BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Kopi merupakan tanaman yang sudah lama dibudidayakan dan menjadi sumber penghasilan rakyat. Kopi menjadi andalan ekspor negara-negara berkembang di dunia seperti Brazil, Indonesia dan negara-negara penghasil kopi lainnya. Dengan permintaan yang cukup tinggi rata rata 124.000 ton dengan harga pada tahun 2012 rata rata Rp 17.500/kg untuk memenuhi kebutuhan pasar di dunia seperti Amerika, Jerman dan Jepang. Namun, akibat tidak seimbangnya antara permintaan dan ketersediaan komoditas kopi ini menyebabkan harga kopi menjadi fluktuatif (Rahardjo,2012). Konsumsi kopi di dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari kopi robusta. Kopi arabika (Coffea arabica) berasal dari afrika yaitu dari daerah pegunungan di Ethiopia. Namun demikian, kopi arabika baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Jazirah Arab. Melalui para saudagar arab, minuman tersebut menyebar ke daratan lainnya (Rahardjo,2012). Seiring berjalannya waktu, kopi memiliki daya pikat yang luar biasa sehingga muncul budaya minum kopi hampir diseluruh penjuru dunia ini. Tidak sedikit pula para pemburu kenikmatan kopi yang rela menghabiskan
1
waktunya hanya untuk menikmati secangkir kopi dambaan mereka. Budaya ngopi pun menjadi sebuah gaya hidup tersendiri mengingat masing-masing biji kopi memiliki karakter dan keunikan yang khas dan berbeda antara satu jenis dengan jenis lainnya. Dewasa ini, perkembangan bisnis tentang kopi mulai berkembang dengan pesat. Kedai kopi atau yang sering kita dengar dengan julukan coffee shop sudah mulai menjamur hampir di seluruh penjuru negeri, salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ratusan kedai kopi berdiri di kota pelajar ini demi memenuhi permintaan akan tempat dimana para pelajar dan pekerja yang ada di kota ini dapat merelaksasi pikirannya atau hanya sekedar berkumpul bersama teman-teman setelah jenuh menjalani rutinitas yang mereka lakukan. Kedai-kedai kopi yang ada di Yogyakarta memiliki keunikan masingmasing dan sudah menjadi rahasia umum jika keunikan-keunikan tersebut menjadi senjata yang ampuh untuk mendatangkan customer atau pelanggan setia. Banyak dari mereka yang tidak memiliki keunikan yang berimbas pada hilangnya daya tarik bagi pelanggan sehingga memaksa mereka untuk gulung tikar. Dari sekian banyak kedai kopi yang ada, penulis tertuju pada satu kedai yaitu Bean’s Lab Coffee yang terletak di jalan Mangkubumi – Yogyakarta. Keunikan dari kedai kopi tersebut terletak pada variasi menu
2
kopi yang beragam. Salah satunya adalah kopi single origin yang memiliki aroma serta rasa yang khas. Secara umum kopi single origin adalah kopi seduh yang terdiri dari satu jenis biji kopi tanpa ada campuran dengan biji kopi jenis lain. Bean’s Lab Coffee menyediakan kopi single origin dengan beragam jenis dan asal biji kopi seperti Aceh Gayo, Bali, Toraja, Lintong, Kalosi, dan lain sebagainya. Dalam pembuatan kopi single origin, Beans lab menawarkan metode atau teknik penyeduhan dengan mesin dan tanpa mesin atau disebut dengan manual brewing. Dalam metode atau teknik tersebut, ada beberapa cara penyuguhan seperti aeropress, vietnamdrip, v60, sypohn, kemex, dan tubruk. Uniknya,
Beans lab dengan keberagaman biji kopi dan teknik
pembuatan kopi tersebut mematok harga yang sama pada semua produk kopi single origin yaitu sebesar Rp 15.000 dan Rp 20.000 untuk specialty coffee. Padahal, dalam menghasilkan secangkir kopi single origin memerlukan berbagai proses mulai dari pembelian biji kopi, roasting yang baik, menggiling kopi dan penyeduhan yang tepat sehingga dapat dihasilkan secangkir kopi terbaik. Semua proses tersebut memerlukan biaya mulai dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya pendukung lain yang ketika digabungkan menjadi kos produk. Bean’s Lab Coffee mempunyai dasar perhitungan keuangan yang disusun dengan konsep sendiri. Seperti yang tertulis pada buku akuntansi
3
pengantar 1, komponen yang membentuk kos produksi adalah bahan baku, tenaga kerja, dan overhead (Suwardjono:2014). Pada kenyataannya Bean’s Lab Coffee tidak memasukan unsur tenaga kerja kedalam kos produksi. Tentu saja hal tersebut berpengaruh terhadap realisasi biaya yang dibebankan kepada produk yang ada pada beans lab dan berpengaruh terhadap performa keuangan Bean’s Lab Coffee. Atas dasar pengamatan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian serta analisis ilmiah atas perhitungan kos produk kopi single origin yang kemudian penulis tuangkan dalam sebuah tugas akhir yang berjudul “Analisis Penentuan Kos Produksi Kopi Single origin pada Bean’s Lab Coffee”. 1.2
Rumusan Masalah Untuk menentukan perhitungan cost produk secara akurat yang digunakan sebagai dasar penentuan harga jual, maka dalam penelitian ini penulis mengidentifikasikan masalah yang dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana penentuan kos produksi kopi single origin pada Bean’s Lab Coffee?
1.3
Batasan Masalah Dalam tugas akhir ini penulis menganalisis perhitungan kos produksi kopi single origin secara langsung di Bean’s Lab Coffee dan memfokuskan permasalahan sebagai berikut :
4
1. Perhitungan kos yang akan dianalisis hanya perhitungan kos pada produksi kopi single origin di Bean’s Lab Coffee. 2. Analisis ini hanya membahas tentang proses perhitungan kos yang digunakan untuk menantukan harga jual produk kopi single origin di Bean’s Lab Coffee. 1.4
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar manfaat yang diperoleh dari perhitungan kos suatu produk, serta dapat pula mengetahui hal-hal khusus sebagai berikut. Untuk mengetahui mengetahui penentuan kos produksi kopi single origin pada Bean’s Lab Coffee.
1.5
Manfaat Penelitian Penelitian yang telah dilakukan oleh penulis diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak pihak sebagai berikut ini : 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian dapat memberikan saran perbaikan sehingga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan untuk menentukan kos produksi secara akurat atas produk yang ada di Bean’s Lab Coffee. 2. Bagi Penulis Hasil penelitian dapat memberikan pengalaman bagi penulis tentang penerapan ilmu yang didapatkan dari teori perkuliahan, sehingga dapat diterapkan dimasa yang akan datang oleh penulis.
5
3. Bagi Pembaca Hasil penelitian dapat digunakan sebagai wawasan, pengetahuan, referensi dan acuan pembanding bagi penulis lain yang melakukan penelitian dengan tema yang sama. 1.6
Sistematika Penulisan Dibawah ini adalah sistematika yang menjadi dasar dalam penulisan: 1. BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan laporan. 2. BAB II GAMBARAN UMUM PENULISAN Secara umum bab ini menjelaskan secara detail mengenai aktivitas umum dari aktivitas topik penulisan secara singkat, kondisi umum, tinjauan pustaka, metodologi dan analisis data. 3. BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi uraian tentang bagaimana mekanisme penetapan kos produksi kopi single origin yang ada di Bean’s Lab Coffee dan menjelaskan apakah mekanisme penetapan kos peroduksi sesuai dengan teori penetapan kos peroduksi. 4. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merangkum kesimpulan dari semua bab dan memberikan saran yang bermanfaat bagi pengembangan di masa depan.
6
1.7
Kerangka Penulisan Berikut adalah dasar penulisan yang digunakan penulis untuk melakukan penelitian:
Gambar 1.1 Kerangka penulisan
7