BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam rangka menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sekarang ini, pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting untuk peningkatan mutu dan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, bidang pendidikan harus mendapat penanganan dan prioritas yang utama baik oleh pemerintah, para pengelola pendidikan dan masyarakat. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat. Hal ini menimbulkan dorongan bagi pemerintah untuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakan mutu pendidikan di setiap jenjang pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tentu saja tidak terlepas dari proses belajar mengajar sebagai kegiatan utama di sekolah.
Menurut De Queljy dan Gazali dalam
Roestiyah (1982 : 21), mendefinisikan bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Untuk itu, seorang guru dalam menjelaskan materi atau pelajaran kepada siswa harus dengan tepat dan baik sehingga siswa senang dalam mengikuti pelajaran. Dalam melaksankan praktek pengalaman lapangan (PPL) penulis melihat bahwa salah satu pelajaran yang dianggap sulit dan membosankan yaitu pelajaran matematika. Hingga saat ini masih banyak siswa yang menganggap bahwa pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan, sehingga siswa menjadi kurang termotivasi untuk belajar
matematika. Karena siswa tidak termotivasi untuk belajar matematika, maka mengakibatkan prestasi belajar siswa untuk pelajaran matematika menurun dan penguasaan siswa terhadap konsep-konsep matematika menjadi lemah karena pengetahuan yang diperoleh tidak mendalam. Berhubungan dengan itu, akibatnya prestasi belajar matematika rendah. Hampir setiap tahun matematika dianggap sebagai penyebab ketidaktuntasan siswa. Selain itu pengetahuan yang diterima siswa secara pasif menjadikan matematika tidak bermakna bagi siswa. Untuk itu dalam kegiatan proses belajar mengajar guru harus menggunakan cara mengajar yang baik atau memilih model pembelajaran yang membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Selain itu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran sekolah, pembelajaran matematika berlangsung secara konvensional. Dimana guru bertindak sebagai satu-satunya sumber belajar dan siswa cenderung bersikap pasif atau siswa hanya sekedar menerima informasi dari guru sehingga siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dalam menerapkan, memproses dan mengembangkan konsep matematika. Penggunaan Metode pengajaran konvensional tersebut tidak berdasarkan analisis kesesuaian antara tipe isi pelajaran dengan tipe kinerja yang sesuai dengan kinerja yang menjadi sasaran belajar. Salah satu sasaran belajar seorang guru adalah siswa-siswi yang diajar, dimana seorang guru harus menggunakan metode yang baik dan benar, sehingga siswa siswi yang diajar dapat mengerti apa yang dijelaskan oleh guru tersebut. Sehingga dari hasil belajar tersebut, setiap siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang baik. Menurut Sofan Amri dan Khoiru Ahmadi (2010:3) suatu prestasi belajar memerlukan kondisi belajar internal dan kondisi belajar eksternal yang berbeda.
Agar pemahaman siswa dan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan siswa dapat mengerti apa yang dijelaskan, maka dibutuhkan suatu model pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang menyenangkan dan yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa, bertanggung jawab, bekerja sama, saling membantu, menarik dan menyenangkan adalah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay. Model pembelajaran ini siswa tidak diposisikan sebagai obyek atau siswa dianggap tidak tahu atau belum tahu apa-apa melainkan model pembelajaran ini mendorong siswa untuk membagi gagasan dalam kelompok serta dapat menumbuhkembangkan keterampilanketerampilan siswa dalam mengerjakan tugas, mengambil giliran dalam berbagai tugas, mendorong berpartisipasi dan aktif bertanya serta saling membantu diantara kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay, yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa. Pembelajaran Course Review Horay yang dilaksanakan dalam penelitian ini merupakan suatu pembelajaran pengujian terhadap pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horey atau yel-yel lainnya. Melalui Pembelajaran Course Review Horay diharapkan dapat melatih siswa dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukkan kelompok kecil. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul:
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course
Review Horay Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Pangkat
Rasional Pada Siswa Kelas X SMAK Sint Carolus Penfui Kupang Tahun Ajaran 2011 / 2012”.
B. Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay materi pangkat rasional pecahan pada siswa kelas X SMAK Sint Carolus Penfui Kupang? Dan apakah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pangkat rasional di kelas X SMAK Sint Carolus Penfui-Kupang?” Secara spesifik, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana aktifitas siswa terhadap materi pangkat rasional pecahan dengan menggunakkan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay? 2. Bagaimana kemapuan guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dalam pembelajaran matematika pada materi pangkat rasional pecahan? 3. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay? 4. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada materi pangkat rasional pecahan?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Penerapan Model Pembelajara Kooperatif Tipe course review horay materi pangkat rasional pada siswa kelas X Semester ganjil SMAK Sint Carolus Penfui-Kupang serta untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa materi pangkat rasional pada siswa kelas X SMAK Sint Carolus Penfui-Kupang tahun ajaran 2011/2012 . Secara spesifik, tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui aktivitas siswa terhadap meteri pangkat rasional pecahan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay. 2. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dalam pembelajaran matematika. 3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay. 4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada materi pangkat rasional pecahan.
D. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji maka dperlu pembatasan masalah. Dalam penelitian ini di fokuskan pada hal-hal berikut: 1. Hasil belajar matematika siswa dalam penelitian ini dibatasi pada prestasi belajar siswa pada materi pangkat rasional pecahan.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay.
3. Keterbatasan dari penelitian ini adalah hasil yang diperoleh hanya berlaku pada materi pangkat rasional pecahan siswa kelas X SMAK Sint Carolus Penfui Kupang tahun ajaran 2011/2012.
E. Batasan Istilah Untuk mempermudah pemahaman terhadap isi tulisan ini maka perlu diberi penjelasan istilah yang digunakan : 1. Penerapan berarti perihal yang mempraktekan. 2. Model artinya polah, contoh acuan dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. 3. Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman individu saat berinteraksi dengan lingkungannya yang dilakukan secara sadar. 4. Kooperatif artinya kerja sama atau saling membantu dalam suatu kelompok utuk mencapai tujuan bersama. 5. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model dimana siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan, jenis kelamin, rasa atau suku. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama utuk memahami suatu pembelajaran.
6. Model pembelajaran kooperatif tipe course review horay adalah suatu model pembelajaran dengan pengujian pemahaman siswa menggunakan soal dimana jawaban soal dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor dan untuk siswa atau kelompok yang mendapatkan jawaban benar harus berteriak horey atau menyanyikan
yel-yel
kelompoknya.
F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan masukan kepada guru ataupun calon guru khususnya bidang studi matematika dalam upaya mencari alternatif dalam pembelajaran. 2. Memberi masukan kepada siswa untuk meningkatkan minat belajar khususnya bidang studi matematika sehingga dapat meraih prestasi belajar yang optimal. 3. Menambah pengetahuan penulis sebagai calon pendidik. 4. Dapat digunakan sebagai bahan acuan, perbandingan, ataupun referensi bagi para peneliti yang melakukan penelitian sejenis.