BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Proses pencampuran sering ditemui, dalam proses produksi. Proses
penacampuran bertujuan untuk menggabungkan bahan menjadi suatu campuran yang menyebar secara sempurna. Secara fisik bahan – bahan yang ada dialam terdiri dari berbagai bentuk dan fase, oleh karena itu proses pencampuran pun terdiri dari berbagai variasi sesuai dengan jenis bahan yang akan dicampur. Sebuah produk biasanya dicampur dari beberapa macam bahan yang memiliki komposisi tertentu. Komposisi bahan-bahan ini sangat mempengaruhi kualitas barang hasil jadi. Sebagai contoh pada produksi cat, cat terdiri dari pigmen-pigmen warna, zat perekat, zat pelarut (air atau thinner). Komposisi dari masing-masing bahan ini akan menentukan apakah cat yang dihasilkan mudah kering, tahan lama, untuk aplikasi dalam ruangan atau untuk aplikasi luar ruangan, media yang akan dilapisi berpori atau tidak. Banyak contoh proses produksi lainnya yang sangat dipengaruhi oleh komposisi bahan bakunya, seperti
1
pencampuran pupuk (air, pupuk, pestisida), pembuatan cairan pembersih (sabun cair, shampoo, obat pel). Hal ini tentu sulit bila dilakukan secara manual (terutama dalam proses produksi skala besar), akan lebih mudah bila ada alat khusus yang menanganinya. Untuk mengangani proses ini digunakan sistem kontrol elekronik. Sistem kontrol elektronik adalah alat elektronik yang didalamnya terdiri dari ROM, RAM, Processro dan relay yang terintegrasi menjadi satu sehingga dapat diprogram oleh pengguna dengan menggunkan berbagai rangkaian logika. Sistem kontrol elektronik dapat mengendalikan berbagai jenis instalasi industri yang bersifat otomasi. Jenis- jesnis sistem kontrol elektronik yang dipergunakan di industri seperti, microcontroller, microprosesor, PLC, DCS (Distribute control system), dan SCADA. Di tugas akhir ini PLC (Programmable Logic Controller) digunakan sebagai alat pengendali utama. Alasan digunakan PLC (Programmable Logic Controller), karena PLC yang sederhana dapat mengendalikan berbagai situasi industri,dari hanya satu gerakan, pekerjaan tingkat repetisi tinggi hingga aplikasi-aplikasi yang melibatkan manipulasi kompleks. Program-program dapat dimodifikasi dengan cepat untuk menerima kondisi yang baru. Artinya tidak ada lagi pemasangan ulang kabel dan biaya dapat ditekan. Setelah program selesai ditulis dan diuji, maka dapat di salin dengan mudah ke sejumlah PLC lainya, ini berarti bahwa kerja pengembangan hanya dilakukan satu kali sementara pemasangan kabel dari kotak kontrol dapat di sederhanakan karena identik. Dari penjelasan tersebut diatas maka diambil salah satu contoh sistem pencampuran, yaitu sistem pencampuran warna. Dan tujuan dari tugas akhir ini
2
adalah merancang dan membuatn alat pencampuran warna dengan PLC Siemens S7-1200 sebagai pengendali dan WinCC Professional V12 untuk pembuatan human machine interface (HMI). 1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana membuat miniatur plant sistem pencampur warna. 2. Bagaimana melakukan pengoperasian plant dari HMI. 3. Bagaimana membuat program untuk pencampuran sistem pencampuran warna. 1.3
Batasan Masalah
Adapun hal-hal yang membatasi Tugas akhir ini adalah: 1. Sistem ini tidak menangani pengisian cairan warna pada wadah, jadi cairan warna diisikan ke dalam wadah secara manual. 2. Kerja sistem adalah mengeluarkan cairan warna dari wadah sesuai dengan nilai perbandingan yang telah ditentukan dari resep di HMI. 3. Sistem dibuat dalam suatu modul berupa miniature plant dan dikendalikan oleh PLC Siemens S7 1200 yang didukung dengan HMI. 4. Software yang digunakan untuk mendukung SCADA sistem adalah WINCC Propessional V12, dengan menggunakan fasilitas “Recipes” 5. User dapat memilih satu dari enam warna yang ada di HMI. 1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, tujuan dari tugas akhir ini
adalah : 1. Membuat miniatur plant sistem pencampur warna. 2. Melakukan pengoperasian plant dari HMI.
3
3. Membuat program untuk pencampuran sistem pencampuran warna 1.5
Metodologi Penelitian Dalam penelitian tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa metodotogi
yaitu berupa studi perencanaan : 1. Studi Literatur Mencari dan mempelajari dasar-dasar teori yang berkaitan dengan topic yang akan dibahas yaitu PLC, SCADA system, dan komponen lain yang akan dipakai. 2. Melakukan perancangan serta implementasi system Membuat Catu Daya 12 VDC dan 24 VDC. Membuat pengkabelan rangkian PLC dengan input dan output Membuat miniatur plant sistem pencampuran warna. Menginstall
software STEP
7 Professional
V12,
WinCC
Professional V12. Membuat program dari proses yang dibuat di TIA Portal V12, dan kemudian di download ke PLC Siemens S7-1200. Membuat HMI di PC atau laptop dengan WinCC Professional V12. 3. Pengujian terhadap sistem dilakukan pada tiap-tiap bagian baik software maupun hardware alat. Pengujian catu daya. Pengujian plant sistem dan pengkabelan rangkaian, Pengujian program, dan hardware input dan output. Pengujian HMI lewat PC atau laptop
4
4. Membuat kesimpulan yang didapat dari hasil percobaan yang telah dilakukan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. 1.6
Sistematika Penulisan Laporan tugas akhir yang berjudul Perancangan sistem pencampuran
warna dengan PLC Siemens S7 1200 ini dibagi atas 5 bab. Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisis latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat, metode penelitian, pembatasan dan ruang lingkup permasalahan serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori-teori dasar yang menunjang pembuatan alat. BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini membahas membahas tentang desain sistem dan implementasinya pada miniatur Plant, baik itu hardware maupun software. BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM Bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian yang perlu dilakukan agar sistem dapat berjalan seperti yang diharapkan BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari alat serta saran-saran dan kritik dalam pengembangan alat selanjutnya. Bagaimana melakukan pengoperasian plant dari HMI.
5