BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Sejarah perkembangan akuntansi, yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri, menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal (kaum kapitalis) sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada pemilik modal. Dengan keberpihakan perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan melakukan eksploitasi sumber-sumber alam dan masyarakat (sosial) secara tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan pada akhirnya mengganggu kehidupan manusia. Di dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian yang dilayani perusahaan adalah stockholders dan bondholders sedangkan pihak yang lain sering diabaikan. Dewasa ini tuntutan terhadap perusahaan semakin besar. Perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal (investor dan kreditor) tetapi juga karyawan, konsumen serta masyarakat. Perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial terhadap pihak-pihak di luar manajemen dan pemilik modal. Akan tetapi perusahaan kadangkala melalaikannya dengan alasan bahwa mereka tidak memberikan kontribusi terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini disebabkan hubungan perusahaan dengan lingkungannya
Universitas Sumatera Utara
bersifat non reciprocal yaitu transaksi antara keduanya tidak menimbulkan prestasi timbal balik. Tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus semakin memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan aktivitas sosialnya sehingga hak masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan karyawan, dan keamanan mengkonsumsi makanan dapat terpenuhi. Oleh karena itu dalam perkembangan sekarang ini akuntansi konvensional telah banyak dikritik karena tidak dapat mengakomodir kepentingan masyarakat secara luas, sehingga kemudian muncul konsep akuntansi baru yang disebut sebagai Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial, yang menuntut diungkapkannya informasi pertanggungjawaban sosial oleh perusahaan. Standar akuntansi keuangan di Indonesia belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, akibatnya yang terjadi di dalam praktik perusahaan hanya dengan sukarela mengungkapkannya. Perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh ketika mereka memutuskan untuk mengungkapkan informasi sosial. Bila manfaat yang akan diperoleh dengan pengungkapan informasi tersebut lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mengungkapkannya maka perusahaan akan dengan sukarela mengungkapkan informasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian mengani pengungkapan sosial ini telah dilakukan oleh Sembiring (2005) yang menguji pengaruh size, profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris dan leverage pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian secara simultan, semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadpa pengungkapan informasi sosial. Sedangkan secara parsial, hanya tiga variabel, yaitu size, profile, dan ukuran dewan komisaris ditemukan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan. Penelitian lain dilakukan oleh Anggraini (2006) yang menguji kepemilikan manajemen, leverage, tipe industry, biaya politis, dan profitabilitas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian secara simultan, semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial. Sedangkan secara parsial, hanya kepemilikan manajemen dan tipe industry yang berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan. Sitepu (2008) menguji pengaruh ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan tingkat profitabilitas pada perusahaan manufaktru periode 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen yang diteliti berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial. Sedangkan secara parsial hanya ukuran dewan komisaris yang berpeng terhadap pengungkapan informasi sosial. Atas dasar penelitian-penelitian di atas, peniliti mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Sitepu (2008) dengan menambahkan variabel kepemilikan
Universitas Sumatera Utara
manajemen dan status perusahaan karena kedua variabel tersebut dianggap memiliki pengaruh terhadap luas pengungkapan informasi sosial. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian. Peneliti memilih jenis perusahaan ini untuk menghindari bias yang mungkin terjadi jika perusahaan-perusahaan yang diteliti bergerak dalam bidang yang berbeda-beda, di samping itu sektor ini memiliki jumlah perusahaan terbanyak. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut. 1. Apakah faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial (dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, kepemilikan manajemen dan status perusahaan) berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur? 2. Apakah faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial (dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, kepemilikan manajemen dan status perusahaan) berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur?
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial (dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, kepemilikan manajemen dan status perusahaan) secara simultan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur. 2. Untuk mengetahui pengaruh faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial (dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, kepemilikan manajemen dan status perusahaan) secara parsial terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan manufaktur.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini bisa memberikan manfaat bagi beberapa pihak. 1.
Bagi penulis, sebagai bahan masukan apabila dimintai pendapat mengenai faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
2.
Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan.
3.
Bagi
peneliti
selanjutnya,
sebagai
bahan
masukan
untuk
menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis.
Universitas Sumatera Utara