung dan berwisata gratis dengan berbagai macam hadiah. 2). Agunan pembiayaan dapat menggunakan simpanan Safira. 3). Faedah ganda meraih kebutuhan dunia dan akhirat (Tadabur Alam). 4). Investasi jangka panjang yang menguntungkan. 5). Ringan setorannya hanya Rp 150.000,6). Accesible,
amanah,
profesional
dan
jujur
dengan
pengolahan sistem syariah. b.
Simpanan Berjangka atau Deposito Simpanan berjangka atau deposito adalah simpanan anggota atau
calon
anggota
kepada
KJKS
BMT
Bahtera
yang
pengambilannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo simpanan berjangka itu berakhir. Simpanan berjangka atau deposito ini biasanya sangat membantu KJKS BMT Bahtera untuk pengelolaan pembiayaan, karena dana yang mengendap cukup lama, tidak seperti tabungan/simpanan biasa yang sewaktu-waktu diambil oleh anggota dan juga tingkat bagi hasilnya lebih tinggi. Untuk kategori simpanan berjangka atau deposito menggunakan jangka waktu mulai dan 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan tergantung minat dan
47
Brosur KJKS BMT Bahtera Pekalongan
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
43
nasabahnya. Prinsip yang biasa digunakan dalam pengelolaannya dana
ini
adalah
mudharabah,
karena
dana
tersebut
akan
menghasilkan keuntungan dan pembiayaan yang dilakukan KJKS BMT Bahtera kepada debitur, dan keuntungan inilah anggota akan mendapatkan bagi hasil dan KJKS BMT Bahtera sesuai dengan nisbah atau akad yang telah ditetapkan. Simpanan berjangka/deposito yang dikelola di KJKS BMT Bahtera Pekalongan seperti :
Simpanan Berjangka Mudharabah (SAJA’AH) SAJA’AH adalah suatu jenis simpanan dari pihak ketiga (Perorangan/Badan Hukum) yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu dan mendapatkan bagi hasil yang sesuai kesepakatan. Ketentuan
yang
berlaku
simpanan
berjangka
mudharabah ini sebagai berikut :48 • Calon penyimpan adalah perorangan/badan hukum. • Mengisi dan menanda tangani aplikasi pembukaan rekening simpanan berjangka mudharabah. • Mengisi slip setoran awal simpanan berjangka mudharabah ini dengan setoran minimal Rp 1.000.000,-
48
Brosur KJKS BMT Bahtera Pekalongan
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
44
• Jangka waktu yang bervariatif yakni 3, 6, 12 bulan dan dapat diperpanjang secara roll over sesuai dengan jangka waktu yang pertama. • Bagi hasil yang diberikan, dipindahbukukan ke dalam rekening simpanan/tabungan pada setiap akhir bulan bersangkutan sesuai dengan tanggal pembukuan Saja’ah. c.
Titipan Titipan yaitu simpanan yang diberikan anggota/calon anggota kepada KJKS BMT Bahtera baik berupa barang/uang dan KJKS BMT Bahtera berkewajiban menjaga dan merawat barang/uang tersebut dengan baik serta dapat mengembalikannya saat penitip (Muwadi’)
menghendakinya.
Prinsip
yang
digunakan dalam
pengelolaan ini adalah wadiah (titipan), namun pihak pengelola dapat mengembangkannya sesuai dengan akad perjanjian dengan anggota yakni Pertama, wadiah yad-amanah yakni penitipan barang atau uang tetapi KJKS BMT Bahtera tidak memiliki hak untuk mendayagunakan atau menggunakan untuk pembiayaan atau sektor pembiayaan yang dikehendaki oleh anggota, namun KJKS BMT Bahtera dapat mensyaratkan adanya jasa (fee) sebagai imbalan atas keamanan, pemeliharaan dan administrasi yang telah dinegosiasikan dengan anggota. Nilai jasa tersebut sangat tergantung pada jenis barang dan lamanya penitipan, contoh konkrit adalah Save Deposit Box (SDB) yang ada pada perbankan.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
45
Untuk KJKS BMT Bahtera belum ada, karena tingkat anggota yang tergolong kelas ekonomi ke bawah dan menengah. Kedua, wadiah yad-dhamanah yakni penitipan uang/barang dari anggota kepada KJKS BMT Bahtera dan KJKS BMT Bahtera berhak untuk mendayagunakan/mengelola dana tersebut, atas akad ini deposan akan mendapatkan imbalan berupa bonus yang tentu saja besarnya sangat tergantung dengan kebijakan manajemen KJKS BMT Bahtera. Jenis Simpanan/Titipan yang ada di KJKS BMT Bahtera adalah Simpanan Wadiah (SIWADA), yaitu jenis simpanan dan pihak ketiga (perorangan/badan hukum) yang merupakan titipan murni yang setoran dan penarikannya dapat dilakukan sewaktuwaktu dan tidak mendapatkan bagi hasil. Dana penyimpan dijamin keamanannya karena dikelola secara syariah dan amanah. 2.
Produk Penyaluran Dana ( Lending ) a.
Ba ‘i BiTsaman ‘Ajil (BBA) BBA yaitu hubungan akad jual beli (investasi atau pembelian barang) dengan pembayaran tangguh atau angsuran. Dalam masyarakat kita hubungan jual beli ini disebut dengan jual beli secara kredit. Dalam praktiknya KJKS BMT Bahtera bertindak sebagai penjual, tetapi dilakukan tidak secara langsung. KJKS BMT Bahtera hanya menalangi (menyediakan dana) untuk pembelian barang
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
46
modal yang diajukan oleh anggota untuk kemudian anggota tersebut membeli
sendiri
barang
modal
yang
dikehendaki.
Jumlah kewajiban yang harus dibayar kepada KJKS BMT Bahtera oleh anggota ialah jumlah harga modal dan mark-up (keuntungan) yang telah disepakati. KJKS BMT Bahtera mendapat keuntungan dan harga barang yang dinaikkan. b.
Murabahah Akad jual beli ini sebenarnya hampir sama dengan ba’i bitsaman ajil, bedanya pada akad murabahah pembayaran dilakukan oleh anggota/nasabah kepada KJKS BMT Bahtera setelah jatuh tempo. Pengembalian dengan harga dasar barang yang dibeli ditambah keuntungan yang disepakati bersama.
c.
Mudharabah Sebagaimana telah diketahui tentang mudharabah dalam simpanan, dimana KJKS BMT Bahtera bertindak sebagai mudharib dan anggota/nasabah sebagai penyimpan. Maka dalam operasi pembiayaan, perannya menjadi terbalik, KJKS BMT Bahtera bertindak sebagai Shohibul Maal dan anggota/nasabah (penerima pembiayaan) sebagai mudhorib yang menjalankan usaha dan manajemennya. Dalam pembiayaan ini, resikonya sangat tinggi karenanya harus dilakukan secara hati-hati dan dengan penelitian yang benar benar matang. Hasil keuntungan akan dibagi sesuai dengan
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
47
kesepakatan bersama dalam bentuk nisbah tertentu dari keuntungan pembiayaan. Bagi hasil efektif didapat KJKS BMT Bahtera setelah nasabah/anggota mendapatkan dana pembiayaan dan setelah dinilai bahwa investasi tersebut telah menghasilkan keuntungan. Apabila pengelolaan usaha mengalami kerugian, KJKS BMT Bahtera menanggung semua kerugian modal usaha sedangkan anggota menanggung kerugian waktu dan manajemen. d.
Musyarakah Musyarakah yaitu pembiayaan modal investasi atau modal kerja, yang mana pihak KJKS BMT Bahtera menyediakan sebagian dari modal usaha keseluruhan, pihak KJKS BMT Bahtera dapat dilibatkan dalam proses manajemen. Pembagian
keuntungan
berdasarkan
perjanjian
sesuai
proporsinya dalam bentuk nisbah. Apabila pengelolaan usaha mengalami kerugian masing-masing pihak rnenanggung kerugian sesuai kesepakatan perjanjian. e.
Ijarah Ijarah yaitu bentuk pembiayaan di KJKS BMT Bahtera di mana KJKS BMT Bahtera memberikan fasilitas pinjaman kepada anggota/nasabah
sebagai penyewa,
dan memberi kepadanya
kesempatan untuk mengambil kemanfaatan dan barang sewaan untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan yang besarnya telah disepakati bersama.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
48
f
Qardhul Hasan Qardhul Hasan yaitu suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata, dimana peminjam tidak dituntut untuk mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman. Format pinjaman qardhul hasan di KJKS BMT Bahtera ditopang dengan dana baitul maal Bahtera, yang didapat dari zakat, infaq, dan shodaqah karyawan, anggota dan lembaga serta donatur dan para dermawan.
3.
Produk – Produk Jasa Lainnya Selain kegiatan utamanya yaitu simpan pinjam, KJKS BMT Bahtera ini juga memberikan fasilitas jasa lainnya guna mendukung pelayanan yang diberikan kepada anggota dengan pelayanan prima (Aksanu Amala). Produk – Produk Jasa tersebut antara lain : a.
ATM Bahtera (Bahtera Card) Salah satu produk terbaru dengan inovasi dan kerjasama dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI) merupakan kartu ATM yang dapat digunakan sebagai kartu debet di semua jaringan mesin ATM tanpa biaya administrasi perbulan serta penyetorannya dilakukan melalui IZI UANG yang juga disediakan oleh KJKS BMT Bahtera Pekalongan. Tetapi ini jarang dimiliki dan digunakan oleh anggota KJKS BMT Bahtera mengingat nasabah di KJKS BMT Bahtera ini tingkat ekonomi kelas menengah ke bawah.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
49
b.
Al-Wakalah (Kliring) Pada prinsipnya jasa yang sesuai diterapkan dengan akad ini adalah jasa penagihan/pengiriman uang melalui bank korespondens yang bekerjasama dengan KJKS BMT Bahtera Pekalongan, sehingga dengan pelayanan ini anggota mewakilkan kepada KJKS BMT Bahtera untuk melakukan pemindahbukuan ke dalam rekeningnya. Selain itu, dalam praktiknya dalam pembelian barang murabahah pihak BMT. KJKS BMT Bahtera hanya mewakilkan kepada anggota untuk mencari dan membeli sendiri barang yang dibutuhkan tersebut.
c.
Al-Kafalah Al-Kafalah yaitu jaminan yang diberikan oleh penanggung (Kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua (pihak yang ditanggung), hal ini disebabkan bahwa praktiknya dalam mencapai suatu tujuan sering diperlukan pihak lain untuk menjaminnya.
Dalam pengertian
lain,
kafalah
juga
berarti
mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai pemimpin. d.
AI-Hiwalah A1-Hiwalah yaitu mengalihkan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya, di mana A mempunyai hutang ke C, dan dalam waktu yang sama B mempunyai hutang kepada A, atas persetujuan bersama B melunasi hutang A ke C.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
50
Akad semacam ini sangat mungkin dipraktikkan di KJKS BMT Bahtera, karena sering terjadi hal semacam ini di lapangan. E . Macam – Macam Produk yang Menggunakan Akad Wadiah di KJKS BMT Bahtera Di BMT Bahtera terdapat produk-produk yang menggunakan akad wadiah antara lain : a.
SIWADA ( Simpanan WADIAH )
b.
MILADIA ( Simpanan Arisan )
c.
SAHARA ( simpanan Hari Raya )
d.
SAQURA ( Simpanan Qurban dan Aqiqah )
e.
SAFIRA ( Simpanan Musafir Bahtera ) Dalam tiap bulannya bonus akad wadiah ditentukan saldo rata-rata dana
wadiah mengendap, pendapatan /keuntungan BMT tiap bulan, saldo rata-rata dana anggota KJKS, dan nisbah kesepakatan awal, yang cara perhitungannya seperti: Saldo rata-rata dana wadiah ditentukan saldo akhir dikalikan lama dana mengendap dibagi jumlah hari dalam bulan tersebut. Menghitung Equivalen Rate per bulan, pendapatan atau keuntungan dikalikan nisbah dibagikan total saldo rata-rata dana anggota. Bonus yang diterima, saldo rata-rata dana wadiah dikalikan Equivalen.49
49
Wawancara dengan Ibu. Rosa Norita, SE, selaku Bagian Manajer Operasional di KJKS BMT Bahtera Pekalongan pada tanggal 2 Maret 2011, pukul 14.15 WIB
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
51
BAB IV MEKANISME PENENTUAN BONUS PADA AKAD WADIAH DI KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN
A. Analisis Penentuan Bonus pada Akad Wadiah di KJKS BMT BAHTERA Pekalongan KJKS BMT Bahtera adalah salah satu lembaga keuangan yang siap melayani masyarakat, serta sebagai wadah perantara keuangan masyarakat. Karena itu KJKS BMT Bahtera harus selalu berada di tengah masyarakat agar arus uang dari masyarakat yang kelebihan dana dapat ditampung. Akan tetapi masyarakat harus terlebih dahulu menjadi anggota KJKS BMT Bahtera. Nantinya dana tersebut akan disalurkan kembali kepada masyarakat yang kekurangan dan menjadi kepercayaan masyarakat. Dengan adanya lembaga ini pihak BMT akan menyelenggarakan dan mengoperasikannya dengan sebaik-baiknya. Pada umumnya lembaga keuangan syariah BMT dalam menghimpun dana dan menyalurkan dana ke masyarakat. Salah satu reward yang diberikan KJKS BMT bagi anggota yang menghimpun dana dalam bentuk simpanan berjangka adalah pemberian bonus yang dalam hal ini dikenal sebagai bonus wadiah. Bonus wadiah adalah sebuah insentif atau hadiah yang telah diberikan oleh bank dalam kebijakan pihak bank sendiri kepada masyarakat dan tidak diperjanjikan di awal. 51 http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
52
Di KJKS BMT Bahtera ada beberapa produk yang menggunakan akad wadiah yaitu, produk tabungan wadiah, sahara, saqura, miladia, dan safira. Dalam masing-masing produk memperoleh bonus yang berbedabeda. Analisis mekanisme perhitungan bonus di KJKS BMT Bahtera, dalam tiap bulan bonus akad wadiah ditentukan : 1. Saldo rata-rata dana wadiah mengendap 2. Pendapatan/keuntungan BMT tiap bulan 3. Saldo rata-rata dana anggota KJKS 4. Nisbah kesepakatan awal Berikut rumus dalam penghitungan saldo rata-rata pada KJKS BMT Bahtera,
Saldo rata rata Dana wadiah
Saldo akhir x N 1 H
N = Lama dana mengendap H = Jumlah hari dalam bulan tersebut
Menghitung Equivalen Rate per bulan
Pendapa tan/ keuntungan x Nisbah Total saldo rata rata dana anggota
x 100
Menghitung penentuan bonus yang diberikan Saldo rata-rata dana wadiah x equivalen.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
53
Di KJKS BMT Bahtera dalam tiap bulannya bonus akad wadiah ditentukan saldo rata-rata dana wadiah mengendap, pendapatan atau keuntungan BMT tiap bulan, saldo rata-rata dana anggota KJKS, dan nisbah kesepakatan awal, seperti: Dalam menghitung saldo rata-rata dana wadiah ditentukan saldo akhir dikali lama dana mengendap kemudian dibagi jumlah hari dalam bulan tersebut. Menghitung equivalen rate per bulan antara pendapatan atau keuntungan dikalikan nisbah dibagi total saldo rata-rata dana anggota dan dikalikan seratus. Bonus yang diberikan nantinya ditentukan saldo ratarata dana wadiah dikali equivalen.
B. Mekanisme Penentuan Bonus Pada Akad Wadiah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan KJKS BMT Bahtera dapat memberikan bonus atas penitipannya, tetapi dalam pemberian bonus ini terdapat beberapa syarat di antaranya: a. Bonus diberikan pihak BMT atas kebijaksanaannya b. Bonus tidak diperjanjikan dari awal Adapun mekanisme penentuan bonus pada akad wadiah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan: Dalam tiap bulan bonus akad wadiah ditentukan : 1) Saldo rata-rata dana wadiah mengendap 2) Pendapatan/keuntungan BMT tiap bulan 3) Saldo rata-rata dana anggota KJKS
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
54
4) Nisbah kesepakatan awal Diketahui :
Saldo akhir
: RP 75.000
N
: 15 hari
H
: 31 hari
Pendapatan/keuntungan
: Rp 500 juta
Nisbah
: 35 %
Total saldo dana
: 26 miliar
Saldo rata rata dana wadiah
Saldo akhir x N 1 H
N
: Lama dana mengendap
H
: Jumlah hari dalam bulan tersebut
Saldo rata rata dana wadiah
75.000 x 15 1 36.290 31
Pendapa tan/ Keuntungan x Nisbah x 100 Total saldo rata rata dana anggota 500.000.000 x 35% x 100 0,6% 26.000.000.000
Penentuan bonus Saldo rata-rata dana wadiah x equivalen Bonus = Rp 36.290 x 0,6 % = Rp 217,74 Jadi KJKS BMT Bahtera memberikan bonus sebesar Rp 217,contoh soal : Pada bulan Januari tanggal 15 si A menabung Simpanan Hari Raya sebesar Rp 75.000,-. Pada akhir bulan BMT mendapat keuntungan sebesar
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
55
Rp 500.000.000 total saldo rata-rata dana anggota pada bulan tersebut Rp 26 Milyar. Ditetapkan nisbah 35% untuk anggota maka pada tanggal 31 Januari akan didapat penghitungan bonus sebesar. Diketahui : Saldo akhir
: Rp 75.000
N
: 15 Hari
H
: 31 Hari
Pendapatan/keuntungan
: Rp 500 Juta
Nisbah
: 35 %
Total saldo dana
: 26 Milyar
1.
Saldo rata rata dana wadiah
2.
Eq
75.000 x 15 1 36.290 31
500.000.000 x 35 % x 100 0,6 % 26.000.000.000
Bonus = 36.290 x 0,6% = Rp 217, 74 Perhitungan bonus yang diberikan di bulan januari sebesar Rp 217,kemudian pada bulan Februari saldo bertambah menjadi Rp 150.000 disetor tanggal 15, pendapatan sebesar 550 juta saldo rata-rata total 26,5 Miliar. 1. Saldo rata rata Dana wadiah (1 15) 75.000 x 15 1 40.178 28
Saldo Rata rata Dana wadiah (15 28)
40.178 + 69.642 = 109.820
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
150.000 x 13 1 69.642 28
56
2.
Eq
550.000.000 x 35 % X 100 0,7 % 26,5 M
Bonus 109.820 x 0,7 % = Rp 768,Kemudian untuk Sahara mengendap selama 8 bulan sehingga perhitungan bonus dari Januari s/d Agustus dijumlahkan untuk dibagikan bersama pengembalian sahara. Bonus dapat berupa uang atau sovenir cantik. 50 Dalam memperhitungkan pemberian bonus wadiah tersebut hal-hal yang harus diperhatikan adalah : 1. Tarif bonus wadiah merupakan besarnya tarif yang diberikan bank sesuai ketentuan: 2. Saldo terendah adalah saldo terendah dalam satu bulan 3. Saldo rata-rata harian adalah total saldo dalam satu bulan dibagi hari bagi hasil sebenarnya menurut bulan kalender. misalnya, bulan januari 31 hari, bulan Febuari 28/29hari, dengan catatan 1tahun 365 hari. 4. Saldo harian adalah saldo pada akhir hari. 5. Hari efektif adalah hari kalender tidak termasuk hari tanggal pembukaan atau tanggal penutupan tapi termasuk hari tanggal tutup buku. 6. Dana tabungan yang mengendap kurang dari 1 bulan karena rekening baru dibuka awal bulan atau di tutup tidak pada akhir bulan
tidak
mendapatkan
bonus
wadiah
kecuali
apabila
perhitungan bonus wadiah nya atas dasar saldo harian.
50
Wawancara dengan Ibu Rosa Norita, SE., selaku bagian Manajer Operasional di KJKS BMT Bahtera Pekalongan, 2 Maret 2011, pukul 14.15 WIB
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
57
Beberapa produk yang menggunakan akad wadiah beserta bonus yang diberikan dari BMT Bahtera Pekalongan :
a. Produk sahara, bonus yang diberikan berupa peralatan rumah tangga misalnya cangkir. b. Produk saqura, bonus yang diberikan berupa penyembelihannya misalnya, nasabah ingin qurban dan saat tiba penyembelihannya sudah ditanggung pihak BMT. c. Produk miladia, ini semacam arisan. Dan bonus yang diberikan berupa uang.51
51
Wawancara dengan Ibu Rosa Norita, SE., selaku bagian Manajer Operasional di KJKS BMT Bahtera Pekalongan, 2 Maret 2011, pukul 14.15 WIB
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
58
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil penulis adalah : Mekanisme perhitungan bonus di KJKS BMT Bahtera, dalam tiap bulan bonus akad wadiah ditentukan : 1. Saldo rata-rata dana wadiah mengendap 2. Pendapatan / keuntungan BMT tiap bulan 3. Saldo rata-rata dana anggota KJKS 4. Nisbah kesepakatan awal Berikut rumus dalam perhitungan saldo rata-rata pada KJKS BMT Bahtera, Saldo rata rata dana wadiah
Saldo akhir x N 1 H
N = Lama dana mengendap H = Jumlah hari dalam bulan tersebut
Menghitung Equivalen Rate per bulan
Pendapa tan/ Keuntungan x Nisbah Total saldo rata rata dana anggota
58 http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
x 100
59
Kemudian dalam menentukan bonusnya dgunakan rumus sebagai berikut: Saldo rata-rata dana wadiah x equivalen
Jadi, dalam menentukan bonus wadiah di KJKS BMT Bahtera Pekalongan terlabih dahulu menentukan saldo rata-rata dana wadiah, menentukan equivalen rate nya, nisbah kesepakatan awal, kemudian dari hasil tersebut dijumlahkan seluruhnya, dan hasil tersebut yang akan diberikan atau juga disebut bonus atas titipannya. Selain hal tersebut bonus pada UJKS BMT Bahtera pekalongan tidak disyaratkan sebelumnya dan jumlah yang diberikan, bonus merupakan kebijakan hak prerogatif dari BMT sebagai penerima titipan. B. Saran – saran 1. Bagi BMT, diharapkan agar selalu memberikan pelayanan yang baik dan pertahankan program pemberian bonus atas kebijaksanaannya, agar para nasabah bisa bertahan menabung di BMT. 2. Bagi Penulis, tak ada gading yang tak retak, tentu masih banyak kekurangan dalam melakukan penelitian, sehingga hasil dari Tugas Akhir ini mungkin tidak memuaskan pembaca/pihak lain yang terkait. Untuk itu, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan sehingga menjadi lebih baik dikemudian hari.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
60
DAFTAR PUSTAKA
A Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Edisi 2. Jakarta: PT. Grafindo persada. A Karim, Adiwarman. 2006. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Antonio, Muhammad syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press. Arifin, Zaenal. 2005. Dasar-dasar Manajemen Bank syariah. Jakarta: Pustaka alvabet. Darmansyah Hsb, Wadiah Dalam Perbankan Syariah. http://www.papandan.net/index.php?view=article&catid=39%3Ahotnews&id=65%3Aw dps&format=html&option=com. Diambil tanggal 25 September 2011. Departemen Pendidikan Nasional.2001. Kamus Besar Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka. Ghofar, Abdul. 2008. Penghimpun Dana dengan Prinsip Wadiah. ( Pekalongan: STAIN Pekalongan press ). http://articleterbaru,com/ekonomi/perbankan/penghimpunan-dana-prinsip-wadiah20111923.html. Diambil tanggal 25 september 2011. Ikatan Alumnni Yayasan Soposurung, “Tabungan Berjangka: Lagi Ngetrend dan bermanfaat untuk investasi Bernilai kecil”, 21 November 2010,
, (19 September 2011). Diambil tanggal 25 september 2011. Mahmudah. 2008. Perkembangan Giro Wadiah. Cet. III. ( Pekalongan: STAIN Pekalongan press). Mardalis. 1989. Metode Penelitian suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara. Muhammad Amirin, Tatang. 1999. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Moleong, Lexy J. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
61
Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University press. Nasir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Cet. III. Jakarta: Ghalia Indonesia Suhendi, Hendi. 2002. Fiqih Muamalah. Jakarta: Grafindo persada Wiroso. 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta: PT Grafindo.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/