BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar orang pasti mengetahui bahwa bunga adalah perlambang keindahan, cinta kasih, dan cinta tulus yang universal. Kata “bunga” berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu flo(u), dan bahasa Latin yaitu florem atau flos. Bunga adalah organ reproduksi pada tumbuhan, dikenal pula sebagai Angiospermae yang tumbuh pada tangkai. Perkembangan bunga awalnya diketahui dengan ditemukannya fosil tanaman bunga yang bernama Archaefructus Liaoningensis. Fosil ini diperkirakan telah berumur 125 juta tahun, dan merupakan fosil tanaman bunga tertua yang ada. Archaefructus adalah tanaman bunga yang hidup di permukaan air. Namun Archaefructus mempunyai benang sari yang sedikit jadi tidak dapat memproduksi banyak bunga. Tanaman ini hanya memproduksi sedikit bunga saja tetapi lebih banyak menghasilkan tangkai yang panjang. Kemudian ditemukan kembali tanaman-tanaman lain yang berpotensi untuk menghasilkan bunga. Tetapi penemuan itu belum menunjukkan akan tumbuhnya bunga, sampai akhirnya ditemukannya tanaman yang bernama Amborella Trichopada di New Caledonia, Pacific Island. Melalui tes DNA, tanaman ini menunjukkan hasil yang positif sebagai tanaman yang bisa memproduksi bunga. Indonesia sendiri sebagai negara tropis memiliki kurang lebih 40.000 jenis bibit bunga, termasuk dengan 5000 jenis anggrek. Dengan jenis, bentuk, dan warna yang beraneka ragam, bunga sangat disukai oleh masyarakat. Karena selain enak untuk
1
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
dipandang, bunga ternyata memiliki banyak manfaat. Dengan bentuk yang cantik dan bau yang harum, bunga juga bermanfaat sebagai tanaman hias dan aromaterapi. Orangorang menggunakan bunga untuk menghiasi taman, kebun, halaman rumah, halaman perkantoran, bahkan di pinggir-pinggir jalan. Tanaman hias bunga beraneka ragam variasinya, yang dapat dihasilkan dengan cara pencangkokan dan penyilangan antar bunga sejenis. Selain digunakan sebagai tanaman hias, orang-orang senang dimanjakan dengan warna-warna bunga atau hanya sekedar mencium wanginya. Tidak hanya sebatas tumbuhan dan hiasan, bunga kerap menjadi bagian dari setiap upacara dalam kehidupan manusia. Mulai dari upacara kelahiran, pernikahan, kematian, bahkan pembersihan dosa selalu dihasi dengan bunga. Bunga juga memiliki energi yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Energi bunga ini sudah dimanfaatkan sejak tahun 1930 ketika Edward Bach, seorang dokter dari Inggris, menemukan korelasi positif antara bunga dan manusia. Bach menulis buku berjudul Heal Thyself (sembuhkan diri Anda sendiri), yang memuat teori penggunaan energi bunga untuk menanggulangi kesehatan manusia. Dalam bukunya, Bach mengurai 38 jenis bunga yang dapat menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit. Bunga juga terbukti memiliki manfaat yang berpengaruh pada kejiwaan seseorang. Menurut studi yang dilaksanakan di Universitas Rutgers, bunga dapat berdampak luar biasa dalam kehidupan emosional. Setelah menerima bunga, seseorang akan merasa lebih senang, suasana hati membaik, dan tumbuh gairah untuk memiliki hubungan yang dekat dengan sang pengirim. Karena itu pada masa sekarang ini, bunga paling banyak digunakan sebagai media untuk berkomunikasi dan mengekspresikan perasaan.
2
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Masyarakat saling memberi bunga untuk mengungkapkan perasaan mereka seperti ucapan selamat, berduka cita, dan juga ungkapan kasih sayang. Kebiasaan memberi bunga untuk menyampaikan rasa dan ekspresi ini bukan hanya terjadi di belahan bumi barat saja, karena di sini pun budaya ini telah menjadi suatu tradisi dalam kebudayaan modern. Kebanyakan orang senang dan bahagia ketika menerima hadiah bunga atau dikalungi bunga, namun jarang sekali yang bertanya arti bunga itu sendiri. Padahal banyak sekali makna yang terkandung dalam bunga tergantung dari jenis, warna, jumlah, dan lain-lain. Makna dari bunga yang diberikan seseorang dapat kita ketahui dalam kamus bahasa bunga. Bahasa yaitu penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Sedangkan bahasa bunga sendiri yaitu bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan makna dari bunga yang diberikan oleh seseorang. Bahasa bunga berkembang pesat sejak 300 tahun belakangan ini. Mulai abad ke-17, di Turki dikenal lebih dari 800 macam isyarat yang disampaikan dengan bunga. Pada tahun 1716, Lady Mary Wortley Montagu, istri diplomat Inggris, mendampingi suaminya bertugas di Konstantinopel, Turki. Ia menuliskan surat yang tidak hanya berisi kehidupan di Turki tetapi juga bahasa bunga. Sejak itulah bahasa bunga disebarluaskan ke seluruh dunia. Bahasa bunga atau biasa disebut juga dengan Floriography merupakan komunikasi dengan menggunakan bunga dan karangan bunga untuk mengirim pesan khusus. Di masa pemerintahan Ratu Victoria (era Victorian), bahasa bunga menjadi sangat populer.
3
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Pada masa itu ketika percakapan belum sebebas sekarang , bunga menjadi media yang sempurna untuk mengkomunikasikan kata-kata yang tidak dapat terucap langsung. Saat ini bunga telah menjadi suatu media untuk berkomunikasi di hampir seluruh dunia. Perkembangan pasar bunga pun cukup pesat di Indonesia. Namun masyarakat di sini rata-rata kurang memiliki wawasan tentang makna yang disampaikan oleh bunga, padahal penting untuk mengetahui makna bunga tersebut ketika kita memberikannya kepada orang lain. Karena itu penulis hendak membagikan informasi dengan media buku yang juga memuat gambar sehingga dapat memberikan wawasan tentang bahasa bunga pada masyarakat.
1.2 Identifikasi Masalah a. Bunga sudah menjadi suatu media untuk berkomunikasi dan bahkan terdapat bahasa bunga (floriography) untuk menjelaskan setiap maknanya. Tetapi masih sangat sedikit orang, terutama di Indonesia, yang mengangkat floriography melalui buku. b. Masyarakat khususnya komunitas pencinta bunga kurang memiliki wawasan mengenai bahasa bunga karena belum ada media yang mengangkat tema floriografi ini secara eksklusif.
1.3 Rumusan Masalah Dengan latar belakang yang telah diketahui maka penulis mengidentifikasi permasalahan masalah yang ada sebagai berikut :
4
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
1. Bagaimana cara membuat buku yang berisi floriography yang dapat menarik perhatian sekaligus menambah wawasan dan apresiasi terhadap bahasa bunga? 2. Apa saja informasi yang perlu dimuat dalam buku mengenai floriography ini?
1.4 Tujuan Perancangan Bunga telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dalam banyak peristiwa dan momen penting yang berlangsung. Meningkatnya pasar bunga di Indonesia tentu harus diiringi dengan wawasan yang cukup dimana bunga itu tidak hanya sebagai dekorasi namun juga memiliki banyak makna yang tersimpan. Karena itu diperlukan edukasi terhadap masyarakat mengenai floriography (bahasa bunga) agar bunga dapat mengekspresikan perasaan yang hendak disampaikan dengan tepat. Berikut ini adalah tujuan perancangan yaitu: 1. Memberikan edukasi kepada masyarakat (khususnya komunitas pencinta bunga) tentang floriography sehingga mereka memiliki wawasan tentang bahasa bunga. 2. Mengangkat tema floriografi ini dalam media yang eksklusif. 1.5 Ruang Lingkup Perancangan Permasalahan yang ada dibatasi dengan membuat buku yang berisi tentang floriography untuk memberikan wawasan kepada masyarakat tentang bahasa bunga. Buku ini difokuskan untuk komunitas pencinta bunga dan masyarakat dengan usia dewasa (20 tahun ke atas). Batasan geografi dikhususkan untuk kota-kota besar di
5
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Indonesia dimana permintaan akan pasar bunga tinggi dan masyarakatnya memiliki mindset yang luas serta tertarik untuk belajar hal-hal baru.
1.6 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1.6.1 Sumber Data Sumber data yang didapat berasal dari artikel yang terdapat pada situs web terpercaya, forum internet yang membahas topik yang bersangkutan, serta artikel yang berasal dari studi kepustakaan.
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu penelitian kualitatif di mana penelitian tersebut melibatkan interaksi komunikatif baik terstruktur ataupun tidak dan biasanya tidak menggunakan kuisioner. Berikut ini adalah teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penyusunan laporan yaitu : a. Studi Kepustakaan : sumber data diambil dari buku yang akurat dan memiliki informasi yang lengkap. b. Wawancara tidak terstruktur : wawancara yang dilakukan dengan pertanyaan spontan. c. Observasi : berupa pengamatan yang dilakukan dalam rangka untuk menganalisis masalah sekaligus mengumpulkan data.
6
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
1.6.3 Tabel Kerangka Berpikir
7
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer