BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan dunia kerja erat hubungannya dengan dunia pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia selalu mendapat perhatian mutlak bagi pelaksanaan pembangunan masyarakat. Sekolah sebagai salah satu intitusi yang bergerak dibidang pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya manusia Indonesia yang cerdas dan bermutu tinggi, baik dari segi pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan. Tuntutan persaingan kerja dalam masa Era Global akan diwarnai dengan persaingan tenaga kerja yang semakin ketat, keterbukaan bursa kerja di tingkat Internasional, Multy Skill yang komperatif dan kompetitif, kompetensi individu dan team work yang solid, Profesionalisme yang tinggi. Menuntut adanya langkah antisipasif dan proaktif, salah satu langkah tersebut adalah peningkatan mutu SDM. Kamajaya (2009) menyatakan “Peningkatan tersebut dilakukan secara terprogram, bertahap, dan berkelanjutan serta konstekstual dengan memadukan, mensinergikan seluruh sumber daya internal dan eksternal serta masyarakat”.
1
2
Dalam rangka menyiapkan SDM yang relevan dengan kebutuhan, Depdiknas menunjuk SMK sebagai wahana penyelenggara program pendidikan dan pelatihan bagi siswanya. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
merupakan
lembaga
pendidikan
kejuruan
yang
bertujuan
menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang terampil dan handal dalam melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. SMK sebagai sub sistem pendidikan nasional yang bertanggung jawab dalam penyiapan SDM tingkat menengah yang handal, dituntut untuk menerapkan prinsip demand driven, job oriented, dan dual based program, yang berorientasi kepada kebutuhan pasar bahkan mampu mengembangkan inovasi untuk mempengaruhi perubahan kebutuhan pasar sehingga dapat mewujudkan kepuasan pelanggan. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan bagian dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang merupakan inovasi pada program SMK, dimana peserta didik melakukan praktek kerja (magang) di perusahaan atau industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK. Pendidikan Sistem Ganda diilhami oleh dua system (dual based program) yang dilakukan di Jerman. Mulai diberlakukan di Indonesia berdasarkan kurikulum SMK tahun 1994, dipertajam dengan kurikulum SMK edisi 1999 dan dipertegas dengan kurikulum SMK edisi 2004. Di Indonesia dalam penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda, peserta diklat SMK menjalani magang di industri hanya beberapa bulan selama mereka menjalani sistem pendidikan tiga
3
tahun atau empat tahun di SMK. Pendidikan Sistem Ganda melalui program praktik kerja industri merupakan suatu langkah nyata (substansial) untuk membuat sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan lebih relevan dengan dunia kerja dalam rangka menghasilkan tamatan yang bermutu. Program yang dilaksanakan di industri atau dunia usaha meliputi: 1.
Praktik dasar kejuruan yang dilaksanakan sebagian di sekolah dan sebagian lainnya di industri. Praktik dasar kejuruan dapat dilaksanakan di industri apabila industri pasangan memiliki fasilitas pelatihan memadai. Namun apabila industri pasangan tidak memiliki fasilitas pelatihan
maka
kegiatan
praktik
dasar
kejuruan
sepenuhnya
dilaksanakan di sekolah. 2.
Praktik keahlian produktif dilaksanakan di industri dalam bentuk praktik kerja industri (on the job training) berbentuk kegiatan mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa di industri atau perusahaan. Praktek kerja industri merupakan pendekatan yang dirancang untuk
memudahkan para siswa mencapai ketrampilan dan keahlian sesuai dengan bidang keahlian yang mereka tekuni. Pendekatan ini merupakan upaya untuk mendekatkan kesesuaian antara kebutuhan lapangan kerja dan penyediaan tenaga kerja. Praktek kerja industri atau sering disebut magang menurut Anwar (2004:50) yaitu: Bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sitematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
4
kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Praktek kerja industri dapat dikatakan berhasil jika hasilnya dapat mencapai tujuan diadakannya program itu. Adapun ciri-ciri praktek kerja industri
yang
sukses
menurut
Pakpahan
dalam
Yuniati
dalam
(Setiyanto,2012: 3) adalah: 1) menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, 2) memperkokoh link and match (keterikatan dan sepadanan) antara lembaga pendidikan dan dunia usaha, 3) meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional, dan 4) memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan. Dalam PP Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan: “Pendidikan Menengah Kejuruan
adalah pendidikan pada jenjang
pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk jenis pekerjaan tertentu”. Berdasarkan pernyataan ini bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan untuk persiapan tenaga kerja, maka dengan sendirinya orientasi pendidikan kejuruan tertuju pada kualifikasi output atau lulusannya. Akan tetapi, keberadaan SMK dalam menyiapkan tenaga kerja masih disangsikan dengan masyarakat karena lulusan SMK masih belum dapat memenuhi tuntutan lapangan kerja secara maksimal sesuai dengan spesifikasinya. Keberhasilan praktik kerja industri merupakan perpaduan dari tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif siswa yaitu penguasaan pengetahuan pada mata pelajaran produktif yang telah
5
diterimanya di sekolah secara teori kemudian diaplikasikan pada saat praktik kerja industri. Depdiknas (2003) menyatakan “Mata pelajaran (diklat) produktif adalah segala mata pelajaran yang dapat membekali pengetahuan teknik dasar keahlian kejuruan”. Kemampuan siswa ini tercermin dari prestasi akademik pada pelaksanaan uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satu sekolah saja ataupun satu wilayah yaitu berupa perolehan nilai dari nilai ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS). Sedangkan aspek afektif yaitu minat siswa terhadap praktek kerja industri itu sendiri. Siswa yang berminat melakukan praktek kerja industri tentu akan mendalami dan meningkatkan pengetahuan yang berhubungan dengan praktek kerja industri yang dalam hal ini adalah mata pelajaran produktif. Kurangnya penguasaan kompetensi yang mendukung praktek kerja industri dan minat siswa untuk melakukan praktek kerja industri tentu saja akan mengurangi tingkat keberhasilan praktek kerja industri itu sendiri. Artinya, mata pelajaran produktif dan minat praktik mempunyai andil yang sangat besar dalam meningkatkan keberhasilan program praktik kerja industri serta merupakan suatu kegiatan belajar yang diikuti oleh siswa SMK sebagai wahana untuk mendapatkan hasil belajar secara sekaligus, baik secara autodidak yang memberikan kesempatan untuk memahami dan mendalami kemampuan hasil teori mata pelajaran produktif dalam keadaan situasi kerja yang sesungguhnya.
6
Berdasarkan kondisi ini peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul ”Keberhasilan Program Praktek Kerja Industri Siswa Ditinjau Dari Prestasi Mata Pelajaran Produktif Dan Minat Praktik kelas XI Sekolah Menengah
Kejuruan
Muhammadiyah
2
Surakarta
Tahun
Ajaran
2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Keberhasilan program praktik kerja industri dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya minat praktik, proses pembelajaran,dan sebagainya. 2. Mata pelajaran produktif akan lebih bermanfaat bagi siswa SMK, untuk mempersiapkan diri dalam praktek dunia kerja. 3. Pengalaman yang diperoleh siswa melalui kegiatan pembelajaran dan pelatihan di sekolah akan mempengaruhi pengaplikasian keterampilan siswa di tempat praktik industri atau penyedia jasa. 4. Besar
kecilnya
penguasaan
kompetensi
yang
dimiliki
akan
mempengaruhi minat praktik peserta didik. 5. Sekolah menengah kejuruan akan meningkatkan ketrampilan dan menciptakan tenaga kerja yang handal sesuai dengan bidang keahlian.
7
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pernyataan di atas perlu adanya pembatasan ruang lingkup mengingat kemampuan, biaya dan waktu. Yaitu sebagai berikut : 1. Keberhasilan praktik kerja, yaitu prestasi belajar yang dicapai siswa yang dinyatakan dengan angka setelah mengikuti praktik kerja industri dari dunia industri. 2. Prestasi mata pelajaran produktif, yaitu nilai rata-rata dari mata pelajaran produktif atau mata diklat kejuruan yang diperoleh siswa kelas XI. Nilai tersebut diambil dari buku raport kelas X dan XI di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. 3. Minat praktik, yaitu adanya ketertarikan siswa saat mengikuti praktik dan ingin mengetahui semuanya yang berkaitan dengan bidang keahliannya.
D. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini berdasarkan pembatasan masalah di atas adalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh prestasi mata pelajaran produktif terhadap keberhasilan program praktik kerja industri siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 ?
8
2. Adakah pengaruh minat praktik terhadap keberhasilan program praktik kerja industri siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 ? 3. Adakah pengaruh prestasi mata pelajaran produktif dan minat praktik secara bersama-sama terhadap keberhasilan program praktik kerja industri siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 ?
E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh prestasi mata pelajaran produktif terhadap keberhasilan program praktik kerja industri siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. 2. Untuk mengetahui pengaruh minat praktik terhadap keberhasilan program praktik kerja industri siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. 3. Untuk mengetahui pengaruh prestasi mata pelajaran produktif dan minat praktik secara bersama-sama terhadap keberhasilan program praktik kerja industri siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
9
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Secara Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai peningkatan prestasi dan minat siswa, terutama dalam meningkatkan keberhasilan praktek kerja industri. b. Hasil penelitian ini digunakan sebagai literatur dalam pelaksanaan penelitian yang relevan di masa yang akan datang. 2. Secara Praktis a. Bagi Siswa 1) Memberikan dorongan siswa agar meningkatkan pengetahuan mata pelajaran produktif dan minat siswa terhadap praktek kerja industri. 2) Meningkatkan kesiapan siswa dalam melaksanakan praktek kerja industri sebagai bekal untuk memasuki dunia industri ataupun dunia usaha. b. Bagi Guru Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
pembelajaran
mata
pembelajaran
produktif
serta
memberikan motivasi pengalaman praktik kepada siswa dalam pelaksanaan praktek kerja industri.
10
G. Sistematika Penulisan Secara garis besar penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab, yaitu: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika laporan
BAB II
LANDASAN TEORI Berisi landasan teori yang digunakan dalam penyusunan penelitian yang berkaitan dengan definisi konsep, kerangka berfikir,dan hipotesis.
BAB III
METODE PENELITIAN Berisi tentang metode penelitian subyek dan obyek penelitian, populasi,
sampel,
sampling,
variabel
penelitian,
teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Berisi hasil penelitian berupa gambaran umum, deskripsi data, hasil analisis data dan pembahasan hasil analisis data.
BAB V
PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran dari peneliti.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN