BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan ketrampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Dengan Pendidikan Jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia. Proses pembelajaran Pendidikan jasmani khususnya pembelajaran bola voli, guru diharapkan mampu menguasai dan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik (servis atas, servis bawah, passing atas, passing bawah, smash dan block) dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur dan kerjasama) serta kebiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapat sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Guru harus bersabar dalam memberikan pembelajaran bola voli ketika siswa mengalami kesulitan dalam menangkap apa yang disampaikan oleh guru. Maka sebagai guru penjas diwajibkan terus membimbing agar para siswa mampu mendapatkan apa yang dipelajarinya.
1
Pembelajaran bola voli perlu adanya sarana dan prasarana yang memadai, supaya pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan dengan baik dan siswa nyaman dalam melakukan pembelajaran bola voli. Sarana adalah perlengkapan yang dapat dipindah-pindahkan untuk mendukung fungsi kegiatan dan satuan pendidikan, yang meliputi : peralatan, media pendidikan dan buku. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses kegiatan. Kegiatan olahraga memerlukan ruang untuk bergerak. Sarana prasarana olahraga paling sedikit atau minimal disesuaikan dengan kondisi siswa yang berolahraga itu sendiri, sehingga siswa dapat menikmati olahraga dengan baik dan optimal. Selain ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadahi, kegiatan pembelajaran bola voli juga harus didukung dengan kreativitas dari guru dengan membuat permainanpermainan agar siswa tidak merasa monoton atau bosan sehingga siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran bola voli. Sarana dan prasarana yang kurang memadahi seperti bola yang sudah rusak dan lapangan yang kurang bagus membuat siswa merasa tidak maksimal dalam mengikuti pembelajaran bola voli. Siswa kurang nyaman dalam melakukan pembelajaran bola voli karena siswa tidak memakai sepatu, selain itu siswa merasa monoton ketika melakukan pembelajaran bola voli. Siswa perlu mengetahui dan menghindari adanya hal-hal yang tidak diinginkan seperti kurangnya pemahaman dalam pembelajaran bola voli dan prestasi yang rendah. Dalam kegiatan pembelajaran bola voli siswa melakukan sesuatu dengan bersungguhsungguh. Di dalam pembelajaran banyak hal yang menyebutkan siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran bola voli sehingga siswa belum bisa mengikuti dengan baik, disebabkan oleh malasnya siswa dalam mengikuti pembelajaran bola voli. 2
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan observasi di SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bolavoli. Masih ditemukan siswa yang belum bisa melakukan teknik dasar passing atas dalam pembelajaran bola voli. Untuk mengetahui hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli Tahun ajaran 2015”. B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi permasalahan berikut: 1. Masih banyak siswa yang belum mengoptimalkan waktu dengan baik saat pembelajaran bola voli berlangsung 2. Pembelajaran yang monoton sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran bola voli 3. Masih adanya siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran bolavoli di SMP Negeri 2 Kalasan 4. Belum diketahuinya persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan dalam pembelajaran bolavoli C. Batasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas tidak menutup kemungkinan timbulnya permasalahan yang luas, untuk itu perlu diadakan pembatasan masalah yaitu seberapa besar persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan dalam pembelajaran bola voli? D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, dirumuskan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian adalah “Seberapa besar Persepsi 3
siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian di atas adalah, untuk mengetahui seberapa besar persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015. F. Manfaat Penelitian Adapum manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis a. Memberikan informasi kepada guru pendidikan jasmani tentang pentingnya proses pembelajaran yang lebih baik guna meningkatkan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan pembelajaran bolavoli kedepannya. 2. Secara Praktis a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan bahan utama bagi guru, sehingga dapat menentukan sikap yang lebih baik atau lebih tepat dan bijak sana dalam melakukan proses pembelajaran bolavoli. b. Berguna bagi pembaca yaitu sebagai sumber ilmu pengetahuan dalam meningkatkan
proses
pembelajaran
pembelajaran bolavoli.
4
dalam
pendidikan,
khususnya
BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Pendidikan Jasmani a. Definisi Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah suatu pembelajaran melalui aktivitas jasmani
yang
didesain
untuk
meningkatkan
kebugaran
jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, positif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa (Depdiknas, 2007:1). Menurut Engkos Kosasih (1994) Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. b. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Jasmani 1) Tujuan Pendidikan Jasmani : Kurikulum SMP 2006 (Depdiknas, 2006:2) menyebutkan bahwa, Pendidikan Jasmani bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani. b) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama. c) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran Pendidikan Jasmani. 5
d) Mengembangkan sikap sportif, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokrasi melalui aktivitas jasmani. e) Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagi permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (outdoor education). f) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani. g) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain. h) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat. i) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif. 2) Fungsi Pendidikan Jasmani a) Aspek Organik 1) Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan keterampilan. 2) Meningkatkan kekuatan yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan otot atau kelompok otot. 3) Meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk menahan kerja dalam waktu yang lama. 4) Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan aktivitas yang berat secara terus menerus dalam waktu relatif lama. 5) Meningkatkan fleksibelitas, yaitu: tentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi cidera. b) Aspek Neuromuskuler 1) Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot. 2) Mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti: berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, menderap/mencongklang, bergulir, dan menarik. 3) Mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti: mengayun, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, membongkok. 4) Mengembangkan keterampilan dasar manipulatif, seperti: memukul, menendang, menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah, memantulkan, bergulir, memvoli. 6
5) Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti: ketepatan, irama, rasa gerak, power, waktu reaksi, kelincahan. 6) Mengembangkan keterampilan olahraga, seperti: sepakbola, softball, bolavoli, bolabasket, baseball, atletik, tennis, beladiri, dan lain sebagainya. 7) Mengembangkan ketrampilan rekreasi, seperti, menjelajah, mendaki, berkemah, berenang dan lainnya. c) Aspek Perseptual 1) Mengembangkan kemampuan menerima dan membekadan isyarat. 2) Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yang berada di : depan, belakang, bawah, sebelah kanan atau sebelah kiri dari dirinya. 3) Engembangkan koordinasi gerak visual, yaitu: kemampuan mengkoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan, tubuh, atau kaki. 4) Mengembangkan keseimbangan tubuh (statis, dinamis), yaitu: kemampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis. 5) Mengembangkan dominasi (dominancy), yaitu: konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanan/kiri dalam melempar atau menendang. 6) Mengembangkan lateralitas (laterality), yaitu: kemampuan membedakan antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri. 7) Mengembangkan image tubuh (body image), yaitu kesadaran bagian tubuh atau seluruh tubuh dan hubungannya dengan tempat atau ruang. d) Aspek Kognitif 1) Mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan. 2) Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan etika. 3) Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi. 4) Meningkatkan pengetahuan bagaimana fungsi tubuh dan hubungannya dengan aktivitas jasmani. 5) Menghargai kinerja tubuh: penggunaan pertimbangan yang berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas dan dirinya. 6) Meningkatkan pemahaman tentang memecahkan problemproblem perkembangan melalui gerakan. 7
e) Aspek Sosial 1) Menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana berada. 2) Mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan dalam situasi kelompok. 3) Belajar berkomunikasi dengan orang lain. 4) Mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide dalam kelompok. 5) Mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat. 6) Mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima di masyarakat. 7) Mengembankan sifat-sifat kepribadian yang positif. 8) Belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif. 9) Mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik. f) Aspek Imosional 1) 2) 3) 4) 5)
Mengembangkan respon yang sehat terhadap aktivitas jasmani. Mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton. Melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat. Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas. Menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan.
c. Materi Pendidikan Jasmani Pada kurikulum Pendidikan Jasmani sekolah menengah pertama Depdiknas (2006: 1) materi mata pelajaran Pendidikan Jasmani SMP kelas VIII meliputi: 1) Pengalaman mempraktekkan keterampilan dasar permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri/senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (outdoor). 2) Pemahaman dan penerapan konsep yang benar tentang aktivitas tersebut agar dapat melakukan secara aman. 3) Pemahaman dan penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam aktivitas tersebut agar terbentuk sikap dan perilaku sportif dan positif, emosi stabil dan hidup sehat. d. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani 1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisioanal, permainan eksplorasi gerak, keterampilan locomotor non locomotor, dan manipulative, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, 8
bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan bela diri, serta aktivitas lainnya (Artikel Olahraga Pendidikan Jasmani, 2008). 2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya (Artikel Olahraga Pendidikan Jasmani, 2008). 3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya (Artikel Olahraga Pendidikan Jasmani, 2008). 4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic, serta aktivitas lainnya (Artikel Olahraga Pendidikan Jasmani, 2008). 5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya (Artikel Olahraga Pendidikan Jasmani, 2008). 6. Pendidikan luar kelas meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung (Artikel Olahraga Pendidikan Jasmani, 2008). 7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memlilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waaktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk kedalam suatu aspek (Artikel Olahraga Pendidikan Jasmani, 2008). 2. Pengertian Persepsi Istilah persepsi sering dinamakan dengan pandangan atau anggapan, sebab dalam persepsi terdapat interprestasi pandangan/tanggapan seseorang. Dalam persepsi subyek menerima dan menganalisis informasi tentang hal-hal yang terdapat didalam dan disekitar obyek. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Persepsi diinterpretasikan sebagai tanggapan atau penerima langsung dari sesusatu, atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Depdikbud,1995: 759). Persepsi selalu berkaitan dengan pengalaman dan tujuan seseorang pada saat terjadi persepsi. Tingkah laku selalu didasarkan pada makna sebagai hasil persepsi terhadap kehidupan pelakunya. Apa yang dilakukan dan mengapa 9
seseorang melakukan beberapa hal, selalu didasarkan pada batasan-batasan menurut pendapatnya sendiri dan dipengaruhi oleh latar belakang budayanya yang khusus. Budaya yang berbeda, melatih orang secara berbeda pula dalam menangkap suatu persepsi, karena kebudayaan cara khusus yang membentuk pikiran dan pandangan manusia. Di dalam persepsi, subyek menerima dan menganalisa informasi tentang hal-hal yang terdapat didalam dan disekitar subyek. Menurut Mar’at (1991:22) dalam buku yang berjudul “sikap manusia, perubahan, serta pengukuran” menjelaskan bahwa: “Persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognisi. Persepsi dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuannya. Manusia mengamati suatu obyek psikologik dengan kacamatanya sendiri yang diwarnai oleh nilai dari kepribadiannya. Sedangkan obyek psikologik itu dapat berupa kejadian, ide atau situasi tertentu. Faktor pengalaman, proses belajar atau sosialisasi memberikan arti terhadap obyek psikologik tersebut. Komponen kognitif akan menimbulkan ide dan selanjutnya akan timbul suatu konsep dari apa yang dilihat”. Sedangkan menurut Slameto (1980:104), persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi dalam otak manusia melalui indera. Jadi persepsi adalah berkenaan dengan perlakuan seseorang terhadap informasi tentang suatu obyek yang masuk pada dirinya (diterimanya) melalui pengamatan dengan menggunakan indera-inderanya yang dimilikinya. Proses perlakuan
tersebut
bertalian
dengan
pemberian
arti,
gambaran
atau
penginterpretasikan terhadap obyek tersebut. Effendi (1985: 112) menyatakan bahwa persepsi merupakan proses penamaan, penafsiran, dan pemberian arti dari kesimpulan yang diterima melalui alat indera.
10
Menurut Bimo Walgito (1997:53), menyatakan bahwa persepsi merupakan proses perangsangan dari luar melalui alat pengindraan diteruskan kepusat otak kemudian menafsirkan apa yang dilihat dan didengar, sehingga individu menyadaridan mengerti tentang apa yang diindera. Persepsi tidak hanya sekedar proses pengindraan, tetapi terdapat pula proses pengorganisasian dan penelitian yang bersifat psikologis. Irwanto,
dkk.
(1989:
96)
menjabarkan
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi persepsi yaitu sebagai berikut: a. Perhatian yang selektif, artinya rangsang (stimulus) harus ditanggapi tetapi individu cukup memusatkan perhatian pada rangsang tertentu saja. b. Ciri-ciri rangsang, artinya intensitas rangsang yang paling kuat, rangsang yang bergerak atau dinamis lebih menarik perhatian untuk diamati. c. Nilai-nilai kebutuhan, artinya antara individu yang satu dengan yang lainnya tidak sama, tergantung pada nilai hidup kebutuhannya. d. Pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan dunia sekitarnya. Persepsi meliputi kognisi, sehingga persepsi mencakup penafsiran obyek dan sudut pengalaman yang bersangkutan. Hal ini seperti diungkapkan pula oleh Rchman natawidjaja (1978: 18), bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu obyek tidak sama, sebab hal tersebut tergantung pada kemampuan, pengalaman dan hal-hal lain dari setiap individu. Perbedaan kemampuan seseorang untuk memberikan persepsi pada sesuatu dikemukakan oleh Kres sebagaimana dikutip Tidja (1990: 41), yang menyatakan bahwa,”persepsi merupakan gambaran dunia luar yang obyektif, 11
tetapi sifat obyektif itu tidak absolut”. Hal ini disebabkan oleh faktor internal dan pengalaman orang tersebut. Ketetapan persepsi seseorang terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi hal-hal sebagai berikut: keadaan pribadi orang tersebut, ciri obyek dan keadaan obyek yang akan dipersepsikan. Teori-teori di atas dapat dikemukakan bahwa persepsi merupakan proses aktif, dimana masing-masing individu menganggap, mengorganisasikan dan juga berupaya menginterpretasikan yang diamatinya secara selektif. Oleh karena itu, persepsi merupakan dinamika yang terjadi dalam diri seseorang pada saat dia menerima stimulus dari lingkungan yang melibatkan indera, emosional, serta aspek kepribadian lainnya. Dalam proses persepsi tersebut, individu akan mengadakan penyeleksian apakah stimulus itu berguna atau tidak baginya, serta berimplementasi pada penentuan apa yang terbaik untuk dikerjakannya. Di dalam kajian ini, persepsi siswa terhadap peembelajaran bola voli, tidak hanya dilihat sebagai proses penerimaan stimulus dari luar dirinya, tetapi juga sikap batin yang mengarahkan siswa untuk mampu melihat hakikat yang terdalam dari usaha pembelajaran yang dilakukannya. Persepsi positif siswa terhadap pembelajaran Bola Voli akan menentukan kesanggupan merekan untuk terlihat dan berpartisipasi aktif terhadap proses pembelajaran secara signifikan. Persepsi anak terhadap sebuah kegiatan, baik permainan atau pekerjaan akan berusaha keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang tidak mau belajar. Ketika anak mulai berfikir tentang pekerjaan mereka menentukan apa yang harus dilakukan bila mereka dewasa. Dengan melihat faktor-faktor di atas, persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan untuk mengikuti kegiatan 12
pembelajaran bolavoli dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor tersebut, diantaranya: a. Tertarik Tertarik menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti merasa senang, terpikat hatinya atau menaruh minat, karena perasaan senang akan diperkuat oleh sikap yang positif (W.J.S. Poerwadarminto, 1996: 1021). Lebih lanjut menurut winkel tertarik atau rasa senang adalah sikap yang positif terhadap belajar atau kegiatan yang pasti berperan besar dalam menghubungkan hal itu, walaupun sukar untuk menunjukkan fungsi dari sikap itu secara pasti, ketertarikan anak yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi rasa senang dan keinginan. b. Perhatian Perhatian menurut Dakir (1993:144) adalah keaktivan peningkatan kesadaran seluruh fungsi yang diarahkan dalam pemusatan-pemusatan kepada barang, sesuatu yang ada dalam individu maupun yang ada di luar individu. Kemudiian menurut Sumadi Suryabrata (2010:14) menyatakan perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pperhatian merupakan aktivitas jiwa atau psikis yang tertuju pada suatu objek baik yang ada dalam diri individu maupun dari luar individu. Jadi perhatian dalam penelitian ini merupakan aktivitas psikis yang tertuju atau diarahkan terhadap kegiatan ekstrakulikuler bolavoli.
13
c. Aktivitas Aktivitas adalah keaktifan, kegiatan, kesibukan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:17). Selanjutnya menurut Sumadi Suryabrata (2010:72), mengemukakan bahwa aktivitas banyak sedikitnya orang menyatakan diri, menjelmakan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya dalam tindakan yang spontan. Dalam penelitian ini aktivitas yang hendak diteliti adalah mengenai kegiatan belajar siswa khususnya kegiatan pembelajaran bolavoli yang dilakukan oleh siswa baik secara teoritik maupun secara praktik. 3. Pengertian Bolavoli Permainan bola voli adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh anakanak sampai dewasa, baik wanita maupun pria. Ada 2 prinsip dalam bermain bola voli yang perlu untuk dianut agar tujuan permainan tercapai yaitu: prinsip tehnis dan prinsip psikologis. Prinsip tehnis adalah memvolley bola di udara hilir mudik diatas net mempergunakan bagian tubuh pinggang atas dengan pantulan yang bersih dan setiap pemain berusaha secepatnya menjatuhkan bola dilapangan lawan untuk mencari kemengan bermain. Prinsip spikis adalah bahwa bermain bola voli harus berpegang teguh pada kerjasama dan senang dalam melaksanakannya (Suharno HP, 1984: 1-4) Permainan bola voli adalah suatu olahraga beregu dimainkan oleh 2 regu dalam tiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Sedangkan tujuannya adalah agar setiap regu melewatkan bola secara teratur (baik) melalui atas net sampai bola tersebut menyentuh lantai (mati) didaerah lawan, dan mencegah agar bola yang dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri (PBVSI, 1995: 3) 14
Bolavoli ialah memainkan bola dengan mem-voli dan menjatuhkan bola di dalam lapangan permainan lawan, dengan menyeberangkan bola lewat jaring dan mempertahankan bola agar tidak jatuh di dalam lapangan permainannya sendiri. (Sukintaka, 2001:34). Menurut Imam Soejoedi (1979:17) menyatakan bahwa permainan bolavoli adalah suatu cabang olahraga untuk memantulkan bola di udara hilir mudik di atas jaring atau net, dengan maksud menjatuhkan bola di dalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan dalam bermain. Menurut Bonnie Robison (1997:12) bahwa permainan bolavoli adalah permainan di atas lapangan persegi empat yang lebarnya 9 m dan panjangnya 18 m dab lebar garis serang 3 m, ditengah-tengahnya di pasang jaring atau jala yang lebarnya 1 m, (khusus untuk anak laki-laki tinggi net 2,43 m, untuk anak perempuan kurang lebih 2,24 m). Dari beberapa definisi tentang permainan bolavoli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa permainan bola voli adalah permainan di atas lapangan persegi empat yang lebarnya 9 m dan panjangnya 18 m dengan cara mem-voli bola diudara dan melewatkan bola diatas jaring atau net dengan maksud dapat menjatuhkan bola di dalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan. Dalam permainan bolavoli ada beberapa cara atau teknik untuk dapat memainkan permainan bolavoli aantara lain sebagai berikut: a. Servis Menurut Nuril Ahmadi (2007: 200) “Servis adalah pukulan bola yang di lakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampaui net ke daerah lawan”. 15
b. Passing bawah Menurut Nuril Ahmadi (2007: 23) memainkan bola dengan sisi lengan bawah merupakan tehnik nermain yang cukup penting c. Passing atas Menurut Nuril Ahmadi (2007: 25) cara melakukan tehnik passing atas adalah jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hamper saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada dimuka setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan kurang lebih 45 derajat. Bola disudutkan dengan cara meluruskan kedua kaki dengan lengan. Sikap pergelangan tangan dan jarijari tidak berubah. d. Smash Smash adalah memukul bola ke lapangan lawan, sehingga bola bergerak melewati atas net dan mengakibatkan pihak lawan sulit mengembalikannya (Muhajir, 2003: 26). e. Block Block atau bendungan merupakan teknik bertahan yang dilakukan di atas net. Keberhasilan melakukan block dapat ditentukan oleh ketinggian loncatan dan jangkauan lengan pada bola yang sedang dipukul lawan (Muhajir, 2003: 27). Permainan bolavoli adalah olahraga beregu, dimainkan dua regu pada setiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Dalam permainan bolavoli terdapat perbedaan versi untuk keadaan yang spesifik serta
16
mendapatkan kepandaian yang beraneka ragam pada pertandingan bolavoli kepada siapa saja. Tujuan pertandingan bolavoli adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai di daerah lawan dan mencegah dengan upaya agar bila yang sama (dilewatkan) tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri. Regu dapat memainkan tiga kali pantulan untuk mengembalikan bola (kecuali dalam perkenaan block). Bola dinyatakan dalam permainan dengan satu seri, pukulan boleh oleh server melewati atas net ke daerah lawan. Permainan bolavoli di udara (reli) berlangsung secara teratur sampai bola menyentuh lantai, bola “keluar” atau salah satu regu mengembalikan bola secara sempurna. Dalam permainan bolavoli, siapa saja yang memenangkan reli mendapat angka (rally point scoring). Apa bila regu penerima servis memenangkan reli, ia mendapat angka dan berhak untuk melakukan servis, dan setiap permainan melakukan pergeseran satu posisi menurut arah jarum jam. 4. Pembelajaran Bolavoli di SMP N 2 Kalasan Peneliti melakukan observasi tentang Persepsi siswa kelas VIII A di SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bolavoli. Dibuktikan bahwa masih ada siswa yang belum bisa melakukan teknik dasar passing atas dalam pembelajaran bola voli. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang kesulitan dalam melakukan teknik dasar pembelajaran bola voli. Pembelajaran bolavoli dimasukkan dalam mata pelajaran Penjaskes (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan) yang mengalokasi waktu 1x40 menit setiap pertemuan, dilakukan 3 kali pertemuan dalam satu minggu. Pembelajaran 17
dilakukan langsung di lapangan bolavoli yang terletak di halaman sekolah. Model pembelajaran yaitu siswa di bariskan menjadi tiga bersap lalu diberi penjelasan tentang servis bawah kemudian siswa disuruh melakukan servis bawah. B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan 1.
Dodi Suryadi (1999), mengungkap penelitiannya dalam judul “Persepsi Ustadz dan Kyai (pemimpin) pondok pesantren di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya terhadap Pendidikan Jasmani”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini survei dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket. Populasi seluruh Kyai dan Ustadz sekecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya dengan jumlah 120 orang, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan persepsi Ustadz dan Kyai terhadap pendidikan jasmani menunjukkan positif. Dengan perincian dari Ustad memperoleh rerata 3,02 dan persentase 76% sedangkan untuk Kyai dengan rerata 2,98 dan persentase 75%.
2.
Penelitian yang dilakukan Agus Wahyu Wibawa (Skripsi th2005) yang berjudul “Persepsi siswa SMA N 1 Ngaglik terhdapa Kinerja guru pendidikan jasmani tahun ajaran 2004/2005”. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA N 1 Ngaglik tahun ajaran 2004/2005 yang berjumlah 650 orang. Sampel diambil sejumlah 242 dengan menggunakan teknik proposional random sampling. Data pada penelitian ini diambil dengan instrumen angket (kuisioner). Uji coba instrumen dilakukan terhadap 15 orang siswa. Analisis data menggunakan analisis statstik dekriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa persepsi SMA N 1 Ngaglik terhadap Kinerja guru pendidikan jasmani tahun ajaran 2004/2005, adalah 37 (15,3%) siswa menyatakan 18
baik, dan 205 (84,7%) siswa menyatakan cukup baik, sedangkan kategori kurang baik dan tidak baik tidak ada. C. Kerangka Berfikir Berdasarkan kajian teori diatas, persepsi siswa akan tumbuh dan berkembang sesuai apa yang dialami, dilihat, diterima melalui alat inderanya. Selama disekolah siswa akan mmendapatkan pengalaman dan informasi yang bermacam-macam serta interaksi yang beraneka ragam. Proses persepsi ini akan bertalian dengan kemampuan siswa dan keadaan diri masing-masing siswa dan sangat bersifat subyektif bisa jadi stimulus yang sama dalam hal ini informasi, pengalaman dan interaksi yang sama akan diinterpretasikan dan diartikan berbeda-beda. Jadi berangkat dari kemampuan yang berbeda dan keadaan diri masing-masing siswa yang berbeda dapat dipastikan informasi dan pengalaman serta hasil interaksi belajar olahraga Bola voli akan menghasilkan persepsi yang berbeda pula. Olahraga bola voli selain berfungsi meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani disekolah juga dapat sebagai wahana atau media yang sangat strategis untuk dapat mengenalkan dan memasalkan olahraga bola voli secara baik. Diharapkan melalui proses interaksi belajar akan memberikan informasi serta pengalaman kepada siswa akan timbul persepsi yang baik dan benar pada siswa. Sebagian besar penyesuaian dan tingkah laku individu ditentukan oleh persepsinya. Tingkah laku dan sikap individu terhadap suatu obyek tergantung bagaimana individu tersebut menanggapi obyek dengan persepsinya.
19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Desain penelitian ini termasuk penelitian deskriptif untuk mengetahui Persepsi siswa kelas VIII A terhadap pembelajaran bola voli. Metode penelitian yang dipakai untuk mengungkap Persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan dengan menggunakan metode survei. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variable penelitian ini adalah Persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015. Devinisi operasional variable dalam penelitian ini adalah tanggapan siswa SMP Negeri 2 Kalasan kelas VIII A terhadap pembelajaran bola voli yang diukur menggunakan angket: 1. Tertarik 2. Perhatian 3. aktivitas C. Subjek Penelitian populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A semester I SMP Negeri 2 Kalasan yang mengikuti pembelajaran bolavoli. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil berjumlah 32 siswa. D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data 1. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan angket atau quesioner. Teknik angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ingn deketahui (Suharsimi Arikunto, 2006:124). Angket yang digunakan merupakan angket 20
tertutup dengan menggunakan jawaban langsung. Dalam penelitian ini menggunakan angket yang sudah baku dari kepunyaan Saya. Salah satu kelemahan metode angket adalah pengembalian angket dari responden yang cenderung adanya keterlambatan dalam pengembalian, keuntungan menggunakan angket adalah dapat dibagikan secara serentak kepada koresponden dan tidak memerlukam hadirnya peneliti. (Suharsimi Arikunto, 2006:129). Langkah-langkah pembuatan angket menurut Sutrisno Hadi (1991:7) adalah sebagai berikut : a. Mendefinisikan konstrak Persepsi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kecenderungan yang menetap dalam diri siswa untuk merasakan tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan itu. b. Menyidik faktor Dari pendapat para ahli dapat diambil suatu kesamaan bahwa ada beberapa yang mengkonstruksi persepsi yaitu fakkor ketertarikan, perhatian, aktivitas c. Menyusun butir-butir pernyataan Langkah terakhir dalam menyusun butir-butir pernyataan berdasarkan faktor diatas dijabarkan menjadi butir-butir pernyataan yang membentuk instrumen. Instrumen ini terdiri dari 30 item dengan 4 alternatif pilihan jawaban, yaitu: sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.dan masing-masing diberi skor, yaitu: (skor sangat setuju: 4, skor setuju: 3, skor tidak setuju: 2, skor sangat tidak setuju: 1). Untuk memberi gambar secara
21
keseluruhan mengenai angket yang digunakan dalam penelitian maka disajikan dalam kisi-kisi sebagai berikut : Tabel 1. Kisi-kisi Angket No
Variabel
Indikator/faktor
No. Butir
Jumlah
1
Persepsi
Tertarik
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
10
Perhatian
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
10
Aktivitas
21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,29, 30
10
Total
30
2. Uji Instrumen Penelitian Menurut Sutrisno Hadi (1998:166), sebelum tes diberikan kepada responden yang sebenarnya, perlu diadakan uji coba terlebih dahulu. Maksudnya uji coba adalah untuk : a. Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas maksudnya b. Meniadakan kata-kata yang terlalu asing. c. Memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang bisa dilewati saja. d. Menambah soal yang sangat perlu, meniadakan item soal yang tidak relevan. Pengujian validitas item bertujuan untuk mendapatkan item yang sahih (Valid) sehingga dapat digunakan sebagai instrumen pengambilan data penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa sebuah tes dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang hendak diukur. (Suharsimi Arikunto, 2006:64).
22
3. Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket. Angket dalam penelitian ini dimaksud untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pembelajaran bola voli. Uji coba dilakukan di SMP Negeri 3 Depok Sleman kelas VIII C yang berjumlah 30 siswa. Responden hanya memberikan tanda check list ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan. Pada setiap pernyataan diberikan empat alternative pilihan keterangan sebagai berikut: (SS)”Sangat Setuju”, (S)”Setuju”, (TS)”Tidak Setuju”, (STS)”Sangat Tidak Setuju”. Adapun analisis yang dilakukan pada tahap ini meliputi: 1. Uji Validitas Angket Mengenai validitas instrumen, (Suharsimi Arikunto, 2006:134) mengemukakan bahwa sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa saja yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Validitas ada dua macam sesuai dengan cara mengujinya, yaitu validitas eksternal dan internal. Validitas eksternal instrumen dicapai apabila data yang dihasilkan dati instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Validitas internal instrumen dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bgian instrumen dengan secara keseluruhan (Suharsimi Arikunto, 2006:137-139). 23
Berdasarkan jenis-jenis validitas tersebut, maka validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas internal. Validitas sebuah tes menyangkut soal secara keseluruhan dan yang menyangkut butir soal atau item. Teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas suatu tes adalah teknik korelasi point bise ral dengan angka kasar. Dalam penelitian yang dicari adalah validitas item sebab apabila item valid maka soal akan valid. Rumus yang digunakan adalah korelasi product moment (Suharsimi Arikunto, 2006:138).
rxy Keterangan : rxy = koefisiensi korelasi tiap item N = jumlah peserta tes ∑ X = jumlah skor item ∑ Y = jumlaah skor total Dengan taraf signifikan 5%, jika r telah signifikan atau valid. R tabel : 0,312
hitung
≥r
tabel
maka soal nomor itu
2. Uji Reliabilitas Tes Yang dimaksud dengan reliabilitas suatu alat pengukuran adalah suatu alat pengukur yang menujukkan keajegan hasil pengukuran, bila alat pengukur yang sama digunakan oleh orang yang sama dalam waktu yang berbeda atau digunakan oleh orang yang berlainan dalam waktu yang bersamaan atau yang berlainan (Sumadi Suryabrata, 1988:86). Sebuah tes dikatakan realibitas tes dapat memberikan hasil yang relatif tetap, jika tes tersebut digunakan pada kesempatan lain. Sebelum digunakan, tes yang akan digunakan diuji coba terlebih dahulu pada hari Sabtu, 6 Juni 2015 bertempat di SMP Negeri 3 Depok untuk mengetahui indeks realibitas soal digunakan rumus Spearman-Brown. 24
r11 Dengan keterangan : r11 = Reliabilitas instrumen r ⅓⅓= rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara skor nomor ganjil dan nomor genap. Untuk menghitung korelasi antar skor belahan peratama dengan skor belahan kedua, digunakan rumus :
rxy X = skor nomor ganjil Y = skor nomor genap N = jumlah soal Setelah diperoleh harga koefisien reliabilitas (r11), langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan harga tersebut dengan tabel r product moment, jika harga r11 > r tabel, maka dikatan soal tersebuat reliabel. Berdasarkan hasil analisis dengan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut : faktor tertarik diperoleh koefisien sebesar 0,9100 (relialibitas tinggi), faktor perhatian diperoleh koefisien sebesar 0,9109 (relialibitas tinggi), faktor aktivitas diperoleh koefisien sebesar 0,9101 (relialibitas tinggi), faktor peran guru diperoleh koefisien sebesar 0,8962 , faktor fasilitas dan saran prasaran diperoleh koefisien sebesar 0,9222 , faktor evaluasi diperoleh koefisien sebesar 0,9117. Besarnya reliabiltas tersebut apabila dikonsultasikan dengan r tabel (0,312) ternyata lebih besar, hal ini menu njukan bahwa soal angket yang dibuat sangat reliabel.
25
Data hasil uji coba Reabilitas Instrumen. K
Hasil Uji
Syarat
Keterangan
28
0,887
>0.600
Tinggi
Berdasarkan tabel diatas dengan menggunakan rumus alpha dari cronbach hasil uji reabilitas dari 28 butir soal yang valid adalah 0,887. Kriteria butir soal dapat dikatakan reliabel adalah >0,600 sehingga semua butir soal adalah reliabel atau dapat dipercaya dan digunakan untuk pengumpulan data. E. Teknik Analisis Data Analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik deskriptif yang dituangkan dalam bentuk prosentase. Suharsimi Arikunto (1993: 336) menyatakan adanya beberapa langkah dalam pesekoran sampai pada predikat, yaitu: 1. Memberikan skor jawaban terhadap butir-butir pernyataan dari seluruh responden. 2. Menjumlahkan skor jawaban seluruh responden untuk setiap indicator maupun total. 3. Mencari nilai rata-rata untuk setiap indikator maupun total dari seluruh responden. 4. Menentukan kriteria sebagai patokan penilaian. 5. Menyusun interval pengelompokan prosentase skor jawaban. P=
x 100%
Keterangan : P : Presentase. f : Frekuensi. n : Jumlah Subjek
26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015. Penelitian ini dilakukan pada Selasa, 24 juni 2015 dan diperoleh responden sebanyak 32 orang. Dari hasil di atas akan dideskripsikan sebagai berikut : 1. Deskripsi Hasil Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan maka dapat dideskripsikan sebagai berikut : Dapat dideskripsikan persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015 dengan rerata sebesar 94,87; nilai tengah sebesar 97,5; nilai sering muncul sebesar 98 (lebih dari satu) dan simpangan baku sebesar 6,13; Sedangkan skor tertinggi sebesar 104 dan skor terendah sebesar 81. Dari hasil tes maka dapat dikategorikan persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015. Perhitungan tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1. Kategorisasi Persepsi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 No 1. 2. 3. 4.
Interval 97,6 – 120 75 – 97,5 52,6 – 75 30 – 52,5 Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
Kategori
16 16 0 0 32
50 50 0 0 100
Baik Sekali Baik Kurang Kurang Sekali
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015 adalah baik dengan pertimbangan frekuensi terbanyak terletak pada kategori baik dengan 16 siswa atau 27
50%. Persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015 yang berkategori baik sekali 16 orang atau 50%, baik 16 orang atau 50%, kurang 0 orang atau 0%, kurang sekali 0 orang atau 0%. Berikut adalah grafik ilustrasi persepsi siswa kelas VIII AI SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015:
Gambar 1. Diagram Batang Persepsi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 2. Deskripsi Hasil Indikator Tertarik Persepsi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan maka dapat dideskripsikan sebagai berikut : Dari data di atas dapar dideskripsikan indikator tertarik Persepsi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 dengan rerata sebesar 31,37; nilai tengah sebesar 32, nilai sering muncul sebesar 32 dan simpangan baku sebesar 2,61. Sedangkan skor tertinggi sebesar 37 dan skor terendah sebesar 26. Dari hasil tes maka dapat dikategorikan indikator tertarik Persepsi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015. Perhitungan tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:
28
Tabel 2. Kategorisasi Indikator Tertarik Persepsi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 No 1. 2. 3. 4.
Interval 32,6 – 40 25 – 32,5 17,6 – 25 10 – 17,5 Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
Kategori
11 21 0 0 32
34,37 65,63 0 0 100
Baik Sekali Baik Kurang Kurang Sekali
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa indikator tertarik persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015 adalah baik dengan pertimbangan frekuensi terbanyak terletak pada kategori baik dengan 21 siswa atau 65,63%. Persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015 berdasarkan indikator tertarik yang berkategori baik sekali 11 orang atau 34,37%, baik 21 orang atau 65,63%, kurang 0 orang atau 0%, kurang sekali 0 orang atau 0%. Berikut adalah grafik ilustrasi indikator tertarik persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015:
Gambar 2. Diagram Batang Indikator Tertarik Persepsi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 3. Deskripsi Hasil Indikator Perhatian Persepsi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan maka dapat dideskripsikan sebagai berikut : Dari data di atas dapar dideskripsikan indikator perhatian Persepsi 29
Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 dengan rerata sebesar 31,81; nilai tengah sebesar 32, nilai sering muncul sebesar 31 (lebih dari satu) dan simpangan baku sebesar 1,99. Sedangkan skor tertinggi sebesar 35 dan skor terendah sebesar 27. Dari hasil tes maka dapat dikategorikan indikator perhatian Persepsi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015. Perhitungan tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3. Kategorisasi Indikator Perhatian Persepsi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 No 1. 2. 3. 4.
Interval 32,6 - 40 25 – 32,5 17,6 – 25 10 – 17,5 Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
Kategori
13 19 0 0 32
40,63 59,37 0 0 100
Baik Sekali Baik Kurang Kurang Sekali
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa indikator perhatian persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015 adalah baik dengan pertimbangan frekuensi terbanyak terletak pada kategori baik dengan 19 siswa atau 59,37%. Persepsi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015 berdasarkan indikator perhatian yang berkategori baik sekali 13 orang atau 40,63%, baik 19 orang atau 59,37%, kurang 0 orang atau 0%, kurang sekali 0 orang atau 0%. Berikut adalah grafik ilustrasi indikator perhatian persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015:
30
Gambar 3. Diagram Batang Indikator Perhatian Persepsi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 4. Deskripsi Hasil Indikator Aktivitas Persepsi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan maka dapat dideskripsikan sebagai berikut : Dari data di atas dapar dideskripsikan indikator aktivitas persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015 dengan rerata sebesar 31,68; nilai tengah sebesar 33, nilai sering muncul sebesar 33 dan simpangan baku sebesar 3,13. Sedangkan skor tertinggi sebesar 36 dan skor terendah sebesar
24. Dari hasil tes maka dapat dikategorikan indikator aktivitas
persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015. Perhitungan tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4. Kategorisasi Indikator Aktivitas Persepsi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 No 1. 2. 3. 4.
Interval 32,6 - 40 25 – 32,5 17,6 – 25 10 – 17,5 Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
Kategori
17 14 1 0 32
53,125 43,75 3,125 0 100
Baik Sekali Baik Kurang Kurang Sekali
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa indikator aktivitas persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015 adalah baik sekali dengan pertimbangan frekuensi terbanyak terletak pada kategori baik 31
sekali dengan 17 siswa atau 53,125%. Persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015 berdasarkan indikator aktivitas yang berkategori baik sekali 17 orang atau 53,125%, baik 14 orang atau 43,75%, kurang 1 orang atau 3,125%, kurang sekali 0 orang atau 0%. Berikut adalah grafik ilustrasi indikator aktivitas persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015:
Gambar 4. Diagram Batang Indikator Aktivitas Persepsi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 B. Pembahasan Dari deskripsi hasil penelitian yang dilakukan tentang Persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015 diperoleh hasil bahwa persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan terhadap pembelajaran bola voli tahun ajaran 2015 adalah baik dengan 16 siswa atau 50% dan kategori baik sekali 16 orang atau 50%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tingkat persepsi siswa terhadap pembelajaran bola voli di SMP Negeri 2 Kalasan pada kategori baik dan baik sekali. Hal ini menggambarkan tanggapan siswa kelas VIII A terhadap pembelajaran bola voli yang dilaksanakan. Penentuan persepsi ini melibatkan proses ketertarikan dan perhatian siswa terhadap pembelajaran serta bentuk aktivitas pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hal ini dikarenakan pembelajaran pendidikan jasmani melibatkan aktivitas fisik 32
dengan berusaha menarik perhatian siswa agar terlibat dalam pembelajaran dengan aktif. Partisipasi dan motivasi belajar yang baik merupakan indikator keberhasilan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Sehingga untuk menciptakan susasana pembelajaran yang aktif dan menarik maka harus mampu mengemas materi pembelajaran dengan sedemikian rupa dan memberikan fasilitas pembelajaran yang memadai. Pembahasan diatas menunjukkan bahwa siswa kelas VIII A sudah mengetahui seberapa besar persepsi dalam pembelajaran bola voli. Patut diberikan perhatian khusus dari lembaga pendidikan yang menangani bidang pendidikan jasmani untuk memberikan informasi seluas-luasnya tentang pentingnya pendidikan jasmani untuk siswa di sekolahan.
33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan sejumlah 32 siswa masuk dalam kategori baik. Hal ini di tunjukkan dengan 16 siswa atau 50% baik dan 16 siswa atau 50% sangat baik. B. Implikasi Hasil Penelitian 1. Hasil penelitian ini sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran bola voli. 2. Dengan hasil ini dapat sebagi acuan sekolah dan pelatih untuk memperbaiki pembelajaran pendidikan jasmani yang telah dilaksanakan. C. Saran 1. Sekolah harus mampu memfasilitasi pembelajaran pendidikan jasmani secara maksimal agar tujuan diadakan pembelajaran pendidikan jasmani dapat tercapai dengan maksimal. 2. Sekolah harus mampu memperbaiki pola interaksi dengan siswa dalam pembelajaran jasmani agar mampu memunculkan minat dan motivasi siswa. D. Keterbatasan Penelitian 1. Instrumen penelitian kurang luas lingkupnya sehingga memungkinkan ada unsur-unsur yang lebih penting tidak masuk/tidak terungkap dalam instrumen penelitian. 2. Pengambilan data tidak dilakukan oleh pihak yang ahli dibidangnya. 3. Peneliti mengakui adanya keterbatasan dalam hal waktu, biaya, maupun kemampuan berpikir dan bekerja. Namun besar harapan semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semu 34
DAFTAR PUSTAKA Artikel Olahraga Pendidikan Jasmani, 2008. Diambil pada 16 Mei 2016 dari http://artikel-olahraga.blogspot.co.id:/2008/02/pendidikan-jasmani. Bimo Walgito. (1997). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Bonnie Robinson. (1997). Bimbingan, Petunjuk dan Teknik Bermain Bola Voli. Jakarta: Dahara Prize. Dakir. (1993). Psikologi Umum. Bandung: Pn Tarsip. Depdikbud. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka Depdiknas. (2003). Kurikulum SLTP Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Depdikbud. Effendi dan Usman. (1985). Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. Engkos Kosasih. (1994). Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud Imam Soejoedi. (1979). Pengantar Buku Pegangan Guru Olahraga SPG. Jakarta: Depdikbud. Irwanto, dkk. (1989). Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Mar’at. (1991). Sikap Manusia, Perubahan, Serta Pengukuran. Jakarta: Gahalia Indonesia. Muhajir. (2003). Pendidikan Jasmani: Jakarta: Yudistira Nuril Ahmadi. (2007). Panduan Olahraga Bolavoli. Surakarta: Era Pustaka Utama. PBVSI. (1995). Jenis-jenis Permainan Bola Voli. Jakarta: Sekretariat Umum PP PBVSI Rohman Natawijaja. (1978). Psikologi Perkembangan Untuk SPG. Jakarta: Cv Mutiara. Suharno HP. (1984). Dasar-dasar Permainan Bola Volley. Yogyakarta: FPOK IKIP. Yogyakarta Sukintaka. (2001). Teori Pendidikan Jasmani. Yogyakarta: UNY Press. Slameto. (1980). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sumadi Suryabrata. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 35
Suharsimi Arikunto. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Remika Cipta. Sutrisno. Hadi. (1991). Analisi Butir untuk Angket, Tes dan Skala Nilai Dengan BASICA. Yogyakarta: penerbit ANDI OFFSET. Tidja. (1990). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta. Winkel. (1983). Psikologi pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia W.J.S. Poerwadarminto. (1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
36
LAMPIRAN
37
1. Pengesahan Penelitian
38
2. Surat Ijin Uji Coba Penelitian dan Penelitian
39
40
3. Uji Coba Angket Penelitian ANGKET PENELITIAN A. Identitas Responden Nama
= ......................................
Usia
= ......................................
B. Petunjuk Pengisian Angket ini berisi pernyataan-pernyataan, yang dimaksud untuk mengetahui persepsi anda terhadap pembelajaran bola voli. Sehubungan dengan itu, berilah respon terhadap pertanyaan berikut dengan memberikan tanda check list ( √ ) pada kolom yang anda pilih. Pada setiap pernyataan diberikan empat alternatif pilihan keterangan sebagai berikut : SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat tidak Setuju
No
Indikator
SS
1.
Selama mengikuti tiga kali pertemuan kegiatan pembelajaran bola voli saya tidak merasa terbebani atau tertekan
2.
Pembelajaran bola voli dalam bentuk permainan sangat penting dan bermanfaat bagi diri saya
41
S
TS
STS
3.
Pembelajaran bola voli dalam bentuk permainan sangat menambah pengalaman saya
4.
Saya merasa pembelajaran bola voli dalam bentuk permainan itu menarik
5.
Dengan mengetahui cara bermain bola voli membuat saya merasa lebih menikmati permainan tersebut
6.
Saya merasa tertarik dengan pembelajaran bola voli yang diajarkan oleh guru
7.
Saya tertarik mengikuti pembelajaran bola voli karena mudah dipahami
8.
Cara mengajar permainan bola voli yang sekarang lebih menarik bagi saya dibandingkan yang sebelumnya
9.
Saya tidak tertarik dalam pembelajaran bola voli dengan banyak permainan
10.
Saya tertarik dalam pembelajaran bola voli dengan banyak permainan
11.
Saya selalu memperhatikan peraturan-peraturan permainan dalam pembelajaran bola voli
12.
Pembelajaran bola voli dalam bentuk permainan lebih memerlukan konsentrasi
13.
Saya prihatin jika pembelajaran bola voli dianggap tidak penting
14.
Saya prihatin terhadap teman-teman yang tidak serius mengikuti pembelajaran bola voli
15.
Saya tidak respect pada teman-teman yang mengabaikan pembelajaran bola voli
16.
Manfaat dan nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran bola voli menjadi perhatian saya
17.
Saya lebih memperhatikan kesehatan tubuh setelah mengikuti permainan bola voli 42
18.
Saya mempelajari dan memperhatikan teknikteknik dasar bermain bola voli dengan benar
19.
Saya memperhatikan keterlambatan pada saat pembelajaran bola voli
20.
Setelah mengikuti aktivitas pembelajaran bola voli saya lebih mengerti akan pentingnya kesehatan
21.
Saya mampu memainkan permainan bola voli yang sederhana permainannya
22.
Saya mengikuti pembelajaran bola voli dengan enerjik dan penuh semangat
23.
Dengan mengikuti pembelajaran permainan bola voli dapat menambah keterampilan bermain
24.
Saya tidak senang melakukan permaina bola voli karena tidak menyenangkan
25.
Setelah mengikuti aktivitas pembelajaran bola voli saya lebih mengerti akan pentingnya kesehatan
26.
Saya melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum bermain bola voli
27
Saya mempraktikkan contoh gerakan permainan bola voli yang diberikan oleh guru dengan baik
28
Saya mempraktikkan teknik-teknik dasar permainan bola voli yang diajarkan oleh guru dengan benar
29
Saya belajar lebih baik setelah mengikuti pembelajaran bola voli di sekolah
30
Selesai mengikuti pembelajaran bola voli disekolah, saya melakukan latihan sendiri dirumah
43
4. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas
No
Koefisien Korelasi
Kriteria
Keterangan
1
0,165
>0,151
VALID
2
0,403
>0,151
VALID
3
0,198
>0,151
VALID
4
0,570
>0,151
VALID
5
0,546
>0,151
VALID
6
0,672
>0,151
VALID
7
0,476
>0,151
VALID
8
0,661
>0,151
VALID
9
-0,125
>0,151
TIDAK VALID
10
0,221
>0,151
VALID
11
0,432
>0,151
VALID
12
0,541
>0,151
VALID
13
-0,200
>0,151
VALID
14
0,273
>0,151
VALID
15
0,438
>0,151
VALID
16
0,541
>0,151
VALID
17
0,504
>0,151
VALID
18
0,554
>0,151
VALID
44
19
0,315
>0,151
VALID
20
0,391
>0,151
VALID
21
0,677
>0,151
VALID
22
0,580
>0,151
VALID
23
0,439
>0,151
VALID
24
0,123
>0,151
TIDAK VALID
25
0,593
>0,151
VALID
26
0,469
>0,151
VALID
27
0,634
>0,151
VALID
28
0,567
>0,151
VALID
29
0,181
>0,151
VALID
30
0,139
>0,151
TIDAK VALID
Dari db= n-2, t table(5%,32-2)=0,151. Hasil diatas dapat diperoleh butir soal yang thitung
Hasil Uji
Syarat
Keterangan
28
0,887
>0.600
Tinggi
Berdasarkan tabel diatas dengan menggunakan rumus alpha dari cronbach hasil uji reabilitas dari 28 butir soal yang valid adalah 0,887. Kriteria butir soal dapat dikatakan 45
reliabel adalah >0,600 sehingga semua butir soal adalah reliabel atau dapat dipercaya dan digunakan untuk pengumpulan data.
46
5.Angket Penelitian ANGKET PENELITIAN A. Identitas Responden Nama
= ......................................
Usia
= ......................................
B. Petunjuk Pengisian Angket ini berisi pernyataan-pernyataan, yang dimaksud untuk mengetahui persepsi anda terhadap pembelajaran bola voli. Sehubungan dengan itu, berilah respon terhadap pertanyaan berikut dengan memberikan tanda check list ( √ ) pada kolom yang anda pilih. Pada setiap pernyataan diberikan empat alternatif pilihan keterangan sebagai berikut : SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat tidak Setuju
No
Indikator
SS
1.
Selama mengikuti tiga kali pertemuan kegiatan pembelajaran bola voli saya tidak merasa terbebani atau tertekan
2.
Pembelajaran bola voli dalam bentuk permainan sangat penting dan bermanfaat bagi diri saya
47
S
TS
STS
3.
Pembelajaran bola voli dalam bentuk permainan sangat menambah pengalaman saya
4.
Saya merasa pembelajaran bola voli dalam bentuk permainan itu menarik
5.
Dengan mengetahui cara bermain bola voli membuat saya merasa lebih menikmati permainan tersebut
6.
Saya merasa tertarik dengan pembelajaran bola voli yang diajarkan oleh guru
7.
Saya tertarik mengikuti pembelajaran bola voli karena mudah dipahami
8.
Cara mengajar permainan bola voli yang sekarang lebih menarik bagi saya dibandingkan yang sebelumnya
9.
Saya tidak tertarik dalam pembelajaran bola voli dengan banyak permainan
10.
Saya tertarik dalam pembelajaran bola voli dengan banyak permainan
11.
Saya selalu memperhatikan peraturan-peraturan permainan dalam pembelajaran bola voli
12.
Pembelajaran bola voli dalam bentuk permainan lebih memerlukan konsentrasi
13.
Saya prihatin jika pembelajaran bola voli dianggap tidak penting
14.
Saya prihatin terhadap teman-teman yang tidak serius mengikuti pembelajaran bola voli
15.
Saya tidak respect pada teman-teman yang mengabaikan pembelajaran bola voli
16.
Manfaat dan nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran bola voli menjadi perhatian saya
17.
Saya lebih memperhatikan kesehatan tubuh setelah mengikuti permainan bola voli 48
18.
Saya mempelajari dan memperhatikan teknikteknik dasar bermain bola voli dengan benar
19.
Saya memperhatikan keterlambatan pada saat pembelajaran bola voli
20.
Setelah mengikuti aktivitas pembelajaran bola voli saya lebih mengerti akan pentingnya kesehatan
21.
Saya mampu memainkan permainan bola voli yang sederhana permainannya
22.
Saya mengikuti pembelajaran bola voli dengan enerjik dan penuh semangat
23.
Dengan mengikuti pembelajaran permainan bola voli dapat menambah keterampilan bermain
24.
Saya tidak senang melakukan permaina bola voli karena tidak menyenangkan
25.
Setelah mengikuti aktivitas pembelajaran bola voli saya lebih mengerti akan pentingnya kesehatan
26.
Saya melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum bermain bola voli
27
Saya mempraktikkan contoh gerakan permainan bola voli yang diberikan oleh guru dengan baik
28
Saya mempraktikkan teknik-teknik dasar permainan bola voli yang diajarkan oleh guru dengan benar
29
Saya belajar lebih baik setelah mengikuti pembelajaran bola voli di sekolah
30
Selesai mengikuti pembelajaran bola voli disekolah, saya melakukan latihan sendiri dirumah
49
6. Data Kuisoner Penelitian
50
7. Deskripsi Statistik Tabel 1. Deskripsi Statistik Persepsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 Skor Statistik Mean 94.8750 Median
97.5000
Mode
98.00a
Standar Deviation
6.13162
Range
23.00
Minimum
81.00
Maximum
104.00
Tabel 2. Deskripsi Statistik Indikator Tertarik Persepsi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 Skor Statistik Mean 31.3750 Median
32.0000
Mode
32.00
Standart Deviation
2.61201
Range
11.00
Minimum
26.00
Maximum
37.00
Tabel 3. Deskripsi Statistik Indikator Perhatian Persepsi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 Skor Statistik Mean 31.8125 Median
32.0000
Mode
31.00a
Std. Deviation
1.99091
Range
8.00
Minimum
27.00
Maximum
35.00
51
Tabel 4. Deskripsi Statistik Indikator Aktivitas Persepsi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan Terhadap Pembelajaran Bola Voli Tahun Ajaran 2015 Skor Statistik Mean 31.6875 Median
33.0000
Mode
33.00
Std. Deviation
3.13603
Range
12.00
Minimum
24.00
Maximum
36.00
52
8. Surat Keterangan Sekolah
53
9. Foto Penelitian
54
55