BAB I. PENDAHULUAN “ Seni dari Sinematografi adalah seni penataan dan permainan cahaya, dan bagaimana kita dapat membuat cahaya tersebut berceritera “ Stephen H Burum, ASC Penataan Cahaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan produksi suatu program Audio-Visual/Televisi dan Film. karena selain menghasilkan gambar yang jelas, juga dapat menciptakan suasana dramatik, gambar yang estetik dan harmonis untuk dapat dilihat. Hal demikian menciptakan adanya pemikiran kreatif dan inovatif bagi terwujudnya suatu pencahayaan yang mendukung jalannya suatu cerita, lokasi kejadian yang didalamnya terdapat orang/pemain, dekorasi, properti sesuai dengan naskah ceritra. Dengan lighting/lampu kita dapat menunjukkan suatu benda secara detail atau dapat juga menyembunyikan cacat suatu benda, selain itu dapat menunjukan suatu suasana bathin yang sedang dirasakan oleh seseorang / pemain / tokoh pada suatu lokasi kejadian. Dengan demikian penonton dapat mengikuti dan merasakan serta memahami pesan-pesan yang disampaikan dalam suatu acara sesuai alur ceritra.. Cahaya bagi seorang Camera person saat produksi, sangat penting untuk menentukan kualitas gambar yang direkam. Bila cahaya tidak ada maka tidak ada pentulan object yang masuk ke Lensa, sehingga tidak ada gambar yang direkam.
Gbr. 1. Reporter melaporkan dari Lapangan
Tata Cahaya
1
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
B A B II. SUMBER CAHAYA
Dalam program Audio-Visual/Televisi sumber cahaya berasal dari:
II.1 Cahaya buatan (Artificial Light): Terdapat berbagai Jenis Lampu (Hard light lamp & Soft light Lamp) untuk produksi di studio / indoor.
Gbr. 2. Lampu sebagai sumber cahaya buatan.
II.2. Cahaya alam (Natural Light): Matahari dan benda-benda alam lainnya untuk produksi diluar studio/outdoor.
Gbr. 3. Matahari sebagai sumber cahaya alam
Kedua sumber cahaya tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda dalam hal sifat dan kontinuitas pencahayaannya.
Tata Cahaya
2
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Ada jenis lampu tertentu dirancang untuk digunakan diluar/outdoor dan menghasilkan temperatur warna cahaya yang sama dengan siang hari, lampu tersebut disebut Day Light Lamp, seperti jenis lampu HMI. Kesimpulan : Sumber cahaya berasal dari Lampu dan benda Alam seperti Matahari yang mempunyai spectrum warna.
Gbr. 4. Tungsten Light (3200 K) dan Daylight - HMI (5600 K)
Tungsten Light berasal dari lampu dan digunakan di Studio TV, karenanya sering juga disebut dengan nama Studio Light. Untuk mendramatisasi acara sesuai dengan tema dan judul seperti drama, special Talk show,musik dll, maka digunakan filter-filter yang diletakkan di depan lampu, maupun yang sudah terpasang secara permanen.
Tata Cahaya
3
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
BAB III. COLOURMETRY III.1 SPEKTRUM WARNA CAHAYA DEFINISI
:
Cahaya
merupakan
gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan secara terus menerus dari sumbernya ke segala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Cahaya yang kita lihat (Visible light)
merupakan spektrum warna yang terdiri atas : cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu,. Cahaya dibawah merah disebut infrared sedangkan diatas nila disebut ultraviolet.
Gbr. 5. Spektrum Warna cahaya III. 2. KARAKTERISTIK CAHAYA (LIGHT CHARACTERISTICS) Terdapat 3 jenis karakteristik cahaya yakni :
III.2.1 Coherence (Kualitas) : Kualitas cahaya yang diarahkan ke object atau benda mempunyai Ketajaman dan kelembutan dengan maksud tertentu. Misalnya : Penyinaran Hard light dan Soft Light
Gbr. 6. Efek penyinaran hard Light dan Soft Light
Tata Cahaya
4
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
III.2.2 Colour Temperature (Temperatur warna) Temperatur warna cahaya dalam satuan derajat Kelvin ( K). Siang hari mempunyai colour temperature antara 5000˚ K – 10.000˚ K warna cahaya yang dominan adalah Biru, sedangkan pagi dan sore antara 2000˚ – 3500˚ merah.
Lampu-lampu
K warna cahaya yang dominan adalah di
studio
mempunyai
kontinuitas
pencahayaan yang relatif konstan, dengan temperatur warna cahaya antara 3000˚ K hingga 3200 ˚ K. •
Colour Temperature cahaya siang hari (Day Light ) sekitar 5600˚ K, Lampu rumah sekitar 3000 ˚ K, sedangkan lampu Quarts dan Tungsten Halogen untuk produksi TV & Film sekitar 3200˚ K.
•
Cahaya alam mempunyai kontinuitas pencahayaan yang bervariasi seiring dengan perputaran bumi (pagi, siang, sore, malam) temperatur warna cahaya selalu berubah mulai dari 2000˚K(Kelvin) hingga 10.000˚K.
•
Lihat tabel dibawah ini :
LIGHT SOURCES
COLOUR TEMPERATURE (Kelvins)
Candle Sunlight at sunset Domestic tungsten light bulbs TV studio tungsten lighting (2000 Watts) TV studio tungsten lighting (5000 Watts) Sunrise, Sunset Fluorescent tube Noonday sun HMI and MSR lights In shade ( light only from hazy sky) In shade ( light only from Blue sky)
1,930 1,900 - 2,400 2,600 - 2,900 3,200 3,380 2,000 -3,000 4,800 5,000 - 5,600 5600 7,500 - 8,400 12,000 - 20,000
Gbr. 7. Tabel Sumber cahaya dengan Colour Temperature
Tata Cahaya
5
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
III.2.3. Intensity (Intensitas) Intensitas cahaya (kuat penerangan) diukur dalam satuan Lux (Lx) atau satuan Foot-candle (ft-cd), alat ukurnya disebut Lux meter/Light meter. Di Amerika Intensitas cahaya diukur dalam satuan Candle light (Cd L) sedangkan negara-negara diluar Amerika menggunakan satuan Lux. 1 Cd L = 10,74 Lux. - Cahaya matahari / siang : 32.000 – 100.000 Lux - Studio TV
: 1000 - 1500 Lux
- Penerangan Kantor
: 400 Lux
Gbr. 8. Lux Meter / Light Meter
Dengan mengukur intensitas cahaya, maka dapatlah diketahui kuat penerangan pada lokasi kejadian/ tempat shooting, sehingga Camera person dapat mengatur Iris pada kamera untuk memperoleh gambar yang terang dan tampak alamiah.
Gbr. 9. Pengukuran intensitas cahaya pada obyek/orang.
Tata Cahaya
6
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
B A B IV. LAMPU STUDIO DAN PERLENGKAPANNYA
IV.1 JENIS JENIS LAMPU Dari arah penyinaran dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu:
IV. 1.1. HARD LIGHT LAMP -
Arah penyinaran kuat, dapat menimbulkan bayangan yang jelas pada orang/obyek yang disinari.
-
Terdapat fokus kontrol, untuk merubah sudut penyinaran Cahayanya dari posisi spot/terarah (8,5) sampai posisi flood/ menyebar (54,4).
-
Lampu dilengkapi dengan fasilitas pembatas cahayanya (barndoor) Contoh lampunya : Fresnel Spot Light
Gbr. 10. Fresnel Spot Light - Bambino 1 KW
& Bambino 500 W
Penggunaan Hard Lights :
Tata Cahaya
-
Key Light (High Key Light & Low Key Light)
-
Back Light
-
Follow spot
7
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
FOLLOW SPOT , dipergunakan pada acara Musik Show
Gbr. 11. Follow spot Lamps
IV.1.2 SOFT LIGHT LAMP -
Arah penyinaran lemah, tidak menimbulkan bayangan yang jelas pada orang/obyek yang disinari.
-
Tidak terdapat fokus control, untuk merubah sudut penyinaran.
-
Tidak
dilengkapi
dengan
fasilitas
pembatas
cahayanya
(Barndoor). Contoh lampunya : Scoop Light, Small Broad, Flood Light, Large Broad Light.(lihat gambar) SOFT LIGHT LAMP : Scope, Broad, Flood Light Lamp
Gbr. 12. Scope and Flood Lights
Tata Cahaya
8
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Gbr. 13. Flood light terbaru (Product by Balcar)
Penggunaan : Fill Light, Base Light, Side Light, Background Light
IV.2. FILTER
Untuk mengkonversikan temperatur warna cahaya dari Tungsten Light ke Daylight atau sebaliknya dari Daylight ke Tungsten Light sesuai yang diingin-kan, terdapat dua jenis filter yang banyak dipakai yakni -
CTO Filter (Colour Temperatur Orange)
- CTB Filter (Colour Temperature Blue)
Tata Cahaya
9
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Gbr. 10 . Colour Temperature Blue Filter
Gbr. 11. Colour Temperature Orange Filter
Tata Cahaya
10
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
BAB V. PENATAAN CAHAYA V.1 PENGERTIAN UMUM TATA CAHAYA : Penyinaran yang harmonis pada suatu object / benda / scene dengan maksud untuk mendapatkan hasil gambar yang dapat dilihat, dikenal dengan jelas dan dapat menimbulkan kesan artistik dan menimbulkan suasana dramatic sesuai tema dan alur acara.
Para pekerja yang bertugas menanggani masalah Tata Cahaya dalam suatu produksi acara Audio-visual/Televisi/Film dikenal dengan sebutan “Penata Cahaya” (Lightingman) dibawah pimpinan seorang Lighting Director.
Penata Cahaya ( Lightingman) bertugas antara lain : -
Menata/mengarahkan penempatan lampu sesuai tema, alur cerita dan tuntutan acara
-
Mengoperasikan peralatan lighting/lampu dan Lighting control Desk sesuai tema, alur cerita dan tuntutan acara
V.2. TUJUAN PENATAAN CAHAYA Pada dasarnya tujuan dari penataan cahaya yang baik dan harmonis untuk produksi program Audio-Visual / Televisi mengandung dua unsur, yaitu:
V.2.1 UNSUR TEKNIS -
Menyinari obyek/benda/scene, sehingga dihasilkan gambar yang dapat dilihat dan dikenal (bentuk, ukuran dan warna).
-
Memberikan penyinaran yang seimbang dari suatu obyek/benda atau scene ke obyek/benda/scene yang lain sehingga setiap kamera dapat menghasilkan urutan gambar yang baik, terutama wajah-wajah pengisi acara/pemain.
Tata Cahaya
11
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
-
Menghasilkan video signal pada kamera elektronik/kamera video yang bebas dari noise dan gangguan lainnya.
Gbr. 12. Penataan cahaya untuk tujuan teknis (menghilangkan bayangan pada orang dan wawancara)
V.2.2. UNSUR NON TEKNIS -
Menghasilkan gambar yang mendukung naskah /Script.
-
Menghasilkan gambar yang menyenangkan melalui distribusi cahaya dan bayangan secara artistik.
-
Pengaturan untuk mendapatkan suasana realistik dan dramatik.
-
Pengaturan untuk menciptakan dimensi kesan ruang dan kesan keterpaduan bentuk dari setting komponen-komponen dekorasi.
-
Menghasilkan efek-efek gambar yang sesuai dengan naskah.
-
Menambah kemolekan dan seni wajah dari artis/pengisi acara.
-
Sebagai
pengganti
dekorasi
untuk
program
tertentu
(Entertainment). Penataan cahaya unsur non Teknis : Drama/Film ceritera
Gbr. 13. Penataan untuk drama/film cerita
Tata Cahaya
12
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
PENATAAN UNSUR NON TEKNIS : Musik Show dan Special Talk Show
Gbr. 14. Penataan Cahaya untuk musik show
Gbr. 15. Penataan Cahaya untuk Special Talk Show
V.3. DASAR-DASAR PENATAAN CAHAYA (DALAM PRODUKSI PROGRAM AUDIO-VISUAL/TELEVISI) Terdapat tiga pedoman dasar /pokok pada penempatan lampu di studio untuk penyinaran suatu orang/benda/obyek, penyinaran ini dikenal dengan nama : Pencahayaan Tiga Titik (Three Point Lighting)
Tata Cahaya
13
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Gbr.16 . Konfigurasi Three Point of Lighting
V.3.1. THREE POINT OF LIGHTING
V.3.1.1. KEY LIGHT (CAHAYA UTAMA):
Gbr. 17. Penempatan Key Light
-
Merupakan sinar utama yang diarahkan pada obyek/orang.
-
Penempatan Key Light pada sudut 30 – 45 derajat dari samping kiri atau kanan noseline orang/obyek dan 45 – 70 derajat diatas orang/obyek.
-
Key Light merupakan seberkas sinar Hard Light, dan bila dikehendaki adanya efek dramatik maka penyiaran terfokus pada orang/obyek.
-
Akibat penyiaran ini akan menimbulkan bayangan pada orang atau benda.
Tata Cahaya
14
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
V.3.1.2. FILL LIGHT (CAHAYA PENGISI):
Gbr. 18. Penempatan Fill Light
-
Penyinaran ini digunakan untuk mengurangi atau memungkinkan menghilangkan bayangan yang diakibatkan oleh penyinaran Key Light.
-
Penempatan fill light terletak berlawanan dengan key light dan kurang lebih 30 derajat diatas orang/benda.
-
Dengan menipisnya atau hilangnya bayangan pada orang/obyek, maka terlihat jelas dari 2 dimensi.
V.3.1.3 BACK LIGHT (CAHAYA BELAKANG):
Gbr. 19. Penempatan Back Light
Tata Cahaya
15
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
-
Penempatan back light dibelakang dan berada ditengah orang atau obyek.
-
Penyinaran sinar melalui back light akan membentuk 3 dimensi, dimana terdapat jarak pemisah antara orang atau obyek dengan latar belakang/background.
-
Back Light merupakan hard light terarah, sehingga latar belakang yang gelap cukup terpisah.
Setiap obyek utama yang akan diambil kamera, harus mendapatkan penyinaran 3 titik lampu, yaitu: Key Light, Fill Light, dan Back Light, tetapi tidak harus menggunakan lampu yang berbeda(Hard Light atau Soft Light).
Gbr. 20. Three point of Lighting and effect
Key Light sering dipakai untuk penataan unsur non teknis dengan tujuan mendramatisir acara, seperti Drama atau special talk Show.
Gbr. 21. High Key Light and Low Key Light
Tata Cahaya
16
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
High Key Lighting : Key light close to the camera, Fill light added in the shadows, Quality often softer, Bright areas dominate the framer. Low Key Lighting : Key light farther from the camera, Little fill light in the shadows, Quality often harder, Dark areas dominate the frame.
Selain penerangan obyek utama, juga diperlukan pencahayaan untuk set dekorasi /properti sebagai latar belakang/background dari obyek/benda dan juga latar depan/foreground.
Demikian juga untuk mendapatkan
sasaran penyinaran yang mengandung unsur non teknis maka diperlukan penyinaran-penyinaran lainnya seperti penyinaran Side Light dan background Light
V.3.2 PENYINARAN SIDE LIGHT: -
Penempatan side light pada samping kiri dan kanan orang / benda, kurang lebih 90 derajat arah pandang object/pemain..
-
Arah penyinaran soft light dan menyebar.
Gbr. 22. Top View three point of lighting and side light
V.3.3 BACK GROUND LIGHT / BASE LIGHT:
-
Penempatan background light pada background orang/obyek.
-
Penyinaran diarahkan langsung pada layar /dekorasi/cyclorama sehingga gambar latar belakang terlihat jelas.
Tata Cahaya
17
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Gbr. 23. Penempatan Background light
V.3. 4. PENYINARAN DI RUANG KANTOR
Cahaya matahari sebagai key light di ruang kantor, diperlukan satu lampu sebagai Fill Light.
Gbr. 24. Penatan cahaya di ruang kantor
V.3.5 PENYINARAN DI LAPANGAN (OUTDOOR) Cahaya Matahari sebagai key light, diperlukan reflector sebagai fill Light untuk menghilangkan bayangan pada object/Reporter/pemain.
Tata Cahaya
18
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Gbr. 25. Reflector as Fill Light, when outdoor shooting
Selain reflector sebagai pengganti Fill Light, juga digunakan Day Light Lamps. Selain itu Day Light Lamps dipergunakan untuk menjaga agar supaya warna gambar tetap kontinu/tidak berubah di lokasi shooting.
Day Light Lamps : HMI 200 W & HMI 575 W sebagai Fill Light saat shooting Outdoor
Gbr. 26. Daylight lamps – HMI
V.4 LIGHTING CONTROL
Untuk menghidupkan lampu-lampu yang ada di studio TV, serta mengatur intensitas cahaya yang diinginkan sesuai tema dan alur cerita, maka terdapat lighting control desk di ruang production control atau ruang lighting control.
Tata Cahaya
19
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Terdiri atas panel control, yang meliputi tombol-tombol on/off,
dan
sejumlah fader sesuai jumlah lampu yang tersedia, screen monitoring, dll.
Gbr. 34 Lighting Control Desk
Gbr. 35 Lighting Control Desk di Production Control
Tata Cahaya
20
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
BAB. VI. SPECIAL EFFECT LAMPS
Gbr. 36. Special effect lamps
Gbr. 37. Berbagai jenis Special effects lamps
Lampu special effect umumnya terdiri dari satu dan atau beberapa lampu yang bahan glassnya sudah diberi warna-warna tertentu seperti warna merah. hijau, kuning, biru, magenta, dll.
Tata Cahaya
21
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
Lampu ini umumnya digunakan untuk produksi acara musik, special talk show , drama (sesuai alur ceritera), untuk memperoleh kesan meriah dan glamour, sehingga dalam operasinya selalu bergerak/berputar menerangi area yang digunakan. Lampu special effect juga dipakai sebagai pengganti dekorasi dengan mengarahkan lampu tersebutt ke White Screen/Cyclorama. sehingga suasana panggung/set menjadi lebih menarik, meriah .
TIPS FOR CAMERA PERSON
Gbr. 38. Back Light & Front Light Tekad, keberanian dan kerja keras akan membawa kesuksesan. Kesuksesan anda merupakan kebanggaan kami. (Hanoch Tahapary)
Tata Cahaya
22
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008
DAFTAR PUSTAKA Jackman, Jhon, Lighting for Digital Video & Television, CMP Books, Berkeley, California 94710, 2001 Millerson, Gerald, TV Lighting Methods, Focal Press, London, Boston, 1983 Wurtzel, Allan and Acker, Stephen R, Television Production, 3rd ed, Mc Graw -Hill Book Company, New York,1989 Zettl, Herbert, Video Basic 3, 3rd ed, Wadsworth Thomson Learning, 2004 Tahapary, Hanoch, Modul Pelatihan Video Shooting, Broadcast Centre FISIP – UI, Depok, 2005 Situs/Web : www.cybercollege.com www.Internetcampus.com www.tv-handbook.com www.Google.com/image/Hard lights www.Google.com/image/Soft lights www.Google.com/image/TV lamps www.Google.com/web/Three point of lighting
Tutorial Audio-Visual : Format VHS Basic Lights, by NHK - Japan Lighting for Drama, by NHK - Japan Lighting for Music, by NHK - Japan
Tata Cahaya
23
Copyright : Pusdiklat TVRI Th 2008