1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Sebelum pemodal melakukan transaksi di pasar modal, baik pasar perdana maupun pasar sekunder, investor terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap emiten. Salah satu aspek yang menjadi bahan penilaian bagi investor adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Apabila laba meningkat, secara teoritis harga saham juga meningkat. Investor perlu juga mengetahui dan memilih saham yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi dana yang diinvestasikan. Dalam kegiatan analisis dan memilih saham, investor memerlukan informasi yang relevan melalui laporan keuangan perusahaan. Sehubungan dengan hal itu, Bapepam melalui Keputusan Ketua Bapepam No. Kep38/PM/1996 tentang laporan tahunan, telah mewajibkan emiten untuk menyampaikan laporan tahunan agar terdapat transparansi dalam pengungkapan berbagai informasi yang berhuhungan dengan kinerja emiten yang bersangkutan. Tujuan utama laporan keuangan adalah memberikan informasi yang relevan bagi pemakai untuk pengambilan keputusan ekonomi dan investasi. Informasi tersebut dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bagi investor mengenai kapan sebaiknya membeli atau menjual saham yang dimilikinya. Laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan bisa dijadikan cerminan kinerja perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan dasar penghitungan rasio keuangan untuk menilai keadaan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan di masa
2
mendatang. Investor perlu memiliki sejumlah informasi sebelum melakukan transaksi di pasar modal agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak dipilih. PER merupakan suatu perbandingan harga suatu saham dengan pendapatan atau laba per lembar saham. Pengelompokkan saham dan penentuan harga saham banyak digunakan Price Earning Ratio (PER). Pendekatan ini dilakukan dengan menentukan harga dari tiap keuntungan yang akan diterima. Penilaian saham secara akurat bisa meminimalkan risiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan wajar, mengingat investasi saham di pasar modal merupakan jenis investasi yang cukup berisiko meskipun menjanjikan keuntungan relative besar. PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham dengan earning perusahaan. Usman (1997), menjelaskan bahwa PER dari suatu saham menggambarkan kemampuan saham tersebut untuk berkembang dan tingginya PER biasanya bukan disebabkan oleh peningkatan harga suatu saham, tetapi karena earningnya rendah. Karena tidak ada suatu standar yang pasti mengenai berapa PER yang wajar bagi suatu saham, maka investor mengambil perbandingan dengan PER perusahaan sejenis. PER sangat penting bagi investor, dikarenakan jumlah laba yang dihasilkan perusahaan sebetulnya akan menentukan jumlah deviden yang akan dibayarkan perusahaan nantinya. Hubungan perubahan harga saham dengan PER secara logika dapat dilihat bahwa apabila PER tinggi dengan earning yang sama dengan periode sebelumnya maka harga saham di masa mendatang akan mengalami peningkatan, tetapi sebaliknya apabila PER rendah dengan earning
3
yang sama dengan periode sebelumnya maka harga saham di masa yang akan datang akan mengalami penurunan. Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu informasi akuntansi yang memberikan analisis rasio keuntungan bersih per lembar saham yang mampu dihasilkan oleh perusahaan. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih per lembar saham merupakan indikator fundamental keuangan perusahaan yang sering dipakai sebagai acuan untuk mengambil keputusan investasi dalam saham. Bagi investor, rasio ini diperlukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tiap lembar sahamnya. Laba per lembar saham (EPS) adalah analisis laba dari sudut pandang pemilik yang dipusatkan pada laba per lembar saham dalam satu perusahaan. EPS sering dipandang sebagai angka yang memberikan ringkasan dari berbagai data akutansi. Angka EPS paling sering digunakan dalam publikasi mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat umum (go-publik). EPS adalah angka yang paling sering dipergunakan karena adanya anggapan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya deviden per saham dikemudian hari dan tingkat harga saham dikemudian hari. Syamsudin (1994), pada umumnya calon pemegang saham tertarik dengan EPS yang besar karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. EPS digunakan secara luas dalam penilaian saham dan sering merupakan dasar untuk menetapkan tujuan serta sasaran spesifik perusahaan sebagai bagian dari perencanaan strategis. Dengan mencermati tingkat pertumbuhan EPS tiap periode, dapat dilihat prospek pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Semakin tinggi nilai EPS suatu perusahaan untuk setiap
4
periode, akan memberikan implikasi yang positif terhadap tingkat market value saham di Bursa. ROE merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat hasil investasi yang dilakukan investor. Selain itu ROE digunakan investor untuk mengukur kinerja dan resiko. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri, apakah efektif dan efisien jika perusahaan tersebut menggunakan modal sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor. Setiap perusahaan mempunyai kemampuan menghasilkan laba yang berbeda-beda.
Suatu
perusahaan
yang
mempunyai
kemampuan
dalam
menghasilkan laba yang besar belum tentu memperoleh ROE yang besar, begitu juga sebaliknya perusahaan yang mempunyai kemampuan dalam menghasilkan laba yang kecil belum tentu akan memperoleh ROE yang kecil pula. Hal ini terjadi karena kenaikan dan penurunan laba bersih terkadang diikuti dengan kenaikan dan penurunan modal sendiri dengan jumlah yang relatif besar. Jadi besar dan kecilnya ROE dipengaruhi oleh besar kecilnya modal sendiri yang digunakan dalam menghasilkan laba. Silalahi (1991), pertumbuhan nilai saham tergantung pada dua faktor, pertama adalah besarnya jumlah laba yang ditahan dan di investasikan kembali dan kedua, tingkat ROE yang dihasilkan perusahaan. Pentingnya ROE sebagai cermin nilai perusahaan secara keseluruhan juga dikemukakan oleh Luhur (1991), yang berpendapat bahwa, jika seseorang lebih menitik beratkan pada sudut pandang perusahaan secara keseluruhan, fokusnya terarah pada profitabilitas ekuitas (ROE). Semakin tinggi profitabilitasnya maka nilai perusahaan akan
5
semakin tinggi pula, yang dampak selanjutnya akan menarik investor untuk menanamkan investasinya pada perusahaan tersebut, demikian sebaliknya. Pada sisi lain, ROE yang cukup tinggi menunjukkan perusahaan mampu menggunakan ekuitasnya dengan efisien dan efektif, sehingga para investor percaya bahwa perusahaan akan dapat memberikan pendapatan yang lebih besar melalui deviden yang akan dibagikan. Dalam hal ini, para investor melihat seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi ROE mencerminkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba yang tinggi, hal ini akan berpengaruh terhadap harga saham. Apabila suatu perusahaan memiliki tingkat ROE yang rendah maka minat investor terhadap saham menjadi rendah pula. Dividend yield merupakan angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah deviden per saham yang diterima oleh investor pada saat tertentu dengan harga sahamnya saat itu. Dilihat dari kepentingan investor yang akan membeli saham perusahaan maka informasi yang dibutuhkan dari laporan keuangan perusahaan adalah informasi mengenai dividend yield, harga saham dan laba per saham karena pada dasarnya tujuan pemegang saham adalah memperoleh keuntungan berupa dividend. Dividend merupakan factor penting yang dapat mempengaruhi kebijakan dividend. Kebijakan dividend adalah kesempatan investasi yang tesedia, ketersediaan dan biaya modal alternatif dan preferensi pemegang saham untuk menerima pendapatan saat ini atau menerimanya dimasa yang akan datang. Nilai perusahaan dapat ditentukan oleh keputusan investasi (Miller, 1961).
6
Dividend Yield menekankan pada penilaian harga saham berdasarkan atas perkiraan deviden per saham yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk uang kas. Jika dividend yield dari suatu harga saham tinggi berarti dividen yang diterima oleh investor, tentu saja akan menguntungkan buat investor yang berorientasi pada deviden karena semakin besar deviden yang dibayar, maka semakin besar harga dari saham tersebut. Apabila harga saham perusahaan tinggi, maka banyak investor yang menanamkan saham pada perusahaan tersebut dan tentu akan memproleh laba yang besar serta pengembalian deviden yang besar pula. Selain itu pembayaran deviden yang terlalu tinggi mengakibatkan tidak tersedianya sumber dana intern untuk tujuan ekspansi. Berdasarkan
uraian
tersebut
peneliti
tertarik
meneliti
Pengaruh
Perubahan Price Earning Ratio, Earning Per Share, Return On Equity Dan Dividend Yield Terhadap Perubahan Harga Saham.
1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah perubahan Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Dividend Yield berpengaruh terhadap perubahan harga saham?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk menguji pengaruh perubahan
Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),
Return on Equity (ROE), dan dividend Yield terhadap perubahan harga saham.
7
1.4 Batasan Penelitian Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Jenis perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini dibatasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, karena perusahaan manufaktur dianggap sebagai perusahaan yang paling banyak diminati oleh investor dalam investasi modal. 2. Penelitian
yang
mempengaruhi
dilakukan
menganalisis
beberapa
faktor
yang
perubahan harga saham yang meliputi variabel Price
Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE) dan Dividend Yield. 3. Periode pengamatan dalam penelitian adalah periode tahun 2000-2004. Pemilihan jangka waktu ini untuk memperpanjang periode penelitian dari penelitian-penelitian sebelumnya dan untuk melihat pengaruh perubahan Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan dividend Yield terhadap perubahan harga saham. Dengan menggunakan jangka waktu selama lima tahun, penulis berharap akan memperoleh data dengan hasil yang lebih maksimal pada perusahaan manufaktur tersebut.
8
1.5 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pihak-pihak sebagai berikut: 1. Emiten Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk dapat memprediksi pengaruh perubahan Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE) dan Dividend Yield terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur yang ingin dicapai dimasa yang akan datang. 2. Bagi Investor dan calon Investor Dapat memberikan informasi mengenai signifikasi pengaruh rasio-rasio keuangan, seperti: Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE) dan Dividend Yield terhadap harga saham sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam kegiatan investasi. 3. Pemerintah Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam melihat apa saja yang mempengaruhi perubahan harga saham terutama pada perusahaan manufaktur.