BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah Siswa sekolah menengah atas adalah generasi penerus bangsa yang akan datang. Oleh sebab itu, mereka harus dapat diandalkan untuk menuju ke masa depan dan dapat bersaing di dunia luar. Siswa sekolah menengah atas usianya masih berkisaran antara 15-18 tahun. Diusia ini, mereka masih dikatakan remaja dan pemikiran merekapun masih dikatakan labil. Mereka masih sering bertindak sesuai dengan keinginan mereka sendiri, dan mereka sangat mudah terpengaruh oleh perkembangan zaman yang semakin canggih ini. Sekolah merupakan lembaga formal
yang secara khusus dibentuk untuk
menyelenggarkan pendidikan bagi masyarakat. Dilingkungan sekolah terdapat berbagai macam perbedaan dari setiap individu, baik itu sikap, prilaku, keadaan ekonomi dan lain sebagainya. Dari adanya perbedaan tersebut dibutuhkan interaksi sosial untuk menjalin hubungan sosial yang baik antar sesama siswa. Bentuk umum proses sosial adalah Interaksi sosial yang juga dapat dinamakan proses sosial, oleh karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang-orang perorangan dengan kelompok manusia. Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu: Kontak sosial dan komunikasi sosial.
Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:169) bahwa salah satu dari dimensi kesosialan. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah dapat hidup seorang diri. Dengan kata lain, manusia hidup bersama dengan manusia lain yang akan menjadi suatu kelompok baik itu kelompok besar maupun kelompok kecil. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari pengaruh orang lain yaitu pengaruh masyarakat, dirumah, disekolah, dan lingkugan yang lebih besar. Sejalan dengan itu, Ely M.Setiadi, dkk (2008:67), Menyatakan bahwa manusia dikatakan makhluk sosial, juga dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Dalam berinteraksi sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa media sosialisasi yang dapat mempengaruhi kepribadian. Seperti Keluarga, Teman, Sekolah, Media Massa, dan Lingkungan Kerja. Media Massa seperti gadged merupakan media sosial yang bisa dikatatakan sangat memberikan pengaruh besar pada pribadi setiap individu. Dengan mengikuti media massa secara intensif, maka orang akan mengetahui perkembangan masyarakat dan dan kebudayaan. Pengetahuan yang diperoleh dari media massa dapat dijadikan pedoman dalam mengarahkan sikap dan perilaku. H. Bambang, Sigit Susilo, Dkk(Lembar kerja siswa LKShalaman 12) Gadged merupakan alat atau media komunikasi berteknologi canggih. Sebuah istilah yang sering kita dengar akan tetapi walaupun sering kita dengar terkadang kita belum mengerti apa itu gadged, dan pengertian gadged sebenarnya apa.
Menurut wikipedia,
Gadged (bahasa indonesia: acang) adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa inggris untuk merujuk pada suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang berguna yang umumnya diberikan terhadap sesuatu yang baru. Gadged dalam pengertian umum dianggap sebagai suatu perangkat elektronik yang memiliki fungsi khusus pada setiap perangkatnya. Contoh-contoh dari gadged diantaranya telepon pintar (smartphone) seperti iphone, blackberry, Televisi, Fitur-fitur yang terdapat didalam ponsel, music player (semacam ipod, mp4, mp5, dst), Kamera Digital/camera mini, music box, Play Station(dan sejenis game konsol lain), Disc man (pemutar DVD portable), netbook, internet, translator canggih, jam tangan mewah tapi canggih. Jadi gadged secara garis besar dapat kita artikan sebagai suatu perangkat elektronik (jenisnya macam-macam, sesuai dengan fungsinya) yang berukuran mini, serta mengedepankan fungsinya sebagai perangkat berteknologi mutakhir. Di era dewasa ini kecanggihan teknologi media massa dan semakin menjamurnya alat komunikasi khususnya Gadged seperti Handphone, Tablet, Televisi, Game, BB, I-phon dll, menyebabkan munculnya keterganungan. Banyaknya berbagai macam merek alat komunikasi yang disuguhkan dengan harga yang relatif murah namun memiliki aplikasi-aplikasi lengkap seperti Video,Facebook, Tweeter, Instagram, Wechaat, Line, Kakao Talk, Youtobe, kamera, MP3 dan aplikasi-aplikasi canggih lainnya membuat gadged tidak lagi menjadi kebutuhan tersier namun sudah menjadi kebutuhan primer. Di zaman ini semua masyarakat baik yang kaya maupun masyarakat menengah kebawah semua sudah memiliki alat komunikasi yang canggih. Aplikasi Internet yang terdapat diberbagai macam bentuk gadged merupakan produk teknologi bagaikan pisau bermata dua yang bisa memajukan kecerdasan generasi muda seklaligus menghancurkan moral, karena media ini juga sering dimanfaatkan para remaja
untuk mengakses info-info dan nilai-nilai menyimpang. Seperti melihat video-video porno, gambar-gambar porno dan lain sebagainya. O. Sholohin. ( 2007:5 ) Jhon W. Santrock (dalam Remaja, 2007: 226). Mengatakan bahwa fungsi televisi dapat memberikan infomasi dan hiburan, maupun memberikan gambaran mengenai dunia diluar konteks langsung yang di huni. Salah satu aspek negatif dari televisi dalah karena menempatkan penonton sebagai pelajar yang pasif. Beberapa hal yang dikhawatirkan adalah tayangan yang mengandung unsur etnis minoritas, seks dan agresi. Menurut para ahli, kekerasan yang ditayangkan ditelevisi tidak hanya mendorong remaja melakukan agresi namun juga perilaku antisosial. Para ahli juga mengkhawatirkan remaja yang bermain video game yang menayangkan kekerasan. Salah satu yang mengkhawatirkan adalah cara menggambarkan seks di televisi dan dampaknya bagi sikap seks dan perilaku seks remaja. Menonton berkaitan secara negatif dengan kemampuan mental dan prestasi anak. Berbagai tayangan ditelevisi tentang tindak kekerasan, film-film berbau pornografi, sinetron yang berisi kehidupan bebas dapat mempengaruhi perkembangan perilaku individu anak-anak yang belum mempunyai konsep yang benar tentang norma-norma dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat, sering kali menerima begitu saja semua tayangan yang disajikan. Penerimaan tayangan-tayangan negaif yang ditiru mengakibatkan perilaku
menyimpang
dimasyarakat. Penggunaan televisi dalam jumlah besar akan menghasilkan para pelajar yang pasif dan juga gaya hidup yang pasif. Dalam sebuah penyelidikan yang melibatkan 406 ramaja laki-laki, mereka yang tidak banyak menonton televisi memiliki fisik yang lebih sehat dan aktif dibanding mereka yang banyak menonton televisi. Tucker,1987. Jhon W. Santrock, (dalam Remaja, 2007:227). Media teknologi/gadged baik itu teknologi informasi maupun telekomunikasi memiliki kualitas atraktif. Di mana ketika seseorang sudah merasa nyaman dengan teknologi yang ia gunakan, ia seolah-olah menemukan dunianya sendiri dan akan merasa sulit untuk terlepas
dari kenyamanan itu. Hal ini berakibat pada hubungan dia dengan orang disekitarnya semakin menurun. Menurut Psikiater AS, Jerald Block, kondisi itu harus dilihat sebagai gangguan klinis melihat makin meningkatnya jumlah orang yang kecanduan game dan pornografi di intenet dari pada berbincang dengan keluarga atau sahabatnya. Dan cenderung untuk kurangnya interaksi terhadap lingkungan luar dan sekitar. Dunia maya seolah-olah mampu menghipnotis siswa lupa pada dunia nyata, sehingga banyak siswa-siswa yang terjerumus dalam dunia maya. Hal inilah yang menyebabkan kurangnya interaksi antara sesama siswa. Siswa lebih sering menghabiskan waktunya didepan televisi, bermain game online, twetter, facebook dan lain sebagainya. Mereka yang saling berdekatan tidak lagi saling berkomunikasi tetapi mereka lebih asyik menikmati kecanggihan teknologi dan tenggelam di dunia maya, mereka lebih senang berkomunikasi dengan orang-orang yang sama sekali tidak mereka kenal, dari pada berkomunikasi secara langsung dengan orang disekitarnya. Hal ini dapat dilihat pada dunia nyata, dimana siswa yang saling berdekatan tidak lagi saling berkomunikasi mereka lebih asyik dengan gadged nya. Dampak negatif teknologi/gadged dibidang sosialyaitu kebutuhan akan teknologi baik itu teknologi informasi maupun telekomunikasi sangatlah tinggi. Semua individu dari golongan menengah ke bawah dan menengah ke atas sangat membutuhkan teknologi : 1. Dampak negatif teknologi terhadap hubungan sosial yang pertama yaitu munculnya ketergantungan. Media teknologi baik itu teknologi informasi maupun telekomunikasi memiliki kualitas atraktif. Dimana ketika seseorang sudah merasa nyaman dengan teknologi yang ia gunakan, ia seolah-olah menemukan dunianya sendiri dan akan merasa sulit untuk terlepas dari kenyamanan itu. Hal ini berakibat pada hubungan dia dengan orang lain secara face to face akan menurun. Menurut Psikiater AS, Jerald Block, kondisi itu harus dilihat sebagai gangguan klinis melihat makin meningkatnya
jumlah orang yang kecanduan game dan pornografi di intenet dari pada berbincang dengan keluarga atau sahabatnya. Dan cenderung untuk kurangnya interaksi terhadap lingkungan luar dan sekitar. 2. Dampak negatif teknologi selanjutnya yaitu Violence and Gore. Perkembangan teknologi berupa jaringan internet yang sekarang mudah diakses membuat para pembuat situs berupaya menjual situs yang mereka buat. Salah satu cara yang dapat menarik perhatian yaitu dengan cara menampilkan kekejaman dan kesadisan. Biasanya tampilan seperti ini banyak terdapat pada aplikasi game. Pada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa game yang dimainkan di komputer yang menampilkan unsur kekerasan memiliki sifat menghancurkan yang lebih besar dibanding kekerasan yang ada di televisi ataupun kekerasan dalam kehidupan nyata sekalipun. Biasanya anak-anak dan remaja yang akan lebih mudah terpengaruh, sehingga bisa menimbulkan kurangnya sensitivitas terhadap sesama, memicu munculnya perilaku agresif, sadistis, bahkan bisa mendorong munculnya sikap kriminal yang ada pada game yang dimainkan menggeser nilai sosial antar sesama manusia. 3. Kemudian Antisosial Behaviour merupakan dampak negatif teknologi yang disebabkan karena penyalahgunaan teknologi itu sendiri. Hal ini terjadi dimana ketika seseorang merasa teknologi merupakan satu-satunya hal yang paling penting dalam hidupnya, sehingga ia melupakan keadaan disekitarnya. Akan muncul ketidak pedulian dalam dirinya terhadap lingkungannya. Satu-satunya hal yang dapat menarik perhatiannya hanyalah teknologi yang ia gunakan. Akibat yang timbul ialah dia menjadi jarang berinteraksi dengan orang-orang yang berada dilingkungan sekitarnya, sehingga kemampuan interpersonal dan emosionalnyapun terhambat dan tidak akan berkembang. Dampak terburuk yang akantimbul, dia akan kesulitan untuk bersosialisi
dan menjalin relasi dengan orang-orang disekitarnya. Uki Prastowo (dalam http://ukiparner.blogspot.com/2012/03/dampak-negatif-teknologi-di-bidang.html, Diakses 16 maret 2014). Di masa yang sudah dapat dikatakan sangat modern ini, elektronik sudah tak dapat hidup jauh dari kita. Namun, perkembangan itu menimbulkan banyak dampak yang merugikan remaja, diantaranya: 1. Perkembangan Komunikasi, Elektronik, dan Medianya. a. Pola hidup konsumtif. Perkembangan industri yang pesat menyebabkan penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu, masyarakat terutama kalangan remaja untuk mudah tertarik mengkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada. b. Sikap individualis Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju menyebabkan mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktifitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial. 2. Perkembangan Etika dan Budaya Siapa sangka etika remaja masa kini jauh lebih baik dengan remaja masa lalu. Ternyata itu memang benar adanya, hanya sedikit dari kalangan remaja yang benar-benar menerapkan sikap sopan dan santun di lingkungannya, baik kepadayang lebih tua maupun kepada yang lebih muda. Berikut berikan beberapa buktinnya: a. Gaya hidup kebarat-baratan. Tidak semua budaya barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat pada orang tua, kehidupan bebas remaja dan lain-lain. Hampir 50% dari remaja dunia terutama kaum perempuan, sudah kehilangan mahkota paling berharga miliknya. Dan 80% sudah berani mencoba dan menggunakan obat-obatan terlarang
(narkotika). Itulah yang sangat kita sayangkan dari remaja kini, yang seharusnya mereka menjadi peran penerus pahlawan bangsa. b. Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan musyawarah mufakat, dan gotong royong. c. Semakin sedikit generasi muda yang melestarikan musik, tarian, dan budaya tradisional kita. d. Remaja mengikuti cara berpakaian yang cenderung tidak memperlihatkan kesopanan.(dalamhttp://koleksi.org/artikel-globalisasi-teknologi-pengaruh-teknologipada-remaja, diakses 14 maret 2014). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, berkembangnya kecanggihan teknologi gadged di zaman dewasa ini dapat memberi pengaruh buruk pada siswa-siswi disekolah, salah satunya adalah kurangnya intraksi sosial siswa didalam kelas seperti kurang komunikasi secara face to face, siswa lebih asyik dengan gadgednya masing-masing dari pada berbincang dengan keluarganya atau sahabatnya, serta cenderug kurang berinteraksi dengan lingkungan luar dan sekitarnya. Mereka merasa dimudahkan dengan teknologi maju sehingga mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas, lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan kekeluargaan, musyawarah mufakat, dan gotong royong. Mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial. Dampak terburuk yang akan timbul adalah para siswa akan kesulitan untuk bersosialisasi dan menjalin relasi dengan orang-orang disekitarnya. Dari hasil pengamatan peneliti saat melakukan observasi di SMAN 1 Pegajahan terdapat cukup banyak permasalahan yang dialami siswa terutama pada masalah sosial dengan teman sekelas. Di dalam kelas peneliti melihat kurangnya interaksi sosial yang dilakukan siswa, baik itu dengan guru maupun dengan teman sekelasnya. Ketika guru melakukan tanya jawab didalam kelas terdapat beberapa siswa yang tidak mendengarkan dan mengikuti proses belajar dengan baik, mereka asyik bermain handphone, sms-an, facebook,
dan mendengarkan musik dengan hand sad secara diam-diam dibalik meja dan buku pelajaran mereka. Sehingga ketika guru melakukan interaksi tanya jawab, siswa tidak dapat menjawab dengan baik. Begitu halnya antara siswa yang satu dengan siswa lainnya, ketika jam istirahat tiba terdapat beberapa siswa yang jarang sekali melakukan interaksi dengan teman sekelasnya. Ketika bel istirahat berbunyi merekapun brhadapan kembali dengan gadgednya masing-masing.Siswa yang memiliki gadged/handphone tidak lagi perduli pada lingkungan sekitarnya, mereka seakan lupa dengan teman-teman sekelasnya. Sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa siswa mengatakakan bahwa didalam kelas tersebut terdapat beberapa siswa kurang berintraksi dengan teman sekelasnya dikarekan oleh gadged/handphone. Siswa yang tidak memiliki gadged merasa adanya kesenjagan sosial antara siswa yang memiliki handphone dengan siswa yang tidak memiliki handphone/gadged. Walaupun sekolah sudah melarang siswa untuk membawa segala macam bentuk gadged. Tetap saja masih terdapat beberapa siswa yang diam-diam membawa handphone, laptop, mp3 dan lain sebagaiya. Dari hasil wawancara dengan wali kelas juga mengatakan bahwa didalam kelas tersebut benar terdapat beberapa siswa yang masih kedapatan bermain gadgedya disaat guru menjelaskan. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa guru yang mengeluh dan melaporkan bahwa terdapat beberapa siswa yang membawa dan menggunggunakan gadgednya disaat jam pelajaran belangsung. Hal ini menujukkan bahwa didalam kelas tersebut memang terdapat permasalahan hubungan interaksi sosial yang buruk dikarenakan pengaruh gadged. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah diatas adalah dengan memberikan
layanan bimbingan kelompok tekhnik diskusi kepada siswa-siswi
dimana layanan bimbingan kelompok ini secara umum memberikan pemahaman kepada siswa-siswi tentang berbagai hal sebagai upaya untuk memperbaiki interaksi sosial antar siswa siswi di sekolah.
Layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari serta untuk melatih mengembangkan kemampuan bersosialisasi, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, serta untuk mewujudkan tingkah laku yang lebih efektif serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi/berinteraksi baik verbal maupun non verbal. Untuk dapat mencapai tujuan dari layanan bimbingan kelompok maka layanan ini diperkuat dengan menggunakan teknik diskusi kelompok Alasan peneliti menggunakan bimbingan kelompok dikarenakan didalam bimbingan kelompok siswa akan melaksanakan kegiatan secara berkelompok untuk membahas masalah yang
berhubungan
dengan
interaksi
sosial
yang
memanfaatkan
dinamika
kelompok.Sedangkan alasan peneliti memilih teknik diskusi adalah agar siswa merasa lebih nyaman karena konsep yang dibawakan lebih santai dan dibawakan diluar kelas agar tercipta suasana yang lebih santai dan akrab. Dimana, program ini dilakukan diluar jam pelajaran dimana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan
untuk
mengemukakan
fikirannya
masing-masing
dalam
memecahkan
suatumasalah. Dalam melakukan diskusi siswa diberikan peran-peran tertentu seperti pemimpin diskusi dan notulis dan siswa lain menjadi peserta atau anggota. Diharapkan dengan diberikan layanan dalam berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain maka siswa dapat lebih aktif berinteraksi dengan teman, guru, orang tua dan lingkungan sekitarnya. Dan mengurangi aktifitas yang berlebihan di dunia maya. Berdasarkan kondisi yang dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “MEREDUKSI DAMPAK BURUK GADGED DALAM INTERAKSI
SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA KELAS X SMA NEGERI 1 PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI T.A 2013/2014’’
I.2. Identifikasi Masalah Setiap individu harus memiliki interaksi sosial yang baik dengan lingkunganmya baik dengan guru maupun teman. Tidak adanya interaksi sosial yang baik bisa disebabkan karena penggunaan gadged yang berlebihan. Karena peggunaan gadged yang berlebihan siswa di sekolah menjadi lebih senang menghabiskan waktu di dunia maya daripada berkomunikasi dengan teman di dekatnya, siswa menjadi pasif dalam berteman dan berorganisasi, siswa menjadi ketergantungan dengan gadgednya sehingga ketika dihadapkan dengan orang lain secara face to face siswa menjadi tidak nyaman. Selain itu, gadged dapat menimbulkan perilaku agresif siswa dikarenakan tayangan-tayangan yang tidak mendidik. Serta belum maksimal dilaksanakannya layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi dampak buruk gadged pada siswa di sekolah. I.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti yaitu layanan bimbingan kelompok teknik diskusi untuk mereduksi dampak buruk gadged dalam interaksi sosial pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai T.A 2014/2015. I.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut “Apakah pemberian layanan bimbingan kelompok teknik diskusi mampu mereduksi dampak buruk gadged dalam interaksi sosial pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai T.A 2014/2015” ?
1.5. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: “Untuk mengetahui dampak buruk gadged dalam interaksi sosial melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai T.A 2014/2015”. 1.6. Manfaat Penelitian Manfaat yang di harapkan dalam penelitian ini : 1. Bagi sekolah Sebagai bahan refrensi bagi sekolah untuk meningkatkan keterampilan mengajar guru dalam penanaman sikap aktif siswa dalam berinteraksi di lingkungannya serta mengurangi dampak buruk gadged. 2. Bagi Guru Dapat memberikan informasi kepada guru untuk meningkatkankan keterampilan mengajarnya khususnya dalam membimbing siswa-siswi untuk lebih aktif berinteraksi dilingkungan sekitar mereka serta mengurangi aktivitas yang berlebihan di dunia maya. 3. Bagi guru BK Sebagai bahan informasi untuk menjalankan tugas dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling bagi siswa yang berhubungan dengan pengaruh buruk gadged terhadap sikap dan prilaku siswa dan sebagai umpan balik untuk mengidentifikasi masalah siswa yang terkait dengan masalah-masalah sikap berinteraksi siswa.
4. Bagi Siswa Dapat lebih aktif berinteraksi dengan teman-temannya, guru, orang tua, masyarakat sekitarnya, serta mampu mengurangi penggunaan gadged yang belebihan melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi. 5. Bagi Peneliti Lainnya Sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama. 6. Bagi Orang Tua Siswa Sebagai bahan informasi bahwa gadged dapat memberikan dampak buruk bagi anakanak, dan agar orang tua dapat ikut bekerjasama untuk mengajarkan kepada anak bahwa gadged dapat mempengaruhi interaksi sosial anak dan masih banyak dampak negatif lainnya