BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Semua perusahaan apapun bentuknya pada umumnya akan berusaha
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, yang pada dasarnya untuk memperoleh keuntungan guna mempertahankan keberadaannya dalam persaingan atau memperluas usahanya. Oleh karena itu sumber daya yang paling penting bagi perusahaan adalah manusia atau tenaga kerja. Faktor manusia atau tenaga kerja pada perusahaan, di samping sebagai faktor produksi terpenting untuk mencapai tujuan perusahaan juga merupakan salah satu penghambat yang akan menyulitkan proses kegiatan produksi perusahaan. Maka perlu mendapat perhatian dari perusahaan. “Manusia merupakan faktor dominan dalam manajemen. Tanpa manusia, mustahil manajemen sebuah organisasi bisa dijalankan.” (Achir, 2006) Dalam masalah ketenagakerjaan seperti sekarang ini, karyawan dituntut untuk memiliki etos kerja yang tinggi. Etos kerja ini sangat erat kaitannya dengan performance sumberdaya manusia. Di dalam organisasi atau perusahaan unsur motivasi kerja sangat mempengaruhi prestasi kerja. Secara umum, diketahui bahwa ada tiga komponen yang diberikan oleh perusahaan yaitu gaji, tunjangan dan upah perangsang. Perusahaan harus memberikan gaji secara periodik, karena karyawan sudah memberikan waktu dan tenaga buat perusahaan, sedangkan tunjangan baik dalam bentuk rupiah maupun
Universitas Sumatera Utara
non rupiah. Misalnya karena ada tunjangan kesehatan, maka karyawan tidak usah cemas kalau ia atau anggota keluarganya sakit. Sedangkan upah perangsang dimaksudkan untuk memacu prestasi. “Upah perangsang adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya diatas prestasi standar.” (Hasibuan, 1997:133) Upah perangsang
mempunyai peranan penting sebagai alat motivasi.
Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan dorongan untuk bertindak, bersemangat dan bergairah. Oleh karena itu bila prestasi kerja meningkat berarti akan membawa peningkatan pula pada instansi, organisasi atau perusahaan, disini dapat diketahui bahwa peningkatan produktivitas tidak dapat terlepas dari usaha pemanfaatan sumberdaya manusia. Dengan adanya sistem pengupahan yang baik serta ditunjang dengan pemberian upah perangsang yang memadai akan mendorong peningkatan semangat dan kegairahan kerja, maka pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan, kerusakan akan dapat dikurangi, kualitas akan semakin baik dan kuantitas pemesanan pun dapat terpenuhi dalam jangka waktu yang lebih cepat. Hal ini semua bukan saja produktivitas kerja dapat ditingkatkan, tetapi juga ongkos per unit akan diperkecil. Masalah pemberian upah dan upah perangsang
itu sendiri merupakan
masalah yang sangat penting dan cukup menarik perhatian. Hal ini berkaitan dengan tingkat kepuasan yang diperoleh karyawan dalam melakukan pekerjaannya serta memotivasi untuk meningkatkan gairah dan semangat kerja karyawan itu sendiri. Setiap karyawan menginginkan suatu imbalan yag adil dan sesuai dengan apa yang mereka capai. Semakin tinggi prestasi maka semakin baik pula penghargaan yang mereka peroleh.
Universitas Sumatera Utara
PT. Baja Pertiwi Industri merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pengecoran logam besi dan baja menjadi produk yang digunakan di perusahaan-perusahaan Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) dan juga industri-industri lainnya. Seiring dengan meningkatnya kegiatan industri terutama meningkatnya akan permintaan produk hingga persaingan produk tersebut di pasaran, sehingga menuntut
agar
perusahaan
tetap
mempertahankan
serta
meningkatkan
produktivitasnya. Salah satu cara meningkatkan produktivitas ini adalah dengan memotivasi karyawan melalui sistem upah perangsang yang sesuai dan memadai. Upah yang biasa diterima oleh tenaga kerja selama ini adalah upah yang sudah ditetapkan oleh pemerintah kota yang dikenal dengan istilah Upah Minimum Kota (UMK) ini hanya dapat memenuhi Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) karyawan. Di dalam perusahaan PT. Baja Pertiwi Industri pada bagian produksi, karyawan dibayar sebesar Rp 1.150.000 dan di bagian staff Rp 1.700.000 setiap bulan, dimana dalam satu hari kerja terdapat tujuh jam kerja, upah karyawan produksi dibayar setiap harinya namun diberikan secara per bulan oleh pihak perusahaan. PT.
Baja Pertiwi Industri melakukan sistem pengupahan tidak
mempertimbangkan output ataupun tingkat prestasi yang telah berhasil dicapai oleh karyawan selama waktu kerja. Karyawan yang berprestasi tinggi dibayar sama dengan karyawan yang prestasinya rendah. PT. Baja Pertiwi Industri sering terlambat dalam penyelesaian produk sesuai dengan lead time yang diberikan oleh pelanggan, sehingga terjadi komplain dari pelanggan terhadap pihak perusahaan, namun para karyawan tidak
Universitas Sumatera Utara
memperdulikan hal tersebut. Untuk menepati leadtime yang diberikan oleh pelanggan, maka manajer ikut bekerja di bagian produksi hingga menggunakan waktu lembur. Karena adanya penurunan produktivitas kerja karyawan yang disebabkan oleh ketidakadilan dalam pemberian upah yang tidak sesuai dengan prestasi yang mereka capai maka cenderung menyebabkan tekanan emosional terhadap karyawan itu sendiri, sehingga mendorong adanya ketidakpuasan. Hasil penelitian yang diperoleh dari pendapat para karyawan di PT. Baja Pertiwi Industri tentang pengupahan yang dilakukan oleh perusahaan menyatakan bahwa para karyawan dibayar secara tidak adil, dimana karyawan A diberi upah yang sama dengan karyawan B sementara prestasi kerja yang dihasilkan berbeda. Hal ini menimbulkan kekecewaan bagi si karyawan A, kemudian pihak perusahaan juga memberikan upah lembur sebesar Rp 20.000,- per 3 jam. Sehingga para karyawan lebih memilih untuk bekerja semaunya. Salah satu cara yang dipilih untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan memberikan upah perangsang untuk memotivasi karyawan agar terus menerus berusaha memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga upah yang diperoleh semakin banyak. Upah perangsang yang diberikan berdasarkan pada catatan prestasi masing-masing karyawan yang ditentukan berdasarkan metode Halsey. Metode pemberian upah perangsang dengan menggunakan metode Halsey karena metode tersebut memberikan keuntungan yakni sederhana, mudah mengkonversi hasil kerja ke dalam premi yang akan diterima dan hanya
Universitas Sumatera Utara
melibatkan sedikit karyawanan tulis menulis, juga kontinuitas dari rencana ini akan tetap terjaga karena standar ditentukan dari pekerjaan sebelumnya namun kelemahan metode ini yakni metode ini juga dapat diterapkan pada karyawankaryawan yang belum berpengalaman. Dengan adanya penetapan upah perangsang diharapkan tujuan perusahaan dapat tercapai yakni meningkatkan produktivitas dan memberikan kepuasan kerja bagi karyawan.
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka masalah yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah adanya ketidakadilan dalam pemberian upah yang sesuai dengan prestasi kerja di PT. Baja Pertiwi Industri sehingga menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas karyawan dan komplain dari pelanggan karena keterlambatan penyelesaian produk berdasarkan waktu yang ditentukan.
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menetapkan sistem
perhitungan upah perangsang berdasarkan prestasi kerja dengan cara menentukan besarnya waktu standar sebagai dasar menentukan waktu yang dihemat sehingga produktivitas karyawan semakin meningkat dan keterlambatan pemenuhan pesanan pelanggan dapat diatasi.
Universitas Sumatera Utara
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian adalah :
1.
Ditinjau dari segi ekonomi, upah merupakan hal yang sangat dibutuhkan, sehingga dengan diberikannya upah perangsang para karyawan dapat meningkatkan kegairahan untuk bekerja lebih produktif.
2.
Upah perangsang yang diberikan perusahaan membuat karyawan termotivasi untuk mendapatkannya sehingga karyawan yang rajin dan berprestasi akan semakin banyak.
3.
Karyawan akan bekerja lebih efisien sehingga disamping jumlah produksi meningkat juga akan mengurangi kegagalan produksi.
4.
Karyawan akan lebih menghargai waktu, karena semakin banyak waktu yang dihemat maka penghasilan karyawan akan meningkat.
1.5.
Batasan Masalah Pemecahan masalah yang dilakukan tidak boleh menyimpang dari ruang
lingkup yang sudah ditetapkan, untuk itu perlu dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1.
Pemberian upah perangsang dibatasi hanya pada bagian pekerjaan yang dilakukan secara manual.
2.
Upah perangsang diberikan kepada karyawan di luar gaji, bonus dan fasilitas lainnya.
Universitas Sumatera Utara
1.6.
Asumsi Permasalahan Asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut:
1.
Karyawan harus memahami benar-benar prosedur dan metode pelaksanaan kerja sebelum dilakukan pengukuran kerja.
2.
Karyawan yang akan dibebani dan waktu baku diasumsikan memiliki tingkat keterampilan dan kemampuan yang sama dan sesuai untuk pekerjaan tersebut.
3.
Kondisi lingkungan fisik karyawanan relatif tidak jauh berbeda dengan kondisi fisik pada saat pengukuran kerja dilakukan.
1.7.
Sistematika Penulisan Tugas Sarjana Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini adalah
sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini berisi permasalahan kondisi karyawan yang ada di PT. Baja Pertiwi Industri khususnya di lantai produksi, juga terdapat perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi yang digunakan dalam penelitian.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan tentang sejarah, manajemen dan organisasi juga ruang lingkup PT. Baja Pertiwi Industri yang bergerak di bidang industri pengecoran logam besi dan baja menjadi produk yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan di perusahaan-perusahaan Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) dan juga industri-industri lainnya. BAB III
LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan teori-teori tentang pengertian upah, upah perangsang, jenis-jenis metode upah perangsang, pengukuran kerja, penelitian waktu dan perhitungan waktu standar.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini memuat desain penelitian dan metodologi yang digunakan dalam menentukan upah perangsang berdasarkan prestasi kerja untuk meningkatkan produktivitas. Menggambarkan prosedur penelitian yang akan dilakukan, asumsi, pembatasan, kondisi dan keseluruhan persiapan yang akan dilakukan dalam pengamatan juga alat dan bahan yang digunakan selama meneliti.
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini memuat data hasil dari pengamatan dan pengukuran yang dilakukan berupa pengumpulan data primer dan sekunder di perusahaan, serta data yang diperoleh diolah secara empiris dan grafis.
BAB VI
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Bab ini memuat analisis dan pembahasan hasil dari pengolahan data dengan cara non statistik dan membandingkan hasil pengolahan data dengan standar yang ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN Kajian-kajian yang telah dilakukan pada bab terdahulu akan disimpulkan di bab ini, saran-saran untuk penelitian ke depan mengenai kajian upah perangsang berdasarkan prestasi kerja untuk meningkatkan produktivitas.
Universitas Sumatera Utara