1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 disusun untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya dengan pendekatan belajar aktif berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya bangsa. Berkaitan dengan hal ini, Pemerintah Pusat telah melakukan penyesuaian beberapa nama mata pelajaran antara lain adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi. Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti adalah pendidikan
yang
memberikan
pengetahuan
dan
keterampilan
serta
membentuk sikap, dan kepribadian peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam.1 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dilaksanakan melalui mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan, yang pengamalannya dapat dikembangkan dalam berbagai kegiatan baik yang bersifat kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti dapat dimaknai sebagai proses penanaman ajaran agama Islam maupun bahan kajian yang menjadi materi proses itu sendiri. Yang membedakannya adalah tujuan setiap jenjang pendidikan sekolah. 2
1
Direktorat PAI, Pedoman Umum Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Kurikulum 2013 Pada Sekolah Dasar (SD), (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2014),hlm.3 2 Lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Reublik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, hlm.1
1
2
Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran kurikulum PAI dan Budi Pekerti adalah menyiapkan para lulusan sekolah untuk menguasai kompetensi dasar pendidikan agama Islam sesuai dengan satuan pendidikan
yang diikutinya,
dan
juga
dipersiapkan
untuk
mampu
mengamalkannya dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Sedangkan tujuan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti diharapkan dapat tercapai secara optimal dan selaras dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggungjawab.3. . Dalam rangka mencapai tujuan tersebut sangatlah dibutuhkan seorang guru PAI yang siap dalam mengantarkan anak didik melalui sebuah proses pembelajaran yang baik. Guru PAI merupakan salah satu komponen pembelajaran
yang
berperan
langsung
dalam
proses
pembelajaran.
Keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam
memainkan
fungsinya
sebagai
pembimbing,
fasilitator
dan
dinamisator. Guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pembelajaran dalam PAI dan Budi Pekerti harus dilakukan secara
3
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3
menyeluruh yang mencakup tiga ranah yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotor.4 Dalam praktik pengajaran di dalam kelas sangat tergantung pada situasi dan kondisi peserta didik di sekolah sehingga setiap guru PAI memiliki kebebasan untuk menentukan materi, metode, dan media serta ketercapaiannya. Selain itu, guru PAI dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam sekitar. Pihak sekolah diberikan otonomi yang lebih besar dalam pengembangan
dan
pelaksanaannya,
karena
masing-masing
sekolah
dipandang lebih mengetahui tentang kondisi satuan pendidikannya. SD Negeri Kauman 07 Batang merupakan salah satu sekolah yang sudah melaksanakan implementasi kurikulum 2013 sejak semester I tahun pelajaran 2013/2014. Dalam rangka melaksanakan kurikulum 2013 sekolah ini sudah melakukan berbagai persiapan yang cukup matang sejak ditunjuk sebagai salah satu sekolah sasaran implementasu Kurikulum 2013. Hal ini bisa dilihat dari sarana prasarana, fasilitas dan sumber belajar yang mendukung, dan beberapa usaha yang sudah ditempuh guru-guru di sekolah tersebut. Karena menjadi sekolah sasaran implementasi kurikulum 2013 maka banyak sekali guru-guru di SD Negeri Kauman 07 Batang ini mendapat kesempatan lebih awal untuk mengikuti sosialisasi dan pelatihan termasuk guru PAI Ibu Anis Arifiyana.
4
Astrida, Refleksi Kurikulum 2013 PAI dan http://harianbanyuasin.com/baca-705, diakses 09 Juli 2015, jam 00.27 WIB.
Budi
Pekerti,
4
Sejauh ini guru PAI di SD Negeri Kauman 07 Batang selalu melakukan usaha mempersiapkan hal-hal yang terkait dengan implementasi Kurikulum 2013. Persiapan tersebut diantaranya mengikuti diklat-diklat kurikulum, karena banyak sekali persipan-persiapan yang harus dilakukan terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 khususnya untuk persiapan administrasi pembelajaran. Beberapa kesempatan sosialisasi dan diklat yang diikuti oleh guru PAI sekolah tersebut mulai dari tingkat kecamatan Batang sampai ke tingkat provinsi Jawa Tengah. Namun kesemuanya itu tidak lepas dari hambatan-hambatan. Salah satu hambatan tersebut adalah keterlambatan buku pegangan siswa dan guru, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti guru masih mencari-cari di Internet. Selain itu materi kurikulum 2013 ini berbeda dengan Kurikulum KTSP. Berangkat dari pemikiran latar belakang di atas, maka penulis berminat untuk mengadakan penelitian yang berjudul” IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI DI SD NEGERI KAUMAN 07 BATANG”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latas belakang tersebut di atas, maka ada beberapa rumusan permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini, yaitu bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti Kurikulum 2013 di SD Negeri Kauman 07 Batang?
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka pada dasarnya hasil penelitian ini bertujuan : a.
Untuk mengungkap proses pembelajaran mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti Kurikulum 2013 di SD Negeri Kauman 07 Batang.
b.
Untuk mendiskripsikan upaya yang dilakukan pendidik dan sekolah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SD Negeri Kauman 07 Batang.
2. Manfaat Penelitian a.
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat berupa wawasan baru tentang Kurikulum 2013, baik yang berkaitan dengan kesiapan manajemen pelaksanaannya, probleatikanya serta faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi Kurikulum 2013 khususnya bagi guru Pendidikan Agama Islam
b.
Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat berupa sumbangan pemikiran tentang pembelajaran PAI dan Budi Pekerti yang dikembangkan di sekolah. Bagaimanapun juga teori dan pendekatan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti pada Kurikulum 2013 di masing-masing jenjang memiliki karakteristik dan bentuk implementasi yang berbeda. Selain memilki manfaat teoritis dan akademis , penelitian ini
diharapkan memilki manfaat secara praktis diantaranya yaitu:
6
a. Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam melaksanakan Kurikulum 2013 dan pembenahan sehingga pelaksanaan Kurikulum 2013 bisa berjalan dengan kondusif. b. Pendidik khususnya guru Pendidikan Agama Islam, lebih memahami usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam penerapan Kurikulum 2013. c. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang valid pada masyarakat tentang kondisi sistem pembelajaran yang telah dilakukan oleh para guru di sekolah. Dengan demikian masyarakat lebih tahu dan tidak merasa dibohongi oleh lembaga pendidkan, tempat putra-putrinya belajar. d. Bagi Peneliti Memberikan informasi dan pengetahuan tentang implementasi kurikulum 2013 PAI dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar Sasaran Kabupaten Batang serta problematika yang ada. D. Kajian Pustaka Berdasarkan pengamatan penulis mengenai Kurikulum 2013 dapat ditemukan berbagai buku dan literatur. Hal ini semakin meyakinkan penulis untuk kelancaran penulisan tesis. Adapun buku-buku dan literatur tersebut antara lain: Kupas Tuntas Kurikulum 2013 disusun oleh Mida Latifatul Muzamiroh. Buku ini memberikan tentang wawasan terhadap upaya penyempurnaan kurikulum
7
KTSP dengan kurikulum 2013. Dalam buku ini penulisnya menjelaskan bahwa upaya penyempurnaan kurikulum tidak lain demi mewujudkan sistem pendidikan
nasional
yang
kompetitif
dan
selalu
relevan
dengan
perkembangan zaman yang senantiasa menjadi tuntutan.5 Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan, disusun oleh Imas Kurinasih, S.Pd dan Berlin Sani , di dalam buku ini berisi petunjuk praktis untuk membantu para pengelola dan pelaksana pendidikan di sekolah. Dalam buku ini penulisnya menjelaskan setidaknya ada tiga konsep tentang kurikulum 2013, yaitu kurikulum sebagai subtansi, kurikulum sebagai sistem, kurikulum sebagai bidang studi.6 Ada literatur lain yang berjudul Pengembangan dan Implementasi Kurikulum
2013
(Perubahan
dan
Pengembangan
Kurikulum
2013
merupakan persoalan penting dan genting), disusun oleh E.Mulyasa. Penulis buku
ini
berusaha
memformulasikan
suatu
cara
praktis
dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013, sehingga dapat dijadikan panduan oleh para pelaksana di lapangan. Dalam buku ini penulis menjelaskan bahwa sekolah sebagai pelaksana pendidikan, baik pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan maupun peserta didik sangat berkepentingan dan akan terkena imbasnya secara langsung dari setiap perubahan kurikulum.7
5
Mida Latifatul Muzamiroh, Kupas Tuntas Kurikulum 2013, ( Yogyakarta: Kata Pena, 2013), hlm. 6 6 Imas Kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan, ( Surabaya: kata pena, 2013)hlm. 1 7 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum2013, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2013),hlm. iii
8
Menyambut Kurikulum 2013, Forum Mangunwijaya VII , buku ini mengulas lengkap dan tuntas perspektif kurikulum nasional, hingga kontroversi yang terjadi di seputar isi dan rencana pemberlakuan Kurikulum 2013. Disamping itu ada literatur lainya yaitu buku yang berjudul Pengembangan Kurikulum Baru karya Sholeh Hidayat buku ini menjelaskan tentang
Pengembangan
kurikulum
2013
serta
strategi
dan
sistem
pengimplementasiannya. Dalam buku ini penulis menjelaskan bahwa segala upaya perbaikan dunia pendidikan haruslah disambut dengan penuh antusias dan tangan terbuka.8 Selaian buku literatur ada juga beberapa hasil dari penelitian yang sudah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, diantaranya yaitu: Pertama, penelitian Fajar Sidiq, berjudul: Tingkat Kesiapan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Biologi di MAN Indramayu. Adapun hasil penelitiannya yaitu bahwa tingkat kesiapan pelaksanaan kurikulum 2013 dalam pembelajaran Biologi di MAN Indramayu sangat baik, hal ini didasarkan atas :9 -
Adanya kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan yang yang mumpuni
-
Ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang mengintegrasikan standar pembentuk kurikulum.
-
Peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan. 8
Forum Mangunwijaya VII, Menyambut Kurikulum 2013,(Jakarta: PT. Media Kompas Nusantara, 2013),hlm.viii 9 Fajar Sidiq, Tingkat Kesiapan Penerapan Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Biologi Di MAN Indramayu,( Tesis), Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2013, hlm. iii
9
-
Manajemen dan budaya di sekolah yang kondusif Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Muhlisin dan kawan-kawan
pada tahun 2013 dengan Judul” Respon dan Kesiapan Guru Pendidikan Agama Islam terhadap Kebijakan Pengembangan Kurikulum 2013 (Studi Kasus Terhadap Guru PAI SD di Kabupaten Batang). Penelitian ini fokus untuk mengungkap tentang respon dan kesiapan guru Agama Islam di Kabupaten Batang terhadap kebijakan pengembangan kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran (mixed methods) dengan model sequential explanatory. Hasil secara umum penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kesiapan berada pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan nilai respon dan pemahaman. Hal ini bisa dijadikan salah satu indikator bahwa loyalitas guru PAI di Kabupaten Batang dalam melaksanakan kebijakan baru kurikulum 2013 sangat tinggi, meskipun tidak diimbangi dengan pemahaman dan respon yang seimbang.10 Melihat dari kedua penelitian di atas, penelitian ini memiliki persamaan yaitu tentang implementasi kurikulum 2013, namun yang membedakan dari penelitian sebelumnya yaitu penulis memfokuskan penelitiannya pada Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti, serta penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Kauman 07 Kecamatan Batang Kabupaten Batang.
10
Muhlisin, dkk, Respon dan Kesiapan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Kebijakan Pengembangan Kurikulum 2013,( Laporan Penelitian Kompetitif Kolektif), Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013, hlm. iii
10
E. Kerangka Teori Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar, sistematis, berkelanjutan untuk mengembangkan potensi rasa agama, menanamkan sifat dan memberikan kecakapan sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. Mengingat pentingnya tujuan, tidak heran jika perumusan tujuan menjadi langkah pertama dalam pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, tujuan hendaknya merefleksikan kebijakan, kondisi masa kini dan masa datang, prioritas, sumber-sumber yang sudah tersedia, serta kesadaran terhadap unsur-unsur pokok dalam pengembangan kurikulum.11 Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan serta membentuk sikap, dan kepribadian peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dilaksanakan melalui mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan, yang pengamalannya dapat dikembangkan dalam berbagai kegiatan baik yang bersifat kokurikuler maupun ekstrakurikuler.12 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang berlandaskan pada aqidah yang berisi tentang keesaan Allah Swt sebagai sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi manusia dan alam semesta. Sumber lainnya adalah akhlak yang merupakan manifestasi dari aqidah, yang
11
Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 187 12 Lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Reublik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014, ..., hlm.1
11
sekaligus merupakan landasan pengembangan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia. 13 Karakteristik pembelajaran PAI dan Budi Pekerti pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran PAI dan Budi Pekerti mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.14 Sejalan dengan standar proses pembelajaran sebagaimana tercantum dalam Permendikbud No. 65 tahun 2013, proses pembelajaran PAI dan Budi Pekerti diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan 13
fisik
serta
psikologis
Direktorat PAI, Pedoman Umum Implementasi Kurikulum 2013 ,...,hlm.3 Pedoman Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Kurikulum 2013 Pada Sekolah Dasar (Sd), hlm.7 14
12
peserta
didik. Dalam
hal
ini, pembelajaran PAI
dirancang
agar dapat mengaktifkan peserta
kreativitas
sehingga
proses
pembelajaran
dan
Budi
Pekerti
didik, mengembangkan efektif
dalam
suasana
menyenangkan, serta guru mampu melakukan inovasi pembelajaran dan mendorong peserta didik untuk berinovatif dalam pembelajaran. F. Metode Penelitian 1.
Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dan peneltian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya dengan tujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat.15 Karakteristik menggambarkan
deskriptif
pada
penelitian
ini
yaitu
peristiwa yang diteliti bukan masa lampau seperti
dalam penelitian sejarah, tetapi penelitian bersifat empirik dengan sasaran penelitiannya yang berupa beragam permasalahan yang terjadi di masa kini. Jadi Penelitian ini penulis memfokuskan pada usaha untuk mendeskripsikan tentang implementasi Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti
15
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Jakarta:Bumi Aksara, 2005), hlm.163
13
2. Sumber Data Sumber data terdiri atas sumber data primer dan sumber data sekunder.16 Sumber primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.17 Mengenai sumber data primer dalam penelitian ini sumber data berasal dari SD Negeri Kauman 07 Batang yaitu dari kepala sekolah, guru PAI, kepala TU dan kepala Perpustakaan. Sedangkan data sekundernya yaitu berupa dokumentasi yang terdiri dari perencanaan pembelajaran, silabus, dan instrument penilaian dan dokumen lainnya. 3. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan beberapa metode, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. a. Observasi Dalam penelitian ini peneliti mengamati apa yang dikerjakan subjek yang diteliti, mendengarkan apa yang diucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Metode observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan belajar PAI berbasis Kurikulum 2013. Observasi ini dilakukan pada semua guru PAI yang ada di SD Negeri se Kecamatan Batang. Hal ini dimaksudkan untuk mengamati dengan cermat pelaksanaan pembelajaran PAI oleh setiap guru mata 16 17
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian,(Bandung: Pustaka setia, 2008), hlm.107 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta,2005),hlm.193
14
pelajaran. Dalam observasi ini peneliti menggunakan observasi partisipan selama kegiatan belajar mengajar PAI berlangsung dengan mengambil satu kompetensi dasar. b. Wawancara Selain
observasi
dalam
pengumpulan
data
peneliti
menggunakan metode wawancara. Wawancara yang dimaksud adalah wawancara yang bersifat mendalam. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.18 Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.19 Jadi dengan wawancara ini peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Metode wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara terstruktur (structured interview). Oleh karena itu peneliti telah menyiapkan instrument penelitian sebagai pedoman untuk wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. c. Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang bersifat documenter. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
18
J.Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005),hlm.186 19 J.Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian …, hlm.186
15
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karyakarya monumental dari seseorang.20 Dokumentasi ini diperoleh dari: 1). Kepala Sekolah, yang meliputi: Format Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di sekolah, dan kondisi umum sekolah ditinjau dari SNP 2). Guru PAI, yang meliputi: Pengembangan RPP dari silabus, dan sistem penilaian berbasis Kurikulum 2013 4. Metode Analisis Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis model interaktif dengan komponen- komponen analisis data (yang mencakup reduksi penyajian data, dan penarikan kesimpulan) secara
interaktif
saling berhubungan
selama
dan
sesudah
pengumpulan data. Karakter yang demikian menjadikan analisis data kualitatif disebut pula sebagai model interaktif. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data model alir (flow model) sebagaimana dikemukakan oleh Milles & Huberman karena setelah masa pengumpulan data, maka data akan direduksi kemudian akan disajikan sekaligus diverifikasi. Data yang diperoleh melalui wawancara selanjutnya akan direduksi, yaitu dipusatkan pada fokus kajian penelitian atau disederhanakan. Kemudian data tersebut disajikan
20
dalam
bentuk
kata-kata
atau
narasi
melalui
hasil
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2005),hlm.82
16
wawancara dengan informan penelitian yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Selanjutnya data disimpulkan dan ditetapkan secara terus menerus hingga benar-benar diperoleh data yang valid dan kokoh. Adapun alur analisis datanya adalah sebagai berikut:
Bagan analisis data model alir21 Proses analisis kualitatif tersebut antara lain: (1) Reduksi Data, Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari càtatan-catatan tertulis di lapangan. Sebagaimana kita ketahui, reduksa data, berlangsung terus-menerus
selama
berlangsung.
Sebenarnya
proyek bahkan
yang
berorientasi
sebelum
data
kualitatif benar-benar
terkimpul, antisipasi ákan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitinya memutuskan (acapkali tanpa disadari sepenuhnya)
21
B.Milles, Matthew dan Huberman, Michael, Terjemah Tjejep Rohendi Rohidi, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI Press, 2007),hlm.18
17
kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekátan pengumpulan data yang mana yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, rnembuat gugus-gugus, membuat partisi, menulis memo). Reduksi data/proses-transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun. (2) Penyajian data (data display), yaitu deskripsi kumpulan informasi tersusun yang
memungkinkan
untuk
melakukan
penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif yang
lazim digunakan dalam bentuk teks naratif. Penyajian-
penyajian yang diamksud meliputi berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikiaskan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.22 (3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and verification). Dari permulaan pengumpulan data, periset mencari makna dari setiap gejala yang diperolehnya di lapangan, mencatat 22
B.Milles, Matthew dan Huberman, Michael, Terjemah Tjejep Rohendi Rohidi, Analisis Data Kualitatif, ....hlm.17
18
keteraturan atau pola penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas, dan proposisi. Periset yang berkompeten akan menangani kesimpulan-kesimpulan secara longgar, tetap terbuka dan skeptis, tetapi kesimpulan telah disediakan. Selama penelitian masih berlangsung, setiap kesimpulan yang ditetapkan akan
terus
menerus diverifikasi hingga benar-benar diperoleh
konklusi yang valid dan kokoh. 23 G. Sistematika Penulisan Dalam rangka menghasilkan sesuatu yang maksimal, maka pembahasan tulisan ini akan disistematikakan ke dalam lima bab sebagai berikut: Bab I, Pendahuluan, yang terdiri atas: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritis, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab II, Kajian teoritik tentang Kurikulum 2013. Dengan rincian, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Karakteristik Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti, Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti, Perinsip-prinsip Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti, Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Bab III,
berisi tentang profil SD Negeri Kauman 07 Batang.
Implementasi Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SD
23
B.Milles, Matthew dan Huberman, Michael, Terjemah Tjejep Rohendi Rohidi, Analisis Data Kualitatif,...,hlm.18
19
Negeri Kauman 07 Batang. Faktor pendukung Implementasi Kurikulum 2013 Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di SD Negeri Kauman 07 Batang. Bab IV, berisi analisis tentang Perencanaan Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di SD Negeri Kauman 07 Batang, Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di SD Negeri Kauman 07 Batang serta Faktor pendukung Implementasi Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SD Negeri Kauman 07 Batang. Bab V, sebagai bab terakhir memuat kesimpulan, saran-saran dan penutup.