BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Permasalahan pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama dalam agenda
negara hingga kini. Pembangunan berwawasan economi eriented telah muncul pada era Orde Lama hingga Reformasi.1Manusia sebagai homo economicus (manusia ekonomi) cenderung mengejar kebutuhan secara maksimal untuk pengorbanan yang minimal. Oleh karena itu, muncul harapan, gagasan akan sebuah lembaga swadaya ekonomi yang mandiri sebagai sarana memberdayakan masyarakat lemah dan marginal (rakyat kecil) yang kurang mempunyai modal dan manajemen usaha. Hal tersebut sesuai dengan dasar kebutuhan dan karakter rakyat Indonesia saat itu, berdasar asas gotong-royong(kekeluargaan)sebagaimana termuat dalam konstitusi Negara.2Munculnya pendirian akses ekonomi kepada rakyat kecil pasca kemerdekaan dengan kredit mikro sebagai embrio lahirnya lembaga Koperasi di Indonesia. Pada dasarnya, tumbuh berkembangnya dilandasi sebagai jawaban(tanggapan) atas dibukanya akses secara luas untuk pendirian koperasi, yang diawali dengan pencabutan Inpres No. 4/1984 dan lahirnya Inpres No. 18/1998. Tiap kelompok masyarakat bebas mendirikan Koperasi dalam proses pengembangan, dan berlanjut hingga kini dengan varian usaha yang beranekaragam untuk kesejahteraan anggotanya.3 Namun, kesulitannya pada pengorganisasian Koperasi yang tidak lagi taat pada pengelompokkan Koperasi sesuai prinsip dasar pendirian Koperasi. Pembangunan jangka panjang bidang Koperasi dan UKM telah digariskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025 yang menjadi landasan konstitusional, peningkatan signifikan bagi pengembangan, 1
Saiful Bachri. 2005. Sejarah Perekonomian. Surakarta : LPP (Lembaga Pengembangan Pendidikan) dan Percetakan UNS. Hal 160-161. 2 Burhanuddin Abdullah. 2006. Menanti Kemakmuran Negeri : Kumpulan esai tentang pembangunan sosial ekonomi Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 156-157. 3
http://www.republika-online.com/pesantren-sukses-kembangkan-koperasi-1.html. Diakses tanggal 5 September 2014.
pemberdayaan Koperasi serta UKM di Indonesia sebagai gerakan ekonomi rakyat.6Koperasi Pesantren sebagai salah satu lembaga ekonomi formal (berbadan hukum) telah sedikit banyak mampu memberikan kontribusi terhadap peran ekonomi pada level menengah ke bawah.7Koperasi adalah suatu sarana yang baik untuk menumbuhkan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan materiil dengan pengabdian sosial kepada sesama, ketrampilan usaha, khususnya bagi warga Pondok. Pengembangan dalam bidang ekonomi, yang bermanfaat bagi masyarakat Pondok dan sekitarnya dengan latar belakang kepengurusan dan relasi kerja unit usaha yang telah berlangsung hingga kini.8Terkait hal itu, adanya berbagai kegiatan aktif-partisipatif di Pesantren Al-Munawwir yang tidak hanya terkait pada problematika agama, namun juga ekonomi. Media kegiatan partisipatif antara Pondok dengan warga sekitar dalam bentuk sosialisasi, ceramah, serta berbagai bidang usaha mandiri yakni Koperasi Pesantren dengan skema relasi kerja pengelolaan (mitra kerja) yang saling menguntungkan dan berkembang hingga kini melalui agenda RAT.9 B.
Rumusan Masalah Koperasi Pesantren merupakan salah satu institusi yang mempunyai visi-misi
dan tujuan program kerja yang jelas dan positif di tengah masyarakat untuk mensejahterakan para anggotanya yang diatur di dalam AD/ART Lembaga Koperasi Pesantren. Begitu pula dengan permasalahan yang hendak dikaji dalam skripsi ini. Untuk itu 6
http://www.depkop.go.id/index.php/ gerakan koperasi dan UKM. Diakses tanggal 12 Januari 2014. 7
M. Dawam Rahardjo. 2005. Pembangunan PascaModernis : Esai-esai ekonomi politik. Yogyakarta : Kerjasama INFID dan INSIST Press. Cetakan Pertama. Hal 25, 65. 8
9
Ibid, Hal 102.
http://bapemas.jatimprov.go.id/index.php/program/kegiatan-sosbud/286-penguatan kelembagaan-dan-pemberdayaan-masyarakat-pondok-pesantren./ Diakses tanggal 5 September 2014.
perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut mengenai rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pola pengembangan relasi kerja pengelolaan Minimarket Koperasi Pesantren Al-Munawwir ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian C.1 Tujuan Penelitian : a. Mengetahui seperti apa pola relasi ekonomi dalam bidang usaha Minimarket Koperasi Pesantren terkait pengembangan mitra kerja secara umum. b.
Mengetahui pola kerja antar aktor dalam pengembangan konsep mitra
kerja Minimarket Koperasi Pesantren Al-Munawwir dalam area pemasaran kerja di lapangan. C.2
Manfaat Penelitian a. Hasil Penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat sebagai rujukan bagi
instansi / lembaga yang bergerak di bidang ekonomi, maupun dalam hal menambah khazanah keilmuan di lingkungan kampus. b. Dengan mengetahui faktor penghambat dan pendukung yang ditemukan dalam upaya proses pengembangan usaha ritel waralaba dengan pihak luar sebagai mitra kerja yang progresif, diharapkan dapat dijadikan bahan analisis lanjutan untuk
lebih memudahkan dalam mengembangkan proses ekonomi relasi kerja unit
usaha serta kepengurusan bagi pengelola Koperasi Pesantren agar lebih baik dan bermanfaat ke depan.
D.
Tinjauan Pustaka Koperasi Pesantren merupakan salah satu institusi yang mempunyai
visi-misi dan tujuan program kerja yang jelas dan positif di tengah masyarakat untuk
mensejahterakan para anggotanya yang diatur di dalam AD/ART Lembaga
Koperasi Pesantren. Ditinjau dari segi aktivitas pengelolaan, Koperasi Pesantren memiliki nilai keunggulan dalam beberapa aspek, salah satunya adalah
aspek
ekonomi. Dalam tataran aplikatif, Pondok memberikan pemahaman akan “wirausaha” yang tidak berlandaskan pada teori semata, namun juga pelatihan dan
praktik di lapangan, Berangkat dari hal tersebut, modal pembelajaran seperti ini penting untuk kemajuan Pesantren, khususnya terkait manajemen pengelolaan pengembangan Koperasi dalam bidang usahanya melalui mitra kerja. Akibatnya, terjadi dampak pengaruh yang positif dari adanya pengelolaan dan pengembangan relasi kerja Koperasi Pesantren terhadap kemanfaatan warga Pondok Al-Munawwir, salah satunya. Tinjauan referensi ilmiah yang digunakan sebatas pada hasil-hasil penelitian yang membahas tentang Koperasi Pondok Pesantren(Minimarket) dalam proses pengembangan relasi kerja bidang usaha aktif dengan landasan visi operasional yang progresif. Sebagai kajian pembuka, landasan AD/ART Koperasi secara umum sebagai pijakan utama Koperasi Pesantren untuk mengembangkan operasional mitra kerja dengan pihak luar yang sesuai dengan hasil RAT (Rapat Anggota Tahunan). Hasil usaha dan modal sekurangnya dapat mendanai sebagian biaya pengelolaan Pondok Pesantren yang terus berputar untuk kesejahteraan warga Pondok, sebagai anggota Koperasi Pesantren. Penulis meneliti bagaimana alur berpikir K.H Zainal Abidin sebagai salah satu pendiri dan pembina Koperasi Pesantren. Landasan pemikiran para pendiri Kopontren menurut perspektif sejarah berdirinya Koperasi Pesantren hingga kini, yang menghasilkan kesimpulan tentang operasional peran dan fungsi Koperasi Pesantren dalam membantu ekonomi warga Pondok secara berkelanjutan. Salah satu fokus tinjauan adalah sejauh mana bentuk relasi kerja unit usaha Koperasi Minimarket Pesantren tersebut. Penulis juga melakukan penelusuran penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian yang akan diteliti ke depan. Salah satu hasil penelitian skripsi lain yakni dari Agung Anifah yang berjudul,“Pengaruh Promosi Penjualan dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Koperasi Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, DIY” yang membahas mengenai proses kelembagaan administrasi ekonomi Pondok, yakni pengembangan modal usaha Koperasi Pesantren Al- Munawwir, Krapyak, DIY. Lebih lanjut, menjelaskan tentang alasan-alasan mundurnya mutu pelayanan Koperasi Pesantren, khususnya Minimarket terhadap keinginan dan kepuasan konsumen yang terus bertahan di tengah arus persaingan perusahaan ritel dewasa ini.
Kedua, buku berjudul “Menggali Potensi Ekonomi Pondok Pesantren” karya A. Halim tentang manajemen pola pengembangan ekonomi dari berbagai aspek kehidupan di Pondok dalam proses kemitraan, terbitan Pustaka Pesantren tahun 2005. Ketiga, buku berjudul “Problem Kelembagaan Pengembangan Ekonomi Pondok Pesantren” karya Rr. Suhartini yang membahas proses pengembangan strategis bidang-bidang usaha Pondok Pesantren, tak terkecuali Koperasi dan ekonomi
syariah.
Ke-empat,
jurnal
yang
berjudul,”Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi Kinerja Koperasi Pondok Pesantren ” karya Gunawan Aji yang membahas tentang faktor-faktor utama penyebab kinerja Koperasi Pesantren, diantaranya kualitas SDM, partisipasi, kinerja karyawan dan pengurus di lapangan. Strategi untuk menanggulanginya diantaranya dengan peningkatan kapasitas SDM, inovasi kerja, serta komitmen dalam kerja tim sehingga memaksimalkan hasil keuntungan bidang-bidang usaha Kopontren. Sedangkan hasil skripsi lainnya terkait perkembangan Koperasi Pondok Al-Munawwir yakni skripsi yang berjudul, ”Evaluasi laporan kinerja keuangan sebelum dan sesudah bantuan Bankuat SME`s Co mart pada Kopontren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta tahun 2005” karya Nur Hidayatulloh dari UIN SUKA, Yogyakarta. Hasil analisa pembahasan tentang kinerja keuangan Kopontren Al-Munawwir sebelum dan sesudah bantuan Bankuat SME`s Co mart dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas sebagai objeknya yang mana berpengaruh terhadap produktivitas keuangan Kopontren Al-Munawwir. Sedangkan hasil penelitian lain berupa tesis, yakni penelitian tesis yang berjudul, “Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi, Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan; Studi Kasus pada Koperasi Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta” karya Muhdi Kholil di tahun 2010. Hasil pembahasan utama mengenai dinamika komunikasi relasi kerja karyawan Koperasi dengan konsumen di bidang ekonomi Pesantren. Dari deskripsi diatas, tampak adanya sudut pandang yang berbeda antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Yang membedakan adalah
penulis
meneliti
untuk
mengkaji
mengenai
peran
dan
dampak
pengembangan unit usaha di Koperasi Pesantren, yakni aspek pengelolaan relasi kerja Minimarket disertai problematika di lapangan. Pada akhirnya direalisasikan
dengan membentuk lembaga ekonomi Koperasi Pesantren (Kopontren) sebagai poin pendukung visi-misi dalam usaha meningkatkan kesejahteraan warga Pondok dan ketrampilan wirausaha bagi santri. Dalam hal ini, penulis berkesimpulan bahwa belum ada kajian yang secara khusus menelaah pendapat tersebut. E.
Kerangka teoritik Pendekatan dasar-dasar organisasi dalam pengembangan kapasitas bidang
usaha Koperasi Pesantren cukup penting dan relevan untuk menganalisa permasalahan konsep relasi kerja usaha Minimarket Koperasi Pesantren secara mendasar. Membahas mengenai analisa jaringan sosial informasi atau lebih kepada relasi kerja dalam konteks pengembangan usaha Minimarket. Pengembangan kelembagaan internal Kopontren terus berkembang dalam menjalin mitra usaha(eksternal) dalam rangka mensejahterakan warga Pondok sebagai anggota, yang
kemudian
didapatkan
hasil
kerja
(evaluasi)
yang
optimal
dan
berkesinambungan. Sehingga dalam prosesnya, antara aktivitas pengelolaan manajemen internal dengan mitra kerja terkait akses ke pihak luar (distribusi) dalam beberapa aspek pendukung dan penghambat bidang usaha Kopontren, sehingga mampu berjalan sesuai kerangka program kerja yang telah disusun (AD/ART). Teori pendekatan network society terkait proses akses informasi dan teknologi, pengetahuan, serta jejaring lembaga ekonomi, sejauh ini mampu menjabarkan pola relasi aktor
pengelolaan bidang usaha dalam ruang lingkup
pelembagaan ekonomi Koperasi Pondok. Teori yang didapatkan berasal dari berbagai literatur untuk digunakan sebagai bahan perbandingan dalam memahami berbagai realita yang tengah terjadi di masyarakat, khususnya persoalan ritel pemasaran waralaba. Dalam hal ini pola relasi kerja Minimarket yang terus berkembang dengan proses pembenahan di dalam struktur kepengurusan. Ada dua variabel yang akan dilihat korelatifitasnya, yakni gerak aktivitas pola mitra kerja Koperasi Pesantren Al-Munawwir antar aktor di dalamnya, dengan pola pengembangan Koperasi Minimarket beserta landasan proses kemitraan dengan permasalahan yang menyertai. Sejauh ini, dalam prosesnya memberi efek positif,
baik materiil maupun soft-skill untuk anggota Koperasi. Pesantren yang mempunyai peran membantu warga Pondok dan berimbas pada masyarakat sekitar untuk memecahkan persoalan yang ada di sekelilingnya, khususnya masalah ekonomi, yang ditandai dengan adanya bidang usaha berbasis Koperasi. Pesantren kemudian berfungsi menjadi fasilitator yang menggerakkan, tetapi masyarakat sendiri yang memecahkan problemnya.10 F.
Metode Penelitian 1.
Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik
pengumpulan dan analisa data melalui observasi, dokumentasi serta wawancara dengan maksud menggambarkan, merangkum suatu kenyataan empiris yang tengah terjadi. Dalam penelitian ini menjelaskan pola relasi kerja unit usaha Minimarket Koperasi Pondok Pesantren Al-Munawwir guna menjalankan pengembangan program kerja di lapangan
untuk kemudian bekerjasama dengan pihak luar sebagai
mitra bisnis kerja. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang dapat diamati.11 2.
Lokasi penelitian Penelitian
dilakukan
bertempat
di
Koperasi
Pondok
Pesantren
Al-Munawwir-Krapyak, DIY yang berlokasi di Dusun Krapyak Kulon, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, DIY. Dalam hal ini secara khusus mengambil unit usaha Minimarket dari Kopontren. 3.
Jenis data penelitian Dalam penelitian kualitatif ini teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi atau pengamatan merupakan 10
Muhammad R. Zarkasyi. 2012. Virus Enterpreneurship Kyai. Jakarta : ReneBook Press. Hal 55. 11 Lexy, J. Moleong. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Hal 3.
cara mengumpulkan data berlandaskan pada pengamatan langsung terhadap gejala fisik objek penelitian.12Namun seyogyanya, bisa saja tidak hanya gejala fisik yang dapat diamati, namun juga keadaan, kondisi, situasi, kegiatan, proses, atau penampilan tingkah laku seseorang. Observasi atau pengamatan bisa pula untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subyek penelitian, bisa pula menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan dan aturan para subyek pada keadaan waktu itu, pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data.14Maksud dari melakukan suatu wawancara ialah mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain.16Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang sudah ada, baik dalam bentuk catatan, arsip, gambar, foto, dokumen, grafik, tabel dan lain-lain, yang berkaitan dan untuk mendukung proses penelitian. Lebih lanjut, jenis data penelitian dibagi menjadi 2 macam yakni jenis data penelitian primer dan sekunder. Berikut ini penjelasannya : 3.1
Data Primer Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari penelitian,
biasanya
melalui
wawancara
dengan
informan
atau
narasumber
yang
bersangkutan dalam penelitian ini. Berikut ini aktor-aktor yang terlibat dalam relasi kerja pengembangan Minimarket Kopontren : 3.1.1 Sumber dari Pengelola Bidang Usaha Kopontren Al-Munawwir antara lain : a.) Ketua Manajerial (Akunting) Keuangan Koperasi Pesantren Al-Munawwir : Saudara Fadholi b.) Kepala Bagian Minimarket Koperasi Pesantren Al-Munawwir : Bu Erlina c.) Karyawan Operasional Toko Buku dan Kitab, Warpostel, serta Minimarket : Santri Musa, Saudara Amay, Santri Fathul Hasannah. 12 14 16
Wardiyanta. 2010. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit Andi. Hal 32. Lexy, J. Moleong. 2011, op. cit., Hal 175. Lincoln Y.S dan Guba, E.G. 1985. Naturalistic Inquiry. Beverly Hills : Sage Publication. Sebagaimana dikutip dalam Moleong, 2011. Hal 186.
d.) Kepala Pengurus Umum Koperasi Bidang Usaha Ponpes Al-Munawwir : Saudara Muhammad Izzudin Syauqi. e.) Kepala Pelindung Koperasi Al-Munawwir : K.H Zainal Abidin Munawwir.
Bidang
Usaha
Ponpes
Untuk data primer bersumber dari Pengurus Pusat dan Pengelola Koperasi Ponpes Al-Munawwir dalam bidang usaha Pondok yang telah dipilih yakni Kepala Pengurus Koperasi, Kepala Bidang serta data tambahan yakni mitra kerja Kopontren yang dapat memberikan informasi lanjutan terkait penelitian ini. 3.2
Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh selain dari informan atau
narasumber utama. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah seperti catatan observasi pra penelitian, lampiran data, buku ilmiah, laporan penelitian berupa paper, skripsi, tesis serta website resmi Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak. Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk mengkaji segi historis perkembangan kepengurusan pola relasi kerja Koperasi Pesantren Al-Munawwir selama ini untuk mengungkap dan menelaah permasalahan yang ditemukan
di
lapangan.
Dokumen-dokumen
tersebut
digunakan
untuk
memperkuat data yang diperoleh di lapangan, utamanya hasil wawancara yang merupakan keterangan, informasi dan persepsi dari semua informan dalam upaya pengenalan dan pendayagunaan Koperasi Pesantren sebagai lembaga ekonomi yang mandiri sebagai hasil keterangan dari informan yang lebih aktual serta mendalam. 4.
Instrumen Penelitian Dalam
setiap
penelitian,
untuk
memperoleh
data
yang
diperlukan,
membutuhkan adanya sumber data. Sumber data merupakan tempat atau darimana data bisa diperoleh. Berikut ini komponen sumber data dalam penelitian ini : a.
Field Note atau Catatan Lapangan
Field not atau catatan lapangan merupakan instrumen yang digunakan peneliti untuk mencatat segala kejadian selama melaksanakan penelitian, terutama ketika melakukan wawancara dan observasi.
b.
Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara atau interview guide merupakan sekumpulan daftar pertanyaan yang dipakai oleh peneliti ketika melakukan wawancara, dan menjadi panduan selama melakukan wawancara. Sebelum melakukan wawancara, daftar pertanyaan dibuat terlebih dahulu berdasarkan judul, latar belakang dan rumusan masalah, daftar pertanyaan dibuat menjadi lebih terinci dan spesifik. c.
Alat Perekam (Recorder) Penggunaan alat perekam penting sekali untuk merekam ketika melakukan
wawancara sehingga dapat diperoleh hasil wawancara secara keseluruhan. d.
Peneliti Tentu instrumen yang paling penting dalam penelitian ini adalah peneliti
sendiri, di mana peneliti yang menentukan berhasil atau tidaknya proses penelitian dari awal hingga akhir. 5. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi pustaka untuk data tambahan. Berikut ini penjelasannya : 5.1
Pengamatan/observasi Proses observasi dilakukan pada bulan Januari sampai Februari 2014. Hal
yang diamati dalam proses observasi ini adalah pola relasi kerja dalam pengembangan Minimarket Kopontren, serta distribusi produk antara Minimarket dengan distributor sebagai mitra kerja dalam aspek sosiologis. Proses pencarian data melalui observasi dengan kriteria aspek tempat, orang, aktivitas yang telah ditemukan dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut : Pengamatan penting sebagai cara memperkuat hasil temuan, selain dari informan dan sumber tertulis. Pengamatan bermanfaat dalam rangka; (1) mencari pengalaman langsung dengan mengamati peristiwa di arena Minimarket Koperasi Pesantren demi memperkuat keyakinan keabsahan data; (2) mengamati, melihat, kemudian mencatat pola relasi kerja dalam pengembangan Minimarket; (3) mencatat peristiwa untuk menyesuaikan dengan proporsi penelitian; (4) mengecek bila terdapat keraguan dalam data; (5) memahami bila tiba-tiba terjadi situasi yang unik; dan terakhir (6) pengamatan sangat bermanfaat ketika metode
penelitian lain kurang berfungsi. 5.2
Proses Wawancara Wawancara dalam penelitian ini menggunakan pendekatan wawancara.
Wawancara di lapangan dilakukan pada bulan Januari hingga Februari 2014. Sifat wawancara ini ialah terbuka. Pelaksanaanya tidak hanya sekali atau dua kali, tetapi berkali-kali dengan intensitas yang tinggi. Peneliti tidak boleh percaya begitu saja terhadap perkataan informan, tetapi perlu melakukan cek dan ricek dalam kenyataan melalui pengamatan. Cek dan ricek tersebut dilakukan secara berkesinambungan atas hasil wawancara dan hasil observasi lapangan, dan juga hasil wawancara informan satu ke hasil wawancara informan lainnya. Wawancara ini mensyaratkan informan sebagai kunci penelitian harus memenuhi pertimbangan sebagai berikut: 1) orang yang bersangkutan memiliki pengalaman pribadi seseuai dengan permasalahan yang diteliti; 2) usia orang yang bersangkutan telah dewasa; 3) orang yang bersangkutan sehat jasmani dan rohani; 4) orang yang bersangkutan bersifat netral, tidak mempunyai kepentingan pribadi untuk menjelek-jelekan orang lain; 5) orang yang bersangkutan memiliki pengetahuan yang luas mengenai permasalahan yang diteliti, dan lain-lain. Untuk masing-masing informan di atas, interview guide dilakukan secara terbuka dan topik wawancara dibuat berbeda berdasarkan peran, tugas dan jabatan masing-masing. Sebagian informan sengaja dipilih oleh karena bersifat mewakili topik penelitian ini. Namun esensi utamanya sama, menyangkut pengaruh pengembangan pola relasi kerja usaha Minimarket Koperasi Pesantren Al-Munawwir dengan pihak luar, dalam upaya mensejahterakan warga Pondok yang mandiri berkelanjutan, berkarakter insani serta diharapkan mencetak santri wirausaha yang unggul sehingga mempunyai bekal untuk terjun ke masyarakat selepas keluar dari Pondok. 5.2.1
Cara memilih informan : Alasan memilih informan tersebut yaitu mampu menggambarkan
kondisi konstektual dalam variabel penelitian ini, sebagaimana dipilih karena memang bekerja sesuai peran dan tanggung jawab masing-masing. Variabel penelitian ini ialah pola pengembangan relasi kerja Minimarket Koperasi Pesantren
terkait relasi aktor di lapangan. Sumber data primer antara lain : 1. Kepala Pengurus Umum Koperasi Bidang Usaha Ponpes Al-Munawwir (Kopontren) : Ustadz Muhammad Izzudin Asysyauqi, S.Pd.I 2. Kepala Pelindung Koperasi
Bidang
Usaha Ponpes Al-Munawwir
(Kopontren) : K.H Zainal Abidin Munawwir 3.
Karyawan operasional Toko Buku dan Kitab, Warpostel, dan Mini-Market :
Santri Musa, Sodara Amay, Santri Fathul Hasannah, Sodari Erlina ( Kabag toko).
Sumber dari Masyarakat / Distributor Pemasaran Produk (Mitra relasi kerja
Koperasi Pesantren) : Apabila diklasifikasikan berdasar kriteria mitra kerjasama bidang usaha Koperasi Pesantren, yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang ikut berperan langsung dalam proses pengembangan relasi kerja Koperasi Pesantren, seperti mitra kerja manajemen dan atau distributor produk. Aktor-aktor mitra kerja yang terlibat dalam relasi kerja yaitu diantaranya Bapak Untoro, selaku karyawan PT. Supralita Mandiri dan Bapak Andik, selaku karyawan pemasaran PT. Madukismo, Yogyakarta. Sedangkan demi alasan pertimbangan keterbatasan dana, dan data di lapangan sehingga belum bisa secara optimal untuk menguak informasi lebih lanjut kepada mitra kerja, khususnya untuk pelayanan manajemen komputerisasi dan produk, untuk kemudian dapat membandingkan keabsahan relevansi data. Di mana juga dapat dipahami, terkait pertimbangan fokus kajian dalam skripsi ini, yakni relasi kerja aktif saat ini, yang mana mitra kerja Omi Mart dan Co-Op mart sebatas pernah menjalin kerjasama yang cukup baik dengan unit usaha Minimarket Kopontren di lapangan, yang turut berdampak positif dalam pengembangannya. 5.3
Studi Pustaka. Studi pustaka digunakan untuk mencari pemerkuat data, atau untuk
mempermudah mengenali data. Cara ini dapat dilakukan dengan membaca literatur berupa buku, e-book, paper, ataupun browsing internet. 6. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kualitatif, analisis data harus dilakukan sejak awal, data
yang berasal dari lapangan harus segera diubah ke dalam tulisan dan dianalisis, sehingga dapat memperoleh pemahaman dan pengetahuan tentang sebuah fenomena atau realitas. Ada tiga langkah dalam analisis data.17 : a.
Reduksi Data Reduksi data merupakan langkah untuk menyederhanakan data kasar yang
diperoleh di lapangan, dengan tujuan untuk mempermudah dalam penyajian data guna memperoleh informasi mengenai apa yang didapatkan di lapangan. Setelah data hasil wawancara diperoleh, kemudian ditelaah dan disederhanakan untuk mendapatkan informasi atau keterangan yang penting. b.
Penyajian Data Penyajian data merupakan cara untuk menampilkan atau menyajikan data
yang telah disederhanakan, baik berupa kalimat, tabel, grafik, foto, gambar dan lain-lain, dari penyajian data kemudian bisa diperoleh kesimpulan. Dari keterangan-keterangan yang diperoleh dari reduksi data tadi, kemudian disajikan dalam bentuk kalimat deskripsi, ditambah dengan fakta-fakta dari berbagai dokumen. c.
Kesimpulan Penangkapan makna dari data, dan dituangkan ke dalam bentuk kalimat
yang padat, ringkas, dan jelas agar dapat membantu pembaca menemukan benang merah dalam penelitian ini.
17
Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta:UI Press, sebagaimana dikutip dari Murdiyanto, 2007 : 46.