BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Upaya yang pertama kali dilakukan oleh PT. Sanubari Mandiri
Realtindo GROUP untuk membangkitkan kembali citra perumahan Grand Depok City yang sempat terpuruk akibat permasalahan yang timbul pada saat masih dikelola oleh pengembang terdahulu mengenai tanggung jawab permasalahan legalitas sampai dengan pembangunan rumah yang belum selesai kepada pihak konsumen, yaitu dengan mengganti nama dari Kota Kembang Depok Raya menjadi Grand Depok City (GDC) yang disahkan pada tanggal 12 Maret 2008. Diharapkan dengan merubah nama perumahan tersebut maka akan dapat menumbuhkan kembali kepercayaan konsumen terhadap perumahan yang sekarang bernama Grand Depok City, serta membangkitkan kembali semangat manajemen dan para karyawan untuk sama-sama membangun kembali proyek perumahan Grand Depok City. Grand Depok City adalah perumahan seluas 357ha yang terletak di Kota Depok, wilayah Depok yang berbatasan langsung dengan Kota Jakarta menjadikan Kota Depok berkembang pesat. Kota Depok dianggap sebagai wilayah strategis bagi orang-orang yang ingin memiliki hunian yang masih asri kemudian didukung juga oleh lokasi yang strategis terutama dalam menjangkau fasilitas sarana transportasi, dan banyaknya sarana pendidikan serta sarana kesehatan dengan akses yang mudah dijangkau sehingga hal
1
2
tersebut banyak menarik minat pengembang developer dibidang hunian tempat tinggal untuk berinvestasi dengan membangun kawasan hunian tempat tinggal di Kota Depok, salah satunya yang sudah berdiri adalah perumahan Grand Depok City. Di dalam kawasan perumahan Grand Depok City terdapat beberapa fasilitas baik yang bersifat hiburan maupun umum dan sosial, seperti misalnya komplek kantor pemerintahan yang memudahkan warga penghuni dalam mengurus segala hal yang terkait dengan keperluan legalitas, kantor pemadam kebakaran Kota Depok yang selalu siap siaga jika ada terjadi kebakaran diwilayah Depok, sarana rekreasi yaitu Depok Fantasi Waterpark, sekolah Al-Azhar, serta pusat kelengkapan otomotif yaitu Depok Otomotif Center (DOC). Semua pengadaan sarana dan fasilitas itu merupakan salah satu kelebihan yang digunakan pengembang perumahan Grand Depok City sebagai strategi untuk menarik minat beli konsumen dan meningkatkan nilai jual unit-unit bangunan yang ada serta merupakan perwujudan dari konsep citra perumahan yang ingin manajemen perumahan Grand Depok City tonjolkan yaitu sebagai kawasan mandiri. Bpk. Maryono yang merupakan mantan karyawan pada saat perumahan masih bernama Kota Kembang Depok Raya menceritakan sejarah perumahan yang sekarang ini bernama Grand Depok City, “perumahan Grand Depok City yang semula bernama Kota Kembang Depok Raya pertama kali dibuka proyeknya pada tahun 1995. Dalam perjalanannya ditahun 1998 PT. DAKSA
3
GROUP yang merupakan pengembang pertama terkena dampak dari krisis moneter yang kala itu tengah melanda Indonesia, sehingga menyebabkan manajemen PT. DAKSA GROUP mengalami permasalahan keuangan, dampak dari krisis moneter tersebut adalah banyaknya permasalahan konsumen yang terkatung-katung, dari masalah pembangunan sampai pada legalitas.” 1 Dampak lain dari krisis moneter tersebut manajemen perumahan Kota Kembang Depok Raya terbelit masalah keuangan, lalu berpindah tangan ke beberapa perusahaan pengembang lain dan sampai pada akhirnya beralih kepemilikan ke atas nama PT. Sanubari Mandiri Realtindo GROUP (PT.SMR GROUP) sampai dengan sekarang. Peralihan
kepemilikan
dari
pengembang
sebelumnya
kepada
PT. Sanubari Mandiri Realtindo GROUP (PT.SMR GROUP) tentunya tidak hanya berupa seluruh aset yang dimiliki PT. DAKSA GROUP sebagai pengembang lama, akan tetapi segala permasalahan yang mengikutinya yaitu berbagai komplain yang bersifat keras dari para konsumen akibat dari terkatung-katungnya penyelesaian pembangunan dan proses penyelesaian legalitas hak milik atas tanah dan bangunan milik konsumen yang melakukan pembelian pada masa kepemilikan proyek masih atas nama PT. DAKSA GROUP, belum lagi citra buruk yang sudah terlanjur menempel pada perumahan Kota Kembang Depok Raya yang dianggap sebagai proyek pengembangan yang gagal sehingga manajemen PT. SMR GROUP perlu
1
Transkip wawancara dengan Bpk. Maryono, Staff Div. Estate, September 2013
4
bekerja keras dalam mengembalikan kepercayaan konsumen sekaligus membentuk citra baru bahwa perumahan Grand Depok City ini bukan saja hanya berganti nama namun juga bertransformasi sebagai perumahan yang dapat menjadi pilihan utama bagi konsumen yang sedang mencari hunian tempat tinggal di wilayah Depok. Persepsi negatif mengenai citra perumahan Grand Depok City dari konsumen dapat terlihat dari apa yang disampaikan oleh ibu. Lettisia Hidayat yang merupakan salah satu konsumen perumahan Grand Depok City saat melakukan wawancara dengan peneliti, beliau meyampaikan : “GDC sepertinya mesti berjuang keras sekali untuk memperbaiki citra ya, saya sempat liat di google kira-kira tahun 2013 ini juga terutama dalam hal legalitas, ya memang saya dengar sudah peralihan manajemen dari pengembang yang lama tapi terus terang saya sampai sekarangpun masih takut apakah tanah yang milik saya ini akan bisa jadi SHM atau tidak.”2 Dari pernyataan tersebut dapat terlihat peninggalan citra buruk dari pengembang yang lama cukup berbekas dan merupakan masalah yang harus diselesaikan oleh pengembang yang sekarang. Langkah-langkah serta kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi persepsi negatif dari konsumen harus terus dilakukan dengan inovatif dan konsistensi yang baik. PT. Sanubari Mandiri Realtindo GROUP
melalui manajemen
perumahan Grand Depok City menganggap bahwa menciptakan hubungan baik dengan konsumen dalam rangka membentuk citra yang positif bagi perumahan Grand Depok City merupakan langkah yang harus dilakukan demi memperbaiki citra yang telah buruk sebelumnya. Untuk dapat menciptakan 2
Transkip wawancara dengan ibu. Lettisia Hidayat, Konsumen perumahan Grand Depok City, Oktober 2013
5
reputasi atau citra yang baik bagi perusahaan, tentunya perusahaan harus dapat memunculkan persepsi yang positif dari publik yang dalam hal ini konsumen dengan cara pihak perusahaan harus mampu menciptakan interaksi yang bermakna dan baik dengan pihak konsumen. Oleh karena itu manajemen perumahan Grand Depok City melakukan langkah-langkah pendekatan kepada konsumen diantaranya melalui publikasi, informasi, promosi serta penyediaan layanan purna jual bagi konsumen yang sudah membeli unit bangunan di perumahan Grand Depok City. Pentingnya membina hubungan baik dengan konsumen adalah salah satu unsur penting dalam menjaga keberlangsungan perusahaan, seperti yang disampaikan oleh Onong Uchjana Effendy “hubungan dengan konsumen atau pelanggan (customer relations) akan menjadikan sukses besar yang diperoleh suatu perusahaan jika mendapatkan pelanggan, karena itu para pelanggan tetap harus dipegang, caranya ialah dengan melakukan komunikasi baik secara publisitas maupun periklanan.”3 Pelaksanaan hubungan yang baik dengan para konsumen melalui aktivitas atau kegiatan consumer relations yang dilakukan oleh manajemen perumahan Grand Depok City terbukti mampu memperbaiki citra perumahan Grand Depok City dan mengembalikan kepercayaan konsumen serta calon konsumen terhadap eksistensi perumahan Grand Depok City meskipun pemenuhan tujuan citra tersebut terkadang masih menemui kendala karena
3
Onong Uchjana E. Human Relations dan Public Relations, Bandung: Mandar Maju. 1993
6
masih ada beberapa komplain konsumen yang muncul di media namun perumahan Grand Depok City masih sangat diminati oleh konsumen. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil wawancara dengan salah satu Sales Manager perumahan Grand Depok City yaitu Bpk. Derry Cahyadi, beliau menyampaikan : “Sekitar 40% dari pembeli yang membeli rumah atau ruko di perumahan Grand Depok City sebelumnya mendapatkan referensi dari konsumen yang sebelumnya telah membeli unit rumah atau ruko disini, bahkan ada satu konsumen yang membeli empat sampai lima unit disini.”4 Pernyataan tersebut didukung oleh data yaitu dengan adanya salah satu konsumen yang membeli enam unit bangunan di perumahan Grand Depok City yaitu diantaranya empat unit ruko dan dua unit rumah.5 Pentingnya usaha pembentukan citra yang positif bagi perumahan Grand Depok City kepada publik sasaran konsumen dikarenakan kebutuhan manajemen perumahan Grand Depok City untuk dapat melanjutkan proyek yang sebelumnya sudah memiliki citra buruk sehingga menimbulkan antipati dari para konsumen terhadap perumahan Grand Depok City yang mereka tuangkan dalam media. Oleh karena itu pihak manajemen perumahan Grand Depok City perlu melakukan pendekatan terhadap para konsumen baik yang membeli pada saat pengelolaan masih pengembang yang pertama dikarenakan peralihan manajemen ini otomatis mengalihkan segala permasalahan serta pemeliharaan konsumen dan kawasan kepada PT. SMR
4
5
Transkip wawancara dengan Bapk. Derry Cahyadi, Sales Manager perumahan Grand Depok City, Desember 2013 Master Konsumen Div. Keuangan manajemen perumahan Grand Depok City, edisi 31 Agustus 2013
7
GROUP dan juga dikarenakan pemekaran wilayah yang dilakukan pada cluster yang sudah dihuni para penghuni lama, juga terhadap para konsumen baru. Usaha manajemen perumahan Grand Depok City dalam membentuk kembali citra yang positif yang sebelumnya pernah buruk menjadikan manajemen perumahan Grand Depok City harus memprioritaskan hubungan dengan publik eksternal terutama dalam hal ini konsumen sebagai sumber pendapatan dan keberlangsungan perusahaan. Oleh karena itu di dalam kasus ini peneliti mengarahkan penelitian pada kegiatan atau program yang berada di ruang lingkup fungsi public relations yang mengacu pada publik eksternal yaitu aktivitas consumer relations manajemen perumahan Grand Depok City dalam rangka membentuk serta memperbaiki citra perumahan Grand Depok City yang sebelumnya sempat jatuh. Terkait dengan pembentukan citra diungkapkan oleh Firsan Nova “satu hal yang perlu dipahami sehubungan dengan terbentuknya citra perusahaan adalah adanya persepsi. Persepsi didefinisikan sebagai : “perception is the process by which individual selects, organizes, and interprets information inputs to create a meaningful picture of the world.” Suatu proses, dimana seseorang menyeleksi, mengorganisasi, dan menginterpretasi stimulus ke dalam suatu gambaran dunia yang menyeluruh. Stimuli adalah setiap input yang dapat ditangkap oleh indra, seperti produk, kemasan, merek iklan, harga, dll.”6
6
Firsan Nova. Crisis Publik Relations: Strategi PR menghadapi krisis, mengelola isu, membangun citra, dan reputasi perusahaan, Jakarta: Rajawali Pers. 2011 hal 297
8
Mobilitas pembangunan yang berjalan terus menerus di perumahan Grand Depok City mencerminkan kebangkitan citra dan kepercayaan dimata konsumen dalam memunculkan minat beli, sehingga proyek pembangunan unit-unit bangunan berjalan cukup stabil dan meningkat. Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai aktivitas dan program yang dijalankan manajemen perumahan Grand Depok City sebagai langkah pembentukan citra dimata konsumen melalui strategi pembinaan hubungan dengan konsumen.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang masalah
yang
telah dikemukakan
sebelumnya, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah : Bagaimana aktivitas consumer relations yang dilakukan PT. Sanubari Mandiri Realtindo GROUP dalam usahanya membentuk citra di Perumahan Grand Depok City periode tahun 2013 ?
1.3
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimana taktik manajemen perumahan Grand
Depok City melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan consumer relations dalam tujuannya menciptakan kesepahaman dan hubungan yang baik dengan konsumen sehingga dapat membentuk citra yang positif dimata konsumen perumahan Grand Depok City.
9
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis Memberikan kontribusi dalam pengembangan dan penerapan ilmu komunikasi khususnya bidang public relations didalam pengaplikasian secara akademis maupun empiris. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan mengenai pentingnya menjaga citra perusahaan melalui peran dan fungsi public
relations
dengan
melaksanakan
kegiatan
demi
terciptanya
keharmonisan perusahaan dan khalayaknya sehingga dapat meningkatkan eksistensi dan keuntungan perusahaan.