BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Teknologi informasi selalu berkembang, dan perkembangannya setiap hari semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang menginginkan informasi yang cepat dan akurat. Media yang digunakan untuk mendapatkan informasi di antaranya adalah melalui koran, radio, televisi, internet, dan lain-lain. Dari berbagai media tersebut, internet merupakan media yang tercepat dan terakurat dalam menyediakan informasi. Internet adalah salah satu produk jasa yang sangat mudah dioperasikan dan dapat digunakan oleh semua kalangan dan dapat digunakan sepanjang waktu (setiap saat). Kelebihan itulah yang menjadi salah satu faktor pendorong berkembangnya internet di seluruh dunia. Penggunaan internet dewasa ini sudah menjadi sebuah gaya hidup bagi sebagian penduduk di dunia, demikian juga halnya yang terjadi di Indonesia (Mahkota et al., 2014). Verina et al., 2014 menyatakan Kemudahan yang ditawarkan layanan internet, memberikan dampak positif maupun negatif bagi para penggunanya. Hal positif atau negatif dari penggunaan internet lebih tergantung dari pribadi kebutuhan masing-masing individu. Dampak negatif penggunaan internet antara lain berupa pornografi, cyber crime (kejahatan maya), prostitusi, berjudi, dan sebagainya. Sedangkan dampak positif penggunaan internet antara lain adalah konsumen dapat memperoleh berbagai informasi dengan cepat dan mudah dari segala
1
penjuru dunia. Manfaat positif lain dari penggunaan internet adalah kemudahaan melakukan transaksi perbankan, berkomunikasi, mengirim dan menerima pesan, transaksi jual beli barang maupun jasa, dan lain sebagainya. Hal ini tentu memberikan dampak yang baik bagi pola hidup manusia, termasuk diantaranya pola interaksi dalam perdagangan (jual-beli). Berkaitan dengan transaksi bisnis, internet saat ini banyak digunakan para pemasar untuk menawarkan atau menjual produk atau jasa mereka. Manfaat yang diperoleh konsumen dengan adanya internet adalah membantu konsumen untuk mengetahui berbagai macam produk atau jasa yang ditawarkan atau dibutuhkannya. Hal inilah yang mendorong maraknya bisnis melalui internet (online trading) atau yang biasa disebut Online Shop. Saat ini belanja online adalah salah satu cara berbelanja yang sedang marak digunakan dalam transaksi jual beli. Toko online juga merupakan bentuk jual beli melalui alat komunikasi elektronik atau jejaring sosial di mana pembeli tidak perlu susah payah datang ke toko untuk melihat dan membeli apa yang mereka cari karena dengan adanya belanja online mereka hanya tinggal melihat barang yang diinginkan di internet kemudian memesan barang sesuai pilihan dan mentransfer uangnya lalu barang dikirim oleh toko online dan sampai kerumah (Meskaran et al., 2013). Toko online merupakan bentuk perubahan yang di sajikan oleh internet dari segi inovasi dalam berbelanja. Pada setiap kesempatan toko online menjadi perbincangan oleh sebagian kalangan masyarakat (Nurtjahjanti, 2010). Toko online memberikan berbagai kemudahan dalam proses transaksinya.
2
Kini teknologi jauh lebih canggih dan terus berkembang dibanding dengan beberapa tahun lalu. Perkembangan teknologi tersebut dapat dirasakan di dalam berbagai bidang mulai dari transportasi, komunikasi elektronik bahkan di Dunia. Gaya hidup masyarakat saat ini ikut berubah karena pengaruh dari perkembangan teknologi tersebut, salah satu yang paling mencolok dari perkembangan teknologi tersebut adalah gadget dan kecenderungan beraktivitas di dunia maya seperti berbelanja secara online atau lebih sering disebut dengan belanja online (Setiowati et al., 2012). Seperti Kota besar lainnya, Kota Denpasar merupakan salah satu kota yang memiliki kepadatan penduduk dan didukung dengan daya beli yang cukup tinggi di Bali, dimana mayoritas masyarakatnya merupakan masyarakat modern yang saat ini kebanyakan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan media online. Berikut disajikan pengguna media online dari Tahun 2012-2014 di Kota Denpasar pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Jumlah Remaja Pengguna Media Online di Kota Denpasar, 20122014 Jumlah Pengguna Media Online (Orang) 1 2012 450.000 2 2013 520.000 3 2014 623.000 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2015 No
Tahun
Persentase (%) 15,5 19,8
Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan pengguna media online di Kota Denpasar dari Tahun 2012 hingga tahun 2014 selalu meningkat setiap tahunnya. Perkembangan penggunaan internet tersebut yang terdiri dari layanan penyedia dan pencari data atau informasi, dan alat komunikasi antara satu dengan yang lain,
3
sehingga mendorong adanya suatu potensi besar terciptanya online shopping (belanja online). Belanja online telah menjadi fenomena belanja saat ini, karena dinilai lebih praktis. Dari total pengguna internet, sekitar 36 juta pengguna internet yang melakukan belanja online (Hermawan, 2014). Internet mengalami perkembangan yang cukup pesat di tahun 1990-an. Salah satu pemicunya adalah ditemukan www (World Wide Web) yang mudah digunakan dan aplikatif sifatnya bagi pengguna. Beberapa pengguna yang berpengalaman dengan bekal teknologi yang memadai merupakan bagian pasar potensial di internet. Biasanya pengguna adalah individu yang menyisihkan waktunya untuk e-mail, melakukan browsing serta melakukan berbagai pencarian lain seperti halnya untuk kepentingan pendidikan dan bisnis seperti yang diuraikan oleh Sutedjo (dalam Gendis et al., 2009). Hasil penelitian Xia (2010) mengemukakan bahwa browsing dapat membantu konsumen memenuhi kebutuhan mereka seperti menemukan sebuah produk, mendapatkan informasi tentang produk, atau menjadi terbiasa dengan tata letak toko yang diinginkan. Menurut Hung et al. (2011) Master Card sebagai salah satu principle (penyedia layanan switching dan settlement) sistem pembayaran kelas dunia mencatat, mayoritas pengguna internet di Indonesia pernah melakukan pembelanjaan secara online, sebanyak 57 persen dari total pengguna internet di Indonesia melakukan belanja melalui online (belanja online). Oleh sebab itu peluang untuk menjalankan bisnis online semakin terbuka bagi pelaku bisnis di Indonesia. Pengguna alat elektronik yang sedang marak saat ini memunculkan peluang bisnis baru yaitu penjualan secara elektronik. Perdagangan online berarti bahwa perusahaan atau
4
situs menawarkan untuk melakukan transaksi atau memudahkan penjualan produk dan jasa online. Perdagangan online menggambarkan perusahaan berusaha untuk menginformasikan kepada pembeli, mengkomunikasikan, mempromosikan, dan menjual produk dan jasanya lewat media internet (Kotler, 2012:153). Menurut Indraswari dan Pramudana (2014), pemasaran online merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang menjadi fenomena sosial belakangan ini. Strategi ini digemari oleh perusahaan-perusahaan fashion besar, maupun yang tergolong usaha kecil dengan modal yang minim. Konsumen dalam memutuskan pembelian produk salah satunya dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran (Yulihasri et al., 2011). Rangsangan dari perusahaan yang dimaksud yaitu produk, harga, serta promosi yang dilakukan. Salah satu rangsangan dari perusahaan yang berperan sangat penting dalam penjualan suatu produk adalah harga. Harga merupakan komponen penting atas suatu produk karena akan berpengaruh terhadap keuntungan produsen atau penjual yang bersangkutan atau bisa juga dikatakan sebagai bahan pertimbangan konsumen untuk membeli suatu produk. Menurut Kotler (2012:176), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki dan menggunakan produk tersebut. Oppenheim dan Ward (2006), menjelaskan bahwa alasan utama saat orang berbelanja melalui internet adalah kenyamanan untuk menentukan pilihan produk. Mereka juga mengakui bahwa alasan utama sebelumnya untuk belanja online adalah harga. Konsumen mempertimbangkan harga dalam niat membeli pada toko online, di mana persepsi harga seseorang akan mempengaruhi niat belanja
5
seseorang. Seperti halnya teori yang dikemukakan oleh Poon dan Jevons (dalam Sutejo, 2006), internet memiliki banyak pengaruh pada strategi harga. Melalui internet, harga menjadi lebih standar, hanya ada sedikit perbedaan harga bagi konsumen sehingga konsumen menjadi mengetahui dan membandingkan harga. Namun, Seock et al., 2007 mengatakan bahwa jenis produk dan individualisme juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap niat membeli online, sedangkan harga tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan. Banyak faktor yang mempengaruhi minat belanja konsumen pada bisnis online shop. (Taylor, 2010) menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen pada bisnis online shop. Kedua faktor tersebut adalah sikap (attitude), dan fashion leadership. Arwiedya (2013) mendifinisikan sikap sebagai suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku. Sikap seseorang terhadap suatu obyek ditentukan oleh keyakinan (beliefs) dan hasil evaluasinya (evaluation) terhadap obyek tersebut. Harris and Mark (2010) menyatakan sikap adalah pandangan pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek yang dapat diukur dari ide menarik menggunakan situs online, ketertarikan dengan produk online, dan keyakinan menggunakan situs online. Lebih lanjut istilah fashion dapat dikategorikan dalam gaya yang ditentukan oleh konsumen. Fashion mengacu pada desain dan gaya yang diterima oleh kelompok fashion leadership yang eksklusif. Fashion leadership bisa dikatakan konsumenkonsumen yang elit dan mereka yang paling pertama mengadaptasi perubahan
6
fashion (Solomon, 2009:123). Fashion leadership termasuk high fashion yang hanya mencari produk yang diperkenalkan, dibuat, dan dijual dalam jumlah terbatas dan relatife mahal. Fashion leadership merupakan salah satu pemicu munculnya perilaku pembelian kompulsif, potensi konsumsi pada masyarakat di negara berkembang termasuk Indonesia yang terlihat saat ini dapat tercermin dari personality mereka yang berorientasi fashion leadership dimana mereka mengikuti mode dan tren terbaru di negara-negara maju (Jiang, dan Rosenbloom, 2005). Hal ini terlihat dapat berpengaruh cukup besar dalam perubahan perilaku pembelian masyarakat yang diukur dari minat beli dan konsumsi yang mereka lakukan, kebanyakan pembeli kompulsif beranggapan bahwa perilaku pembelian yang demikian akan menguntungkan mereka secara moril dalam pandangan sosial mereka. Kim dan Hahn (2012) menyatakan fashion leadership adalah salah satu jalan utama penerimaan tren fashion baru oleh masyarakat yang dapat diukur dengan pengamatan tren fashion dan mengikuti perkembangan fashion sehingga produk merk fashion selalu menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan. Lingkungan fashion sendiri dianggap sebagai gaya seseorang yang selalu berganti-ganti pakaian mengikuti trend yang berkelas. Hal ini juga dipicu oleh pesatnya perkembangan fashion di Indonesia yang didukung oleh perkembangan teknologi dan informasi melalui televisi, internet, majalah, dan berbagai media cetak dan elektronik lainnya mengenai fashion yang up to date dari negara maju, mendorong para remaja mau tidak mau untuk sadar akan fashion (Yulihasri et al., 2011). Perubahan dan kesadaran akan fashion pada pola pikir remaja saat ini
7
merupakan salah satu penyebab yang mempengaruhi mereka untuk menjadi pembeli atau konsumen yang kompulsif (compulsive buyer). Niat beli adalah rencana kognitif atau keinginan konsumen untuk suatu barang atau merek tertentu. Niat membeli dapat diukur dengan menanyakan tentang kemungkinan membeli produk yang diiklankan. Niat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum benar-benar melakukan pembelian (Martinez and Soyong Kim, 2012). Menurut Meskaran et al. (2013) macam pembelin konsumen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pembelian aktual dan kecenderungan pembelian, dimana pembelian aktual yaitu pembelian yang benar-benar dilakukan oleh konsumen, kecenderungan pembelian merupakan sebuah niat yang timbul pada konsumen untuk melakukan pembelian pada waktu yang akan datang. Thamizhvanan et al. (2012) niat belanja online adalah bagian dari keinginan pada diri konsumen untuk melakukan pembelian secara online, terdapat indikator niat beli yang digunakan oleh pelanggan dalam hal ini mengenali manfaat produk yang akan dibeli, gencar dalam pencarian informasi mengenai kualitas produk, keinginan untuk segera membeli produk dan memiliki kecenderungan terhadap produk tertentu. Berkembangnya toko online dalam bidang fashion ini menjadikan konsumen akan dengan leluasa membandingkan produk yang ditawarkan oleh suatu toko online dengan produk sejenis yang ditawarkan oleh toko online lain. Menurut Harris (2010) bagi sebuah toko online yang melakukan transaksi tanpa bertatap muka harus dapat menjaga kepercayaan agar dapat menarik minat konsumen. Belakangan ini sudah mulai banyak pengguna alat komunikasi elektronik yang
8
menyediakan jasa internet dan rata-rata pengguna memiliki jaringan sosial contohnya facebook, twitter, bloger, dan lain-lain. Internet memiliki peran penting untuk mengenalkan kita pada dunia maya. Kini di berbagai negara memasuki suatu era baru yang disebut era globalisasi. Era globalisasi merupakan suatu era di mana batas-batas geografi antar negara tidak lagi menjadi hambatan dalam proses komunikasi dan interaksi antar individu. Hal ini semakin nyata terjadi apabila kita kaitkan dengan adanya internet. Internet merupakan kependekan dari interconnection-networking. Melalui internet, kita banyak mengenal berbagai hal, diantaranya situs sosial, aplikasi berita, video, foto hingga berbelanja melalui internet atau yang sering disebut dengan online shopping. Dilihat dari data statistik dibawah ini menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, menurut survei yang diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2012 mencapai 63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi di Indonesia. Di tahun 2013 sendiri pengguna internet di Indonesia naik sekitar 30 persen menjadi 82 juta pengguna dan terus tumbuh menjadi 107 juta pada 2014 dan 139 juta atau 50 persen total populasi, pengguna internet mengalami peningkatan jumlah dari tahun ke tahunnya di Indonesia, menurut proyeksi dari APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) jumlah pengguna akan terus meningkat hingga 2 tahun mendatang (lampiran 2). Pengguna internet yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, telah menarik berbagai macam bisnis untuk
9
mempromosikan produknya di internet dan sekaligus untuk melakukan transaksi perdagangan. Perkembangan akan kebutuhan dan kemajuan teknologi atas produk fashion sekarang ini merupakan pasar bagi produksi-produksi pengusaha pemilik toko online. Produk fashion kini menjadi kebutuhan khusus di masyarakat yang sedang menjadi trend dalam kurun waktu tertentu. Produk fashion ini sering kali mencerminkan kebudayaan, perasaan pemikiran dan gaya hidup seseorang. Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh dari sikap dan fashion leadership terhadap niat beli online remaja di Kota Denpasar. 1.2
Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. Bagaimana pengaruh sikap terhadap niat beli online remaja di Kota Denpasar? Bagaimana pengaruh fashion leadership terhadap niat beli online remaja di Kota Denpasar ? Bagaimana pengaruh sikap dan fashion leadership terhadap niat beli online remaja di Kota Denpasar? 1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini sebagai berikut. Untuk menjelaskan pengaruh sikap terhadap niat beli online remaja di Kota Denpasar.
10
Untuk menjelaskan pengaruh fashion leadership terhadap niat beli online remaja di Kota Denpasar. Untuk membuktikan pengaruh sikap dan fashion leadership terhadap niat beli online remaja di Kota Denpasar. 1.4
Manfaat Penelitian
Kegunaan praktis Bagi toko online bisnis, online merupakan sebuah peluang bisnis yang menjanjikan apabila dilihat dari peningkatan jumlah pengguna internet dan minat orang yang berbelanja lebih praktis melalui media online. Itu yang menyebabkan online shop dapat mengetahui apakah faktor persepsi harga, kepercayaan dan orientasi belanja berpengaruh terhadap niat beli produk fashion online, untuk meningkatkan penjualan online. Manfaat praktis bagi konsumen online untuk menginformasikan bahwa faktor sikap dan fashion leadership terhadap produk online untuk dipertimbangkan dalam menimbulkan niat beli online. Manfaat teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya terutama menyangkut variabel sikap dan fashion leadership terhadap niat membeli fashion online pada remaja di Kota Denpasar. 1.5
Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai skripsi ini maka penulisannya disusun berdasarkan atas beberapa bab secara sistematis sehingga antar bab
11
mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: BAB I
:
Pendahuluan
Secara ringkas diuraikan pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini meliputi latar belakang masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian. BAB II :
Kajian Pustaka Bab ini berisi tentang teori-teori yang meliputi sikap, fashion
leadership, perumusan hipotesis, dan kerangka konseptual. BAB III :
Metode Penelitian
Bab ini memuat identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, teknik penentuan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data. BAB IV :
Pembahasan
Bab ini membahas gambaran umum perusahaan dan pembahasan hasil penelitian. BAB V :
Simpulan dan Saran
Bab ini menguraikan tentang simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran bagi kepentingan perusahaan yang diteliti.
12