BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Supply
chain
(rantai
pasok)
merupakan
suatu
sistem
yang
mengintegrasikan seluruh proses bisnis pada suatu produk mulai dari hulu hingga ke hilir dengan tujuan menyampaikan produk ke konsumen secara tepat waktu dan tepat jumlah tanpa mengesampingkan keuntungan perusahaan. Kendala utama dalam pengelolaan rantai pasok yaitu pada pengelolaan anggota-anggota rantai pasok dengan tingkat kompleksitas yang tinggi serta memiliki ketidakpastian pada setiap poin anggota rantai pasok. Kompleksitas dan ketidakpastian tersebut nantinya akan berdampak pada penurunan kinerja rantai pasok apabila tidak dikelola dengan baik. Penurunan kinerja rantai pasok tentunya akan sangat merugikan bagi perusahaan ditengah persaingan yang ketat dimana dapat berakibat pada ketidakpuasan konsumen bahkan kehilangan konsumen yang beralih ke perusahaan lain dengan kinerja yang lebih baik. Secara umum rantai pasok terdiri dari beberapa entitas yang memiliki peran masing-masing. Keseluruhan entitas tersebut memiliki ukuran kinerja rantai pasok masing-masing dan berbeda satu sama lain. Ukuran kinerja rantai pasok tersebut yang menjadi dasar dikatakannya suatu kegiatan dalam rantai pasok berjalan dengan baik atau tidak. Menurut Van der Vorst (2006), sistem pengukuran kinerja (performance measurement
system)
diperlukan
sebagai 1
pendekatan
dalam
rangka
mengoptimalisasi jaringan rantai pasok (supply chain) dan peningkatan daya saing pelaku rantai pasok. Pengukuran kinerja bertujuan untuk mendukung perancangan tujuan, evaluasi kinerja, dan menentukan langkah-langkah ke depan, baik pada level strategi, taktik dan operasional. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran dan perbaikan kinerja rantai pasok pada salah satu perusahaan yang bergerak di bidang rumah makan (restoran). Perusahaan yang dipilih pada penelitian ini ialah Waroeng Spesial Sambal (WSS), karena rantai pasok WSS relatif kompleks yang mengelola komoditas dengan varian banyak beserta lini produksi yang banyak pula, sehingga sangat rawan terhadap kinerja rantai pasok yang buruk. Pengukuran dan perbaikan kinerja rantai pasok pada penelitian ini dilakukan dengan menggabungkan dua metode, yaitu Supply Chain Operations Reference (SCOR) dan Value Stream Mapping (VSM). Supply Chain Operations Reference (SCOR) merupakan metode dalam pengukuran kinerja yang difokuskan pada aspek rantai pasok saja, yang terdiri dari tahap analisis dan dekomposisi proses. Fokus pengukuran kinerja rantai pasok pada penelitian ini pada 3 atribut Customer Facing, yang terdiri dari atribut Reliability, Responsiveness, dan Flexibility. Ketiga atribut tersebut terdiri dari 6 metrik Level 1, yaitu Delivery Performance, Fill Rate, Perfect Order Fulfillment, Order fulfillment Lead Time, Supply Chain Response Time, dan Production Flexibility. Berdasarkan 6 metrik Level 1 tersebut kemudian didekomposisi lagi menjadi metrik-metrik Level 2 yang perlu diidentifikasi lebih lanjut pada penelitian ini.
2
Metode SCOR dapat digunakan untuk mengusulkan dimana perbaikan harus dilakukan. Sejalan dengan Paul (2014), yang menyatakan bahwa SCOR merupakan perangkat analisis rantai suplai yang ideal dan menawarkan cara yang efisien untuk mengidentifikasi peluang-peluang perbaikan. Pada penelitian ini, metode VSM digunakan sebagai tindak lanjut dari peluang perbaikan yang teridentifikasi menggunakan SCOR. Value Stream Mapping merupakan tools yang berfungsi untuk pemetaan aliran nilai pada rantai pasok dan berfungsi untuk eleminasi pemborosan yang teridentifikasi di rantai pasok. Penggunaan metode VSM pada penelitian ini diharapkan dapat melengkapi metode SCOR sebagai solusi perbaikan rantai pasok. Waroeng Spesial Sambal (WSS) adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang restoran yang menyajikan berbagai variasi menu sambal dan lauk pauk. Kegiatan produksi WSS dilakukan secara kontinyu di gudang area, kemudian didistribusikan ke 12 cabang waroeng di area Daerah Istimewa Yogyakarta. Waroeng Spesial Sambal (WSS) sangat berpotensi menjadi perusahaan warung makan yang menjadi market leader di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari jumlah cabang yang banyak dan terus berkembang hingga keluar wilayah Yogyakarta, seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Bali. Melihat potensi yang besar tersebut, semakin banyak bermunculan pesaing WSS yang membuka usaha berupa warung makan sejenis. Munculnya kompetitor tersebut mengakibatkan turunnya pangsa pasar sehingga mewajibkan WSS untuk beroperasi secara efektif dan efisien agar tetap menjadi market leader. Salah satu cara yaitu dengan menerapkan Supply Chain Management (SCM) yang baik di
3
perusahaan. Banyak perusahaan berskala besar memperoleh banyak keuntungan dari penerapan SCM yang baik, walaupun dampak yang terasa lebih bersifat jangka panjang. Salah satu keuntungan yang diperoleh yaitu peningkatan kinerja rantai pasok perusahaan. Waroeng Spesial Sambal (WSS) dalam melakukan kegiatan produksi, sering mengalami kendala-kendala yang secara langsung mempengaruhi kinerja rantai pasok. Setelah melakukan studi pendahuluan melalui wawancara dan pengamatan langsung, dapat teridentifikasi lini produksi daging ayam memiliki rantai pasok yang paling panjang dibandingkan lini produksi produk lain, serta teridentifikasi pula berbagai kendala seperti keterlambatan bahan baku daging ayam datang, waktu produksi yang mundur, delay, Work In Process, keterlambatan distribusi, dan terdapat inventory produk di tiap warung cabang. Keterlambatan yang terjadi tersebut tentunya akan mengakibatkan pendistribusian produk menjadi terlambat karena jam buka warung cabang akan mundur dari jam normalnya. Kejadian tersebut akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan karena peluang penjualan yang hilang karena terlambat buka serta dapat menurunkan kepuasan konsumen. Pada kegiatan produksi juga terdapat pemborosan seperti delay dan Work In Process yang ikut berperan dalam terhambatnya aliran produksi dari hulu ke hilir. Permasalahan yang teridentifikasi tersebut menjadi dasar dilakukannya penelitian dengan judul “Pengukuran Kinerja Pada Aspek Konsumen (Customer Facing) Rantai Pasok Daging Ayam Menggunakan Metode SCOR dan Usulan Perbaikannya (Studi di Waroeng Spesial Sambal)”.
4
Melalui penelitian ini diharapkan kinerja rantai pasok produk daging ayam Waroeng Spesial Sambal (WSS) dapat diketahui, kemudian usulan perbaikan dapat dilakukan pada kinerja rantai pasok yang buruk.
1.2 Rumusan Masalah Permasalahan
utama
yang
terdapat
pada
penelitian
ini
adalah
mengidentifikasi parameter kinerja rantai pasok daging ayam, kemudian dilakukan pengukuran terhadap parameter kinerja yang teridentifikasi. Hasil pengukuran kinerja kemudian dijadikan input untuk perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kombinasi metode Supply Chain Operations Reference (SCOR) dan Value Stream Mapping (VSM). Pemilihan metode tersebut dikarenakan metode SCOR merupakan instrumen yang tepat dalam pengukuran kinerja rantai pasok serta dapat memunculkan peluang-peluang perbaikan, sedangkan metode SVM digunakan sebagai solusi perbaikan kinerja rantai pasok.
1.3 Batasan Masalah Agar tujuan penelitian lebih jelas dan terarah, maka dilakukan pembatasan masalah, sebagai berikut : 1. Perusahaan yang dijadikan objek dan tempat pengambilan data yaitu Waroeng Spesial Sambal (WSS).
5
2. Penelitian hanya dilakukan pada tingkat warehouse Waroeng Spesial Sambal. 3. Pengukuran kinerja hanya dilakukan pada rantai pasok daging ayam Waroeng Spesial Sambal (WSS). 4. Faktor biaya tidak disertakan dalam penelitian ini. 5. Analisis menggunakan metode SCOR versi 5.0 untuk menentukan atribut pengukuran kinerja rantai pasok. 6. Atribut kinerja rantai pasok yang diukur hanya atribut Customer Facing saja. 7. Perbaikan rantai pasok hanya dilakukan pada produk daging ayam menggunakan metode Value Stream Mapping.
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk : 1. Melakukan perancangan framework pengukuran kinerja rantai pasok daging ayam di Waroeng Spesial Sambal. 2. Melakukan pengukuran kinerja rantai pasok daging ayam berdasarkan framework yang telah dirancang. 3. Memberikan usulan perbaikan apabila ditemukan suatu masalah pada kinerja rantai pasok daging ayam.
6
1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan informasi kepada perusahaan terkait kinerja rantai pasoknya sehingga nantinya perusahaan dapat mengambil kebijakan strategis pada rantai pasoknya. 2. Perusahaan dapat memperbaiki kinerja rantai pasoknya berdasarkan hasil usulan perbaikan.
7