BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penurunan angka kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup masih terlalu lamban untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/ MDGs) dalam rangka mengurangi tiga per empat jumlah ibu yang meninggal selama hamil dan melahirkan pada tahun 2015. Untuk mencapai target MDGs penurunan angka kematian ibu antara tahun 1990 dan tahun 2015 seharusnya 5,5 % per tahun. Namun data WHO, UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan penurunan angka kematian ibu hingga saat ini masih kurang dari 1 % per tahun. Menurut data WHO, sebanyak 99 % kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di Negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di Negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di Sembilan Negara maju dan 51 negara persemakmuran. (antaranews.com, 12 November 2011) Angka kematian ibu (AKI) melahirkan di Indonesia saat ini tergolong masih cukup tinggi yaitu mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup (KH). Walaupun sebelumnya Indonesia telah mampu melakukan penurunan dari angka 300 per 100.000 KH pada tahun 2004. Padahal berdasarkan Sasaran Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goal (MDG), kematian ibu melahirkan ditetapkan pada angka 102 per 100.000 KH. Di Indonesia AKI menurun dari 307 per 100.000 KH pada tahun 2002 menjadi 228 per 100.000 KH tahun 2007. Salah 1 Universitas Sumatera Utara
2 satu cara yang paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah dengan meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan. (SDKI tahun 2007). Angka kematian ibu melahirkan di Aceh pada tahun 2008 sebesar 238 per 100.000
kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi dari Angka Kematian Ibu
Nasional yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan secara absolut, jumlah kematian ibu mengalami penurunan dari 181 pada tahun 2008 menjadi 136 pada tahun 2009. Penyebab kematian ibu melahirkan adalah pendarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi masa peurperium (8%), abortus (5%), persalinan macet (5%), emboli obsetri (3%), dan penyebab lain (11%). (Renstra Kesehatan Aceh 2011-2015). Tingginya angka kematian ibu melahirkan ini bukan karena terbatasnya akses pelayanan antenatal yang diukur dengan cakupan kunjungan pertama dan kunjungan ke empat masa kehamilan tetapi kemungkinan besar karena kwalitas pelayanan kesehatan dan kurang berfungsinya sistem deteksi dini ibu hamil yang beresiko tinggi dan sistem rujukan persalinan. Rata-rata untuk Aceh, 86% persalinan di Aceh ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Presentasi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan bervariasi dari yang terendah 40% ( Kabupaten Gayo Lues) dan mendekati 100 % untuk Kota Banda Aceh, Kota Langsa ,Kota Sabang dan Kabupaten Aceh Besar. Persalinan yang bersih dan aman sebagai pilar ketiga Safe Motherhood yang di kategorikan sebagai pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pada tahun 1997 baru mencapai 60 % (Saifuddin, 2006 : 7). Pencegahan infeksi merupakan aspek ketiga dari Lima Benang Merah yang terkait dalam asuhan persalinan yang
Universitas Sumatera Utara
3 bersih dan aman dan juga merupakan salah satu usaha untuk melindungi ibu dan bayi baru lahir (Wiknjosastro, G, 2008). Tindakan pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran bayi, saat memberikan asuhan dasar selama kunjungan antenatal atau pasca persalinan/bayi baru lahir atau saat menatalaksana penyulit. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya. Juga upaya-upaya menurunkan resiko terjangkit atau terinfeksi mikroorganisme yang menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya (Wiknjosastro, G, 2008). Mengingat bahwa infeksi dapat ditularkan melalui darah, sekret vagina, air mani, cairan amnion dan cairan
tubuh lainnya,maka setiap petugas yang
bekerja di lingkungan yang mungkin terpapar hal-hal tersebut mempunyai resiko untuk tertular bila tidak mengindahkan prosedur pencegahan infeksi (Saifuddin, 2006:15). Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang penulis lakukan sebanyak dua kali di Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, diperoleh jumlah ibu bersalin pada 40 Bidan Praktek Swasta (BPS) dalam wilayah Kota Banda Aceh periode Januari – September 2011 adalah 2.959 orang, dengan 5 jumlah kematian ibu yang disebabkan oleh beberapa sebab kematian diantaranya pendarahan, hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi serta 20 kematian neonatal yang diakibatkan oleh Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia dan infeksi. (Laporan Bulanan Periode Januari – September 2011 Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh) Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah angka kematian ibu dan kematian neonatal di BPS periode Januari – September 2011 masih cukup
Universitas Sumatera Utara
4 tinggi, dengan adanya hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pencegahan infeksi oleh bidan untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi pada ibu bersalin dan neonatal di BPS yang meliputi : Prosedur cuci tangan, pemakaian sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya, penggunaan teknik asepsis atau aseptik, pemprosesan alat bekas pakai, penanganan peralatan tajam,dan pengelolaan sampah medik, menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan yang belum sepenuhnya dilakukan sesuai dengan pedoman pencegahan infeksi. Dari hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang “Pelaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Saat Pertolongan Persalinan di Bidan Praktek Swasta wilayah Kota Banda Aceh tahun 2012”
B. Rumusan Masalah Dengan melihat latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah “Bagaimana pelaksanaan pencegahan infeksi pada saat pertolongan persalinan di Bidan Praktek Swasta wilayah Kota Banda Aceh Tahun 2012.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pelaksanaan pencegahan infeksi pada saat pertolongan persalinan di Bidan Praktek Swasta dalam wilayah Kota Banda Aceh. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui pelaksanaan pencegahan infeksi pada saat pertolongan persalinan yang meliputi : a.
prosedur cuci tangan
Universitas Sumatera Utara
5 b.
pemakaian sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
c.
penggunaan teknik asepsis atau aseptik
d.
pemprosesan alat bekas pakai
e.
penanganan peralatan tajam
f.
pengelolaan sampah medik, menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan oleh Bidan.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang pencegahan infeksi dan penerapan ilmu yang didapat selama ini. 2. Bagi Lokasi Penelitian a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan khususnya tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi pada saat pertolongan persalinan di Bidan Praktek Swasta wilayah Kota Banda Aceh. b. Untuk menerapkan prosedur pencegahan infeksi pada saat pertolongan persalinan di Bidan Praktek Swasta wilayah Kota Banda Aceh. 3. Bagi Instansi Pendidikan Sebagai bahan kegiatan terhadap teori yang telah diperoleh mahasiswi selama mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai bahan atau sumber bacaan di perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
6 4. Bagi Peneliti Lain Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk melakukan penelitianpenelitian lain atau yang serupa berkaitan dengan pencegahan infeksi pada saat pertolongan persalinan dan dapat disempurnakan lagi.
Universitas Sumatera Utara