BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah Periklanan merupakan kegiatan yang terkait pada dua bidang kehidupan manusia sehari-hari, yakni ekonomi dan komunikasi. Dalam bidang ekonomi periklanan bertindak sebagai salah satu upaya marketing yang strategis, yaitu upaya memperkenalkan barang baru atau jasa untuk dapat meraih keuntungan. Menurut Baarle (1996), perikalanan merupakan suatu kegiatan menarik yang ditujukan kepada sejumlah pembeli tertentu, hal yang mana dilaksanakan oleh produsen atau pedagang agar dapat mempengaruhi penjualan barang atau jasadengan cara menguntungkan. Saat ini iklan telah merasuk keseluruh sendi kehidupan. perkembangan pasar yang semakin pesat telah berhasil mengubah pola hidup masyarakat. Salah satu perubahan yang paling mecolok adalah penguatan persepsi khususnya ibu-ibu. Fenomena yang diamati peneliti bahwa ibu-ibu saat ini semakin rakus membeli produk tanpa paham mengapa ia harus membelinya. Bahkan mereka mementingkan pemenuhan ”want” daripada “need”. Industri penyiaran televisi merupakan sarana promosi penjualan produk pada masyarakat. Melalui televisi masyarakat mengenal produk dan mendorong untuk pembelinya, kemudian pengusaha memperoleh untuk yang mendorongnya untuk beriklan lagi melalui televisi dan selanjutnya memperoleh keuntungan lagi dari volume penjualan yang meningkat.demikian televisi telah menjadi sarana lengkap bagi bisnis modern dewasa ini.
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia karakter televisi sebagai entitas sangat mewarnai tampilan khususnya televisi swasta. Dalam operasionalnya, televisi swasta banyak mencerminkan prinsip ekonomi kapitalis untuk mendorong perputaran roda. Televisi dalam kontes ini menjadi sarana bagi penjualan produk oleh produsen yaitu dengan melakukan proses reproduksi melalui iklan yang ditayangkan. Iklan merupakan sumber dana utama bagi televisi swasta untuk memproduksi program yang mengisi air-timenya. Tidak dapat dipungkiri dewasa ini masih ada praktisi periklanan yang kurang memahami posisi dan aturan etis periklanan. Tidak sedikit dari antara mereka yang larut dalam kebebasan kreatif untuk berlomba menciptakan iklan semenarik mungkin dan mempunyai daya pengaruh yang tinggi. Akibatnya tidak sedikit yang lupa iklan senantiasa berkaitan dengan masalah etika dan tanggung jawab. Anak sebagai model iklan memang tidak dibenarkan digunakan untuk produk yang bukan konsumsi mereka. Karena besar kemungkinan akan ditiru oleh anak-anak lainnya. Ibu-ibu merupakan bagian dari masyarakat yang mampu membedakannya mana yang baik mana yang tidak baik. Umumnya ibu-ibu sangat memperhatikan anak-anak mereka terutama balita dan batita. Pada masa ini banyak sekali perilaku khas pada anak-anak, di antaranya adalah dalam hal memenuhi kebutuhannya. Bagi para produsen makanan khususnya, produk susu anak balita/batita merupakan sasaran utama yang mempunyai pangsa pasar terbesar ketimbang selang usia lain. Oleh karena itu belakangan ini banyak produk susu anak semakin meningkat. Bahkan pengiklanan produk ini sangat intensif dalam rangka memenangkan persaingan untuk meraih dominasi pasar.
Universitas Sumatera Utara
Persuasi atau bujukan iklan bagi ibu-ibu, dapat menyebabkan persepsi yang kurang menguntungkan. Ibu tidak bisa menekan belanjanya, malah dapat memeperbesar belanja untuk sehari-hari, dan pada akhirnya ibu menjadi sangat konsumtif, boros, dan membeli produk yang bukan atas kebutuhan dan fungsinya, melainkan itu dilakukan secara tidak sadar karena terbius oleh daya tarik iklan yang sebenarnya tidak realistis. Pada saat ini, Perkembangan tahap masa emas anak (usia trisemester ke-3 hingga 2 tahun), membutuhkan nutrisi otak terbaik. Mead Johnson Nutrition hadirkan produk Enfagrow+ yang kini diperkaya dengan DHA dan berperan penting untuk perkembangan otak anak. Mead Johnson menggelar konferensi pers di Blitzmegaplex, Grand Indonesia, Jakarta, (22 April 2009), terkait dengan pentingnya peranan nutrisi pada perkembangan otak dan kecerdasan anak. Kali ini yang menjadi pokok bahasan adalah peranan DHA untuk otak anak serta dukungan orangtua untuk stimulasi perkembangan kecerdasan anak Mead Johnson, sebagai perusahaan internasional terkemuka di industri nutrisi bayi dan anak, kini menghadirkan produk yang dibutuhkan untuk perkembangan kecerdasan anak. Susu formula Enfagrow + diramu dengan kandungan DHA yang lebih tinggi. Kandungan yang ada sekarang, lebih banyak dari yang sebelumnya. DHA dalam Enfagrow + kini berjumlah 35mg/100gram, dan dalam Enfakid A+ sebanyak 45 mg / 100 gram. “DHA adalah asam lemak esensial yang dibutuhkan untuk perkembangan sel otak hingga mendukung kerja neurotransmitter atau proses komunikasi sel otak anak,” ungkap Dr. Dwi Putro Widodo, dokter anak spesialis syaraf dari FKUI Jakarta, seperti dikutip dari situs Mead Johnson. Lebih lanjut ia menambahkan, bahwa tak cuma DHA yang juga
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan untuk perkembangan sel-sel otak. Kandungan Fe dan Zinc serta beberapa vitamin lainnya juga dibutuhkan dalam nutrisi untuk bayi dan anak. Tak cuma faktor nutrisi yang akan berpengaruh pada perkembangan kecerdasan anak-anak. Faktor lain itu adalah faktor genetik dan stimulasi. Dalam situs Mead Johnson juga, Dr. Rose Mini selaku psikolog menyampaikan, “Stimulasi akan memberikan hasil terbaik jika dibina sedini mungkin, yakni sejak bayi lahir.” Menurutnya, perkembangan otak juga didukung oleh proses bermain anak. Karena dalam bermain, terjadi perkembangan otak, fisik, emosional, kreativitas, kemampuan bahasa, dan kemampuan bersosialisasi. Stimulasi juga datang dari pihak orangtua, dipaparkan oleh Gobind Vashdev selaku motivational parenting, “Jika ingin memiliki anak yang luar biasa dan cerdas, maka bertindaklah sebagai orang tua yang juga luar biasa,” tegasnya dalam situs Mead Johnson. Mead Johnson juga berikan beberapa program dukungan lain untuk kembangkan kecerdasan anak sekaligus kepiawaian orangtua dalam mendidik anak. “Sejak tahun 2008 lalu hingga sekarang, kami hadirkan Enfa Smart System. Sebuah rangkaian konsep stimulasi dari Mead Johnson yang terdiri dari Smart Nutrition, Smart Music, dan Smart Play,” pungkas Asianti Sukendar, Marketing Director Mead Johnson Nutrition dalam wawancaranya di situs Mead Johnson. Dengan diluncurkannya produk Enfagrow+ dan beserta kandungan DHA yang lebih banyak, diharapkan akan mampu membantu para ibu untuk memberikan awal terbaik bagi kehidupan sang buah hati. Iklan susu Enfagrow+ termasuk iklan yang efektif dan menarik. Untuk yang terbaru saat ini, iklan susu Enfagrow+ dibuat unik, seorang anak balita yang sangat cerdas dan pintar dapat membantu ayahnya yang sedang mengikuti sebuah acara kuis di televisi dan tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pembawa acara kuis, dimana
Universitas Sumatera Utara
sang ayah diajukan pilihan bantuan untuk memilih bantuan telepon teman. Sang ayah menghubungi rumahnya dan meminta bantuan anaknya yang masih balita untuk menjawab pertanyaan. "adek, dinosaurus apa yang makan tumbuhan?" ayahnya bertanya. Anaknya yang masih balita berpikir sejenak dan menjawab "bronthosaurus" dan pembawa kuis menyatakan jawabannya tepat. Dari iklan ini produsen dapat menyatakan bahwa berkat susu Enfagrow+, sang balita mampu berpikir cepat dan cerdas serta baik untuk masa pertumbuhannya. Mead Johnson juga menyelenggarakan program Enfa Redemption "Collection For A+ Mom" Februari 2009. Dalam program ini, konsumen Enfagrow+ berkesempatan untuk menukarkan kotak/kemasan pembungkus kaleng Enfagrow+ dengan beragam koleksi Tupperware set yang menarik.
I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut: ”Bagaimanakah persepsi ibu-ibu di Komplek Taman Setia Budi Indah (Tasbi) terhadap iklan susu Enfagrow+?”
I.3 Pembatasan Masalah
Universitas Sumatera Utara
Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan pembatasan masalah agar menjadi lebih jelas dan terarah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : a. Penelitian ini bersifat deskriptif yang ingin mengetahui persepsi ibu-ibu terhadap iklan di televisi. b. Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai anak balita atau batita di Komplek Taman Setia Budi Indah (Tasbi). c. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2009- Januari 2010.
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : a. Untuk menjelaskan persepsi ibu-ibu terhadap iklan susu bayi di televisi. b. Untuk melihat faktor-faktor apa dalam iklan susu bayi yang membuat ibu-ibu tertarik ingin membeli.
I.4.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan di bidang ilmu komunikasi khususnya studi deskriptif. b. Secara teoritis, penelitian ini diharapakan berguna untuk memeperkaya kahsanah penelitian dan dapat memperluas cakrawala pengetahuan peneliti serta mahasiswa Ilmu komunikasi FISIP USU.
Universitas Sumatera Utara
c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihakpihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.
I.5 Kerangka Teori Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari mana sudut masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 1995:189). Adapun kerangka teori yang relevan dengan penelitian ini adalah: komunikasi dan komunikasi massa, televisi sebagai media periklanan, periklanan, iklan televisi, teori AIDDA, dan pengertian persepsi. I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui saluran tertentu. Ada pula yang menyebutkan komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan (berupa lambang, suara, gambar, dan lain-lain) dari suatu sumber kepada sasaran (audience) dengan menggunakan saluran tertentu. Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi sampai dipahami informasi oleh komunikan. Komunikasi adalah suatu proses, suatu kegiatan yang berlangsung kontinu. Joseph A. Devito (1996) mengemukakan komunikasi adalah transaksi. Dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen-komponennya saling terkait, dan bahwa komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan komunikasi massa adalah proses penyampain informasi, ide, dan sikap kepada orang banyak, biasanya dengan menggunakan mesin, atau media yang diklasifikasikan ke dalam media massa seperti radio siaran, televisi siaran, surat kabar, majalah dan film. Dari pendapat Severin dan Tankard (1991) terlihat bahwa komunikasi massa memeng sesuatu yang pelik dan rumit karena selain diselenngarakan secara misalnya pun dia ditujukan kepada massa melalui media massa. Banyak defenisi dari komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli komunikasi. Tetapi, dari sekian banyak defenisi itu ada benang merah kesamaan defenisi satu sama lain. Melalui defenisi itu dapat diketahui karakteristik dari komunikasi massa, yaitu: a. Berlangsung satu arah, dalam komunikasi massa feed back baru akan diperoleh setelah komunikasi berlangsung. b. Komunikator pada komunikasi massa melembaga. c. Pesan-pesan bersifat umum. d. Melahirkan keserampakan. e. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen. I.5.2 Televisi sebagai Media Periklanan Salah satu media dalam komunikasi massa adalah televisi. Menurut Effendy (Effendy, 1986:21) yang dimaksud dengan televisi adalah siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan serempak dalam komunikannya heterogen.
Universitas Sumatera Utara
Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan adanya unsur kata-kata, musik, dan sound effect, juga mempunyai keunggulan lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan kesan mendalam bagi pemirsanya. Dalam uasaha untuk mempengaruhi khalayak dengan mengubah emosi dan pikiran pemirsanya, televisi lebih mempunyai kemampuan mennonjol dibanding dengan media massa lainnya (Atmowiloto, 1996:6). Munculnya televisi dalam kehidupan manusia menghadirkan suatu peradapan, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa. Televisi mempunyai peran dan pengaruh yang kuat sebagai media iklan. Dengan kelebihan yang dimilikinya, iklan dikemas sedemikian rupa sehingga menimbulkan ketertarikan bagi masyarakat terhadap iklan produk yang ditawarkan. Iklan televisi telah menciptakan karakteristik sendiri, menambah daya pengulangan dan kesinambungan pengaruhnya sebagai suatu bentuk media iklan (Jefkins, 1996:87). I.5.3 Periklanan Pada dasarnya periklanan adalah bagian dari kehidupan industri modern dan hanya bisa ditemukan di negara-negara maju atau sedang dalam pertumbuhan ekonomi. Menurut Liliweri (1997), iklan atau advertising berasal dari bahasa Latin “Advere” yang artinya mengoperkan gagasan kepada pihak lain. Masih mengutip dari buku yang sama, Wright berpendapat, iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan pelayanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi persuasif.
Universitas Sumatera Utara
Jeffkins (1997) mendefenisikan iklan sebagai cara menjual informasi. Sedangkan Institut Periklanan Inggris mendefenisikan Iklan sebagai pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling potensial, atau produk barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah-murahnya (Kasali, 1992: 114). Berdasarkan defenisi-defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan utama iklan adalah untuk memberitahukan (to inform), membujuk (to persuade), dan mengingatkan (to remind). Salah satu keuntungan utama iklan dibanding dengan media promosi lainnya adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan pesan-pesannya kepada sejumlah besar orang pada satu waktu. Dan biaya untuk menjangkau setiap calon konsumen rendah (Jeffkins, 1997:43).
I.5.4 Iklan Televisi Sebagai media periklanan, keunikan televisi adalah sangat personel dan demonstratif, tetapi juga mahal dan dianggap sebagai penyebab ketidakteraturan dalam persaingannya. Sifatnya yang audio visual menjadikan televisi sebagai media yang sangat efektif. Beberapa kelebihan televisi sebagai media iklan menurut Jeffkins adalah sebagai berikut ( Kasali, 1992:101):
1. Kesan Realistik. Karena sifatnya yang visual dan merupakan kombinasi warna-warna, suara dan gerakan, maka iklan-iklan televisi tampak begitu hidup dan nyata. Dengan fasilitas ini para pengiklan dapat dengan mudah menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
kelebihan produknya secara detail. 2. Masyarakat lebih tanggap. Karena iklan televisi disiarkan dirumah-rumah dalam suasana yang serba santai dan rekreatif, masyarakat lebih siap untuk memberikan perhatian. 3. Repetisi/ Pengulangan. Iklan televisi biasanya ditayangkan atau diputar dalam waktu dan durasi yang telah diatur dan ditetapkan hingga beberapa kali dalam sehari Sampai
dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya, dan dalam frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan tersebut bangkit. 4. Adanya pemilihan area siaran dan jaringan kerja. Pengiklan dapat menggunakan kombinasi banyak stasiun televisi sekaligus untuk memuat iklannya. 5. Positioning Sebagai akibat perkembangan ekonomi dan teknologi informasi, konsumen atau calon konsumen dipaksa menerima informasi di luar batas kemampuan untuk menyimpan dan mengingatnya. Kita dipaksa menyimpan jutaan nama perusahaan, produk, merek, tempat, nama orang, konsep dan sebagainya. Hal ini tidak mudah, sebab menyangkut opini bagaimana meyakinkan calon pembeli bahwa produk tersebut berada di tangan pertama. Posisi ini dicapai melalui suatu
Universitas Sumatera Utara
komunikasi periklanan dengan strategi merebut sekapling dari suatu ceruk yang masih tersedia dipasar yang dikenal dengan istilah Konsep Positioning. Konsep ini diperkenalkan oleh Al Ries dan Jack Trout dalam bukunya “Positioning, The Battle for your Mind”. Positioning adalah upaya untuk menempatkan suatu produk, merek, perusahaan, individu atau apa saja dalam pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau konsumennya. Menurut David A Aaker dan J.Gary Shansby dalam bukunya “Postioning your Product (1982), strategi postioning dapat diterapkan melalui: 1. Penggunaan media, Disini produsen iklan dapat memilih salah satu diantara sekian banyak media yang bisa digunakan untuk iklan, dan mengatur frekuensi serta waktu penayangannya. 2. Penonjolan bentuk, Disini merupakan hal yang mendukung kejelasan iklan, sehingga iklan produk dapat berhasil dan mudah dikenali oleh konsumen. 3. Positioning penggunaan bahasa, Disini adalah pemilihan bahasa yang akan digunakan untuk iklan, sehingga iklan mudah dimengerti dan dipahami konsumen. 4. Positioning warna, Disini adalah pengaturan warna atau kombinasi warna yang cocok sehingga iklan produk menarik dan enak dilihat oleh konsumen. 5. Positoning gambar, Disini penggunaan gambar yang jelas sehingga dapat dilihat dengan baik oleh konsumen. 6. Penonjolan isi pesan iklan, Disini iklan produk harus mempunyai daya tarik. tayangan iklan harus mampu menarik perhatian dan menghasut konsumen untuk membeli produk iklan.
Universitas Sumatera Utara
7. Strategi hadiah, Disini produsen iklan dapat melakukan inisiatif berupa pemberian hadiah secara cuma-cuma atau bahkan gratis kepada konsumen. Biasanya selama persediaan masih ada atau dalam jangka waktu tertentu.
I.5.5 T eori AIDDA Sehubungan dengan uraian di atas, yang berkaitan dengan persepsi ibu rumah tangga terhadap iklan Enfagrow+, maka teori yang dipandang mendekati permasalahan penelitian ini adalah AIDDA. Para ahli komunikasi cenderung untuk sama-sama berpendapat bahwa dalam melancarkan komunikasi melalui iklan lebih baik menggunakan A-A Procedure atau from Attention to Action procedure. A-A Procedure sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA yaitu: a. Attention (perhatian) Dalam tahap ini, kegiatan mulai dilakukan dengan maksud untuk menumbuhkan perhatian khalayak terhadap iklan. b. Interest (ketertarikan) Ini adalah tahap kedua, di mana khalayak tidak saja menaruh perhatian kepada iklan, tetapi juga mulai tertarik atau berminat. c. Desire (hasrat/keinginan) Dalam tahap ini khalayak telah mempunyai motivasi untuk memiliki produk iklan. d. Decision (keputusan)
Universitas Sumatera Utara
Pada tahap ini sikap sesungguhya khalayak terhadap produk iklan mulai terlihat. Di tahap ini juga konsumen mengambil keputusan untuk menyukai atau membenci hal tersebut. e. Action (tindakan) Ini merupakan tahap akhir dari formula ini. Pada tahap ini tercermin action atau tindakan khalayak untuk memakai, mengkonsumsi atau menggunakan produk iklan. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, tindakan adalah kecenderungankecenderungan perbuatan yang tegas, terarah secara intensif kepada suatu objek tertentu. (Poerwadarminta, 1985:650). Sedangkan menurut N. As‘ad didefenisikan sebagai sikap yang membuat seseorang berbuat terhadap objek, situasi dan keadaan tertentu (As.ad, 1991:42). Selanjutnya Mark berpendapat bahwa tindakan merupakan sikap perbuatan yang dilakukan seseorang terhadap suatu objek, situasi, ataupun ide-ide tertentu, yang biasanya diikuti oleh perasaan senang dan cenderung untuk mencari objek yang disenangi tersebut.(Mark, 1996:69) Berdasarkan teori AIDDA di atas dikaitkan dengan persepsi ibu rumah tangga terhadap iklan Enfagrow+, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu keadaan dalam individu yang mengarahkan perhatiannya terhadap objek tertentu yang mampu mendorong seseorang untuk cenderung mencari objek yang disenangi. I.5.6 Persepsi Persepsi adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Persepsi timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda (Sastropoetro, 1990:41).
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan mengenai persepsi itu sendiri melukiskan kelompok manusia yang berkumpul secara spontan dengan syarat: 1. Dihadapkan pada suatu persoalan. 2. Berbeda pendapat tentang persoalan tersebut dan berusaha untuk menanggulangi persoalannya. 3. Sebagai akibat dari keinginan mengadakan diskusi dan mencari jalan keluar. Sementara pengertian persepsi menurut Cutlip and Centre adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial (Sastropoetro, 1990:42). Pendapat atau persepsi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan. 2. Merupakan kesatuan dari banyak pendapat. 3. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar. Sementara William Albiq (1980) mengemukakan bahwa persepsi itu dinyatakan kepada sesuatu hal yang kontroversial atau sedikit-dikitnya terdapat pandangan yang berlainan mengenai masalah tersebut. Persepsi timbul sebagai suatu jawaban terbuka terhadap suatu persoalan atau isu. Subjek dari suatu persepsi biasanya adalah masalah baru. Persepsi berupa reaksi pertama dimana orang yang mempunyai perasaan ragu-ragu dengan sesuatu yang lain dari kebiasaan, ketidakcocokan dan adanya perubahan penilaian. Unsur-unsur ini mendorong orang untuk saling mempertahankannya (Sunarjo, 1984:31). Pengertian publik secara psikologis adalah sekelompok orang yang mempunyai minat yang sama tentang satu hal E. Bogardus (1980) atau sekelompok orang yang
Universitas Sumatera Utara
menaruh perhatian terhadap suatu masalah yang sama, melibatkan diri dalam masalah tersebut dan berusaha untuk turut mengatasinya Herbert Blumer (1990). Karakteristik publik (Sunarjo, 1984:20): 1. Satu kelompok yang tidak merupakan kesatuan (kelompok tidak teratur). 2. Interaksi terjadi secara tidak langung biasanya melalui media massa. 3. Perilaku publik didasarkan kepada perilaku individu. 4. Tidak saling mengenal satu sama lain (anonim) dan terdiri dari berbagai lapisan masyarakat (heterogen). 5. Mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah. 6. Minat yang sama belum tentu mempunyai opini yang sama terhadap suatu masalah. 7. Berusaha untuk mengatasi masalah tersebut. 8. Adanya diskusi sosial, karena itu publik ada kecendrungan untuk berpikir secara rasional. Pengertian pendapat umum adalah kesatuan pendapat yang muncul dari sekelompok orang yang berkumpul secara spontan, membicarakan isu yang kontroversial, mendiskusikannya dan berusaha unuk mengatasinya. Istilah persepsi publik dapat digunakan untuk menunjukkan suatu pengumpulan pendapat yang dikemukakan oleh individu-individu atau pendapat-pendapat kolektif dari sejumlah orang dari kumpulan tertentu dan bukan dalam pengertian semua orang tanpa batas dan ketentuan khusus pula. Persepsi merupakan pendapat yang ditimbulkan oleh adanya 4 unsur sebagai berikut (Sastropoetro 1990): 1. Adanya suatu masalah atau situasi yang bersifat kontroversial.
Universitas Sumatera Utara
2. Adanya publik yang secara spontan terpikat kepada masalah termaksud, melibatkan diri ke dalamnya dan berusaha untuk memberikan pendapatnya. 3. Adanya kesempatan untuk bertukar pikiran atau berdebat mengenai masalah yang kontroversial oleh suatu publik. 4. Adanya interaksi dari individu-individu dalam publik yang menghasilkan suatu pendapat yang bersifat kolektif untuk diekspresikan (Sastropoetro, 1990:54). Pengertian persepsi dapat berupa (Sunarjo 1984) : 1. Ketertarikan, konsumen menaruh perhatian, merasa suka, ingin melihat tayangan iklan produk, sehingga membeli dan mengkonsumsinya. 2. Motif Pembeli, konsumen memiliki dorongan atau rasa ingin tahu terhadap produk Iklan. 3. Tujuan Pembelian, konsumen mengetahui kelebihan dan kekurangan, kebaikan dan keburukan, fungsi dan manfaat serta hasil dari mengkonsumsi produk iklan tersebut. 4. Tingkat Kepuasan, respon sampai dimana rasa puas konsumen atas kualitas atau service (pelayanan) yang diberikan produsen iklan.
I.6 Kerangka Konsep Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai (Nawawi, 1995:40)
Universitas Sumatera Utara
Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, atau individu, yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (singarimbun, 1995:57) Untuk itu kerangka konsep dapat berupa teori-teori baru yang akan diuji atau pengembangan teori-teori yang sudah ada dan bahkan berupa kemungkinan-kemungkinan implementasi hasil penelitian bagi kehidupan nyata. Perumusan kerangka konsep merupakan bahan yang akan yang menuntun dalam merumuskan hipotesis penelitian. Kerangka konsep disusun sebagai pekiraan teoritis dan hasil yang akan dicapai, dianalisa secara kritis berdasarkan bahan persepsi (pengamatan) yang dimiliki dan kerangka konsep disusun sebagai perkiraan teoritis dan hasil yang dicapai. Agar konsepkonsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel, yaitu persepsi ibu-ibu di Tasbi terhadap iklan susu Enfagrow+.
I.7 Variabel Operasional Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, maka dibuat opersional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesuaian dalam penelitian yaitu: komponen Iklan Televisi
indikator 1. penggunaan media a. frekuensi penayangan b. waktu penayangan 2. faktor bentuk a. penggunaan bahasa b. warna
Universitas Sumatera Utara
c. gambar 3. faktor isi daya tarik pesan 4. faktor lain hadiah dll Pengertian persepsi
1. ketertarikan 2. motif pembeli 3. tujuan pembelian 4. tingkat kepuasan
Karakteristik Responden
1. usia 2. komplek perumahan 3. waktu menonton televisi
I.8 Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995:46). Defenisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah : 1. Iklan Televisi 1.1 Penggunaan Media, yaitu pemilihan media yang sesuai yang akan digunakan untuk iklan.
Universitas Sumatera Utara
a. Frekuensi Penayangan, yaitu merupakan intensitas penayangan iklan,seberapa sering iklan produk susu anak tersebut ditayangkan. b. Waktu Penayangan, yaitu merupakan durasi lamanya waktu iklan produk susu anak tersebut ditampilkan. 1.2 Faktor Bentuk, yaitu merupakan hal yang mendukung kejelasan iklan : a. Penggunaan Bahasa, yaitu pemilihan bahasa yang akan digunakan untuk iklan sehingga iklan mudah dimengerti dan dipahami konsumen. b. Warna, yaitu pengaturan warna atau kombinasi warna yang cocok sehingga menarik dan enak dilihat oleh konsumen. c. Gambar, yaitu penggunaan gambar yang jelas sehingga dapat dilihat dengan baik oleh konsumen. 1.3 Faktor Isi, yaitu daya tarik iklan yang merupakan tayangan iklan yang harus mampu menarik perhatian dan menghasut konsumen untuk membeli produk iklan. 1.4 Faktor Lain, yaitu dapat berupa pemberian hadiah secara cuma-cuma atau gratis. Biasanya selama persediaan masih ada atau dalam jangka waktu tertentu. 2. Pengertian persepsi 2.1 Ketertarikan, yaitu suatu gejala menaruh perhatian, merasa suka, ingin melihat tayangan iklan produk susu anak sehingga membeli dan mengkonsumsinya. 2.2 Motif Pembeli, yaitu suatu dorongan atau rasa ingin tahu terhadap produk susu anak.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Tujuan Pembelian, yaitu untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan, kebaikan dan keburukan, fungsi dan manfaat serta hasil dari mengkonsumsi produk susu anak tersebut. 2.4 Tingkat Kepuasan, yaitu suatu respon sampai dimana rasa puas konsumen atas kualitas atau service (pelayanan) yang diberikan. 3. Karakteristik Responden 3.1 Usia, adalah umur yang dijadikan sampel yaitu ibu-ibu yang Mempunyai anak balita atau batita di Komplek Taman Setia Budi Indah (Tasbi). 3.2 Komplek perumahan, adalah pembagian komplek tempat tinggal ibuibu yang memiliki anak balita atau batita. 3.3 Waktu menonton televisi, adalah seberapa sering ibu-ibu menonton televisi.
Universitas Sumatera Utara