1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan suatu sistem dan jalan hidup yang utuh dan terpadu. Islam memberikan panduan yang dinamis terhadap semua aspek kehidupan termasuk sektor bisnis dan transaksi keuangan. Apabila sistem tersebut dilaksanakan sesuai ajarannya, maka sistem ini menjadi sarana yang sangat berguna, adil dan rasional bagi kemajuan ekonomi masyarakat. Seiring dengan kehadiran perbankan syariah yang diawali dengan lahirnya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992, menandai mulai berjalannya sistem ekonomi non bunga, yang kemudian diikuti oleh lembaga berbasis syariah lainnya, seperti asuransi Syariah, BPR Syariah, BMT, dan juga Pegadaian Syariah. Dalam kegiatan sehari-hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau membayar berbagai keperluan dan yang menjadi masalah terkadang kebutuhan yang ingin dibeli tidak dapat dicukupi dengan uang yang dimilikinya. Kalau sudah demikian maka mau tidak mau harus mengurangi berbagai keperluan yang dianggap tidak penting, namun untuk keperluan yang sangat penting terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada. Kebutuhan dana dengan jumlah besar, seringkali sulit untuk dipenuhi dalam jangka waktu yang singkat, apalagi jika harus dipenuhi lewat lembaga perbankan. Namun jika dana yang dibutuhkan relatif kecil tidak jadi masalah besar, karena
2
banyak tersedia sumber dana yang mudah, murah dan cepat, mulai dari pinjaman ke tetangga, tukang ijon sampai kepinjaman dari berbagai lembaga keuangan lainnya. Kesulitan dana mungkin saja dapat segera diatasi bagi mereka yang memiliki barang-barang berharga, misalnya dengan cara menjual barang-barang berharga tersebut, sehingga sejumlah uang yang diinginkan dapat terpenuhi. Namun resikonya barang yang telah dijual akan hilang dan sulit untuk kembali. Kemudian jumlah uang yang diperoleh terkadang lebih dari yang diinginkan sehingga dapat mengakibatkan pemborosan. Untuk mengatasi kesulitan di atas di mana kebutuhan dana dapat dipenuhi tanpa kehilangan barang-barang berharga, maka masyarakat dapat menjaminkan barangbarang berharga tertentu ke lembaga tertentu. Barang yang dijaminkan tersebut pada waktu tertentu dapat ditebus kembali setelah pinjaman dilunasi. Kegiatan menjaminkan barang-barang untuk memperoleh sejumlah uang dan dapat ditebus kembali setelah jangka waktu tertentu tersebut disebut dengan istilah gadai. Pegadaian syariah di indonesia yang dibentuk berdasarkan
Fatwa Dewan
Syariah Nasional (DSN) No.25/DSN-MUI/III/2002 tentang Gadai Dan Rahn (Jaminan/Gadai) Emas, mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah kantor cabang pegadaian syariah yang merupakan pemain utama jasa gadai di Indonesia sejumlah 1 kantor wilayah di tahun 2003, menjadi 11 kantor wilayah dan 232 PULS (Pegadaian Unit Layanan Syariah) di tahun 2009. Begitu pula dengan penambahan asset yang mengalami kemajuan signifikan menjadi
3
Rp. 1,4 trilliun di tahun 2009 yang semula sebesar Rp. 19 milyar di tahun 20031. Pegadaian Syariah menjawab kebutuhan transaksi gadai sesuai Syariah, untuk solusi pendanaan yang cepat, praktis, dan menentramkan. Sejalan dengan perkembangannya pegadaian syariah menawarkan produkproduk yang diharapkan mampu menjadi solusi dari masalah-masalah keuangan yang dihadapi masyarakat. Produk-produk tersebut yakni : 1. Ar-Rahn, yaitu produk jasa gadai yang berlandaskan pada prinsip-prinsip Syariah, nasabah hanya akan dipungut biaya administrasi dan Ijaroh (biaya jasa simpan dan pemeliharaan barang jaminan); 2. Ar-Rum, yaitu pembiayaan untuk usaha mikro dan kecil; dan 3. Penjualan Logam Mulia ( Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi). Produk-produk seperti Ar-Rahn dan Ar-Rum tersebut dapat dipastikan akan menjadi solusi bagi masalah keuangan bagi masyarakat yang membutuhkannya, baik untuk keperluan rumah tangga, pendidikan maupun usaha atau bisnis. Jika dilihat dari visi dan misinya, pegadaian syariah berfungsi sebagai sebuah lembaga yang memberikan pembiayaan/pinjaman dengan sistem gadai kepada masyarakat. Akan tetapi, baru-baru ini pegadaian syariah menghadirkan produk terbaru yaitu produk MULIA (Murabahah Emas Logam Mulia Investasi Abadi), yaitu produk penjualan emas batangan Logam Mulia yang bekerjasama dengan ANTAM. Secara prinsip, produk ini bertujuan membantu dan memberikan kemudahan bagi masyarakat atau nasabah untuk berinvestasi dalam bentuk logam mulia. Padahal masyarakat luas lebih
1
www.Pegadaian.co.id, Data diakses pada 15 Maret 2010
4
mengenal pegadaian syariah sebagai tempat meminjam dana. Selain itu, secara umum diketahui bahwa masyarakat atau nasabah yang datang ke pegadaian syariah sebagian besar berstatus ekonomi menengah ke bawah. Tentunya pengeluaran produk baru ini akan menjadi masalah, dimana terdapat ketidaksesuaian antara produk yang ditawarkan berupa pembelian emas dengan kemampuan ekonomi nasabah. Dengan adanya permasalahan tersebut, penting untuk mengetahui respon nasabah terhadap produk MULIA sebagai upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas produk pegadaian syariah. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan penelitian mengenai “Respon Nasabah Terhadap Pembelian Logam Mulia Pada Pegadaian Syariah Cabang Margonda” .
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah Mengingat topik penelitian di atas tentang “Respon Nasabah Terhadap Pembelian Logam Mulia Pada Pegadaian Syariah” studi kasus di Pegadaian Syariah Cabang Margonda, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah respon, yaitu tanggapan/pendapat nasabah. Untuk itu penulis memberikan batasan masalah agar pembahasan skripsi ini lebih terarah dan sistematis dalam mencapai tujuan penelitian, dengan batasan sebagai berikut: 1.
Objek penelitian adalah nasabah pada Perum Pegadaian Syariah Cabang Margonda.
5
2.
Respon nasabah pada penelitian ini diukur dengan variabel Satus Sosial Ekonomi dan Variabel Respon, mencakup Kognitif (Pengetahuan), Afektif (Sikap), dan Konatif (Perilaku Nyata/Tindakan).
Dari latar belakang masalah di atas dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1.
Bagaimana respon nasabah pada Pegadaian Syariah terhadap pembelian produk Logam Mulia?
2.
Adakah hubungan antara status sosial ekonomi nasabah Pegadaian Syariah dengan responnya terhadap pembelian produk Logam Mulia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Skripsi ini bertujuan untuk memberikan deskriptif tentang persoalan-persoalan sebagai berikut: 1. Mengetahui gambaran umum status sosial nasabah Pegadaian Syari’ah Cabang Margonda 2. Mengetahui respon nasabah Pegadaian Syariah Cabang Margonda terhadap pembelian produk Logam Mulia 3. Mengetahui hubungan status sosial nasabah Pegadaian Syari’ah Cabang Margonda dan responnya terhadap pembelian produk Logam Mulia
6
Adapun manfaat penelitian skripsi ini adalah : 1. Manfaat Akademis a. Menambah dan memperkaya bahan kajian dan pustaka serta menambah khazanah pengeenambah dan memperkaya bahan kajian dan pustaka serta menambah
khasanah pengetahuan tentang respon nasabah terhadap Perum
pegadaian syariah. b. Menambah wawasan intelektualitas di bidang Pegadaian Syariah c. Menjadi referensi dan sarana penilaian bagi kalangan akademis maupun praktisi dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain. 2. Manfaat Praktis Bagi Perusahaan Umum Pegadaian Syariah, penelitian ini akan menghasilkan informasi penting yang dapat dijadikan input/masukan yang bermanfaat bagi Pegadaian Syariah mengenai respon nasabah terhadap pembelian Logam Mulia. Informasi tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka merumuskan kebijakan dan pengambilan keputusan guna pengembangan kredibilitas dan kapabilitas Pegadaian Syariah terutama dalam memberikan inovasi produk-produk yang ditawarkan. D.
Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang berupaya menarik faktor-faktor dan informasi-informasinya di ambil dari data lapangan. Data
7
diolah dengan data statistik. Adapun pembahasan hasil penelitian menggunakan pendekatan deskriptif analisis, yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari data-data yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut untuk kemudian ditarik kesimpulan. Sehingga untuk menjabarkan data-data deskriptif, menjawab pertanyaan penelitian respon nasabah terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian syariah dijawab secara kualitatif. 2. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Lapangan (Field Research) untuk mengetahui secara langsung respon atau tanggapan dari responden. Karena melakukan penelitian langsung ke lembaga yang dijadikan obyek penelitian yaitu Perum Pegadaian Syariah Cabang Margonda. Di samping itu, untuk melengkapi penelitian lapangan maka digunakan penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu mengkaji data-data yang diperoleh dari bukubuku, bahan-bahan referensi dan bahan bacaan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. 3. Data Penelitian a. Sumber Data 1) Data Primer Data primer diperoleh secara langsung dari responden yaitu nasabah Pegadaian Syariah pusat melalui kuisioner. Disamping itu, juga melakukan wawancara dengan nasabah dan pihak Pegadaian Syariah. 2) Data Sekunder
8
Data sekunder diperoleh dari: a) Data internal pada Perum Pegadaian Syariah b) Penelitian-penelitian terkait c) Buku-buku yang berkaitan dengan pegadaian syariah dan perilaku konsumen. d) Majalah, koran, brosur dan jurnal yang memuat artikel-artikel mengenai Pegadaian Syariah; e) Dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. b. Jenis Data Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, data yang diperoleh dari data primer yang terdiri dari uraian jawaban hasil kuesioner kemudian dilakukan pengolahan dari data numerik melalui satuan-satuan angka. 4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan melalui metode survei. Data yang dikumpulkan merupakan data kuantitatif. Karena ingin memperoleh informasi mengenai respon nasabah terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian syariah, maka
survei
yang
dilakukan
adalah
dengan
menemui
responden
secara
langsung/bertatap muka, ini disebut survei individu, yang menggunakan alat; a. Angket (kuesioner), yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang bersifat tertutup yang ditujukan kepada responden untuk memperoleh informasi mengenai pribadinya dan hal-hal yang ia ketahui.
9
b. Wawancara (interview), yaitu dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewed). Pihak yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah Perum Pegadaian Syariah cabang Margonda. c. Studi Pustaka, yaitu pengumpulan data dari beberapa literatur yang berkaitan dengan penelitian ini, yakni data sekunder. Dimana langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan cara membaca, mengutip/menganalisa dan merangkum hal-hal yang diperlukan. 5. Subjek – Objek Penelitian a. Populasi dan Sample Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakterstik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan2. Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah Pegadaian Syari’ah cabang Margonda yang sudah menggunakan produk MULIA yang berjumlah berjumlah 364 0rang3. Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai
2
3
Prof. Dr. Sugiono, Statistik Untuk Penelitian Bisnis, (Bandung, Alfabeta, 2007) h. 61.
Data didapatkan dari wawancara dengan kepala cabang Pegadaian Syariah Cabang Margonda, yaitu Bapak Agus Sriyadi SE, Jakarta,Juni, 2010.
10
sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi4. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitiannya adalah nasabah Pegadaian Syari’ah cabang Margonda yang sudah membeli produk Logam Mulia di Pegadaian Syari’ah sebanyak 100 orang, yang diperoleh dengan perhitungan berikut: N n= 1 + N (e)2 Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan yang masih dapat ditolerir/diinginkan (10%) 364 n= 1 + 364 (0,1)2
4
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta, Rineka Cipta, 1998), h.117.
11
364 n= 1 + 364(0,01)
364 n=
= 78,45.pembulatan menjadi 79 4,64
Berdasarkan perhitungan diatas, sampel yang diambil adalah 79 responden. Semakin banyak sampel yang diambil, semakin kecil kemungkinan terjadi kesalahan peneliti atau menurut Guilard (1987;127) semakin besar sampel (n), maka hasilnya akan semakin akurat. Oleh karena itu jumlah sampel yang diteliti sebanyak 100 responden, karena jumlah tersebut sudah dianggap mewakili dan melebihi syarat minimum jumlah sampel (n = 79) dengan asumsi bahwa ada kemungkinan dari 100 orang responden ada beberapa data yang mengalami cacat. b. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Non Probability Sampling, yaitu mengambil sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Metode Non Probability Sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling dengan memilih responden secara kebetulan bertemu dan cocok sebagai sumber data dengan berbagai pertimbangan diantaranya responden adalah nasabah Pegadaian Syariah dan
12
sudah membeli produk MULIA.5 6. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Perum Pegadaian Syariah Cabang Margonda, yaitu Jl.Margonda Raya No. 351 B, Depok. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan terhitung mulai tanggal 17 Mei 2010 sampai 17 Juni 2010.
7. Variabel dan Operasional Penelitian
a. Variabel Penelitian
Variabel adalah atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan lainnya dalam kelompok itu. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel indipenden dan variabel dependen6.
X Karakteristik Status Sosial Ekonomi
5
Y Respon terhadap pembelian Logam Mulia
Prof. Dr, Sugiono, Statistika Untuk Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. 13, h.
61. 6
Ali Mauludi AC,MA., Statistik I Penelitian Ekonomi Islam Dan Sosial, (PT. Prima Heza Lestari, Maret, 2006), h.39.
13
1) Variabel Independen (X) Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel stimulus atau atau yang mempengaruhi variabel lain7, dalam penelitian ini adalah adalah status sosial ekonomi nasabah yang dinilai dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, kekayaan dan aksesabilitas. 2) Variabel Dependen (Y) Variabel dependen (variabel terikat/tergantung) adalah variabel yang memberikan reaksi/respons jika dihubungkan dengan variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel yang terikat/tergantungnya adalah pembelian logam mulia pada pegadaian syariah. a. Operasional Variabel Operasional Variabel adalah sebagai berikut: Tabel 1.1. Operasional Variabel X
Variabel (X) Status Sosial Ekonomi 7
Sub Variabel
1. 1. Pendidikan
2. 2. Pekerjaan
Indikator Operasional 1. Tingkat pendidikan formal terakhir yang ditamatkan 2. Pendidikan non formal yang pernah ditempuh 3. Jenis pekerjaan yang ditekuni
Ety, Rochaety, dkk, Metode Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, ed. I, (Jakarta: Mitra Kencana Media, 2007),
14
4. 3. Kekayaan
2. Rata-rata pendapatan setiap bulan 3. Rata-rata pengeluaran setiap bulan 4. Kepemilikan harta Material
b.
41. Alat transportasi digunakan 2. Alat komunikasi digunakan
4. Aksesabilitas
yang
sering
yang
sering
Sumber: Dari Berbagai Sumber
Tabel 1.2. Operasional Variabel Y Variabel (Y)
Sub Variabel 1. 1. Kognitif
Respon terhadap pembelian Logam 2. 2. Afektif Mulia 4. 3. Konatif
Indikator Operasional 1. Pengetahuan adanya produk MULIA di Pegadaian Syariah 2. Dukungan dengan adanya produk MULIA di Pegadaian Syariah 3. Penilaian terhadap manfaat produk MULIA di Pegadaian Syariah 4. Keinginan menggunakan/membeli produk MULIA di Pegadaian Syariah.
Sumber: Dari Berbagai Sumber
Instrumen yang dipakai dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner yaitu dengan menyusun dan mengajukan daftar pertanyaan pada responden secara tertulis kemudian setiap jawaban diberi skor atau nilai. Model jawaban dalam kuesioner menggunakan skala likert, dengan rentang 1-5, tingkat tertinggi diberikan skor 5 dan tingkat terendah diberikan skor 18. Sebagaimana berikut ini: a. Status Sosial Ekonomi (X)
8
Prof. Dr. Sugiono, Statistik Untuk Penelitian Bisnis, h. 98
15
Instrumen yang dipakai untuk menjelaskan variabel status sosial ekonomi adalah menggunakan skala likert dengan operasional sebagai berikut : 1)
Apabila menjawab “a”, maka skornya : (5)
2)
Apabila menjawab “b”, maka skornya : (4)
3)
Apabila menjawab “c”, maka skornya : (3)
4)
Apabila menjawab “d”, maka skornya : (2)
5)
Apabila menjawab “e”, maka skornya : (1)
Keterangan : poin (a), (b), (c), (d), dan (e) tersusun dari alternatif jawaban yang dibutuhkan untuk mengukur status sosial ekonomi berdasarkan kebutuhan penelitian. 1)
Apabila menjawab “ya”, maka skornya : 1
2)
Apabila menjawab “tidak”, maka skornya : 0
Setelah diperoleh skor tiap-tiap responden, langkah selanjutnya dilakukan kategorisasi untuk menentukan kategori status sosial ekonomi yang dimiliki oleh responden secara keseluruhan. Kategorisasi tersebut adalah : 1)
50 – 74 tingkat status sosial ekonomi tinggi
2) 25 – 49 tingkat status sosial ekonomi menengah 3)
0 – 24 tingkat status sosial ekonomi rendah
a. Respon terhadap pembelian Logam Mulia (Y)
16
Adapun instrument yang digunakan untuk menjelaskan variabel respon terhadap pembelian Logam Mulia juga menggunakan skala likert dengan operasional seperti sebagai berikut : 1) Apabila menjawab “sangat setuju”, maka skornya (5) 2) Apabila menjawab “setuju”, maka skornya (4) 3) Apabila menjawab “ragu-ragu”, maka skornya (3) 4) Apabila menjawab “tidak setuju”, maka skornya (2) 5) Apabila menjawab “sangat tidak setuju”, maka skornya (1) Setelah diperoleh skor tiap-tiap responden, selanjutnya dilakukan kategorisasi untuk menentukan kategori respon yang dimiliki tiap-tiap respon dengan kategori sebagai berikut : 1) 76 – 112 berarti memiliki respon positif 2) 38 – 75 berarti memiliki respon netral 3) 0 – 37 berarti memiliki respon negatif 8. Hipotesa Hipotesis merupakan jawaban sementara yang digunakan penulis dalam membuktikan kebenaran yang dicari dalam penelitian ini. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y, maka penulis menggunakan korelasi rank spearman. Hipotesanya sebagai berikut : a. H0 : ρ = 0, tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi nasabah (X) dengan respon terhadap pembelian Logam Mulia di Perum Pegadaian Syariah (Y).
17
b. H1 : ρ ≠ 0, ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi nasabah (X) dengan responnya terhadap pembelian Logam Mulia di Perum Pegadaian Syari’ah (Y). 9. Metode Analisis Data Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin mencari respon nasabah terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian syariah, maka metode statistik yang digunakan adalah korelasi. Sebelum mengolah data dengan menggunakan rumus korelasi, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan: a.
Uji Validitas Uji validitas bertujuan untuk melihat ketepatan instrumen pengukur
dalam penelitian. Pengujian ini untuk mengetahui ketepatan instrumen penelitian agar dapat memberikan informasi yang akurat tentang hal yang diukur. Uji validitas dilakukan dengan cara melihat korelasi skor butir pertanyaan dengan total skor variabel melalui program komputer SPSS atau secara manual. Jika uji validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat benar-benar dapat mengukur apa yang hendak di ukur/teliti dengan menghitung koefisien korelasi product moment. Dengan rumus sebagai berikut:
18
N XY X Y
rxy
N X
2
X
2
N Y
2
Y
2
Dimana: Г : koefisien korelasi product moment. N
: jumlah sampel.
Σy : jumlah skor total Σx : jumlah skor butir. Σy² : jumlah kuadrat skor total Σx² : jumlah kuadrat skor butir Σxy : jumlah perkalian skor butir dengan skor total. b. Uji Realibilitas Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui koefisien alat ukur jika dilakukan dengan pengukur ulang. Suatu kuesioner reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten/stabil dari waktu ke waktu. Program SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik cronbach alpha (α). Dengan rumus sebagai berikut : ri =
Dimana:
k
1- ΣŞi²
k-1
S t²
19
r
: reabilitas instrument
k
: banyaknya butir pertanyaan
ΣŞi ² : mean kuadrat kesalahan S t² : varians total9
Untuk membantu pengujian validitas dan reabilitas, maka prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut: a) Merumuskan hipotesis operasional, yaitu Ho dan Ha Ho : Instrumen penelitian tidak valid Ha : Instrumen penelitian valid b) Menentukan pendekatan (alat) statistik yang digunakan dengan kriteria pengujian:
Jika r hitung > r tabel maka Ho ditolak
Jika r hitung < r tabel maka Ha ditolak
c) Melakukan perhitungan sesuai dengan pendekatan (alat) statistika menggunakan program komputer SPSS d) Mengambil kesimpulan
9
Prof. Dr. Sugiono, Statiska Untuk Penelitian, h. 365.
20
10. Metode Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan analisis statistik Accidental. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui skor masing-masing variabel. Selanjutnya hasil perhitungan tersebut dideskriptifkan dalam daftar frekuensi dan persentase untuk masing-masing variabel
yang kemudian di
distribusikan dalam bentuk kategori untuk mencapai kesimpulan. Sedangan analisis statistik aksidental dipergunakan untuk mengukur keeratan hubungan antar variabel dan menguji hipotesis. Metode analisis data ini menggunakan korelasi Rank Spearman, yaitu metode yang mengkorelasikan 2 (dua) buah variable X dan Y. Dalam perhitungannya korelasi ini memakai rumus Rank Spearman dengan alasan karena penelitian ini merupakan statistic non parametric dan berskala ordinal. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus korelasi yaitu10 :
rs 1
6 D
2
n(n 2 1)
dimana: rs : Rank spearman D : Beda (selisih) antara X dan Y
10
Prof. Dr. H. Agus Irianto, Statistik:Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta; Kencana, 2004) , h. 144
21
6 : Angka konstan n : Jumlah responden Untuk mengetahui korelasi yang terjadi, maka dalam menganalisisnya digunakan tabel panduan hasil korelasi sebagai berikut: Tabel 1.311 Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisisen Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, hal.250.
11. Teknik Penulisan Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku ”Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatulah” yang diterbitkan oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.
11
Sugiono, Metode Peneitian Bisnis, (Jakarta: 2001), h. 149
22
E. Review Studi Dalam penulisan penelitian ini penulis tidak menemukan skripsi yang membahas mengenai Logam Mulia atau yang berkaitan dengan hal tersebut yang dapat dijadikan sebagai review studi terdahulu. Penulis hanya menemukan beberapa artikel mengenai Logam Mulia yang penulis nilai bisa menjadi sebagai studi terdahulu, yaitu : 1. http://hargaemashariini.blogspot.com/2009/09/pegadaian.syariah-mengeluarkanproduk.html. Artikel ini membahas mengenai informasi mengenai harga emas serta tips ber-investasi emas dengan modal minimum. Selain memberikan informasi bahwa Pegadaian Syariah mengeluarkan produk MULIA (Murabahah Emas Logam Mulia untuk investasi Abadi), juga mengenai prosedur pembelian dan ketentuan-ketentuan yang terkait dengan pembeliannya seperti berat emas yang ditawarkan dan ketentuan pembayaran dengan cara kredit. 2. http://www.mafazaonline.com/index.php?news=843.
Artikel
ini
membahas
mengenai emas masih menjadi primadona bagi sebagian masyarakat dalam berinvestasi. Selain itu juga memuat isi seminar yang disampaikan oleh General Manager Pegadaian Syariah, Suhardjo. Dimana beliau menawarkan logam mulia sebagai salah satu alat investasi aman. Dalam hal ini Pegadaian Syariah telah bekerja sama dengan PT. Antam dalam menerbitkan logam mulia yang merupakan respon atas kebutuhan masyarakat terhadap logam mulia. Dengan produk logam mulia dari Pegadaian Syariah, masyarakat dapat lebih mudah memiliki logam mulia karena telah tersedia di semua outlet Pegadaian Syariah di seluruh Indonesia.
23
F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini, untuk mempermudah pemahaman uraian dan gambaran skripsi, maka penulis membuat sistematika penulisan dengan membaginya menjadi lima bab, dimana tiap bab terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan dari bab tersebut, adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Teknik Penulisan, Tinjauan Kajian Terdahulu dan Sistematika Penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI meliputi Respon; Pengertian, Macam-macam Respon, Teori Status Sosial Ekonomi. Pembelian; Pengertian, Proses Keputusan Pembelian. Murabahah; Pengertian Murabahah, Dasar Hukum, Rukun dan Syarat, Logam Mulia; Pengertian, Jenis-jenis, MULIA; Pengertian, Akad Produk MULIA, Kelebihan dan Keuntungan Investasi Logam Mulia, Persyaratan Mulia.
BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode
24
Penelitian, Teknik Penulisan, Tinjauan Kajian Terdahulu dan Sistematika Penulisan. BAB II
LANDASAN TEORI meliputi Respon; Pengertian, Macam-macam Respon, Teori Status Sosial Ekonomi. Pembelian; Pengertian, Proses Keputusan Pembelian. Murabahah; Pengertian Murabahah, Dasar Hukum, Rukun dan Syarat, Logam
Mulia;
Pengertian,
Jenis-jenis,
MULIA;
Pengertian,
Keuntungan Mulia, Persyaratan Mulia. BAB III
Mekanisme Operasional Pembelian Bab ini membahas mengenai mekanisme operasional, teknik operasinal pembelian MULIA pada Pegadaian Syariah, Komponen Perhitungan dan Simulasi Pembelian Logam Mulia pada Pegadaian Syariah.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini akan memaparkan hasil penelitian meliputi Profil Responden, Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen, Penemuan dan Pembahasan dan Uji Hipotesis.
BAB V
PENUTUP Dalam bab keempat ini merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam skripsi ini. Bab ini berisi: Kesimpulan dan Saransaran dari penulis mengenai hal-hal yang dibahas dalam skripsi ini.
25
BAB III MEKANISME OPERASIONAL PEMBELIAN
A. Mekanisme dan Operasional Pegadaian Syariah dalam melaksanakan mekanisme pembiayaan fasilitas produk MULIA menggunakan dua akad, yaitu akad murabahah dan akad rahn. Melalui akad murabahah, Pegadaian Syariah menetapkan keuntungan dan menarik uang muka sesuai dengan konsep murabahah berdasarkan kesepakatan bersama antara kedua belah pihak. Sedangkan melalui akad rahn, objek jual beli (logam mulia) dijadikan jaminan (marhun) apabila pembayaran dilakukan secara angsuran/dicicil. Adapun keterlambatan dalam pembayaran angsuran/cicilan akan dikenakan denda, dimana denda mengalami kelipatan per 7 hari, sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Ketentuan Denda No. 1. 2. 3. 4. 5.
Keterlambatan Pembayaran 1 – 7 hari 8 – 14 hari 15 – 21 hari 22 – 28 hari > 28 hari
Denda 2% 4% 6% 8% 10%
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pegadaian Syariah sebagai lembaga usaha keuangan Syariah dalam menjalankan mekanisme operasional usahanya menetapkan beberapa ketentuan atau aturan, yang dijadikan bagian dari prosedur pembelian masih pada batas kewajaran. Mulai dari penetapan keuntungan (margin), pembayaran uang muka, menjadikan objek jual beli (logam mulia) sebagai jaminan (marhun) dan penetapan denda, semua hal tersebut merupakan wujud dari kehati-hatian pihak Pegadaian Syariah dalam menghadapi resiko ketidakmampuan nasabah (pemesan) untuk melakukan pelunasan cicilan (wanprestasi). Namun, jika nasabah (pemesan) mampu melakukan pelunasan sisa hutang/cicilan murabahah lebih awal atau sebelum jangka waktu yang telah diperjanjikan, pihak pegadaian syariah akan memberikan diskonto margin (amal sholeh) sesuai kebijakan dari masing-masing cabang pegadaian syariah, dimana diskonto margin tersebut tidak diperjanjikan dalam akad. Proses transaksi pembelian produk MULIA secara prinsip dilakukan dengan dua tahap, yaitu :
1. Pegadaian syariah membeli logam mulia pada PT. Antam Tbk, atas permintaan yang diajukan nasabah (pemesan). Dalam hal ini, pegadaian syariah memiliki peran ganda, yaitu sebagai penalang dana dan juga pembeli. Seperti gambar berikut: Gambar 3.2 Skema Pembelian I Langkah I : Pembelian Logam Mulia Oleh Pegadaian Syariah 2. Bayar Tunai
Pegadaian Syariah
1.Akad jual beli
PT. Antam Tbk (Supplier)
3. Penyerahan Barang 2. Pegadaian syariah menjual kembali logam mulia kepada nasabah. Maka disini pegadaian syariah sebagai penjual logam mulia. Seperti gambar berikut: Gambar 3.3 Skema Pembelian II Langkah II : Penjualan Logam Mulia Kepada Nasabah (Pemesan) 2.Bayar Cicil atau Tangguh
Nasabah (pemesan)
1.Akad Murabahah
Pegadaian Syariah
3.Penyerahan Barang
B. Teknik Operasional Teknik operasional dalam pembelian produk MULIA menggambarkan hubungan antara nasabah, pegadaian syariah dan PT. Antam Tbk dalam proses transaksi jual beli logam mulia, serta implementasi dari akad dan prinsip syariah yang terkandung dalam produk MULIA. Proses diawali dengan permintaan atau permohonan pembiayaan logam mulia dari nasabah (pemesan). Selanjutnya pihak pegadaian Syariah akan membeli logam mulia dengan spesifikasi tertentu kepada PT. Antam Tbk, sesuai dengan keinginan nasabah (pemesan). Uraian di atas akan lebih jelas dan rinci disajikan pada gambar berikut ini :
Gambar 3.4 Teknik Operasional
8. Penyerahan Barang 2.Spesifikasi Barang
1.Akad Murabahah
Nasabah
4.Spesifikasi Barang
Pegadaian Syariah
7. Bayar secara Cicilan
3.Pembelian barang
PT.ANTAM Tbk (Suplier)
5.Bayar Tunai 6. Penyerahan Barang
Sumber: Berbagai Sumber
Keterangan : 1.
Nasabah (pemesan) mengajukan permohonan pembelian logam mulia dengan
membawa persyaratan bagi pemohon ke perum pegadaian syariah terdekat, kemudian nasabah (pemesan) mengisi formulir aplikasi yang akan disediakan oleh pihak pegadaian syariah. Selanjutnya nasabah dan pegadaian syariah mengadakan akad MULIA (murabahah). 2.
Nasabah (pemesan) memberikan spesifikasi logam mulia yang ingin dibeli dan
membayar uang muka. Besarnya uang muka disesuaikan dengan berat logam mulia yang akan dibeli. Hal ini sebagai bukti keseriusan nasabah (pemesan). 3.
Pegadaian Syariah memesan dan membeli logam mulia ke PT. Aneka Tambang
Tbk, 4.
Pembelian logam mulia tentunya dengan spesifikasi yang diinginkan nasabah
(pemesan). Perlu diketahui bahwa umumnya logam mulia yang dipesan tidak secara langsung diperoleh pada saat pegadaian syariah memesan atau membeli, baru akan diperoleh beberapa hari kemudian atau sesuai kesepakatan antara pihak perum pegadaian dengan PT. Aneka Tambang Tbk. Secara teori, pihak pegadaian syariah memberitahukan kepada nasabah bahwa logam mulia yang dipesan akan tersedia dua sampai tiga minggu kemudian, sejak permohonan nasabah diterima oleh pegadaian syariah. Akan tetapi biasanya logam mulia sudah tersedia lebih cepat dari waktu yang diinformasikan sebelumnya. Begitu logam mulia diterima oleh pihak pegadaian syariah
dari PT. Antam Tbk, pihak pegadaian syariah akan langsung menghubungi nasabah (pemesan) yang bersangkutan. 5.
Setelah logam mulia yang dipesan telah tersedia, maka proses selanjutnya pihak
pegadaian syariah membayar logam mulia dengan cara tunai. 6.
Penyerahan logam mulia oleh PT. Aneka Tambang Tbk kepada pegadaian syariah,
setelah pembayaran tunai. 7.
Proses selanjutnya adalah pegadaian syariah memberitahukan kepada nasabah
(pemesan) bahwa logam mulia yang diinginkan nasabah telah tersedia. Maka nasabah menandatangani kontrak akad MULIA dan langsung membayar cicilannya. Namun, logam mulia tersebut masih akan berada pada pegadaian syariah sampai nasabah berhasil melunasi pembayarannya. 8. kemudian logam mulia yang telah dilunasi pembayarannya, baru akan diserahkan kepada nasabah oleh pegadaian syariah beserta sertifikatnya.
C. Komponen Perhitungan Perhitungan dalam pembelian produk MULIA terbagi menjadi dua, yaitu tunai (cash) dan dicicil (credit). Dalam perhitungan pembelian, tentunya terdapat perbedaaan antara keduanya. Komponen dalam perhitungan pembelian logam mulia secara tunai, yaitu harga, margin dan biaya administrasi. Sedangkan secara kredit, ada beberapa komponen perhitungan, sebagai berikut1: 1.
Harga, yaitu harga perolehan dari logam mulia yang akan dibeli nasabah
(pemesan). Acuan harga yang digunakan oleh pegadaian syariah adalah harga dari PT. Antam Tbk. Pada prinsipnya, ketika nasabah (pemesan) melakukan pembelian secara kredit, sebenarnya pihak pegadaian syariah langsung membelikan emas batangan yang di pesan tersebut di Antam. Pihak pegadaian syariah akan menutup kekurangan dananya terlebih dulu dan menyimpan emas yang mereka beli. Emas tersebut baru akan diserahkan kepada nasabah (pemesan) pada saat nasabah (pemesan) tersebut berhasil melunasi pembayarannya. 2.
Margin, yaitu keuntungan yang menjadi hak pihak pegadaian syariah atas jasa
meminjamkan sebagian dana kepada nasabah (pemesan) untuk membeli emas batangan. 1
31.
Joko Salim, S.Kom, SE, Jangan Investasi Emas Sebelum Baca Buku Ini, (Jakarta: Visimedia, 2010), h.
Besar margin keuntungan yang menjadi hak pegadaian syariah sesuai dengan jangka waktu pembayaran yang diinginkan nasabah (pemesan). Misalnya; jika pembelian dilakukan secara tunai, besar margin keuntungan yang menjadi hak pihak pegadaian adalah 3% dari harga perolehan. Jika pembelian secara kredit, besar margin yang disyaratkan menjadi hak pihak pegadaian syariah adalah 6% untuk jangka waktu pinjaman dana selama 6 bulan. 3.
Biaya administrasi, yaitu biaya yang dibebankan kepada nasabah oleh pihak
pegadaian syariah, yaitu sebesar Rp 50.000 (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap kali transaksi. 4.
Pembayaran awal, ini disebut juga dengan DP (down payment) atau tanda jadi yang
menunjukkan keseriusan nasabah (pemesan) untuk mengajukan pembiayaan. Dalam kasus pembelian emas batangan ini, besarnya pembayaran awal adalah sebesar 25% dari harga perolehan ditambah dengan biaya administrasi. 5.
Angsuran, yaitu sejumlah dana yang harus dibayarkan oleh nasabah (pemesan)
secara rutin setiap bulan untuk melakukan usaha pelunasan dari emas batangan yang telah dibeli. Angka angsuran ini didapatkan dari besarnya biaya perolehan dikurangi dengan pembayaran awal, kemudian dibagi dengan jangka waktu yang diinginkan nasabah (pemesan). Dari beberapa komponen perhitungan tersebut, diperoleh sebuah formula perhitungan sebagai berikut : Harga kredit = Harga perolehan dari Antam + % Margin Uang Muka = 25% Harga kredit + Administrasi Angsuran
= (Harga kredit – Uang Muka / Jangka waktu
Perhitungan pada masing-masing komponen di atas, tidak terlepas dari pilihan yang ditetapkan oleh nasabah (pemesan) sesuai yang ditawarkan pegadaian syariah mengenai cara pembelian; tunai (cash) atau dicicil (credit), jangka waktu yang diinginkan dan ketentuan margin yang harus dibayarkan. Pilihan-pilihan yang ditawarkan oleh pihak pegadaian syariah tersebut dijelaskan melalui tabel berikut ini:
Tabel 3.5 Ketentuan Perhitungan Pembelian No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jangka Waktu 3 bulan 6 bulan 12 bulan 18 bulan 24 bulan 36 bulan
Uang Muka 20% 25% 30% 35% 40% 45%
Margin 3,5 % 6% 12% 18% 24% 36%
D. Simulasi Pembelian MULIA Pembelian produk MULIA akan lebih jelas dan mudah dipahami melalui simulasi pembelian MULIA, sebagai berikut.: Seorang nasabah membeli 1 (satu) keeping Logam Mulia (LM) seberat 25gram dengan kadar 99,99% (asumsi harga 25gram=Rp 7.813.500,-) maka: 1. Pembelian Tunai Harga + % margin+ Administrasi
= Rp 7.813.500 + (7.813.500 x 3%) + Rp 50.000 = Rp 7.813.500 + Rp 234.405+ Rp 50.000 = Rp 8.097.905 2. Pembelian Angsuran Contoh angsuran selama 6 bulan : Harga + % margin + Administrasi
= Rp 7.813.500 + (6% x 7.813.500) = Rp 7.813.500 + Rp 468.810 = Rp 8.282.310 Maka : Uang muka 25%
= Rp 2.070.578
Administrasi
= Rp
50.000
——————— + Pembayaran awal
= Rp 2.120.578
Sisa Pembayaran
= Rp 8.282.310 – Rp 2.070.578 = Rp 6.211.732
Angsuran / Bulan
= Rp 6.211.732 : 6 = Rp 1.035.289/bulan2.
2
Brosur MULIA
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN
A. Uji Validitas dan Reabilitas Uji validitas dan reabilitas harus dilakukan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui bahwa setiap pertanyaan dalam kuesioner yang diajukan kepada responden telah dinyatakan valid. Sementara itu uji reabilitas untuk mengetahui apakah kuesioner dapat dipakai berulang-ulang sebagai ciri dari instrumen yang realibel.1 Kuesioner yang disebar untuk uji validitas dan rabilitas berjumlah 30 kuesioner. Dibawah ini adalah hasil uji validitas dan reabilitas variabel respon nasabah terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian syariah dengan menggunakan program SPSS.13. Dari hasil pengujian atau try out dapat diperoleh data yang menyatakan bahwa dari 16 pernyataan pada respon nasabah terhadap transaksi melalui internet banking yang diberikan kepada 30 responden telah valid dan reliable sehingga seluruhnya dapat digunakan. Item pernyataan yang valid dianggap sudah terstandarisasi kemudian disebarkan kepada nasabah bank BNI Syariah sebanyak 100 responden. Tabel 4.1 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .804
N of Items 16
Item-Total Statistics
No
Pernyataan
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Hasil Pengujian
27.15
21.381
.442
.792
Valid
20.724
.518
.786
Valid
19.101
.510
.786
Valid
1.
Anda tahu produk MULIA di Pegadaian Syariah
2.
3.
1
Anda tahu arti MULIA Anda tahu akad yang digunakan dalam produk
26.94
26.48
Dr. Husein Umar, S.E.,MBA.,M.M.,Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis, Edisi 2, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h.166
MULIA
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Anda tahu prosedur/tata cara pembelian produk MULIA di Pegadaian Syariah
26.91
22.164
.279
.801
Valid
27.27
22.159
.264
.802
Valid
26.56
20.754
.369
.797
Valid
27.25
20.492
.640
.780
Valid
27.25
20.492
.640
.780
Valid
Keyakinan terhadap keaslian kadar emas
27.32
20.826
.573
.784
Valid
Keyakinan terhadap keaslian sertifikat
27.32
20.826
.573
.784
Valid
26.83
20.809
.459
.790
Valid
26.92
22.115
.303
.800
Valid
26.55
20.997
.336
.799
27.33
22.304
.238
.803
Valid
27.05
21.462
.454
.792
Valid
25.82
20.371
.245
.819
Valid
Sikap anda setelah mengetahui produk MULIA pada Pegadaian Syariah Sikap mengenai biaya administrasi yang dikenakan dalam pembelian logam MULIA Keyakinan kesesuaian akad dengan Syariah Keyakinan mengenai sistem pembelian sesuai dengan Syariah
Pendapat anda mengenai pegawai Pegadaian Syariah dalam menawarkan produk MULIA Pendapat anda terhadap prosedur pembelian produk MULIA Pendapat anda mengenai sosialisasi produk MULIA oleh Pegadaian Syariah Anda tertarik membeli produk MULIA di Pegadaian Syariah Anda sudah membeli produk MULIA di Pegadaian Syariah Anda membeli produk MULIA dengan cara tunai
Valid
Dari hasil uji validitas dan reabilitas diatas tampak bahwa hasil uji variabel respon terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian syariah dari 16 item pernyataan adalah valid, karena nilai-nilai korelasi dibawah kolom kedua dari kanan (corrected item total correlation) berada diatas standarnya. Menurut tabel r, jumlah sample 100 responden (dk=n-2=98) dan alpha (5%), ditetapkan r = 0,195. Untuk uji reabilitas diketahui bahwa nilai alpha dan uji Cronbach pada variabel respon nasabah terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian syariah sebesar 0,804 lebih besar dari 0,374 maka kuesioner adalah realibel.
B. Profil Responden Penelitian ini dilakukan terhadap nasabah Pegadaian Syariah Cabang Margonda. Nasabah yang dijadikan sampel sebagai responden sejumlah 100 orang. Bagian ini menyajikan informasi mengenai profil dari 100 responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan status pernikahan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing karakteristik responden, yaitu: 1. Jenis Kelamin Responden berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 2 kelompok yaitu laki-laki dan perempuan. Dari data hasil kuesioner menunjukkan sebagian besar didominasi oleh perempuan sebanyak 56 responden (56%). Sedangkan sisanya sebanyak 44 responden (44%) laki-laki. Sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2
Jenis Kelamin Frequency 44
Percent 44.0
Valid Percent 44.0
Cumulative Percent 44.0
Perempuan
56
56.0
56.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Jenis Kelamin Laki-laki
2. Usia Data berdasarkan usia responden terdiri dari empat kelompok yaitu kelompok 16-25 tahun, 26-35 tahun, 36-45 tahun. lebih dari 45 tahun. Data profil responden berdasarkan usia disajikan pada gambar 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Usia Usia Responden 16-25 Tahun
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
5
5.0
5.0
5.0
26-35 Tahun
36
36.0
36.0
41.0
36-45 Tahun
36
36.0
36.0
77.0 100.0
>45 Tahun Total
23
23.0
23.0
100
100.0
100.0
Data tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas terdiri dari 36 responden (36%) jumlah respon berusia 26-35 tahun dan 36 responden (36%) berusia 36-45 tahun. Sisanya sebanyak 23 responden (23%) berusia di atas 45 tahun dan hanya sebanyak 5 responden (5%) berusia 16-25 tahun. 3. Status Pernikahan Data berdasarkan status pernikahan, terdiri dari tiga kelompok yaitu belum menikah, sudah menikah dan duda/janda. Data profil responden berdasarkan status pernikahan disajikan pada gambar 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.4 Status Pernikahan
Status Pernikahan Belum Menikah Sudah Menikah Duda/Janda Total
Frequency 16 81 3 100
Percent 16.0 81.0 3.0 100.0
Valid Percent 16.0 81.0 3.0 100.0
Cumulative Percent 16.0 97.0 100.0
Data pada tabel menunjukkan bahwa dari mayoritas responden berstatus sudah menikah, sebanyak 81 orang (81%). Sisanya terdapat 16 responden (16%) yang berstatus belum menikah dan hanya 3 responden (3%) yang berstatus duda/janda.
C. Analisis Deskriptif Status Sosial Ekonomi Sampel penelitian respon nasabah pegadaian Syariah cabang Margonda terhadap pembelian Logam Mulia adalah sebanyak 100 orang yang sudah menjadi nasabah MULIA. Untuk mengukur status sosial ekonomi, para respon diminta menjawab 14 butir pertanyaan yang mencakup aspek pendidikan, pekerjaan dan kekayaan. Adapun gambaran hasil kuesioner mengenai status sosial ekonomi nasabah Pegadaian Syariah cabang Margonda sebagai berikut : 1. Pendidikan
Dari hasil kuesioner diketahui bahwa latar belakang pendidikan responden tinggi. Hal ini didasarkan pada pendidikan formal yang terakhir yang ditamatkan oleh responden, yaitu mayoritas berpendidikan Sarjana sebanyak 34 responden (34%), Diploma sebanyak 32 responden (32%) dan SMU sebanyak 31 responden, hanya sebagian kecil yang berlatang belakang pendidikan SLTP sebanyak 3 responden (3%). Sebagaimana yang terlihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan
Valid
SLTP/MTs/Sederajat SLTA/MA/Sederajat Diploma, D1/D2/D3 Sarjana, S1/S2/S3 Total
Frequency 3 31 32 34 100
Percent 3.0 31.0 32.0 34.0 100.0
Valid Percent 3.0 31.0 32.0 34.0 100.0
Cumulative Percent 3.0 34.0 66.0 100.0
2. Pekerjaan
Hasil dari kuesioner menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah wiraswasta sebanyak 49 responden (49%) dan pegawai swasta sebanyak 37 responden (37%), hanya sebagian kecil sebagai pegawai negeri yaitu 9 responden (9%) dan pelajar/mahasiswa sebanyak 5 responden (5%) berstatus pelajar/mahasiswa dari total responden. Sebagaimana yang terlihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.6 Pekerjaan Frequency 9
Percent 9.0
Valid Percent 9.0
Cumulative Percent 9.0
Pegawai Swasta
37
37.0
37.0
46.0
Wiraswasta
49
49.0
49.0
95.0
5
5.0
5.0
100.0
100
100.0
100.0
Pekerjaan Valid Pegawai Negeri
Pelajar/Mahasiswa Total
3. Kekayaan Ukuran kekayaan yang dijadikan acuan dalam penelitian yaitu berupa pendapatan, pengeluaran dan kepemilikan benda/barang pribadi (kekayaan material). Data yang di peroleh melalui kuesioner menunjukkan bahwa dari rata-rata pendapatan tetap setiap bulan, responden termasuk memiliki pendapatan yang cukup tinggi. Mayoritas responden memiliki rata-rata pendapatan tetap setiap bulan berkisar antara Rp 1.000.001 – Rp 3.000.000 yaitu sebanyak 48 responden (48%) dan sebanyak
27 responden (27%) yang berkisar Rp 3.000.001 – Rp 5.000.000, ada juga responden yang berpendapatan sebanyak 6 responden (6%) yang berkisar Rp 5.000.001 – Rp7.000.000 dan sebanyak 6 responden (6%) berpendapatan di atas Rp 7.000.000. Dan sisanya berpendapatan di bawah Rp 1.000.000 sebanyak 13 responden (13%). Sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.7 Rata-rata Pendapatan Tetap Setiap Bulan Pendapatan
Frequency 13
Percent 13.0
Valid Percent 13.0
Cumulative Percent 13.0
Rp 1.000.001Rp3.000.000
48
48.0
48.0
61.0
Rp3.000.001- Rp 5.000.000
27
27.0
27.0
88.0
Rp5.000.001- Rp 7.000.000
6
6.0
6.0
94.0 100.0
>Rp 7.000.000 Total
6
6.0
6.0
100
100.0
100.0
Selain pendapatan tetap setiap bulan yang cukup tinggi, responden juga memiliki rata-rata pendapatan tidak tetap setiap bulan. Namun pendapatan tidak tetap responden setiap bulan cukup rendah. Hal ini berdasarkan data dari kuesioner yang menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendapatan tidak tetap setiap bulan di bawak Rp 1.000.000 sebanyak cukup tinggi, hal ini berdasarkan data dari kuesioner yang menunjukkan bahwa mayoritas 57 orang (57%) yang berpendapatan Rp.