1
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan, yang bukan hanya dalam arti psikologis tetapi juga fisiknya. Peralihan dari anak ke dewasa ini meliputi semua aspek perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasauki masa remaja. Dalam masa kini tidak sedikit remaja yang mengalami problema yang menyebabkan munculnya emosional yang belum stabil sehingga mudah melakukan pelanggaran terhadap norma-norma dalam masyarakat. Remaja sebagai manusia yang sedang tumbuh dan berkembang terus melakukan interaksi sosial baik antara remaja maupun terhadap lingkungan lain. Melalui proses adaptasi, remaja mendapatkan pengakuan sebagai anggota kelompok baru yang ada dalam lingkungan sekitarnya. Remaja dalam pergaulan ingin diterima bagi setiap individu merupakan suatu hal yang sangat mutlak sebagai mahluk sosial. Setiap anak yang memasuki usia remaja akan dihadapkan pada permasalahan penyesuaian sosial, yang diantaranya adalah problematika pergaulan teman sebaya. Pembentukan sikap, tingkah laku dan perilaku sosial remaja banyak ditentukan oleh pengaruh lingkungan ataupun teman-teman sebaya. Apabila lingkungan sosial itu menfasilitasi atau memberikan peluang terhadap remeja secara positif, maka remaja akan mencapai perkembangan sosial secara matang.
1
2
Pengaruh lingkungan diawali dengan pergaulan dengan teman. Pada usia 9-15 tahun hubungan perkawanan merupakan hubungan yang akrab yang diikat oleh minat yang sama, kepentingan bersama, dan saling membagi perasaan, saling tolong menolong untuk memecahkan masalah bersama. Peran teman sebaya dalam pergaulan remaja menjadi sangat menonjol. Hal ini sejalan dengan meningkatnya minat individu dalam persahabatan serta keikutsertaan dalam kelompok. Kelompok teman sebaya juga menjadi suatu komunitas belajar di mana terjadi pembentukan peran dan standar sosial yang berhubungan dengan pekerjaan dan prestasi (Santrock, 2007: 257). Sardiman (2006: 8) menyatakan bahwa interaksi akan selalu berkaitan dengan komunikasi. Interaksi dikatakan sebagai interaksi eduktif sebenarnya komunikasi timbal balik antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, udah mengandung maksud-maksud tertentu yakni untuk mencapai pengertian bersama yang kemudian untuk mencapai tujuan (dalam kegiatan pembelajaran berarti untuk mencapai tujuan belajar). Sedangkan menurut Haditono (2006: 187) interaksi teman sebaya merupakan permulaan hubungan persahabatan dan hubungan dengan teman senayanya. Sejalan dengan pendapat menurut Santrok (2007: 270) menjelaskan bahwa interaksi teman sebaya merupakan sumber status, persahabatan dan rasa saling memiliki yang penting dalam lingkungan sekolah. Interaksi teman sebaya juga merupakan komunitas belajar dimana
3
peran-peran sosial dan standar yang berkaitan dengan kerja dan prestasi yang bentuk. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di SMAN-4 Palangka Raya, terdapat peserta didik yang mengalami interaksi sosial yang kurang baik sebesar 45% terdapat peserta didik juga berbicara melalui telepon pada saat jam pelajaran berlangsung, mendengarkan musik pada saat belajar, bermain game, menyendiri dan sulit bergaul, dan sebagian peserta didik juga mengabaikan tugas yang diberikan guru karena dalam pembagian kelompok peserta didik hanya mau mengerjakan tugas bila satu kelompok dengan teman akrabnya saja, khususnya pada mata pelajaran Pkn, kurangnya minat siswa akan pentingnya belajar Pkn sehingga siswa hanya belajar tidak serius dan bila dikerjakan pun sekedar memenuhi formalitas. Berdasarkan hal tersebut diperlukan pendekatan-pendekatan untuk memupuk semangat peserta didik dalam belajar dan bertingkah laku terutama dalam mata pelajaran Pkn peserta didik harus mampu berinteraksi baik dengan guru ataupun dengan teman sebayanya, saling menghormati dan berperilaku yang baik, tidak membedakan teman dekat ataupun bukan teman dekat, hal ini akan mengarahkan peserta didik untuk dapat mengenal pribadi teman yang baru dan dapat bekerja sama dengan baik untuk dapat memperoleh hasil belajar yang efektip dan efesien.
4
Dilihat dari hasil studi pendahuluan dan pefomena di atas tentang masalah
peserta didik maka peneliti tertarik untuk mengambil judul
“Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan Hasil Belajar Pkn Peserta didik pada SMAN- 4 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015”. B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1.
Masih terdapat peserta didik yang mengalami masalah belajar seperti: a)
Kurangnya minat belajar peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran terutama mata pelajaran Pkn
2.
b)
Malas mengerjakan tugas yang berikan guru
c)
Tidak mendengarkan pada saat guru menjelaskan
Masih terdapat peserta didik yang berbicara melalui telepon pada saat jam pelajaran
3.
Masih terdapat peserta didik yang mendengarkan musik pada saat belajar
4.
Masih terdapat peserta didik bermain game
5.
Masih terdapat peserta didik sering menyendiri
6.
Masih terdapat peserta didik sulit bergaul
5
C.
Batasan Masalah Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang diteliti, maka diberikan beberapa batasan sebagai berikut: 1.
Interaksi teman sebaya peserta didik SMAN-4 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014
2.
Hasil belajar pkn peserta didik SMAN-4 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014
3.
Hubungan interaksi teman sebaya dengan hasil Pkn peserta didik pada SMAN-4 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014
D.
Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah ada hubungan interaksi teman sebaya dengan hasil belajar Pkn peserta didik SMAN-4 Palangka Raya Tahun 2014?
C.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui hubungan interaksi teman sebaya dengan hasil belajar Pkn peserta didik SMAN-4 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014.
6
4.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Manfaat Teoretis a.
Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan peneliti selanjutnya yang lebih mendalam.
b.
Bagi pengembangan keilmuan, penelitian ini memberikan sumbangan teoretis Tentang Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan Hasil Belajar Pkn Peserta Didik Pada
SMAN-4
Palangka Raya 2.
Manfaat Praktis a.
Bagi kepala sekolah, sebagai untuk mendaya gunakan guru Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan kedisiplinan belajar peserta didik disekolah.
b.
Bagi guru Bimbingan dan Konseling, sebagai bahan dan evaluasi terhadap layanan Bimbingan dan Konseling dalam berinteraksi diantara sesama peserta didik.
c.
Bagi kalangan pendidik dan akademis lainnya, sebagai sumbangan
pemikiran
untuk
dapat
dijadikan
bahan
pertimbangan bagi peningkatan kualitas proses Bimbingan dan Konseling.
7
BAB II KAJIAN TEORI A.
Analisis Teoretis 1.
Interaksi Teman Sebaya a.
Penegertian Interaksi Manusia
dalam
hidup
bermasyarakat,
akan
saling
berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Abu
Ahmadi
(2007:199)
bahwa
“interaksi
adalah
pengaruh timbal balik antara individu dengan didalam penecahan permasalahan atau masalah mencapai tujuan”. Homans (dalam Ali dan asrori, 2004) mendifinisikan interaksi sebagai suatu kejadian atau ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh indibidu lain yang menjadi pasangannya. Konsep yang dilakukan oleh humans ini mengandung pengertian bahwa suatu tindakan yang lakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu yang lain menjadi pasangannya.
7
8
Soekanto (2003) menjelaskan bahwa interaksi merupakan suatu aktivitas-aktivitas dalam suatu pergaulan, berisikan harapan-harapan individu tentang apa yang sepantasnya dilakukan dalam hubungan sosial. Interaksi akan menimbulkan situasi sosial dimana akan terdapat saling hubungan antara individu karena naluri untuk hidup bersama (greganousness), keinginan untuk menyesuaikan sosial dan menyesuaikan diri. Sardiman (2006: 8) menyatakan bahwa: Interaksi akan selalu berkaitan dengan komunikasi. Interaksi dikatakan sebagai interaksi eduktif sebenarnya komunikasi timbal balik antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, udah mengandung maksud-maksud tertentu yakni untuk mencapai pengertian bersama yang kemudian untuk mencapai tujuan (dalam kegiatan pembelajaran berarti untuk mencapai tujuan belajar). Pendapat
diatas
dapat
disimpulkan
interaksi
adalah
komunikasi timbal balik antara pihak yang satu dengan pihak yang lain untuk mencapai tujuan belajar. b.
Pengertian Teman Sebaya Mappiare (1982) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama dimana remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan keluarganya. Lingkungan teman sebaya merupakan suatu kelompok yang baru, dimana punya ciri, norma dan kebiasaan yang jauh berbeda dengan apa yang ada didalam keluarganya. Oleh karena itu remaja dituntut untuk dapat memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dan dapat dijadikan dasar dalam hubungan
9
sosial yang luas, sehingga kelompok teman sebaya dapat dijadikan sebagai tempat para remaja belajar bersosialisasi dengan orang lain dan belajar bertingkah laku sesuai dengan norma yang ada didalam kelompoknya. Horrock dan Benimoff (dalam Hurlock 1990) kelompok teman sebaya merupakan dunia nyata kawula muda yang menyiapkan
panggung
dimana
mereka
dapat
menguji,
merumuskan dan memperbaiki konsep dirinya. Disinilah mereka dinilai oleh orang lain yang sejajar dengan dirinya dan tidak dapat memaksakan dunia dewasa yang ingin dihindarinya. Kelompok teman sebaya memberi tempat
bagi remaja
melakukan sosialisasi dalam suana dimana nilai-nilai yang berlaku bukan nilai orang-orang dewasa melainkan teman seusianya. Santrock (2007) menjelaskan bahwa teman sebaya (peers) adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama. Remaja akan menerima umpan balik dari teman sebaya mengenai kemampuan-kemampuan mereka. Mereka belajar tentang apakah yang mereka lakukan lebih baik, sama baik atau bahkan lebih buruk dari apa yang dilakukan remaja lain.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat dijelaskan bahwa teman sebaya adalah kelompok persahabatan
10
yang mempenyai nilai-nilai dan hidup sendiri dan bahkan merupakan dasar primer mwujudkan nilai-nilai dalam suatu kontak sosial. Selain itu teman sebaya juga mempraktekkan berbagai prinsip kerjasama, tanggung jawab bersama dan persaingan yang hebat. c.
Pengertian Interaksi Teman Sebaya Berdasarkan dikemukakan beberapa pendapat ahli tentang pengartian interaksi teman sebaya adalah sebagai berikut: Pierre (2005) menjelaskan bahwa: Inetraksi teman sebaya adalah hubungan individu pada suatu kelompok kecil dengan rata-rata usia yang hampir sama/sepadan. Masing-masing individu mempunyai tingkatan kemampuan yang berbeda-beda. Laursen (2005:137) menengaskn bahwa interaksi teman sebaya merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan pada masa-masa remaja. Charlesworth
dan
Hartup
(dalam
Dagun
2002)
menyatakan bahwa remaja dalam melakukan interkasi teman sebayanya akan mempunyai unsur positif yaitu saling memberi perhatian dan saling mufakat membagi perasaan, saling menerima diri dan saling memberi sesuatu kepada orang lain. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa interaksi teman sebaya adalah suatu hubungan sosial antar individu yang mempunyai tingkatan usia yang hampir sama, serta didalamnya terdapat keterbukaan,
11
tujuan yang sama, kerjasama serta frekuensi hubungan dan individu yang bersangkutan akan saling mempengaruhi satu sama lainnya. d. Ciri-ciri Interaksi Teman sebaya Menurut pandangan (Slamet Santosa, 2004:81), ciri-ciri kelompok teman sebaya yaitu: 1)
2)
3)
4)
Tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas, kelompok sebaya terbentuk secara sepontan. Di antara anggota kelompok mempunyai kedudukan yang sama, tetapi ada satu di antara anggota kelompok yang dianggap sebagai pemimpin yang dianggap oleh semua anggotanya bahwa dia memang pantas dijadikan sebagai pemimpin Bersifat sementara, karena tidak ada struktur yang jelas, kelompok ini tidak bisa bertahan lama. Lebih-lebih jika yang menjadi keinginan masing-masing anggota kelompok tidak tercapai. Atau keadaan yang memisahkan mereka seperti pada teman sebaya di sekolah Kelompok teman sebaya mengajarkan individu tentang kebudayaan yang luas, misalnya kelompok sebaya di sekolah, mereka umumnya terdiri dari individu yang berbeda-beda lingkungannya, yang mempunyai aturan atau kebiasaan yang berbeda-beda. Lalu mereka memasukannya dalam kelompok sebaya sehingga mereka saling belajar secara tidak langsung tentang kebiasaan itu dan dipiih yang sesuai dengan kelompok, kemudian dijadikan kebiasaan kelompok. Anggotanya adalah individu yang sebaya, contoh konkret pada anak-anak usia SMP atau SMA yang mempunyai keinginan, tujuan, dan tujuan yang sama. Widradini (1988) menjelaskan bahwa dalam interaksi
teman sebaya terdapat perubahan ciri-ciri sebagai berikut: 1) 2)
Minat yang beraneka ragam dan tidak tetap kepada minat yang lebih sedikit semacamnya dan mendalam Tingkah laku yang ribut dan damai, banyak berbicara dan adu keberanian kepada tingkah laku yang lebih tenang dan lebih teratur
12
3) 4)
5)
e.
Penyesuaian diri kepada orang banyak ke penyesuaian diri kepada kelompok kecil Memandang status keluarganya sebagai sesuatu hal yang tidak penting dalam hal menentukan teman-temannya kepada hal yang memperhatikan pengaruh status ekonomi dari keluarga untuk menentukan pilihan teman Kencan-kencan yang kadang-kadang diadakan dengan teman-teman yang berganti kepada kencan-kencan dengan sahabat karib yang tetap.
Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Teman Sebaya Desmita
(2006)
mengemukakan
faktor-faktor
yang
memungkan mempengaruhi tebentuknya interaksi teman sebaya yaitu: 1)
2)
3) 4)
Pentingnya aktivitas bersama-sama, adapun aktivitas bersama itu meliputi berbicara, keluyuran, berjalan kesekolah, berbicara melalui telepon, mendengakan musik, bermain game, dan juga sendaugurau Tinggal dilingkungan yang sama, biasanya kelompok teman sebaya merupakan individu yang tinggal di daerah yang sama sehingga menjadi teman sepermainan Bersekolah di sekolah yang sama, kelompok teman sebaya juga akan mudah terbentuk dilingkungan sekolahan Berpartisipasi dalam organisasi masyarakat yang sama, organisasi masyarakat juga akan mempermudah remaja untuk melakukan interaksi dengan teman sebayanya di lingkungan masyarakat. Baron dan Byrne (2005) mengemukakan adanya faktor-
faktor yang mempengaruhi interkasi sosial sebagai berikut: 1)
2)
3)
Faktor imitasi, meniru perilaku orang lain kemudian melakukan tingkah laku yang sama dengan perilaku tersebut Faktor sugesti, pengaruh yang besifatspikis, baik yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari orang lain. Faktor identifikasi, dorongan untuk menjadi identikdenga orang lain, biasanya identifikasi individu dipelajari dari orang tua, oleh sebab itu peranan oang tua sangat penting bagi media identifikasi anak.
13
4)
Faktor simpati, perasaan tertarik kepada orang lain, interaksi sosial dapat terjalin dengan adanya rasa ketertarikan secara emosi, seperti cinta, penerimaan diri dan kasih sayang. Berdasarkan uraian diatas faktor yang mempengaruhi
interaksi teman sebaya antara lain imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati serta dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, kepribadian ekstrovet, besarnya kelompok, keinginan untuk mempunyai status, interaksi dengan orang tua, pendidikan, pentingnya aktivitas bersama, tinggal dilingkungan yang sama, dan ikut serta dalam kegiatan masyarakat. f.
Bentuk-Bentuk Interaksi Teman Sebaya Hurlock (2002) menjelaskan bahwa dengan berlangsungnya masa remaja, terdapat perubahan pada beberapa pengelompokan sosial. Pengelompokan-pengelompokan sosial masa remaja antara lain: 1)
2)
3)
4)
5)
Teman dekat (chums), biasanya terdiri dari 2 atau 3 orang sesama jenisyang mempunyai kemampuan sama atau sering disebut dengan sahabatkarib. Teman dekat ini saling mempengaruhi satu sama lain meskipunkadangkadang juga bertengkar Kelompok sahabat (cliques), biasanya terdiri dari kelompok teman-teman dekat yang meliputi kedua jenis kelamin Kelompok besar (crowds), kelompok ini terdiri dari beberpakelompok kecil dan teman dekat. Berkembang dengan meningkatnya minat akan pesta dan berkencan. Jika penyesuaian minat berkurang diantara anggotaanggotanya maka akan terdapat jarak sosial yang besar diantara mereka Kelompok yang terorganisasi, kelompok yang dibina oleh orang dewasa, dibentuk oleh lingkungan sekolah, dan organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang tidak mempunyai kelompok besar Kelompok geng, mempunyai anggota yang terdiri dari anak-anak yang sejenis, serta menaruh minat untuk
14
menghadapi penolakan teman-teman melalui perilaku anti sosial. Santrock (2007)
menjelaskan
bahwa
bentuk-bentuk
hubungan teman sebaya adalah sebagai berikut: 1)
2)
3)
Perubahan individual, perubahan individual ini mempunyai fungsi kebersamaan, dukungan fisik, dukungan ego, perbandingan sosial, keakraban dan perhatian. Kerumunan (crowd), kerumunan merupakan bentuk interaksi teman sebaya yang terbesar, mereka bertemu karena memuat tujuan yang sama dalam suatu aktivitas Klik (cliques), jumlah yang lebih kecil, melibatkan keakraban yang lebih besar diantara anggota yang lebih kohensif dari pada kerumunan. Klik mempunyai ukuran yang lebih besar dan tingkat keakraban yang lebih rendah dari persahabatan. Berdasarkan uraian di atas yang merupakan bentuk-bentuk
dari interaksi teman-teman sebaya adalah teman dekat atau sahabat, kelompok kecil yang terdiri dari beberapa teman dekat, kelompok besar/klik, kelompok terorganisasi yang dibina oleh orang dewasa, dan kelompok geng. g.
Aspek-aspek interakasi teman sebaya Partowisastro (1983) merumuskan aspek-aspek interaksi teman sebaya sebagai berikut: 1)
2)
3)
Keterbukaan individu dalam kelompok, yaitu keterbukaan individu terhadap kelompok dan penerimaan kehadiran individu dalam kelompoknya. Kerjasama individu dalam kelompok, yaitu keterlibatan individu dalam kegiatan kelompoknya dan mau memberikan ide bagi kemajuan kelompoknya serta saling berbicara dalam hubungan yang erat Frekuensi hubungan individu dalam kelompok, yaitu intensitas individu dalam bertemu anggota kelompoknya dan saling berbicara dalam hubungan yang dekat.
15
Parten (dalam Dagun, 2002) mengemukakan aspek-aspek interaksi teman sebaya, yaitu: 1)
2)
3)
4)
5)
6)
Jumlah waktu remaja yang berada di luar rumah, remaja mempunyai lebih kesempatan untk berbicara dengan bahasa dan dengan persoalan mereka sendiri kepada teman sebayanya Keterlibatan remaja bermain dengan teman sebaya, remaja menganggap bahwa teman sebaya lebih dapat memahami keinginannya dan belajar mengambil keputusan sendiri. Kecenderungan untuk bermain sendiri, remaja yang suka bermain sendiri biasanya introvert, atau bila dalam menghadapi suatu tekanan hanya berperan sebagai penonton saja Kecenderungan bermain peran, remaja berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan dimana remaja aktif bermain dengan teman sebayanya. Perkembangan sosial yang meningkat pada remaja, tampak terlihat dalam keinginannya untuk mendapat berbagai stimulan luar. Berperan asosiatif, remaja lebih suka bermain dengan teman sebayanya dan melepaskan diri dari lingkungan orang tua dengan maksud untuk menemukan jati dirinya. Sikap kerjasama, pada teman kelompok sebaya untuk pertama kalinya remaja menerapkan prinsip hidup bersama, sehingga terbentuk norma-norma, nilai-nilai, dan simbol tersendiri. Charlesworth dan Hartup (dalam Dagun, 2002) membagi
beberapa aspek-aspek interaksi teman sebaya, yaitu: 1) 2) 3) 4) 5)
Perasaan ketergantungan kepada teman sebaya lebih besar dari pada orang dewasa. Perasaan simpati dan cinta semakin bertambah. Mempunyai keinginan untuk dapat memperngaruhi orang lain (menjadi pemimpin). Perasaan kompetisi bertambah Aktifitas bernada agresif semakin bertambah Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa yang
merupakan aspek-aspek interaksi teman sebaya antara lain keterbukaan, kerjasama, dan frekuensi hubungan individu dalam
16
kelompok serta jumlah waktu remaja di luar rumah, keterlibatan remaja, bermain dengan teman sebaya, kecenderungan bermain sendiri, kecenderungan bermain peran, bermain asosiatif, dan sikap kerjasama. h.
Indikator kelompok teman sebaya Sarwono (5005:33) indikator interaksi teman sebaya yaitu: 1) 2)
3)
4) 2.
Sharing (berbagi) Adalah tidak hanya pada materi, waktu dan tenaga melainkan juga dari kasih sayang. Coopertavi (kerjasama) Adalah secara alamiah manusia melakukan interaksi dengan lingkungan baik sesama maupu dengan mahluk hidup lainnya. Helping (membantu) Adalah memberi sokongan (tenaga dan sebagainya) supaya kuat (kukuh, berhasil baik dan sebgainya) saling tolong menolong (menolong orang yang lemah). Sehingga terciptanya interaksi pada sesama mahluk sosial. Honesty (kejujuran)
Hasil Belajar a.
Pengertian Belajar Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami
17
oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Menurut Gagne (dalam Whandi 2007) belajar di definisikan sebagai “suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman”. Sedangkan menurut Slameto (2003: 5) menyatakan bahwa belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Aunurrahman (2010 :35) menyimpulkan bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut
aspek-aspek
kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”. Berdasarkan pendapat diatas jadi belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berlangsung di mana-mana, misalnya di lingkungan keluarga, di sekolah dan di masyarakat, baik disadari maupun tidak disadari, disengaja atau tidak disengaja.
18
b.
Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas.Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Menurut (Dimyati dan Mudjiono, 2009:3) menyatakan bahwa dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Menurut
Sudjana
(2010:22),
hasil
belajar
adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hal ini senada dengan pendapat Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan bahwa: Seseorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek. Berdasarkan konsepsi di atas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan sebagai perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual,
19
strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik.
Perubahan
tersebut
dapat
diartikan
terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. c.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut
Slameto
(2003:54-60)
faktor-faktor
mempengaruhi hasil belajar siswa sebagai berikut : 1)
2)
Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) a) Faktor jasmaniah (1) Faktor kesehatan (2) Faktor cacat tubuh b) Faktor psikologis (1) Intelegensi (2) BakatMotif (3) Kematangan (4) Kesiapan c) Faktor kelelahan (1) Faktor kelelahan jasmani (2) Faktor kelelehan rohani Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa) a) Faktor keluarga (1) Cara orang tua mendidik (2) Relasi antar anggota keluarga (3) Suasana rumah (4) Keadaan ekonomi keluarga b) Faktor sekolah (1) Metode mengajar (2) Kurikulum (3) Relasi guru dengan siswa (4) Relasi siswa dengan siswa (5) Disiplin sekolah (6) Alat pelajaran (7) Waktu sekolah (8) Standar pelajaran diatas ukuran (9) Keadaan gedung (10) Metode belajar (11) Tugas rumah c) Faktor masyarakat (1) Kesiapan siswa dalam masyarakat
yang
20
(2) (3) (4)
Media massa Teman bergaul Bentuk kehidupan masyarakat
Senada dengan pendapat Slameto (2003) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi: 1)
2)
Faktor Internal (a) Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran (b) Faktor Psikologis. Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik Faktor Eksternal (a) Faktor Lingkungan meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega. (b) Faktor Instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru Menurut Sudjana (2010 : 39) faktor yang mempengaruhi
hasil belajar yaitu : 1)
Faktor dari dalam diri siswa Faktor yang datang dari siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.Faktor kemempuan siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai. Selain
21
2)
d.
kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti: motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, faktor fisik dan psikis. Faktor dari luar atau faktor lingkungan Faktor dari luar yang mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.
Indikator Hasil Belajar Pkn Hasil belajar Pkn adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi Pkn berdasarkan hasil dari pengalaman atau pelajaran setelah mengikuti pembelajaran secara periodik dalam kelas. Dengan selesainya proses belajar mengajar diakhiri dengan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar atau penguasaan siswa atau terhadap materi Pkn terutama kompetensi dasar hakekat negara yang diberikan oleh guru. Dari hasil evaluasi ini akan dapat diketahui hasil belajar siswa yang biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka. Menurut Sudjana (2010) kedua kriteria tersebut adalah: 1)
2)
Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya Kriteria ditinjau dari prosesnyamenelkankan kepada pengajaran sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek mampu mengembangkkan potensinya dengan belajar sendiri. Kriteria ditinjau dari hasilnya Disamping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Indikator hasil belajar harus memenuhi tiga kriteria utama
yaitu dirumuskan dalam kalimat yang jelas, mengandung kepastian makna, dan dapat diukur. Kejelasan pernyataan
22
mengandung konsekuensi bahwa guru dan siswa memaknai kalimat dengan makna yang sama. Kepastian mengandung pengertian tidak menimbulkan makna ganda dan dapat diukur jika pencapaian perilaku dapat diamati atau diukur dengan menggunakan instrumen. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hasil belajar Pkn pada penelitian ini adalah hasil belajar berdasarkan evaluasi pembelajaran Pkn pada materi hubungan dasar negara dengan konstitusi. 3.
Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan Hasil Belajar Pkn Peserta Didik Abu Ahmadi (2000:199) bahwa “interaksi adalah pengaruh timbal balik antara individu dengan didalam penecahan permasalahan atau masalah mencapai tujuan”. Hasil belajar Pkn adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi Pkn berdasarkan hasil dari pengalaman atau pelajaran setelah mengikuti pembelajaran secara periodik dalam kelas. Dengan selesainya proses belajar mengajar diakhiri dengan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar atau penguasaan siswa terhadap materi Pkn terutama kompetensi dasar hakekat negara yang diberikan oleh guru. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar
23
intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar
motorik.
Perubahan tersebut
dapat
diartikan
sebagai
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Jadi, menurut penulis interaksi teman sebaya dengan hasil belajar Pkn sangat berhubungan erat antar individu dan kelompok yang saling mempengaruhi satu sama lain yang mempunyai tingkatan usia yang hampir sama, serta didalamnya terdapat keterbukaan, tujuan yang sama, kerjasama serta frekuensi hubungan dan individu yang bersangkutan akan saling mempengaruhi satu sama lainnya. B.
Penelitian Yang Relevan Penelitian relevan sebelumnya yang dijadikan sebagai masukan adalah penelitian dengan judul. 1.
Penelitian yang relevan oleh Risna (2013) Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Ips Pada Peserta Didik Kelas IV-6 Panarung Palangka Raya Tahun Pelajaran 2012/2013
2.
Penelitian yang relevan oleh Kristin (2013) Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dalam Belajar Dengan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas V SDN-9 Menteng Palangka Raya Tahun Pelajaran 2012/2013.
24
C.
Kerangka Berpikir Berdasarkan uraian kajian teori maka kerangka berpikir adalah: Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Homans (dalam Ali dan asrori, 2004) mendifinisikan interaksi sebagai suatu kejadian atau ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh indibidu lain yang menjadi pasangannya.konsep yang dilakukan oleh humans ini mengandung pengertian bahwa suatu tindakan yang lakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu yang lain menjadi pasangannya. Santrock (2007) menjelaskan bahwa teman sebaya (peers) adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama. Remaja akan menerima umpan balik dari teman sebaya mengenai kemampuan-kemampuan mereka. Mereka belajar tentang apakah yang mereka lakukan lebih baik, sama baiknya atau bahkan lebih buruk dari apa yang dilakukan remaja lain. Pierre (2005) menjelaskan bahwa inetraksi teman sebaya adalah hubungan individu pada suatu kelompok kecil dengan rata-rata usia yang hampir sama/sepadan. Masing-masing individu mempunyai tingkatan kemampuan yang berbeda-beda.
25
Berdasarkan
beberapa
pengertian
diatas
dapat
ditarik
suatu
kesimpulan bahwa interaksi teman sebaya adalah suatu hubungan sosial antar individu yang mempunyai tingkatan usia yang hampir sama, serta didalamnya terdapat keterbukaan, tujuan yang sama, kerjasama serta frekuensi hubungan dan individu yang bersangkutan akan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Berikut adalah bagan kerangka berpikir hubungan interaksi teman sebaya dengan hasil belajar Pkn. Hubungan Interaksi Teman Sebaya D.
Hasil Belajar Pkn
Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang memerlukan pengujian, sebagaimana yang dikemukakan Nana Sudjana (2010: 109) “Hipotesis merupakan jawaban sementara yang memerlukan pengujian secara empiris”. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:25) “Hipotesis adalah kebenaran sementara yang menentukan oleh peneliti, tetapi harus dibuktikan, dites atau diuji kebenarannya. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis ini yaitu: Ada hubungan interaksi teman sebaya dengan hasil belajar Pkn peserta didik pada SMAN-4 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014.
26
BAB III METODE PENELITIAN A.
Waktu dan Tempat Penelitian 1.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus 2014 sampai dengan bulan Desember 2014 Tabel 1 Rencana Pelaksanaan Penelitian
No
Renana Bulan Kegiatan Agustus September Oktober Nopember Desember 1 Observasi 2 Penyusunan proposal 3 Sminar proposal 4 Revisi proposal 5 Pengajuan pembimbing 6 Bimbingan skripsi 7 Penelitian 8 Penyusunan hasil 9 Ujian skripsi 10 Revisi skripsi 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Palangka Raya, Alamat Jl. Sisingamangaraja No. 3 Kota Palangka Raya. B.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitiann ini adalah metode deskriptif kuantitatif karena menurut Suharsimi Arikunto (Lasna 2013 : 34) bahwa “penentuan pendekatan yang akan digunakan dalam suatu
26
27
penelitian berkaitan dengan jenis penelitian yang akan dilaksanakan”. Adapun menurut Margono (2003), penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan karakter suatu variabel, kelompok atau gejala sosial dapat terjadi Berdasarkan pendapat diatas dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kunatitatif, karena berusaha mengungkapkan atau mendeskripsikan perbedaan yang sedang berlangsung. Setiap data yang dikumpulkan akan diadakan interprestasi agar dapat dilihat dengan jelas gambaran atau keadaan sebenarnya dari objek penelitian. C.
Populasi dan Sampel Penelitian 1.
Populasi Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti Nanang Martono (Lasna, 2013 : 35). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukakan oleh peneliti, maka populasi yang dijadikan objek penelitian adalah peserta didik SMA Negeri 4 Palangka Raya, tahun 2014 yang berjumlah 344 Orang peserta didik dengan distribusi sebagai berikut:
28
Tabel 2 Populasi Penelitian No
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 1 X-BHS 15 19 2 X-MIPA-1 17 21 3 X-MIPI-2 15 22 4 X-MIPA-3 15 21 5 X-MIPA-4 13 21 6 X-MIPA-5 19 19 7 X-IPS-1 19 10 8 X-IPS-2 24 10 9 X-IPS-3 21 11 10 X-IPS-4 23 10 Jumlah 180 164 Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 4 Palangka Raya 2.
Kelas
Jumlah 33 38 37 36 34 38 29 34 32 33 344
Sampel Penelitian Menurut Nanang Martono (Lasna, 2013: 35) menyatakan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang diteliti. Atau, sampel dapat identifikasikan sebagian dari populasi yang terpilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi. Menurut Bulkani (2007 : 44): terdapat beberapa cara eksak yang dapat digunakan untuk menentukan besar kecilnya ukuran sampel yang harus diambil dari suatu populasi. Salah satu metode yang banyak digunakan dalam penelitian sosial-pendidikan adalah metode krejciemorgan. Salah satu kelebihan metode ini adalah kemampuan untuk menghitungkan karakteristik populasi dalam penentuan ukuran sampel tersebut. Metode Krejcie-Morgan tersebut dapat ditentukan dengan formula sebagai berikut : x 2 Np (1 − p) n= 𝑑² 𝑁 − 1 + 𝑥 2 𝑝(1 − 𝑝)
29
Keterangan : n
= ukuran sampel yang ditentukan
x²
= nilai Chi Kuadrat pada derajat bebas = 1 dan taraf signifikasikan tertentu
Dari tabel x² diperoleh bahwa taraf signifikasi 5% atau 0.05, dan derajat bebas = 1, maka nilai x² adalah 3,84.Nilai x² ini dapat dilihat dalam buku-buku statistik umum. N
= ukuran atau jumlah populasi
P
= proporsi karakteristik tertentu dalam populasi
d
= derajat akurasi yang diperoleh dengan menetapkan tingkat kesalahan yang ditolerir.
n= n=
x 2 Np (1−p) 𝑑² 𝑁−1 +𝑥 2 𝑝(1−𝑝) 3.84 344 0.5 (0.5) 0.05
2
344 −1 + 3.84 0.5 (0.5)
330 .24
n = 0.8575 +0.96 330 .24
n = 1.8175
N = 181.700138 (dibulatkan menjadi n = 182) Dengan demikian besar sampel yang diambil oleh peneliti dari 344 peserta didik yang terdiri dari 10 kelas sebanyak 5% adalah 182 sampel. X Bahasa =
33 344
x 182 = 17.54 = 17
38
X MIPA 1 = 344 x 182 = 20.10 = 21 X MIPA 2 =
37 344
x 182 =19.57 = 19
30
36
X MIPA 3 =
344
x 182 = 19.04 = 19
34
X MIPA 4 = 344 x 182 =17.98 = 18 38
X MIPA 5 = X IPS 1 = X IPS 2 = X IPS 3 = X IPS 4 =
344 29
344 34 344 32 344 33 344
x 182 =20.10 = 21 x 182 = 15.34 = 15
x 182 = 17.98 = 18 x 182 = 16.93 = 17 x 182 = 17.45 = 17 Tabel 3
Estimasi Ukuran Sampel Krejcie-Morgan Jumlah Populasi (N)
30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250
Ukuran sampel (n) pada Taraf Signifikasikan
5% 27 36 44 52 59 66 73 79 86 92 97 103 108 113 118 123 127 132 136 140 144 147 152
1% 28 37 46 55 63 71 79 87 94 101 108 115 122 129 135 141 147 153 159 165 170 176 181
31
260 155 187 270 159 192 280 162 197 290 165 202 300 268 207 Untuk teknik penarikan sampel sebanyak 182 peserta didik digunakan teknik proportional ramdomsampling , berdasarkan tingkat jumlah kelas yang diambil sesuai dengan proporsi. Tabel 4 Jumlah Sampel Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
D.
Kelas X Bahasa X MIPA 1 X MIPA 2 X MIPA 3 X MIPA 4 X MIPA 5 X IPS 1 X IPS 2 X IPS 3 X IPS 4 Jumlah
Sampel 17 21 19 19 18 21 15 18 17 17 182
Variabel dan Definisi Operasional 1.
Variabel Penelitian Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (Lasna, 2013 : 36) mengatakan bahwa “variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamat penelitian” Dapat disimpulkan bahwa variabel merupakan objek penelitian yang menjadi titik perhatian yang mempunyai bermacam-macam nilai dan dapat diukur baik secara kuantitatif ataupun kualitatif. Berdasarkan pendapat tersebut, variabel dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:
32
a.
Variabel independen atau variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi yaitu hubungan interaksi teman sebaya (X)
b.
Variabel dependen atau variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi yaitu hasil belajar Pkn (Y) Hubungan Interaksi Teman Sebaya (X)
Hasil Belajar Pkn (Y)
2.
Definisi Operasional Untuk menjelaskan variabel yang menjadi objek dalam penelitian ini dapat peneliti sebagai berikut : a.
Interaksi teman sebaya adalah suatu hubungan sosial antar individu yang mempunyai tingkatan usia yang hampir sama, serta didalamnya terdapat keterbukaan, tujuan yang sama, kerjasama serta frekuensi hubungan dan individu yang bersangkutan akan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Indikator interaksi teman sebaya a). Berbagi (sharing), b). Kerjasama (cooperative), c). Membantu (helping) d). Kejujuran (honesty). Untuk mengetahui kecenderungan interaksi teman sebaya pada penelitian ini maka digunakan angket interaksi teman sebaya yang dikembangkan oleh peneliti, kategori pemberian skor sebagai berikut: Sangat Sering = 4; Sering = 3; Kadang-kadang = 2; dan Tidak Pernah = 1.
33
b.
Hasil belajar Pkn adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar atau seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar. Indikator hasil belajar Pkn yaitu berupa nilai evaluasi pada pelajaran Pkn pada materi hubungan dasar negara dengan konstitusi. Untuk mengetahui hasil belajar Pkn peserta didik diambil dari ulangan harian Pkn.
E.
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. 1.
Teknik Pengumpulan Data a)
Angket Angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang berupa pertanyaan yang disebut secara umum dengan namakuisioner. Angket juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil belajar. Dalam penelitian ini akan digunakan teknik pengumpulan data berupa angket. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, khususnya menyangkut pengambilan data interaksi teman sebaya dan hasil belajar Pkn peserta didik disekolah, peneliti menggunakan angket tertutup dan pilihan ganda. Menurut
34
Suharsimi Arikunto (Lasna 2013 : 37) angket dapat dibedakan menjadi 4 bagian yaitu : 1.
Angket pilihan ganda, adalah sama dengan angket tertutup
2.
Angket isian, adalah angket terbuka.
3.
Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda (√).
4.
Raring-scak, (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukan tingkatantingkatan, misalanya sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. Sedangkan dalam penetapan skor pada tiap item
pertanyaan dalam angket diberikan untuk masing-masing option dengan menggunakan skala likert. Pemberian skor terhadap masing-masing jawaban oleh peserta didik adalah sebagai berikut: Sangat Sering = 4; Sering = 3; Kadang-kadang = 2; dan Tidak Pernah = 1. b)
Tes Suharsimi Arikunto (2006 : 150) menyatakan “ Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan (bakat), dan prestasi yang dimiliki setiap individu atau kelompok. Tes dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil belajar Pkn peserta didik SMAN-4 Palangka Raya.
35
2.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan dokumentasi. Angket diberikan pada peserta didik kelas X SMAN-4 Palangka Raya untuk mengetahui interaksi teman sebaya sedangkan dokumentasi yang digunakasn dalam penelitian ini yaitu berupa daftar nilai atau raport untuk mengetahui hasil belajar Pkn yang diperoleh peserta didik Sedangkan dalam penetapan skor pada tiap item pertanyaan dalam angket yang berikan untuk masing-masing Option dengan menggunakan skala likert. Pemberian skor terhadap masing-masing jawaban responden yang dijawabkan oleh peserta didik adalah sebagai berikut: Sangat sering = 4; Sering = 3; Kadang-kadang = 2; dan Tidak Pernah = 1. Adapun kisi-kisi angket sebagai berikut : Tabel 5 Kisi-Kisi Interaksi Teman Sebaya Variabel Indikator Jumlah item Interaksi Berbagi (sharing) 5 Teman Kerjasama 5 Sebaya (cooperative) Membantu (helping) 5 Kejujuran (honesty) 5 Jumlah 20 Sarwono ( 2005)
3.
Nomor item 1,2,3,4,5 6,7,8,9,10 11,12,13,14,15 16,17,18,19,20 20
Uji Coba Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Benar tidaknya data dalam penelitian, sangat menentukan mutu penelitian. Sedangkan kebenaran data yang diperoleh tergantung dari
36
baik tidaknya instrumen pengumpulan data yang digunakan. Menurut Suharsimi Arikunto (2006;144) instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat yaitu valid dan reliabel. Untuk memperoleh hasil yang maksimal setiap instrumen dilakukan proses uji coba validitas dan reliabilitas. Uji vasilditas dan reliabilitas ini sangat penting sekali karena dengan adanya uji vasilditas dan reliabilitas akan dapat diketahui instrumen angket yang mana yang harus digunakan dan yang mana yang harus ditinggalkan. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan ketepatan, kevalidan, dan kesahan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur dan mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang dapat digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, tetapi tepat menghasilkan data yan sama. Jadi relliabilitas artinya dapat dipercaya, diandalkan, dan tetap konsisten. Untuk memperoleh instrumen yang valid menurut Suharsimi Arikunto (2006;145): Peneliti harus bertindak hati-hati sejak awal penyusunannya. Dengan mengikuti langkah-langkah penyusunan instrumen, yakni memecahkan variabel menjadi sub-variabel dan indikator baru memasukan butir-butir pertanyaan, peneliti sudah bertindak hati-hati. Apabila cara dan isi tindakan ini sudah betul, dapat dikatakan bahwa peneliti sudah boleh berharap memperoleh instrumen yang memiliki validitas logis.
37
Berdasarkan uraian di atas, agar instrumen dalam penelitian ini memperoleh data yang maksimal dan berkualitas, maka peneliti melakukan uji validitas dengan menggunakan uji validitas isi dan validitas kontruksi. a)
Uji Validitas Isi Validitas isi dilakukan untuk menguji soal angket. Untuk menguji validitas isi, dapat digunakan pendapat dari ahli ahli (judgment experts) hal di atas sejalan dengan pendapat Muhammad
Idrus
(2009:125)
yang
menyatakan
bahwa
“Biasanya validitas isi di tentukan melalui metode professional judgemn, yaitu pendapat (pakar keilmuan) tentang isi materi tes atau skala tersebut”. Dalam hal ini setelah instrumen di konstruksi tentang aspek-aspek yang akan di ukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka selanjutnya di konsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Mungkin para ahli akan memberikan keputusan instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Dalam validitas isi dapat menggunakan 2 validator untuk menguji validitas
instrumen penelitian.
Sehingga dalam
penelitian ini menggunakan 2 validator yang sesuai atau ahli dalam bidangnya masing-masing.
38
b)
Uji Validitas Konstruksi Uji validitas konstruksi digunakan untuk menguji validitas soal angket. Metode yang sering digunakan untuk mencari validitas instrumen adalah kolerasi product moment dengan rumus sebagai berikut: 𝑟𝑥𝑦 =
∑xy (∑𝑋 2 )∑y 2 )
Keterangan :
x xx x yy X= Skor rata-rata dari X Y=Skor rata-rata dari Y (Suharsimi Arikunto, 2006:146) rhitung> rtabel, maka pertanyaan yang diajukan dinyatakan valid rhitung< rtabel, maka pertanyaan yang diajukan dinyatakan tidak valid Untuk
mengukur
tingkat
validitas,
maka
diuji
menggunakan program SPSS versi 17 for windows sehingga dapat diketahui butir soal angket yang valid dan tidak valid. Uji validitas yang dilakukan kepada peserta didik kelas X2 SMA Muhammadiyah Palangka Raya. Dengan jumlahpeserta didik pada saat uji validitas sebanyak 19 orang. Adapun hasil perhitungan
angket
tentang
interaksi
teman
sebaya
39
menggunakan rumus kolerasi product moment adalah sebagai berikut : Tabel 6 Hasil Uji Validitas Angket Interaksi Teman Sebaya Peserta Didik No soal Nilai r hitung Nilai rtabel Keterangan 1 0,337 0,456 Tidak Valid 2 0,547 0,456 Valid 3 0,585 0,456 Valid 4 0,616 0,456 Valid 5 0,485 0,456 Valid 6 0,450 0,456 Tidak Valid 7 0,786 0,456 Valid 8 0,562 0,456 Valid 9 0,764 0,456 Valid 10 0,651 0,456 Valid 11 0,419 0,456 Tidak Valid 12 0,492 0,456 Valid 13 0,678 0,456 Valid 14 0,379 0,456 Tidak Valid `15 0,751 0,456 Valid 16 0,785 0,456 Valid 17 0,583 0,456 Valid 18 0,766 0,456 Valid 19 0,321 0,456 Tidak Valid 20 0,507 0,456 Valid Berdasarkan hasil pengujian validitas angket tentang interaksi teman sebaya dengan menggunakan SPSS versi 17 forwindows diperoleh 5 item pertanyaan yang tidak valid adalah nomor 1,6,11,14,19, sedangkan item yang valid sebanyak 15 item pertanyaan yaitu 2,3,4,5,7,8,9,10,12,13,15,16,17,18,20, dan 15 item yang valid dapat digunakan untuk pengumpulan data. c)
Reliabilitas Angket
40
Reliabilitas adalah ketetapan alat ukur atau instrumen penelitian. Untuk uji reliabilitas instrumen digunakan rumus alpha dari Cronbach, rumus alpha menurut SuharsimiArikunto (Lasna2013 : 40) 𝑟11 =
𝑘
∑𝑎 𝑏 ²
𝑘−1
𝑎1²
Keterangan : 𝑟11
= reliabilitas instrument
𝑘
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑𝑎𝑏 ²
= jumlah varians butir
𝑎1 ²
= varians total Untuk memutuskan instrumen tersebut reliabel atau tidak,
sehingga dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien yang diperoleh, maka dalam menentukan seberapa kuat hasil yang akan diperoleh dapat berpedoman dengan pendapat Sugiyono (Lasna 2013 : 41) F.
Teknik Analisis Data Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 255) “untuk menjawab rumusan masalah maka data penelitian ini menggunakan teknik atau korelasi product moment”. Buntuk hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah berbagai bentuksebagai berikut: Rumusnya :𝑟𝑥𝑦 =
N∑XY − ∑X ∑Y {(N∑𝑥 2 − ∑χ 2 (N∑𝑥 2 −(∑γ)²}
41
Keterangan : 𝑟𝑥𝑦
= angka indeks korelasi
∑χү = jumlah hasil kali skor X dan Y ∑χ
= jumlah skor interaksi teman sebaya
∑ү
= jumlah skor hasil belajar
∑χ² = jumlah kuadrat skor X ∑γ² = jumlah kuadrat skor Y N
= jumlah sampel
Kriteria validasi suatu pertanyaan dapat ditentukan jika : r hitung > r tabel, maka pertanyaan dapat diajukan dinyatakan valid r hitung
Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 0,200 – 0,399 0,400 – 0,599 0,600 – 0,799 0,800 – 1,000
Sangat rendah Rendah Cukup kuat Kuat Sangat kuat
42
BAB IV HASIL PENELITIAN A.
Deskripsi Data Hasil Penelitian Hasil penelitian memuat data-data tentang jawaban responden angket peserta didik. Pengumpulan data untuk angket diserahkan kepada peserta didik yang diisi oleh peserta didik tersebut. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa penelitian ini melibatkan 2 (dua) variabel yaitu variabel bebasnya (X) adalah Interaksi Teman Sebaya sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah Hasil Belajar Pkn.
1.
Data Tentang Interaksi teman Sebaya Untuk memperoleh data tentang interaksi teman sebaya, peneliti menyebarkan angket kepada responden yaitu peserta didik kelas X
di
SMAN-4 Palangka Raya tahun pelajaran 2014 yang berjumlah 182 orang. Skor tertinggi 70, dan skor terendah 65 berikut adalah data sebaran tentang interaksi teman sebaya :
42
43
Tabel 8 Data Hasil Penyebaran Angket Interaksi Teman Sebaya No
Kode Responden
Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 19 30 31 32 33 34 35 36 37
01 02 03 04 05 06 07 08 09 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 019 030 031 032 033 034 035 036 037
69 68 66 68 68 71 73 70 70 69 72 69 72 71 68 72 71 72 70 70 69 75 72 72 70 60 71 72 70 70 69 70 72 72 70 60 71
44
No 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
Kode Responden 038 039 040 041 042 043 044 045 046 047 048 049 050 051 052 053 054 055 056 057 058 059 060 061 062 063 064 065 066 067 068 069 070 071 072 073 074 075 076 077 078 079 080
Skor 72 73 70 69 75 72 72 70 60 71 72 73 69 75 72 72 70 60 71 72 73 70 69 75 72 72 70 60 71 72 73 70 69 75 72 72 70 60 69 68 73 70 69
45
No 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123
Kode Responden 081 082 083 084 085 086 087 088 089 090 091 092 093 094 095 096 097 098 099 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123
Skor 75 72 72 70 60 71 72 73 70 69 75 72 72 70 60 69 68 73 70 68 66 68 68 71 73 70 70 69 72 69 72 71 68 72 71 72 73 70 69 75 72 69 68
46
No 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166
Kode Responden 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166
Skor 66 68 68 71 73 70 70 69 72 69 72 71 68 72 71 72 73 70 69 75 72 69 68 66 68 68 71 73 70 70 69 72 69 72 71 68 72 71 71 73 70 69 75
47
No 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182
Kode Responden 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182
Skor 71 69 68 66 68 68 71 73 70 70 69 72 69 66 68 70
Berdasarkan tabel di atas diperoleh skor terendah 60 dan skor tertinggi 75 dengan rerata nilai (Mi) sebesar 67,5 dan standar deviasional ideal (SDi) sebesar 2,5. (selengkapnya dapat di lihat dalam tabel distribusi frekuensi pada lampiran) Tabel 9 Kategorisasi angket interaksi teman sebaya Interval Skor F Presentase (XI + SDI) Keatas ˃ 70 86 47 % (XI + SDI) s.d (XI + SDI) 65 s.d 70 81 44 % (XI - SDI) Kebawah ˂ 65 15 9% 182 100 %
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Tergambar dalam tabel di atas interaksi teman sebaya dengan kategori tertinggi sebesar 9 % , interaksi teman sebaya dengan kategori sedang sebesar 44 %, interaksi teman sebaya dengan kategori kategori terendah sebesar 47 %. Artinya secara keseluruhan interaksi teman sebaya rata-rata memiliki interaksi teman sebaya tinggi hal ini dapat di lihat berdasarkan data di atas dimana 47 % peserta didik termasuk dalam kategori tinggi.
48
2.
Data tentang hasil belajar Pkn Untuk memperoleh data tentang hasil belajar pkn yaitu peneliti menggunakan tes pada peserta didik kelas X SMAN-4 Palangka Raya tahun pelajaran 2014 yang berjumlah 182 orang berikut adalah data tentang hasil belajar Pkn peserta didik. Tabel 10 Data hasil belajar Pkn peserta didik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Hasil Belajar 60 65 65 65 70 70 75 65 75 70 60 65 70 75 65 70 70 75 60 60 65 60 60 60 65 65 70
49
No 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
Hasil Belajar 70 75 75 65 65 60 70 70 60 65 70 70 75 65 65 75 70 70 75 65 60 60 65 60 60 75 70 65 65 60 70 60 65 75 75 75 70
50
No 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102
Hasil Belajar 75 75 75 70 70 65 65 60 65 70 75 75 60 65 65 65 65 75 70 60 65 65 75 70 70 70 70 75 65 60 75 65 65 60 60 65 70
51
No 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139
Hasil Belajar 75 75 65 65 60 70 70 70 65 65 65 70 75 75 60 75 75 75 60 60 70 65 75 75 75 75 65 65 65 70 70 75 60 75 65 75 75
52
No 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176
Hasil Belajar 65 70 65 60 75 70 65 60 65 65 75 70 75 65 60 75 75 60 75 70 70 75 75 65 65 65 70 60 65 75 80 75 65 75 70 75 65
53
Hasil Belajar 65 70 60 80 75 70
No 177 178 179 180 181 182
Berdasarkan tabel di atas diperoleh skor terendah 60 dan skor tertinggi 75 dengan rerata nilai (Mi) sebesar 67,5 dan standar deviasional ideal (SDi) sebesar 2,5. (selengkapnya dapat di lihat dalam tabel distribusi frekuensi pada lampiran). Tabel 11 Kategorisasi hasil belajar Pkn Interval (XI + SDI) Keatas (XI + SDI) s.d (XI + SDI) (XI - SDI) Kebawah
Skor ˃74 67 s.d 74 ˂ 60
F 85 65 32 182
Presentase 47 % 36 % 17 % 100 %
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Tergambar dalam tabel di atas 47 % hasil belajar Pkn peserta didik masuk kategori tinngi, hasil belajar Pkn peserta didik masuk dalam kategori sedang sebesar 36 % dan hasil belajar Pkn peserta didik masuk dalam kategori rendah sebesar 17 %. Artinya secara keseluruhan hasil belajar pkn peserta didik memiliki hasil belajar pkn tinggi hal ini dapat di lihat berdasarkan data di atas dimana 47 % peserta didik termasuk dalam kategori tinggi.
54
B.
Pengujian Hipotesis Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka penelitian terlebih dahulu dinyatakan kedalam bentuk hipotesis statistik sebagai berikut : Ho
= Tidak ada hubungan interaksi teman sebaya dengan hasil belajar Pkn peserta didik SMAN-4 Palangka Raya
Ha
= Ada hubungan interaksi teman sebaya dengan hasil belajar Pkn peserta didik SMAN-4 Palangka Raya Tabel 12 Pengujian Hipotesis
No
X
Y
X2
Y2
XY
1 2
69
60 65 65 65 70 70 75 65 75 70 60 65 70 75 65 70 70 75 60 60 65 60 60
4761 4624
3600 4225
4140 4420
4356 4624 4624 5041 5329 4900 4900 4761 5184 4761 5184 5041 4624 5184 5041 5184 5329 4900 4761 4900 5184
4225 4225 4900 4900 5625 4225 5625 4900 3600 4225 4900 5625 4225 4900 4900 5625 3600 3600 4225 3600 3600
4290 4420 4760 4970 5475 4550 5250 4830 4320 4485 5040 5325 4420 5040 4970 5400 4380 4200 4485 4200 4320
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
68 66 68 68 71 73 70 70 69 72 69 72 71 68 72 71 72 73 70 69 70 72
55
No 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 56 58 59 60 61
X 72 70 60 71 72 70 70 69 70 72 72 70 60 71 72 70 70 69 70 72 72 70 60 71 72 70 69 70 72 72 70 60 71 72 70 70 69 70
Y 60 65 65 70 70 75 75 65 65 60 70 70 60 65 70 70 75 65 65 75 70 70 75 65 60 60 65 60 60 75 70 65 65 60 70 60 65 75
X2 5184 4900 3600 5041 5184 4900 4900 4761 4900 5184 5184 4900 3600 5041 5184 4900 4900 4761 4900 5184 5184 4900 3600 5041 5184 4900 4761 4900 5184 5184 4900 3600 5041 5184 4900 4900 4761 4900
Y2 3600 4225 4225 4900 4900 5625 5625 4225 4225 3600 4900 4900 3600 4225 4900 4900 5625 4225 4225 5625 4900 4900 5625 4225 3600 3600 4225 3600 3600 5625 4900 4225 4225 3600 4900 3600 4225 5625
XY 4320 4550 3900 4970 5040 5250 5250 4485 4550 4320 5040 4900 3600 4615 5040 4900 5250 4485 4550 5400 5040 4900 4500 4615 4320 4200 4485 4200 4320 5400 4900 3900 4615 4320 4900 4200 4485 5250
56
No
X
62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
72 72 70 60 71 72 70 70 69 70 72 72 70 60 69 68 71 70 69 70 72 72 70 60 71 72 70 70 69 70 72 72 70 60 69 68 71 68
Y 75 75 70 75 75 75 70 70 65 65 60 65 70 75 75 60 65 65 65 65 75 70 60 65 65 75 70 70 70 70 75 65 60 75 65 65 60 60
X2 5184 5184 4900 3600 5041 5184 4900 4900 4761 4900 5184 5184 4900 3600 4761 4624 5041 4900 4761 4900 5184 5184 4900 3600 5041 5184 4900 4900 4761 4900 5184 5184 4900 3600 4761 4624 5041 4624
Y2 5625 5625 4900 5625 5625 5625 4900 4900 4225 4225 3600 4225 4900 5625 5625 3600 4225 4225 4225 4225 5625 4900 3600 4225 4225 5625 4900 4900 4900 4900 5625 4225 3600 5625 4225 4225 3600 3600
XY 5400 5400 4900 4500 5325 5400 4900 4900 4485 4550 4320 4680 4900 4500 5175 4080 4615 4550 4485 4550 5400 5040 4200 3900 4615 5400 4900 4900 4830 4900 5400 4680 4200 4500 4485 4420 4260 4080
57
No
X
101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138
66 68 68 71 70 70 70 69 72 69 72 71 68 72 71 72 70 70 69 70 72 69 68 66 68 68 71 70 70 70 69 72 69 72 71 68 72 71
Y 65 70 75 75 65 65 60 70 70 70 65 65 65 70 75 75 60 75 75 75 60 60 70 65 75 75 75 75 65 65 65 70 70 75 60 75 65 75
X2 4356 4624 4624 5041 4900 4900 4900 4761 5184 4761 5184 5041 4624 5184 5041 5184 4900 4900 4761 4900 5184 4761 4624 4356 4624 4624 5041 4900 4900 4900 4761 5184 4761 5184 5041 4624 5184 5041
Y2 4225 4900 5625 5625 4225 4225 3600 4900 4900 4900 4225 4225 4225 4900 5625 5625 3600 5625 5625 5625 3600 3600 4900 4225 5625 5626 5625 5625 4225 4225 4225 4900 4900 5625 3600 5625 4225 5625
XY 4290 4760 5100 5325 4550 4550 4200 4830 5040 4830 4680 4615 4420 5040 5325 5400 4200 5250 5175 5250 4320 4140 4760 4290 5100 5100 5325 5250 4550 4550 4485 5040 4830 5400 4260 5100 4680 5325
58
No
X
139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176
72 70 70 69 70 72 69 68 66 68 68 71 70 70 70 69 72 69 72 71 68 72 71 71 71 70 69 72 69 72 71 68 72 71 71 70 70 69
Y 75 65 70 65 60 75 70 65 60 65 65 75 70 75 65 60 75 75 60 75 70 70 75 75 65 65 65 70 60 65 75 80 75 65 75 70 75 75
X2 5184 4900 4900 4761 4900 5184 4761 4624 4356 4624 4624 5041 4900 4900 4900 4761 5184 4761 5184 5041 4624 5184 5041 5041 5041 4900 4761 5184 4761 5184 5041 4624 5184 5041 5041 4900 4900 4761
Y2 5625 4225 4900 4225 3600 5625 4900 4225 3600 4225 4225 5625 4900 5625 4225 3600 5625 5625 3600 5625 4900 4900 5625 5625 4225 4225 4225 4900 3600 4225 5625 6400 5625 4225 5625 4900 5625 5626
XY 5400 4550 4900 4485 4200 5400 4830 4420 3960 4420 4420 5325 4900 5250 4550 4140 5400 5175 4320 5325 4760 5040 5325 5325 4615 4550 4485 5040 4140 4680 5325 5440 5400 4615 5325 4900 5250 5175
59
No 177 178 179 180 181 182
X 70
Y 65 70 60 80 75 70 12355
71 69 68 68 68 12616
X2 4900 5041 4761 4624 4624 4624 880522
Y2 4225 4900 3600 6400 5625 4900 848826
XY 4550 4970 4140 5440 5100 4760 861255
Dari data di atas, diperoleh hasil sebagai berikut : N
= 182
∑XY = 861255
∑X
= 12616
∑X2
= 880522
∑Y
= 12355
∑Y2
= 848826
Dilanjutkan memasukan nilai yang diperoleh disebut kedalam rumus Colerasi Product Memont sebagai berikut : rxy
=
rxy
=
( X
N XY ( X )( Y ) 2
( X 2 ) N Y 2 ( Y 2 )
182.861255 (12616)(12355)
(182.880522) (12616) (182.848826) (12355) 2
=
=
=
=
2
156748410 155870680 1610255004 159163456154486332 152646025 877730 1091548.1840307
877730 2008783412 877730 141731557
= 0,061
60
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh korelasi rhitung 0,061 ˂ rtabel 0,159 (Ho) ditolak pada sampel penelitian. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan interaksi teman sebaya dengan hasil belajar Pkn peserta didik SMAN-4 Palangka Raya. C.
Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini telah menolak hipotesis (Ho) diperoleh kolerasi rxy = 0,061 yang berarti tidak terdapat hubungan interaksi teman sebaya dengan hasil belajar Pkn peserta didik SMAN-4 Palangka Raya dengan menggunakan uji korelasi product moment. Dengan demikian, hasil ini telah menolak Ho dan menerima Ha. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan interaksi teman sebaya dengan hasil belajar Pkn peserta didik SMAN-4 Palangka Raya. Hasil penelitian ini menunjukkan kesamaan dengan hasil penelitian terdahulu, menurut Risna (2013), tentang hubungan interaksi teman sebaya dan minat belajar dengan hasil belajar IPS pada peserta didik kelas IV-6 Panarung Palangka Raya tahun pelajaran 2012/2013. Palangka Raya : FKIP UMP, menyebutkan bahwa “terdapat hubungan hubungan interaksi teman sebaya dengan hasil belajar rxly = 0.499. Kristin (2013) tentang interaksi teman sebaya dalam belajar dengan motivasi belajar peserta didik kelas V SDN-9 Menteng Palangka Raya tahun pelajaran 2012/2013. Palangka Raya : FKIP UMP,menyebutkan bahwa “terdapat hubungan hubungan interaksi teman sebaya dengan motivasi belajar rxy= 0,38.
61
Berdasarkan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan peneliti sekarang untuk mengetahui penelitian tersebut memperkuat atau melemah variabel yang diteliti, sehingga perlu didatakan penelitian terdahulu sebagai perbandingan hasil analisis penelitian sekarang. Jadi, hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian orang terdahulu tentang hubungan interaksi teman sebaya dengan hasil belajar Pkn.
62
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan interaksi teman sebaya dengan hasil belajar Pkn peserta didik SMAN-4 Palangka Raya, yaitu dengan indeks korelasi rxy = 0,061.
B.
Saran 1.
Saran Teoretis Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya dan dijadikan sumbangan dalam dunia pendidikan mengenai masalah tentang interaksi teman sebaya dengan hasil belajar Pkn.
2.
Saran Praktis a.
Bagi kepala sekolah, acuan untuk melakukan suvervisi terhadap pendidikan
yang
diberikan
pendidik
pada
saat
proses
pembelajaran. b.
Bagi guru, agar guru lebih memperhatikan peserta didik pada saat proses belajar mengajar dan terlebih pada saat waktu istirahat untuk memperhatikan interaksi peserta didik dengan teman-teman sebayanya.
62