BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki
lebih dari 25 tahun pengalaman di Indonesia. PT. ABC merupakan kontraktor yang menyediakan jasa terintegrasi mulai dari pengembangan tambang, pembangunan fasilitas pengolahan, operasi dan manajemen tambang, rehabilitasi, juga pembangunan infrastruktur tambang termasuk bangunan dan jalan. Salah satu proyek terbesar PT. ABC berada di lokasi Sangatta, Kalimantan Timur dengan klien PT. Kaltim Prima Coal (KPC) atau biasa disebut dengan KPC Sangatta Coal Mine Project. Untuk mendukung keberlangsungan proyek ini, PT. ABC mengoperasikan total 1312 alat berat dan peralatan pendukung lainnya. Alat berat yang memiliki fungsi penting dalam produksi batubara antara lain excavator dan dump truck. Jumlah excavator yang dioperasikan oleh PT. ABC di proyek ini sebanyak 47 unit dan jumlah dump truck sebanyak 188 unit. Dump truck berfungsi untuk mengangkut tanah lapisan atas (top soil) dan tanah penutup (overburden) ke area penimbunan. Dump truck juga berfungsi untuk mengangkut dan memindahkan batubara dari pit ke area penimbunan batubara yaitu stockpile sebelum batubara diolah dan dikirim ke pelabuhan. Sedangkan excavator berfungsi untuk menggali material baik tanah dan batubara, mengangkat material dan memuat material ke dalam dump truck. Karena utilisasi dan mobilitas yang tinggi, maka dibutuhkan fungsi pemeliharaan terhadap excavator dan dump truck. Pemeliharaan bertujuan untuk memastikan ketersediaan kedua jenis alat berat ini dalam kondisi siap pakai dan
1
dapat dioperasikan sesuai dengan kebutuhan proyek. Dengan demikian pemeliharaan berperan penting untuk menjaga kontinuitas sistem pada excavator dan dump truck agar tidak terjadi kegagalan (failures) yang dapat menyebabkan kerugian. Kegagalan dapat didefinisikan sebagai terhentinya kemampuan suatu komponen atau suatu sistem yang kompleks untuk menjalankan fungsinya. Ada beberapa hal yang menjadi fokus dalam pemeliharaan, salah satunya untuk mengetahui berapa banyak kegagalan yang terjadi pada komponen ataupun sistem pada unit excavator dan dump truck seperti kegagalan mesin, kelistrikan, hidrolik dan kegagalan lainnya. Kegagalan pada komponen ataupun sistem dapat menyebabkan unit tidak bisa beroperasi sehingga dihitung sebagai downtime dan tentunya akan mengurangi jam kerja ketersediaan atau availabilitas unit. Ketersediaan
atau
availabilitas
merupakan
perbandingan
antara
waktu
ketersediaan alat dapat digunakan sesuai dengan fungsinya terhadap total waktu yang tersedia untuk beroperasi. Ketidaktersedian suatu unit dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain karena adanya kegiatan perbaikan alat yaitu corrective maintenance dan adanya kegiatan pencegahan kerusakan alat yaitu preventive maintenance. Preventive maintenance merupakan kegiatan yang rutin dilakukan secara terjadwal pada alat berat yang meliputi servis, penggantian komponen dan inspeksi terhadap kondisi unit. Berikut ini adalah data populasi unit excavator dan dump truck milik PT. ABC yang ada di proyek tambang batubara Sangatta.
2
Tabel 1.1 Populasi Unit Excavator
Hitachi EX1200
Kapasitas Bucket (m3) 6,7
Jumlah Unit 3
Hitachi EX2500
15
8
Hitachi EX2600
15
2
Hitachi EX3600
22
10
Hitachi EX5500
29
3
Hitachi ZX330
1,86
2
Hitachi ZX350 - 5G
1,86
2
Komatsu PC1800
12
2
Komatsu PC200
1,17
1
Komatsu PC300
1,8
8
Komatsu PC400
2,2
5
Komatsu PC800
5,1
1
Tipe Unit
Total
47
Tabel 1.2 Populasi Unit Dump Truck
Cat 740
Kapasitas (Ton) 40
Jumlah Unit 14
CAT 785C
150
62
CAT 789C
180
42
Komatsu HD785
100
43
Terex TR100
100
14
Volvo A40E
40
13
Tipe Unit
Total
188
Dari total 188 unit dump truck dan 47 unit excavator tersebut, diperoleh data rata-rata kegagalan dan downtime sebagai berikut.
3
Jumlah Kegagalan (kali)
12
10,36
10,32
9,65
10 8
7,02
7,75 6,21
5,74
6
7,89
7,27 5,81
5,79
4,89
4 2 0
Maret
April
Mei
Juni
Excavator, Rata-Rata = 8.87
Juli
Agustus
Dump Truck, Rata-Rata = 5.91
Gambar 1.1 Grafik Rata – Rata Kegagalan per Unit 10 7,86
Downtime (Jam)
8 6
5,70
5,68
5,37
4,10
3,36
4
5,68
2,76
2,37
5,85 4,52
3,16
2 0
Maret
April
Mei
Excavator, Rata-Rata = 3.87
Juni
Juli
Agustus
Dump truck, Rata-rata = 5.54
Gambar 1.2 Grafik Rata – Rata Downtime per Kegagalan 70
Downtime (Jam)
60
58,86
55,19 46,22
50 40 26,08
30
30,85
35,31 24,64
20
32,96
26,74 23,83
23,04
22,13
10 0
Maret
April
Mei
Excavator, Rata-Rata = 34.26
Juni
Juli
Agustus
Dump Truck, Rata-Rata = 33.38
Gambar 1.3 Grafik Rata – Rata Downtime per Unit
4
Kegagalan yang terjadi pada unit ini tentunya akan mengakibat ketidaktersediaan unit. Ketidaktersediaan unit disini dihitung dari frekuensi kegagalan yang menyebabkan unit berhenti beroperasi dan membutuhkan tindakan perbaikan alat. Data menunjukkan bahwa dalam periode 6 bulan, yaitu Maret sampai dengan Agustus, jika dirata-ratakan maka frekuensi kegagalan tiap unit excavator yaitu sebesar 8,87 atau hampir 9 kali kegagalan dengan rata-rata downtime tiap kegagalan sebesar 3,87 jam dan menyebabkan rata-rata downtime 34,26 jam dalam satu bulan. Sedangkan pada dump truck jika dirata-ratakan maka frekuensi kegagalan tiap unit dump truck yaitu sebesar 5,91 atau hampir 6 kali kegagalan dengan rata-rata downtime tiap kegagalan selama 5,54 jam dan menyebabkan rata-rata downtime 33,38 jam dalam satu bulan. Jika unit berhenti beroperasi karena adanya kegiatan pencegahan kerusakan alat atau preventive maintenance, maka tidak dihitung sebagai downtime. Sedangkan tidak beroperasinya unit akibat kegagalan yang memerlukan perbaikan alat atau corrective maintenance inilah yang dihitung sebagai downtime dan peluang terjadinya kegagalan ini sebisa mungkin harus dihilangkan atau dikurangi. Mengingat pentingnya ketersediaan unit dump truck dan excavator dalam mendukung produksi batubara, maka perlu dilakukan suatu analisis terhadap risiko-risiko kegagalan yang dapat mengakibatkan alat berat ini berhenti beroperasi dan rencana penanganan risiko kegagalan sebagai bentuk upaya meningkatkan produktivitas alat.
5
1.2
Rumusan Masalah Plant Engineering Department sebagai departemen yang bertanggung
jawab menjalankan fungsi pemeliharaan harus bisa memastikan dan menjamin ketersediaan unit excavator dan dump truck untuk mendukung proses produksi batubara. Permasalahan yang dihadapi adalah sering terjadinya kegagalan suatu komponen ataupun sistem yang tidak terduga pada kedua jenis alat berat ini sehingga mengakibatkan unit berhenti beroperasi dan juga mengurangi produktivitas alat berat. Tentunya hal ini akan menjadi hambatan dalam mencapai target produksi batubara yaitu sebesar 15 juta ton per tahun. Maka dari itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan produktivitas kedua jenis alat berat ini dengan cara mengidentifikasi risiko kegagalan komponen dan faktor penyebabnya, mengevaluasi risiko dan juga rencana mitigasi risikonya. Dari hasil analisis yang dilakukan akan dijadikan acuan bagi Plant Engineering Department untuk memberikan fokus dan prioritas dalam penanganan masalah yang dihadapi. 1.3
Pertanyaan Penelitian Dari latar belakang permasalahan yang dihadapi PT. ABC, maka ada
beberapa pertanyaan yang mendasari penelitian ini antara lain sebagai berikut. 1. Risiko kegagalan apa saja yang teridentifikasi dan seberapa besar downtime yang diakibatkan. 2. Komponen apa saja pada excavator dan dump truck yang memiliki risiko kegagalan terbesar dan apa penyebab juga dampak dari kegagalan komponen tersebut.
6
3. Bagaimana evaluasi penilaian risiko untuk mengetahui tingkat prioritas risiko yang harus ditangani oleh perusahaan. 4. Bagaimana rencana mitigasi risiko yang harus dilakukan perusahaan. 1.4
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi risiko kegagalan komponen pada unit dump truck dan excavator, mengklasifikasikan dan menghitung frekuensi kegagalan yang terjadi dalam periode waktu yang ditentukan serta akibat downtime yang ditimbulkan. 2. Menganalisis faktor penyebab dan dampak dari kegagalan komponen dengan menggunakan metode Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). 3. Mengevaluasi risiko dengan menggunakan Risk Matrix untuk menentukan prioritas penanganan risiko sehingga dapat diketahui risiko mana yang harus menjadi perhatian utama. 4. Membuat rencana mitigasi risiko yang harus dilakukan perusahaan.
1.5
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan
dalam mengurangi risiko kegagalan yang terjadi pada unit excavator dan dump truck. Manfaat lainnya yaitu untuk menjamin ketersediaan unit yang siap pakai dan mengurangi downtime. Dari hasil evaluasi risiko dan penyusunan rencana mitigasi risiko yang dilakukan, maka akan memberikan guidance bagi Plant Engineering Department dalam melakukan rencana penanganan risiko yang tepat.
7
1.6
Sistematika Penulisan Penelitian ini ditulis dalam 5 bab. Bab pertama memuat tentang
pendahuluan yang menjelaskan latar belakang permasalahan yang menjadi landasan dalam penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta susunan penelitian. Bab kedua memuat tentang tinjauan pustaka yang menjelaskan landasan teori dalam melakukan penelitian, serta mencakup teori tentang metode penelitian. Bab ketiga memuat tentang metode penelitian yang digunakan, waktu dan tempat penelitian, metode pengumpulan data, serta langkah-langkah penelitian mulai dari metode analisis dengan diagram Pareto, implementasi Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) worksheet, evaluasi risiko menggunakan risk matrix dan rencana mitigasi risiko dengan metode risk map. Bab keempat memuat tentang hasil penelitian yang terdiri dari hasil pengolahan data dengan metode yang telah ditentukan, pembahasan dan analisis dari hasil pengolahan data. Bab kelima memuat tentang kesimpulan dan saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.
8