perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNS SURAKARTA TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh : LALITYA ANINDYA RATNAKANYAKA I0206074
Dosen pembimbing: Ir. Hadi Setyawan, MT Yosafat Winarto, ST, MT
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNS SURAKARTA
Disusun Oleh : Lalitya anidya Ratnakanyaka I0206074
Menyetujui, Surakarta, 22 April 2011
Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Hadi Setyawan, MT NIP. 19530415 198003 1 004
Yosafat Winarto, ST, MT NIP.19710829 200012 1 001 Mengesahkan,
Pembantu Dekan I Fakultsa Teknik
Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Ir. Noegroho Djarwanti, MT NIP. 19561112 18403 2 007
Ir. Hardiyati, M.T NIP.19561209 198601 2 001
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia, rahmat, pertolongan dan hidayahNya sehingga tugas akhir yang berjudul “Konsep Perencanaan Dan Perancangan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tugas
Akhir
ini
merupakan
salah
satu
syarat
akademik untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tugas Akhir ini Penulis susun setelah melaksanakan penyusunan konsep perencanaan dan perancangan selama tiga bulan, dan masa Studio Tugas Akhir selama dua bulan di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ir. Mukahar, MSCE, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ir. Noegroho Djarwanti, MT, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ir. Hardiyati, M.T, Ketua Jurusan Teknik Arsitertur Fakultas Teknik Universitas
Sebelas
Maret
yang
telah
memberikan
dukungan
dan
kemudahan pada penulis. 4. Ir Hadi Setyawan, MT sebagai pembimbing I yang dengan sabar telah membimbing dan memberikan petunjuk serta arahan sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan. 5. Yosafat Winarto, ST, MT sebagai pembimbing II yang dengan sabar telah membimbing dan memberikan petunjuk serta arahan sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan. 6. Anton Aminanto, ST selaku Pembimbing Akademis. 7. Rekan-rekan mahasiswa Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta. 8. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Setelah melalui tahap penyusunan Tugas Akhir ini, penulis sadar bahwa masih harus banyak belajar untuk mengetahui lebih dalam tentang dunia
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
arsitektur. Tahap Tugas Akhir bukan akhir dari segalanya. Melainkan sebuah perjalanan hidup penulis dalam mempelajari dunia arsitektur di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi masyarakat umum. Terimakasih.
Surakarta, 22 April 2011
Penulis
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta B. PEMAHAMAN JUDUL •
Rumah Sakit1
Rumah Sakit adalah tempat merawat orang sakit, tempat yang
menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan. •
Pendidikan2
Seperangkat tindakan intelektual penuh tanggung jawab yang harus
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dapat dianggap mampu melaksanakan tugas‐tugas dalam bidang profesi tertentu. •
Universitas Sebelas Maret3
Perguruaan Tinggi Negeri yang berada di Surakarta terdiri dari
sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan ilmiah atau profesional dalam sejumlah ilmu disiplin tertentu. •
Surakarta4
Surakarta adalah nama sebuah daerah administrasi tingkat dua atau
kotamadya yang terletak di Propinsi Jawa Tengah.
Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah suatu
tempat untuk merawat orang sakit yang menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang didukung dengan fasilitas untuk menghasilkan peserta didik UNS di bidang kesehatan yang intelektual dan penuh tanggung jawab yang terdapat di Solo.
1
Depikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1994. Hal 268 Pendidikan Pancasila, Paradigma Yogyakarta, 2002 3 www.uns.ac.id 4 www.wikipedia.com 2
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
I‐1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN 1. Kualitas Pelayanan Kesehatan Pembangunan bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat yang mewujudkan kesehatan optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945. Dalam Pasal 28 H ayat (1) Perubahan Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Yang menegaskan bahwa setiap orang berhak memperolah pelayanan kesehatan, dan Pasal 34 ayat (3) menyatakan bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki ilmu dan keterampilannya saling berinteraksi. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka memberikan pelayanan yang bermutu. Membuat semakin kompleksnya permasalahan di dalam rumah sakit. Undang‐Undang Praktik Kedokteran pasal 44 ayat (1) menyebutkan : Dokter dan dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi. Yang dimaksud dengan "Standar Pelayanan" adalah pedoman yang harus diikuti oleh dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan peraktik kedokteran. Ayat (2) berbunyi : Standar Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibedakan menurut jenis dan strata sarana pelayanan kesehatan. Yang dimaksud dengan "Strata Pelayanan Kesehatan" adalah tingkat pelayanan yang standar tenaga dan peralatannya sesuai dengan kemampuan yang diberikan. Selain membutuhkan tenaga profesional, rumah sakit membutuhkan standar fasilitas yang menjamin pelayanan yang lebih bermutu. Dengan demikian standar fasilitas tidak dapat dipisahkan dari standar profesi dan standar pelayanan kedokteran yang ada.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
I‐2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Secara legalitas, saat ini belum ada peraturan tentang standar fasilitas yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan. Yang pernah disiapkan adalah Pedoman Pelayanan Rumah Sakit, Pedoman Pelayanan Medis Oleh Profesi dan Standar Peralatan. Standar Peralatan dibuat oleh Departemen Kesehatan sesuai dengan strata rumah sakit yang ditujukan untuk kepentingan perencanaan pembangunan rumah sakit. Adalah menjadi tanggung jawab profesi serta institusi terkait yang berwenang untuk menyusun standar fasilitas mengingat "Undang‐Undang Praktik Kedokteran" sudah diberlakukan. Oleh sebab itu dibutuhkan konsep, kebijakan, masukan, pemikiran yang dapat digunakan baik oleh Ikatan Dokter Indonesia maupun Departemen Kesehatan dalam menyusun Standar Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 5 2. Rumah Sakit Pendidikan sesuai Standard Permasalahan yang masih dihadapi dalam pembangunan kesehatan saat ini adalah belum optimalnya mutu layanan kesehatan. Hal itu antara lain, disebabkan oleh sarana layanan kesehatan yang kurang mewadahi untuk kesehatan. Walaupun rumah sakit terdapat di hampir semua kabupaten/kota, sistem rujukan layanan kesehatan perseorangan juga belum dapat berjalan dengan optimal. Depkes sudah mengeluarkan kriteria atau syarat rumah sakit pendidikan utama yaitu:
RS pendidikan utama telah terakreditasi pada 12 pelayanan plus
RS pendidikan jejaring/ afiliasi yakni terakreditasi minimal 5 standar pelayanan Persyaratan yang berat tersebut nampaknya membuat banyak
rumah sakit yang seharusnya belum layak menjadi rumah sakit pendidikan, akhirnya dipaksa mendidik calon‐calon dokter. Menurut Depkes, tidak kurang 100 rumah sakit di seluruh Indonesia dijadikan tempat belajar. Namun yang sudah terakreditasi dan memenuhi persyaratan menjadi rumah sakit pendidikan hanya 31 rumah sakit. Dan rumah sakit pendidikan ”ilegal”, jumlahnya mencapai hampir 70 rumah sakit.
5
www.konsultanrumahsakit.com
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
I‐3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk setiap jenis RS Pendidikan ditetapkan Standar dengan masing‐ masing kriteria, mengacu pada World Federation of Medical Education (WFME), salah satunya adalah standar sumber daya manusia untuk program pendidikan klinik, standar penunjang pendidikan dan standar perancangan dan pelaksanaan yang berkualitas. 600
500
400
300
200
100
0
data 2006
Dokter 68.227
Bidan 79.152
Perawat 316.306
target 2010
117.969
176.954
587.487
Gambar I.1 Diagram Jumlah Dokter per Tahun Sumber : Departemen Kesehatan
Kualitas menjadi titik penting bagi peningkatan layanan kesehatan kepada masyarakat. Tanpa kualitas memadai sulit rasanya kita mengharapkan terjadi perubahan terhadap indeks kesehatan masyarakat6 Serta pesatnya pertambahan Institusi Pendidikan Kedokteran baik Pemerintah maupun Swasta, membutuhkan peningkatan jumlah Rumah Sakit Pendidikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan bersama Universitas Gadjah Mada, pada tahun 2003 terdapat 97 RS yang berfungsi sebagai RS Pendidikan, namun dari data Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan , tahun 2009 terdapat hanya ada 39 RS yang sacara resmi mempunyai
Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
sebagai
RS
Pendidikan,pada waktu yang sama terdapat 52 Institusi Pendidikan Kedokteran Dan terdapat 12 RS Gigi dan Mulut yang telah mendapat SK Menteri Kesehatan. Pemerintah telah mengeluarkan regulasi tentang penyelenggaraan RS
Pendidikan
melalui
Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor1069/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman, klasifikasi dan Standar
6
www.konsultanrumahsakit.com
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
I‐4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
RS Pendidikan yang tentunya menjadi acuan bagi RS yang berfungsi sebagai RS Pendidikan.7 3. Kebutuhan Dokter Muda dan Co‐ass UNS yang Profesional Upaya pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan kesehatan maupun pembangunan bidang lainnya yang terkait dengan kesehatan masyarakat antara lain dilakukan dengan meningkatkan kuantitas sumber daya manusia melalui perencanaan kebutuhan dan peningkatan kualitas melalui jalur pendidikan. Pembangunan jangka panjang di Indonesia telah mrencanakan partisipasi perguruan tinggi jauh lebih besar dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Melalui pendidikan diharapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas mempunyai kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembangunan seluruh sektor kehidupon msyarakat. Dengan demikian pendidikan merupakan wahana dan sekaligus cara untuk membangun manusia baik sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan. Pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas merupakan syarat utama pengembangan organisasi upaya untuk mendorong terciptanya organisasi pelayanan kesehatan yang mampu mencapai dan mempertahankan optium prestasi, menghendaki sumber daya manusia yang berkualitas. Pengembangan organisasi dan manajemen pada dasarnya menempatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia, sebagai salah satu fokus utama. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, umumnya menjadi tindakan awal (masuk dalam program jangka pendek) untuk melakukan tindakan pengembangan organisasi dan manajemen secara konprehemsif. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dari organisasi pelayanan kesehatan, haruslah diantisipasi oleh institusi pendidikan kesehatan masyarakat. Artinya, jika organisasi pelayanan kesehatan telah
7
www.konsultanrumahsakit.com
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
I‐5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bersiap untuk melaksanakan pengembangan organisasi dan manajemen sebagai antisipasi untuk menghadapi tantangan kesehatan masyarakat yang semakin kompleks; maka institusi pendidikan kesehatan masyarakat juga harus melakukan pengembangan organisasi dan manajemen untuk menghadapi tantangan kesehatan yang semakin kompleks. Rumah Sakit yang terdapat di Surakarta dengan Fakultas Kedokteran merupakan dua organisasi terpisah yang mempunyai struktur organisasi dan landasan hukum sendiri‐sendiri. Untuk pengembangan skill tenaga dokter dapat diperoleh di Rumah Sakit Pendidikan yang mana tidak diajarkan di ruang kuliah. Selain itu, untuk mempermudah penyediaan fasilitas pendidikan bagi tenaga profesi kesehatan dan wahana penelitian bidang kedokteran di Surakarta, diperlukan suatu tempat untuk menampung kegiatan ‐ kegiatan tersebut.8 4. Persyaratan mutlak pada pendidikan kedokteran, khususnya UNS untuk memiliki Rumah Sakit Pendidikan. Sampai saat ini di wilayah Surakarta terdapat 14 buah rumah sakit type C dan 1 buah rumah sakit dengan tipe B, baik itu rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta. Pemenuhan sarana kesehatan di Solo tidak hanya untuk melayani penduduk kota Solo saja tetapi juga untuk melayani penduduk disekitar kota Solo. Sedangkan Rumah Sakit yang digunakan untuk para coass UNS adalah RS.Dr.Moewardi. Tetapi UNS sendiri harus memiliki Rumah Sakit Pendidikan karena, a. Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi kurang siap untuk menjadi Rumah Sakit Pendidikan UNS. b. Kebutuhan UNS untuk memiliki Rumah Sakit Pendidikan sendiri. Belum adanya Rumah Sakit Pendidikan yang mewadahi pendidikan kedokteran secara baik dan jumlah dokter muda yang melebihi daya tampung menjadi faktor utama untuk mendirikan Rumah Sakit Pendidikan di Solo
8
www.solopos.com
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
I‐6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rumah Sakit di Solo 15 10 5 0 2007 2008 Gambar I.2 Diagram RS di Solo Sumber : Departemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran UNS bekerja sama dengan beberap rumah sakit, sebagai tempat pendidikan bagi para dokter muda, diantaranya : • RS. Dr. Moewardi • RS.Orthopedi Dr. Soeharso • RS Daerah Wonogiri • RS Daerah Sragen • RS Kartini Karanganyar • RS. Daerah Boyolali • RS. Daerah Sukoharjo • RS. Jiwa Daerah Surakarta
Dari jumlah kerjasama antara Rumah Sakit dengan Fakultas Kedokteran ini, sebenarnya hanya RS. Dr. Moewardi yang mewadahi semua dokter‐dokter muda di FK UNS ini, Rumah Sakit lain hanya merupakan Rumah Sakit yang akan menampung dokter‐dokter muda yang melebihi daya tampung di RS.Dr. Moewardi atau memang sengaja untuk pendidikan yang tidak bisa diberikan di RS.dr.Moewardi. Dan dari hasil wawancara Kepala bagian kepaniteraan FK UNS RSUD dr.Moewardi, hal yang membuat UNS ingin membuat Rumah Sakit Pendidikan sendiri adalah kurangnya perhatian dari RSUD dr.Moewardi dalam menyediakan fasilitas‐fasilitas dan alat‐alat kesehatan yang dibutuhkan untuk meningkatkan pendidikan. Ini yang menghambat kualitas dari dokter muda sendiri. Sedangkan dari kualitas, jumlah dokter muda FK‐UNS per 10 Mei 2010 adalah 470 orang. No
Bagian
Siklus
Daya Tampung
1.
Ilmu Penyakit Dalam
10 minggu
20 orang
2.
Ilmu Bedah
10 minggu
20 orang
3.
IKM & KK
6 minggu
12 orang
4.
Ilmu Penyakit Jiwa
6 minggu
10 orang
5.
Ilmu Penyakit Saraf
6 minggu
12 orang
6.
Ilmu Rehabilitasi Medik
2 minggu
12 orang
7.
Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin
6 minggu
12 orang
8.
Ilmu Penyakit Mata
6 minggu
12 orang
9.
Ilmu Kesehatan THT
6 minggu
10 orang
2 minggu
‐‐‐‐libur siklus‐‐
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
I‐7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Ilmu Kesehatan Anak
10 minggu
20 orang
11. Ilmu Obsygn
10 minggu
20 orang
12. Ilmu.Peny.Gigi dan Mulut
2 minggu
12 orang
13. Ilmu Farmasi
2 minggu
12 orang
14. Ilmu. Kardiologi&Ked.Vaskuler
4 minggu
5 orang
15. Ilmu Sinar (Radiology)
4 minggu
10 orang
16. Ilmu Kedokteran medikolegal
4 minggu
10 orang
17. Ilmu Penyakit Paru‐paru
4 minggu
10 orang
18. Ilmu Anestesi
4 minggu
6 orang
225 orang
Tabel I.1 Daya Tampung Kepaniteraan Klinis FK‐UNS Sumber : Kepaniteraan UNS
Daya tampung Kepaniteraan Klinis mencapai 440 orang. Dan jumlah tersebut merupakan jumlah diluar angkatan senior dan yunior yang ada. Setiap bagian memiliki 2 kelas tetapi jika Ilmu penyakit Gigi dan Mulut buka kelas maka Ilmu Farmasi tutup. Jika Ilmu Peny. Saraf buka kelas maka Ilmu Rehabilitasi Medik tutup. Ini karena kurangnya fasilitas‐fasilitas yang mewadahi pendidikan. Dokter‐dokter muda harus menunggu giliran mereka mengambil kelas tersebut sehingga dapat menghambat pendidikan. Sehingga Pendirian Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dan peserta didik bidang kesehatan di Surakarta dan sekitarnya dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan memberikan pembelajaran kepada masyarakat luas tentang arti pentingnya kesehatan. D. PERMASALAHAN 1. PERMASALAHAN Membuat suatu Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta yang sesuai dengan kebutuhan FK UNS di kota Surakarta tanpa megabaikan kebutuhan pasien. Dimana kegiatan‐kegiatan yang ada di Rumah Sakit UNS saling mendukung tetapi tidak saling mengganggu satu sama lain sesuai rasional dan standarisasi yang ada sehingga dapat terbentuknya suatu komunikasi yang baik dan lancar antara pasien, dokter maupun coass.
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
I‐8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. PERSOALAN Persoalan‐persoalan yang ada adalah a. Bagaiman menentukan site yang tepat untuk Rumah Sakit UNS dilihat dari kebutuhan untuk pendidikan dan kesehatan? b. Bagaimana memisahkan kegiatan‐kegiatan pada Rumah Sakit UNS agar mendapatkan sirkulasi yang tepat, jelas dan terarah agar tidak terjadi kerancuan? c. Bagaimana menentukan utilitas bangunan khususnya penyelamatan pada kebakaran dan aksesbilitas pada Rumah Sakit UNS sehingga mampu menjadi wadah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan? d. Bagaimana menentukan ruang‐ruang yang efektif dan efisien untuk coass dalam Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta sehingga menciptakan komunikasi yang baik bagi pasien, dokter dan coass? E. TUJUAN DAN SASARAN 1. TUJUAN Menghasilkan suatu desain atau usulan desain atau bangunan Rumah Sakit UNS sebagai fasilitas pelayanan medis serta fasilitas pendidikan calon dokter yang baik sehingga meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan melalui kegiatan‐kegiatan yang ada di Rumah Sakit UNS saling mendukung tetapi tidak saling mengganggu satu sama lain sesuai rasional dan standarisasi yang ada sehingga terbentuknya komunikasi yang baik antara pasien, dokter dan coass. 2. SASARAN Sasaran perencanaan dan perancangan yang meliputi: a) tata site/ lingkungan yang terkait antara Rumah Sakit UNS dengan site terpilih melalui: •
Pemilihan Site
•
Pengolahan
b) Sistem kegiatan dan peruangan dalam Rumah Sakit UNS yang memenuhi fungsi sebagai pelayanan medis dan pendidikan seperti •
Jenis kegiatan
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
I‐9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
•
Penzoningan Aktivitas
•
Peruangan
•
Besaran ruang
•
Kebutuhan ruang (macam dan jenis ruang)
•
Persyaratan ruang
•
Pola hubungan dan organisasi ruang
•
Sirkulasi dan Aksesbilitas Ruang
c) Tampilan bangunan (estetika) yang efektif dan efisien sebagai ungkapan visualisasi bangunan Rumah Sakit UNS baik interior maupun eksterior. d) Sistem struktur dan utilitas bangunan, kenyamanan, dan keamanan bangunan yang ramah terhadap lingkungan. F. LINGKUP DAN PEMBATASAN MASALAH 1. LINGKUP MASALAH
Lingkup pembahasan merupakan desain Rumah Sakit UNS adalah: a) Pembahasan mengenai Arsitektur Rumah Sakit Pendidikan. b) Pembahasan mengenai pembentukan ruang‐ruang yang sesuai dengan kegiatan calon dokter di dalamnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehingga dapat terbentuknya komunikasi yang baik untuk pasien, dokter dan coass. c) Pembahasan mengenai kebutuhan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret pada Rumah Sakit UNS. d) Pembahasan mengenai potensi‐potensi Solo sebagai lokasi Rumah Sakit UNS.
2. PEMBATASAN MASALAH a) Rumah Sakit UNS berbeda dengan Rumah Sakit Umum biasanya, RS UNS memiliki fasilitas pendidikan sendiri yang berkualias untuk menunjang pendidikan. b) Rumah Sakit UNS ini sendiri berfokus pada pembentukan ruang berdasarkan kegiatan calon tenaga medis untuk membentuk komunikasi antara pasien, dokter dan coass sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
I‐10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Pembentukan ruang , sirkulasi dan aksesbilitas Rumah Sakit UNS yang efektif dan efisien akan tercitrakan pada fasilitas Rumah Sakit itu sendiri untuk pasien dan pengunjung serta tenaga non‐medis maupun medis . G. METODOLOGI Rumah Sakit Pendidikan UNS di Solo ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu: 1. Identifikasi masalah Rumah Sakit UNS yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan serta meningkatkan kualitas tenaga medis yang ada di dalamnya dengan membentuk ruang yang efisiensi dan efektifitas pada bangunan tersebut, 2. Pengumpulan Data Dalam merencanakan dan merancang sebuah bangunan dibutuhkan bermacam‐macam data yang relevan. Data‐data yang dibutuhkan dibedakan menjadi: a.
Data Primer Merupakan data pokok yang dijadikan bahan dasar dalam perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Pendidikan di Solo.
b.
Data Sekunder Merupakan data tambahan yang digunakan sebagai pendukung. Pada proses pengumpulan data‐data tersebut, hal yang dilakukan adalah: 1. Survey Metoda survey bersifat kemandirian penulis yang bertujuan untuk mengetahui kondisi empiris di lapangan yang berkaitan dengan judul yang diambil, terdiri dari: •
Survey Instansional Survey dilakukan pada instansi‐instansi terkait yang bertujuan untuk memperoleh data terkait dengan kota Solo.
•
Survey Lapangan Survey lapangan lebih ditekankan pada pengamatan yang terkait dengan peta bangunan di Solo.
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
I‐11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Studi Literatur Pada studi literatur ini, penulis mencoba mencari data melalui buku‐buku referensi dan situs‐situs internet yang terkait dengan judul yang diajukan. 3. Studi Komparasi Untuk lebih mendukung objek pembahasan, penulis melakukan studi banding dari objek bangunan yang telah ada. Hal ini bisa digunakan sebagi pembanding dari kasus yang diambil dalam judul. 3. Analisa Data Dalam proses perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Pendidikan di Solo ini, pada tahapan analisa akan dilakukan pengolahan data‐data yang telah terkumpul dan dikelompokkan berdasarkan pemrograman fungsional, performasi dan arsitektural. a.
Analisa Fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan Rumah Sakit Pendidikan, termasuk kegiatan pengguna, kebutuhan dan aktivitas Rumah Sakit Pendidikan.
b.
Analisa Performasi membahas tentang persyaratan atau kriteria pemilihan site, persyaratan dan program ruang dalam bangunan Rumah Sakit UNS.
c.
Analisa Arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil identifikasi kedua hasil analisa sebelumnya (fungsional dan performasi). Dalam proses ini akan menganalisa masalah massa, ruang, tampilan, pengolahan site, utilitas dan struktur bangunan yang menyatukan antara tuntutan kebutuhan pengguna dengan persyaratan yang ada.
4. Konsep Perencanaan dan Perancangan Dari proses analisa dan sintesa arsitektural akan dihasilkan beberapa konsep yaitu konsep lokasi dan site, konsep tata massa, konsep peruangan, konsep tampilan bangunan, konsep utilitas dan struktur bangunan.
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
I‐12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H. SISTEMATIKA
BAB I
PENDAHULUAN Mengemukakan
pengertian
judul,
latar
belakang,
permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, metoda penulisan serta sistematika pembahasan.
BAB II
TINJAUAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Mengemukakan dan menjabarkan tinjuan mengenai Rumah Sakit, Rumah Sakit Pendidikan serta Fakultas kedokteran UNS yang ada keterkaitannya dengan Rumah Sakit UNS
BAB III
TINJAUAN KOTA SOLO Mengemukakan tinjauan kota Solo yang akan menjadi tempat didirikannya bangunan yang akan dirancang.
BAB IV
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT UNS Mengemukakan ide‐ide dasar dalam perencanaan dan perancangan Rumah Sakit UNS dengan aplikasi Psikologi Arsitektur di kota Solo.
BAB V
ANALISA DAN PENDEKATAN Mengemukakan analisa penerapan pembentukan ruang yang efektif dan efisien pada perencanaan Rumah Sakit UNS.
BAB VI
KESIMPULAN Hasil analisa pendekatan disimpulkan ke dalam konsep perencanaan dan peraancangan menuju proses desain.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
I‐13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN TEORI A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Rumah Sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.1 Rumah Sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Suatu lembaga yang memelihara dan memiliki fasilitas‐fasilitas untuk menetapkan diagnosa, mengobati dan merawat individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain yang membutuhkan tempat perawatan dibawah ruangan lembaga tersebut.2 1
Siregar,2004.universitas.sumatera.utara
2
The American People Enzyclopedia, hal 662
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Tugas dan fungsi Rumah Sakit menurut Surat Keputusan Keputusan Menteri Kesehatan RI no.134/Menkes/SK/IV/78 mengenai susunan organisasi dan tata cara kerja Rumah Sakit Umum adalah: a. Rumah Sakit Umum mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan dan penyembuhan penderita serta pemulihan cacat badan dan jiwa sesuai peraturan perundang‐undangan yang berlaku. b. Rumah Sakit mempunyai fungsi : •
Melaksanakan upaya pelayanan medis.
•
Melaksanakan upaya rehabilitasi medis.
•
Melaksakan pencegahan akibat penyakit dengan peningkatan pemulihan kesehatan.
•
Melaksanakan usaha perawatan.
•
Melaksanakan system rujukan.
•
Sebagai tempat pendidikan
•
Sebagai tempat penelitian.
3. Klasifikasi Rumah Sakit3 a. Berdasarkan Kepemilikan a) Rumah Sakit Pemerintah; terdiri dari: Rumah Sakit yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan, Rumah Sakit Pemerintah Daerah, Rumah Sakit Militer, Rumah Sakit BUMN, dan b) Rumah Sakit Swasta yang dikelola oleh masyarakat. • Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit umum swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas D. • Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit umum swasta yang memberikan pelayanan medik 3
http://www.kedaiobat.co.cc/2010/05/klasifikasi‐rumah‐sakit‐di‐indonesia.html
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bersifat umum dan spesialistik dalam 4 cabang, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas C. • Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit umum swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum, spesialistik dan subspesialistik, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas B. b. Berdasarkan Jenis Pelayanan a) Rumah Sakit Umum Rumah Sakit yang melayani semua bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuannya. Pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah sakit bersifat dasar, spesialistik, dan subspesialistik. rumah sakit umum memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis penyakit, memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik, psikiatrik, ibu hamil dan lain sebagainya. b) Rumah Sakit Khusus Rumah
sakit
yang
memberikan
pelayanan
kesehatan berdasarkan jenis pelayanan tertentu seperti Rumah Sakit Kanker, Rumah Sakit Kusta, Rumah Sakit Paru, Rumah Sakit ginjal dan lain‐lain. c. Berdasarkan pengelolaan a) Rumah Sakit Publik Rumah Sakit Publik adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah Sakit publik yang dikelola
Pemerintah
dan
Pemerintah
Daerah
diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Rumah Sakit Privat Rumah Sakit Privat adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan provit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero. d. Berdasarkan Kemampuan dan Fasilitas a) Rumah Sakit Kelas A Merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik yang bersifat spesialistik dan subspesialistik luas. Mempunyai kapasitas tempat tidur lebih dari 1000 buah dan merupakan rumah sakit rujukan tertinggi. b) Rumah Sakit Kelas B Rumah Sakit Kelas B I (Non pendidikan) Merupakan Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik sekurang ‐ kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik terbatas. Mempunyai kapasitas tempat tidur antara 300 – 500 buah. Rumah Sakit Kelas B II (Pendidikan) Merupakan Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik sekurang‐ kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik luas. Mempunyai kapasitas tempat tidur antara 500 – 1000 buah. Rumah sakit ini biasa terdapat di Ibukota Propinsi. c) Rumah Sakit Kelas C Merupakan Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialis sekurang‐ kurangnya 4 dasar lengkap. Mempunyai kapasitas tempat tidur antara 100 – 300 buah d) Rumah Sakit Kelas D Merupakan Rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang‐kurangnya pelayanan medis dasar. Kapasitas tempat tidur± 100 buah.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Berdasarkan Lama Tinggal di Rumah Sakit a) Rumah Sakit Untuk Perawatan Jangka Pendek Rumah sakit perawatan jangka pendek adalah rumah sakit yang merawat penderita selama rata‐rata kurang dari 30 hari. Misalnya penderita dengan penyakit akut dan kasus darurat. Rumah sakit umum pada umumnya adalah rumah sakit perawatan jangka pendek. b) Rumah Sakit Untuk Perawatan Jangka Panjang Rumah sakit perawatan jangka panjang adalah rumah sakit yang merawat penderita dalam waktu rata‐rata 30 hari atau lebih. Penderita demikian mempunyai kesakitan jangka panjang, seperti kondisi psikiatri. Contoh rumah sakit ini adalah Rumah Sakit Rehabilitasi dan Rumah Sakit Jiwa. f.
Berdasarkan Afiliasi Dengan Lembaga Pendidikan a) Rumah Sakit Pendidikan, yaitu rumah sakit yang dipergunakan sebagai tempat pendidikan tenaga medis. b) Rumah Sakit non pendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak dipergunakan untuk tempat pendidikan medis.
4. Perencanaan Arsitektur Rumah Sakit4
Dalam merencanakan fisik Rumah Sakit yang meliputi perencanaan
lahan, bangunan dan infrastruktu terdapat 14 prinsip yang perlu diperhatikan dan dikembangkan menjadi arahan dasar dalam merencanakan rumah sakit. 10 prinsip diantaranya adalah sebagai berikut :
ORGANIS BERKEMBANG BERTAHAP
HARAPAN SEHAT
AKSESBILITAS TEPAT
Gambar II.1 : Prinsip Perencanaan Arsitektur Rumah Sakit 4 Sumber: Arsitektur Rumah Sakit Arsitektur Rumah Sakit
Rumah
KOMPAK HEMAT ENERGI NYAMAN THERMAL
Sakit SIRKULASI TEPAT MUDAH MURAH PERAWATA
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
ZONNING TEPAT
HIJAU
AMAN TANGGAP KEADAAN DARURAT
II‐ 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Jenis Sirkulasi/Aksesbilitas pada Rumah Sakit (1) Sirkulasi pada Tapak/Pencapaian Aksesbilitas menuju tapak bangunan berdasarkan criteria kemudahan dan keselamatan pelayanan medis sesuai dengan fungsi dari rumah sakit pendidikan maka jalur sirkulasi emergency, rawat inap, rawat jalan dan pendidikan dibuat seoptimal mungkin. Pencapaian Langsung Suatu pendekatan yang mengarah Iangsung kesuatu tempat masuk melaIui sebuah jalan lurus yang segaris dengan alur sumbu bangunan. Tujuan visual yang mengakhiri pencapaian ini jelas, dapat merupakan fasad bangunan atau perluasan tempat masuk. Pencapaian Tersamar Pendekatan tersamar meningkatkan efek perspektif pada fasad dan bentuk bangunan. Jalur dapat diubah arahnya satu atau beberapa kali untuk menghambat dan memperpanjang urutan pencapaian. Pencapaian Berputar Sebuah jalan berputar memperpanjang urutan pencapaian dan mempertegas bentuk tiga dimensi bangunan. Sewaktu bergerak mengelilingi tepi bangunan, jalan masuk kebangunan mungkin dapat dilihat terputus‐putus atau dapat tersembunyi sampai tempat kedatangan.
Tabel II.1 : Pencapaian Sirkulasi Sumber: www.remigius.staff.gunadarma.ac.id
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(2) Sirkulasi di dalam Tapak •
•
Gambar II.2 : Sirkulasi Ruang Sumber: PT.Global Rancang Selaras
•
Sistem koridor tunggal di tengah Gambar II.3 : Sirkulasi Sistem Koridor Tunggal Sumber: PT.Global Rancang Selaras
-
Pengendalian kebisingan lebih mudah
-
Pengendalian pengunjung mudah karena koridor tertutup
-
Koridor berkesan sempit, gelap dan pengap
-
Keprivasian medis kurang karena bercampur dengan kegiatan pengunjung dan pasien
•
Sistem koridor tunggal di dua sisi -
Pengendalian kebisingan mudah, jendela bisa menghadap daerah bukaan sirkulasi
-
Jumlah pengunjung masih bisa terkendali karena tetap berada pada jalur koridor tunggal.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
-
Koridor tidak terasa sempit, gelap dan pengap karena berhadapan dengan ruang terbuka.
-
Keprivasian kegiatan medis lebih baik daripada system koridor tunggal di tengah.
•
Sistem koridor sisi bertolak belakang
Gambar II.4 : Sirkulasi Sistem Koridor Sisi Bertolak Belakang Sumber: PT.Global Rancang Selaras
-
Cocok untuk unit perawatan yang mempunyai fungsi berlainan namun berdekatan.
-
Pengendalian kebisingan lebih sulit karena pintu dan jendela langsung menghadap daerah sirkulasi.
-
Pengendalian pengunjung lebih sulit karena pintu langsung menghadap koridor luar
-
Keprivasian kegiatan medis kurang karena bercampur dengan kegiatan pengunjung.
•
Sirkulasi Padat.
Sistem koridor ganda Koridor luar berfungsi untuk pengunjung dan ruang tunggu -
Cocok untuk unit perawatan yang membutuhkan kebebasan bagi pasien untuk berinteraksi social.
•
-
Pengendalian kebisingan dan pengunjung agak sulit.
-
Keprivasian kegiatan medis terjamin.
Sistem Linear‐Open Space -
Kesan lebih terbuka
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
-
Pengkondisian terhadap jumlah pengunjung yang banyak sulit dilakukan dan akan memunculkan pengumpulan orang.
•
•
•
-
Peruangan yang terjadi sederhana
-
Semakin banyak ruangan, sirkulasi semakin lancer.
Linier -
Kesan lebih terbuka
-
Terjadi jarak yang panjang, pemakian lahan tidak efisien
-
Perunagan yang terjadi sederhana.
Center -
Kesan tertutup
-
Pemakaian lahan lebih efisien
-
Pengumpulan orang diselesaikan dengan hall yang lebar.
Center‐Open Space -
Kesan pengumpulan orang bias dikurangi dengan adanya permainan ruang dengan open space.
•
-
Kesan unity antar unit ruang masih terasa.
-
Peruangan yang terjadi lebih dinamis.
-
Memiliki pola lahan dengan bentuk persegi.
-
Pemakaian lahan lebih efisien
Sistem koridor/selasar
Jenis Selasar Pola Selasar
Lebar
Selasar
1 Lebar 1 Jumlah
strecher/selasar
orang
90 cm
60 cm
Flow
Total
30% 150 cm
50
200
cm
cm
180 cm 54
234
(3 org)
cm
untuk Medis/ Pasien Selasar
180 cm
untuk
60 cm
cm
Pengunjung
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selasar
180 cm
60 cm
240 cm
untuk Medis
70
310
cm
cm
dan Pengunjung
Tabel II.2: Sistem Koridor/Selasar Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
5. Persyaratan Teknis Rumah Sakit
Persyaratan Kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
adalah ketentuan – ketentuan khusus yang bersifat tekhnis mengenai kesehatan yang harus dipenuhi, sehingga upaya melindungi, memelihara dan proses pelayanan dapat terjamin mutu dan kualitasnya. Adapun persyaratan‐persyaratan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Lingkungan a. Lingkungan RS harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan pagar yang kuat dan tidak memungkinkan orang atau binatang peliharaan keluar masuk dengan bebas. b. Lingkungan RS harus dilengkapi penerangan dengan intensitas cahaya yang cukup. c. Tidak becek, tidak berebu dan tidak terdapat genangan air serta dibuat landai menuju kesaluran, tersedia lubang penerima air masuk dan disesuaikan terhadap luas halaman. d. Saluran air limbah harus tertutup dan dihubungkan langsung dengan system pengelolaan air limbah. e. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat – tempat tertentu harus tersedia tempat pengumpul sampah pada radius 20 meter 2) Ruang dan Bangunan a. Harus selalu dalam keadaan bersih dan mudah dibersihkan, tersedia tempat sampah sesuai dengan jenis sampahnya serta tersedianya fasilitas sanitasi sesuai kebutuhan.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas lantai untuk ruang perawatan dan ruang isolasi, sebagai berikut : c. Ruang bayi :
Ruang perawatan minimal 2 m2 / tempat tidur.
Ruang isolasi minimal 3,5 m2 / tempat tidur.
d. Ruang dewasa :
Ruang perawatan minimal 4,5 m2 / tempat tidur.
Ruang isolasi minimal 6 m2 / tempat tidur.
e. Bebas dari gangguan serangga, binatang pengerat atau binatang pengganggu lainnya. f.
Lantai harus selalu bersih, tingkat kebersihan untuk ruang operasi 0–5 kuman / cm2 dan untuk ruang perawatan 5–10 kuman / cm2.
g. Mutu udara memenuhi persyaratan sebagai berikut : a) Tidak berbau ( terutama H2S dan Amoniak ). b) Kadar debu tidak melampaui 150 ug / m3 udara dalam pengukuran rata‐rata 24 jam. c) Angka kuman :
Ruang operasi < 350 koloni/m udara dan bebas kuman pathogen da spora gas gangren.
Ruang Perawatan dan Isolasi < 700 koloni/m udara dan bebas kuman pathogen.
h. Kadar gas dan bahan berbahaya tidak melampaui konsentrasi maksimum yang ditetapkan. i. No
Suhu dan kelembapan udara pada ruang tertentu : Ruang / Unit
Suhu ( 0C )
Kelembapan ( % )
1
Operasi
22 – 25
50 – 60
2
Pemulihan
24 ‐ 25
50 – 60
3
ICU
26 ‐ 27
40 ‐ 55
Tabel II.3 : Suhu dan Kelembapan Udara Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
j.
Tingkat Kebisingan
Ruang perawatan, isolasi, radiology, operasi maks 45 dBA.
Bengkel / mekanis maksimum 80 dBA.
Laboratorium maksimum 68 dBA.
Ruang cuci, dapur dan ruang penyedia air panas dan air dingin maksimum 78 dBA.
k. Pencahayaan No 1
Ruang / Unit
Pencahayaan (lux)
Ruang Pasien :
Warna cahaya sedang
‐ Saat tidak tidur ‐ Saat tidur 2
100 – 200 maksimum 50
Ruang Operasi :
‐ Meja ‐ Meja Operasi 3
Keterangan
Anestesi,
300 – 500
Warna cahaya sejuk/sedang
10.000 – 20.000
Tanpa bayangan
300 – 500
‐
pemulihan, ruang balut 4
Endoscopy, lab
300 – 500
‐
5
X – ray
75 – 100
Malam
6
Koridor
Minimal 60
‐
7
Tangga
Minimal 100
‐
8
Kantor / lobby
Minimal 100
‐
9
Ruang
Minimal 100
‐
alat
/
gedung
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
Ruang Farmasi
Minimal 200
‐
11
Dapur
Minimal 200
‐
12
Ruang Cuci
Minimal 200
‐
13
Toilet
Minimal 100
‐
Catatan : Secara keseluruhan tidak menimbulkan silau.
Tabel II.4 : Syarat Pencahayaan Rumah Sakit Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
3) Perencanaan Infrastruktur a. Fasilitas Penyedia Air
Tersedia air minum sesuai kebutuhan.
Tersedia air bersih minimal 500–900 liter/tempat tidur/hari.
Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang membutuhkan secara berkesinambungan.
Distribusi
air
minum
dan
air
bersih
disetiap
ruangan/kamar harus menggunakan jaringan perpipaan yang mengalir dengan tekanan positif. b. Fasilitas Toilet dan Kamar Mandi
Harus selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang dan mudah dibersihkan.
Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet ( jamban, peturasan, kamar mandi dan tempat cuci tangan ).
Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi dengan penahan bau ( water seal ).
Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan udara luar gedung. Toilet dan kamar mandi pria dan wanita harus terpisah.
Toilet dan kamar mandi karyawan harus terpisah dengan toilet pengunjung.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Toilet pengunjung harus terletak ditempat yang mudah dijangkau dan ada penunjuk arah.
Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara kebersihan.
Tidak ada penampungan atau genangan air yang dapat menjadi sarang nyamuk.
Tersedia toilet untuk pengunjung dengan perbandingan 1 toilet dan jumlah kamar mandi, sebagai berikut :
No
Tempat Tidur
Toilet
Kamar Mandi
1
Sampai dengan 15
1
1
2
Sampai dengan 30
2
2
3
Sampai dengan 50
3
3
4
Sampai dengan 75
4
4
5
Setiap
penambahan
25
tt
harus
ditambah 1 toilet dan I kamar mandi
Tabel II.5 : Perbandingan Jumlah Tempat tidur dengan Jumlah Toilet dan Kamar Mandi
Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
No
Jumlah karyawan
Toilet
Kamar Mandi
1
Sampai dengan 20
1
1
2
Sampai dengan 40
2
2
3
Sampai dengan 70
3
3
4
Sampai dengan 100
4
4
5
Setiap
penambahan
40
karyawan,
ditambah 1 toilet dan I kamar mandi
Tabel II.6 : Perbandingan Jumlah Karyawan dengan Jumlah Toilet dan Kamar Mandi Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Fasilitas Pembuangan Sampah / Limbah Padat a) Tempat pengumpul sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya.
Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.
Terdapat minimal 1 tempat sampah untuk setiap kamar atau setiap radius 10 meter dan 20 meter pada ruang tunggu terbuka.
Setiap tempat pengumpul sampah harus dilapisi kantong plastik sebagai pembungkus sampah dengan lambang dan warna sebagai berikut :
No
Kategori
Warna tempat/kantong plastik (Pembungkus Sampah)
1
Radio Aktif
Merah
2
Infeksius
Kuning
3
Citotoksis
Ungu
4
Umum
Hitam
Keterangan
Sampah berbentuk benda tajam, ditampung dalam wadah yang kuat/tahan benda tajam sebelum dimasukkan dalam kantung yang sesuai dengan kategori / jenis sampahnya.
Tabel II.7 : Warna dan Lambang Pembungkus Sampah Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang dari sehari apabila 2/3 bagian telah terisi sampah
Khusus untuk pengumpul sampah kategori infeksius (palastik kuning) dan sampah citotoksis (plastik ungu) segera dibersihkan dan didesinfaksi setelah dikosongkan, apabila akan dipergunakan kembali.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Tempat penampungan sampah sementara
Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen.
Terletak pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan penangkut sampah. c) Tempat pembuangan sampah akhir
Sampah radio‐aktif dibuat sesuai dengan persyaratan teknis dan peraturan perundangan yang berlaku (PP.No.13/1975) dan kemudian diserahkan kepada BATAN untuk penanganan lebih lanjut.
Sampah infeksius dan citotoksis dimusnahkan melalui incenerator pada suhu diatas 1000 derajat 0C.
Sampah umum ( domestik ) dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir yang dikelola PEMDA, atau badan lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Sampah farmasi dikembalikan ke distributor bila tidak memungkinkan supaya dimusnahkan melalui incenerator pada suhu diatas 1000 C.
Sampah bahan kimia berbahaya, bila mungkin dan ekonomis supaya didaur ulang, bila tidak supaya pembuangannya berkonsultasi terlebih dahulu ke instansi yang berwenang.
d. Fasilitas Pembuangan Limbah
Saluran pembuangan limbah harus menggunakan system saluran tertutup, kedap air dan limbah harus mengalir dengan lancar.
Rumah sakit harus memiliki unit pengolahan limbah sendiri atau bersama‐sama secara kolektif dengan bangunan disekitarnya yang memenuhi persyaratan
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
teknis, apabila belum ada atau terjangkau system pengolahan air limbah perkotaan.
Kualitas limbah (effluent) rumah sakit yang akan dibuang ke lingkungan harus memenuhi persyaratan Baku Mutu effluent sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
e. Fasilitas Pembuangan Gas Buangan ( emisi )
Rumah sakit harus memiliki sarana pengendalian gas buangan (emisi)
Gas buangan yang dibuang kedalam lingkungan harus memenuhi Baku Mutu emisi sesuai peraturan peundang‐ undangan yang berlaku.
f.
Fasilitas Pengendalian Serangga dan Tikus Setiap lubang pada bangunan harus dipasang alat yang dapat mencegah masuknya serangga atau tikus. Setiap persilangan pipa dan dinding harus rapat. Setiap sarana penampungan air harus bersih dan tertutup.
g. Fasilitas Sanitasi lainnya
Harus tersedia tempat penampungan tinja, air seni, muntahan yang terbuat dari logam tahan karat pada setiap unit perawatan.
Tersedia ruang khusus untuk penyimpanan perlengkapan kebersihan pada setiap unit perawatan.
a. Persyaratan Kesehatan Konstruksi di Rumah Sakit (Peraturan Menteri Kesehatan. 1992) (1) Ruang Operasi
Gambar II.5 : Ruang Operasi Sumber : PT.Global Rancang Selaras
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dinding terbuat dari bahan porsenil atau vinil setinggi langit atau dicat dengan cat tembok yang tidak luntur.
Berwarna putih dan terang.
Langit‐langit terbuat dari bahan multipleks, dipasang rapat.
Tinggi langit‐langit antara 2,70 ‐ 3,30 meter dari lantai.
Lebar pintu minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan berwarna terang.
Harus disediakan gelagar (gantungan) lampu bedah dengan profil baja double INP 20 yang terbuat (dipasang) sebelum pemasangan langit – langit.
Semua stop kontak dan sakelar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 m dari lantai.
Suhu diusahakan ( 22 – 25 )0 C dan kelembapan ( 50 – 60 ) %.
Pencahayaan 300 – 500 lux, meja operasi 10.000 – 20.000 lux.
Ventilasi sebaiknya menggunakan AC window untuk setiap ruang operasi dengan pemasangan minimal 2m dari lantai.
Arah udara bersih yang masuk kedalam kamar operasi dari atas kebawah.
Semua pintu kamar harus selalu dalam keadaan tertutup.
Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu harus dibuat ruang antara.
Hubungan dengan ruang scrub–up untuk melihat kedalam ruang operasi perlu dipasang jendela kaca mati, hubungan keruang steril dari bagian cleaning cukup dengan sebuah loket yang dapat dibuka / ditutup.
Pemasangan gas medis secara sentral diusahakan melalui bawah lantai atau langit‐ langit.
Dibawah meja operasi perlu adanya kabel anti petir yang dipasang dibawah lantai.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(2) Ruang Laboratorium
Gambar II.6 : Ruang Laboratrium Sumber : PT.Global Rancang Selaras
Dinding terbuat dari bahan porselin atau keramik setinggi 1,5 meter dari atas lantai, sisanya dicat dengan warna terang.
Tinggi langit‐langit antara 2,70 – 3,30 m dari lantai.
Lebar pintu minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
Ambang bawah jendela minimal 1,00 m dari lantai.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan berwarna terang dan tahan terhadap kerusakan oleh bahan kimia.
Semua stop kontak dan sakelar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 m dari lantai.
Meja beton dilapisi dengan porselen / keramik dengan tinggi 0,80 / 1,00 m.
Meja untuk instrumen elektonik harus tahan getaran.
Dinding
ruang
dapur,
kamar
mandi/toilet
dilapisi
porselen/keramik minimal 1,50 m dari lantai.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(3) Ruan ng Sterilisasi
Ga ambar II.7 : Ru uang Linen
Sumbeer : PT.Global Ra ancang Selaras
Din nding dilapisii porselin ataau keramik ssetinggi 1,50 meter dari ataas lantai, sisan nya dicat den ngan warna teerang.
Leb bar pintu min nimal 1,20 m d dan tinggi minimal 2,10 m.
Am mbang bawah jendela minimal 1,00 m d dari lantai.
Lan ntai terbuat dari bahan yang kuaat, kedap air, a mudah dib bersihkan dan n berwarna teerang dan tahan terhadap p kerusakan oleeh bahan kimia.
Lan ngit‐langit terrbuat dari bah han multiplekk atau bahan yang kuat.
Meeja beton dilaapisi dengan p porselen / kerramik dengan n tinggi 0,80 / 1,00 m.
Sem mua stop kon ntak dan sake elar dipasang pada ketingggian minimal 1,4 40 m dari lanttai.
(4) Ruan ng Radiology Gambar II.88 : Ruang Radiiology
Sumber : PT.G Global Rancang Selaras
commit to user R Rumah Sakit t Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Ruang X‐Ray
Dinding pasangan batu bata dengan campuran 1PC : 3 PS, bagian dalam dilapisi dengan lempengan timah hitam setebal 1,0 – 1,5 mm (disesuaikan dengan kekuatan pesawat X‐Ray). Sebelum diplester, tebal dinding minimal 1 bata melintang ( ± 30 cm ).
Daun pintu dan kusen bagian dalam dilapisi timah hitam setebal 1,0 – 1,5 mm.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air serta mudah dibersihkan.
Langit‐langit terbuat dari bahan multiplek dengan ketinggian 2,70 – 3,30 m dari lanati.
Stop kontak khusus untuk pesawat X‐Ray dipasang pada ketinggian 1,40 m dari atas lantai.
Hubungan kekamar gelap cukup melalui sebuah loket.
Jendela yang membatasi ruang X‐Ray dengan ruang operator memakai kaca timah hitam setebal 1,0 – 1,5 mm.
Tinggi jendela/ boveenlight 2,10 m dar lantai.
Tembok pembatas antara ruang X‐Ray dengan kamar gelap dilengkapi dengan transfer cassette.
Pemasangan AC pada ruang pesawat X‐Ray bukan merupakan suatu keharusan tetapi merupakan anjuran agar pesawat tidak cepat rusak.
Kalau pesawat X‐Ray yang dipasang dalam ruangan ini dilengkapi dengan fasilitas untuk penyinaran tembus (fluoroscopy) tanpa layar monitor, maka ruangan ini hanya kedap cahaya dan perlu dipasang lampu merah.
Daya listrik yang diperlukan untuk pesawat X‐Ray disesuaikan dengan jenis pembangkit X‐Ray.
b. Kamar Gelap
Dinding dicat dengan warna gelap /hitam.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Boveenlight diusahakan memakai gorden warna hitam.
Langit‐langit terbuat dari multipleks dengan tinggi 2,70–3,30 m dari lantai.
Lebar pintu minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
Semua stop kontak dan sakelar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 m dari lantai.
Pencahayaan pada kamar gelap yang konvesional dan relatif kecil dilengkapi lampu dengan kekuatan 15 watt dan diberi selongsong (kapp) yang dilengkapi dengan filter tertentu, missal : Wratten 6 B.
Perlu adanya persediaan air bersih dan exhouse fan dengan pemasangan yang kedap cahaya.
Jika dipasang film fast bok (hatch), maka pemasangan harus menjamin bahwa sinar‐X dan cahaya tidak dapat masuk ke kamar gelap.
(5) Ruang Pendingin
Luas / besar ruang minimal dapat menyimpan bahan pangan untuk kebutuhan selama 3 hari.
Suhu didalam ruang pendingin antara –100 C – 50 C.
Dilengkapi rak untuk menyimpan bahan makanan, dengan tinggi rak paling bawah antara 20 – 25 cm dari lantai.
Bebas tikus dan serangga khususnya kecoa.
(6) Ruang Radioisotop / Ruang Isolasi Ruang radioisotop / ruang isolasi harus terpisah dengan ruang tunggu pasien. (7) Kamar Mayat
Dinding dilapisi porselin atau keramik.
Lebar pintu minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan berwarna terang.
Dilengkapi dengan sarana pembuangan air limbah,
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Letaknya dekat dengan bagian pathologi atau bagian laboratorium.
Mudah dicapai dari ruang perawatan, UGD dan ruang operasi.
Dilengkapi dengan ruang ganti pakaian petugas dan toilet.
Dilengkapi dengan perlengkapan dan bahan‐bahan untuk pemulasaraan jenazah serta meja untuk memandikan mayat.
Dilengkapi dengan tempat penyimpanan jenazah bila perlu, ditambah lemari pendingin unuk menyimpan jenazah.
Dilengkapi ruang tunggu dan ruang untuk menyolatkan jenazah.
B. Rumah Sakit Pendidikan 1. Pengertian Rumah Sakit Pendidikan Rumah Sakit pendidikan merupakan Rumah Sakit Umum Pemerintah kelas A dan kelas B yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya. (UU No.44 Th.09 tentang RS). Rumah Sakit Pendidikan merupakan Rumah Sakit Umum pemerintah kelas A atau B yang digunakan sebagai tempat pendidikan tenaga medis oleh Fakultas kedokteran. Salah satunya persyaratan wajib dalam standar Pendidikan Kedokteran yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional adalah Fakultas Kedokteran harus memiliki Rumah Sakit Pendidikan. Saat ini perkembangan Rumah Sakit Pendidikan berjalan dengan cepat dan semakin banyaknya fakultas kedokteran swasta dan pemerintah yang didirikan serta semakin banyaknya pendidikan dokter muda dan residensi. Untuk menjaga mutu proses pendidikan di Rumah Sakit, perlu dikembangkan standar dan kriteria rumah sakit pendidikan di Indonesia. Selain sebagai rumah sakit pendidikan yang menjadi tempat belajar bagi mahasiswa lintas jurusan, rumah sakit ini nantinya juga menyediakan layanan untuk masyarakat umum.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil yang diperoleh dari penelitian Agung P. Sutiyoso berupa konsep RS Pendidikan dan instrumen akreditasi RS Pendidikan dengan penekanan pada ditetapkannya Lima Komponen untuk menilai suatu RS Pendidikan, sebagai penjabaran komponen inti pendidikan dokter berupa sumber daya manusia dan lingkungan profesi yang terdiri dari lingkungan akademi dan lingkungan profesional. Kelima komponen tersebut adaiah Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Pendanaan, Sarana dan Fasilitas. Kegiatan Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian serta Evaluasi. 2. Tujuan dan Fungsi Rumah Sakit Pendidikan Adapun tujuan Rumah Sakit Pendidikan adalah 1. Meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Pendidikan. 2. Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar profesi kedokteran. 3. Meningkatkan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran di Rumah Sakit Pendidikan. Fungsi dari Rumah Sakit Pendidikan sendiri: 1. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit; 2. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis; 3. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan 4. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan; UURI No.44 Thn 2009. RS Pendidikan diharapkan memiliki kemampuan pelayanan yang lebih dari RS non Pendidikan terutama meliputi :
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Penjaminan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta kedokteran berbasis bukti. 2. Penerapan Metode Penatalaksanaan Terapi terbaru. 3. Teknologi Kedokteran yang bertepat guna 4. Hari rawat yang lebih pendek untuk penyakit lsama. 5. Hasil pengobatan dan survival rate yang lebih baik 6. Tersedianya konsultasi staf medis pendidikan selama 24 jam 3. Persyaratan Rumah Sakit Pendidikan Standar RS Pendidikan ini disusun mengacu pada standar pendidikan kedokteran yang ditetapkan oleh World Fedration of Medical Education (WFME). a. Kedudukan dan Peran Rumah Sakit Pendidikan Dalam pelaksanaan pendidikan dokter dan dokter spesialis, yang perlu diperhatikan adalah instituisi pendidikan kedokteran, kolegium ilmu kedokteran dan RS Pendidikan. Kedudukan RS Pendidikan sebagai komponen yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran klinik yang meliputu pengetahuan, kemampuan psikomotor dan perilaku. Seiring dengan pembelajaran klinik peserta didik yang menjamin mutu hasil peserta didik sesuai dengan standar kompetensi, maka tidak semua RS dapat menjadi RS Pendiidikan. b. Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan •
Standar RS Pendidikan Utama RS Pendidikan Utama adalah RS jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik serta peserta didik untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
•
Standar RS Pendidikan Afilasi (Eksilensi) RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) adalah RS khusus atau umum dengan unggulan tertentu yang menjadi pusat
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rujukan medik tertentu yang merupakan jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk memenuhi modul pendidikan tertentu, •
Standar RS Pendidikan Satelit RS Pendidkan Satelit adalah RS jejaring institusi Pendidikan Kedokteran dan jejaring RS Pendidikan Utama yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi sebagian modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
c. Ruang Lingkup Ruang Lingkup meliputi •
Visi, Misi, Komitmen dan persyaratan
•
Manajemen dan administrasi
•
Sumber Daya Manusia untuk Program pendidikan klinik
•
Penunjang Pendidikan
•
Perancangan dan Pelaksanaan program pendidikan klinik yang berkualitas.
4. Persyaratan Umum Rumah Sakit Klas B Pendidikan 5 1) Sarana 1) Di tinjau dari geografi rumah sakit harus mempunyai lokasi yang dapat di jangkau oleh masyarakat sekitar. 2) Tersedianya infrastruktur dan fasilitas dengan mudah 3) Tidak
mengakibatkan
pencemaran
lingkungan
di
sekitarnya. 4) Rumah sakit tidak tercemar oleh lingkungan luar rumah sakit 5) Tersedianya luas tanah ± 3,5 ha, cukup untuk perkembangan selanjutnya 5
Pokok‐pokok pedoman arsitektur medik rumah sakit umum klas B pendidikan
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6) Memenuhi persyaratan Peraturan Daerah setempat (tata kota yang berlaku) 7) Tata letak unit pelayanan harus mempunyai hubungan fungsional antar unit yang efisien 8) Unit gawat darurat medis harus mudah di capai dari luar, dan mudah di ketahui. Unit rawat jalan harus mudah di capai dari luar dan dapat langsung berhunbungan secara efisien dengan unit‐unit lainyang terkait 9) Unit rawat inap harus berlokasi di daerah yang tenang. 10) Ada pemisahan antara pasien rawat jalan dan rawat inap dengan jelas 11) Pelayanan penunjang medis dapat langsung berhubungan dengan unit rawat jalan, unit rawat inap, unit gawat darurat dan ICU. 12) Pelayanan penunjang non medis, dapur, laundry, workshop, dapur harus mempunyai pintu keluar tersendiri. 13) Unit atau instalasi yang sering di gunakan dan berhubungan sangat erat di letakan pada tempat yang berdekatan, misalnya ICU/ICCU, laboratorium, radiologi dan IGD. 14) Adanya ketegasan sistem sirkulasi yang ada untuk pengguna di rumah sakit. Perlu analisa lingkungan dan ruang sebagai pembagian zona pengguna dan ruang di rumah sakit. 2) Prasarana 1) Prasarana listrik a) Kapasitas harus cukup b) Kualitas arus tegangan dan frekuensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c) Keandalan penyaluran daya harus tinggi d) Harus tersedia generator set berkapasitas minimal 40% dari daya kebutuhan.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e) Harus tersedia lampu emergency untuk ruang‐ ruang yang penting.Keamanan dan pengamanan jaringan instalasi listrik tetap terjamin. 2) Prasarana air a) Harus tersedia air bersih yang cukup dan memenuhi
syarat
kesehatan
atau
dapat
mengadakan pengolahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku b) Tersedia reservoir bawah dan atas c) Jaringan masing‐masing harus baik dan cukup 3) Gas medis a) Mempunyai persedian gas medik yang cukup b) Sistem jaringan distribusi ke masing‐masing ruang yang membutuhkan, dengan sistem sentralisasi 4) Penanggulangan kebakaran a) Tersedia alat pemadam kebakaran yang memadai. b) Pemeriksaan secara berkala terhadap peralatan kebakaran yang digunakan. 5) Prasarana komunikasi a)
Ekstern •
Saluran dari perumtel atau SSB
•
Komunikasi internet
b)
Intern •
Telepon dalam
•
Nurse call
6) Penangulangan limbah a) Tersedianya sistem pengolahan limbah padat (Medis, Non medis). b) Tersedianya pengolahan limbah cair (Medis, Non medis). 3) Peralatan
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Peralatan harus mengikuti pedoman pelayanan rumah sakit kelas B dan kondisi setempat serta memenuhi kriteria yang berkaitan dengan pengembangan rumah sakit yaitu: a) Peralatan harus dapat dikembangkan secara efisien sesuai dengan
pengembangan
rumah
sakit,
misalnya
menggunakan module sistem b) Mempermudah
pengelolaan
rumah
sakit
untuk
menentukan peralatan sebagai berikut: a. Peralatan sedapat mungkin disesuaikan dengan kondisi di Indonesia seperti listriknya. b. Peralatan
mudah
dioperasikan,
mudah
pemeliharaanya dan sedapat mungkin hemat dalam pemakaian energi, tanpa mengurangi kemampuan dari peralatan tersebut. 4) Sumber Daya Manusia untuk klas B6 a. Pelayanan Medik Dasar •
12 Dokter Umum & 4 Dokter Gigi
b. 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar •
3 Dokter Spesialis
c. 12 Pelayanan Medik Spesialis lain •
1 Dokter spesialis
d. 13 Pelayanan medik sub spesialis •
1 Dokter spesialis
e. Pelayanan Medik Spesialis Penunjang • f.
2 Dokter Spesialis (dari 4 sub spesialis)
7 Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut •
1 Dokter Gigi Spesialis
g. Sumber Daya Manusia RS ( 1:1 ) •
Keprawatan
•
Kefarmasian&Gizi
6
PMK No.340 ttg Klasifikasi Rumah Sakit
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
•
Keterapian Fisik
•
Keteknisan Medis
•
Petugas Rekam Medis
•
Petugas IPSRS
•
Petugas Pengelola Limbah
•
Petugas Kamar Jenazah
C. Universitas Negeri Sebelas Maret ( UNS ) 1. Sejarah UNS
Universitas Sebelas Maret berdiri sejak 11 Maret 1976, yang
awalnya merupakan gabungan dari 5 perguruan tinggi yang ada di Surakarta. Lima Perguruan Tinggi tersebut adalah : a. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Surakarta. b. Sekolah Tinggi Olahraga (STO) Negeri Surakarta. c. Akademi Administrasi Niaga (AAN) Surakarta d. Universitas Gabungan Surakarta (UGS) yang merupakan gabungan beberapa Universitas Swasta Surakarta. Dari keempat Universitas Swasta tersebut yang memiliki Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Indonesia Cabang Surakarta e. Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) Cabang Surakarta di bawah Departemen Hankam. Pada saat kelahirannya, Universitas Sebelas Maret terdiri dari 9 Fakultas : 1. Fakultas Ilmu Pendidikan 2. Fakultas Keguruan 3. Fakultas Sastra Budaya 4. Fakultas Sosial Politik 5. Fakultas Hukum 6. Fakultas Ekonomi 7. Fakultas Kedokteran 8. Fakultas Pertanian 9. Fakultas Teknik
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengabungan beberapa perguruan tinggi tersebut, mempunyai satu
tujuan yang besar, yakni meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Surakarta. Setelah 5 tahun melakukan konsolidasi, UNS mempersiapkan diri untuk memulai proses perkembangannya. Pembanguan secara fisik dimulai pada tahun 1980. Di bawah kepemimpinan dr. Prakosa, kampus yang semula terletak di di beberapa tempat disatukan dalam suatu kawasan. Lokasi tersebut adalah di daerah Kenthingan, di tepi Sungai Bengawan Solo, dengan cakupan area sekitar 60 hektar. Di daerah Kenthingan inilah, pembangunan kampus tahap pertama berakhir pada tahun 1985. Semua kegiatan , baik kegiatan akademik maupun administrasi pada saat itu tersebar di beberapa tempat di wilayah Kotamadya Surakarta, sedang khusus Fakultas Kedokteran menempati bekas gedung Fakultas Kedokteran PTPN Veteran Cabang Surakarta di Jalan Kolonel Sutarto No. 150 KSurakarta. 2. Visi, Misi dan Tujuan UNS7 a) Visi UNS “Menjadi pusat pengembangan ilmu, teknologi, dan seni yang unggul di tingkat internasional dengan berlandaskan pada nilai‐nilai luhur budaya nasional”. b) Misi UNS a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang menuntut pengembangan diri dosen dan mendorong kemandirian mahasiswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap; b. Menyelenggarakan penelitian yang mengarah pada penemuan baru di bidang ilmu, teknologi, dan seni; c. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang berorientasi pada upaya pemberdayaan masyarakat. c) Tujuan UNS a. Menciptakan lingkungan yang mendorong setiap warga
7
Kebijakan‐akademik‐uns‐2009‐2013
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kampus mau belajar guna mengembangkan kemampuan diri secara optimal; b.Menghasilkan lulusan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, cerdas, terampil, dan mandiri, serta sehat jasmani, rohani, dan sosial; c. Melahirkan temuan‐temuan baru di bidang ilmu, teknologi, dan seni yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam masyarakat dan untuk membangun kehidupan yang lebih baik;
3. Fakultas Kedokteran UNS a. Visi dan Misi
Sebagaimana Fakultas Kedokteran di Indonesia, untuk kegiatan
pendidikan mahasiswa menggunakan Rumah Sakit Umum Pusat "Surakarta" yang sekarang menjadi Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Dr. Moewardi Surakarta yang merupakan Rumah Sakit Pendidikan, berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang dituangkan
dalam
Surat
Keputusan
Bersama
Nomor
:
544/Men.Kes./SKB/X/81043a/U/1981 324 A Tahun 1981 Tanggal : 23 Desember 1981. Visi •
Mewujudkan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang mempunyai kualitas dan reputasi tinggi serta kompetitif,
•
Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di pasar global
•
Menjadi Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran khususnya dalam Ilmu Kedokteran Masyarakat
Misi •
Melaksanakan pendidikan dokter yang bermutu tinggi dan menghasilkan lulusan yang profesional, berorientasi ke depan dan mempunyai kemampuan manajerial.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
•
Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran melalui penelitian dasar, klinik dan komunitas untuk menunjang peningkatan kesehatan masyarakat.
•
Melaksanakan kurikulum pendidikan dokter yang relevan dan akuntabel sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Cara Belajar Resmi Kegiatan Kepaniteraan Fakultas Kedokteran UNS
Bentuk cara belajar secara resminya adalah sebagai berikut:
yang dinamakan a. BST (Bed Side Teaching), di sini kita akan belajar untuk bertindak kepada pasien langsung, tetapi kegiatan ini masih didasarkan modul yang diberikan dosen. b. CSS (Clinical Science Session), disini kita akan membahas tentang penyakit‐penyakit yang jarang, tetapi tidak ditemukan saat BST, CSS ini dapat dilakukan dengan diskusi. c. CRS (case Report Session), dalam sesi ini, kita akan mempresentasikan “kondisi pasien” mulai dari keluhan hingga follow‐up nya. c. Kebutuhan Kepaniteraan Fakultas Kedokteran UNS
Bertolak dari tujuan, kompetensi lulusan, kurikulum
pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran disusun dengan beban studi untuk pendidikan akademik sebesar 156 SKS yang dapat ditempuh dalam waktu empat tahun. Sedang untuk pendidikan profesi 53 SKS ditempuh dalam kurun waktu dua tahun.
Selesai pendidikan akademik mendapat predikat Sarjana
Kedokteran (S.Ked). Selama mengikuti pendidikan akademik mahasiswa wajib menyusun skripsi, mengikuti Kepaniteraan Umum (Panum) dan Coassisten Muda (Comuda). Skripsi dapat ditempuh setelah semester enam selama 6‐12bulan.
Panum dimaksudkan untuk mengenalkan kegiatan klinik
dengan menggunakan alat peraga. Dapat ditempuh dalam semester 7 atau 8. Sedangkan comuda dapat ditempuh setelah mahasiswa dinyatakan lulus Panum. Pada Comuda mahasiswa dihadapkan dengan
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pasien yang telah diketahui diagnosisnya. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Setelah lulus Sarjana Kedokteran mahasiswa diwajibkan melaksanakan Kepaniteraan Klinik di rumah sakit selama 2 tahun.
Kurikulum Lengkap Fakultas Kedokteran disusun bertolak dari
Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI). Didalamnya antara lain ditetapkan tujuan umum dan tujuan khusus masing‐masing cabang ilmu, pokok bahasan, metode pembelajaran, kaitan dengan cabang ilmu lain. Masing‐masing cabang ilmu ditetapkan beban studinya secara proporsional agar didapatkan lulusan yang mempunyai kompetensi. Pelaksanaan pembelajaran disusun dalam suatu jadwal yang disusun dengan memperhatikan sekuensial dari berbagai cabang ilmu. Fasilitas‐fasilitas yang mendukung Kepaniteraan klinik antara lain: a) Ruang Diskusi b) Ruang Jaga Co‐ass c) Ruang Istirahat Co‐ass d) R.Seminar e) Perpustakaan
f)
Laboratoium Mini
Kebutuhan Pendidikan dan Penelitian UNS diutamakan dalam 5
penyakit yang sering diderita dan dijumpai oleh masyarakat di Indonesia khususnya di Surakarta. Hal ini ditunjukkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat Surakarta dan sekitarnya. 5 Penyakit yang diutamakan oleh kepaniteraan UNS yaitu: a. Hypertensi
Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah
yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140 / 90 mmHg. Berdasarkan Data Riskesdas 2007 menyebut bahwa hipertensi sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis. Jumlahnya adalah mencapai 6,8 persen dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hypertensi di masyarakat krg lbh 10%, di Amerika Serikat krg lbh
5 jt penduduk dan di seluruh dunia 1 milyar. Hypertensi memiliki hubunga erat dgn resiko kardioveskuler,dimana pada tekanan darah(TD) kurang lebih yang lebih tinggi maka akan lebih besar pula kemungkinan terjadinya penyakit ginjal, struk, serangan jantung dan gagal jantung. Prevalensi hypertensi akan terus meningkat bila tidak ada parameter untuk melakukan tindakan pencegahan yang efektif. Klasifikasi hypertensi berdasarkan: sevent report of the join nasional community on prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood pressure memasukkan hypertensi dalam klasifikasinya dengan tujuan untuk meningkatkan kewaspadaan pada golongan tersebut. Dengan cara meningkatkan edukasi untuk menurunkan TD dan mencegah terjadinya hypertensi dengan cara memodifikasi kebiasaan hidup.8 b. Diabetes Melitus
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai
penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh
pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat
menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan 8
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1.
Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya
mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.9 c. Penyakit Infeksi Tropis
Istilah dan pengertian Tropical Medicine (Trop.Med.)
diperkenalkan oleh orang‐orang Barat (baca: Utara) ketika mereka pertama kali datang di daerah iklim panas, di sekitar khatulistiwa (keerkringen). Mereka menyaksikan alam di sini sebagai sesuatu yang berbeda dan khas dibandingkan dengan keadaan alam di negeri mereka. Mereka juga mengamati adanya penyakit‐penyakit yang diderita oleh penduduk atau oleh beberapa dari mereka yang ada di sini, yang mereka sangka penyakit aneh dan tidak pernah mereka saksikan di negeri mereka. Citra tentang penyakit tropik diindentifikasi sebagai penyakit dengan konotasi negatif, seperti yang berhubungan dengan sanitasi jelek, gizi jelek, higiene jelek, kebiasaan jelek dan penyakit menular yang berbahaya. Karena itu mereka sudah sejak awalnya berpendapat bahwa penyakit di daerah panas ini ganjil (exotic) dan perlu diklasifikasikan tersendiri sebagai penyakit tropik, dan mereka yang ingin atau terpaksa tinggal di daerah tropik (seperti tentara Kolonial), sebaiknya bersikap preventif dan menghindar dari penyakit (dan penduduk) sedapat mungkin. Dalam suasana penjajahan maka riset yang berlangsung selama seratus enam puluh empat tahun sejak dibentuk organisasi ilmiah pertama yaitu Bataviaasch Genootschap van Kunsten en weten schappen, ditujukan khusus untuk kepentingan Pemerintah Kolonial. Ini berarti bahwa riset dikendalikan guna membantu perkembangan sistem ekonomi kolonial, politik dan sumber kekayaan bagi penguasa kolonial. Dengan adanya sarana
9
www.infopenyakit.com
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perhubungan lalu lintas yang modern dan cepat, yang menghilangkan kendala batas dan waktu bagi pergaulan global yang lebih erat, yang berakibat bertambah besarnya jumlah orang asal daerah iklim sedang yang berkunjung maupun yang tinggal untuk beberapa waktu yang lama (Penang Dunia ke II), maka Trop.Med. memperoleh arti yang lebih besar dalam sejarah kedokteran dari pada sebelumnya. Visi dan sikap mereka berubah dalam tahap perkembangan Trop.Med, peneliti‐peneliti mendapat kesimpulan, bahwa penyakit tropik tidaklah mengerikan sebagai yang mereka sangka sebelumnya ; penyakit‐penyakit ini sebetulnya tidak seluruhnya asli (original) daerah tropik, tapi penyakit‐penyakit tersebut didapati juga pada daerah‐daerah iklim sedang, namun frekuensi maupun manifestasinya yang berlainan. Perbedaan frekuensi dan manifestasi ini, dimanapun ada kaitannya dengan : 1. ekonomi. 2. Iklim,serta 3. Bangsa/ras setempat.(1) Sebagaimana terlihat dari uraian di atas pengertian Trop.Med. terutama dipusatkan pada soal infeksi atau penyakit10 d. Penyakit Refluks Gastro Esofageal
Penyakit
Refluks
Gastro
Esofageal
(PRGE)
atau
GastroEsophageal Reflux Disease (GERD), umumnya dirujuk sebagai PRGE/GERD atau refluks asam (acid reflux), adalah kondisi dimana isi cairan dari lambung dimuntahkan/dialirkan kembali (refluxes) kedalam esofagus. Cairan dapat meradang dan merusak lapisan (menyebabkan esophagitis) dari esofagus meskipun tanda‐tanda peradangan yang terlihat terjadi pada minoritas dari pasien‐pasien. Cairan yang dimuntahkan biasanya mengandung asam dan pepsin yang dihasilkan oleh lambung. (Pepsin adalah enzim yang memulai pencernaan dari protein‐protein dalam lambung). Cairan yang
10
www.scribd.com
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dialirkan kembali juga mungkin mengandung empedu yang telah membalik kedalam lambung dari duodenum (usus dua belas jari). Duodenum adalah bagian pertama dari usus kecil yang menyambung pada lambung. Asam (acid) dipercayai adalah komponen yang paling berbahaya/melukai dari cairan yang dialirkan kembali. Pepsin dan empedu juga mungkin melukai esofagus, namun peran mereka dalam menghasilkan peradangan dan kerusakan esofagus adalah tidak sejelas peran dari asam.
PRGE/GERD adalah kondisi kronis. Sekali ia mulai, ia biasanya
adalah seumur hidup. Jika ada luka pada lapisan esofagus (esophagitis), ini juga adalah kondisi kronis. Lebih dari itu, setelah esofagus telah sembuh dengan perawatan dan perawatan dihentikan, luka akan kembali pada kebanyakan pasien‐pasien dalam beberapa bulan. Sekali perawatan untuk PRGE/GERD dimulai, oleh karenanya, ia biasanya akan perlu diteruskan secara tidak terbatas meskipun diperdebatkan bahwa pada beberapa pasien‐pasien dengan gejala‐gejala yang sebentar‐sebentar dan tidak ada esophagitis, perawatan dapat sebentar‐sebentar dan dilakukan hanya selama periode‐periode simptomatik. 11 e. Kanker Kanker atau neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk: •
tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal)
•
menyerang jaringan biologis di dekatnya.
•
bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis. Tiga karakter ganas inilah yang membedakan kanker dari tumor
jinak. Sebagian besar kanker membentuk tumor, tetapi beberapa 11
www.totalkesehatanananda.com
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidak, seperti leukemia. Cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan studi, diagnosis, perawatan, dan pencegahan kanker disebut onkologi. Pada umumnya, sel kanker membentuk sebuah tumor, kecuali pada leukemia. Reaksi antara asam tetraiodotiroasetat dengan integrin adalah penghambat aktivitas hormon tiroksin dan tri‐ iodotironina yang merupakan salah satu faktor yang berperan dalam angiogenesis dan proliferasi sel tumor.[1] Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi‐mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline). Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasi dan karakter keganasan, serta ada tidaknya metastasis. Diagnosis biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi, atau radiasi.12
12
www.newmedical.net
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
II‐ 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III TINJAUAN KOTA SOLO A. Kondisi fisik 1) Kondisi geografis
Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai Kota Solo, merupakan sebuah
dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m diatas permukaan air laut. Dengan Luas sekitar 44 Km2, Kota Surakarta terletak diantara 110 45` 15 – 110 45` 35 Bujur Timur dan 70` 36 – 70` 56 Lintang Selatan. Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh 3 (tiga) buah Sungai besar yaitu sungai Bengawan Solo, Kali Jenes dan Kali Pepe. Sungai Bengawan Solo pada jaman dahulu sangat terkenal dengan keelokan panorama serta lalu lintas perdagangannya.
Kabupaten Karanganyar dan Boyolali
Kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar
Kabupaten
Sukoharjo dan
Karanganyar
Kabupaten Sukoharjo Gambar III.1 Peta Surakarta beserta batas wilayah Sumber : BPS Surakarta
Batas wilayah Kota Surakarta sebelah Utara adalah Kabupaten Karanganyar
dan Kabupaten Boyolali. Batas wilayah sebelah Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karangnyar, batas wilayah sebelah Barat adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karangnyar, sedang batas wilayah sebelah selatan adalah Kabupaten Sukoharjo. Surakarta terbagi dalam lima wilayah Kecamatan yang meliputi 51 Kelurahan
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user III‐ 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel III.1 Pemanfaatan Lahan di Solo ‐
Perumahan/ pemukiman
:
2,731.02 Ha
‐
Jasa
:
427.13 Ha
‐
Perusahaan
:
287.48 Ha
‐
Industry
:
101.42 Ha
‐
Tanah Kosong Diperuntukkan
:
53.38 Ha
‐
Tegalan
:
85.27 Ha
‐
Sawah
:
149.32 Ha
‐
Kuburan
:
72.86 Ha
‐
Lapangan Olah Raga
:
65.14 Ha
‐
Taman Kota
:
31.60 Ha
‐
Lain‐lain
:
399.44 Ha
Jumlah
4,404.06 Ha
(sumber: Kantor BPN Kota Surakarta dalam Profil Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2008, Dinas Kesehatan Kota Surakarta) 2) Kondisi Klimatologis
Kota Solo mempunyai suhu udara maksimum 32,4 C dan suhu udara minimum
21,6 C. Sedangkan tekanan udara rata‐rata adalah 1008,74 mbs dengan kelembaban udara 79 %. Kecepatan angin berkisar 4 knot dengan arah angin 188 serta beriklim tropis. B. Kondisi sosial 1) Perkembangan Penduduk Solo
Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2003 adalah 552.542 jiwa terdiri
dari 270.721 laki‐laki dan 281.821 wanita, tersebar di lima kecamatan yang meliputi 51 kelurahan. Sex ratio nya 96,06% yang berarti setiap 100 orang wanita terdapat 96 orang laki‐laki. Angka ketergantungan penduduk sebesar 66%. Jumlah penduduk tahun 2003 jika dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil sensus tahun 2000 yang sebesar 488.834 jiwa, berarti dalam 3 tahun mengalami kenaikan sebanyak 83.708 jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk ini disebabkan oleh urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi.
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user III‐ 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rincian Jumlah Penduduk berdasarkan Kecamatan Tahun 20071 KECAMATAN
LUAS (KM2)
JUMLAH PENDUDUK
1.
LAWEYAN
8.64
92.234
2.
SERENGAN
3.19
49.751
3.
PASAR KLIWON
4.82
76.598
4.
JEBRES
12.58
133.222
5.
BANJARSARI
14.81
161.567
JUMLAH
44.04
515.372
NO.
Tabel III.2 Tabel Jumlah Penduduk berdasarkan Kecamatan Tahun 2007 Sumber : BPS Surakarta 2) Kondisi dan Fasilitas Kesehatan di Solo2 a. Kondisi Kesehatan di Solo
10 Besar Penyakit Penyebab Kematian Kota Solo NO.
NAMA PENYAKIT
JUMLAH
%
1.
Strok
693
33.4
2.
Diabetes Melitus
176
8.5
3.
Congestive Heart Failure
172
8.3
4.
Acute Myocard Infact
116
5.6
5.
Injuris
95
4.6
6.
Asthma
93
4.5
7.
Hipertention Hearth Disease
85
4.1
8.
Hipertensi
85
4.1
9.
Cirrhosis Hepatic
71
3.4
10.
Tuberculosis
62
3
Tabel III.3 Tabel 10 Besar Penyakit Penyebab Kematian Kota Solo Sumber : BPS Surakarta 10 Besar Penyakit Rawat Jalan di Rumah Sakit Kota Solo NO.
NAMA PENYAKIT
JUMLAH
%
1.
ISPA
4719
2.27
2.
Diare & Gastroenteritis
2092
1.00
3.
Hipertensi
1631
0.78
1
DKK Kota Surakarta,2008
2
Badan Pusat Statistik,2008
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user III‐ 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.
Diabetes Mellitus
1138
0.55
5.
Faringtis
877
0.42
6.
Gastritis
672
0.32
7.
Peny.Jantung Iskemik
511
0.25
8.
TB.Paru
484
0.23
9.
Dispepsia
394
0.19
10.
DBD
350
0.17
Tabel III.4 Tabel 10 Besar Penyakit Rawat Jalan di Rumah Sakit Kota Solo Sumber : BPS Surakarta
10 Besar Penyakit Rawat Inap di Rumah Sakit Kota Solo NO.
NAMA PENYAKIT
JUMLAH
%
1.
Diare & Gastroenteritis
1081
1.30
2.
Fraktur Tulang
984
1.19
3.
DBD
657
0.79
4.
Demam Tifoid & Paratifoid
603
0.73
5.
Diabetes Mellitus
239
0.29
6.
Stroke
217
0.26
7.
Apendik
216
0.26
8.
Hipertensi
202
0.24
9.
Peny.Jantung
194
0.23
10.
Faringtis
176
0.21
Tabel III.5 Tabel 10 Besar Penyakit Rawat Inap di Rumah Sakit Kota Solo Sumber : BPS Surakarta
b. Fasilitas Kesehatan di Solo Data tentang Penyebaran Rumah Sakit di Solo3
Nama Rumah Sakit 1. Rumah Sakit Daerah Banjarsari 2. Rumah Sakit Panti
Alamat Jl. Lumban Tobing 10 Ska
Pelayanan Kesehatan
Telp. 632024 Jl. Jen. Ahmad Yani No. 1‐2
Paru, bedah, anak,
3
www.kotasolo.info
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user III‐ 4
perpustakaan.uns.ac.id
Waluyo
3. Rumah sakit Dr Oen Surakarta
digilib.uns.ac.id
Surakarta
penyakit dalam, jantung,
Telp. 712077
syaraf,
Jl Brigjen Katamso 55 Solo
Paru, bedah, anak,
0271‐642238
penyakit dalam, jantung, syaraf,
4. Rumah Sakit Islam Surakarta
Jl Jend A Yani Solo 57161
Paru, bedah, anak,
0271‐710571
penyakit dalam, jantung, syaraf,
5. Rumah Sakit Jiwa
Jl Ki Hajar Dewantoro 80
Daerah Surakarta
Solo 57126 0271‐641442
6. Rumah Sakit Khusus
Jl Slamet Riyadi 301‐303
Poliklinik Nuero – Psikiatri,
Jiwa & Saraf Puri
Solo 57141 0271‐710683
Konsultasi Psikologi, EEG,
Waluyo
ECG, ECT, Fisisoterapi, Laboratorium, ICU
7. Rumah Sakit Ortopedi Prof Dr R
Jl Jend A Yani Solo 57162
0271‐714458
Soeharso 8. Rumah Sakit Panti Waluyo
Jl Jend A Yani I 1‐2 Solo
Paru, bedah, anak,
57144 0271‐712077
penyakit dalam, jantung, syaraf,
9. Rumah Sakit umum
Jl Ronggowarsito 130 Solo
PKU Muhammadiyah 57131 0271‐714578 10. Rumah Sakit Slamet Riyadi 11. Rumah Sakit Triharsi
12. Rumah Sakit Umum Brayat Minulyo 13. Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi
14. Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
Paru, bedah, anak, penyakit dalam, jantung, syaraf,
Jl Brigjen Slamet Riyadi 321 Bedah, anak, syaraf Solo 57142 0271‐726700 Jl Wolter Monginsidi 82
Anak, bedah, penyakit
Solo 57134 0271‐646061
dalam
Jl Dr Setiabudi 106 Solo
Paru, bedah, anak,
57134
penyakit dalam, jantung,
0271‐716646
syaraf, penyakit kejiwaan,
Jl Kol Sutarto 132 Solo
Paru, bedah, anak,
57126
penyakit dalam, jantung,
0271‐634634
syaraf,
Jl Kapten Mulyadi 249 Solo
Paru, bedah, anak,
commit to user
III‐ 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Islam Kustati
15. Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
57118
penyakit dalam, jantung,
0271‐643013
syaraf,
Jl Brigjen Slamet Riyadi 404 Penyakit Dalam, Jantung, Solo 57142
Paru, Anak, Perinatologi,
0271‐714422
Bedah
Tabel III.6 Tabel Data tentang Penyebaran Rumah Sakit di Solo Sumber : BPS Surakarta
3) Kondisi Pendidikan Kedokteran dan Fasilitas di Solo
Di Kota Solo terdapat 2 Perguruan Tinggi negeri dan 24 perguruan tinggi swasta.
Keberadaan pendidikan tinggi tersebut menunjukkan bahwa Kota Surakarta telah memiliki lembaga pendidikan tinggi yang relatif lengkap, sehingga cukup layak untuk disebut sebagai kota pendidikan juga. Aset tersebut merupakan sarana dan prasarana yang penting bagi penyediaan sumber daya manusia terdidik di Surakarta. 4) Kondisi Rumah Sakit DR. Moewardi Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Gambar III.2 Denah RS Dr. Moewardi Surakarta Sumber: data pribadi
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
III‐ 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Pelayanan Gawat Darurat 2) Pelayanan Rawat Jalan Berada di dalam satu gedung, terdiri dari 3 lantai, dengan pembagian per lantai sebagai berikut: •
Lantai 1 Pada lantai satu terdapat rehabilitasi medik beserta poly sbg berikut: Poliklinik Kesehatan Anak Poliklinik Umun Poliklinik Jiwa
Poliklinik Kandungan •
Lantai 2 Poliklinik Gigi dan Mulut Poliklinik Penyakit Dalam Poliklinik Bedah Umum Poliklinik Mata Poliklinik Paru Poliklinik Saraf Poliklinik Jantung
•
Lantai 3
Poliklinik THT
Poliklinik kulit dan kelamin
3) Pelayanan Rawat Inap
Gambar III.3 Ruang Tunggu RS. Dr. Moewardi Surakarta Sumber: Data Pribadi
a. Gedung Perawatan 1 Lantai 1 (Mawar 1) : Rawat Inap untuk obsgyn Lantai 2 (Mawar 2) : Rawat Inap untuk bedah Lantai 3 (Mawar 3) : Rawat Inap untuk umum b. Gedung Perawatan 2 commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
III‐ 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lantai 1 (Melati 1) : Rawat Inap untuk penyakit dalam
Lantai 2 (Melati 2) : Rawat Inap untuk anak
Lantai 3 (Melati 3) : Rawat Inap untuk campur c. Gedung Perawatan 3
Lantai 1 (Anggrek 1) : Rawat Inap untuk saraf Lantai 2 (Anggrek 2) : Paru‐paru, THT, Mata, Jantung Lantai 3 (Anggrek 3) : VIP d. Gedung Perawatan 4
Lantai 1 (Cendana 1) : VIP
Lantai 2 (Cendana 2) : VIP
Lantai 3 (Cendana 3) : VIP
4) Pelayanan Medis Penunjang a. Pelayanan Farmasi b. Pelayanan Laboratrium c. Pelayanan Radiologi d. Pelayanan Rehabilitasi Medik e. Pelayanan Gizi f.
Pelayanan Ambulance/Mobil Jenazah
5) Pelayanan IBS
Gambar III.4 Ruang residen Bedah RS Dr. Moewardi Surakarta Sumber: Data Pribadi
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user III‐ 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6) Pelayanan Pendidikan a. R.Diskusi
Gambar III.5 Ruang diskusi RS Dr. Moewardi Surakarta Sumber: Data Pribadi
b. R.Jaga Gambar III.6 Ruang jaga RS Dr. Moewardi Surakarta Sumber: Data Pribadi
c. R.Perpustakaan
Berada di gedung iv lantai 4 yang merupakan area pendidikan
khusus untuk coass dan residen d. R.Seminar
Ruang Seminar terletak pada gedung IV lantai 4 bersebelahan
dengan ruang kepaniteraan dan ruang diskusi. e. R.Istirahat Gambar III.7 Ruang istirahat RS Dr. Moewardi Surakarta commit to user Sumber : Data Pribadi Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
III‐ 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7) Pelayanan Service Gambar III.8 Area Parkir Motor RS Dr. Moewardi Surakarta Sumber : Data Pribadi
Gambar III.9 Kafetaria RS Dr. Moewardi Surakarta Sumber: Data Pribadi Lahan parker pada Rumah Sakit Dr.Moewardi hamper menghabiskan semua lahan
hijau pada lahan Rumah Sakit Dr. Moewardi, pada basement pun jika hujan sering tergenan air karena system drainase yang kurang baik pada area basement.
Sedangkan kantin terletak dibagian pojok sisi depan, area kantin ini tidak dipisah
berdasarkan penngunjung, dokter, pasien, coass dan residen sehingga terlihat padat pada jam‐jam makan siang. C. Rencana Umun Tata Ruang Kota 1) Perencanaan Umum Tata Ruang Kota Wilayah Kotamadya Surakarta, merupakan kota yang sudah dapat dikatakan mapan, mempunyai banyak peranan dan fungsi sebagai kota pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata, olahraga serta sosial budaya. NO
FUNGSI KOTA
SKALA PELAYANAN
1.
Pemerintahan
Lokal dan Regional
2.
Industri
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
Lokal, Regional dan Nasional
commit to user
III‐ 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.
Pendidikan
Lokal, Regional dan Nasional
4.
Pariwisata dan Sosial Budaya Lokal,
5.
Perdagangan
Lokal dan Regional
6.
Pusat Olahraga
Lokal, Regional dan Nasional
Regional
dan
Tabel III.7 Tabel Fungsi dan skala pelayanan Kotamadya Surakarta Sumber: Perda no. 8/1993 2) Pengembangan Sub Wilayah Pembangunan (RUTRK1993‐2013) Rencana pembagian satu wilayah pembangunan dan pelayanan dibagi dalam 4 WP (wilayah pengembangan ) dan 10 SWP (Sub Wilayah Pengembangan). Empat wilayah . tersebut WP utara, WP selatan, WP timur, dan WP barat. Gambar III.10 Peta Pembagian Sub Wilayah Pembangunan kota Surakarta Sumber : RUTRK Surakarta 1993‐2013 I.
Pucang Sawit, meliputi Pucang Sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkrah, Sewu, dan Semanggi
II.
Kampung Baru, meliputi Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan, Timuran, Punggawan, Stabelan, dan Dinoprajan.
III.
Gajahan, meliputi Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan, Kemlayan, Pasar, Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu dan Joyosuran.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
III‐ 11
perpustakaan.uns.ac.id
IV.
digilib.uns.ac.id
Sriwedari, meliputi Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari, Manahan, dan Mangkubumen.
V.
Sondakan, meliputi Pajang, Laweyan, dan Sondakan.
VI.
Jajar, meliputi Jajar, Karang Asem, dan Kerten.
VII.
Sumber, meliputi Sumber dan Banyuanyar.
VIII.
Jebres, meliputi Jebres dan Tegalharjo.
IX.
Kadipiro, meliputi Kadipiro dan Nusukan.
X.
Mojosongo
3) Rencana Struktur Tata Guna Tanah Untuk memantapkan struktur yang telah digariskan dalam RUTRK 1993 ‐ 2013, adapun fungsi masing‐masing SWP dengan prosentase kegiatannya seperti ditunjukkan pada tabel berikut:
Gambar III.11 Peta Rencana Struktur Tata Guna Tanah Sumber: Rutrk Surakarta 1993‐2013 Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user III‐ 12
perpustakaan.uns.ac.id
Skala Pelayanan Kegiatan
SWP
digilib.uns.ac.id
Ters
Fungsi / kegiatan (%)
Jumlah (%)
Sekunder
Primer
Ling BWK Kota Regi
Na
Inte
/lokal onal
s
r
A
B
C
I
9
9
9
9
9
II
9
9
9
9
9
9
10
III
9
9
9
9
9
9
15 15
IV
9
9
9
9
9
9
5
V
9
9
9
9
VI
9
9
9
9
VII
9
9
9
VIII
9
9
9
9
9
10
IX
9
9
9
9
9
X
9
9
9
D
E
20
5
F
G
H
10
70
100
5
10 10 60
100
25
45
100
5
10
65
100
15
5
10
70
100
5
10 5
5
75
100
5
5
90
100
5
10
25 5
55
100
15
5
5
75
100
5
5
90
100
15
Tabel III.8 Tabel Rencana Struktur Tata Guna Tanah Sumber: RUTRK Kodya Surakarta 1993‐2013 dan RDTR SKAsel
Keterangan : A
=
Fungsi Pariwisata
B
=
Fungsi Kebudayaan
C
=
Fungsi Olahraga
D
=
Fungsi Industri
E
=
Fungsi Pendidikan
F
=
Fungsi Perdagangan
G
=
Fungsi Pusat Administrasi dan Perkantoran
H
=
Fungsi Perumahan
BWK
=
Bagian Wilayah Kota
Inter
=
Internasional
SWP
=
Sentra Wilayah Pengembangan
4) Rencana Tata Guna Bangunan Sesuai dengan arahan RUTRK yang mendasarkan atas penilaian dari beberapa faktor seperti : harga tanah, lebar jalan, penggunaan tanah, keberadaan bangunan kuno, kepadatan bangunan, kecenderungan (intensitas bangunan), jalur pesawat terbang. Sesuai dengan RUTRK, Rumah Sakit Pendidikan didirikan dengan berlantai banyak.
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
III‐ 13
perpustakaan.uns.ac.id
SWP
Nama Jalan
digilib.uns.ac.id
Tata Guna
Petak
Tinggi
ALD
ALL
Lahan
Bangunan
Bangunan
(%)
(%)
2
I
II
III
(m )
(lantai)
Suryo
B
600‐1000
2
50‐75
1,00‐1,50
Cokroaminoto
B
2500‐5000
5‐9
50‐75
3,50‐5,25
Kyai Mojo
B
2500‐5000
5‐9
50‐75
3,50‐5,25
Sugiopratno
B
1000‐2500
2‐5
50‐75
1,50‐2,25
Yosodipuro
B
1000‐2500
2‐5
50‐75
1,50‐2,25
RM.Said
B
1000‐2500
2‐5
50‐75
1,50‐2,25
Ahmad Dahlan
A
600‐1000
2
75‐80
1,00‐1,50
Juanda
A
1000‐2500
2‐5
75‐80
1,50‐2,25
Teuku Umar
A
600‐1000
2
75‐80
1,00‐1,50
Imam Bonjol
A
600‐1000
2
75‐80
1,00‐1,50
Ronggowarsito
B
1000‐2500
2‐5
50‐75
1,50‐2,25
W.Mongonsidi
B
5000‐10000
9‐20
50‐75
7,50‐11,25
1000‐2500
Kartini
B
1000‐2500
2‐5
50‐75
1,50‐2,25
Hassanudin
B
1000‐2500
2‐5
50‐75
1,50‐2,25
Diponegoro
A
1000‐2500
2‐5
75‐80
1,50‐2,25
Kapten Mulyadi
A
5000‐10000
2‐5
75‐80
1,50‐2,25
Jend.A.Yani
B
2500‐5000
9‐20
50‐75
7,50‐11,25
Gajah Mada
B
1000‐2500
5‐9
50‐75
3,50‐5,25
Sultan Syair
A
1000‐2500
2‐5
75‐80
1,50‐2,25
Letjen.S.Parman
A
5000‐10000
2‐5
75‐80
1,50‐2,25
Urip Sumoharjo
A
5000‐10000
9‐20
75‐80
7,50‐11,25
Jend.Sudirman
B
5000‐10000
9‐20
50‐75
7,50‐11,25
Slamet Riyadi
B
5000‐10000
9‐20
50‐75
7,50‐11,25
Kapten Mulyadi
A
5000‐10000
9‐20
75‐80
7,50‐11,25
Brigjen.Sudiarto
A
5000‐10000
9‐20
75‐80
7,50‐11,25
Veteran
A
5000‐10000
9‐20
75‐80
7,50‐11,25
Honggowongso
A
2500‐5000
5‐9
75‐80
3,50‐5,25
L.Yos Sudarso
A
1000‐2500
2‐5
75‐80
1,50‐2,25
Jend.Gatot Subroto
A
1000‐2500
2‐5
75‐80
1,50‐2,25
Dr.Rajiman
A
2500‐5000
5‐9
75‐80
3,50‐5,25
Slamet Riyadi
5000‐10000
9‐20
7,50‐11,25
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
III‐ 14
perpustakaan.uns.ac.id
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
digilib.uns.ac.id
A
5000‐10000
9‐20
75‐80
7,50‐11,25
Dr.Cipto M
B
600‐1000
2
50‐75
1,00‐,50
Perintis
B
1000‐2500
2‐5
50‐75
1,50‐2,25
Kemerdekaan
1000‐2500
2‐5
50‐75
1,50‐2,25
Bhayangkara
B
1000‐2500
2‐5
50‐75
1,50‐2,25
Hassanudin
B
2500‐5000
5‐9
50‐75
3,50‐5,25
Dr.Wahidin
B
1000‐2500
2‐5
50‐75
1,50‐2,25
MT.Haryono
B
5000‐10000
9‐20
50‐75
7,50‐11,25
Adi Sucipto
B
2500‐5000
5‐9
50‐75
3,50‐5,25
Dr.Rajiman
B
2500‐5000
5‐9
50‐75
3,50‐5,25
Dr.Muwardi
B
5000‐10000
9‐20
50‐75
7,50‐11,25
Veteran
B
5000‐10000
9‐20
50‐75
7,50‐11,25
Slamet Riyadi
B
5000‐10000
9‐20
50‐75
7,50‐11,25
H.Agus Salim
B
1000‐2500
2‐5
50‐75
1,50‐2,25
Dr.Rajiman
B
5000‐10000
9‐20
50‐75
7,50‐11,25
Slamet Riyadi
B
5000‐10000
9‐20
50‐75
7,50‐11,25
Prof.dr.Suharso
B
1000‐2500
2‐5
50‐75
1,50‐2,25
Adi Sucipto
B
5000‐10000
9‐20
50‐75
7,50‐11,25
Jend.A.Yani
B
5000‐10000
9‐20
50‐75
7,50‐11,25
Letjen Suprapto
B
1000‐2500
2‐5
50‐75
1,50‐2,25
Adi Sumarmo
B
1000‐2500
2‐5
50‐75
1,50‐2,25
Ki.Mangunsarkono
B
1000‐2500
2‐5
50‐75
1,50‐2,25
K.H.Dewantoro
B
1000‐2500
5‐9
50‐75
1,50‐2,25
Ir.Sutami
B
5000‐10000
9‐20
50‐75
7,50‐11,25
Kol.Sutanto
A
5000‐10000
9‐20
75‐80
7,50‐11,25
Letjen.Sutoyo
B
1000‐2500
2‐5
50‐75
1,50‐2,25
Kol.Sutanto
B
2500‐5000
5‐9
50‐75
3,50‐5,25
Brigjen Katamso
B
1000‐2500
2‐5
50‐75
1,50‐2,25
Tabel III.9 Tabel Ketinggian Bangunan di Surakarta Sumber: RUTRK Kodya Surakarta 1993‐2013 dan RDTR SKAsel
Keterangan
A
= Perdagangan
B
= Pemukiman, Perkantoran
C
= Pariwisata, industri
ALD = Angka Lantai Dasar
ALL
= Angka Luas Lantai commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
III‐ 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Lokasi Rumah Sakit Pendidikan
Lokasi yang akan dibangun sebagai Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret Surakarta
harus memenuhi berbagai persyaratan lokasi yang diperlukan agar perancangan nantinya sesuai dengan yang diharapkan. Dasar pertimbangan pemilihan lokasi adalah sebagai berikut: Lokasi harus berada pada wilayah yang mudah dicapai baik dari dalam maupun luar kota Surakarta. 1. Tidak berada pada lingkungan industri ataupun perdagangan yang ramai dan padat. Dari hasil analisis pada poin sebelumnya telah diperoleh tiga alternatif lokasi, yaitu: a. Lokasi I, kawasan Jajar, Kerten ( Jln. Adi Sucipto ) b. Lokasi II, kawasan Jebres c. Lokasi III, kawasan Pabelan Sehingga untuk menentukan lokasi berdasarkan persyaratan diatas, digunakan sistem penilaian sebagai berikut: Dasar pertimbangan Kemudahan akses dari dalam dan luar
Berada di kawasan non industri
++
++
+
Dekat dengan kampus
++
+++
++
8
8
6
Tabel III.10 Tabel Dasar Pertimbangan Pemilihan Lokasi Sumber: Hasil Survey Pribadi, 2010
++
Jumlah
Lokasi II Lokasi III
+++
kota
Lokasi I
+++
Keterangan: +++ = sangat baik ++
= baik
+
= cukup Dari tabel penilaian di atas dapat diperoleh site terpilih untuk Rumah Sakit
Universitas Sebelas Maret Surakarta yaitu di kawasan Jebres, Jajar,Kerten dan Pabelan.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
III‐ 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SEBELAS MARET A. PEMAHAMAN Rumah Sakit UNS merupakan suatu pusat kesehatan di Surakarta yang memiliki dan mampu mewadahi seluruh kegiatan yang dapat menangani penyembuhan dan pemulihan kondisi kesehatan pasien dengan meningkatkan pelayanan kesehatan serta menghasilkan tenaga medis yang kompeten sesuai dengan fungsinya yang memberikan kebutuhan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada Rumah Sakit UNS ini. B. TUJUAN DAN FUNGSI Menyediakan wadah yang mampu menampung kegiatan pelayanan kesehatan serta mendukung terciptanya pusat pendidikan dan penelitian kedokteran yang ideal untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya. C. SASARAN DAN LINGKUP PELAYANAN a. Sasaran pelayanan adalah daerah Surakarta dan sekitarnya. b. Sebagai Pusat Pendidikan dan Penelitian Kedokteran UNS. c. Dengan memperhatikan kenyamanan penduduk Surakarta akan didesain dengan mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi pada Rumah Sakit UNS. d. Dengan memperhatikan status sosial dan ekonomi akan didesain dengan mempertimbangkan keadaan sosial dan ekonomi kalangan menengah.
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
IV‐ 1
D. STRUKTUR ORGANISASI
Gambar IV.1 Struktur Organisasi RS UNS Sumber: Data Pribadi Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
IV‐ 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. KEGIATAN DAN KEBUTUHAN RUANG Secara prinsip ada enam jenis kegiatan Rumah Sakit UNS, yaitu: 1. Kegiatan Pasien Rawat Jalan (OPD : Out Patient Department) Kegiatan pengobatan dan perawatan yang menurut medis tidak perlu menjalani rawat inap, serta menjadi kegiatan pencegahan penyakit dimana pasien dalam keadaan sehat. Pada bagian kegiatan dapat dibagi menjadi : Poliklinik dan Unit Gawat Darurat 2. Kegiatan Pasien Rawat Inap (IPD : In Patient Department) Yaitu kegiatan pengobatan dan perawatan terhadap pasien yang menurut medis harus dilakukan dengan rawat inap. Terbagi dalam kegiatan : •
Rawat inap
•
Rawat isolasi khusus pada 4 penyakit spesialis dasar
•
Rawat intensive ( intensive care unit )
Kegiatan perawatan di RS dibedakan berdasarkan : •
Kelas Perawatan Kelas VIP, Kelas I, Kelas II dan Kelas III.
•
Sifat Penyakit Sifat penyakit dibedakan berdasarkan pada jenis penyakit, kegiatan perawatan penyakit dan intensif. Khususnya pada Rumah Sakit UNS ini terdapat ruang rawat inap yang khusus untuk Hypertensi, Diabetes Melitus, Penyakit Infeksi Tropis, Gastric dan Kanker.
3. Kegiatan Penunjang Pasien Medis / Perawatan Kegiatan Bedah Sentral, Laboratorium, kegiatan Radiology dan kegiatan Farmasi. 4. Kegiatan Administrasi kegiatan administrasi rumah sakit untuk pelayanan secara keseluruhan meliputi : direktur utama, direktur pengawas, direktorat medis dan keperawatan, direktorat
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
IV‐ 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sumber daya alam dan pendidikan, direktoran keuangan, direktorat umum dan operasional. 5. Kegiatan Servis Kegiatan Pelayanan Kamar Jenazah, Bengkel dan Peralatan (IPSRS), Loundry, Instalasi Gizi, Pengolahan dan pembuangan limbah, plant room ( trafo, genset dan gas medis ). 6. Kegiatan Pengunjung Mengantar, Menjenguk, Mengantar dan Mengambil obat. 7. Kegiatan Pendidikan dan Penelitian Kedokteran Belajar, berdiskusi, praktek. F. TUNTUTAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PENELITIAN Pusat Pendidikan dan Peneniltian dalam Rumah Sakit UNS bertujuan untuk mengembangkan penelitian dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat Solo dengan meningkatkan kualitas calon tenaga medis, sehingga dalam pembentukan ruang pendidikan dan penelitian Rumah Sakit UNS lebih ditekankan pada Pusat Pendidikan dan Penelitian yang ideal, serta merupakan penelitian penyakit‐penyakit yang masuk dalam daftar penyakit‐penyakit yang sering diderita masyarakat dan merupakan penyakit penyebab kematian terbesar di Solo, pada khususnya, seperti penyakit infeksi tropis, diabetes mellitus, hypertensi dan kanker yang akan direncanakan khusus untuk penelitian UNS. Tetapi tidak mengganggu proses pelayanan kesehatan yang ada.
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
IV‐ 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V ANALISA 1. Analisa Tata Ruang dan Tata Massa Bangunan 1) Pelaku Kegiatan Pelaku 1. Dokter
2. Perawat/Medis
3. Dokter Muda
4. Co‐as
Kegiatan Ruangan • R. Periksa/R. Inap/R.Jalan/ • Pemeriksaan Rehabilitasi/IGD/IBS/Radiologi Pasien /Lab • R. Dokter • Istirahat • R. Operasi • Operasi • R. Kuliah • Memberikan kuliah • Kmr mndi/wc • metabolisme • R. Periksa/R. Inap/R.Jalan/ • Pembantu Rehabilitasi/IGD/IBS/Radiologi Pemeriksaan /Lab • R. Inap/Bangsal • Perawatan Pasien • Nursestation • Penjagaan Pasien • R. Perawat • Istirahat • R. Operasi • Pembantu Operasi • Kmr mndi/wc • metabolisme • R. Periksa/R. Inap/ • Pemeriksaan Rehabilitasi Pasien • R. Reseden • Istirahat • R. Operasi • Operasi • R. Seminar • Kuliah • R.Diskusi • metabolisme • Kmr mndi/wc R. • R. Periksa/R. Inap/ • Pemeriksaan Rehabilitasi Pasien/praktek • R. Coas • Istirahat • R. Operasi • Operasi • R. Diskusi • Kuliah • R.Seminar • Praktek • Bangsal/IGD/Poliklinik • metabolisme • Kmr mndi/wc
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 1
perpustakaan.uns.ac.id
5. Pasien a. Rawat Inap b. Rawat Jalan c. Emergency d. Laboratrium e. Apotik/Farmasi f. Radiologi g. Rehabilitasi Medik
6. Pengunjung a. Rawat Inap
digilib.uns.ac.id
• • • • • • • •
Pendaftaran/ Pembayaran Istirahat Operasi Metabolism Pendaftaran/ Pembayaran Pemeriksaan Operasi Metabolisme
• • •
Poliklinik R. Operasi Kmr mndi/wc
•
R. Administrasi
• • •
Triase R. Operasi Kmr mndi/wc R. Pendaftaran/ Informasi R.Periksa Kmr mndi/wc R. Pendaftaran/ Informasi
• • • •
•
•
Pendaftaran/ Pembayaran Pemeriksaan Operasi Metabolisme Pendaftaran
• •
Pemeriksaan Metabolisme
•
Pengambilan/ Pembayaran Obat Tunggu Pendaftaran Pemeriksaan Metabolisme Pendaftaran Pemeriksaan Metabolisme Pendaftaran Pemeriksaan Pemulihan Metabolisme
• • •
• • •
• • • • • • • • • • •
• • • • •
R.Tunggu R. Pendaftaran/ Informasi R.Periksa Kmr mndi/wc
• • •
R. Pendaftaran/ Informasi R.Periksa Kmr mndi/wc
• • • •
R. Pendaftaran/ Informasi R.Periksa R.Terapi Kmr mndi/wc
• •
R.Inap/Bangsal R.Tunggu
• •
Pengunjugan Istirahat
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
•
R. Administrasi Bangsal R. Operasi Kmr mndi/wc R. Administrasi
commit to user
V‐ 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
•
b. Askes Jalan) c. Apotik
•
(Rawat
• • • • • • •
7. Karyawan/Staff a. Administrasi/ Pengelola RS b. Pengelola Kepaniteraan c. Service
•
•
•
•
Metabolism Pendaftaran/Pe mbayaran Tunggu Metabolism Pengambilan/ Pembayaran Obat Tunggu Pendaftaran Pemeriksaan Metabolisme Kegiatan perkantoran yang mengelola rumah sakit. Administrasi, Medical Record
•
Kmr mndi/wc R. Pendaftaran/ Informasi
• • •
R.Tunggu Kmr mndi/wc R. Pendaftaran/ Informasi
• • • •
R.Tunggu R. Pendaftaran/ Informasi R.Periksa Kmr mndi/wc
• • • • • • • •
R. Direktur R. Sekretaris R. Tamu R. kabid umum R. kabid pelayanan R. kabid penunjang R. Arsip R. Rapat
Kegiatan • R. Sekretaris perkantoran yang • R. Tamu mengelola kepaniteraan • R.Kepaniteraan kedokteran UNS Kegiatan • IPAL pengolahan Bak pengendapan awal limbah Bak aerasi Bak sedimentasi Kegiatan MEE • Bengkel dan MEE R. penerima R. administrasi Bengkel R. genset R. pompa R. panel dan trafo
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
•
commit to user
V‐ 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
R. bahan bakar R. jaga • Gardu listrik • Tempat sampah
• •
•
Kegiatan pengolahan sampah Kegiatan mencuci, menjemur, menyetrika, desinfectan, penyimpanan locker Kegiatan memasak, menyiapkan makanan
• CSSD • Intalasi Gizi
Tabel V.1 Analisa Tata Ruang dan Tata Massa Bangunan berdasarkan Pelaku Kegiatan Sumber : Analisa Pribadi
2) Zona Pelayanan a) Pelayanan Pasien Luar Rumah Sakit ( Out Patient Departement) Pelayanan Unit Poliklinik Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • R. informasi, pendaftaran • Pelayanan • Dokter administrasi informasi, • Perawat Pendaftaran dan • Residen administrasi • Co‐ass • R. Tunggu • Menunggu • Staf/karyawan - Penyakit Infeksius • Pasien Penyakit Non‐infeksius • Pengantar • R. pemeriksaan : • Pemeriksaan - Poli Umum - Poli Kesehatan Anak - Poli Jiwa - Poli Kandungan - Poli Gigi dan Mulut - Poli Penyakit Dalam - Poli Bedah Umum - Poli Mata - Poli Paru - Poli Saraf - Poli Jantung - Poli THT - Poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
dan
V‐ 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
• • • •
Kerja karyawan/Adminis trasi Metabolism Simpan barang/Alat Berdiskusi
• • • • • •
R.Karyawan
Lavatori Storage R.Diskusi R.Co‐as R.Reseden
b) Pelayanan Pasien Dalam Rumah Sakit (Inpatient Departement) a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Layanan informasi • R. informasi dan R. Pendaftaran • Dokter Pendaftaran • Perawat • R. First Aid • Pertolongan • Residen pertama • Co‐ass • R. pemeriksaan • Staf/karyawan • Periksa • R. perawatan • Perawatan • Pasien • R. obat • Penyediaan obat • Pengantar • R. Alat • Penyediaan alat • Penyediaan darah • Bank Darah • Medical Gasses • Penyediaan gas • R. Ganti • Ganti • R. dokter • Kerja dokter • R. Karyawan • Kerja karyawan • R. Tunggu • Menunggu • Pembayaran • R. administrasi administrasi • Lavatory • Metabolism • R. stretcher • Simpan kereta • R.Diskusi • Berdiskusi • R.Co‐as • R.Reseden • Praktek • R.Praktek b. Pelayanan Rawat Inap (In Patient Departemen) Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Mendaftar • Nurse Station • Dokter Pengawasan • Perawat perawat, Residen, • Residen • Pengawasan Co‐ • R.Jaga Khusus Coass • Co‐ass Ass • Bangsal rawat inap • Staf/karyawan • Pasien di periksa • Pasien Pasien dirawat • Pengunjung Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
• • • • • • • • •
Isolasi Dokter visit Makan & minum Simpan kain Metabolism Suplai gas Simpan barang Istirahat perawat Menunggu
• • • • • • • • •
R. Isolasi R.Dokter Pantry R. linen Lavatory R. Gas Storage R. Istirahat Perawat R. tunggu - Penyakit Infeksius - Penyakit Non‐infeksius
c) Pelayanan Instalasi Care Units ( ICU ) dan Instalasi Coronary Care Units ( ICCU ) Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Mendaftar • Dokter Pengawasan • Nurse Station • Perawat perawat, Residen, • Residen Co‐Ass • Co‐ass • Ruang ICU & ICCU • Staf/karyawan • Pasien di periksa Pasien dirawat • Pasien • Isolasi • Pengunjung • R. Isolasi • Dokter visit • R.Dokter • Makan & minum • Pantry • Simpan kain • R. linen • Metabolism • Lavatory • Suplai gas • R. Gas • Simpan barang • Istirahat perawat • Storage • R. Istirahat Perawat • Menunggu • R. tunggu - Penyakit Infeksius - Penyakit Non‐infeksius d) Pelayanan Penunjang Medik a. Unit Laboratorium Pelaku Kegiatan • Pendaftaran • Dokter • Menunggu • Perawat • Pemeriksaan • Residen pasien • Co‐ass • Staf/karyawan • Pengambilan Sample • Pasien • Pengambilan • Pengunjung darah • Uji Sample Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
Kebutuhan Ruang • Receptionist • R. Tunggu • R. Observasi • R.Pengambilan Sample dan Lavatory • R. Pengambilan Darah • R. Laborat : - Laborat Umum
commit to user
V‐ 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
• • • • • •
Penyimpanan hasil uji Pengambilan hasil uji Simpan darah Kerja Staff Ganti pakaian Metabolisme
• • • • • •
- Lab. Mikrobiologi - Lab Kimia - Lab Hematologi - Lab Patologi R. Penyimpanan File Loket Pengambilan Bank Darah R. Kerja Staff R. Ganti pakaian Lavatory
b. Instalasi Bedah Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Menunggu • R. Tunggu • Dokter • Persiapan Operasi • R. Persiapan • Perawat • Kerja Dokter • R. Dokter • Residen • Kerja Perawat • R. Perawat • Co‐ass • R. Paramedis • Staf/karyawan • Kerja Paramedis • Praktek Co‐ • R.Co‐Ass&Residen • Pasien Ass&Residen • R.Auditorium utk melihat operasi • Pengunjung • Rapat • R. Rapat • Ganti Pakaian • R. Ganti/ Loker • Metabolisme • Lavatory • Streril • R. Steryl • Operasi • R. Operasi • Operasi Kecil • R. Minor Surgical • Scrub Up • R. Scrup Up • Anestesi • R. Anestesi • Pemulihan pasien • R. Recovery • Control alat & listrik • R. Control • Simpan Alat • R. Alat • pembuangan • R. Disposal c. Unit Radiologi Pelaku Kegiatan • Menunggu • Dokter • Mendaftar • Perawat • Ganti pakaian • Residen • Dokter Jaga • Co‐ass • Staf/karyawan • Pemeriksaan Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
Kebutuhan Ruang • R. Tunggu • Receptionist • R.Ganti pakaian • R. Dokter • R. Konsultasi Radiologi
commit to user
V‐ 7
perpustakaan.uns.ac.id
• •
Pasien Pengunjung
digilib.uns.ac.id
• • •
• • • •
Radiologist Pemotretan Scan/Pemeriksaan Pemrosesan Film Control alat Simpan Alat Kerja Staff/Karyawan Metabolisme
R. fluoroschopy X‐Ray Pemeriksaan: - R. CT‐Scan - USG - R. Gelap
• •
• • • •
R. Control R. Alat R. Staff/Karyawan Lavatory
d. Instalasi Rehabilitasi Medik Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • R. Administrasi • Mendaftar • Dokter • R. Tunggu • Menunggu • Perawat • R. Dokter • Kerja Dokter • Residen • R.Konsultasi • Konsultasi • Co‐ass • R. Perawat • Staf/karyawan • Kerja Perawat • R. Medical Check up • Check fisik • Pasien • R. Ganti • Ganti pakaian • Pengunjung • Lavatory • Metabolisme - Penyandang cacat - Umum • R. Latihan Fisik • Latihan Fisik • R. Hidroterapi & Whirpool • Hidroterapi • Elektroterapi • R. Fisioterapi • Fisioterapi • Plaza untuk Senam • Senam • R.O2 • Terapi Oksigen • Open Space • Terapi Alam • Jaga Residen & Co‐ • R. Residen & Co‐Ass Ass e. Instalasi Apotik/Farmasi Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • R. Tunggu • Menunggu • Karyawan • Counter penerimaan Resep • Apoteker/Pharmatic • Penerimaan resep • Pembeli/Pengujung • R. Peracikan obat • Peracikan obat • Pengepakan Obat • R. Pengepakan • Kasir • Pembayaran • Penyerahan obat • Apotik/Counter Penyerahan Obat Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
• • •
•
Simpan Obat/Bahan Kerja Karyawan Kerja Apoteker
e) Pelayanan Penunjang Non Medik a. Unit Rekam Medik Pelaku Kegiatan • Kepala Unit • Mendaftar Medical • Menunggu record • Kerja Rekam • Staff medis • Pengunjung • Kerja Kepala • Kerja karyawan • Simpan file • Metabolism
• •
Gudang Obat Dan Bahan R. Karyawan R. Apoteker
Kebutuhan Ruang • R. Daftar • R. Tunggu • R. Rekam Medis • R.Kepala • R. staff • R. Simpan File • Lavatory
b. Administrasi Pelaku Kegiatan • Pengaturan : • Karyawan - Permasalahan Medis Medis • Karyawan Kegiatan non Medis penunjang • Pengunjung - Kegiatan umum - Kegiatan keuangan • Menerima Tamu • Mengadakan Rapat • Menyimpan Arsip • Istirahat dan makan • Metabolisme c. Teknologi dan Informasi Pelaku Kegiatan • Karyawan • mengelola & /Staff mengawasi seminar • Pengunjung • mengatur audio dan video • menata layout • simpan alat • kontrol IT dan keamanan • koordinasi/menunggu • mengikuti seminar Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
Kebutuhan Ruang • R. Direktur • R. Staff Medik&Keperawatan • R. Staff SDA&Pendidikan • R. Staff Keuangan • R. Staff Umum&Operasional • R.Tamu/Tunggu • R. Rapat • R. Arsip • R. istirahat • Lavatory
Kebutuhan Ruang • R. Publik Relation • R. kontrol dan peralatan • R. serbaguna/konvensi • gudang • R. kepala IT • Hall/R. tunggu /prefunction room • R. CCTV dan pusat keamanan • KM/Lavatory
commit to user
V‐ 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
•
metabolisme
f)
Pelayanan Service a. Kamar Jenazah Pelaku Kegiatan • Petugas • Menyimpan Jenazah • Dokter • Memandikan • Perawat Jenazah • Kerabat • Menunggu Jenazah • Otopsi • Parkir • Penyimpan Kereta • Kerja Petugas • Metabolism b. Intalasi Gizi Pelaku Kegiatan • Ahli gizi • Penerimaan bahan • Petugas/Staff • Penyimpanan • Persiapan • Memasak • Istirahat & ganti Pakaian • Pencucian • Kerja Ahli Gizi • Kerja Staff • Metabolisme c. Instalasi Loundry Pelaku Kegiatan • Penerimaan • Pimpinan Barang • Staff • Pemisahan • Petugas • Pencucian • Pengeringan • Pengepresan • Perbaiakan • Penyimpanan • Distribusi • Istirahat • Ganti • Kerja Pimpinan
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
Kebutuhan Ruang • R. simpan Jenazah • R. memandikan Jenazah • R. tunggu • R. Otopsi • R. Parkir Ambulance • R. Stretcher • R. staff • Lavatory
Kebutuhan Ruang • R. Terima/Loading Dock • R. Simpan kering • R. simpan basah • R. Simpan Farmasi • R. Persiapn Memasak • Dapur Utama • R. istirahat & Locker • R. cuci • R. Ahli gizi • R. Staff • Lavatory
Kebutuhan Ruang • R. Penerimaan Barang • R. Pemisahan • R. Cuci • R. Pengeringan • R. Pengepresan • R. Jahit • R. Penyimpanan • R. Distribusi • R. Istirahat • R. Locker • R. Pimpinan Laundry
commit to user
V‐ 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
• •
Kerja Staff Metabolism
• •
R. Staff Lavatory
d. Instalasi CSSD Pelaku Kegiatan • Perawat • Mengatur Pekerjaan • Staff Ahli • Mengirim Barang • Menampung Barang Kotor • Mengatur Barang Bersih • Menyimpan • Proses Sterilisasi • Penguapan • Pembilasan • Metabolism & Ganti pakaian
Kebutuhan Ruang • R. Staff • R. Pengiriman • R. Penampungan • R. Pengepakan • Gudang Sterill • R. Sterilisasi • Lavatory
e. Instalasi Pengolahan dan Pembuangan Limbah Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Area Klinis • Petugas Service • Mengumpulkan Sampah • Area Kantor • Area Manajemen Penanganan Sampah f. Intalasi Bengkel dan Peralatan (IPSRS)& Plant Room (trafo, genset dan gas medis) Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • R. Pimpinan • Ahli Me • Pengawasan ME • R. Staff • Petugas Service • Operasional Me • R. elektromedik • Perbaikan elektromedik • R. Elektronik • Perbaikan Elektronik • R. Perpipaan • Perbaikan Perpipaan • Perbaikan • R. Pengecatan Pengecatan • Perbaikan Kayu • R.Peralatan Kayu • Penyimpanan Alat • Gudang Alat • Istirahat • R. istirahat • Ganti • Locker • Metabolisme • Lavatory Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
•
Kerja Mesin
• • •
Trafo Genset Gas Medis
g. Pelayanan Fasilitas Penunjang Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • Lobby Utama • Datamg • Petugas • Layanan Informasi • R.Informasi • Dokter • R.Security • Keamanan • Perawat • Kantin • Makan&Minum • Pasien • Minimarket • Membeli • Pengunjung • Masjid • Karyawan/Staff • Ibadah • Reseden‐CoAss h. Pelayanan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Klinik Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang • R.Diskusi • Staff • Pendidikan • Laboratorium Praktik • Tutor/Dokter • Penelitian 1. Lab.Peny.Tropik‐Infeksi • Reseden & 2. Lab.Peny.Hipertensi Co‐Ass 3. Lab.Peny.Diabetes Melitus 4. Lab.Peny.Kanker 5. Lab.Peny.Refluks Gastro Esofageal • Perpustakaan • Membaca • Istirahat dan • R. Istirahat makan • kantin • Seminar • R. MultiMedia/R. Serbaguna • Kerja Staff • R. Staff • Metabolisme • Lavatory Tabel V.2 Analisa Tata Ruang dan Tata Massa Bangunan berdasarkan Zona Pelayanan Sumber : Analisa Pribadi
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 12
3) Analisa Organisasi Ruang a. Organisasi Ruang Makro
Tabel V.3 Analisa Organisasi Ruang secara Makro Sumber : Analisa Pribadi
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
V‐ 13
Gambar V.1 Analisa Analisa Tata Ruang dan Tata Massa Bangunan berdasarkan Zona Pelayanan Sumber : Analisa Pribadi
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
V‐ 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan : A) Out Patient Departement In Patient Departement B) Rawat Inap C) ICU & ICCU D) IGD E) VK Penunjang Medis F) IBS G) Unit Laboratrium H) Unit Radiologi I) Unit Rehabilitasi Medik J) Unit Apotik/Farmasi
Penunjang Non‐Medis K) Rekam Medik L) Administrasi M) Pusat Pendidikan dan Penelitian Service N) Kamar Mayat O) Instalasi Gizi P) Instalasi CSSD Q) Instalasi Loundry R) Instalasi IPSRS S) Teknologi dan Informasi T) Pelayanan Hall Entrance dan Fasilitas Penunjang
b. Organisasi Ruang Mikro
a) Pelayanan Pasien Luar Rumah Sakit (Out Patient Departement) POLI R.TUNGGU DATANG R.ISTIRAHAT R.INFORMASI& &KELUAR &DOKTER ADMINISTRASI R.TUNGGU POLI
R.DISKUSI
b) Pelayanan Pasien Dalam Rumah Sakit (In Patient Departement) 1. Pelayanan Instalasi Rawat Inap NURSE R.PANTRY R.PERAWAT STATION PASIEN R.TUNGGU R.ISOLASI BANGSAL KM/WC R.TINDAKAN R.DISKUSI R.COASS
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
R.LINEN
R.GAS
STORAGE
V‐ 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pelayanan ICU & ICCU R.RAPAT KM/WC & R.DOKTER R.ISOLASI PASIEN ICU R.TUNGGU R. COASS KM/ NURSE R.PERAWAT R.DISKUSI WC STATION R. COASS ICCU STRETCHER R.ALAT &STRONGER &OBAT R.LINEN R.GAS 3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) PERAWATAN PULANG DOKTER/ PERAWAT TINDAKAN DIAGNOSA PENANGANAN TERHADAP DATANG PASIEN PASIEN PASIEN
ISOLASI
4. Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan (VK)
Dokter/ perawat/ staff
Datang
Menunggu
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
Persalinan
Penyuplaian barang
Resusitasi Bayi
commit to user
V‐ 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Pelayanan Penunjang Medis 5. Instalasi Bedah Sentral (IBS) R. CONTROL L I N E N
KELUAR RECOVERY (PEMULIHAN)
Linen kotor SPOEL HOCK KM/WC
KAMAR OPERASI
KAMAR OPERASI
SCRUP UP
SCRUP UP
KAMAR OPERASI SCRUP UP
R.STERIL
KAMAR OPERASI A L A T
O B A T
KM/WC
SCRUP UP
R.ANESTESIS
R.PERSIAPAN
SCRUP UP KAMAR OPERASI
R.PERSIAPAN
R DOKTER
R. CONTROL
KAMAR OPERASI
O B A T
A L A T
L I N E N
R PERAWAT STRETCHE
R KONSULTASI R TUNGGU
KM/WC
PASIEN
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 17
perpustakaan.uns.ac.id
PASIEN
6. Unit Laboratrium R SIMPAN FILE LAB R PENGAMBILAN LAB BANK R.PENDAFTARAN HEMATOLOGI DARAH KIMIAWI DARAH &ADMINISTRASI R.OBAT LAB. R PENGAMBILAN LAB PATOLOGI R TUNGGU R.ALAT MIKROBIOLOGI SPECIMEN R. GAS LAVATORY 7. Unit Radiologi Fluoroscopy USG R CT‐Scan X‐ray R Alat R Film R CONTROL R Gelap R.STAFF KM/WC &KARYAWAN R GANTI WANITA KONSULTASI RADIOLOGI R GANTI PRIA R DOKTER R.PENDAFTARAN&ADMINISTRASI R TUNGGU
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
digilib.uns.ac.id
commit to user
KM/W C
R PERAWAT
LAB.UMUM
V‐ 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Unit Rehabilitasi Medik
R. Obat R. Alat Bank Darah R.TERAPI UMUM R.TERAPI PENYANDANG CACAT LAVATORY R.LATIHAN FISIK R.HIDROTERAPI R GANTI PRIA R ADMINISTRASI &PENDAFTARAN
R.COASS
R.PERAWAT
R.TERAPI ALAM R TERAPI O2
R TUNGGU
R PERAWAT R.SENAM R.FISIOTERAPI R GANTI WANITA
R TUNGGU
R KONSULTASI R.DOKTER
PASIEN
KM/ WC
9. Unit Apotik/Farmasi
R APOTEKER
DISTRIBUSI
R RACIK
PENYERAHAN RESEP
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
R OBAT
KASIR
R TUNGGU
commit to user
PENGAMBILAN
SIDE ENTRANCE
V‐ 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Pelayanan Penunjang Non‐Medis 1) Rekam Medik
R KEPALA STAFF
PELAYANAN PASIEN BARU
R STAFF
R REKAM MEDIK
R TUNGGU
PELAYANAN ASURANSI
PELAYANAN PASIEN LAMA
KM/WC
KM/WC
R SIMPAN FILE
2) Administrasi
R.DIREKTUR
R.DIREKTUR
R STAFF UMUM&OPERASION
R TUNGGU/ TAMU
KM/WC
R STAFF SDA &PENDIDIKAN
R STAFF MEDIK &KEPERAWATAN
R STAFF KEUANGAN
e) Pusat Pendidikan dan Penelitian
Lab.Peny. Refluks Gastro Esofageal
Kantin CoAss Perpustakaan
Lavatory
R.Diskusi
Lab.Peny. Diabetes Melitus
R.Istirahat
Lab.Peny. Kanker R.Staff Kepaniteraan
Lab.Peny. Tropik‐Infeksi
R.Multimedia/ R.Serbagunan
f)
Pelayanan Service 1. Kamar Jenazah R TUNGGU
ADMINISTRASI
R PETUGAS
R.MEMANDIKAN JENAZAH
BARANG DATANG & BARANG KELUAR STRETCHER
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
Lab.Peny. Hipertensi
R OTOPSI
commit to user
R SIMPAN JENAZAH
V‐ 20
perpustakaan.uns.ac.id
BAHAN
BARANG DATANG & BARANG KELUAR
digilib.uns.ac.id
2. Instalasi Gizi R AHLI GIZI R.TERIMA R STAFF 3. Instalasi CSSD R. PENAMPUNGAN R.TUNGGU R.TROLI
R SIMPAN BASAH
R PENDINGIN
R SIMPAN KERING
R PENGEPAKAN
R.CUCI & DISENFEKTAN
R STAFF CSSD
GUDANG FARMASI
R MASAK
R CUCI
Km/wc
R KARYAWAN
R PERSIAPAN
R STERILISASI
GUDANG STERIL
4. Instalasi Loundry DISTRIBUSI BAHAN KOTOR
R.PEMISAHAN LAUNDRY
R.KARYAWAN N LOKER
R CUCI
R.PENERIMAAN BARANG Lavatory
DISTRIBUSI ALAT RUSAK
R DISTRIBUSI
R.PIMPINAN &STAFF
JAHIT + POTONG
5. Instalasi IPSRS ADMINISTRASI PEMERIKSAAAN PENGECATAN GUDANG ALAT
TRAFO GENSET GAS MEDIS
R. PENYIMPANAN
R PERALATAN KAYU
R PERBAIKAN ALAT BESI
R. PENGERINGAN
R.ELEKTROMEDIK
LAVATORY RUANG GANTI
R ELEKTRONIK
R PERPIPAAN
LAVATORY
Sirkulasi Umum Sirkulasi Medis/Non‐Medis Sirkulasi Medis&pasien
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Analisa Kebutuhan dan Besaran Ruang a. Penentuan Kapasitas Tempat Tidur Berdasarkan Peraturan Depkes dan prediksi untuk kebutuhan 10 tahun mendatang maka kapasitas tempat tidur rawat inap Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta diasumsikan 500 tt. Pembagian TT menurut kelas perawatan, berdasarkan standar Depkes dan diasumsikan melalui hasil pengamatan (dari 500 TT) adalah sebagai berikut : •
Unit Pediatrik (Anak‐anak & Balita) : 10% = 50 TT
•
Kelas VIP
: 8% = 40 TT
•
Kelas I
: 12 % = 60 TT
•
Kelas II
: 25 % = 125 TT
•
Kelas III
: 35 % = 175 TT
•
Isolasi
: 10 % = 50 TT
¾ Didasarkan
pada
perbandingan
jumah
tempat
tidur,
penentuan
jumlah
personalia/pengelola adalah sebagai berikut : tt : Tenaga Medis = 1 : 4 ‐ 7 tt : Taramedis Perawatan = 3 : 3 ‐ 4 tt : Tenaga Paramedis Non Perawatan = 3: 1 tt : Tenaga Non Medis = 3 : 2 tt : Reseden = 5 : 1 tt : Coass = 2 : 1 Maka jumlah personalia yang ada pada rumah sakit pendidikan UNS Surakarta adalah : ‐
∑
Tenaga Medis
‐
∑
Tenaga Paramedis Perawatan
∑
Tenaga Paramedis Non Perawatan
= 500/3 x 1 = 100 orang
‐
∑
Tenaga Non Medis
=500/3 x 2 = 200 orang
‐
∑
Tenaga Reseden
=500/5 x 1 = 100 orang
‐
∑
Tenaga Coass
=500/2 x 1 = 250 orang
‐
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
= 500/4‐7 x 1 = 40‐80 orang
=500/3‐4 x 3 = 200 – 300 orang
commit to user
V‐ 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Total jumlah personalia = 530 ‐ 651 orang di asumsikan jumlah keseluruhan karyawan atau personalia rumah sakit pendidikan UNS Surakarta ± 600 orang. ¾ Dengan kapasitas TT dan jumlah karyawan seperti tersebut diatas maka Kebutuhan Parkir dari Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta di Asumsikan sebagai berikut : •
Setiap tempat tidur kelas VIP dan kelas1 tersedia 1 parkir mobil, sehingga ada 24parkir mobil.
•
Setiap 2 tempat tidur unit pediatric dan r. Isolasi tersedia 1 parkir mobil, sehingga ada 15 parkir mobil.
•
Setiap 3 tempat tidur kelas II tersedia 1 parkir mobil, sehingga ada 15 parkir mobil.
•
Setiap 5 tempat tidur kelas III tersedia 1 parkir mobil, sehingga ada 21 parkir mobil
•
Kebutuhan parkir motor diasumsikan untuk kapasitas 200 motor.
•
Kebutuhan parkir ambulan di asumsikan 4 mobil Parkir karyawan:
•
Jumlah Personalia 600 orang. Asumsi 40% membawa kendaraan,600 x 40% = 240
•
Roda dua, asumsi 60 % x 240 = 144
•
Roda empat, asumsi 40% x 240 = 96
b. Dasar Pendekatan Perhitungan Besaran Ruang. 1) Dasar Pertimbangan
Kapasitas ruang dan jumlah pemakai
Jenis, dimensi dan layout peralatan yang digunakan
Standard luasan unit fungsi yang telah dibakukan
Kebutuhan flow ( area gerak ) menurut jenis kegiatan
2) Dasar Perhitungan
Perhitungan yang mengarah pada penentuan besaran ruang
yang ada di dasarkan pada : •
Perhitungan Standard adalah perhitungan dari studi literatur yaitu :
Neufert, Data Arsitek.
Depkes RI
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Time Saver Standarts For Building Types (TSSB), Joseph De Chiara and Jpohn Callender
•
•
The Architect Handbook
Perhitungan khusus, adalah perhitungan yang ditentukan dari :
Besaran kapasitas
Kenikmatan pemakaian ruang
Peralatan yang digunakan
Unit fungsi
Flow gerak
Perhitungan asumsi
1. Pelayanan Pasien Luar Rumah Sakit (Out Patient Departement) No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Units 1. R. Informasi, 1 Ruang Pendaftaran, Pembayaran dan administrasi 2. R. Tunggu 2 Ruang • Penyakit Infeksius • Penyakit Non‐ infeksius 3. R. Pemeriksaan : 13 Ruang • Poli Umum • Poli Kesehatan Anak • Poli Jiwa • Poli Kandungan • Poli Gigi dan Mulut • Poli Penyakit Dalam • Poli Bedah Umum • Poli Mata • Poli Paru Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
Standart Ruang (m2) 1.8 12
Sumber
Perhitungan
DA
2x1.8 1x12
Luas (m2) 3.6 12
30
Depkes
2x30
60
60
Depkes
13x60
780
commit to user
V‐ 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
• • • •
4. 5. 6. 7.
Poli Saraf Poli Jantung Poli THT Poli Kulit dan Kelamin Lavatori Storage R.Diskusi R.Co‐as Jumlah Sirkulasi 50% Total
3 Ruang 1 Ruang 7 Ruang 7 Ruang
18 12 20 24
Depkes Depkes Asumsi Asumsi
3x18 1x12 7x20 7x24
54 12 140 164 1225.6 612.8 1838.4
c. Pelayanan Pasien Dalam Rumah Sakit (In Patient Departement) 1. Pelayanan Instalasi Rawat Inap 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
12.
Kebutuhan Ruang Nurse Station Bangsal Rawat Inap Kelas III 35% Kelas II 25% Kelas I 12% Kelas VIP 8% Khusus Anak 10% R. Isolasi 10% R.Tindakan R.Pantry R. linen Lavatory R. Gas Storage&Strech er R.Perawat R. Tunggu • Penyakit Infeksius • Penyakit Non‐ infeksius R. coAss Jumlah Sirkulasi 50%
Kapasitas/ Units 10 Ruang 175 tt 125tt 60tt 40tt 50tt
Standart Ruang (m2) 15 units 24 12 12 6 6
50tt 10 Ruang 5 Ruang 10 Ruang 1 Ruang 10 Ruang 10 Ruang
Sumber
Perhitungan
Asumsi ARS
10x15 175x24 125x12 60x12 40x6 50x6
Luas (m2) 150 4200 1500 720 240 300
16 12 6 6 18 6 6
Depkes Depkes Depkes Depkes Depkes Depkes Depkes
50x16 10x12 5x6 10x6 1x18 10x6 10x6
800 120 30 60 18 60 60
10 Ruang 2 Ruang
20 30
Depkes Depkes
10x20 2x30
200 60
10 Ruang
24
Asumsi
10 x24
240 8758 4379
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 25
perpustakaan.uns.ac.id
Total
digilib.uns.ac.id
9607.5
2. Pelayanan ICU & ICCU
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Units Nurse Station R.ICU & ICCU R. Isolasi R.Dokter R. linen Lavatory R. Alat dan Obat Storage&Strecher R.Perawat R. Tunggu • Penyakit Infeksius • Penyakit Non‐infeksius 11. R. Diskusi&coAss Jumlah Sirkulasi 20% Total 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
No.
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
1 Ruang 4 Ruang 2 Ruang 1 Ruang 2 Ruang 1 Ruang 2 Ruang 2 Ruang 1 Ruang 2 Ruang
Standart Ruang (m2) 15 75 20 20 6 18 6 6 20 30
Asumsi Depkes Depkes Depkes Depkes Depkes Depkes Depkes Depkes Depkes
1x15 4x75 2x20 1x20 2x6 1x18 2x6 2x6 1x20 2x30
15 300 40 20 12 18 12 12 20 60
1 Ruang
24
Asumsi
1x24
24 533 106.6 639.6
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
Depkes Depkes
1x30 2x15
30 30
Depkes Depkes
1x16 12x8
16 96
Depkes Depkes Depkes Depkes
2x20 12x8 1x18 4x6
40 96 18 24
3. Instalasi Gawat Darurat (IGD) Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Standart Units Ruang (m2) R. Tunggu 1 Ruang 30 2 Ruang 15 R. Informasi,adminis trasi dan R. Pendaftaran R. First Aid 1 Ruang 16 Tindakan/Resusta 12tt 8 si MiniSurgery 2 Ruang 20 R. Perawatan 12tt 8 Lavatory 1 Ruang 18 4 Ruang 6 R. Obat R. Alat Bank Darah
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 26
perpustakaan.uns.ac.id
9. 10. 11. 12. 13.
Medical Gasses R. Ganti R. Dokter R.Perawat Storage&Strecher R. Diskusi&coAss Jumlah Sirkulasi 20% Total
digilib.uns.ac.id
1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang
12 20 20 12 24
Depkes Depkes Depkes Depkes Depkes
1x12 1x20 1x20 1x12 1x24
12 20 20 12 24 438 87.6 525.6
4. Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Standart Sumber Perhitungan No. Units Ruang (m2) 1. R. Tunggu 1 Ruang 30 Depkes 1x30 2. R.Persiapan 2 Ruang 20 ARS 2x20 3. R. Bersalin 2 Ruang 20 asumsi 2x20 4. R. Dokter 1 Ruang 20 Depkes 1x20 5. R.Paramedik 1 Ruang 20 Depkes 1x20 4Ruang 6. R.Rawat ARS 24m2/tt 5tt Klas 1 5x24 2 5tt Klas 2 5x12 12m /tt 10tt Klas VIP 10x6 6m2/tt 10tt R.Bayi 10x6 6m2/tt 7. R. Alat dan Bahan 2 Ruang 6 Depkes 2x6 8. R.Linen 2 Ruang 6 Depkes 2x6 9. R.Strecher 1 Ruang 6 Depkes 1x6 10. Lavatory 1 Ruang 18 Depkes 1x18 Jumlah Sirkulasi 20% Total
Luas (m2) 30 40 40 20 20 120 60 60 60 12 12 6 18 498 99.6 597.6
d. Pelayanan Penunjang Medis 1. Instalasi Bedah Sentral No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Standart Units Ruang (m2) 1. R. Tunggu 1 Ruang 30 2. R. Persiapan 2 Ruang 36 3. R. Steril 2 Ruang 16 4. R. Operasi 6 Ruang 36 5. R. Ganti 2 Ruang 12 6. R. Scrup Up 1 Ruang 8 7. R. Anestesi 1 Ruang 8 8. R. Control 1 Ruang 8 Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
Depkes Depkes Depkes Depkes Depkes Depkes Depkes Depkes
1x30 2x36 2x16 6x36 2x12 1x8 1x8 1x8
30 72 32 296 24 8 8 8
commit to user
V‐ 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. R. Recovery 1 Ruang 10. R.Alat&Obat 1 Ruang 11. R. 2 Ruang Dokter,R.Konsulta si&R.Rapat 12. R.Perawat 1 Ruang 13. Lavatory 1 Ruang 14. Storage&Strecher 1 Ruang 15. R. Diskusi&coAss 1 Ruang Jumlah Sirkulasi 20% Total 2. Unit Laboratrium No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Units 1. 2. 3. 4.
R. Tunggu R. Pendaftaran R. Observasi R.Pengambilan Sample dan Lavatory 5. R. Pengambilan Darah 6. R. Laborat : • Laborat Umum • Lab. Mikrobiologi • Lab Kimia • Lab Hematologi • Lab Patologi 7. Penyimpanan File 8. Loket Pengambilan 9. Lavatory 10. R. Obat R. Alat Bank Darah Medical Gasses 11. R. Ganti 12. R. Kerja Staff Jumlah
24 12 24
Depkes Depkes asumsi
1x24 1x12 2x24
24 12 48
20 18 12 24
Depkes Depkes Depkes asumsi
1x20 1x18 1x12 1x24
20 18 12 24 636 127.2 763.2
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang
Standart Ruang (m2) 30 20 60 40
Depkes Depkes Depkes Depkes
1x30 1x20 1x60 1x40
30 20 60 40
1 Ruang
40
Depkes
1x40
40
5 Ruang
30
Depkes
5x30
150
1 Ruang 1 Ruang
40 40
Depkes Depkes
1x40 1x40
40 40
1 Ruang 4 Ruang
18 6
Depkes Depkes
1x18 4x6
18 24
1 Ruang 1 Ruang
12 20
Depkes Depkes
1x12 1x20
12 20 494
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 28
perpustakaan.uns.ac.id
Sirkulasi 50% Total
digilib.uns.ac.id
247 741
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
1 Ruang 1 Ruang 2 Ruang 1 Ruang 1 Ruang
Standart Ruang (m2) 30 20 12 20 42
Depkes Depkes Depkes Depkes Depkes
1x30 1x20 2x12 1x20 1x42
30 20 24 20 42
5 Ruang
42
Depkes
5x42
210
3 Ruang
42
Depkes
3x42
126
1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang
16 18 12 20
asumsi asumsi Depkes Depkes
1x16 1x18 1x12 1x20
16 18 12 20 538 269 807
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
Depkes Asumsi
1x30 2x15
30 30
Depkes Depkes
1x12 5x20
12 100
Depkes
1x20
20
Depkes Depkes
1x20 1x1000
20 500
3. Unit Radiologi No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Units 1. 2. 3. 4. 5.
R. Tunggu R. Pendaftaran R.Ganti pakaian R. Dokter R. Konsultasi Radiologi 6. R. fluoroschopy X‐ Ray 7. Pemeriksaan: • R. CT‐Scan • USG • R. Gelap 8. R. Control 9. Lavatory 10. R. Alat 11. R. Staff/Karyawan Jumlah Sirkulasi 50% Total
4. Unit Rehabilitasi Medik No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Standart Units Ruang (m2) 1. R. Tunggu 1 Ruang 30 15 2. R. Administrasi 2 Ruang dan R. Pendaftaran 3. R.Konsultasi 1 Ruang 12 4. R. Latihan Fisik 5 Ruang 20 R. Hidroterapi R. Fisioterapi R. Senam R.Terapi O2 5. R.Terapi 1 Ruang 20 Penyandang cacat 6. R.Terapi Umum 1 Ruang 20 7. Terapi Alam 1 Ruang 500 Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 29
perpustakaan.uns.ac.id
8. 9.
10. 11. 12. 13. 14.
Lavatory R. Obat R. Alat Bank Darah Medical Gasses R. Ganti R. Dokter R.Perawat Storage&Strecher R. Diskusi&coAss Jumlah Sirkulasi 50% Total
digilib.uns.ac.id
1 Ruang 4 Ruang
18 6
Depkes Depkes
1x18 4x6
18 24
1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang
24 20 20 12 24
Depkes Depkes Depkes Depkes Asumsi
1x24 1x20 1x20 1x12 1x24
24 20 20 12 24 854 427 1281
Standart Ruang (m2) 30 12
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
Depkes Depkes
1x30 2x12
30 24
Depkes Depkes Depkes Depkes
1x24 1x24 1x6 1x24
24 24 6 24
Depkes Depkes
1x18 1x12
18 12
Depkes Depkes
1x20 1x20
20 20 238 119 321
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
Depkes Depkes Depkes Depkes
1x40 1x36 1x45 1x20
40 36 45 20
5. Unit Apotik/Farmasi No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Units 1. 2.
R. Tunggu 1 Ruang Counter 2 Ruang penerimaan Resep 3. R. Peracikan obat 1 Ruang 24 4. R. Pengepakan 1 Ruang 24 5. Kasir 1 Ruang 6 6. Apotik/Counter 1 Ruang 24 Penyerahan Obat 7. Lavatory 1 Ruang 18 8. Gudang Obat Dan 1 Ruang 12 Bahan 9. R. Karyawan 1 Ruang 20 10. R. Apoteker 1 Ruang 20 Jumlah Sirkulasi 50% Total e. Pelayanan Penunjang Non‐Medis 1. Rekam Medik No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Standart Units Ruang (m2) 1. R. Daftar 1 Ruang 40 2. R. Tunggu 1 Ruang 36 3. R. Rekam Medis 1 Ruang 45 4. R.Kepala 1 Ruang 20 Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 30
perpustakaan.uns.ac.id
5. 6. 7.
R. staff R. Simpan File Lavatory Jumlah Sirkulasi 50% Total
digilib.uns.ac.id
1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang
30 45 18
Depkes Depkes Depkes
1x30 1x45 1x18
30 45 18 234 117 351
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
Time Server Time Server Time Server Time Server Time Server Time Server Time Server Depkes
1x72
72
2x25
50
1x45
45
1x45
45
1x45
45
1x45
45
1x42
42
1x18
18 362 181 543
2. Administrasi No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Units 1.
R. Tunggu /Tamu
1 Ruang
Standart Ruang (m2) 72
2.
R. Direktur
2 Ruang
25
3.
R. Staff Medik & 1 Ruang Keperawatan R.Staff 1 Ruang SDA&Pendidikan R.Staff Keuangan 1 Ruang
45
45
7.
R. Staff Umum & 1 Ruang Operasional R. Rapat 1 Ruang
8.
Lavatory Jumlah Sirkulasi 50% Total
18
4. 5. 6.
1 Ruang
45 45
42
f. Pelayanana Pusat Pendidikan dan Penelitian Untuk Pusat Pendidikan dan Penelitian, calon dokter atau coAss UNS akan menampung 400 orang dalam satu periode sehingga bisa mengurangi jumlah calon dokter atau coAss yang menunggu karena kekurangan kelas serta mengantisipasi kelebihan orang di dalam kelas. Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
6 Ruang
Standart Ruang (m2) 20
asumsi
6x20
120
5 Ruang
20
asumsi
1x16
100
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Units 1. 2.
R. Kelas/Diskusi Laboratorium Praktik
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
• • •
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Hipertensi Gastric Diabetes Melitus • Penyakit tropis • Kanker Perpustakaan 1 Ruang Asrama Coass 5 Ruang Laki‐laki Asrama Coass 5 Ruang Perempuan Kantin 1 Ruang R. MultiMedia/R. 1 Ruang Serbaguna R. Staff+wc 2 Ruang Lavatory 2 Ruang Jumlah Sirkulasi 20% Total g. Pelayanan Service 1. Kamar Jenazah Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Units R. simpan Jenazah R. memandikan Jenazah R. Tunggu R. Otopsi R. Parkir Ambulance R. Stretcher R. Staff+wc Jumlah Sirkulasi 20% Total
360 9
asumsi Asumsi
1x360 5x9
360 45
9
Asumsi
5x9
45
180 120
asumsi asumsi
1x180 1x120
180 120
12 18
asumsi asumsi
2x12 2x12
24 36 1290 258 1408
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
1 Ruang
Standart Ruang (m2) 20
asumsi
1x20
20
1 Ruang
16
asumsi
1x16
16
1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang
20 20 12
asumsi asumsi asumsi
1x20 1x20 1x12
20 20 12
1 Ruang 1 Ruang
12 12
asumsi asumsi
1x12 1x12
12 12 112 56 168
Standart Ruang (m2) 12
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
asumsi
1x12
12
2. Instalasi Gizi No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Units 1.
R.
1 Ruang
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 32
perpustakaan.uns.ac.id
Terima/Loading Dock 2. R. Simpan kering 3. R. simpan basah 4. R. Persiapan 5. R. Memasak 6. R.Pendingin&cuci 7. R. istirahat & Locker 8. Lavatory 9. R. Ahli gizi 10. R. Staff Jumlah Sirkulasi 20% Total
digilib.uns.ac.id
1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang
9 9 50 160 20 12
asumsi asumsi asumsi asumsi asumsi asumsi
1x9 1x9 1x50 1x160 1x20 1x12
9 9 50 160 20 12
1 Ruang 1 Ruang 2 Ruang
18 20 20
asumsi asumsi asumsi
1x18 1x20 2x20
18 20 40 350 175 525
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang
Standart Ruang (m2) 12 12 15 40
asumsi asumsi asumsi asumsi
1x12 1x12 1x15 1x40
12 12 15 40
1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang
40 40 28 49 18
asumsi asumsi asumsi asumsi asumsi
1x40 1x40 1x28 1x49 1x18
40 40 28 49 18 234 117 351
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
1 Ruang
Standart Ruang (m2) 12
asumsi
1x12
12
2 Ruang
12
asumsi
2x12
24
1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang
21 21 21
asumsi asumsi asumsi
1x21 1x21 1x21
21 21 21
3. Instalasi CSSD No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Units 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
R. Tunggu R. Staff R. Troli R. Cuci&Disenfektan R. Penampungan R. Pengepakan Gudang Sterill R. Sterilisasi Lavatory Jumlah Sirkulasi 50% Total
4. Instalasi Loundry No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Units 1. 2. 3. 4. 5.
R. Penerimaan Barang R. Pemisahan Laundry R. Cuci R. Pengeringan R. Pengepresan
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. 7. 8. 9. 10.
R. Jahit 1 Ruang R. Penyimpanan 1 Ruang Lavatory 1 Ruang R. Distribusi 1 Ruang R. Ganti& R. 1 Ruang Istirahat 11. R. Pimpinan 1 Ruang 12. R. Staff 1 Ruang Jumlah Sirkulasi 50% Total 5. Instalasi IPSRS No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Units
21 21 18 21 12
asumsi asumsi asumsi asumsi asumsi
1x21 1x21 1x18 1x21 1x12
21 21 18 21 12
20 20
A sumsi asumsi
1x20 1x20
20 20 232 116 348
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
asumsi asumsi asumsi
1x12 1x12 1x15
12 12 15
1. 2. 3.
R. Pimpinan R. Staff R. elektromedik
1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang
Standart Ruang (m2) 12 12 15
4.
R. Elektronik
1 Ruang
15
asumsi
1x15
15
5.
R. Pemeriksaan
1 Ruang
15
asumsi
1x15
15
6.
R. Perpipaan
1 Ruang
15
asumsi
1x15
15
7.
Lavatory
1 Ruang
asumsi
1x15
15
8.
R. Pengecatan
4 Ruang
15
asumsi
1x15
15
9.
Gudang Alat
1 Ruang
15
asumsi
1x15
15
10. R.Peralatan Kayu
1 Ruang
15
asumsi
1x15
15
asumsi
3x60
180
324 162 486
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
DA
1x20
20
11. Trafo 3 Ruang 60 Genset Gas Medis Jumlah Sirkulasi 50% Total 6. Teknologi dan Informasi No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Standart Units Ruang (m2) 1. R. Publik Relation 1 Ruang 20
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 34
perpustakaan.uns.ac.id
2. R. kontrol dan peralatan 3. R.serbaguna/ konvensi 4. R. kepala IT 5. Hall/R. tunggu /prefunction room 6. R. CCTV dan pusat keamanan 7. Gudang 8. Lavatory Jumlah Sirkulasi 20% Total
digilib.uns.ac.id
2 Ruang
20
DA
2x20
40
1 Ruang
180
DA
1x180
180
1 Ruang 1 Ruang
20 45
asumsi asumsi
1x20 1x45
20 45
1 Ruang
20
DA
1x20
20
1 Ruang 1 Ruang
20 18
asumsi DA
1x20 1x18
20 18 363 72.6 435.6
Perhitungan
Luas (m2)
150x0.6 5x3 3x4 150x2 2x35 200x0.6 1x180
90 15 12 300 70 120 180
787 393.5 1180.5
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
h. Pelayanan Hall Entrance dan Fasilitas Penunjang Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Standart Sumber Units Ruang (m2) Lobby Utama 150 orang 0.6 Asumsi R. Informasi 5 orang 3 Asumsi R.Security 3 Unit 4 Asumsi Kantin 150 orang 2 Asumsi Minimarket 2 Ruang 35 Asumsi Masjid 200 orang 0.6 Asumsi Auditorium 1 ruang 180 Time Server Jumlah Sirkulasi 50% Total
i. Parkir No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Units 1. 2. 3. 4. 5.
Parkir Mobil Umum Parkir Mobil Karyawan Parkir Mobil Ambulance Parkir Mobil Pendidikan Parkir Motor
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
90 mobil
Standart Ruang (m2) 2.5x4.5
DA
90x11.25
1012.5
130 mobil
2.5x4.5
DA
130x11.25
1462.5
15 mobil
2.5x4.5
DA
15x11.25
168.75
48 mobil
2.5x4.5
DA
48x2
96
200 motor
1x2
DA
200x2
400
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 35
perpustakaan.uns.ac.id
Umum Parkir Motor Karyawan Parkir Motor Pendidikan Jumlah Sirkulasi 50% Total
6. 7.
digilib.uns.ac.id
180 motor
1x2
DA
180x2
360
72 motor
1x2
DA
72x2
144
3643.75 1821.77 5465.52
Tabel V.4 Analisa Besaran Ruang Sumber : Analisa Pribadi
Luas lantai dasar terbagi dalam : Luas daerah terbuka (parkir)
: 5465.52 m²
Luas daerah terbangun
: 11728 m²
Luas daerah seluruhnya
: 17193,52 m2
Sirkulasi daerah terbangun 30 %
: 5158.056 m²
Luas lantai dasar minimal
: 12035.5 m²
KDB 40 % Luas tapak minimal 100/40 x 12035.5 m² : 30088,66 m² Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Analisa Kriteria Ruang untuk Pendidikan a. Poliklinik KRITERIA RUANG
KETERANGAN
POLA
HUBUNGAN
R.Diskusi
RUANG
POLIKLINIK
Coass
Dokter
R.Konsultasi
R.Periksa
Pasien
SIRKULASI
Sirkulasi dokter,residen dan coass A
B
C
D
Sirkulasi pengunjung dan pasien
Sirkulasi dokter,residen dan coass A: R. Diskusi B: R. Poli Coass C: R. Poli Reseden D: R.Poli Dokter Spesialis
Tabel V.5 Analisa Kriteria Ruang untuk Pendidikan bagian Poliklinik Sumber : Analisa Pribadi
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pemisahan sirkulasi antara pasien dan tenaga medis serta coass untuk mengurangi kerancuan. Karena menggunakan sirkulasi koridor tunggal di tengah yang dapat mengatur pengunjung lebih mudah tetapi koridor bisa terkesan sempit, gelap dan pengap. Maka pada daerah tengah koridor diberikan taman di dalam ruang untuk membuat kesan luas serta dapat digunakan untuk pertukaran udara agar udara di dalam mendapatkan suplay udara yang bertahap.
Gambar V.2 Analisa Respon Iklim terhadap Bangunan Poliklinik Sumber : Analisa Pribadi
Rumah Sakit Pendidikan UNS ini lebih mengutamakan taman di dalam ruang untuk pergerakan udara yang baik, sehingga di dalam poliklinik dibuat taman
Pemisahan antara ruang poli coass, ruang poli residen dan ruang poli dokter spesialis dipisah. Agar Coass dapat belajar langsung bagaimana melakukan praktek dibagian poli sehingga di dalam ruang ini dapat terbentuk komunikasi antara coass dan pasien, dimana reseden serta dokter dapat mengawasi jalannya praktek.
Gambar V.3 Analisa Pola Tata Ruang dan Sirkulasi pada Poliklinik Sumber : Analisa Pribadi
Sesuai dengan kebutuhan UNS yang memfokuskan pendidikan pada penyakit dalam yaitu Diabetes Melitus, Infeksi Tropis, Hypertensi, PRGE dan Kanker maka pada lantai paling atas dibentuk khusus daerah poli penyakit dalam umum beserta ke lima penyakit tersebut.
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sesuai dengan kebutuhan UNS yang memfokuskan pada penyakit DM, Infeksi tropis, hypertensi, PRGE dan Kanker maka khusus pada lantai 3 merupakan poli khusu penyakit dalam.
Gambar V.5 Analisa Pola Tata Ruang berdasarkan Kebutuhan FK UNS Sumber : Analisa Pribadi
b. R.Operas JENIS RUANG KRITERIA RUANG
KETERANGAN
OPERASI R.
POLA
HUBUNGAN
R.Persiapan
Coass
OPERASI RUANG
BESAR R. Operasi Besar
Scrub Up
Pasien
R.
POLA
HUBUNGAN
Dokter
R.Persiapan
OPERASI RUANG
DENGAN CCTV Pasien
R. Operasi
R.Diskusi Operasi
Scrub Up
Coass
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 39
perpustakaan.uns.ac.id
R. KACA
OPERASI POLA
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN
Coass
R.Kaca
Scrub Up
R. Operasi
RUANG
R.Persiapan
Pasien
Dokter
Tabel V.6 Analisa Kriteria Ruang untuk Pendidikan bagian R.Operasi Sumber : Analisa Pribadi
Ruang Operasi Besar merupakan ruang praktek operasi bagi coass yang sudah
siap langsung terjun ke Ruang Operasi sehingga besaran ruang operasi yang digunakan untuk coass lebih besar daripada ruang operasi biasa. Ruang Operasi Besar ini digunakan untuk praktek coass mengamati proses operasi secara langsung.
Perbedaan besaran ruang antara ruang operasi biasa dengan ruang operasi yang digunakan praktek coass.
Gambar V.6 Analisa Besaran Ruang Operasi berdasarkan Kebutuhan FK UNS Sumber : Analisa Pribadi
Ruang Operasi dengan CCTV merupakan ruang operasi yang dilengkapi kamera kecil untuk melihat ke dalam organ manusia sehingga coass dapat mengamati dari ruang diskusi. Hal ini dilakukan agar coass dapat melihat dengan jelas proses operasi secara detail. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adanya ruang diskusi di sebelah ruang operasi untuk melihat lebih detail proses operasi.
Ruang Operasi menggunakan cctv
Gambar V.7 Analisa Pola Tata Ruang Operasi CCTV berdasarkan Kebutuhan FK UNS Sumber : Analisa Pribadi
Ruang Operasi Kaca merupakan ruang operasi untuk coass yang baru pertama kali masuk ke bagian bedah sehingga perlu diberiakan adaptasi tidak langsung
Menggunakan ruang kaca yang lebih tinggi dari ruang operasinya untuk memudahkan melihat ke operasinya. Gambar V.8 Analisa Pola Tata Ruang berdasarkan Kebutuhan FK UNS Sumber : Analisa Pribadi
melakukan operasi. Di dalm Ruang Kaca, coass juga dapat melihat dari cctv yang ditempatkan di ruangan tersebut untuk lebih memahami proses operasi Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Rawat Inap RAWAT INAP
KRITERIA RUANG KETERANGAN POLA HUBUNGAN RUANG
R.Diskusi
Coass
R.Jaga
Dokter
Bangsal
Pasien
SIRKULASI
Menggunakan sirkulasi/koridor tunggal di kedua sisi
BANGSAL
Sirkulasi pengunjung, pasien, medis, non medis
BANGSAL
Tabel V.7 Analisa Kriteria Ruang untuk Pendidikan bagian Bangsal Sumber : Analisa Pribadi
Menggunakan sirkulasi tunggal akan membuat koridor terasa sempit, pengap sehingga taman di dalam ruang digunakan di dalam rawat inap. Selain itu, taman di dalam ruang dengan ventilasi atap buka tutup dapat mempermudah pergerakan sirkulasi udara yang baik untuk penyembuhan pasien.
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ruang Rawat Inap (bangsal) khusus penyakit dalam.
Jaga berada di Ruang sudut ruang rawat inap, bisa mengcontrol tetapi lebih memudahkan sirkulasi antara dalam pasien , pengunjung dan coass
Ruang jaga berada di tengah ruang rawat inap lebih memudahkan mengcontrol pasien. Tetapi sirkulasi antara pasien, pengunjung dan coass kurang baik.
Gambar V.9 Analisa Pola Tata Ruang Bangsal berdasarkan Kebutuhan FK UNS Sumber : Analisa Pribadi
Pada Bangsal penyakit dalam, ruang jaga coass terletak di dalam bangsal. Awal mulanya direncanakan terletak di tengah‐tengah ruang, tetapi karena sangat mengganggu sirkulasi pasien, pengunjung dan coass, maka ruang jaga ini terletak di sudut ruang. Dimana bisa diakses oleh coass dari luar dan dalam, sehingga memudahkan coass untuk memantau pasien tanpa pasien merasa terganggu. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 43
perpustakaan.uns.ac.id
d.
digilib.uns.ac.id
Ruang Coass/Jaga
Ruang Coass/Jaga harus ada di setiap zona in patient dan out patient.
Ruang ini, harus berdekatan dengan ruang dokter atau ruang perawat sehingga memudahkan untuk berkonsultasi. e. Ruang Diskusi dan Ruang Laboratrium Ruang Diskusi terletak di setiap zona in patient dan out patient, bahkan di zona pendidikan. Ruang Diskusi pada zona pendidikan terletak satu lantai dengan labroratrium penyakit dalam. f. Ruang Istirahat Ruang Istirahat digunakan untuk transit coass atau saat jaga sehingga ruang ini ditempatkan di lantai atas untuk memudahkan sirkulasi dan tidak terlalu menimbulkan kebisingan jikka terletak pada lantai atas. g.
Ruang Seminar
Ruang Seminar untuk kuliah besar para coass dengan dosennya, untuk
tidak mengganggu sirkulasi lain dan karena jarang untuk digunakan maka ruang seminar terletak pada lantai bagian atas zona pendidikan. h.
Apotik
Apotik Dalam, digunakan untuk kebutuhan pasien yang berada di dalam Rumah Sakit Pendidikan UNS
Gambar V.10 Analisa Apotik Dalam Sumber : Analisa Pribadi
Apotik dibutuhkan oleh zona in patient dan zona out patient sehingga
untuk dapat mencangkup semua, apotik terletak diantara kedua zona tersebut. Selain di antara zona tersebut, apotik khusus untuk pengunjung yang hanya membeli obat, atau memeberikan hasil laboratrium secara Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
langsung di rumah sakit terletak di zona penunjang depan. Hal ini untuk memudahkan keefektivitas dan efisiensi sirkulasi pengunjung. Sehingga apotik dibagi dua berdasarkan kebutuhan pasien dalam dan luar Rumah Sakit Pendidikan UNS. Gambar V.11 Analisa Apotik Jalan Sumber : Analisa Pribadi
Pada Apotik Luar,ruangan ini berada paling luar bangunan,
berada di dekat jalan untuk memudahkan pengunjung dari luar langsung mengambil obat/hasil lab tanpa turun dari transportasi pribadinya. Posisi Ruang Labroratrium direncanakan berada tepat di lantai atas apotik jalan, sehingga dengang menggunakan teknologi yang maju hasil lab dapat diturunkan langsung tanpa harus menggunakan jasa manusia untuk menurunkanya dari atas. 2. Analisa Lokasi dan Site Tujuan: Menentukan dan mengolah lokasi serta site yang tepat untuk Rumah Sakit Pendidikan UNS yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan kedokteran dan kesehatan di Solo. Dasar Pertimbangan: a. Akses Lokasi dan Site mudah dicapai Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Transportasi mudah dicapai baik darat maupun udara c. Kondisi Lokasi dan Site yang masih tenang, udara baik d. Berada di dekat kampus UNS e. Tidak berada di kawasan Industri
Gambar V.12 Analisa Kriteria Lokasi dan Site Sumber : Analisa Pribadi
Site Rumah Sakit Pendidikan UNS harus dapat menggabungkan serta menyatukan kebutuhan pendidikan dan kebutuhan kesehatan. Dimana Lokasi Pendidikan UNS tersebut harus dekat dengan UNS karena coass tidak terlalu jauh ketika ada kuliah atau praktek yang berada di kampus seperti ilmu kesehatan masyarakat atau didatangkan oleh kedokteran UNS untuk berbagi ilmu dengan mahasiswa kedokteran UNS. Sedangkan lokasi kesehatan sendiri direncanakan dapat dijangkau masyarakat dengan mudah serta sedikitnya polusi udara dan bising di sekitar lokasi menjadi pertimbangan utam, hal ini karena fungsi utama Rumah Sakit Pendidikan sendiri untuk penyembuhan pasien. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Alternative Lokasi 1. Kerten •
Potensi Lokasi a.
Terletak di antara Jl. Adi Sucipto dan Jl. Yos Sudarso yang termasuk jalan utama di Solo, dimana kedua jalan tersebut sering dilalui bis antar kota sehingga kedua jalan ini menjadi jalan utama kota selain jl.Slamet Riyadi. Karena kepadatan 2 jalan tersbut akses dan transportasi sangatlah mudah.
b. Berada di daerah pusat kota sehingga merupakan kawasan yang padat penduduk. Dan sumber air pun secara optimal mudah didapat. •
Kelemahan Lokasi a. Lokasi jauh dari kampus UNS, Rumah Sakit pendidikan harus dekat dengan kampus UNS untuk mendukung proses pendidikan dan penelitian b. Daerah Lokasi terlalu ramai dan sibuk karena dua jalan di lokasi sangatlah ramai dan sedikit tidak cocok untuk Rumah Sakit pendidikan yang ideal. Lokasi Kerten juga sudah memiliki polusi udara yang cukup tinggi sehingga kurang baik untuk bangunan rumah sakit.
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pabelan •
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Potensi Lokasi a. Lokasi terletak di Jl. Slamet Riyadi yang merupakan jalan utama Solo‐Jogja sehingga merupakan kawasan yang padat penduduk dan ramai. Dimana akses untuk masuk dan keluar lokasi ini sangatlah mudah b. Sumber air yang mudah didapat dan terjangkau.
•
Kelemahan Lokasi a. Berada jauh dari kampus UNS, Rumah Sakit pendidikan harus dekat dengan kampus UNS untuk mendukung proses pendidikan dan penelitian b. Terletak pada daerah yang dekat dengan rumah sakit lain sehingga untuk berkembang menjadi rumah sakit pendidikan sangatlah sulit. c. Lokasi ini merupakan daerah yang kurang tenang dan memiliki polusi udara yang cukup besar sehingga kurang cocok untuk rumah sakit pendidikan
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Jebres
•
Potensi Lokasi a. Terletak dekat dengan kampus sehingga dapat mendukung proses pendidikan dan penelitian UNS. b. Berada di daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang juga tinggi. c. Memiliki tingkat ketenangan yang tinggi karena jauh dari pusat kota. Sehingga cocok untuk rumah Sakit pendidikan d. Akses masuk dan keluar lokasi mudah.
•
Kelemahan Lokasi a. Terletak jauh dari pusat kota
Dilihat dari potensi dan kelemahan yang ada maka lokasi yang cocok untuk lokasi rumah sakit pendidikan adalah lokasi di daerah Jebres,
Alternative Site Jebres
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Pedaringan
Potensi Site a. Terletak dekat dengan kampus sehingga dapat mendukung proses pendidikan dan penelitian UNS. b. Berada di daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang juga tinggi. c. Akses dan transportasi mudah.
Kelemahan Site Walaupun tidak berada di daerah yang terletak di jalan utama tetapi berada di jalan yang dilalui oleh banyak truk yang berdekatan dengan lokasi, sehingga sangat ramai dan memiliki banyak polusi yang tinggi.
2. Belakang Taman Satwa Jurug • Potensi Site 1. Terletak dekat dengan kampus sehingga dapat mendukung proses pendidikan dan penelitian UNS. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Berada di daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang juga tinggi. 3. Akses dan transportasi mudah. 4. Memiliki tingkat ketenangan yang tinggi karena jauh dari pusat kota. Sehingga cocok untuk rumah Sakit pendidikan • Kelemahan Site Jauh dari pusat kota, tetapi tidak masalah untuk suatu rumah sakit pendidikan, walaupun jauh dari pusat kota tetapi daerah tersebut merupakan daerah yang padat penduduk serta memiliki yang mudah. Site terpilih Berdasrkan dari hasil anlaisa potensi dan kelemahan site masing‐masing maka site yang digunakan untuk rumah sakit pendidikan adalah lokasi di Jebres belakang Taman Satwa Jurug,yang terletak di Jln.KH.Maskur. Lokasi ini sangat cocok untuk daerah Rumah Sakit Pendidikan UNS, selain sesuai dengan RUTRK Surakarta, lokasi ini dekat dengan Kampus UNS. Berikut ini adalah ukuran dan batas‐batas site. Gambar V.13 Ukuran dan Luas Site Sumber : Analisa Pribadi
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V.14 Batasan Site Sumber : Analisa Pribadi
Lokasi: Kelurahan Jebres. Jl.KH.Maskur Luas Site: 44.000m2 Batas: Timur:Permukiman, Sungai Bengawan Solo Selatan: Asrama, Permukiman Barat: Permukiman, UNS Utara: Rumah Sakit Jiwa, Pemukiman 2) Analisa Tata Site 1. Analisa Pencapaian a. Tujuan: Mendapatkan Main Entrence dan Site Entrence yang baik ke dalam site b. Dasar Pertimbangan: Kondisi lingkungan di sekitar site,meliputi sirkulasi jalan, kepadatan jalan, pencapaian ke dalam site dan bangunan yang berhubungan dengan kegiatan. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jl.KH.Dewantoro merupakan akses jalan ke Rumah Sakit Jiwa Surakarta
c. Analisa Pada Jl.KH.Maskur, kepadatan kendaraan lebih tinggi dibanding Jalan lain, karena bersebelahan dengan kawasan UNS
Pada Jl.KolangKaling, kepadatan kendaraan sangat rendah dibanding Jalan lain, merupakan jalan kecil(3m)untuk sirkulasi proyek pembangunan penampungan air baku
Gambar V.14 Analisa Pencapaian Site Sumber : Analisa Pribadi
Awalnya, direncanakan Main Entrance dibagi menjadi 2 , sedangkan Side entrance juga terbagi menjadi 2 tetapi karena pencapaian yang terlalu banyak sehingga dapat terjadi kerancuan pada sirkulasi maka Main entrance terdiri dari 2 yaitu ME in dan ME Out, sedangkan Side Entrance terdiri dari satu yaitu SE out dan SE in. Main Entrence diletakkan pada Jl.KH.Maskur karena pencapaiannya ynag mudah, Side Entrance diletakkan pada sisi jalan kecil menuju Rumah Sakit Jiwa, selain SE akan dibagi berdasarkan fungsinya juga dapat memperlancar sirkulasi agar terarah lebih jelas.
ME masuk berada di Jl.KH.Maskur karena merupakan jalan utama dan padat menuju site
ME keluar berada di Jl.KH.Maskur karena merupakan jalan utama.
SE M E
SE berada di Jl.KH.Dewantoro merupakan jalan sekunder untuk sirkulasi pendidikan dan pengelola
ME OU
Gambar V.15 Hasil Pencapaian Site Sumber : Analisa Pribadi
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Analisa View dan Orientasi a. Tujuan: Menentukan arah hadap bangunan ke luar site untuk dapat membentuk interaksi dengan lingkungan b. Dasar Pertimbangan: Kondisi lingkungan site yang mempengaruhi view dan orintasi, seperti kondisi jalan, kondisi tapak site dan kondisi bangunan di sekitar site. c. Analisa Kondisi tapak yang masih begitu rindang baik untuk digunakan view ke dalam, sedangkan pada area luar tapak masih terlihat alami karena masih banyaknya lahan hijau di sekitar. Pada Jl.KH.Maskur, tapak lebih mudah dilihat karena jalan ini merupakan jalan besar menuju site. Karena view ke dalam paling baik berada di Jln.KH.Maskur maka orintasi diletakkan pada area tersebut.
Ketinggian Kontur menjadi pertimbangan untuk memilih orientasi view ke luar. Orientasi pada rumah sakit pendidikan harus berpusat dan terlihat dari jalan
1 2
3 3
Gambar V.16 Analisa View dan Orientasi Sumber : Analisa Pribadi
Karena merupakan rumah sakit dimana membutuhkan view yang baik untuk kesehatan serta pendidikan maka, view ke dalam di buat memusat di dalam.
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Analisa Sirkulasi a. Tujuan: Menghasilkan sirkulasi yang efektif sehingga dapat membantu aktivitas di dalam site b. Dasar Pertimbangan: Dasar pertimbangan dalam melakukan analisa sirkulasi adalah sebagai berikut: 1) Pengguna sirkulasi meliputi kendaraan roda 2 dan kendaraan roda 4 dan pejalan kaki serta penyandhang cacat. 2) Sirkulasi Lingkungan site 3) Jenis kegiatan pengguna 4) Bentuk dan topograafi site 5) Pencapaian ME dan SE terpilih c. Analisa Sirkulasi pada Rumah Sakit Pendidikan UNS dibagi menjadi 4 macam, yaitu 1. Sirkulasi Umum, Poliklinik dan IGD 2. Sirkulasi Rawat Inap 3. Sirkulasi Pendidikan dan Service 4. Sirkulasi Pengelola Pembagian sirkulasi ini berdasarkan fungsi, kegiatan dan waktu masing‐ masing sirkulasi sehingga dapat menciptakan sirkulasi yang baik dan benar. Sirkulasi Umum lebih baik berada di depan dan terlihat dari jalan, karena pusat utama pengunjung mengetahui informasi tentang rumah sakit sehingga mudah untuk menjangkaunya. Sirkulasi Poliklinik merupakan area rawat jalan, dimana area ini harus langsung terlihat umum sehingga diusahakan terlihat oleh umum. Sedangkan UGD harus terlihat dari jalan karena merupakan area penting yang harus langsung ditangani jika ada pasien yang membutuhkan pertolongan pertama. Sirkulasi Rawat Inap untuk pengunjung yang khusus datang untuk membesuk pasien yang menginap di rumah sakit, untuk itu sirkulasi ini tidak perlu berada di daerah yang cepat untuk ditangani tetapi mudah terlihat umum. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sirkulasi Pendidikan dan service terpisah dengan sirkulasi lain, agar tidak mengganggu kegiatan‐kegiatan pada area lain. Sirkulasi
pengelola
juga
terpisah
dari
kegiatan‐
kegiatan
umum,polikllinik serta IGD untuk mengurangi kepadatan sirkulasi. Memisahkan entrance masuk untuk pasien dan pengunjung dengan pengelola, service dan pendidikan. Agar tidak terjadi kepadatan sirkulasi kendaraan pada site.
: Sirkulasi Umum, IGD dan Poliklinik
: Sirkulasi Pendidikan dan karyawan
:Sirkulasi Rawat Inap
Gambar V.17 Analisa Sirkulasi Sumber : Analisa Pribadi
:Sirkulasi Service Pada Rawat inap akses sirkulasi umum dengan VIP dipisah agar tidak
terjadi kepadaatan dan penumpukan pengunjung. Sedangkan Bangsal diletakkan pada lantai atas dan VIP diletakkan paling bawah, hal ini memungkinkan untuk mengurangi kepadatan dan penumupukkan pengunjung yang berlebihan. Pada Farmasi akan dibagi menjadi dua apotik luar dan dalam. Hal ini dimaksudkan agar efektif efisensi aksesbilitas pengunjung dapat terpenuhi.
Gambar V.18 Analisa Sirkulasi Apotik Sumber : Analisa Pribadi
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Apotik pada bagian dalam terletak di antara zona in patient, out patient dan pendidikan, sehingga memudahkan pengunjung atau pasien di dalam untuk mengambil obat, sedangkan apotik jalan untuk pengunjung luar yang mengambil obat atau hasil labroratrium langsung dari luar. Sehingga bisa memberikan kemudahan sirkulasi pengunjung pasien. Gambar V.19 Analisa Sirkulasi Zona Umum dan Pendidikan Sumber : Analisa Pribadi
Pada bagian Zona Umum/Penunjang direncanakan dibuat menyebar ke
zona‐zona lain, hal ini juga dilakukan pada bagian zona pendidikan yang direncanakan menyebar ke zonalain. Hal ini direncanakan untuk mempermudahkan pengunjung dari zona umum untuk mencapai ke zona‐zona lain, Sedangkan untuk pendidikan memudahkan coass untuk menjangkau zona keseluruhan. 4. Analisa Kebisingan a. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat kebisingan di dalam site sebagai pedoman untuk peletakkan ruang bangunan berdasar fungsi ruang. b. Dasar Pertimbangan: Kebutuhan Ruang sesuai dengan tingkat kebisinganya. c. Analisa Jln.KH.Maskur merupakan area yang memiliki tingkat kebisingan yang tinggi karena merupakan jalan besar yang dilewati kendaraan‐kendaraan bermotor. Sehingga area ini cocok untuk zona pelayanan umum dan emergency yang tidak memerlukan banyak ketenangan di dalamnya. Sedangkan area yang lain merupakan daerah yang tenang sehingga cocok untuk zona yang membutuhkan ketenangan. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk mengurangi kebisingan pada tapak maupun bangunan maka diberikan filter berupa vegetasi. Tingkat Bising yang tinggi
Tingkat bising Rendah
Zona umum yang kurang memerlukan ketenangan
Zona privat yang memerlukan ketenangan
Menggunakan vegetasi eksisting sebagai filter kebisingan
Menggunakan vegetasi sebagai filter untuk kebisingan.
Gambar V.20 Analisa Kebisingan Sumber : Analisa Pribadi
5. Analisa Matahari
a. Tujuan: Untuk menentukan respon bangunan pada Rumah Sakit Pendidikan UNS yang direncanakan terhadap matahari. b. Dasar Pertimbangan: Pergerakan Matahari dari timur ke barat. c. Analisa Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pencapaiaan berada pada sebelah barat sehingga kemungkinan besar bangunan utamanya menghadap ke barat yang panas sehingga perlu perletakkan massa bangunan yang baik. Bangunan yang memanjang dari barat ke timur serta pemberian vegetasi untuk filter terhadap panas matahari merupakan salah satu solusi. Serta overhang pada bukaan agar adanya pembayangan pada bukaan yang tidak membuat terkesan panas karena adanya pembayangan. Dan menggunakan material kaca stopsol yang dapat mengurangi radiasi matahari.
Gambar V.21 Analisa Matahari Sumber : Analisa Pribadi
Bangunan diusahakan akan memanjang dari barat ke timur, dan memperbayak
bukaan pada daerah timur serta meminimalkan bukaan pada daerah barat. Sehingga akan membuat cahaya matahari yang masuk mampu dipergunakan seoptimal mungkin 6. Analisa Angin a. Tujuan: Untuk menentukan respon bangunan pada Rumah Sakit Pendidikan UNS yang direncanakan terhadap angin. b. Dasar Pertimbangan: Pergerakan angin lokan dan muson. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Analisa Pergerakan angin dari barat laut ke tenggara yang membawa angin lembab begitu sebaliknya angin dari tenggara ke barat laut yang membawa angin kering memang sulit untuk diprediksi. Dibutuhkan kecanggihan alat untuk mengukurnya. Tetapi untuk analisa, sedikit banyak dapat diasumsikan secara garis besarnya. Angin barat laut dan angin tenggara beserta angin local akan sangat baik jika mengetahui asumsi pergerakannya sehingga di daerah tersebut dapat diberikan filter serta banyaknya bukaan yang dapat membuat pergerakan pertukaran udara di dalam bangunan sangat baik. Angin Barat Laut beserta angin lokal
Gambar V.22 Analisa Pergerakan Angin Barat Laut Sumber : Analisa Pribadi
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Angin Tenggara beserta Angin Lokal Gambar V.23 Analisa Pergerakan Angin Tenggara Sumber : Analisa Pribadi
Asumsi pergerakan angin lokal+barat laut, sehingga diberikan bukaan yang cukup luas untuk pergerakan udara yang baik.
Pertemuan angin dari barat laut, tenggara dan lokal sehingga membuat pergerakan udara di dalam bangunan menjadi baik
Bangunan yang dibuat memanjang ke barat timur untuk meminimalkan bukaan agar terhindar dari panas matahari barat.
Gambar V.24 Analisa Pergerakan Angin Sumber : Analisa Pribadi
Asumsi pergerakan angin tenggara dan lokal,diberikan bukaan yang cukup luas tetapi juga menempatkan vegetasi untuk filter karena membawa udara yang kering.
Akibat pengaruh angin muson tenggara dan angin muson barat laut serta angin lokal di sekitar site maka daerah yang terkena angin akan diberikan bukaan untuk masuknya angin agar dapat terjadinya pergerakan udara secara maksimal.Rumah
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Panggung menjadi salah satu alternative untuk daerah tersebut. Dan bentuk bangunan yang tegak lurus dengan angin dapat memecah angin. 7. Analisa Zonning a. Tujuan Untuk menentukan pengelompokan kegiatan agar terciptanya ruang yang efektif dan efisien b. Dasar Pertimbangan: Jenis Kegiatan, pelaku kegiatan dan sirkulasi c. Analisa Zonning untuk rumah sakit pendidikan UNS dibagi berdasarkan fungsi pelaku dari kegiatan pada Rumah Sakit Pendidikan ini. Zonning dibagi menjadi Zona Out Patient, In Patient, Umum, Pendidikan dan Service. Zona In Patient terdiri dari zona emergency, zona rawat inap dan penunjang. Dimana Zona emergency harus terletak di depan dan dapat dijangkau oleh ambulance. Zona rawat inap terletak dibelakang, tidak terlihat umum tetapi mudah dicapai karena rawat inap ini bersifat privat serta memerlukan ketenangan untuk pasien. Sedangkan penunjang terletak di daerah antara emergency dan rawat inap karena berfungsi sebagai penunjang dari zona‐zona in patient dan out patient yang ada. Zona Out Patient atau poliklinik terletak di depan atau yang mudah terlihat oleh pengunjung. Karena sifatnya yang public untuk berobat jalan. Zona Pendidikan, meruipakan zona sebagai pusat untuk coass serta residen. Untuk mempermudah coass dan residen melakukan praktek dari satu zona ke zona lain maka zona pendidikan terletak di antara zona in patient dan out patient. Tetapi dimana zona ini tidak akan mengganggu zona lain. Zona Service diletakkan jauh dari zona in patient dan out patient tetapi mudah dalam pencapaian ke zona ini. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Zona penunjang dan umum terletak dekat dengan jalan agar memudahkan efektivitas dan efisiensi waktu pengunjung
Zona Rawat Inap dipisahkan dengan zona lain dan terletak agak ke dalam agar sirkulasi tidak saling mengganggu antara zona satu dengan yang lain.
Zona Emergency harus terlihat dari jalan untuk pasien yang kritis agar bisa diberikan pertolongan langsung.
Zona Pendidikan terletak berada di sekeliling zona‐ zona lain yang digunakan untuk pendidikan agar kegiatan pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien.
Zona Poliklinik terletak dekat dengan jalan agar memudahkan pasien untuk berobat, karena poliklinik merupakan zona out patient, dimana pasien hanya
Zona Service terletak pada daerah yang jauh dari zona‐ zona lain agar tidak begitu mengganggu tetapi mudah diakses.
berobat.
: Zona Emergency
: Zona Rawat Inap
:Zona Pendidikan
: Zona Umum, Penunjang
:Zona Poliklinik Gambar V.24 Analisa Zonning Sumber : Analisa Pribadi
:Zona Service
Pada rumah sakit pendidikan UNS, zona pendidikan menjadi pusat sebagai tempat coass untuk melakukan praktek ke zona‐zona lain. Sehingga untuk memudahkan dibuat zona pendidikan menyebar ke zona‐zona lain(radial). 2. Analisa Tampilan dan Bahan Bangunan a)
Tampilan Bangunan a. Tujuan Untuk menentukan tampilan bangunan yang sesuai dengan rumah sakit pendidikan uns. b. Dasar Pertimbangan
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
•
Fungsi Kegiatan
•
Memberikan Fasad yang menunjukkan Rumah Sakit Pendidikan UNS
•
Sirkulasi kegiatan di dalam site
•
Keamanan
•
Tanggap terhadap iklim tropis
c. Analisa Karena terletak pada daerah tropis maka tampilan bangunan adalah bangunan arsitektur tropis dimana tampilan tersebut tanggap terhadap iklim tetapi ekonomis dan aman bagi pengguna khususnya pasien. Arsitektur Tropis yang diterapkan disini, bukanlaah arsitektur tropis yang seperti rumah tradisional pada umumnya, lebih menekankan tanggapnya pada iklim tropis tetapi juga memperhatikan keamanan para pengguna Rumah Sakit Pendidikan. Sehingga bangunan ini ramah lingkungan dan hemat energy.
Gambar V.25 Academic Hospital di Luar Negeri
Gambar V.26 Bangunan Tanggap terhadap Iklim
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
Gambar V.27 Rumah Sakit di Indonesia
commit to user
V‐ 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V.28 Universitas Sebelas Maret
Karena merupakan Rumah Sakit untuk UNS maka harus ada ikatan dengan UNS sehingga bangunan ini, selain diambil ketegasan dari rumah sakit, tanggap terhadap lingkungan juga memiliki atau yang dapat menyatu dengan bangunan UNS. b) Jumlah Massa Bangunan dibagi menjadi 2 berdasar jumlah masa, yaitu: 1. Masa Tunggal •
Terdiri dari satu masa bangunan utama.
•
Bangunan yang termasuk dalam jenis ini memiliki hubungan yang erat diantara fungsi‐fungsi kegiatannya dan saling mendukung.
•
Sirkulasi atau pergerakan kebanyakan berada di dalam bangunan.
•
Akses dari dan ke masing‐masing kelompok fungsi kegiatan lebih mudah.
2. Masa Jamak •
Terdiri dari beberapa masa bangunan yang membentuk kelompok fungsi pada masing‐masing bangunan
•
Hubungan antara satu fungsi dengan lainnya tidak terlalu terikat atau berkesinambungan.
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 65
perpustakaan.uns.ac.id
•
digilib.uns.ac.id
Sirkulasi atau pergerakan berada di dalam dan di luar bangunan.
Bangunan Rumah Sakit Pendidikan UNS menggunakan massa jamak dimana
massa bangunan membentuk kelompok fungsi pada masing‐masing. Sirkulasi atau pergerakan berada di dalam dan di luar bangunan yang terdiri dari IGD, Rawat Inap, Rawat Jalan, pelayanan medis lainnya, service dan pusat pendidikan penelitian. c) Vegetasi dan Taman di dalam Ruang
Dadap
(Erythrina variegate)
Glodogan (Polyalthea longifolia)
Akasia
Angsana
mangium)
(Accasia
(Ptherocarphus indicus)
Tabel V.8 Analisa Vegetasi Eksisting Sumber : Analisa Pribadi
Vegetasi yang digunakan pada rumah sakit pendidikan UNS adalah vegetasi eksisting dimana vegetasi seperti Glodongan, Angsana, Akasia, Dadap dan phon Jati terdapat banyak di sana.
Selain vegetasi eksisting yang ditampilkan, konsep taman didalam ruang juga terlihat di
rumah sakit pendidikan UNS. Berawal dari menmanfaatkan angin lokal dan angin muson maka banyaknya bukaan di dalam ruang menjadi salah satu alternative untuk pergerakan sirkulasi udara yang baik di dalam ruang.
Dengan menggunakan system atap buka tutup dimana jika terjadi hujan, atap ini bisa
menutup untuk melindungi semua yang berada dibawahnya. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Membentuk taman di dalam bangunan
Taman‐taman kecil untuk pergerakan udara agar ruang sekitar mendapatkan sirkulasi udara yang baik.
Gambar V.29 Analisa Taman dalam Ruang Sumber : Analisa Pribadi
d) Gubahan Massa a. Tujuan: Bentuk Ruang yang paling serasi dengan fungsi Rumah Sakit Pendidikan UNS yang mewadahi dan bentuk massa yang sesuai dengan ruang‐ruang kegiatan yang ada di dalamnya serta keserasian dengan kondisi fisik lingkungan site. b. Dasar Pertimbangan Bentuk Ruang: 1) Bentuk dan Sifat Kegiatan 2) Persyaratan Kegiatan 3) Kemungkinan Fleksibilitas, Ekspansibilitas,Konvertibilitas dan Versatibilitas 4) Kapasitas Pemakai dan Pelaku Kegiatan 5) Luas dan Ukuran Ruang yang sesuai fungsi Dasar Pertimbangan Bentuk Massa: 1) Kondisi Fisik Lingkungan Site ( Faktor Eksternal) 2) Tuntutan/ Persyaratan‐persyaratan ruang yang akan diwadahi/berada dalam 1 massa (factor internal) 3) Pola Pengelompokkan Kegiatan
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Tuntutan Penggunaan Lahan terhadap Situasi dan Kondisi yang ada c. Analisa Karena setiap zona memiliki fungsi kegiatan yang berbeda dan sirkulasi berbeda agar tidak terjadi kerancuaan maka menggunakan massa majemuk yang dibagi berdasarkan zona umum, pengunjung, rawat inap, poliklinik, pendidikan dan service. Merupakan Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta, dimana fungsi utamanya adalah melayani kesehatan masyarakat. Awal mula, sirkulasi adalah hal paling utama membentuk tata massa bangunan. Mengingat rumah sakit memiliki banyak sirkulasi sehingga mencoba menggunakan bentuk DNA sebagai sirkulasi.
Bentuk DNA sebagai sirkulasi pada tapak
Proses penyesuaian bentuk DNA ke dalam site.
1
3
4
2
Gambar V.30 Analisa Gubahan Massa bentuk DNA ke Site Sumber : Analisa Pribadi
Membentuk DNA pada tapak, memasukan zoning yang sudah terbentuk ke dalam tapak. Yang perlu diperhatikan zona pendidikan harus bisa efektif ke segala zona in patient dan out patient Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pendidikan
Massa dibuat majemuk berdasarkan zona out patient, in patient, pendidikan dan service
Zona penddikan di buat bisa dengan mudah menjangkau berbagai zona sehingga dibuat menyebar ke zona2 lain.
Bentuk massa berdasarkan bentuk DNA dan merupakan massa majemuk dimana zona pendidikan dapat menjangkau zona lain dengan mudah.
Gambar V.31 Analisa Gubahan Massa Sesuai Fungsi Sumber : Analisa Pribadi
Untuk memudahkan kenyamanan sirkulasi zona umum/ penunjang dibuat menyebar, begitu pula dengan pendidikan. Bangunan dibuat menyebar untuk memudahkan coass dalam mencapai setiap zona yang ada. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Beberapa bangunan direncanakan membentuk lingkaran pada 2D dan seperti tabung pada bentuk 3D karena bangunan tersebut menyebar ke segala zona
Bangunan ini adalah zona umum/penunjang dan zona pendidikan yang memang direncanakan untuk menyebar ke tiap‐ tiap zona yang ada.
Beberapa bangunan direncanakan membentuk persegi panjang pada 2D dan seperti balok pada bentuk 3D karena bangunan tersebut merespon iklim setempat, dengan melihat arah datangnya sinar matahari.
Bangunan ini direncanakan untuk zona rawat inap dan poliklinik.
Gambar V.32 Analisa Gubahan Massa berdasarkan Respon terhadap Zona dan Iklim Sumber : Analisa Pribadi
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e) Bahan Bangunan a. Tujuan Menentukan bahan bangunan yang dapat mendukung Rumah Sakit Pendidikan UNS b. Dasar pertimbangan: •
Pemilihan bahan bangunan yamg sustanaibility/ berkelanjutan
•
Pemilihan Bahan yang Hemat Energi
•
Tidak mengganggu kesehatan penggunan dan mampu mendukung kesembuhan pasien maupun pelaku.
•
Umur/atau massa pakai lebih tahan lama.
c. Analisa: Pengaruh dan makna ruang terhadap suasana atau psikologis pelaku:1
No. 1.
Warna
Makna
Pengaruh Warna
Merah
Menggambarkan energi penuh, aktif, hangat dan Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, bersemangat. Warna merah secara berlebihan agresi, dapat memberikan kesan kemarahan dan ambisi.
2.
bahaya.
Kuning
Warna kuning mengingatkan dengan sinar Optimis, Harapan
matahari yang memberikan energi yang baik dan semangat. Sering disamakan dengan warna emas yang
menggambarkan
kemakmuran
dan
kemewahan. Dapat diaplikasikan dalam ruang kerja. 3.
Biru
Merupakan warna laut dan langit yang Kepercayaan, mengesankan
ketenangan,
kesunyian, Tehnologi,
Konservatif, Kebersihan,
Keamanan, Keteraturan.
kedamaian, kenyamanan dan perlindungan. Efek lainnya adalah memberi kesan lega dan luas. Cocok
digunakan
untuk
kamar
tidur
4.
Hijau
Memberi kesan ceria, hangat, bahagia, penuh Alami,
energi dan membangkitkan semangat. Anda Pembaharuan
Sehat,
Keberuntungan,
dapat memberi warna ini untuk ruang makan.
1
http://insico.wordpress.com/2010/10/17/pengaruh‐warna‐dalam‐kehidupan‐dan‐karakter‐makna‐warna/
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 71
perpustakaan.uns.ac.id
5.
digilib.uns.ac.id
Oranye
Warna yang sering dilihat dan menggambarkan Energy, Keseimbangan, Kehangatan.
alam. Efek dari warna ini adalah memberi suasana
harmonis,
teduh,
santai,
alami,
menyejukkan, menyegarkan dan menenangkan. Ruang tidur cocok bila menggunakan warna ini. 6.
Ungu/Jingga
Spiritual,
7.
Misteri,
Kebangsawanan,
Transformasi, Keangkuhan.
Coklat
Salah satu warna alam yang memberi kesan Tanah/Bumi, Kepercayaan, Kesenangan, hangat, nyaman, alami, akrab dan ketenangan. Daya
Tahan.
Dapat digunakan untuk ruang tamu atau ruang keluarga. Coklat juga dapat digunakan pada ruangan yang terlalu besar agar tidak menimbulkan kesan dingin. 8.
Abu Biasa digunakan untuk rumah bergaya minimalis. Intelek,
Abu
Masa
Depan
(Milenium),
Membuat suasana stabil, luas, menentramkan. Kesederhanaan, Kesedihan.
Terlalu banyak menggunakan warna ini akan membuat suasana dingin dan luas secara berlebihan. 9.
Hitam
Warna
yang
memberi
suasana
penuh Kekuatan,
perlindungan, gagah, megah, dan elegan.
Seksualitas,
Kecanggihan,
Kematian, Misteri, Ketakutan, Kesedihan, Keanggunan.
Tabel V.9 Analisa Pengaruh makna dan Ruang Sumber : http://insico.wordpress.com
1) Bahan Struktur (Konstruksi) Alternative: a. beton b. baja c. kayu d. bambu e. alumuniumm
Gambar V.33 Konstruksi Beton, Baja dan Alumunium
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Maka bahan struktur utama yang terpilih adalah konstruksi beton, alumunium,
atau baja (bukan kayu) karena memiliki sifat kuat dan tahan lama dan tidak merusak pelestarian alam. 2) Bahan penutup atap
Bahan yang dipilih adalah beton, metal (zing galvalum), fiberglass. - Atap beton : Karena pada bangunan rawat inap direncanakan bangunan tinggi maka atap beton sangat cocok untuk bangunan ini. - Atap Gentheng : pada bangunan 1 lantai maka atap gentheng sangat cocok untuk bangunan ini - Zing galvalum digunakan untuk atap, sun shading dan tritisan, serta jalusi
Gambar V.34 Zing Galvium
- Kaca stopsol (tahan ultraviolet) : difungsikan sebagai estetika dan pencahayaan alami (sky light) pada ruang‐ruang yang dalam dan sulit terjangkau oleh sinar matahari. Serta untuk pencahayaan yang menghadap ke barat. 3) Dinding
Gambar V.35 Kaca Stopsol
- Bahan penutup dinding yang digunakan adalah batu bata lokal yang diplester rapat untuk mencegah menjadi pejanan gas‐gas beracun sesuai untuk kenyamanan yang mengutamakan bahan lokal dengan finishing cat khusus enscaptuling paint (water base) yang menggunakan air bukan timah sebagai cairan pencampurnya sehingga tidak Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merugikan kesehatan pengguna. Dinding bata juga mempunyai umur yang panjang dibandingkan kayu dan bambu. - Untuk unit rawat inap dan pusat pendidikan dan penelitian di gunakan batu alam sebagai penutup dinding untuk menyerap panas dan menampilkan kesan dingin dan alamiah. Batu alam merupakan bahan local yang tersedia melimpah sesuai kenyamanan yang memberdayakan bahan‐bahan lokal. Gambar V.36 Batu Alam
- Finishing direncanakan warna yang cerah dan mendukung kesehatan secara psikologis, yaitu warna‐warna lembut dan menyegarkan seperti warna biru muda dan putih keabu‐ abuan. - Bahan kaca menggunakan low‐glass atau kaca emissivity Gambar V.37 Kaca Low‐glass(stopsol)
4) Bahan Penutup Lantai
Bahan penutup lantai Interior dipilih batu granit Bahan Granit
Karakteritik
pemeliharaan
Tahan goresan,
Tahan lama, menutup rapat Mudah
Permukaan halus,
lantai sehingga tidak dapat air
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
Keuntungan
commit to user
dengan
V‐ 74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
alamiah
ditembus gas dari tanah,Tidak kotor, ramah lingkungan, Indah
5) Bahan Plafond (langit‐langit) •
Tabel V.10 Bahan Penutup Lantai Sumber : http://insico.wordpress.com
Untuk membuat kesan menyambut, maka warna langit‐langit dibuat lebih cerah dari warna dinding dan lantai. Daya pantul terbaik berkisar antara 50–60% dan menggunakan warna sejuk (biru, hijau) atau warna netral (krem).
•
Sebagai bahan plafond dipilih gypsum yang lebih aman dan sehat dibandingkan asbestos.
3. Analisa Sistem Struktur Bangunan a. Tujuan: Sistem Teknis yang paling sesuai untuk melayani tuntutan kebutuhan fungsi/kegiatan dan bentuk perwujudan bangunan. b. Dasar Pertimbangan: 1) Dimensi/Ukuran Bangunan yang terwujud 2) Faktor yang mempengaruhi kekokohan dan kestabilan bangunan ( bentang konstruksi, beban yang ada, gaya yang terjadi, pengaruh alam, kondisi tanah/daya dukung tanah, topografi) 3) Teknologi sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. 1)
Sub Struktur a) Analisa Dengan ketinggian bangunan yang direncanakan relatif besar (>10 lt ) dan jenis tanah yang tidak terlalu keras, alternatif pondasi yang akan digunakan yaitu: - Footplate - Tiang Pancang Mendukung bangunan berlantai banyak, cocok untuk tanah yang cukup keras, penggalian tanah untuk pondasi cukup dalam. b) Hasil Analisa Alternatif pondasi yang digunakan adalah pondasi footplat dan tiang pancang yang disesuaikan dengan jumlah lantai yang direncanakan berjumlah 2‐7 lt. Sehingga
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pada bangunan yang memiliki ketinggian 1‐ 5 lantai menggunakakan footplate seperti bangunan IGD, IBS, VK, Poliklinik dan Pendidikan. Sedangkan untuk tiang pancang digunakan untuk bangunan rawat inap berjumlah 7 lantai.
Gambar V.38 Pondasi Tiang Pancang dan Footplate
2)
Super Struktur
8 m
8 m
Gambar V.39 Super Struktur
Dengan kolom dan balok sebagai
pemikul beban merupakan alternatif struktur badan bagi bangunan yang direncanakan dengan beton bertulang, yang cukup lama usianya, lebih ringan dan tanggap terhadap gempa. Selain itu memiliki flesibilitas dan sustainaibility sesuai dengan rumah sakit pendidikan UNS. 3)
Upper Struktur a) Analisa Struktur Atap Untuk struktur atap terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu: -
Struktur rangka baja Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas.
-
Struktur kabel
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dapat menahan atap dengan bentangan besar. Struktur beton bertulang
-
Bentangan besar dan kemungkinan variasi bentuk atap cukup luas Space frame
-
Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas. Struktur rangka kayu
-
Bentangan relatif kecil dan variasi bentuk terbatas. b) Hasil Analisa Struktur Atap
Gambar V.40 Analisa struktur Atap Sumber : Analisa Pribadi
Menggunakan kombinasi struktur rangka baja dan struktur beton bertulang dan alumunium untuk efektivitas dan efisiensi serta penghematan biaya. 4. Analisa Utilitas Bangunan Karena system utilitas menyangkut banyak hal, maka perlu diamati satu persatu macam system utilitas sesuai dengan kebutuhan/ fungsi a. Sistem Pencahayaan dan Penghawaan 1) Sistem penghawaan Buatan Dasar Pertimbangan : a)
Efisien bangunan.
b)
Hemat energy
c)
Tuntutan persyaratan suhu udara yang konstan dalam ruangan
d)
Penciptaan Kelembapan 60 % – 70 %.
e)
Kemudahan dalam pengaturan suhu dan kelembaban
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisa : a) AC untuk ruang tertentu : Ruang Bedah, Ruang Radiologi, Ruang Steril, Ruang imutasi atau Isolasi dan ruang‐ruang lain yang membutuhkan suhu yang konstan. b) Dengan menggunakan AC sentral dan sistem AC split. c) Kipas Angin digunakan untuk ruang‐ruang yang dalam untuk selalu menciptakan pergerakan udara. 2) Pencahayaan Buatan Dasar Pertimbangan: -
Pemilihan jenis lampu yang hemat energi.
-
Pemilihan system penerangan dengan jenis lampu yang disesuaikan dengan fungsi ruang dan aktivitasnya.
-
Jumlah lampu dan kuat penerangan disesuaikan dengan tuntutan aktivitas dan karakteristik ruang
Analisa : a) Semaksimal mungkin untuk memanfaatkan pencahayaan alami untuk penerangan ruangan terutama untuk siang. b) Untuk pencahayaan buatan digunakan jenis lampu hemat energi yang sekarang banyak tersedia di pasaran. c)Memenuhi persyaratan kenyamanan dan tuntutan pencahayaan ruangan untuk rumah sakit. d) Jenis Penerangan yang digunakan : - Fluorence Untuk ruang yang menuntut penerangan tinggi, yaitu Ruang Poliklinik (250 lux), UGD (300 lux), Dapur (250 lux), Ruang Perawatan (250 lux) dan ruang rehabilitasi (300 lux) Ruang Perawatan, memerlukan sebuah pengkondisian / tata cahaya yang tidak mengganggu proses penyembuhan dalam arti secara kejiwaan harus memberikan nuansa kehangatan yang bisa dipadu dengan warna kuning.
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan menggunakan cermin pemantul, sehingga tidak menyilaukan bagi pasien, posisi lampu tidak tepat diatas kepala pasien yang tidur (bisa berupa lampu reflector pada dinding). - Pijar Untuk ruang yang menuntut penerangan sedang, misalnya Parkir (150 lux), Pantry (150 lux), Kafe (200 lux) dan Gudang (150 lux). Cahaya jenis ini dapat digunakan pada ruang luar, seperti penerangan anak tangga, lorong dan tampilan bangunan keseluruhan. Fungsinya memperlihatkan secara nyata keadaan supaya tampak jelas. - Spesial Lighting Untuk ruang yang membutuhkan penerangan khusus seperti laboratorium, ruang ICU, ruang radiology dan ruang operasi. b. Sistem Air Dasar Pertimbangan : • Jumlah Kapasitas/Terpakai dan terbuang • Potensi dan Kendala Lingkungan • Teknologi yang sesuai kondisi dan Situasi Lingkungan • Kondisi Fisik Lingkungan perencanaan sistem pengelolaan limbah cair di lingkungan Rumah sakit adalah sebagai berikut : a. Pendekatan penghitungan kebutuhan air bersih untuk bangunan Rumah sakit adalah 700 liter per tempat tidur per hari. Sehingga jika kapasitas maksimal layanan yang akan dikembangkan di Rumah sakit adalah 300 TT, maka kapasitas teknis air bersih perhari yang harus disiapkan adalah 300 TT x 700 liter = 210.000 liter per hari atau 210 m³ per hari. Sehingga dibutuhkan dimensi kurang lebih 6m x 6m x 9m Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Direkomendasikan memanfaatkan kombinasi sumber air bersih yaitu sumur dangkal, sumur dalam, ataupun PAM. Kata kunci sumber air adalah: Kontinuitas debit dan volume sehingga kombinasi keduanya akan menjaga kontinuitas pasokan disegala musim. c. Diasumsikan pembuangan air rata‐rata: 700 lt / orang = 0.7 m3 / orang. Jumlah pemakai diperhitungkan kira‐kira + 300 orang. Sehingga jumlah air kotor = 300 x 0.7 m3 = 210 m3. Dengan waktu pembusukan 3 hari, maka volume septitank = 3x 210 m3 = 630 m3. Dimensi bak pembuangan air kotor adalah 9 m x 9 m x 9 m
c. Sistem Pembuangan Limbah Dasar Pertimbangan : • Jumlah Kapasitas sampah yang dihasilkan • Jenis Sampah yang dihasilkan • Polusi yang ditimbulkan • Fasilitas lingkungan yang menunjang Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
• Dimensi bangunan Diagram Pengolahan Limbah Rumah Sakit Beberapa asumsi dan dasar perencanaan sistem pengelolaan limbah cair di lingkungan Rumah sakit adalah sebagai berikut : a.Kapasitas maksimal pelayanan adalah 300 TT. Pendekatan penghitungan volume limbah cair pada bangunan rumah sakit adalah asumsi 80% konsumsi air bersih akan terbuang sebagai limbah cair. Sehingga kapasitas pengelolaan limbah cair di Rumah sakit adalah 700 liter/hari/TT x 300 TT x 80% = 168.000 liter/hari atau 168 m3. b. Pengolahan Limbah dibagi menjadi limbah padat dan cair. Limbah Padat atu sampah dibuang ke incinerator. Sedangkan limbah cair diolah melalui pengolahan limbah biofilter anaerob‐aerob dengan system DEWATS. Karena pembuangan limbah sekitar 168m3, maka dimensi pengolahan limbah adalah 9m x 9m x 9m. c. Sistem pengelolaan limbah cair rumah sakit pada rumah sakit pendidikan UNS Surakarta direncanakan menggunakan sistem DEWATS (Desentralized Waste Water Treatment System), Yaitu dimana pengelolaan limbah dengan metode alamiah yang berlangsung terus‐menerus secara continue tanpa menggunakan energi dengan memanfaatkan vegetasi dan bakteri sebagai alat penetrailisir limbah. Adapun kelebihan dari sistem ini adalah : a) Tidak membutuhkan energi seperti listrik dalam operasionalnnya b) Hasil akhir pengolahan limbah mampu digunakan lagi, seperti untuk penyiraman tanaman. c)Bisa digunakan untuk netralisasi berbagai limbah cair. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Mampu menetralisasi limbah sampai volume 1000 m3/hari. e) Tidak dibutuhkan teknologi yang mahal dan canggih dalam pengerjaannya. f) Hemat biaya dalam perawatannya d. Sedangkan serpihan daging sehabis operasi dan alat medis yang tidak terpakai (suntik) dan perban agar tidak menjadi sumber penyakit dan mengakibatkan pencemaran lingkungan dilakukan pembakaran didalam incenarator hingga menjadi abu dengan panas diatas 1000C Diagram proses pengolahan air limbah dengan sisten biofilter "Up Flow" Gambar IV.1 : Diagram proses pengolahan air limbah rumah sakit PENAMPANG MELINTANG Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 82
perpustakaan.uns.ac.id
e.
digilib.uns.ac.id
Seluruh kebutuhan air bersih di suplai dengan sistem perpipaan didukung roof
dan ground tank set yang berfungsi pula sebagai reservoir dan water treatment set. f. Untuk kepentingan kemudahan operasi dan pemeliharaan, optimalisasi distribusi serta sistem kontrol, maka direncanakan zona distribusi air bersih. Zona distribusi didasarkan pada kedekatan atau pengelompokan bangunan.
d. Sistem Elektrikal Dasar Pertimbangan : • Sumber daya yang ada • Jumlah/kapasitas yang dibutuhkan • Peraltan elektrikal yang digunakan • Jumlah, bentuk ukuran alat • Spesifikasi Peralatan • Potensi dan kendala yang ada Digunakan untuk penerangan,mekanisme peralatan, pompa, exhaust fan dan AC split sehingga dibutuhkan sumber utama listrik yaitu dari PLN, sedangkan genset untuk sumber listrik cadangan bila listrik dari PLN mati. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
ATS
:
Automatic Transfer Switch, yaitu alat untuk mentransfer aliran listrik secara otomatis dari aliran PLN ke aliran genset sehingga genset menjadi sumber tenaga listrik pada saat aliran dari PLN terputus.
EMD
: Electrical Main Distribution, pusat distribusi aliran listrik, dari sini aliran listrik dialirkan ke unit ruang dan unit bangunan yang membutuhkan
e. Sistem Pencegahan Bahaya Kebakaran Dasar Pertimbangan : • Sumber/penyebab kebakaran • System penanggulangan • Bahan bangunan yang digunakan • Macam alat pemadam kebakaran • Penyelamatan Manusia Sistem Evakuasi Kebakaran yang direncanakan adalah menggunakan tangga darurat dan ram bagi divable yang ditempatkan di sisi pinggir setiap bangunan sehingga dalam menjangkaunya sangat mudah. Pada evakuasi Darurat bangunan tinggi menerapkan system yang dikembangkan di Amerika Serikat, fasilitas evakuasi sebagai upaya terakhir jika orang terperangkap pada bangunan tinggi. Teknologi ini bergantung pada tahanan udara dinamik. Pada saat evakuasi darurat, dimana tangga dan lift tidak lagi berfungsi, maka penghuni/pengguna bangunan Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
akan menggunakan sejenis sabuk pengaman yang dikaitkan pada gulungan kabel. Begitu gulungan ini terkunci pada sistem inti, yang merupakan perangkat kipas udara yang kokoh dan diangkur pada bangunan, maka orang dapat melompat dan mendarat di tanah dengan selamat. Tahanan dari bilah baling‐baling kipas udara akan berputar pada saat gulungan kabel terurai pada kecepatan di bawah 3,7 meter/detik Sistem Evakuasi Darurat Evakuasi darurat lain yang dapat digunakan adalah menggunakan semacam kantong peluncur (chute system) yang ditempatkan pada ruang tangga. Dengan adanya ystem ini, orang dapat memilih untuk keluar bangunan melalui tangga darurat atau menggunakan kantor peluncur. Chute system ini dapat digunakan dengan aman oleh orang cacat untuk mencapai lantai dasar dengan aman dan cepat. Chute System Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 85
perpustakaan.uns.ac.id
f.
digilib.uns.ac.id
Sistem Komunikasi Dasar Pertimbangan : • Komunikasi yang diperlukan • Peralatan yang digunakan • Fasilitas jaringan komunikasi yang ada pada lingkungan lokasi Bentuk Komunikasi berdasarkan a.Komunikasi langsung Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat. Komunikasi berbentuk kata‐ kata, gerakan‐gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita. A‐‐‐‐‐‐‐‐ ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐B Pada Rumah sakit Pendidikan UNS, Komunikasi langsung terjadi antara dokter, coass dan pasien sehingga membutuhkan ruang konsultasi di setiap zona. Pasien R.Konsultasi (datang) Dokter/Coass R.Transit/ R.Tunggu Gambar V.41 Analisa Alur Sirkulasi pada R.Konsultsi Sumber : Analisa Pribadi Dengan jumlah pasien yang dperkirakan akan menunggu untuk berkonsultasi, maka direncanakannya ruang transit atau r.tunggu untuk menunggu giliran konsultasi. Selain untuk menunggu konsultasi, ruang transit ini juga untuk sirkulasi pasien atau pengunjung yang berobat sehingga membutuhkan sirkulasi yang tidak membuat padat suatu ruangan. Komunikasi langsung antara dokter,residen.coass dan pasien di dalam poliklinik disediakannya ruang konsultasi yang berada satu ruangan dengan ruang periksa. Sedangkan komunikasi langsung antara dokter,residen dan coass disediakan ruangan diskusi yang akan diletakkan diantara setiap jenis poliklinik, hal ini untuk mengatur sirkulasi agar tidak terjadi kerancuan dan kemudahan pencapaian pada setiap jenis poli.
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pola Tata Ruang a) Terpusat Pusat: suatu ruang dominan dimana pengelompokn sejumlah ruang sekunder dihadapkan. b) Linier Suatu urutan linier dari ruang-ruang yang berulang. c) Radial Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi-organisasi ruang yang linier berkembang menurut bentuk jari-jari.
d) Cluster Ruang-ruang dikelompokkan berdasarkan adanya hubungan atau bersama-sama memanfaatkan ciri atau hubungan visual. e) Grid Ruang-ruang diorganisasi dalam kawasan grid structural atau grid tiga dimensi lain. Gambar V.42 Analisa Pola Tata Ruang Sumber : Analisa Pribadi
Pada Rumah Sakit Pendidikan UNS ini, direncanakan mengambil pola tata ruang linear karena untuk memudahkan pengunjung dan pasien menuju ke r.tunggu.Serta pergerakan sirkulasi pengunjung dan pasien tidak terkesan padat di dalamnya.
R. Konsul
r.transit
R.Konsultasi sebagai pusat dari ruang transit. Hal ini memudahkan untuk pengunjung/pasien menjangkau ruang konsultasi. Tetapi pada ruang transit terkesan padat dan susah untuk mengatur pergerakan sirkulasi sehingga akan terjadi kerancuan sirkulasi
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 87
perpustakaan.uns.ac.id
r.transit
r.konsul
digilib.uns.ac.id
R.Konsul menyebar ke segala arah, hal ini memudahkan pengunjung untuk mencapai ke ruang konsul. Tetapi r.transit yan mengumpul menjadi satu ditambah sebagai pergerakan sirkulasi pengunjung dan pasien akan terkesan padat.
R.Transit berada di tengah, tetapi sirkulasi pengunjung dan pasien lurus memanjang, hal ini r.konsul untuk memudahkan pergerakan pengunjung dan pasien agar tidak terjadi kepadatan dan kerancuan r.transit sirkulasi. Sedang R.Konsultasi direncanakan r.konsul diantara ruang kunsul, hal ini untuk memudahkan pencapaian. Gambar V.43 Analisa Pola Tata Ruang Konsultasi Sumber : Analisa Pribadi Pola tata ruang pada Rumah Sakit Pendidikan UNS ini direncanakan pada poliklinik dan bangsal yang membutuhkan lebih banyak ruang konsul daripada zona lain, sehingga pada zona poliklinik dan bangsal memiliki sirkulasi ruang yang linear serta ruang poliklinik dan bangsal yang saling berhadapan.
POLIKLINIK‐r.konsul R.Inap‐r.konsul SIRKULASI &R.TUNGGU SIRKULASI &R.TUNGGU LINEAR PENGUNJUNG/PASIEN PENGUNJUNG/PASIEN POLIKLINIK‐r.konsul R.Inap‐r.konsul Gambar V.44 Analisa Pola Tata dan Sirkulasi Ruang Konsultasi Sumber : Analisa Pribadi b.Komunikasi tidak langsung Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll. Contoh : “ Buanglah sampah pada tempatnya” Tempat sampah
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sistem komunikasi yang digunakan pada Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta ini terbagi atas dua macam, langsung dan tidak langsung. Untuk komunikasi tidak langsung menggunakan : a) Alat telepon b) Telex dan radio komunukasi Pada bagian poliklinik sirkulasi dibuat terpisah antara dokter,residen,coass dan pasien, pengunjung agar dapat memudahkan akses dokter untuk ke poli coass atau sebaliknya jika menggunakan telepon dan radio komunikasi.
Sirkulasi dokter,residen dan coass
A
B
C
D
Sirkulasi pengunjung dan pasien
Sirkulasi dokter,residen dan coass
Gambar V.45 Analisa Pola Tata Ruang dan Sirkulasi Konsultasi pada Poliklinik Sumber : Analisa Pribadi
Sirkulasi pada polikinik direncanakan terpisah,hal ini untuk memudahkan komunikasi dokter,residen dan coass, dimana jika sewaktu‐waktu mereka saling membutuhkan lewat panggilan tidak terlihat rancu. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada bagian bangsal komunikasi antara coass dan pasien dibuat semi‐langsung yang membatasi ruang jaga dengan bangsal.
Ruang Rawat Inap (bangsal) khusus penyakit dalam.
Ruang Jaga berada di sudut ruang rawat inap, bisa mengcontrol tetapi lebih memudahkan dalam sirkulasi antara pasien , pengunjung dan coass
Ruang jaga berada di tengah ruang rawat inap lebih memudahkan mengcontrol pasien. Tetapi sirkulasi antara pasien, pengunjung dan coass kurang baik.
Gambar V.46 Analisa Pola Tata Ruang Operasi Sumber : Analisa Pribadi
Sedangkan untuk di dalam rawat inap (hubungan ke dalam atau antar ruang), alat yang digunakan : a)
Interkom antar ruang
b)
Nurse Call, digunakan untuk menanggil perawat berupa : ‐
Tombol yang mudah dijangkau/dicapai pasien atau pengunjung
‐
Speaker, isyarat yang digunakan atau lampu
c) Paging Digunakan untuk komunikasi satu arah, fungsinya sebagai alat panggil, musik, pengumuman yang dapat dikontrol dari satu tempat. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
V‐ 90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1. SITE TERPILIH
Lokasi: Kelurahan Jebres. Jl.KH.Maskur
Luas Site: 44.000m2
Batas:
•
Timur:Permukiman, Sungai Bengawan Solo
•
Selatan: Asrama, Permukiman
•
Barat: JL.KH.Maskur,Permukiman,
UNS
•
Utara:Jl.KH.Dewantara, Rumah Sakit Jiwa, Pemukiman
Gambar VI.1 Site Terpilih Sumber : Analisa Pribadi
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user VI‐1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. KONSEP TATA SITE a. Konsep Pencapaian ME masuk berada di Jl.KH.Maskur karena merupakan jalan utama dan padat menuju site ME keluar berada di
Jl.KH.Maskur karena merupakan jalan utama.
SE ME IN
SE berada di Jl.KH.Dewantoro merupakan jalan sekunder untuk sirkulasi pendidikan dan pengelola
ME OUT Gambar VI.2 Konsep Pencpaian Sumber : Analisa Pribadi
ME terletak di Jalan KH.Maskur karena merupakan jalan utama dari pencapaian rumah sakit pendidikan UNS Surakarta. Sedangkan SE terletak di Jln. KH. Dewantara sebagai sirkulasi untuk pendidikan dan pengelola. b. Konsep Sirkulasi
Memisahkan entrance masuk untuk pasien dan pengunjung dengan pengelola, service dan pendidikan. Agar tidak terjadi kepadatan sirkulasi kendaraan pada site.
Gambar VI.2 Konsep Sirkulasi Sumber : Analisa Pribadi
Sirkulasi dibedakan menjadi empat sirkulasi, sirkulasi yang langsung untuk menuju bangunan adalah sirkulasi emergency, poliklinik dan umum. Sedangkan Sirkulasi lain melewati side entrance untuk menghindari kerancuan dalam site. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user VI‐2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Konsep View dan Orientasi
Ketinggian Kontur menjadi pertimbangan untuk memilih orientasi view ke luar. Orientasi pada rumah sakit pendidikan harus berpusat dan terlihat dari jalan
1 2
3 3
Karena merupakan rumah sakit dimana membutuhkan view yang baik untuk kesehatan serta pendidikan maka, view ke dalam di buat memusat di dalam.
Gambar VI.3 Konsep View dan Orientasi Sumber : Analisa Pribadi
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user VI‐3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Konsep Noise Tingkat Bising yang tinggi
Tingkat bising Rendah
Gambar VI.4 Konsep Kebisingan Sumber : Analisa Pribadi
Kebisingan pada site lebih sulit mengatur di dalam site, karena banyaknya pengunjung yang berobat di sana serta pengelola dan pendidikan maka vegetasi menjadi alternatif sebagai filter untuk mengurangi kebisingan dalam site. Dan basement sebagai alternatif kedua untuk mengurangi polusi udara dan suara e. Konsep Klimatologi 1. Matahari Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta terbentuk dengan massa bangunan yang memanjang dari barat ke timur untuk merespon iklim di Indonesia. Dan overhang menjadi salah satu alternatif utama untuk membentuk bayangan dari jatuhnya sinar matahari barat yang panas. Meletakan setiap bangunan saling berdekatan dengan jarak 45 derajat antara bangunan dapat membentuk pembayangan yan membuat udara di sekitar pembayangan menjadi dingin dan nyaman untuk Rumah Sakit Pendidikan Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user VI‐4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Angin
Asumsi pergerakan angin lokal+barat laut, sehingga diberikan bukaan yang cukup luas untuk pergerakan udara yang baik. Bangunan yang dibuat memanjang ke barat timur untuk meminimalkan bukaan agar terhindar dari panas matahari barat.
Pertemuan angin dari barat laut, tenggara dan lokal sehingga membuat pergerakan udara di dalam bangunan menjadi baik
Gambar VI.5 Konsep Angin Sumber : Analisa Pribadi
Asumsi pergerakan angin tenggara dan lokal,diberikan bukaan yang cukup luas tetapi juga menempatkan vegetasi untuk filter karena membawa udara yang kering.
Dalam Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta ini, angin menjadi sangat penting untuk pembentukan massa bangunan dan ruang. Dengan memanfaatkan angin lokal, angin muson barat laut dan angin muson tenggara maka dengan asumsi dan analisa tapak maka pada daerah yang terkena angin diberikan daearah yang tebuka seperti rumah panggung sebagai kantin dan hall terbuka sebagai perantara zona out patient dan in patient. Sehingga di dalam nassa bangunan membentuk pergantian sirkulasi udara yang baik. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
Gambar VI.6 Bangunan Panggung Sumber : Analisa Pribadi
VI‐5
perpustakaan.uns.ac.id
f.
digilib.uns.ac.id
Zonifikasi
Zona penunjang dan umum terletak dekat dengan jalan agar memudahkan efektivitas dan efisiensi waktu pengunjung Zona Emergency harus terlihat dari jalan untuk pasien yang kritis agar bisa diberikan pertolongan langsung.
Zona Rawat Inap dipisahkan dengan zona lain dan terletak agak ke dalam agar sirkulasi tidak saling mengganggu antara zona satu dengan yang lain. Zona Pendidikan terletak berada di sekeliling zona‐ zona lain yang digunakan untuk pendidikan agar kegiatan pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien.
Zona Poliklinik terletak dekat dengan jalan agar memudahkan pasien untuk berobat, karena poliklinik merupakan zona out patient, dimana pasien hanya berobat.
Zona Service terletak pada daerah yang jauh dari zona‐ zona lain agar tidak begitu mengganggu tetapi mudah diakses.
Gambar VI.7 Konsep Zonifikasi Sumber : Analisa Pribadi
3. KONSEP PERUANGAN
a. Pelayanan Pasien Luar Rumah Sakit (Out Patient Departement) No. 1.
Luas(m2)
Kebutuhan Ruang
R. Informasi, Pendaftaran, Pembayaran dan 3.6 administrasi
2.
12 60
R. Tunggu •
Penyakit Infeksius
•
Penyakit Non‐infeksius
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
VI‐6
perpustakaan.uns.ac.id
3.
digilib.uns.ac.id
R. Pemeriksaan :
273
•
Poli Umum
•
Poli Kesehatan Anak
•
Poli Jiwa
•
Poli Kandungan
•
Poli Gigi dan Mulut
•
Poli Penyakit Dalam
•
Poli Bedah Umum
•
Poli Mata
•
Poli Paru
•
Poli Saraf
•
Poli Jantung
•
Poli THT
•
Poli Kulit dan Kelamin
4.
Lavatori
18
5.
Storage
12
6.
R.Diskusi
20
7.
R.Co‐as
24
Jumlah
422.6
Sirkulasi 50%
211.3
Total
633.9
b. Pelayanan Pasien Dalam Rumah Sakit (In Patient Departement) 1. Pelayanan Instalasi Rawat Inap No.
Luas(m2)
Kebutuhan Ruang
1.
Nurse Station
2.
Bangsal Rawat Inap
15
Kelas I 35%
2525
Kelas II 25%
900
Kelas III 12%
432
Kelas VIP 8%
144
Khusus Anak 10%
180
3.
R. Isolasi 10%
4.
R.Tindakan
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
480
commit to user
24
VI‐7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.
R.Pantry
6
6.
R. linen
12
7.
Lavatory
18
8.
R. Gas
6
9.
Storage&Strecher
12
10. R.Perawat
20
11. R. Tunggu
60
•
Penyakit Infeksius
•
Penyakit Non‐infeksius
12. R. coAss
24
Jumlah
4858
Sirkulasi 50%
2429
Total
7287
2. Pelayanan ICU & ICCU No.
Luas(m2)
Kebutuhan Ruang
1.
Nurse Station
15
2.
R.ICU & ICCU
300
3.
R. Isolasi
40
4.
R.Dokter
20
5.
R. linen
12
6.
Lavatory
18
7.
R. Alat dan Obat
12
8.
Storage&Strecher
12
9.
R.Perawat
20
10. R. Tunggu
60
•
Penyakit Infeksius
•
Penyakit Non‐infeksius
11. R. Diskusi&coAss
24
Jumlah
533
Sirkulasi 20%
106.6
Total
639.6
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user VI‐8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) No.
Luas(m2)
Kebutuhan Ruang
1.
R. Tunggu
2.
R.
30
Informasi,administrasi
dan
R. 30
Pendaftaran 3.
R. First Aid
16
4.
Tindakan/Resustasi
96
5.
MiniSurgery
40
6.
R. Perawatan
96
7.
Lavatory
18
8.
R. Obat
24
R. Alat Bank Darah Medical Gasses 9.
R. Ganti
12
10. R. Dokter
20
11. R.Perawat
20
12. Storage&Strecher
12
13. R. Diskusi&coAss
24
Jumlah
438
Sirkulasi 20%
87.6
Total
525.6
4. Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan Kebutuhan Ruang
Luas(m2)
1.
R. Tunggu
30
2.
R.Persiapan
40
3.
R. Bersalin
40
4.
R. Dokter
20
5.
R.Paramedik
20
6.
R.Rawat
120
7.
R. Alat dan Bahan
12
8.
R.Linen
12
9.
R.Strecher
No.
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
6
VI‐9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Lavatory
18
Jumlah
498
Sirkulasi 20%
99.6
Total
597.6
c. Pelayanan Penunjang Medis 1. Instalasi Bedah Sentral Kebutuhan Ruang
Luas(m2)
1.
R. Tunggu
30
2.
R. Persiapan
72
3.
R. Steril
32
4.
R. Operasi
296
5.
R. Ganti
24
6.
R. Scrup Up
8
7.
R. Anestesi
8
8.
R. Control
8
9.
R. Recovery
24
No.
10. R.Alat&Obat
12
11. R. Dokter&R.Rapat
48
12. R.Perawat
20
13. Lavatory
18
14. Storage&Strecher
12
15. R. Diskusi&coAss
24
Jumlah
636
Sirkulasi 20%
127.2
Total
763.2
2. Unit Laboratrium Kebutuhan Ruang
Luas(m2)
1.
R. Tunggu
30
2.
R. Pendaftaran
20
3.
R. Observasi
60
4.
R.Pengambilan Sample dan Lavatory
40
5.
R. Pengambilan Darah
No.
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user 40 VI‐10
perpustakaan.uns.ac.id
6.
digilib.uns.ac.id
150
R. Laborat : •
Laborat Umum
•
Lab. Mikrobiologi
•
Lab Kimia
•
Lab Hematologi
•
Lab Patologi
7.
Penyimpanan File
40
8.
Loket Pengambilan
40
9.
Lavatory
18 24
10. R. Obat R. Alat Bank Darah Medical Gasses 11. R. Ganti
12
12. R. Kerja Staff
20
Jumlah
494
Sirkulasi 50%
247
Total
741
3. Unit Radiologi Kebutuhan Ruang
Luas(m2)
1.
R. Tunggu
30
2.
R. Pendaftaran
20
3.
R.Ganti pakaian
24
4.
R. Dokter
20
5.
R. Konsultasi Radiologi
42
6.
R. fluoroschopy X‐Ray
210
7.
Pemeriksaan:
126
No.
•
R. CT‐Scan
•
USG
•
R. Gelap
8.
R. Control
16
9.
Lavatory
18
10. R. Alat
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
12
VI‐11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. R. Staff/Karyawan
20
Jumlah
538
Sirkulasi 50%
269
Total
807
4. Unit Rehabilitasi Medik Kebutuhan Ruang
Luas(m2)
1.
R. Tunggu
30
2.
R. Administrasi dan R. Pendaftaran
30
3.
R.Konsultasi
12
4.
R. Latihan Fisik
100
No.
R. Hidroterapi R. Fisioterapi R. Senam R.Terapi O2 5.
R.Terapi Penyandang cacat
20
6.
R.Terapi Umum
20
7.
Terapi Alam
1000
8.
Lavatory
18
9.
R. Obat
24
R. Alat Bank Darah Medical Gasses 10. R. Ganti
24
11. R. Dokter
20
12. R.Perawat
20
13. Storage&Strecher
12
14. R. Diskusi&coAss
24
Jumlah
1354
Sirkulasi 50%
677
Total
2031
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user VI‐12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Unit Apotik/Farmasi Kebutuhan Ruang
Luas(m2)
1.
R. Tunggu
30
2.
Counter penerimaan Resep
24
3.
R. Peracikan obat
24
4.
R. Pengepakan
24
5.
Kasir
6
6.
Apotik/Counter Penyerahan Obat
24
7.
Lavatory
18
8.
Gudang Obat Dan Bahan
48
9.
R. Karyawan
20
10. R. Apoteker
20
Jumlah
238
Sirkulasi 50%
119
Total
357
No.
d. Pelayanan Penunjang Non‐Medis 1. Rekam Medik Kebutuhan Ruang
Luas(m2)
1.
R. Daftar
40
2.
R. Tunggu
36
3.
R. Rekam Medis
45
4.
R.Kepala
20
5.
R. staff
30
6.
R. Simpan File
45
7.
Lavatory
18
Jumlah
234
Sirkulasi 50%
117
Total
351
No.
2. Administrasi No.
Kebutuhan Ruang
Luas(m2)
1.
R. Tunggu /Tamu
72
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
VI‐13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.
R. Direktur
50
3.
R. Staff Medik & Keperawatan
45
4.
R. Staff SDA&Pendidikan
45
5.
R. Staff Keuangan
45
6.
R. Staff Umum & Operasional
45
7.
R. Rapat
42
8.
Lavatory
18
Jumlah
362
Sirkulasi 50%
181
Total
543
e. Pelayanan Pusat Pendidikan dan Penelitian Kebutuhan Ruang
Luas(m2)
1.
R. Kelas/Diskusi
20
2.
Laboratorium Praktik
16
No.
•
Hipertensi
•
Gastric
•
Diabetes Melitus
•
Penyakit tropis
•
Kanker
3.
Perpustakaan
20
4.
R. Istirahat
20
5.
Kantin
12
6.
R. MultiMedia/R. Serbaguna
12
7.
R. Staff+wc
12
8.
Lavatory
Jumlah
112
Sirkulasi 20%
56
Total
168
f. Pelayanan Service 1. Kamar Jenazah No.
Kebutuhan Ruang
1.
R. simpan Jenazah
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
Luas(m2)
commit to user 20 VI‐14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.
R. memandikan Jenazah
16
3.
R. Tunggu
20
4.
R. Otopsi
20
5.
R. Parkir Ambulance
12
6.
R. Stretcher
12
7.
R. Staff+wc
12
Jumlah
112
Sirkulasi 20%
56
Total
168
2. Instalasi Gizi Kebutuhan Ruang
Luas(m2)
1.
R. Terima/Loading Dock
12
2.
R. Simpan kering
9
3.
R. simpan basah
9
4.
R. Persiapan
50
5.
R. Memasak
160
6.
R.Pendingin&cuci
20
7.
R. istirahat & Locker
12
8.
Lavatory
18
9.
R. Ahli gizi
20
No.
10. R. Staff
40
Jumlah
350
Sirkulasi 20%
175
Total
525
3. Instalasi CSSD Kebutuhan Ruang
Luas(m2)
1.
R. Tunggu
12
2.
R. Staff
12
3.
R. Troli
15
4.
R. Cuci&Disenfektan
40
5.
R. Penampungan
40
6.
R. Pengepakan
No.
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
40
VI‐15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7.
Gudang Sterill
28
8.
R. Sterilisasi
49
9.
Lavatory
18
Jumlah
234
Sirkulasi 50%
117
Total
351
4. Instalasi Loundry Kebutuhan Ruang
Luas(m2)
1.
R. Penerimaan Barang
12
2.
R. Pemisahan
24
No.
Laundry 3.
R. Cuci
21
4.
R. Pengeringan
21
5.
R. Pengepresan
21
6.
R. Jahit
21
7.
R. Penyimpanan
21
8.
Lavatory
18
9.
R. Distribusi
21
10. R. Ganti& R. Istirahat
12
11. R. Pimpinan
20
12. R. Staff
20
Jumlah
232
Sirkulasi 50%
116
Total
348
5. Instalasi IPSRS Kebutuhan Ruang
Luas(m2)
1.
R. Pimpinan
12
2.
R. Staff
12
3.
R. elektromedik
15
4.
R. Elektronik
15
5.
R. Pemeriksaan
15
6.
R. Perpipaan
No.
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
15
VI‐16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7.
Lavatory
15
8.
R. Pengecatan
15
9.
Gudang Alat
15
10. R.Peralatan Kayu
15
11. Trafo
180
Genset Gas Medis
Jumlah
324
Sirkulasi 50%
162
Total
486
6. Instalasi Teknologi dan Informasi No.
Luas(m2)
Kebutuhan Ruang
1. R. Publik Relation
20
2. R. kontrol dan peralatan
40
3. R.serbaguna/
180
konvensi 4. R. kepala IT
20
5. Hall/R. tunggu /prefunction room
45
6. R. CCTV dan pusat keamanan
20
7. Gudang
20
8. Lavatory
18
Jumlah
363
Sirkulasi 20%
72.6
Total
435.6
g. Pelayanan Hall Entrance dan Fasilitas Penunjang Kebutuhan Ruang
Luas(m2)
1.
Lobby Utama
90
2.
R. Informasi
15
3.
R.Security
12
4.
Kantin
300
5.
Minimarket
70
6.
Masjid
No.
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
120
VI‐17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jumlah
607
Sirkulasi 50%
303.5
Total
910.5
Kebutuhan Ruang
Luas(m2)
1.
Parkir Mobil Umum
90
2.
Parkir Mobil Karyawan
78.75
3.
Parkir Mobil Ambulance
56.25
4.
Parkir Mobil Pendidikan
120
5.
Parkir Motor Umum
400
6.
Parkir Motor Karyawan
300
7.
Parkir Motor Pendidikan
200
Jumlah
1175
Sirkulasi 50%
587.5
Total
1762.5
h. Parkir No.
Tabel VI.1 Konsep Besaran Ruang Sumber : Analisa Pribadi
4. KONSEP PERUANGAN PENDIDIKAN 1)Poliklinik a. Taman di dalam Ruang
Gambar VI.8 Konsep Taman di dalam Ruang Sumber : Analisa Pribadi
Rumah Sakit Pendidikan UNS ini lebih mengutamakan taman di dalam ruang untuk pergerakan udara yang baik, sehingga di dalam poliklinik dibuat taman
b. Pengaruh Iklim terhadap bangunan Pengaruh iklim yang memiliki panas sinar matahari barat, maka bangunan ini dibuat memanjang dari barat ke timur. Menempatkan
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
VI‐18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bukaan di sekitar jalanya angin tenggara agar bangunan poliklinik mendapatkan pertukaran udara yang baik. c. Kriteria Ruang POLIKLINIK
KRITERIA RUANG
KETERANGAN
POLA RUANG
HUBUNGAN
R.Diskusi
Coass
Dokter
R.Konsultasi
R.Periksa
Pasien
Tabel VI.2 Konsep Kriteria Peruangan Poliklinik Sumber : Analisa Pribadi
Sirkulasi dokter,residen dan coass A
B
C
D
Sirkulasi pengunjung dan pasien
Sirkulasi dokter,residen dan coass
Gambar VI.9 Konsep Sirkulasi Ruang Poliklinik Sumber : Analisa Pribadi
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user
VI‐19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sesuai dengan kebutuhan UNS yang memfokuskan pada penyakit DM, Infeksi tropis, hypertensi, PRGE dan Kanker maka khusu pada lantai 3 merupakan poli khusus penyakit dalam.
Gambar VI.10 Konsep Pola Tata Ruang Poliklinik Sumber : Analisa Pribadi
2)R.Operasi a. R. Operasi Besar R. OPERASI
KRITERIA RUANG
KETERANGAN
POLA
HUBUNGAN
R.Persiapan
Coass
RUANG
BESAR R. Operasi Besar
Scrub Up
Pasien
Tabel VI.3 Konsep Kriteria Ruang Operasi Besar Sumber : Analisa Pribadi
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
Perbedaan besaran ruang antara ruang operasi biasa dengan ruang operasi yang digunakan praktek coass. Gambar VI.11 Konsep Besaran Ruang Operas Besar Sumber : Analisa Pribadi
commit to user
VI‐20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. R.Operasi dengan CCTV R. OPERASI DENGAN CCTV
KRITERIA RUANG
KETERANGAN
POLA HUBUNGAN RUANG
R.Persiapan
Dokter
Pasien
Scrub Up
R. Operasi
R.Diskusi Operasi
Coass
Tabel VI.4 Konsep Kriteria Ruang Operasi dengan CCTV Sumber : Analisa Pribadi
Adanya ruang diskusi di sebelah ruang operasi untuk melihat lebih detail proses operasi.
Ruang Operasi menggunakan cctv
c. R.Operasi Kaca KRITERIA RUANG
Gambar VI.12 Konsep Pola Tata Ruang Operasi CCTV Sumber : Analisa Pribadi
KETERANGAN
POLA
R. OPERASI
HUBUNGAN
RUANG
Coass
R.Kaca
Scrub Up
R. Operasi
R.Persiapan
Pasien
Dokter
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
Tabel VI.5 Konsep Kriteria Ruang Operasi Kaca
commit toSumber : Analisa Pribadi user
VI‐21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3)Rawat Inap a. Taman di dalam Ruang Untuk mendapatkan pertukaran udara maka di dalam rawat inap diberikan taman di dalam ruang selain itu juga untuk membuat suasana terkesan luas karenamenggunakan koridor tunggal. b. Pengaruh Iklim terhadap bangunan Bangunan ini dibuat memanjang dari barat ke timur, karena site yang kurang maka bangunan ini dibuat memanjang dari selatan ke utara tetapi diberikan taman di dalam ruang untuk peredam panas serta pada area tersebut digunakan untuk area yang kurang mnemerlukan sinar matahari. c. Kriteria Ruang Inap terutama pada bangsal RAWAT INAP
KRITERIA RUANG
KETERANGAN
POLA HUBUNGAN RUANG
R.Diskusi
Coass
R.Jaga
Dokter
Bangsal
Pasien
Tabel VI.6 Konsep Kriteria Ruang Bangsal Sumber : Analisa Pribadi
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user VI‐22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ruang Rawat Inap (bangsal) khusus penyakit dalam.
Ruang Jaga berada di sudut ruang rawat inap, bisa mengcontrol tetapi lebih memudahkan dalam sirkulasi antara pasien , pengunjung dan coass
Ruang jaga berada di tengah ruang rawat inap lebih memudahkan mengcontrol pasien. Tetapi sirkulasi antara pasien, pengunjung dan coass kurang baik.
Gambar VI.13 Konsep Pola Tata Ruang Bangsal Sumber : Analisa Pribadi
4) Ruang Pendidikan
a. Ruang Coass/Jaga Ruang Coass/Jaga harus ada di setiap zona in patient dan out patient. Ruang ini, harus berdekatan dengan ruang dokter atau ruang perawat sehingga memudahkan untuk berkonsultasi. b. Ruang Diskusi Ruang Diskusi terletak di setiap zona in patient dan out patient, bahkan di zona pendidikan. Ruang Diskusi pada zona pendidikan terletak satu lantai dengan labroratrium penyakit dalam. c. Ruang Istirahat Ruang Istirahat digunakan untuk transit coass atau saat jaga sehingga ruang ini ditempatkan di lantai atas untuk memudahkan sirkulasi dan tidak terlalu menimbulkan kebisingan jikka terletak pada lantai atas. Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user VI‐23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Ruang Seminar Ruang Seminar untuk kuliah besar para coass dengan dosennya, untuk tidak mengganggu sirkulasi lain dan karena jarang untuk digunakan maka ruang seminar terletak pada lantai bagian atas zona pendidikan. 5)Apotik/Farmasi Apotik dibutuhkan oleh zona in patient dan zona out patient sehingga untuk dapat mencangkup semua, apotik terletak diantara kedua zona tersebut. Selain di antara zona tersebut, apotik khusus untuk pengunjung yang hanya membeli obat tetapi tidak periksa di rumah sakit terletak di zona penunjang depan. Hal ini untuk memudahkan keefektivitas dan efisiensi sirkulasi pengunjung. 5. KONSEP TAMPILAN BANGUNAN a. Konsep Tata Massa
Bentuk DNA sebagai sirkulasi pada tapak
Proses penyesuaian bentuk DNA ke dalam site.
pendidikan Massa dibuat majemuk berdasarkan zona out patient, in patient, pendidikan dan service
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
Zona penddikan di buat bisa dengan mudah menjangkau berbagai zona sehingga dibuat menyebar ke
commit to user VI‐24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
3
4
2
Bentuk massa berdasarkan bentuk DNA dan merupakan massa majemuk dimana zona pendidikan dapat menjangkau zona lain dengan mudah.
Gambar VI.14 Konsep Tata Massa dari Fungsi dan Bentuk DNA Sumber : Analisa Pribadi
b. Konsep Gubahan Massa
Jendela yang menjorok ke dalam sebagai solusi desain yang tanggap iklim
Stuktur balok kolom yang menonjol memberikan ketegasan terhadap kesan rumah sakit
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
commit to user VI‐25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Atap Tajuk pada Rektorat UNS. Membuat kesan besar dan pusat dari semua fakultas
Kanopi dengan lambing UNS sebagai cirri khas UNS untuk Rumah Sakit Pendidikan. Gambar VI.15 Konsep Gubahan Massa Sumber : Analisa Pribadi
c. Konsep Pembentukan Ruang Dalam
Gambar VI.16 Konsep Taman dalam Ruang Sumber : Analisa Pribadi
Menggunakan taman di dalam ruang untuk pergerakan sirkulasi udara di dalam ruang. Dengan menggunakan atap buka‐tutup sehingga jika terjadi hujan, atap bisa langsung menutup. Taman di dalam ruang selain untuk pergantian sirkulasi udara juga untuk membuat koridor tunggal yang terlihat sempit terkesan luas
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
VI‐26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Konsep Pembentukan Sirkulasi Ruang
Gambar VI.17 Konsep Pembentukan Sirkulasi Ruang Sumber : Analisa Pribadi
Karena menggunakan koridor tunggal ditengah membuat sirkulasi
terkesan sempit dan pengap maka dibentuklah taman di dalamnya atau skylight yang dapat membuat sirkulasi ruang terkesan luas. e. Konsep Pembentukan Ruang Luar
Gambar VI.18 Konsep Pembentukan Ruang Luar Sumber : Analisa Pribadi commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
VI‐27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ban ngunan Rumah Sakit Pen ndidikan UNSS Surakarta tanggap terh hadap iklim sehin ngga dapat membentuk pergerakan udara yangg baik di sekitar lingkungan. f.
Konsep Struktur dan Material Baangunan
Gambarr VI.19 Konseep Struktur da an Material Ba angunan Sumb ber : Analisa P Pribadi
Meenggunakan rangka atap baja untuk menghemat biaya. Walaaupun membentuk atap dag tetap t tetap menerapkan m konsep arsitektur rumah jawa yang memb bentuk pergerakan udara yyang baik di b bawah atap d dan diatas plafon ONSEP UTILITTAS 6. KO Diagram Pengolahan umah Sakit Limbah Ru Rumah Saakit Pendidik kan UNS Suraakarta
commit to user V VI‐28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Diagram proses pengolahan air limbah dengan sisten biofilter "Up Flow"
Gambar IV.1 : Diagram proses pengolahan air limbah rumah sakit
Menggunakan pengolahan limbah berupa sistem DEWATS engan cara biofilter
anaerob‐aerob sehingga dengan konsep seperti ini dapat menghemat pemakaian air karena dapat diolah kembali menjadi air bersih yang dapat digunakan untuk keperluan setiap hari selain minum.
commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
VI‐29